• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP ACTUALRETURN, ABNORMAL RETURN, DAN AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE TAHUN 2011 -2015

Tumpal Manik, M.Si; Hj. Asmaul Husna, SE. Ak., MM., CA; Yuli Mariani

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau

Email : ulie.ririani@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pengumuman right issue terhadap reaksi pasar dengan menggunakan actual return, abnormal return, dan aktivitas volume perdagangan saham sebagai proksi variabel penelitian, penelitian ini dilakukan dengan melihat perbedaan yang terjadi pada variabel penelitian tersebut diatas pada periode sebelum-saat, saat-sesudah dan sebelum-sesudah pengumuman right issue. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Kriteria pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling, menghasilkan sampel sebanyak 13 perusahaan dengan jumlah 15 pengumuman right issue sepanjang periode pengamatan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode uji beda dua rata-rata ( paired-sample t-test). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan hasil : 1) tidak terdapat perbedaan rata-rata actual return pada periode saat, saat-setelah maupun periode sebelum-setelah pengumuman right issue, 2) tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada periode sebelum-saat, saat-setelah, maupun sebelum-setelah pengumuman right issue, dan 3) terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham pada periode sebelum-saat pengumuman dan sebelum-setelah pengumuman right issue, namun tidak terdapat perbedaan pada periode saat-setelah pengumuman righgt issue.

Kata kunci : Right Issue, Actual Return, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan Saham

(2)

PENDAHULUAN

Perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya akan melakukan beberapa hal guna mencapai tujuan-tujuan tertentu seperti ekspansi (pengembangan) usaha, pelunasan hutang jatuh tempo, dan tujuan lainnya, hal ini biasanya disebut sebagai corporate action. Right issue merupakan salah satu bentuk corporate action dimana perusahaan melakukan penawaran umum terbatas atas saham baru yang dikeluarkan perusahaan kepada pemegang saham lama, di Indonesia sendiri istilah ini lebih dikenal dengan HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu). Agar pemegang saham lama tertarik untuk membeli saham, maka perusahaan akan menawarkan saham baru itu dengan harga yang lebih murah dibanding harga pasar. Pemegang saham lama memiliki preemptive right atau hak untuk lebih dahulu membeli tambahan saham yang diterbitkan agar dapat mempertahankan proporsi kepemilikan mereka sehingga para pemegang saham bisa mempertahankan kekuasaan pengendalian mereka atas perusahaan (Kisworo, 2011).

Jika suatu pengumuman mempunyai kandungan informasi, diharapkan akan terjadi reaksi ketika pasar menerima pengumuman tersebut (Ratnawati dan Triyuwono, 2009). Pengumuman right issue mempengaruhi pengambilan keputusan investor dalam melakukan transaksi di pasar modal yang dapat menyebabkan pergerakan pasar (Dewi dan Putra, 2013). Pergerakan pasar dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas, reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return maupun abnormal return sebagai akibat perubahan harga (Mulatsih, 2009). Selain abnormal return, reaksi pasar juga dapat diukur dengan melihat pergerakkan aktivitas perdagangan saham di pasar modal dengan menggunakan volume perdagangan saham. Volume perdagangan merupakan salah satu indikator likuiditas saham. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa saham yang dianggap likuid adalah saham yang rutin dan banyak diperdagangkan di bursa (Catranti, 2009). Perubahan volume perdagangan saham mencerminkan keputusan investasi oleh investor sebab menunjukkan

(3)

aktivitas perdagangan saham di pasar modal. Umumnya dengan melakukan right issue akan meningkatkan jumlah saham yang beredar sehingga frekuensi perdagangan akan meningkat juga dan likuiditas saham pun meningkat (Dewi dan Putra, 2013).

Penelitian mengenai pengaruh pengumuman right issue telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam, seperti penelitian yang dilakukan Kithinji et al (2014), menunjukkan bukti bahwa pengumuman right issue tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi investor. Kisworo (2011), menunjukkan bukti bahwa tidak terdapat perbedaan expected return dan actual return saham sesudah pengumuman right issue, hal ini menunjukkan bahwa pengumuman right issue juga tidak memiliki kandungan informasi yang dapat meningkatkan expected return maupun actual return saham secara signifikan. Hartono (2009) menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap kinerja saham dan likuiditas saham di Bursa Efek Indonesia, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata return saham sebelum dan setelah pengumuman right issue. Return saham mengalami penurunan setelah pengumuman right issue. Kemudian, terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right issue yang mengalami penurunan setelah pengumuman, yang berarti kinerja saham mengalami penurunan dilihat dari rata-rata return saham dan abnormal return yang mengalami penurunan setelah pengumuman. Serta terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman right issue. Aktivitas volume perdagangan mengalami peningkatan setelah pengumuman right issue. Dengan begitu maka likuiditas saham mengalami peningkatan dilihat dari rata-rata aktivitas volume perdagangannya. Hal ini berarti bahwa pengumuman right issue mengandung informasi yang dapat mempengaruhi investor untuk melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat meningkatkan volume perdagangan secara signifikan. Dewi dan Putra (2013), menemukan tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue yang berarti pengumuman

(4)

right issue tidak berpengaruh secara signifikan pada abnormal return, namun pengumuman right issue berpengaruh secara signifikan pada volume perdagangan saham perusahaan-perusahaan di BEI periode 2009-2011 yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hasil ini menunjukkan bahwa pengumuman right issue mengandung informasi dan memberikan sinyal negatif pada pasar dengan turunnya harga saham.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal menjelaskan tentang alasan perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi disebabkan karena adanya asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar (Thiono, 2006). Salah satu informasi yang dapat dijadikan suatu sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Informasi berupa pengumuman right issue yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan return saham yang dimiliki.

