• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAPORAN AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAPORAN AKHIR"

Copied!
281
0
0

Teks penuh

(1)LAPORAN AKHIR. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daya tarik aktivitas perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi akan selalu. menarik pergerakan penduduk dari kawasan sekitarnya maupun kawasan perdesaan untuk berpindah dan beraktivitas di kawasan perkotaan. Sejumlah kajian memperkirakan jumlah penduduk perkotaan pada akhir 2025 akan mencapai mendekati 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Keadaan ini akan diikuti oleh meningkatnya kebutuhan akan permukiman dan infrastruktur pelayanan perkotaan. Akibat dari peningkatan pertumbuhan penduduk dan aktivitas di perkotaan akan memicu bertambahnya luas kawasan perkotaan secara menerus dan akan menekan ruang penyangga maupun ruang produktif di kawasan perdesaan. Fenomena perubahan tersebut akan mengubah karakter kawasan non permukiman menjadi kawasan permukiman perkotaan yang cenderung tidak terkontrol dan akan membebani daya dukung kawasan bersangkutan. Keadaan tersebut belum dapat diimbangi oleh kemampuan pemerintah menyediakan jaringan infrastruktur pelayanan perkotaan. Terjadinya perkembangan aktivitas dan pergerakan penduduk di perkotaan yang tidak diimbangi dengan penyelenggaraan pembangunan perkotaan yang terencana dan terintegrasi semakin memicu meningkatnya permasalahan perkotaan, terutama pada kawasan permukiman dengan tidak terpenuhinya standar pelayanan minimal. Dengan mencermati hal tersebut, perkembangan kota merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindari, sekaligus merupakan tantangan utama bagi pemangku kepentingan kota untuk dapat menyusun suatu strategi khusus perkotaan sebagai langkah operasional perencanaan pembangunan kota sesuai dengan visi dan misi kota secara lebih adaptif, antisipatif dan implementatif. UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang mengamanatkan bahwa pemerintah Kabupaten Muna mempunyai tugas melaksanaan pembinaan terhadap pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruangnya. Pemerintah Daerah kini dituntut untuk dapat menyiapkan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-1.

(2) LAPORAN AKHIR diri dengan instrumen yang integral dan komprehensif untuk menghadapi tantangan tersebut. Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk menyusun sendiri Rencana Tata Ruang Wilayahnya (RTRW) yang didalamnya diharapkan sudah tercantum strategi arahan kebijakan pemanfaatan ruang yang terintegrasi dan seimbang sesuai dengan daya dukung yang dimilikinya. Untuk merealisasikan wujud ruang sebagaimana yang direncanakan dalam dokumen RTRW, Pemerintah Daerah pun wajib memiliki dokumen pembangunan baik jangka panjang maupun jangka menengah. Karenanya, adanya sinergisasi antara perencanaan tata ruang (spatial plan) dan perencanaan pembangunan (development plan) sangat dituntut dalam rangka kemudahan implementasi kegiatan. Dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, diamanatkan kepada pemerintah daerah bertanggung jawab dalam hal kewenangannya untuk mengatur perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan di wilayah kewenangannya, agar penyelenggaraan pembangunan perkotaan dapat berjalan lebih sinergis, integratif, efisien dan efektif. Namun kenyataan yang terjadi menunjukkan bahwa pada pelaksanaan di lapangan, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, masih banyak kendala yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah, antara lain: Belum tersedianya strategi khusus untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan penataan ruang dan perencanaan pembangunan kota secara keseluruhan. Tuntutan yang tinggi terhadap kebutuhan permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali belum didukung dengan suatu kebijakan dan strategi pembangunan yang memadai, matang, dan berskala kota. Masih seringnya terjadi tumpang tindih kebijakan dan strategi penanganan persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada tingkat operasional (Kabupaten Muna) Kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali bersifat sesaat (responsif), sektoral, serta berorientasi pada ketersediaan program atau proyek pendukung. Meskipun setiap Kabupaten telah menyusun dokumen Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah (RPIJM), namun belum terlihat strategi dan kebijakan yang dijadikan sebagai landasan berpijak, dengan pihak-pihak mana saja pemerintah dapat bekerja sama, bagaimana strategi pembiayaan pembangunannya dan bagaimana pengorganisasian program terkait dengan relasi fungsional dan strukturalnya.. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-2.

