• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Perlaku SADARI di Wilayah Kerja Puskesmas Manyaran Kabupaten Wonogiri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Perlaku SADARI di Wilayah Kerja Puskesmas Manyaran Kabupaten Wonogiri."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kanker payudara (carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari Parenchyma. Kanker payudara merupakan suatu

penyakit dimana sel-sel ganas terbentuk pada jaringan payudara (Greenberg, 2007).

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak

menyerang perempuan. Menurut American Cancer Society (2014) , prevalensi kejadian kanker payudara di dunia mencapai 62.570 kasus dan angka kematian

mencapai 40.000 perempuan.

Dari tahun ke tahun angka kejadian kanker payudara terus meningkat di

dunia. Kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim pada

wanita di Indonesia. Berdasarkan International Agency for Reseach on Cancer

(IARC), 2012, insidens kanker payudara di Indonesia adalah sebesar 40 per

100.000 penduduk perempuan.

Untuk kasus kanker payudara di Kabupaten Semarang yang ditemukan di

seluruh Rumah Sakit di Kabupaten Semarang antara lain :

Tabel. 1. Kasus kanker payudara di Kabupaten Semarang tahun 2011

No Nama Rumah Sakit Jumlah Kasus

1 RSU Ambarawa 146

17 Puskesmas Banyubiru 1

(2)

Dari kasus kanker payudara yang terus meningkat tersebut deteksi dini kanker

payudara sangat diutamakan, karena harapan kesembuhan dapat dicapai bila kanker

masih dalam stadium awal atau dini. Pencegahan kanker payudara dengan pola

hidup yang sehat juga tidak kalah penting, karena bila telah terjadi kanker, semakin

besar biaya yang dibutuhkan untuk penyembuhan. Sebaliknya, semakin dini

terdeteksi maka semakin kecil biaya yang dikeluarkan. Selain dari segi biaya

pemeriksaan deteksi dini juga memberikan keuntungan, karena semakin dini

terdeteksi maka semakin tinggi kesembuhan dan penderita dapat diatasi tuntas

dengan tindakan pembedahan (Maulani, 2009).

Menurut Nisman (2011) bahwa deteksi dini dapat meningkatkan angka

penyembuhan pasien kanker payudara dan langkah awal yang sangat penting untuk

mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat

mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut. Hampir 85%

gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan

dengan benar.

Pemeriksaan payudara sendiri atau disebut dengan SADARI merupakan

suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya benjolan pada

payudara. SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan

payudara dan sangat mudah dilakukan oleh setiap perempuan. Jika SADARI

dilakukan secara rutin, seorang perempuan akan dapat menemukan benjolan pada

stadium dini. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebasar 25-30%, Dan

akan menambah harapan hidup penderita kanker payudara. Angka harapan hidup

selama 10 tahun untuk penemuan kanker pada stadium I sebesar 70%-80%, stadium

II 43%, stadium III kurang dari 11,2%, dan stadium IV 0% (Maryanti, 2009 ;

Indira, 2010).

Menurut Mubarak (2012) walaupun ada peningkatan kewaspadaan terhadap

kanker payudara, hanya sebagian kecil saja yang melakukan SADARI secara

teratur. perempuan yang ingin melakukan SADARI merasa bahwa menemukan

benjolan oleh diri sendiri menyebabkan kecemasan yang berlebihan, sehingga

mereka memilih untuk tidak melakukan SADARI. Hambatan-hambatan dalam

perilaku SADARI adalah rendahnya kewaspadaan wanita terhadap kanker

(3)

operasi, percaya dukun atau paranormal, malu, dan menganggap meraba payudara

milik sendiri adalah hal yang tabu. Sehingga perlu adanya dukungan dari orang

yang ada disekitarnya untuk perilaku SADARI.

Burton et al (2014) mengatakan bahwa perempuan dalam proses pengobatan

atau penyembuhan membutuhkan informasi dan dukungan dari orang-orang yang

ada disekitarnya. Karena dalam proses pengobatan merasa orang yang di sekitarnya

memberikan rasa empati, perhatian dengan keadaanya, sehingga lebih yakin untuk

sembuh.