Investor yang bereaksi melakukan pembelian saham untuk mengoptimalkan keuntungan menunjukkan informasi pengumuman right issue memberikan sinyal positif. Jika pengumuman right issue memberikan sinyal negatif, maka investor akan merespon bahwa perusahaan dalam keadaan tidak sehat sehingga menyebabkan turunnya harga saham (Dewi dan Putra, 2013).

Efisiensi Pasar

Menurut Gumanti (2011), Efisiensi pasar modal merupakan refleksi dari konsep efisiensi informasional. Artinya, pasar dikatakan efisien jika dan hanya jika harga sekuritas di pasar merupakan cerminan dari semua informasi yang tersedia, baik informasi masa lalu, informasi publik, maupun informasi privat.

(5)

Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal (capital market dimana suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return). Artinya, harga-harga yang terbentuk dipasar merupakan cerminan dari informasi yang ada (“stock prices reflect all available information”).

Corporate Action

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan mengambil kebijakan-kebijakan dengan tujuan tertentu yang disebut sebagai corporate action. Corporate action merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh pada jumlah saham beredar maupun harga saham di pasar (Kisworo, 2011). Keputusan emiten untuk melaksanakan corporate action dalam rangka untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu seperti meningkatkan modal kerja perusahaan, ekspansi usaha, meningkatkan likuiditas saham, pembayaran hutang serta tujuan lainnya. Corporate action pada umumnya mengacu pada kebijakan right issue, stock split, stock/cash devident, IPO, private placement, warrant, atau penerbit obligasi.

Right issue

Right issue merupakan salah satu bentuk corporate action dimana perusahaan melakukan penawaran umum terbatas atas saham baru yang dikeluarkan perusahaan kepada pemegang saham lama, di Indonesia sendiri istilah ini lebih dikenal dengan HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu). Saham baru yang diterbitkan terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham sekarang (existing shareholder), hal ini dikarenakan pemegang saham ini memiliki preemptive right atau hak untuk memesan efek terlebih dahulu, agar pemegang saham yang sekarang tertarik untuk membeli daham, maka biasanya saham baru ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan di pasar.

(6)

Menurut Kisworo (2011), Right issue adalah sebuah bentuk upaya oleh emiten untuk menambah jumlah lembar saham yang beredar sekaligus menghemat biaya emisi saham. Penambahan jumlah saham diharapkan dapat meningkatkan frekuensi perdagangan saham atau dengan kata lain dapat meningkatkan likuiditas saham. Terdapat dua alasan bagi perusahaan untuk melakukan right issue (Ghozali dan Solichin, 2003 dalam Nugraha dan Daud, 2013) :

1. Right issue dapat mengurangi biaya karena tidak menggunakan jasa penjamin (underwriter),

2. Right issue menyebabkan jumlah saham perusahaan yang ada akan bertambah sehingga diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan atau nilai yang berarti meningkatkan likuiditas saham.

Return Saham

Investor tentu memiliki tujuan dalam melakukan investasinya yaitu berharap akan memperoleh keuntungan dari kegiatannya tersebut, keuntungan atau laba yang diharapkan ini disebut sebagai return saham. Jogiyanto (2016) menjelaskan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang.

Menurut Rusli (2009), Return menggambarkan kondisi yang diharapkan dan akan diperoleh setelah melakukan tindakan investasi dengan berbagai kemungkinan tertentu yang disebut dengan expected rate of return. Return menjadi salah satu faktor yang mampu memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Disisi lain, return pun memiliki peranan yang amat signifikan didalam menentukan nilai dari sebuah saham. Melalui peranan

(7)

signifikannya, maka dapat dikatakan bahwa inti sebuah saham akan selalu berpusat pada return ini.

Menurut Jogiyanto (2016) Return dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Return realisasian (realized return), merupakan return yang telah terjadi. Return ini dihitung berdasarkan data historis. Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspetasi dan resiko di masa datang.

2. Return ekspektasian (expected return), merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang, jadi sifatnya belum terjadi.

Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspektasian (Jogiyanto, 2016). Abnormal return dapat digunakan dalam melihat reaksi pasar. Dimana pasar akan menerima abnormalreturn apabila suatu pengumuman mempunyai kandungan informasi yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi, dan sebaliknya pasar tidak akan menerima abnormal return apabila pengumuman tidak mempunyai kandungan informasi sehinnga tidak dapat mempengaruhi reaksi investor tersebut.

