• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Populasi dan Sampel Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Populasi dan Sampel Penelitian"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

diperoleh di lapangan. Pembahasan diawali dengan menjelaskan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan data, deskripsi data penelitian, analisis data, dan dilanjutkan dengan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

A. Gambaran Populasi dan Sampel Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang yang masih aktif. Jumlah subjek penelitian ini adalah 94 mahasiswa yang terdiri dari beberapa semester laki-laki dan perempuan yang masih aktif kuliah. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Sampel Penelitian

No Semester Populasi Sampel Jumlah

Sampel 13 0 47 01. II 130 Sampel =x x 94 = 26 26 Orang 115 47 02. IV 115 Sampel = x 94 = 23 23 Orang 1 00 47 03. VI 100 Sampel =x 94 = 20 20 Orang 9 5 47 04.

VIII 95 Sampel = x 94 = 19 19 Orang 3 0 47 05. X dan XII 30 Sampel = x 94 = 6 6 Orang Jumlah 94 Orang Sumber : Hasil Pengambilan Sampel

(2)

B. Pelaksanaan Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin kampus UIN Imam Bonjol Padang, Jalan Mahmud Yunus Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji Kota Padang Sumatera Barat. 2. Waktu Penelitian

Aktifitas penelitian ini secara keseluruhan dilakukan pada bulan April 2017 sampai dengan Agustus 2017.

Tabel 4.2 Kegiatan Penelitian No Tahapan Kegiatan April 2017 Mei 2017 Juni 2017 Juli’17 Agustus 2017 1 Persiapan 2 Observasi 3 Skala 4 Analisis Data 5 Penyusun an Laporan

3. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin UIN Imam

(3)

Bonjol Padang semester II- XII yang diacak berdasarkan teknik simple random sampling berdasarkan semester.

Penelitian dilakukan sendiri oleh penulis dengan membagikan skala penelitian, yaitu skala persepsi kreativitas mengajar dosen dan skala kejenuhan belajar.

4. Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan dua skala yaitu skala persepsi kreativitas mengajar dosen yang terdiri dari 26 aitem pernyataan, pada setiap pernyataan terdapat lembar identitas, kolom jawaban, dan cara pengisiannya. Dan skala kejenuhan belajar dengan 31 aitem pernyataan, pada setiap pernyataan terdapat lembar identitas, kolom jawaban, dan cara pengisiannya pada skal yang disediakan oleh penulis.

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian digunakan untuk membuat kategorisasi variabel dengan menggolongkan subjek dalam dua kategori yaitu sangat tinggi dan tinggi. Menurut Azwar (2005), skor skala sebagai hasil ukur berupa angka (kuantitatif) maka skor memerlukan suatu norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Berdasarkan tujuan tersebut maka peneliti menetapkan suatu kategorisasi.

(4)

1. Kategorisasi Persepsi Kreatifitas Mengajar Dosen Tabel 4.3

Kategorisasi Skala Persepsi Kreativitas Mengajar Dosen

No Skor Kategorisasi Jumlah Persentase

(%)

1 58-72 Negatif 40 Orang 43

2 72-76 Positif 54 Orang 57

Total 94 Orang 100

Sumber : Data Penelitian

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa didapatkan 94 subjek yang diteliti, sebanyak 40 orang atau 43% mempersepsikan negatif kreativitas mengajar dosen yang berarti dosen tidak kreatif dalam mengajar, dan 54 orang atau 57% mempersepsikan positif kreativitas mengajar dosen yang berarti dosen memiliki kreativitas mengajar yang baik. Besar persentase persepsi kreativitas mengajar dosen pada tabel tersebut , diketahui kreativitas mengajar dosen berdasarkan persepsi mahasiswa Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang adalah positif yang berarti dosen memiliki kreativitas mengajar yang baik.

