• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Laporan Pendahuluan Konsultan IT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dokumen Laporan Pendahuluan Konsultan IT (1)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

2014

DOKUMEN

LAPORAN

PENDAHULUAN

KONSULTAN INDIVIDUAL AHLI IT

BALAI TEKNIK AIR MINUM DAN

(2)

Daftar Isi

Daftar Isi...2

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

Latar Belakang...5

Maksud dan Tujuan...5

Sasaran...5

Sasaran...6

BAB 2...7

Metodologi Kerja...7

Pengembangan software...7

Tahap Perencanaan...8

AnalisaSystem...8

Rancangan System...9

Implementasi System...10

Pemeliharaan System...10

Metodologi Pengembangan Software berbasis LDLC...11

Pengembangan dengan Waterfall...11

Masalah pada pengembangan sistem formal...13

Pengembangan Ikremental...14

Pengembangan Spiral...15

(3)

Prototyping Model...18

Proses pada model Prototyping...19

Perbandingan Metodologi...21

Perbandingan Metodologi yang mendukung sistem informasi web...22

Mengkonfigurasi website dan simbintek...23

Menganalisa kebutuhan perawatan...24

Menentukan Ruang Lingkup Perawatan...26

Melakukan Perawatan Peralatan Jaringan...27

Mencegah Komputer dari serangan Virus...28

Memperbaiki komputer yang terinfeksi virus...29

Pengembangan Jaringan LAN dan Internet...30

Membuat Desain Jaringan Lokal (LAN)...31

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan pendahuluan ini berisikan rencana kegiatan yang dilakukan oleh konsultan untuk dapat menyelesaikan kegiatan Konsultan Individual Ahli IT dalam Melakukan Pemeliharaan website dan Simbintek Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II serta memberikan advice dan masukan dalam rangka pengembangan website dan simbintek secara software maupun hardware tahun Anggaran 2014.

Laporan Pendahuluan ini juga berisikan metodologi yang akan digunakan oleh konsultan yang dalam hal ini Fajar Inggit Agus khumaini,S.Kom. selaku konsultan individu yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas. Selain menggunakan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang digunakan sebagai acuan penyusunan dokumen laporan pendahuluan ini, sebagian besar isi dari laporan juga didasarkan pada pengalaman konsultan dalam melakukan pekerjaan sejenis.

Latar Belakang

(5)

pengembangan infomasi dengan dibuatnya Website dan aplikasi bimbingan teknis berbasis web.

Balaitams2.com adalah website yang merupakan media informasi secara online yang disajikan untuk lebih memudahkan dalam pengelolaan bimbingan disertai dengan aplikasi online untuk pendataan dan pengelolaan bimbingan berupa simbintek. Namun bergulirnya waktu website yang ada di lingkungan Balai Teknik Air minum dan Sanitasi Wilayah II belum dioptimalkan semaksimal mungkin.

Untuk membantu mengatasi kendala tersebut dalam rangka pemeliharaan website dan simbintek sehingga operasional website berjalan lancar dan memberikan advice dan masukkan dalam rangka pengembangan website dan simbintek secara software maupun hardware, maka pada tahun Anggaran 2014 ini Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II Surabaya menetapkan kegiatan ” Konsultan Individual Ahli IT Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II ”.

Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan Konsultan Individual Ahli IT Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II adalah sebagai berikut:

 Melakukan Pemeliharaan sehingga website dan simbintek dapat berjalan secara optimal.

 Memberikan advice dan masukan dalam rangka pengembangan website dan simbintek Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II.

(6)

 Tersusunnya dokumen advice dan masukkan dalam rangka pengembangan website dan simbintek Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II.

Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Konsultan Individual Ahli IT Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II adalah sebagai berikut:

 Beroperasinya website dan simbintek secara optimal.

 Tersusunnya dokumen laporan dalam rangka pemeliharaan website dan simbintek Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II.

 Tersusunnya dokumen advice dan masukkan dalam rangka pengembangan website dan simbintek Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II.

Sasaran

Ruang lingkup pekerjaan Konsultan Individual Ahli IT Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II adalah sebagai berikut:

 Memelihara website sehingga dapat diakses pada waktu kapanpun dan dimanapun.

 Mengelola peralatan-peralatan pendukung website dapat berjalan baik termasuk perawatan dan pengembangannya.

 Mengelola berita – berita di website terkait Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II.

 Mengelola Pengupdate-an data-data yang ada di simbintek.

(7)

 Kegiatan Persiapan, terdiri atas persiapan pengelolaan berita – berita dwebsite dan pengupdatean data-data simbintek serta persiapan pengelolaan peralatan-peralatan pendukung website.

(8)

BAB 2

Metodologi Kerja

Untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap kegiatan Konsultan Individual Ahli IT Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II, dimana sasaran akhir dari kegiatan ini adalah Beroperasinya website dan simbintek secara optimal, maka perlu diketahui terlebih dahulu beberapa pengertian yang berhubungan dengan kegiatan Konsultan Individual Ahli IT Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II.

Pengembangan Software (Software Development Life

Cycle)

System Development Life Cycle (SDLC) merupakan siklus pengembangan sistem yang terdiri dari systems planning (tahap perencanaan), systems Analysis (tahap analisa), Systems Design

(tahap perancangan), systems implementation (tahap implementasi),

(9)

Penjelasan dari Tahapan-tahapan pada gambar ini adalah sebagai berikut:

Tahap Perencanaan (Systems Planing)

Tahap perencanaan sistem merupakan langkah pertama dalam proses pengembangan sistem, yang terdiri dari identifikasi, seleksi dan perencanaan sistem.