Aktivitas Volume Perdagangan (Trading Volume Activity)

Trading volume activity (aktivitas volume perdagangan) merupakan penjualan dari setiap transaksi yang terjadi di bursa saham pada saat waktu dan saham tertentu, dan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar modal. Hal ini dikarenakan nilai TVA berbanding lurus dengan likuiditas saham, semakin tinggi nilai TVA sebuah saham mempunyai makna bahwa suatu saham dapat dijual dengan mudah karena banyak yang bersedia membeli saham tersebut sehingga saham tersebut mudah

(8)

dikonversikan menjadi uang kas (Hartono, 2009). Perbedaan volume perdagangan saham pada waktu sebelum pengumuman dan setelah pengumuman mengindikasikan adanya reaksi investor atas pengumuman tersebut.

Event Study (Studi Peristiwa)

Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2016). Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Kerangka Pemikiran Right Issue Rata-Rata Actual Return, Abnormal Return, dan Aktivitas Volume Perdagangan saham Sebelum Right Issue

Uji Beda Dua Rata-Rata Rata-Rata Actual Return, Abnormal Return, dan Aktivitas Volume Perdagangan saham Saat Right Issue Rata-Rata Actual Return, Abnormal Return, dan Aktivitas Volume Perdagangan saham Setelah Right Issue

Uji Beda Dua Rata-Rata

Uji Beda Dua Rata-Rata

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015

(9)

Pengembangan Hipotesis

Jika suatu pengumuman mempunyai kandungan informasi, diharapkan akan terjadi reaksi ketika pasar menerima pengumuman tersebut (Ratnawati dan Triyuwono, 2009). Reaksi pasar dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas, reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return maupun abnormal return sebagai akibat perubahan harga. Pengumuman right issue merupakan pengumuman dimana perusahaan akan mengeluarkan saham dengan harga yang lebih murah dari harga pasarnya. Kondisi ini akan menimbulkan kecurigaan investor mengenai tujuan manajemen tesebut yang akan menyebabkan terjadinya reaksi dipasar modal.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hartono (2009) yang menguji pengaruh pengumuman right issue terhadap kinerja saham dan likuiditas saham di BEI periode 2000-2007. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata return saham, abnormal return, dan aktivitas perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman right issue.

H1a = Diduga terdapat perbedaan rata-rata actual return sebelum dan saat pengumuman right issue

H1b = Diduga terdapat perbedaan rata-rata actual return saat dan setelah pengumuman right issue

H1c = Diduga terdapat perbedaan rata-rata actual return sebelum dan setelah pengumuman right issue

Hartono (2009) melakukan penelitian pada sampel 55 perusahaan yang melakukan right issue periode 2000 – 2007 dan menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right issue.

H2a = Diduga terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan saat pengumuman right issue

(10)

H2b = Diduga terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saat dan setelah pengumuman right issue

H2c = Diduga terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right issue

Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar modal (Hartono, 2009). Dengan adanya pengumuman right issue maka jumlah lembar saham yang beredar akan meningkat dan volume perdagangan saham juga akan meningkat.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hartono (2009) dengan sampel sebanyak 55 perusahaan yang melakukan right issue periode 2000 – 2007 dan menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata volume perdagangan saham setelah pengumuman right issue, yang konsisten dengan hasil penelitian Kothare (1997) yang menemukan bukti bahwa tingkat likuiditas akan meningkat secara signifikan setelah pengumuman saham baru.

H3a = Diduga terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan saat pengumuman right issue

H3b = Diduga terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham saat dan setelah pengumuman right issue

H3c = Diduga terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman right issue

METODOLOGI PENELITIAN Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini fokus kepada pengumuman right issue yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2015.

(11)

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah event study. Penelitian event study bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu peristiwa yang terjadi. Pada penelitian ini yang ingin diketahui adalah pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya right issue terhadap return saham, abnormal return dan juga aktivitas volume perdagangan saham.

Definisi Variabel Penelitian

1) Tanggal Pengumuman

Tanggal pengumuman adalah tanggal perusahaan melakukan pengumuman right issue dalam Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. Tanggal pengumuman inilah yang menjadi titik uji beda dalam pengujian hipotesis.

2) Actual Return

Actual Return merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis (Kisworo,2009). Untuk menghitung actual return menggunakan rumus (Jogiyanto, 2016) :

Dimana :

Ri,t = return atau actual return saham perusahaan i pada hari t Pi,t = harga saham perusahaan i pada hari t

Pi,t-1 = harga saham perusahaan i pada hari t -1

3) Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspektasian (Jogiyanto, 2016). Pada peneilitian ini perhitungan expected return dengan market-adjusted model, yang menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Maka perhitungan expected

(12)

return adalah sama besarnya dengan return pasar (market return) hari tersebut (Jogiyanto, 2016). Adapun langkah-langkah untuk menghitung abnormal return adalah sebagai berikut : a. Menghitung actual return dengan menggunakan rumus (Jogiyanto, 2016) :

Dimana :

Ri,t = Return atau actual return saham perusahaan i pada hari t Pi,t = Harga saham perusahaan i pada hari t

Pi,t-1 = Harga saham perusahaan i pada hari t -1

b. Menghitung market return menggunakan rumus (Jogiyanto, 2016) :

Dimana :

Rm,t = Return Pasar (market return) pada hari t IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t dikurang 1 c. Menghitung abnormal return menggunakan rumus :

Dimana :

ARt = Abnormal Return pada hari t

Rit = Return atau actual return saham perusahaan i pada hari t Rmt = Return Pasar (market return) pada hari t

4) Aktivitas Volume Perdagangan Saham

Aktivitas volume perdagangan adalah banyaknya jumlah saham yang diperdagangkan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar.