(3) LAPORAN AKHIR Berdasarkan hal tersebut, perlu disiapkan strategi yang berskala kota dan terintegrasi antar sektor pembangunan dengan pendekatan holistik yang mensinergikan perencanaan spasial dan perencanaan pembangunan khususnya dalam bidang pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang dinamakan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP). Sehingga pada akhirnya strategi ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan prioritas pembangunan daerah perkotaan, yang diharapkan dapat membantu mengoptimalkan alokasi dana pembangunan secara akurat dan rasional. Selain sebagai acuan bagi pemerintah daerah, dokumen SPPIP ini juga dapat menjadi acuan bagi pemangku kepentingan lain sebagai pelaksana pembangunan kota. Perencanaan pembangunan yang dimaksud, secara umum, tidak hanya mengedepankan proses teknis namun juga proses pembelajaran. Untuk itu, dalam penyusunan SPPIP ini sangat diutamakan proses duduk bersama para pemangku kepentingan kota khususnya para eksekutif di daerah untuk merumuskan dan menyepakati bersama mengenai strategi dan program yang akan disusun sehingga terbangun proses pembelajaran dalam merencanakan pembangunan yang lebih populis dan humanis serta rasa memiliki terhadap perencanaan yang disusun. Dengan demikian Pemerintah Daerah pun dapat lebih memiliki legitimasi secara politik, demokrasi dan transparan di wilayahnya. Untuk mendorong tersedianya dokumen strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang disusun dan disepakati pemangku kepentingan kota, maka Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum bermaksud memberikan dukungan dalam bentuk pembinaan teknis yang bersifat pendampingan dan peningkatan serta penguatan kapasitas bagi Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan untuk melaksanakan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Untuk melaksanakan kebijakan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam mendukung pembangunan di daerah melalui pemanfaatan dana APBN, maka SPPIP sebagai strategi pembangunan dengan program investasi bidang Cipta Karya akan menjadi acuan bagi pengalokasian dukungan tersebut selain dokumen RPIJM yang tentunya sudah mengacu pada SPPIP yang sudah disusun.. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-3.

(4) LAPORAN AKHIR. Gambar 1.1 Diagram Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kota/Kabupaten. 1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran. 1.2.1 Maksud Penyusunan SPPIP Tersedianya dokumen SPPIP bagi pemerintah Kabupaten Muna, sebagai acuan dalam melaksanakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaannya.. 1.2.2 Tujuan Penyusunan SPPIP Terfasilitasinya pemangku kepentingan Kabupaten Muna dalam melaksanakan penyusunan dan menghasilkan dokumen SPPIP melalui proses diskusi untuk mencapai kesepakatan strategi pembangunan yang terintegrasi dan berkesinambungan sebagai acuan pembangunan Kabupaten Muna.. 1.2.3 Sasaran Penyusunan SPPIP Dalam rangka mencapai tujuan dari kegiatan ini, maka dalam pelaksanaannya harus dapat melalui beberapa sasaran sebagai berikut: 1. Tersosialisasikannya konsep penyelenggaraan pembangunan perkotaan dan peran strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan;. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-4.