1. Mengidentifikasi kebutuhan user

Menyeleksi kebutuhan user dari proses identifikasi dengan melihat kapasitas teknologi dan efisiensi.

2. Merencanakan Kebutuhan Sistem

Terdiri dari Kebutuhan fungsional dan Non-Fungsional

Non-fungsional : Sistem bisa menjadi tidak digunakan jika tidak dipenuhi

- Menggunakan CASE (Computer Aided Software Engineering) tools, bahasa pemrograman tertentu

- Menggunakan bahasa tertentu

- Kebutuhan User (customer)

- Kebutuhan Sistem (kontrak dengan klien)

- Kebutuhan dokumen dan perangkat lunak (developer)

Analisa Sistem (Systems Analysis)

(10)

menetapkan kemampuan yang diperlukan untuk kebutuhan informasi pengguna akhir. Perancangan suatu sistem dibutuhkan sebelum penyelesaian tahap perancangan sistem.

1. Analisa Sistem yang Ada

Sebelum merancang sistem baru harus mempelajari bagaimana untuk mengembangkan sistem yang lama, bagaimana menganalisa menggunakan perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya manusia untuk kebutuhan pengguna.

2. Analisa Sistem Kebutuhan

Memerlukan informasi tertentu yang dapat dijadikan analisa sebagai kebutuhan pengguna, mencoba menentukan kebutuhan proses informasi untuk masing-masing aktivitas sistem ( masukan, proses, keluaran, penyimpanan, dan kendali).

Analisa sistem biasanya membutuhkan beberapa metode pemodelan data dan proses, yaitu:

a. Jenis Perangkat Pemodelan data diantaranya

 Entity Relationship Diagram (ERD)

 Conceptual Data Model (CDM)

 Physical Data Model (PDM) b. Pemodelan proses

 Unified Modeling Language (UML).

Rancangan Sistem (Systems Design)

(11)

- Mengembangkan spesifikasi yang lebih umum tentang bagaimana aktivitas input, pengolah, output, penyimpanan, pengendalian memenuhi persyaratan sistem yang dikembangkan pada tahap analisis system

- Mengembangkan spesifikasi yang lebih detil

- Menghasilkan dokumen dan komunikasi yang lebig detil dari sistem yang diajukan kepada pengguna akhir

Design yang nantinya akan dihasilkan antara lain:

- Desain form dan laporan (report)

- Desain Antarmuka dan dialog (message)

- Desain basis data dan file (framework)

- Desain proses (struktur proses)

Implementasi Sistem (

Systems Implementation

)

Tahap ini adalah yang harus dilakukan sebelum sistem benar-benar dapat diterapkan dengan melalui testing atau uji kehandalan dari sistem. Beberapa tahapan yang harus dilalui antara lain:

- Pemrograman dan pengetesan perangkat lunak (software) - Developmental (error testing per modul oleh programmer) - Alpha testing (error testing ketika sistem digabungkan

dengan antarmuka user , oleh (software tester)

- Beta testing (testing dengan lingkungan dan data sebenarnya)

- Konversi sistem

- Mengaplikasikan perangkat lunak pada lingkungan yang sebenarnya untuk digunakan oleh organisasi

- Dokumentasi

(12)

Pemeliharaan Sistem (System Operasional Dan

Supports)

Beberapa tahapan yang perlu dilakukan antara lain:

- Corrective – memperbaiki desain dan error pada program

- Adaptive – memodifikasi sistem untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan

- Perfective – Melibatkan sistem untuk menyelesaikan masalah baru atau mengambil kesempatan (penambahan fitur)

- Preventive – Menjaga sistem dari kemungkinan masalah di masa yang akan datang.

Metodologi Pengembangan Software berbasis SDLC

(Software development Life Cycle)

Model-model yang ada pada SDLC adalah: 1. Waterfall (air terjun)

2. Formal

3. Incremental (Iterasi Proses) (Incemental dan Spiral) 4. Rapid Application Development

5. Prototyping Model

Pengembangan dengan Waterfall (air terjun)

Dari beberapa model yang sudah dikenal ini metodologi dengan teknik waterfall adalah yang paling mudah dan sering digunakan. Gambar 2a dibawah ini adalah merupakan tahapan yang ada pada teknik waterfall.

(13)

a.Requirements Defnition (definisi kebutuhan)

Mengumpulkan keperluan sistem yang dibutuhkan secara lengkap kemudian dianalisa dan didefinisikan kebutuhan

tersebut untuk dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Fase ini adalah untuk menghasilkan desain yang lengkap.

b. Design (rancangan)

Tahapan ini akan dikerjakan setelah define kebutuhan pada tahap awal selesai

c. Development

Setelah tahapan design selesai maka akan diterjemahkan ke dalam kode-kode pada bahasa pemrograman yang diinginkan.

d. Integration & Test

Setelah program selesai dibuat maka akan diujikan sebelum di implementasikan melalui tahapan testing (uji sistem) sehingga user(pengguna) dapat mengetahui kehandalan dari sistem yang dibuat.

e. Installation & Acceptance

(14)

Gambar 2.1: Teknik Waterfall

Gambar 2.2: Teknik Waterfall menurut Pressman

Masalah pada metode Waterfall

- Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak feksibel, karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses.

- Hal ini mengakibatkan sulitnya untuk merespon perubahan kebutuhan pengguna (user).

- Model air terjun harus digunakan hanya ketika persyaratan dipahami dengan baik.