(13)

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (Jogiyanto, 2008). Adapun kriteria perusahaan yang diambil sebagai sampel adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 sampai dengan 2015

2. Perusahaan manufaktur yang melakukan pengumuman right issue selama periode pengamatan

3. Perusahaan yang tidak melakukan corporate action lain seperti stock split, saham bonus, dividen saham, warrant atau pengumuman lainnya bersamaan dengan pengumuman right issue selama dalam tahun periode pengamatan

4. Dapat diketahui secara jelas tanggal pengumumannya yang dapat dilihat di Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)

5. Memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan mengenai harga saham, jumlah saham yang diperdagangkan dan saham yang beredar.

(14)

Tabel 3.1

Daftar Penyeleksian Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2011-2015 142

2 Perusahaan manufaktur yang tidak melakukan right issue (126)

3

Perusahaan yang melakukan corporate action lain seperti stock split, saham bonus, dividen saham, warrant atau pengumuman lainnya bersamaan dengan right issue selama tahun periode pengamatan

0

4 Perusahaan yang tidak mencantumkan tanggal pengumuman right

issue yang dilakukan pada Ringkasan Kinerja Perusahaan (1)

5

Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan mengenai harga saham, jumlah saham yang diperdagangkan dan saham yang beredar

0

Jumlah Perusahaan yang menjadi sampel penelitian 15

Sumber data : Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat BEI 2011-2015

Metode Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variabel dalam penelitian ini yaitu return saham, abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan ntuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013). Model yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Uji K-S dilakukan dengan hipotesis : Ho : Data tidak berdistribusi normal

Ha : Data berdistribusi normal

Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak Ho berdasarkan P-value (sig.) yaitu sebagai berikut :

Jika P-value (sig.) < 0.05 Ho gagal ditolak Jika P-value (sig.) > 0.05 Ho ditolak

(15)

Uji Beda Paired Sample T-Test

Pengujian hipotesis menggunakan paired sample t-test dengan asumsi data terdistribusi normal. Alat uji ini digunakan karena data sebelum dan sesudah adanya peristiwa right issue adalah data yang berpasangan. Uji beda t-test dengan sampel berhubungan atau data berpasangan digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel dengan asumsi data terdistribusi normal. (Ghozali, 2013).

Hipotesis :

Ho : μ1 = μ2 : tidak terdapat perbedaan Ha : μ1 ≠ μ2 : terdapat perbedaan

Kriteria keputusan menggunakan perbandingan nilai probabilitas (sig.), yaitu : Jika P-value (sig.) > 0.05 maka Ho gagal ditolak

Jika P-value (sig.) < 0.05 maka Ho ditolak

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Adapun jumlah populasi adalah 142 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, berdasarkan kriteria yang dipilih maka dihasilkan sebanyak 13 perusahaan yang menjadi sampel penelitian, dengan 15 pengumuman right issue yang digunakan sebagai data penelitian.

(16)

Statistik Deskriptif

Tabel 4.1

Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

R_sebelum 15 -,07510 ,04232 -,0010127 ,02725534 R_saat 15 -,04828 ,06723 -,0036374 ,02741123 R_setelah 15 -,01582 ,02753 ,0018757 ,01213971 AR_sebelum 15 -,07409 ,05324 -,0003734 ,02872209 AR_saat 15 -,04665 ,06638 -,0056762 ,02677359 AR_setelah 15 -,01323 ,02610 ,0017469 ,01149455 TVA_sebelum 15 ,00003 ,28213 ,0298430 ,07435683 TVA_saat 15 ,00000 ,01629 ,0036469 ,00494678 TVA_setelah 15 ,00001 ,03350 ,0059767 ,01099471 Valid N (listwise) 15

Sumber : Data diolah menggunakan spss 21, 2017

Uji Normalitas

Tabel 4.2

Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Variabel Penelitian

N

Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Kolmogo rov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolu te Posit ive Negati ve R_sebelum 15 -,0010127 ,02725534 ,214 ,188 -,214 ,827 ,500 R_saat 15 -,0036374 ,02741123 ,177 ,177 -,153 ,687 ,733 R_setelah 15 ,0018757 ,01213971 ,161 ,161 -,132 ,625 ,829 AR_sebelum 15 -,0003734 ,02872209 ,183 ,120 -,183 ,711 ,694 AR_saat 15 -,0056762 ,02677359 ,189 ,189 -,095 ,733 ,656 AR_setelah 15 ,0017469 ,01149455 ,231 ,231 -,096 ,895 ,399 TVA_sebelum 15 ,0298430 ,07435683 ,384 ,384 -,344 1,489 ,024 TVA_saat 15 ,0036469 ,00494678 ,255 ,255 -,231 ,986 ,286 TVA_setelah 15 ,0059767 ,01099471 ,354 ,354 -,294 1,370 ,047

Sumber : Data diolah menggunakan spss 21, 2017

Kriteria dalam pengujian ini adalah apabila nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila nilai signifikansi < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa untuk data aktivitas volume

(17)

perdagangan saham sebelum pengumuman (TVA_sebelum) dan aktivitas volume pedagangan saham setelah pengumuman (TVA_setelah) berdistribusi tidak normal, setelah dilakukan transformasi data aktivitas volume perdagangan saham kedalam bentuk aritmatika log 10 (logaritma 10), maka data aktivitas volume perdagangan saham memiliki nilai signifikansi . 0,05 yang berarti data berdistribusi normal.