(5) LAPORAN AKHIR 2. Terjadinya kerjasama yang berkesinambungan antara tim konsultan pendamping, pokjanis, tim teknis Propinsi dan pihak satker melalui konsolidasi persiapan pelaksanaan penyusunan SPPIP 3. Terbangunnya pemahaman oleh semua pemangku kepentingan Kabupaten Muna terhadap seluruh dokumen perencanaan yang dimiliki oleh wilayahnya dan relasi fungsionalnya dengan dokumen perencanaan di level makro di atasnya; 4. Teridentifikasikannya arah, tujuan dan sasaran pembangunan permukiman dalam mendukung arah pembangunan perkotaan sebagai penerjemahan visi dan misi Kabupaten. Muna,. dengan. memperhatikan. pertimbangan. potensi,. peluang,. permasalahan dan tantangan yang dimiliki wilayah perkotaan; 5. Terjadinya penguatan kepedulian dan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan Kabupaten Muna dalam setiap proses yang dilalui dalam penyusunan SPPIP; 6. Terbangunnya kesepakatan dan mufakat yang mengutamakan asas manfaat dan kepentingan bersama dalam penentuan setiap proses penentuan kriteria, indikator dan penetapan kawasan strategis yang menjadi prioritas penanganan; 7. Terjadinya interaksi dan keterlibatan komponen-komponen masyarakat dalam proses penyusunan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan melalui penyelenggaraan konsultasi publik; 8. Terwujudnya pemahaman yang baik oleh semua pemangku kepentingan Kabupaten Muna tentang strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Muna; 9. Terbangunnya koordinasi antar pemangku kepentingan kabupaten dan propinsi, tersusunnya sinkronisasi program dan kegiatan pembangunan kota, sebagai acuan pelaksanaan pembangunan yang optimal sesuai sumber daya dan sumber dana yang dimiliki wilayah.. 1.3. Pengertian, Fungsi dan Karakteristik SPPIP. 1.3.1 Pengertian SPPIP SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur bidang cipta karya yang penyusunannya mengacu dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kota secara komprehensif. SPPIP ini merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Selain itu, SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk membangun permukiman dan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-5.

(6) LAPORAN AKHIR infrastruktur sebagai komponen inti pembentuk kawasan perkotaan. Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini diterjemahkan ke dalam suatu strategi berikut program pembangunannya. 1.3.2 Fungsi SPPIP Dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, SPPIP memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan infrastuktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah ada; 2. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang cipta karya di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen SPPIP/RPKPP; 3. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM; 4. Sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan 5. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman dan. infrastruktur perkotaan skala kota.. 1.3.3 Karakteristik SPPIP memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi, akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang ada; 2. pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk, namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini dapat dilihat dari pengutamaan legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan kota yang terlibat dalam proses penyusunan dan penerapannya; 3. kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral, melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan kawasan perkotaan secara keseluruhan; dan 4. kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan disusun dari skala kota/kabupaten sampai dengan skala kawasan. Pada skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada kebijakan dan strategi skala kota.. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-6.

(7) LAPORAN AKHIR. 1.4. Keluaran Dalam keseluruhan proses penyusunan SPPIP ada dua dokumen yang akan dihasilkan. sebagai keluaran yaitu: a. Dokumen SPPIP; dan b. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan SPPIP Karakteristik atau persyaratan masing-masing keluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : A. Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Indikasi arah pengembangan kota serta pembangunan permukiman dan Muatan. infrastruktur perkotaan Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas Identifikasi Kawasan Permukiman prioritas Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kota dan skala kawasan) Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. B. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan SPPIP Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan Muatan. diseminasi Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan diseminasi Materi yang disampaikan Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan Proses diskusi. Sumber : Modul Pelaksanaan – Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP. 1.5. Ruang Lingkup Ruang lingkup pada penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur. Perkotaan (SPPIP) di Kabupaten Muna terdiri dari lingkup substansi dan lingkup wilayah.. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-7.

(8) LAPORAN AKHIR 1.5.1 Lingkup Substansi Lingkup Substansi SPPIP dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1) Lingkup Substansi keluaran akhir SPPIP dan 2) lingkup substansi menyeluruh yang meliputi seluruh proses penyusunan SPPIP. Kedua bagian lingkup substansi SPPIP ini akan dijelaskan sebagai berikut.. 1. Lingkup Substansi keluaran akhir SPPIP Dari sisi substansi, keluaran akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan SPPIP berupa strategi pembangunan yang diturunkan dan didetailkan dalam bentuk program. Strategi pembangunan dalam SPPIP memuat langkah-langkah riil dan terukur yang harus diambil untuk merealisasikan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diatur dalam kebijakan. Strategi pembangunan dalam SPPIP ini disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut :  Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama oleh Pokjanis;  Kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yang didasarkan pada karakteristik potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman eksisting;  Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong bagi terwujudnya target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin dicapai. Sumber daya ini dapat berupa: - sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah daerah; - luas lahan yang tersedia untuk pembangunan; - kesiapan masyarakat dalam mendukung program pembangunan; - kapasitas aparatur pelaksana program; - dan sebagainya  Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang berlaku; dan  Target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diharapkan.. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-8.