(5)

2. Kategorisasi Kejenuhan Belajar Tabel 4.4

Kategorisasi Skala Kejenuhan Belajar

No Skor Kategorisas i Jumlah Persentase (%) 1 37-72 Rendah 50 Orang 53 2 73-110 Tinggi 44 Orang 47 Total 94 Orang 100 Sumber : Data Penelitian

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa didapatkan 94 subjek yang diteliti, sebanyak 50 orang atau 53% memiliki kejenuhan belajar yang kategorisasinya rendah, berarti mahasiswa menganggap dosen memiliki kreativitas mengajar yang bagus sehingga tidak merasa bosan atau jenuh dalam belajar, dan 44 orang atau 47% memiliki kejenuhan belajar yang kategorisasinya tinggi. Dapat disimpulkan mahasiswa Psikologi Islam memiliki tingkat kejenuhan belajar yang rendah.

D. Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas

Uji normalitas data merupakan syarat pokok dalam analisis data parametik seperti korelasi, karena data-data yang akan dianalisis parametik harus terdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui

(6)

apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak. Distribusi yang normal menyatakan bahwa subjek penelitian tergolong representatif atau dapat mewakili populasi yang ada, sebaliknya apabila sebaran tidak normal, maka dapat disimpulkan bahwa subjek tidak representatif atau tidak mewakili populasi yang ada. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kalmogorov Smirnov, dapat dinyatakan terdistribusi normal jika signifikansi (P) besar dari 0.05 (P>0,05) (Priyatno, 2012:151). Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 20.0 for windows, maka diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut.

Tabel 4.5

Uji Normalitas Skala Persepsi Kreativitas Mengajar Dosen dan Kejenuhan Belajar

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statisti c Df Sig. Statisti c Df Sig. Persepsi kreativitas (x) ,099 94 ,023 ,976 94 ,084 Kejenuhan belajar (y) ,074 94 ,200* ,977 94 ,102

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Data SPSS 20.0 for windows

Untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dari tabel One-Sample Kolmogorov Smirnov Test pada tabel di atas. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai signifikansi > 0,05 maka data terdistribusi normal. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai

(7)

signifikansi (Asymptotic Significance 2-tailed) untuk persepsi kreativitas mengajar dosen adalah 0,23 dan kejenuhan belajar adalah 0,200 Signifikansi untuk variabel persepsi kreativitas mengajar dosen lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal dan untuk signifikansi kejenuhan belajar juga lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data skala persepsi kreativitas mengajar dosen dan kejenuhan belajar juga berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Tabel 4.6

Uji Liniearitas Skala Persepsi kreativitas Mengajar Dosen dengan Skala Kejenuhan Belajar

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. kejenuhan_ belajar (y) * persepsi_kreativitas (x) Betwe en Groups (Combin ed) 5477,76 6 29 188,88 8 1,78 1 ,028 Linearity 689,041 1 689,04 1 6,49 7 ,013 Deviation from Linearity 4788,72 5 28 171,02 6 1,61 3 ,059 Within Groups 6787,60 7 64 106,05 6 Total 12265,3 72 93

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pada output ANOVA Table, dapat diketahui bahwa signifikansi pada liniearitas sebesar 0,013 karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,013 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel persepsi kreativitas mengajar dosen dengan

(8)

kejenuhan belajar mahasiswa terdapat hubungan yang linear maka asumsi linearitas terpenuhi. Hal ini dibuktikan dengan koefisien signifikansi linieritas 0,013 < 0,005 yang berarti hubungan diterima.

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis maka digunakan analisis korelasi Pearson untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan persepsi kreativitas mengajar dosen dengan kejenuhan belajar. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Analisis Pearson Correlations

Persepsi kreativitas (x) Kejenuhan belajar (y) Persepsi kreativitas(x) Pearson Correlation 1 -,237* Sig. (2-tailed) ,021 Sum of Squares and Cross-products 4765,319 -1812,043 Covariance 51,240 -19,484 N 94 94 Kejenuhan belajar (y) Pearson Correlation -,237* 1 Sig. (2-tailed) ,021 Sum of Squares and Cross-products -1812,043 12265,372 Covariance -19,484 131,886 N 94 94

(9)

Hasil analisis pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien pearson correlation persepsi kreativitas mengajar dosen dengan kejenuhan belajar sebesar -0,237 (p < 0,05) yang berarti bahwa adanya hubungan negatif antara persepsi kreativitas mengajar dosen dengan kejenuhan belajar pada mahasiswa Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang.