Model Pengembangan Sistem Formal

Proses pengembangan Perangkat Lunak didasarkan pada transformasi matematis dari spesifikasi sistem menjadi program yang dapat dijalankan.

Requirements

definition specificationFormal transformationFormal Integration andsystem testing

Gambar 2.3: Teknik Fomal

Masalah pada Pengembangan sistem formal

(15)

- Untuk sebagian besar sistem, metode ini tidak memberikan keuntungan biaya atau kualitas yang signifikan dibandingkan dengan pendekatan yang lain.

Iterasi Proses

Digunakan untuk kebanyakan sistem besar

- Perlu digunakan berbagai pendekatan untuk berbagai bagian sistem, sehingga harus digunakan model HIBRID à bagian proses diulang, sementara persyaratan sistem berubah.

- Terdapat 2 model iterasi :

a. Pengembangan Inkremental b. Pengembangan Spiral

- Pengembangan sistem berdasarkan model sistem yang dipecah sehingga model pengembangannya secara increment/bertahap.

- Kebutuhan pengguna diprioritaskan dan prioritas tertinggi dimasukkan dalam awal increment

(16)

Validate

requirements Assign requirements to increments

System incomplete

Final system

Pengembangan Inkremental

Penjelasan model Inkremen Pressman

- Kombinasikan element-element dari waterfall dengan sifat iterasi/perulangan.

- Element-element dalam waterfall dikerjakan dengan hasil berupa produk dengan spesifikasi tertentu, kemudian proses dimulai dari fase pertama hingga akhir dan menghasilkan produk dengan spesifikasi yang lebih lengkap dari yang sebelumnya. Demikian seterusnya hingga semua spesifikasi memenuhi kebutuhan yang ditetapkan oleh pengguna.

- Produk hasil increment pertama biasanya produk inti (core product), yaitu produk yang memenuhi kebutuhan dasar. Produk tersebut digunakan oleh pengguna atau menjalani review/pengecekan detil. Hasil review tersebut menjadi bekal untuk pembangunan pada increment berikutnya. Hal ini terus dikerjakan sampai produk yang komplit dihasilkan.

- Mampu mengakomodasi perubahan secara feksibel.

- Produk yang dihasilkan pada increment pertama bukanlah prototype, tapi produk yang sudah bisa berfungsi dengan spesifikasi dasar.

Gambar 2.5: Model Increment Sommerville

(17)

- Proses digambarkan sebagai spiral.

- Setiap loop mewakili satu fase dari software process.

- Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya

Gambar 2.6: Model Spiral

Setiap Loop dibagi menjadi beberapa sektor :

- Objective settings (menentukan tujuan)

menentukan tujuan dari fase yang ditentukan. Batasan-batasan pada proses dan produk sudah diketahui. Perencanaan sudah disiapkan. Resiko dari proyek sudah diketahui. Alternatif strategi sudah disiapkan berdasarkan resiko-resiko yang diketahui, dan sudah direncanakan.

(18)

setiap resiko dianalisis secara detil pada sektor ini. Langkah-langkah penanganan dilakukan, misalnya membuat prototype untuk mengetahui ketidakcocokan kebutuhan

- Development and Validation (Pembangunan dan pengujian)

Setelah evaluasi resiko, maka model pengembangan sistem dipilih.

a. Misalnya jika resiko user interface dominan, maka membuat prototype User Interface.

b. Jika bagian keamanan yang bermasalah, maka menggunakan model formal dengan perhitungan matematis,

c. Jika masalahnya adalah integrasi sistem model waterfall lebih cocok.

- Planning

Proyek dievaluasi atau ditinjau-ulang dan diputuskan untuk terus ke fase loop selanjutnya atau tidak. Jika melanjutkan ke fase berikutnya rencana untuk loop selanjutnya.

1. Pada model spiral, resiko sangat dipertimbangkan.

2. Resiko adalah sesuatu yang mungkin mengakibatkan kesalahan.

3. Model spiral merupakan pendekatan yang realistik untuk PL berskala besar.

4. Pengguna dan pembangun (Perekayasa) bisa memahami dengan baik software yang dibangun karena setiap kemajuan yang dicapai selama proses dapat diamati dengan baik.

(19)

Gambar 2.7: Planning

RAD (Rapid Application Development)

a. RAD adalah model proses pembangunan Perangkat Lunak yang incremental.

b. RAD menekankan pada siklus pembangunan yang pendek/singkat.

c. RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat dicapai dengan menerapkan component based construction.

(20)

e. Jika kebutuhan lengkap dan jelas maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan secara komplit software yang dibuat adalah misalnya 60 sampai 90 hari

Kelemahan dalam model ini

a. Tidak cocok untuk proyek skala besar

b. Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi c. Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model

ini

d. Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini e. Fase-fase di atas menggambarkan proses dalam model RAD. f. Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan

dalam waktu yang hampir bersamaan dalam batasan waktu yang sudah ditentukan.

 Business modelling : menjawab pertanyaan-pertanyaan: informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang dihasilkan? Siapa yang menghasilkan informasi? Kemana informasi itu diberikan? Siapa yang mengolah informasi? à kebutuhan dari sistem

 Data modelling: aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data. Ditentukan karakteristik/atribut dan hubungan antar objek-objek tersebut à analisis kebutuhan dan data

 Process Modelling : objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang diperlukan untukmenjalankan fungsi-fungsi bisnis.

 Application Generation: RAD menggunakan component program yang sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan lagi, selama diperlukan.