Tabel 4.3

Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Variabel TVA Setelah Transformasi

Lg_TVA_sebelu m

Lg_TVA_saat Lg_TVA_setela h

N 15 15 15

Normal Parametersa,b Mean -2,5901 -3,0821 -2,9646

Std. Deviation 1,04928 1,02281 ,98747

Most Extreme Differences

Absolute ,180 ,140 ,109

Positive ,180 ,103 ,083

Negative -,129 -,140 -,109

Kolmogorov-Smirnov Z ,697 ,542 ,421

Asymp. Sig. (2-tailed) ,716 ,931 ,994

(18)

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji beda dua rata-rata atau uji t sampel berpasangan.

1) Uji Beda Rata-Rata Actual Return Saat, Saat-Setelah, dan Sebelum-Setelah Pengumuman Right Issue

Tabel 4.4

Uji Beda Paired Sample T-Test Rata-Rata Actual Return Sebelum-Saat, Saat-Setelah, dan Sebelum-Setelah Pengumuman Right Issue

Pair 1 Pair 2 Pair 3

R_sebelum - R_saat R_saat - R_setelah R_sebelum - R_setelah Paired Differences Mean ,00262476 -,00551313 -,00288837 Std. Deviation ,03702933 ,03448097 ,02970024 Std. Error Mean ,00956093 ,00890295 ,00766857 95% Confidence Interval of the Difference Lower -,01788140 -,02460806 -,01933582 Upper ,02313092 ,01358179 ,01355907 t ,275 -,619 -,377 df 14 14 14 Sig. (2-tailed) ,788 ,546 ,712

Sumber : Data diolah menggunakan spss 21, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tingkat signifikansi untuk tiga pasang data tersebut memiliki nilai lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis ditolak. Hal ini bermakna bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara actual return sebelum dan saat pengumuman, actual return saat dan setelah pengumuman, dan juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara actual return sebelum dan setelah pengumuman right issue dilakukan.

(19)

2) Uji Beda Rata-Rata Abnormal Return Sebelum-Saat, Saat-Setelah dan Sebelum-Setelah Pengumuman Right Issue

Tabel 4.5

Uji Beda Paired Sample T-Test Rata-Rata Abnormal Return Sebelum-Saat, Saat-Setelah dan Sebelum-Setelah Pengumuman Right Issue

Pair 1 Pair 2 Pair 3

AR_sebelum - AR_saat AR_saat - AR_setelah AR_sebelum - AR_setelah Paired Differences Mean ,00530277 -,00742309 -,00212032 Std. Deviation ,03922909 ,03388604 ,02969896 Std. Error Mean ,01012891 ,00874934 ,00766824 95% Confidence Interval of the Difference Lower -,01642158 -,02618855 -,01856705 Upper ,02702712 ,01134238 ,01432642 T ,524 -,848 -,277 Df 14 14 14 Sig. (2-tailed) ,609 ,410 ,786

Sumber : Data diolah menggunakan spss 21, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tingkat signifikansi untuk tiga pasang data tersebut memiliki nilai lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis ditolak. Hal ini bermakna bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan saat pengumuman, abnormal return saat dan setelah pengumuman, dan juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right issue dilakukan.

(20)

3) Uji Beda Rata-Rata Aktivitas Volume Perdagangan Saham Sebelum-Saat, Saat-Setelah, dan Sebelum-Setelah Pengumuman Right Issue

Tabel 4.6

Uji Beda Paired Sample T-Test Rata-Rata Aktivitas Volume Perdagangan Saham Sebelum-Saat, Saat-Setelah dan Sebelum-Setelah Pengumuman Right

Issue

Pair 1 Pair 2 Pair 3

Lg_TVA_Sebelum - Lg_TVA_Saat Lg_TVA_Saat - Lg_TVA_Setelah Lg_TVA_Sebelum - Lg_TVA_Setelah Paired Differences Mean ,49200 -,11746 ,37454 Std. Deviation ,65947 ,29342 ,61889 Std. Error Mean ,17027 ,07576 ,15980 95% Confidence Interval of the Difference Lower ,12680 -,27995 ,03181 Upper ,85720 ,04503 ,71728 t 2,889 -1,550 2,344 df 14 14 14 Sig. (2-tailed) ,012 ,143 ,034

Sumber : Data diolah menggunakan spss21, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat untuk pasangan data aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan saat pengumuman, serta aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman memiliki nilai signifikansi < 0,05, sehingga hipotesis gagal ditolak. Sedangkan untuk pasangan data aktivitas volume perdagangan saham saat dan setelah pengumuman right issue memiliki nilai tingkat signifikansi > 0,05, sehingga hipotesis ditolak.