Apabila kejenuhan belajar mahasiswa tinggi maka persepsi kreativitas mengajar dosen negatif yang berarti dosen tidak memiliki kreativitas yang baik dalam mengajar, dan jika kejenuhan belajar mahasiswa rendah maka persepsi kreativitas mengajar dosen positif yang berarti dosen memiliki kreativitas mengajar yang baik. Korelasi negatif menunjukkan semakin tinggi nilai suatu variabel, semakin rendah nilai variabel yang lain. Arah hubungan tersebut bersifat bertolak belakang. (Periantalo, 2016:188)

E. Pembahasan

Positif atau negatif kreativitas mengajar dosen dapat dilihat melalui tinggi rendahnya skor yang diperoleh pada skala persepsi kreativitas mengajar dosen. Semakin tinggi skor yang diperoleh mahasiswa maka mahasiswa mempersepsikan positif kreativitas mengajar dosen. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh mahasiswa pada skala persepsi kreativitas mengajar dosen maka semakin negatif pula penilaian kreativitas mengajar dosen yang dilihat dari persepsi mahasiswa .

Diketahui bahwa dari 94 subjek yang diteliti, sebanyak 40 orang atau 43% mempersepsikan negatif kreativitas mengajar dosen yang berarti dosen

(10)

tidak kreatif dalam mengajar, dan 54 orang atau 57% mempersepsikan positif kreativitas mengajar dosen yang berarti dosen memiliki kreativitas mengajar yang tinggi yang terlihat berdasarkan aspek-aspek persepsi yaitu aspek kognitif mahasiswa percaya terhadap metode dan kreativitas mengajar dosen, aspek afektif mahasiswa mendukung dan merasa memihak dengan metode yang diajarkan dosen dan aspek konatif mahasiswa berprilaku positif dengan apa yang diajarkan dosen. Besar persentase persepsi kreativitas mengajar dosen berdasarkan analisa data tersebut, diketahui kreativitas mengajar dosen berdasarkan persepsi mahasiswa Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang adalah positif yang berarti dosen memiliki kreativitas mengajar yang baik.

Selanjutnya, tinggi rendahnya kejenuhan belajar dapat dilihat melalui tinggi rendahnya skor yang diperoleh pada skala kejenuhan belajar. Semakin tinggi skor yang diperoleh mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat kejenuhan belajar. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh mahasiswa pada skala kejenuhan belajar maka semakin rendah pula kejenuhan belajar.

Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa dari 94 subjek yang diteliti, sebanyak 50 orang atau 53% memiliki kejenuhan belajar yang kategorisasinya rendah, berarti mahasiswa menganggap dosen memiliki kreativitas mengajar yang tinggi sehingga tidak merasa bosan atau jenuh dalam belajar, dan 44 orang atau 47% memiliki kejenuhan belajar yang kategorisasinya tinggi. Dapat disimpulkan mahasiswa Psikologi Islam

(11)

memiliki tingkat kejenuhan belajar yang rendah, karena dari faktor –faktor kejenuhan belajar yang membuat mahasiswa jenuh disebabkan faktor insternal yaitu faktor dalam diri sendiri .

Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti (Walgito, 2003:54). Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan (Davidoff, 1981 dalam Walgito, 2003:54). Sedangkan mengajar untuk kreativitas berkaitan dengan penggunaan bentuk-bentuk pembelajaran yang ditunjukkan untuk mengembangkan para siswa agar memiliki kemampuan berfikir dan berprilaku kreatif. Adapun ayat yang berkaitan dengan penelitian ini adalah . Sebgaimana ayat Al-Quran menjelasakan :

Artinya: "(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung), ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam, dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat, dan mengharapkan rahmat Rabb-nya?. Katakanlah: 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui, dengan orang-orang yang tidak mengetahui'. Sesungguhnya orang yang berakal-lah yang dapat menerima pelajaran." – (QS.39:9)

Apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Yang dimaksud orang yang mengetahui atau orang berilmu dalam ayat tersebut adalah orang yang memanfaatkan atau mengamalkan ilmunya. Dalam perspektif seperti itu, sesungguhnya manusia secara potensial memiliki rasa ingin tahu (curiosity) dan kehendak mengaplikasikan pengetahuannya, yang kemudian berkembang seirama