(21)

melalui uji atau testing. Namun component baru dan interface harus tetap diuji.

Prototyping Model

a. Kadang-kadang klien hanya memberikan beberapa kebutuhan umum software tanpa detil input, proses atau detil output.

b. Di lain waktu mungkin dimana tim pembangun (developer) tidak yakin terhadap efisiensi dari algoritma yang digunakan, tingkat adaptasi terhadap sistem operasi atau rancangan form user interface.

c. Ketika situasi seperti ini terjadi model prototyping sangat membantu proses pembangunan software.

Proses pada model prototyping

a. Pengumpulan kebutuhan: developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detil kebutuhan mungkin tidak dibicarakan disini, pada awal pengumpulan kebutuhan

b. Perancangan : perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.

(22)

Gambar 2.8 Processing prototype

a. Perulangan ketiga proses ini terus berlangsung hingga semua kebutuhan terpenuhi.

b. Prototype-prototype dibuat untuk memuaskan kebutuhan klien dan untuk memahami kebutuhan klien lebih baik.

c. Prototype yang dibuat dapat dimanfaatkan kembali untuk membangun software lebih cepat, namun tidak semua prototype bisa dimanfaatkan.

d. Sekalipun prototype memudahkan komunikasi antar developer dan klien, membuat klien mendapat gambaran awal dari prototype , membantu mendapatkan kebutuhan detil lebih baik namun demikian prototype juga menimbulkan masalah.

Masalah-masalah yg ada pada Prototype

1. Dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti efisiensi, kualitas, kemudahan dipelihara/dikembangkan, dan kecocokan dengan lingkungan yang sebenarnya. Jika klien merasa cocok dengan prototype yang disajikan dan berkeras terhadap produk tersebut, maka developer harus kerja keras untuk mewujudkan produk tersebut menjadi lebih baik, sesuai kualitas yang seharusnya.

(23)

Mungkin sistem operasi yang tidak sesuai, bahasa pemrograman yang berbeda, atau algoritma yang lebih sederhana.

3. Agar model ini bisa berjalan dengan baik, perlu disepakati bersama oleh klien dan developer bahwa prototype yang dibangun merupakan alat untuk mendefinisikan kebutuhan software.

Perbandingan Metodologi

Perbandingan Metodologi untuk mengembangkan Sistem informasi Web

Metodologi Keterangan

Waterfall

Setiap phase pada Waterfall dilakukan secara berurutan namun kurang dalam iterasi pada setiap level. Dalam pengembangan Web Informasi Waterfall memiliki kekakuan untuk ke iterasi sebelumnya. Dimana Web Informasi selalu berkembang baik teknologi ataupun lingkungannya.

Prototipe

Membantu user dalam menilai setiap versi dari sistem. Sangat baik untuk “aplikasi yang interaktif”, Umumnya user lebih tertarik pada tampilan dari pada proses pada sistem. Namun dalam prosesnya prototipe cenderung lambat karena user akan menambah komponen dari luar sistem. Sehingga kepastian penyelesaian project tidak jelas. Dan target user dalam Web lebih bervariasi.

Rapid Application Development

Bentuk dari prototipe dengan “throwaway” jika ada modul yang salah maka akan dibuang. Artinya setiap modul tidak akan dikembangkan sampai selesai, karena jika dianalisa salah langsung dibuang. “RAD involve building the wrong site multiple times until the right site falls out of the process”

Incremental Prototipe

(24)

Tabel 1: Perbandingan Metodologi untuk Mengembangkan Sistem informasi Web

Perbandingan Metodologi yang mendukung Sistem

informasi Web

24

Author Overview Evaluation

Lynch (1995)

Metodologi Web pertama yang diajukan. Fokus kepada struktur Web-site sesuai permintaan user

Karena teknologi Web terus berkembang maka metodologi ini tidak dapat digunakan lagi.

Balasubramanin (1998)

Mempunyai 7 tahap : Information Architecture - User Interface and Navigation design

- Content Creation and Authoring

- Workflow and document management

- Publishing

- Document review and link management

- Search and retrieval

Metodologi ini hanya mengarah kepada manajement document di internet. Sehinnga yang dihasilkan hanya sebagian kecil dari masalah pengembangan sistem Web .

“Ikonic’s Five Box Development Process ” (Siegel 1997)

Ikonic adalah sebuah perusahaan Web Site Design. Dalam metodologinya terdapat 5 tahapan. Dalam setiap tahapan didiskusikan ke client dalam bentuk dokument.

Metodologi ini hanya melihat dari sisi kreatifitas diskusi. Walaupun kreativitasi ini dilakukan saat tahap design masih belum cukup. Kreativitas dilakukan di semua elemen dari tujuan implementasi tidak hanya dari graphical design.

Iegel (1997)

Pembentukan Web Site desain dengan para ahli . Metodologi ini menjadi 4 tahap yaitu strategy, design, producton dan delivery.

Metodologi ini untuk sebuah team Web development. Dimana setiap phase memiliki team sendiri. Excellent Web development untuk pengembangan Web yang besar.

Russo and Graham(1998)

Mengusulkan “first draft” dalam design methodology:

Identification of Problem Analysis

Design of the Application Resource Gathering Design Review Coding

(25)

Tabel 2 : Perbandingan Metodologi yang mendukung Sistem informasi Web

Mengkonfgurasi website dan simbintek

Uraian Unit Unit ini berkaitan dengan pengaturan setting wwebsite dan simbintek dalam kondisi normal sesuai dengan SOP Installation Manual.