(21)

Pembahasan Hasil Penelitian

Tidak terdapat perbedaan antara actual return sebelum dan saat, saat dan setelah, serta sebelum dan setelah pengumuman right issue

Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak merespons peristiwa right issue yang dilakukan oleh perusahaan, karena pengumuman yang dilakukan oleh perusahaan tersebut tidak mengandung informasi sehingga pasar tidak melakukan reaksi terhadap pengumuman right issue tersebut, hal ini dapat dilihat dengan tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara rata-rata actual return sebelum dengan setelah pengumuman right issue. Hal ini bisa saja terjadi karena pengumuman right issue merupakan informasi yang masih perlu diolah lebih lanjut. Sehingga pada waktu perusahaan mengumumkan informasi mengenai right issue, belum tentu harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan akan mencerminkan informasi tersebut dengan penuh. Alasannya adalah pelaku pasar harus menginterpretasikan dan menganalisis informasi right issue tersebut sebagai kabar baik atau kabar buruk. Interpretasi pengumuman right issue sebagai kabar baik atau kabar buruk membutuhkan analisis yang mendalam untuk memperkirakan besarnya dampak dari informasi tersebut ke harga sekuritas bersangkutan (Jogiyanto, 2016).

Sedangkan Gumanti (2011), dalam bukunya menjelaskan bahwa right issue dalam banyak hal direspon kurang menarik oleh investor sebagai wujud dari ketidakyakinan investor atas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari alternatif lain yang lebih kompetitif. Hal ini dapat menjadi alasan yang menyebabkan adanya koreksi harga saham segera setelah dilakukan right issue sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara actual return sebelum dan saat pengumuman, saat dan setelah pengumuman, serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan pula antara rata-rata actual return sebelum dan setelah pengumuman right issue.

(22)

Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak merespons peristiwa right issue yang dilakukan oleh perusahaan, karena pengumuman yang dilakukan oleh perusahaan tersebut tidak mengandung informasi sehingga pasar tidak melakukan reaksi terhadap pengumuman right issue tersebut, hal ini dapat dilihat dengan tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara rata-rata actual return sebelum dengan setelah pengumuman right issue. Hal ini bisa saja terjadi karena pengumuman right issue merupakan informasi yang masih perlu diolah lebih lanjut. Sehingga pada waktu perusahaan mengumumkan informasi mengenai right issue, belum tentu harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan akan mencerminkan informasi tersebut dengan penuh. Alasannya adalah pelaku pasar harus menginterpretasikan dan menganalisis informasi right issue tersebut sebagai kabar baik atau kabar buruk. Interpretasi pengumuman right issue sebagai kabar baik atau kabar buruk membutuhkan analisis yang mendalam untuk memperkirakan besarnya dampak dari informasi tersebut ke harga sekuritas bersangkutan (Jogiyanto, 2016).

Sedangkan Gumanti (2011), dalam bukunya menjelaskan bahwa right issue dalam banyak hal direspon kurang menarik oleh investor sebagai wujud dari ketidakyakinan investor atas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari alternatif lain yang lebih kompetitif. Hal ini dapat menjadi alasan yang menyebabkan adanya koreksi harga saham segera setelah dilakukan right issue sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara actual return sebelum dan saat pengumuman, saat dan setelah pengumuman, serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan pula antara rata-rata actual return sebelum dan setelah pengumuman right issue.

Tidak terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum dan saat, saat dan setelah, serta sebelum dan setelah pengumuman right issue

Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak merespon peristiwa right issue yang dilakukan oleh perusahaan, karena pengumuman yang dilakukan oleh perusahaan tersebut

(23)

tidak mengandung informasi sehingga pasar tidak melakukan reaksi terhadap pengumuman right issue tersebut.

Hal ini bisa saja terjadi karena pengumuman right issue merupakan informasi yang masih perlu diolah lebih lanjut. Sehingga pada waktu perusahaan mengumumkan informasi mengenai right issue, belum tentu harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan akan mencerminkan informasi tersebut dengan penuh. Alasannya adalah pelaku pasar harus menginterpretasikan dan menganalisis informasi right issue tersebut sebagai kabar baik atau kabar buruk. Interpretasi pengumuman right issue sebagai kabar baik atau kabar buruk membutuhkan analisis yang mendalam untuk memperkirakan besarnya dampak dari informasi tersebut ke harga sekuritas bersangkutan (Jogiyanto, 2016).

Sedangkan Gumanti (2011), dalam bukunya menjelaskan bahwa right issue dalam banyak hal direspon kurang menarik oleh investor sebagai wujud dari ketidakyakinan investor atas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari alternatif lain yang lebih kompetitif. Hal ini dapat menjadi alasan yang menyebabkan adanya koreksi harga saham segera setelah dilakukan right issue sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return saat dan setelah pengumuman, serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan pula antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right issue.