(9) LAPORAN AKHIR. Gambar 1.2. Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP. Dalam perumusan strategi pembangunan SPPIP perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu: cakupan aspek dan cakupan wilayah. Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam konteks cakupan aspek merujuk pada strategi fisik dan non-fisik. Untuk strategi non-fisik dapat meliputi strategi terkait aspek sosial, ekonomi, pembiayaan, kelembagaan, pelibatan masyarakat dan pelaku terkait lainnya, serta legalisasi. Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam konteks cakupan wilayah disusun untuk skala kota/kabupaten dan skala kawasan. Setiap strategi yang dirumuskan didetailkan ke dalam program yang memuat penjabaran strategi ke dalam langkah-langkah operasional untuk jangka waktu tertentu. Secara garis besar, lingkup kegiatan penyusunan SPPIP meliputi 5 (lima) kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, (3) perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, (4) perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, dan (5) finalisasi dan sosialisasi. 2. Lingkup Substansi Seluruh Proses Penyusunan SPPIP Lingkup substansi untuk seluruh proses penyusunan SPPIP secara rinci dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) lingkup kegiatan yaitu : 1.. Penyelenggaraan FGD 1 (Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan). 2. Penyelenggaraan FGD 2 (Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas serta kegiatan Identifikasi Indikasi kawasan Permukiman Prioritas) 3. Penyelenggaraan. FGD 3. (Perumusan. Strategi Pembangunan. Permukiman. dan. Infrastruktur Permukiman Perkotaan) 4. Penyelenggaraan FGD 4 (Identifikasi dan analisis Korelasi Strategi Dalam Skema manajemen Pembangunan Perkotaan, Kegiatan analisis konsekuensi atau implikasi penerapan Strategi Pembangunan dan Kegiatan Perumusan Program Pembangunan dalam Skala Kota dan Kawasan sebagai arahan Kebutuhan Program Investasi) 5. Konsultasi Publik (dampak penerapan program) Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-9.

(10) LAPORAN AKHIR 6. Diseminasi (penyempurnaan strategi dan perumusan program pembangunan dalam skala kota dan kawasan). 1.5.2 Lingkup Wilayah Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini dilakukan pada lingkup wilayah Kabupaten dimana pada laporan ini lingkup wilayah yang dimaksud adalah Kabupaten Muna. Wilayah yang menjadi kajian, karena berupa wilayah yang berstatus Kabupaten, maka lingkup penyusunan SPPIP mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman perkotaan oleh RTRW Kabupaten Muna.. 1.5.3 Gambaran Umum Kabupaten muna 1. Letak geografis dan Batas Administrasi Ditinjau secara geografis, Kabupaten Muna merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Tenggara yang letaknya berada di bagian utara Pulau Muna dan bagian utara Pulau Buton, serta beberapa pulau kecil di sekitarnya. Sedangkan secara astronomis, posisi Kabupaten Muna berada pada 40° 6 LS — 50° 15 LS dan antara 122° BT — 123° 15 BT. 2. Luas daratan Kabupaten Muna adalah sebesar 2.963,97 km atau 296.397 Ha, dibagi menjadi 33 kecamatan yaitu Kecamatan Tongkuno, Tongkuno Selatan, Parigi, Bone, Marobo, Kabawo, Kabangka, Kontu Kowuna, Tiworo Kepulauan, Maginti, Tiworo Tengah, Tiworo Selatan, Tiworo Utara, Lawa, Sawerigadi, Barangka, Wadaga, Kusambi, Kontunaga, Watopute, Katobu, Lohia, Duruka, Batalaiworu, Napabalano, Lasalepa, Napano Kusambi, Towea, Wakorumba Selatan, Pasir Putih, Pasi Kolaga, Maligano, dan Batukara. Secara administratif, Kabupaten Muna berbatasan dengan: Utara. : Selat Spelman. Selatan. : Kabupaten Buton. Barat. : Selat Tiworo. Timur. : Kabupaten Buton Utara. Secara administratif Kabupaten Muna terdiri dari 33 kecamatan definitif, selanjutnya terbagi atas 220 desa, 39 kelurahan dan 1 unit pemukiman transmigrasi (UPT). Komposisi desa berdasarkan klasifikasi desa adalah sebanyak 293 desa tidak termasuk (UPT) dan keseluruhan terdiri dari desa swakarya dan desa swadaya dan desa swakarya masing masing sebanyak 227 desa (77,47%) kategori swadaya mula, (89,16%) dan desa. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-10.