Sub Kriteria Unjuk Kerja

 Memeriksa website dan

simbintek yang akan di konfigurasi

 Website diperiksa dan dilaporkan

bekerja dengan baik

 simbintek diperiksa dan dilaporkan

bekerja dengan baik

 website dan simbintek yang akan

dikonfigurasi dijalankan, diperiksa dan dilaporkan bekerja dengan baik

 Menyiapkan kegiatan konfigurasi

website dan simbintek

 Buku petunjuk sebsite dan

simbintek disiapkan dan dibaca untuk lebih mengetahui

spesifikasinya

 Diidentifikasi spesifikasi standard

dari aplikasi

 Diidentifikasi kebutuhan setting

konfigurasi yang akan dilakukan dan dan langkah konfigurasi yang harus dilakukan berdasarkan buku manual

(26)

konfigurasi dari program aplikasi dibuka

 Setting konfigurasi diubah sesuai

dengan yang telah direncanakan

 Catatan perubahan konfigurasi

dicatat dan dilaporkan

Memeriksa hasil konfigurasi  Website dan simbintek diperiksa

spesifikasi dan atau kinerjanya dan dibandingkan dengan spesifikasi yang diinginkan

 Dilakukan setting ulang jika

didapatkan hasil tidak sesuai dengan yang diinginkan

 Dibuat catatan perbandingan

spesifikasi dan atau kinerja dari aplikasi setelah diakukan

perubahan setting konfigurasi

Rentang Variabel

Dalam melaksanakan unit ini harus didukung dengan tersedianya :

 Book Manaual website tersebut

 Book Manual simbintek tersebut

 SOP yang berlaku di perusahaan

 Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan

 Peralatan dan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit ini

yang dipersyaratkan

Mencakup pembuktian berdasarkan pengetahuan dasar dan ketrampilan dalam bidang-bidang berikut:

(27)

 Konsultasi, meliputi konsultasi dengan tenaga kerja manusia, mendengarkan, menanyakan, meminta umpan balik, memberi informasi.

 Pengamatan

Aspek Kritis

Dalam melaksanakan pada unit ini harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara simulasi dengan

 Kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal

 Pengetahuan yang dibutuhkan:

 Pengoperasian website dan simbintek

Menganalisa Kebutuhan Perawatan

Uraian Unit Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan analisa kebutuhan pelaksanaan perawatan komputer dan perangkat penunjang

Sub Kriteria Unjuk Kerja

 Membuat daftar perangkat yang

digunakan dalam suatu sistem

 Sistem yang terpasang diidentifikasi

berdasarkan penggunaannya

 Perangkat yang terpasang didaftar

berdasarkan jenis-jenis atau fungsinya

 Setiap perangkat diidentifikasi

spesifikasi dan kemampuan kerja (live time)

 Menyiapkan kegiatan konfigurasi

software aplikasi

 Buku petunjuk software aplikasi

disiapkan dan dibaca untuk lebih mengetahui spesifikasinya

 Diidentifikasi spesifikasi standard

dari aplikasi

 Diidentifikasi setting konfigurasi

saat itu dari aplikasi

 Diidentifikasi kebutuhan setting

konfigurasi yang akan dilakukan dan langkah konfigurasi yang harus dilakukan berdasarkan buku manual

(28)

perangkat mengenai penggunaan setiap perangkat

 Beban kerja tiap perangkat

ditentukan berdasarkan penggunaan masingmasing perangkat

 Usia (live-time) tiap perangkat

dianalisa berdasarkan beban kerja

 Menganalisa resiko yang muncul

setiap terjadi kerusakan tiap perangkat

 Daftar peralatan, spefisikasi, beban

kerja dan live-time dibuat

 Dibuat daftar kemungkinan tingkat

atau frekuensi kerusakan

berdasarkan daftar yang peralatan

 Dikoordinasikan dengan pengguna

kemungkinan yang muncul jika tiap perangkat gagal atau mengalami kerusakan

 Membuat daftar kebutuhan

perawatan

 Dilakukan perhitungan biaya

perawatan setiap perangkat

 Dilakukan analisa kerugian atau

biaya sebagai akibat kerusakan peralatan terhadap operasi sistem

 Dibuat daftar rekomendasi

peralatan -peralatan yang harus dilakukan perawatan berdasarkan biaya perawatan dan resiko

kerusakan.

 Mengkomunikasikan kebutuhan

perawatan

 Daftar Pengajuan kebutuhan

perawatan dikoordinasikan dengan user.

 Dibuatkan Dokumentasi kebutuhan

perawatan.

Menentukan Ruang Lingkup Perawatan

Uraian Unit Unit ini mendeskripsikan ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan analisa kebutuhan pelaksanaan perawatan komputer dan perangkat penunjang

Sub Kriteria Unjuk Kerja

 Membuat daftar peralatan yang

perlu dilakukan perawatan

 Peralatan yang terpasang dalam

(29)

 Dikoordinasikan beban kerja tiap

peralatan berdasarkan penggunaan dan kemungkinan resiko yang muncul tiap terjadi kerusakan peralatan

 Didaftar peralatan yang

memerlukan perawatan untuk memperkecil resiko

 Membagi daftar peralatan

berdasarkan software atau hardware

 Tiap peralatan dibagi dalam

berdasarkan perangkat hardware atau software

 Dibuat daftar kebutuhan perawatan

peralatan berdasarkan hardware atau software

 Membuat daftar prioritas

peralatan yang harus dilakukan perawatan

 Dibuat daftar prioritas peralatan

yang memerlukan perawatan segera

 Dikoordinasikan dengan user untuk

menentukan prioritas perawatan.