Terdapat perbedaan antara aktivitas volume perdagangan saham sebelum-saat dan sebelum-setelah pengumuman right issue

Dapat ditarik kesimpulan, bahwa pengumuman right issue mempengaruhi pengambilan keputusan investor dalam melakukan transaksi di pasar modal yang dilihat dari perbedaan aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman right issue.

(24)

Hasil penelitian ini mendukung teori sinyal yang mengindikasikan bahwa pengumuman dalam hal ini adalah pengumuman right issue dianggap sebagai suatu sinyal oleh investor yang dapat mempengaruhi volume perdagangan perusahaan yang mengumumkan right issue, ini dapat dilihat dari perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas volume perdagangan sebelum dan setelah pengumuman right issue, yang mengalami penurunan. Kesimpulannya adalah sinyal yang ditangkap oleh investor merupakan sinyal negatif sehinggga menyebabkan turunnya aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman right issue dilakukan, hal ini dapat disebabkan karena adanya asimetri informasi antara perusahaan dalam hal ini manajemen dengan para investor sehingga menyebabkan kurangnya rasa percaya investor terhadap penggunaan dana yang terkumpul dari hasil right issue yang dilakukan pihak manajemen.

Tidak terdapat perbedaan antara aktivitas volume perdagangan saham saat dan setelah pengumuman right issue

Gumanti (2011), dalam bukunya menjelaskan bahwa right issue dalam banyak hal direspon kurang menarik oleh investor sebagai wujud dari ketidakyakinan investor atas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari alternatif lain yang lebih kompetitif. Hal ini dapat menjadi alasan yang menyebabkan adanya koreksi harga saham segera setelah dilakukan right issue sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return saat dan setelah pengumuman, serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan pula antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right issue.

Hal ini mengindikasikan bahwa akibat dari koreksi harga saham segera setelah pengumuman right issue menyebabkan harga saham tidak mengalami penurunan pasca pengumuman, sehingga investor tidak berminat membeli saham yang menyebabkan aktivitas

(25)

volume perdagangan saham saat pengumuman dan setelah pengumuman tidak mengalami perbedaan yang signifikan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan actual return sebelum-saat, saat-setelah dan sebelum-setelah pengumuman right issue, serta tidak terdapat pula perbedaan abnormal return sebelum-saat, saat-setelah dan sebelum-setelah pengumuman right issue, ini berarti pada tingkat signifikansi 5% pengumuman right issue tidak berpengaruh pada actual return, maupun abnormal return perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak merespon peristiwa rightissue yang dilakukan oleh perusahaan, karena pengumuman yang dilakukan oleh perusahaan tersebut tidak mengandung informasi sehingga pasar tidak melakukan reaksi terhadap pengumuman right issue tersebut.

Sedangkan dengan tingkat signifikansi yang sama, pengumuman right issue berpengaruh pada aktivitas volume perdagangan saham perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan saat pengumuman right issue, serta adanya perbedaan aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman right issue. Peningkatan jumlah saham yang beredar namun tidak diimbangi dengan jumlah investor yang meningkat pula menyebabkan aktivitas volume perdagangan saham menjadi turun pada saat terjadinya pengumuman right issue sampai setelah terjadinya pengumuman tersebut.

(26)

Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan market model atau mean-adjusted model dalam menghitung abnormal return, melakukan penelitian sengan mengklasifikasikan tujuan perusahaan melakukan right issue, serta dapat melakukan penelitian pada perusahaan dengan sektor lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, agar hasil lebih akurat dan dapat digeneralisasi.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia, 2009. Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : ANDI, hal.205-206, 213-216

Catranti, Aski, 2009. Pengaruh Rights Issue terhadap Imbal Hasil Saham dan Volume Perdagangan. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol.16 No.3

Dewi, Ni Putu Sentia dan I Nyoman Wijana Asmara Putra, 2013. Pengaruh Pengumuman Right Issue pada Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3, hal. 163-178

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Cetakan Ketujuh. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gumanti, Tatang Ary, 2011. Manajemen Investasi : Konsep, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Mitra Wacana Media, hal. 325-327

Handayani, Putu Sukma dan I Wayan Suartana, 2015. Pengaruh Hari Perdagangan Pada Abnormal Return dan Volatilitas Return Saham Indeks LQ45. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3, hal. 916-932

Hartono, 2009. Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Kinerja Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akmenika, Vol. 4.

He, Peng William, 2016. Equity Issues and The Impact of Lead Manager Affiliation on Broker Market Share and Trading Volume. Pacific-Basin Finance Journal 38, hal. 17– 33

Jogiyanto HM, 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi : Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : ANDI, hal. 71-77

---, 2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kesepuluh, Cetakan Kedua. Yogyakarta : BPFE

Jetley, Gaurav dan Shamim S. Mondal, 2015. Rights issues and creeping acquisitions in India.Emerging Markets Review 23, hal. 68–95

Kendirli, Selcuk dan Muhammet Emin Elmali, 2016. The Effects of Right Offering Announcements on Returns of Shares of Deposit Banks Traded in İstanbul Stock-Exchange. Journal of Economic Development, Environment and People Volume 5, Issue 1, hal.74-82 Kinyajui, Antony Kimani, 2014. Effect of Right Issue on Share Prices for Companies Listed at the Nairobi Securities. Tesis, University of Nairobi