(12)

dengan hukum perkembangannya. Gerakan perkembangan manusia secara psikologis dapat dilihat dalam dua arus yakni bersifat pengendalian konservatif terikat adat-istiadat serta tradisi yang meajamin kontinuitas, dan daya kreatif yang mempertanyakan pengalaman masa lalu dalam kerangka menghadapi tantangan pembaruan (Taufik, 2009:2)

Alat ukur yang penulis gunakan untuk melihat persepsi kreativitas mengajar dosen adalah skala psikologi yang penulis susun berdasarkan teori Davidoff. Persepsi kreativitas mengajar dosen bisa diteliti dari tiga hal, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses persepsi dimulai dari proses seseorang merespon stimulus yang dinamakan proses kognitif, kemudian stimulus atau informasi tersebut diteruskan ke alat indera yang selanjutnya di proses dengan komponen afektif dan psikomotorik (konatif). Dari hal itu maka muncul persepsi seseorang terhadap stimulus atau informasi. Mahasiswa mempersepsikan kreativitas mengajar dosen tinggi sehingga tingkat kejenuhan belajar mahasiswa rendah.

Menurut Reber, (dalam Syah, 2014 :162) secara harfiah, arti jenuh ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan dalam belajar, di samping mahasiswa sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif yaitu kejenuhan belajar.

Menurut Cross (dalam Syah, 2014:163) dalam bukunya The Psychology of Learning, keletihan mahasiswa dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yakni: 1) keletihan indera mahasiswa ; 2) keletihan fisik

(13)

mahasiswa ; 3) keletihan mental mahasiswa. Keletihan fisik dan keletihan indera dalam hal ini mata dan telinga pada umumnya dapat dikurangi dengan beristirahat yang cukup dan makanan yang bergizi agar menambah tenaga.

Faktor dari luar yang mempengaruhi kejenuhan adalah suasana yang tidak ideal, metode yang diberikan tidak variatif, proses belajar yang melampaui batas,dukungan keluarga dan kurang istirahat. Menurut (Syah, 2014:163) empat faktor penyebab keletihan mental mahasiswa adalah :

a. Karena kecemasan mahasiswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh keletihan itu sendiri.

b. Karena kecemasan mahasiswa terhadap standar/patokan keberhasilan bidang-bidang studi tertentu yang dianggap terlalu tinggi terutama ketika mahasiswa tersebut sudah merasa bosan mempelajari bidang tersebut.

c. Karena mahasiswa berada di tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan menuntut lebih banyak kerja intelek yang berat.

d. Karena mahasiswa mencapai konsep kinerja akademik yang optimum, sedangkan dia sendiri menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang dibuat sendiri.

Menurut Sayyid, Muhammad Nuh (dalam Ambarawi dan Nunung 2015:12), jenuh atau futur ialah suatu penyakit hati (rohani) yang efek minimalnya timbulnya rasa malas, lamban dan sikap santai dalam melakukan sesuatu amaliyah yang sebelumnya pernah dilakukan dengan penuh semangat

(14)

dan menggebu-gebu serta efek maksimalnya terputus sama sekali dari kegiatan amaliyah tersebut.

Dalam hadits juga disebutkan mengenai kejenuhan. Hadits ini bukan saja relevan, namun juga menunjukkan bukti ketinggian ajaran Islam. Rasulullah SAW. berbicara tentang kejenuhan dan memberikan rambu-rambu yang lurus.

Menceritakan pada kami Rauh, menceritakan pada kami Su`bah, mengabarkan kepadaku Husein, aku mendengar dari mujahid dari Abdillah bin Amr berkata:

Rasulullah SAW. Bersabda yang artinya :

Sesungguhnya setiap amal itu ada masa giatnya dan setiap giat itu ada masa jenuhnya (futur), maka barang siapa yang jenuhnya membawa kearah sunnah, maka dia mendapat petunjuk. Namun barang siapa yang jenuhnya membawa ke selain itu (selain sunnah Nabi SAW), maka dia binasa. HR. Al-Baihaqi (dalam Ambarawi dan Nunung 2015:12),