 Membuat rencana kegiatan

perawatan

 Diidentifikasikan kebutuhan

perawatan setiap perangkat

 Jadwal dibuat berdasarkan

peralatan dan SDM

 Dokumentasi jadwal kegiatan

dibuat.

Melakukan Perawatan Peralatan Jaringan

Uraian Unit Unit ini berkaitan dengan melakukan perawatan perangkat jaringan yang terdiri dari komponen, menyiapkan peralatan merawat perangkat jaringan, merawat perangkat jaringan computer dan membuat laporan perawatan perangkat jaringan.

Sub Kriteria Unjuk Kerja

 Menyiapkan peralatan merawat

perangkat jaringan

 Peralatan yang dibutuhkan untuk

perawatan jaringan computer seperti tester dan avometer.

 Tang creamper kabel jaringan di

siapkan.

(30)

kabel, pipa pelindung dan lain-lain disiapkan.

 Merawat perangkat jaringan

computer

 Kabel dilindungi pipa/penutup

lainnya agar kabel tidak cepat rusak.

 Konektor kabel diperiksa agar tidak

terjadi korosi/berkarat.

 Hub/Switch diperiksa dan

identifikasi suhunya tidak terlalu panas.

 Hub/Switch diletakkan dalam rak

yang permanent dan dilindungi keamanannya.

 Card Ethernet dipasang pada saat

computer mati.

 Card Ethernet diperiksa posisinya

sehingga tidak goyang/kuat.

 Penangkal petir diidentifikasi

dengan baik.

 Membuat laporan perawatan

perangkat jaringan computer.

 Hasil perawatan secara berkala di

catat

 Kehandalan komponen secara

keseluruhan, di dokumentasi.

 Membuat rencana kegiatan

perawatan

 Diidentifikasikan kebutuhan

perawatan setiap perangkat

 Jadwal dibuat berdasarkan

peralatan dan SDM

 Dokumentasi jadwal kegiatan

dibuat.

Mencegah Komputer dari Serangan Virus

Uraian Unit Unit ini berkaitan dengan Cara-cara mencegah Komputer dari serangan berbagai jenis Virus pada perangkat komputer.

Sub Kriteria Unjuk Kerja

 Mempersiapkan pekerjaan

pencegahan dari serangan berbagai jenis virus

 Software Anti Virus yang terbaru

dicari informasinya, hal ini bisa dilakukan melalui Internet.

(31)

penyebarannya dipelajari,

Penggunaan perlengkapan K3 serta langkah pengamanan dilakukan sesuai dengan prosedur yang diberlakukan.

 Melaksanakan pencegahan

komputer dari serangan berbagai jenis virus

 Live Update Software Anti Virus

dijalankan secara teratur untuk mendapatkan program terbaru yang up to date,

 Software Anti Virus dijalankan

secara Auto-Protect, Script Blocking dan Worm Blocking untuk

menghindari serangan virus,

 File Attachment email anda dan file

yang ditransfer melalui instant messenger discaning.

 Sistem yang terpenting diisolasi

dari sumber serangan virus yang potensial, misalnya dari jaringan internet.

 Memeriksa komputer dari

serangan berbagai jenis virus

 Komputer yang terinfeksi diperiksa

dengan Software Anti Virus sesuai manual.

 Setelah Software Anti Virus

dijalankan, bila ditemukan virus dan

Software Anti Virus akan

memperbaiki file yang terinfeksi secara otomatis. Jika file tersebut tidak dapat diperbaiki, file akan dikarantina atau dihapus.

 Membuat laporan akhir

pencegahan dari serangan berbagai jenis virus

 Laporan dibuat sesuai dengan

format dan prosedur yang

ditetapkan oleh perusahaan (pada log-sheet/ reportsheet)

Memperbaiki Komputer yang Terinveksi Virus

Uraian Unit Unit ini berkaitan dengan Perbaikan komputer akibat terinfeksi Virus baik dalam kondisi komputer yang normal atau terkena virus.

Sub Kriteria Unjuk Kerja

 Mempersiapkan instalasi

Software Anti Virus

 Jenis virus dipelajari dan Software

(32)

 SOP Installation Manual Software

Anti Virus sudah disediakan dan dilakukan.

 Perangkat komputer sudah

dinyalakan, dengan sistem operasi dan persyaratan nya sesuai dengan SOP Installation Manual

 Log-sheet/report-sheet telah

disiapkan

 Melaksanakan pencegahan

komputer dari serangan berbagai jenis virus

 Live Update Software Anti Virus

dijalankan secara teratur untuk mendapatkan program terbaru yang up to date,

 Software Anti Virus dijalankan

secara Auto-Protect, Script Blocking dan Worm Blocking untuk

menghindari serangan virus,

 File Attachment email anda dan file

yang ditransfer melalui instant messenger discaning.

 Sistem yang terpenting diisolasi

dari sumber serangan virus yang potensial, misalnya dari jaringan internet.