(28)

Kisworo, Wenny Dwi, 2011. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Expected Return dan Actual Return Saham Di Bursa Efek Indonesia (BEI), Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kithinji, Joy Gacheri, et.al, 2014. What Is the Effect of Rights Issue on Firms Share Performance in the Nairobi Securities Exchange?. Research Journal of Finance and Accounting Vol.5, No.4, hal.76-84

Kothare, M, 1997. The Effects of Equity Issues on ownership Structure and Stock Liquidity: A Comparison of Right and Public Offerings. Journal of Financial Economics 43, hal. 131-148

Kusrini, 2008. Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi Terhadap Cost of Equity.Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kusuma, Isnandar Teguh Hendra, 2011. Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Universitas Gunadarma Mentari, Ni Made Indah, dan Nyoman Abundanti, 2016. Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa

Pengumuman Cash Devidend pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.5, No.2, hal. 1043-1073

Mulatsih, Listiana Sri, Ghozali Maskie, dan M. Harry Susanto, 2009. Analisis Reaksi Pasar

Modal Terhadap Pengumuman Right Issue di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Wacana, Vol.12,

No.4, hal.646-661

Nugraha, Ardi dan Rochmawati Daud, 2013. Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.11, No.21, hal. 67-82

Nugroho, Ady, 2013. Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham di Perusahaan Manufaktur dalam Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Otieno, Ouma Duncan, dan Duncan Elly Ochieng, 2015. The effects of Rights Issue Announcements on Stock Returns for Firms Listed at the Nairobi Securities Exchange. International Journal of Education and Research, Vol. 3 No. 9, hal.411-426

Pratama, I Gede Surya dan Gede Mertha Sudhiarta, 2014. Analisis Perbandingan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue. http://ojs.unud.ac.id Diunduh tanggal 12 November 2016

Ramesh, S dan S Rajumesh, 2014. Information Content of Right Issue Announcements: A Study of Listed Companies in Colombo Stock Exchange of Sri Lanka.Research Journal of Finance and Accounting Vol.5, No.5, hal.154-162

Ratnawati, Sumiati dan Iwan Triyuwono, 2009. Analisa Dampak Pengumuman Dividen Terhadap Return, Variabilitas Tingkat Keuntungan dan Aktivitas Volume Perdagangan

Saham (Studi Peristiwa pada Perusahaan Manufaktur di BEJ). Wacana, Vol.11, No.4,

(29)

Rusdi, Dedi dan Angga Avianto, 2009. Pengaruh Right Issue Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham Emiten di Bursa Efek Jakarta. Sultan Agung, Vol.XLIV, No.118, hal.79-94

Siregar, Syofian, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta : Penerbit KENCANA

Suresha, B., dan Gajendra Naidu, 2012. An Empirical Study On Announcement Effect Of Right Issue On Share Price Volatility And Liquidity And Its Impact On Market Wealth Creation Of Informed Investors In Bangalore With Special Reference To Cnx Nifty Stocks Of Ns. EXCEL International Journal of Multidisciplinary Management Studies, Volume 2, Issue 7, hal.41-58.

Susanti, Putu Adi dan Pt.Agus Ardiana, 2014. Reaksi Pasar terhadap Pengumuman Right Issue pada Perusahaan Warrant Issuer dan Non Warrant Issuer. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.1, hal. 221-236

Thiono, Handri, 2006. Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metoda Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas dan Deviden Masa Depan.Simposium Nasional Akuntansi, Vol.IX Padang.

Yusuf, Sri Dewi, Atim Djazuli dan H.M. Harry Susanto, 2009. Analisis Reaksi Investor Terhadap Pengumuman Right Issue di Bursa Efek Jakarta. WACANA, Volume 12, No.4, hal. 792-813

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan produksi, pangsa pasar adalah hal yang penting, karena jika pemasaran suatu produk berjalan dengan baik, maka proses kegiatan produksi dari hulu sampai hilir akan

Faktor manakah dari faktor nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik, yang paling dominan

dalam putusan ini Mahkamah Agung menciptakan Yurisprudensi pemidanaan; - Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam tuntutannya menuntut Terdakwa dengan pidana penjara selama 3 (tiga)

Tbk, Gatot Subroto, Kantor Pusat, maka dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh, untuk mengetahui apakah kompensasi dan pelatihan mempengaruhi motivasi kerja serta

Untuk dapat mewujudkan visi ini , BPS Kabupaten Indramayu telah merumuskan 3 pernyatan misi, yakni : (1) menyediakan data stastistik berkualitas melalui kegiatan

Perencanaan penyusunan PERMENPORA dan/atau perencanaan penyusunan KEPMENPORA pada masing-masing Unit Organisasi dilakukan oleh Pemrakarsa sesuai dengan tugas dan fungsi Unit

Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya Korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar kejuruan otomotif dan

Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 97% peningkatan bobot kering tanaman dipengaruhi oleh peningkatan dosis pupuk kandang sapi, sedangkan 3%nya dipengaruhi oleh hal-hal