Hadits tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap kegiatan atau aktivitas yang kita lakukan pasti ada masa giat dan masa jenuhnya. Begitu juga dengan belajar yang giat, terus menerus dan berulang-ulang tanpa mengalami perubahan tentunya akan membuat seorang siswa menjadi malas, bosan, tertekan, jemu, lemah dan sebagainya.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Mayasari dkk di Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya dengan judul Pengaruh Pengajaran Dosen dengan Motivasi Belajar Berdasarkan hasil survey melalui penyebaran angket pada mahasiswa

(15)

angkatan 2007 sampai 2010 Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya mengenai persepsi terhadap dosen, terdapat 60% dari 90% mahasiswa menyatakan bahwa dosen yang menyajikan materi kuliah dengan cara menarik dan melibatkan mahasiswa akan mempengaruhi pelaksanaan pengajaran dosen yang bervariasi sehingga dapat membangkitkan motivasi mahasiswa dalam belajar. Dosen mempunyai peranan yang tidak dapat diabaikan dalam peningkatan output perguruan tinggi, baik dari aspek kuantitas maupun dari aspek kualitas. Selain itu materi dalam perkuliahan yang disajikan oleh dosen untuk dipahami mahasiswa diperlukan metode pengajaran yang tepat. Metode yang digunakan harus jelas sesuai dengan tujuan yang akan dicapai sehingga dengan adanya kompetensi dan efektivitas metode pengajaran yang dipersepsikan positif oleh mahasiswa akan mendukung prestasi akademik bahkan mengurangi tingkat kebosanan pada mahasiswa (Mayasari, dkk.2010: 3).

Penelitian selanjutnya yang pernah dilakukan oleh Sahulata tahun (2014) di Fakultas Teknik Universitas Manado dengan judul penelitian Kreativitas Dosen yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Dengan hasil penelitian terdapat pengaruhi kreativitas dosen dengan prestasi belajar dengan hasil penelitian nilai ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kreativitas dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa sebesar 49 % sedangkan 50,9% dipengaruhi oleh faktor lain (Sahulata, 2014:7)

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Tosiana, (2012) dengan judul Hubungan Persepsi Mahasiswa antara Mengajar Dosen Dengan Prestasi

(16)

Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Ditunjukkan dengan tingkat signifikansi hasil perhitungan antara cara mengajar dosen dengan prestasi belajat mahasiswa dengan ditemukan r tabel (0,303>0,138). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel yang sangat signifikan yang memiliki hubungan yang positif signifikan maka demikian uji hipotesis ini terbukti. jadi, semakin baik cara mengajar dosen, semakin baik pula prestasi belajar mahasiswanya. Tosiana, (2012:15)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi kreativitas mengajar dosen dengan kejenuhan belajar. Hal ini terbukti dari koefisien korelasi Pearson sebesar -0,237 dengan signifikansi 0,013 (0,013 < 0.05), sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi kreativitas mengajar dosen dengan kejenuhan belajar.

Gambar

Tabel 4.2 Kegiatan Penelitian No  Tahapan  Kegiatan  April 2017  Mei 2017 Juni 2017 Juli’17 Agustus2017 1 Persiapan 2 Observasi 3 Skala  4 Analisis Data  5 Penyusun an Laporan

Referensi

Dokumen terkait

Sampel yang dibuat terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok sampel resin akrilik self cure yang tidak direndam didalam air selama polimerisasi (Kelompok A) dan sampel resin

a) Fungsi informatif, yaitu organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Bermakna seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengembangkan strategi komunikasi pada

a) Kontrak kuliah dilakukan di awal kuliah, dengan cara kesediaan mengikuti aturan perkuliahan di FIB, sekaligus dosen yang bersangkutan mendapatkan jadwal kuliah yang

Lokasi yang hanya memiliki kelimpahan ikan Caesio cuning dengan ukuran kecil atau ikan muda di temukan di 6 lokasi yaitu Timur Pulau Pramuka, Utara Pulau Pramuka,

Apabila dikaitkan antara proyeksi pendapatan daerah dengan proyeksi belanja daerah Kabupaten Barru, maka jumlah pendapatan yang ada tidak mencukupi untuk mendanai

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1948, tentang pendaftaran dan pemberian izin kepemilikan senjata api pada Pasal 9 dinyatakan, bahwa setiap orang yang bukan anggota