 Mengecek hasil instalasi dengan

menjalankan Software Anti Virus disertai dengan melakukan

troubleshooting secara sederhana

 Software Anti Virus dijalankan tanpa

Kesalahan

 Software Anti Virus ditutup tanpa

kesalahan

 Troubleshooting dilakukan sesuai

SOP Installation Manual

 Membuat laporan akhir hasil

membersihkan virus

 Laporan dibuat sesuai dengan

format dan prosedur yang

ditetapkan oleh perusahaan (pada log-sheet/ reportsheet)

Pengembangan Jaringan LAN dan Internet

(33)

Kompetensi Bidang keahlian Jaringan ini dapat dibagi menjadi :

Analisis Jaringan, merupakan pekerjaan untuk menentukan atau membuat spesifikasi dari sistem jaringan yang akan dibuat. Spesifikasi sistem jaraingan akan didapatkan berdasarkan kebutuhan calon pengguna jaringan.

Desain Jaringan, merupakan pekerjaan untuk melakukan perancangan konfigurasi jaringan dan menentukan komponen jaringan yang akan dilibatkan. Perancangan dilakuakn berdasarkan spesifikasi kebutuhan jaraingan yang telah ditentukan.

Fabrikasi (Perakitan) Jaringan, merupakan pekerjaan untuk memilih dan membeli komponen jaringan yang dibutuhkan, dan melakukan perakitan / instalasi sederhana untuk mensimulasikan konfigurasi yang telah dirancang.

Pengujian (Testing) Jaringan, merupakan pekerjaan untuk memeriksa instalasi yang disimulasikan tersebut, apakah dapat bekerja dengan baik sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan, termasuk melakukan menguji jaringan dan simulasi setup jaringan.

Unit-unit yang dikembangkan dalam jaringan komputer (baik LAN dan Internet) adalah sebagai berikut:

 Membuat desain jaringan lokal (LAN)

 Membuat desain jaringan berbasis luas (WAN)

 Mendesain kebutuhan server

 Mendesain sistem keamanan jaringan

 Memasang kabel UTP dan BNC pada jaringan

(34)

 Menginstall non manageable switch pada jaringan

 Menginstall dan mengkonfigurasikan manageable switch pada jaringan

 Menginstall dan mengkonfigurasikan static routing pada routing

 Mengkonfigurasi dynamic routing pada router

 Menginstall sumber daya berbagi pakai pada jaringan komputer

 Mengkonfigurasikan TCP/IP statis pada pada workstation yang terhubung ke jaringan

 Mengkonfigurasikan TCP/IP dinamis pada pada workstation yang terhubung ke jaringan

 Mendesain dan Membangun Server

 Menginstalasi dan mengkonfigurasi server

 Menginstalasi dan mengkonfigurasi gateway internet

 Melakukan pengujian pada sistem

 Mengadministrasi perangkat jaringan

 Melakukan backup dan restore basis data pengguna

 Menyelenggarakan administrasi sistem jaringan

 Memberikan layanan administrasi sistem jaringan

 Mendukung perangkat lunak sistem

Detail dari masing-masing adalah sebagai berikut:

Membuat Desain Jaringan Lokal (LAN)

Uraian Unit Unit ini menjelaskan kemampuan yang diperlukan untuk membuat diain jaringan lokal (Local Area network – LAN). Disain LAN yang dibangun minimal melibatkan beberapa komponen jaringan yang terpasang untuk keperluan organisasi.

Sub Kriteria Unjuk Kerja

 Menentukan persyaratan

pengguna

 Segmen-segmen sistem yang

(35)

kebutuhan bisnis.

 Persyaratan segmen ditentukan

menggunakan analisis fungsiona LAN.

 Kandungan dan volume lalu lintas

diperkirakan sesuai kebutuhan organisasi.

 Kebutuhan sumber daya ditentukan

pada masing-masing segmen LAN.

 Fitur-fitur lingkungan fisik

dipertimbangkan sebagai efek dari disain LAN

 Pilihan topologi dipertimbangkan

dengan mengacu pada sumber daya yang tersedia dan matriks fungsional LAN.

 Pilihan topologi dihitung harganya  Topologi LAN yang cocok dipilih

berdasarkan pada kebutuhan bisnis dan analisis fungsional

 Membuat disain awal jaringan  Persyaratan klien pengguna ditinjau

ulang dan persyaratan jaringan LAN diidentifikasi.

 Diagram jaringan fisik LAN

dikembangkan sesuai persyaratan pengguna

 Tipe-tipe terminal dan

penempatannya prosesor-prosesor, protokol yang diperlukan dan

arsitektur jaringan LAN ditentukan berdasarkan spesifikasi teknik dan persyaratan pengguna

 Mengevaluasi lalulintas jaringan  Jalur lalulintas serta pengaruhnya

terhadap piranti masukan dan keluaran serta pengaruhnya pada prosesor diprediksi untuk

kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang

 Disain diukur berdasarkan volume

lalu lintas yang diharapkan.

 Profil kinerja (baik/buruk)

(36)

Menyelesaikan disain jaringan  Ukuran dan persyaratan ditinjau

ulang dan disain akhir diusulkan.

 Dukungan dan

persyaratan-persyaratan pelatihan ditentukan dan ditambahkan ke persyaratan.

 Spesifikasi teknis dan harga terbaru

diperoleh dengan menghubungi vendor.

 Disain akhir jaringan LAN dilaporan

Dalam melaksanakan unit ini didukung dengan tersedianya:

 Informasi kebutuhan LAN, jumlah pengguna, ukuran / rata rata transaksi, aplikasi dan transfer datanya

 Fitur fitur jaringan yang diinginkan, perkabelan, protokol, server, dan tingkat keamanan yang akan digunakan

 Sistem komputer

Panduan

Pengetahuan dan keterampilan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi, memerlukan bukti keterampilan dan pengetahuan dibidang berikut ini :

 Pengetahuan dasar

 Pengetahuan konsep jaringan komputer : protokol jaringan, arsitektur jaringan, dsb.