Dukungan sosial menjadi hal yang diduga dapat mempengaruhi perubahan

perilaku kesehatan. Orang yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi maka

akan banyak mendapatkan dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan

informatif dari orang lain. Dukungan sosial dapat dipenuhi dari suami, orang tua,

tenaga kesehatan, dan sahabat dekat (Susilo, 2011)

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2014

di desa Pagutan dusun Tawang Rejo, bahwa ada 5 orang yang belum paham

pengertian, cara, manfaat, tujuan periksa payudara sendiri (SADARI) karena

pelayanan kesehatan di desa tersebut sudah lama memberikan pendidikan kesehatan

tentang SADARI. Sebagian orang mengatakan sering lupa menjalankannya karena

tidak ada yang mengingatkan. Di desa tersebut terdapat 1 orang meninggal dunia

akibat kanker payudara. Dan orang yang meninggal dunia tersebut sebelumnya

tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Philips dan Janusek (2014)

bahwa adanya faktor-faktor seperti agama, dukungan sosial, persepsi tentang

kesehatan dapat mempengaruhi wanita Amerika Afrika untuk mau melakukan

program skrining kanker payudara (SADARI).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Septiani (2013) dengan

judul faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku SADARI terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dengan perilaku SADARI.

Dengan analisis hubungan antara dukungan orang tua dengan perilaku SADARI

menunjukkan (76,3%) responden yang mendapatkan dukungan orang tua yang baik

(4)

responden yang tidak mendapatkan dukungan orang tua yang baik memiliki

perilaku SADARI yang negatif.

Penelitian tentang dukungan sosial terhadap perilaku SADARI masih rendah maka peneliti mengambil judul “Hubungan dukungan sosial (Dukungan suami, dukungan orang tua, dukungan tenaga kesehatan (Bidan), dukungan sahabat dekat)

terhadap perilaku SADARI di wilayah kerja puskesmas Manyaran kabupaten

Wonogiri.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan dukungan sosial (Dukungan suami, dukungan orang tua,

dukungan tenaga kesehatan (Bidan), dukungan sahabat dekat) terhadap perilaku

SADARI di wilayah kerja puskesmas Manyaran Kabupaten Wonogiri ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial (dukungan suami, dukungan

orang tua, dukungan tenaga kesehatan (Bidan), dukungan sahabat dekat)

terhadap perilaku SADARI di wilayah kerja puskesmas Manyaran Kabupaten

Wonogiri.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui dukungan SADARI dari suami

b) Untuk mengetahui dukungan SADARI dari orang tua

c) Untuk mengetahui dukungan SADARI dari tenaga kesehatan (Bidan)

d) Untuk mengetahui dukungan SADARI dari sahabat dekat

e) Untuk mengetahui perilaku SADARI pada wanita usia subur (WUS)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan ilmu kesehatan

tentang lingkup kesehatan reproduksi khusunya kesehatan pada wanita.

2. Bagi Pengguna

a. Bagi WUS (Wanita Usia Subur)

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan

(5)

b. Bagi Masyarakat Manyaran Kabupaten Wonogiri.

Sebagai masukan mengenai pentingnya dukungan sosial dalam melakukan

perilaku sehat.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan

khususnya dalam pelayanan yang berkaitan dengan promosi kesehatan harus

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian sequence diagram pendaftaran anggota, pada proses ini hanya dapat dilaku- kan oleh Pemasaran, setelah anggota baru me- ngisi formulir yang telah

Salah satu kebahagian dalam menjalin rumah tangga adalah keharmonisan dan hubungan yang intim dengan pasangan, tidak bisa dipungkiri lagi masalah hubungan intim atau seks menjadi

Demokrasi merupakan salah satu topik yang mendapat tempat dalam ilmu hubungan internasional karena proses demokratisasi sangat memakan waktu panjang, dan ini

Hal ini didukung dari hasil penelitian oleh Hidayah (2013) yang berjudul "Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Kecerdasan Emosional Anak Usia Prasekolah (4-6 Tahun) Di

Tahap – tahap tersebut meliputi akusisi citra, deteksi objek, deteksi tepi menggunakan operator Canny edge , deteksi garis menggunakan metode Hough line transform

Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2010) menunjukkan bahwa prevalensi balita gizi kurang (balita yang mempunyai berat badan kurang) secara nasional adalah sebesar 17.9

RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2013 KECAMATAN BINJAI KOTA.

[r]