 Pengetahuan dasar mengenai organisasi dan bisnis organisasi

 Pengetahui mengenai produk perangkat keras dan perangkat lunak dari vendor

Keterampilan dasar

(37)

 Kemampuan untuk menganalisis, merancang, mengevaluasi pengembangan system berdasarkan fungsi organisasi dan bisnis organisasi.

Aspek kemampuan

 Kemampuan untuk menganalisis kebutuhan bisnis organisasi

 Kemampuan untuk menganalisis kebutuhan sistem jaringan LAN

 Kemampuan untuk menetapkan arsitektur jaringan LAN yang tepat

 Kemampuan untuk mengembangkan jaringan komputer LAN berdasarkan Komponen Jaringan.

Membuat Disain Jaringan Berbasis Luas (WAN)

Uraian Unit Unit ini menjelaskan kemampuan yang diperlukan untuk Disain jaringan luas (Wide Area network – WAN). Disain WAN yang dibangun minimal melibatkan beberapa komponen jaringan yang terpasang untuk keperluan organisasi.

Sub Kriteria Unjuk Kerja

 Mengidentifikasi persyaratan

WAN

 Segmen-segmen dari WAN yang

diusulkan diidentifikasi

 Kebutuhan Segmen WAN ditentukan

menggunakan analisis fungsional.

 Kandungan dan volume lalu lintas

diperkirakan sesuai harapan penggunaan organisasi.

 Mengidentifikasi spesifikasi WAN  Kebutuhan sumber daya

diidentifikasi untuk masing-masing segmen WAN.

 Fitur-fitur lingkungan fisik WAN

dipertimbangkan sebagai efek dari disain WAN

 Pilihan topologi WAN dihitung

harganya berdasarkan

(38)

 Pilihan-pilihan topologi

dipertimbang-kan dengan mengacu pada sumber daya yang tersedia dan fungsional WAN.

 Topologi WAN yang sesuai dipilih

berdasarkan kebutuhan organisasi dan batasan biaya.

 Membuat disain awal jaringan

WAN

 Persyaratan pengguna ditinjau

ulang dan persyaratan jaringan WAN diidentifikasi.

 Diagram jaringan fisik WAN

dikembangkan sesuai persyaratan pengguna

 Mengevaluasi lalulintas jaringan  Ukuran dan persyaratan ditinjau

ulang dan disain akhir diusulkan.

 Dukungan dan

persyaratan-persyaratan pelatihan ditentukan dan ditambahkan ke persyaratan.

 Spesifikasi teknis dan harga terbaru

diperoleh dengan menghubungi vendor.

 Disain akhir jaringan LAN dilaporan

Fajaringgit lahir dari pasangan Machfud Zainal Arifin dan Arifah. Ia merupakan anak pertama dari 3

(39)

Sejak 2001 sudah menyukai komputer dan bergelut di dunia IT, Di luar blog Fajaringgit adalah seorang Guru Multimedia lulusan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo. Mendapatkan gelar sarjana Komputer di tahun 2009 dengan membuat karya tulis berjudul “Menangani virus lokal tanpa antivirus” yang diinspirasi dari maraknya virus lokal yang beredar di dunia maya

Fajaringgit selain menjadi Guru Multimedia di SMK KRIAN 2 (http://smkkrian2.sch.id) juga menjadi Konsultan Individu IT di Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II Surabaya (http://www.balaitams2.com ).

Sekarang fajar inggit sedang menggeluti dunia web master (http://fajaringgit.in) lagi tertarik dengan dunia karaoke dan skill pada Networking

Gambar

Gambar 2.1: Teknik Waterfall
Gambar 2.4: Pengembangan Inkremental
Gambar 2.5: Model Increment Sommerville
Gambar 2.6: Model Spiral
+4

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN AKHIR Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan KNSP Sistem Penyediaan Air Minum; Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan

Surat dari Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu – Opak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum, nomor : UM 0206-AO/1295-1, tanggal 12 Desember 2012,

Praktek Kerja Lapang tentang Teknik Budidaya Rumput Laut ( Eucheuma cottonii ) dengan Metode Longline dalam Bak Beton di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau

Praktek Kerja Lapang tentang Teknik Kultur Spirulina platensis Skala Laboratorium di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara Kabupaten Jepara Jawa Tengah..

Sanitasi lingkungan di Indonesia memiliki latar belakang yang sangat kompleks. Dimana kondisi geografis indonesia disebut sebagai negara kepulauan yang menjadikan tantangan sendiri dalam memberikan sanitasi yang merata diseluruh wilayah Indonesia. Daerah terpencil, pulau-pulau kecil, dan daerah pedalaman seringkali kesulitan untuk mendapatkan fasilitas sanitasi yang cukup. Pertumbuhan penduduk yang terus betambah sangat pesat, terutama di daerah perkotaan menjadikan wilayah negara indonesia semakin padat. Dengan demikian, kondisi ini memberikan tekanan yang besar pada sanitasi yang ada, terutama pada daearah-daerah perkotaan yang padat penduduk dan menyebabkan tidak meratanya dalam penyediaan sanitasi, sehingga masih banyak penduduk indonesia yang belum memiliki akses untuk menuju ke layanan sanitasi . Kurangnya fasilitas jamban yang layak serta fasilitas air minum yang aman untuk dikonsumsi menjadi masalah utama dibeberapa wilayah. Di Era ini,