(11) LAPORAN AKHIR swakarya sebanyak 31 desa atau 10,38% dari seluruh desa dan kelurahan yang telah. 1.1. diklarifikasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 1.1. peta Kabupaten Muna. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-11.

(12) LAPORAN AKHIR. Secara garis besar, ketinggian daratan Kabupaten Muna bervariasi antara 0 - >1000 m di atas permukaan laut (dpl). Namun, sebagian besar dari luas daratan Kabupaten Muna berada pada ketinggian 25-100 m dpl, yaitu sebesar 33,13% dari luas daratan Kabupaten Muna. Sedangkan luas daratan yang mempunyai ketinggian >1000 m dpl hanya sekitar 0,02% dari luas keseluruhan daratan Kabupaten Muna. 2. Iklim dan Curah Hujan Seperti sebagian besar daerah di Indonesia, Kabupaten Muna mempunyai iklim tropis dengan suhu rara-rata sekitar 25ºC - 27ºC. Demikian juga dengan musim, di Kabupaten Muna terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan pada umumnya terjadi pada Bulan November sampai dengan Juni, dimana angin yang mengandung banyak uap air bertiup dari Benua Asia dan Samudra Pasifik sehingga menyebabkan hujan. Sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Juli dan bulan Oktober, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan sedikit mengandung uap air. Khusus pada bulan April di Kabupaten Muna seperti halnya daerah Sulawesi Tenggara pada umumnya angin bertiup dengan arah yang tidak menentu, yang berakibat pada curah hujan yang tidak menentu pula dan keadaan ini dikenal sebagai musim pancaroba. 3. Penggunaan Tanah Secara umum penggunaan tanah di Kabupaten Muna terdiri atas tanah sawah dan tanah kering. Luas tanah sawah sebesar 3.624 hektar atau 1,22 persen dari luas total penggunaan tanah di Kabupaten Muna. Luas tanah sawah terdiri dari tanah sawah diusahakan sebesar 2.025 hektar dan tidak diusahakan seluas 1.599 hektar. Penggunaan tanah kering terdiri dari pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tegal/kebun, ladang/huma, padang rumput, rawa yang tidak ditanami, tambak, kolam/tebat/empang, tanah sementara tidak diusahakan, tanaman kayu-kayuan/hutan, hutan negara, perkebunan, dan lain-lain. Pada tahun 2011, penggunaan tanah kering yang terluas adalah lahan perkebunan yaitu sebesar 66.611 hektar atau 22,47 persen, kemudian tanah kering yang sementara tidak diusahakan seluas 52.040 hektar atau 17,56 persen, hutan negara 41.014 hektar atau 13,84 persen, tegal/kebun 40.095 hektar atau 13,53 persen, sedangkan penggunaan tanah lainnya masih relatif kecil. 4. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-12.

(13) LAPORAN AKHIR Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Muna pada tahun 2011 diproyeksikan sebanyak 273.616 jiwa terdiri dari 132.113 jiwa penduduk laki-laki dan 141.503 jiwa penduduk perempuan. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Muna selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 rata-rata sebesar 1,36 persen pertahun. Pertumbuhan ini lebih kecil dibanding laju pertumbuhan penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu rata-rata 2,07 persen pertahun serta lebih kecil dibanding pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,47 persen pertahun pada periode yang sama. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Napabalano merupakan yang tertinggi dibanding dengan pertumbuhan penduduk kecamatan lain di Kabupaten Muna yaitu sebesar 2,08 persen pertahun diikuti Kecamatan Tiworo Kepulauan dan Tongkuno, masing-masing tumbuh sebesar 1,78 persen dan 1,76 persen pertahun. Sedangkan kecamatan yang paling lambat pertumbuhan penduduknya adalah Kecamatan Lawa dengan rata-rata pertumbuhan 0,07 persen pertahun dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010. Perkembangan penduduk Kabupaten Muna dari tahun ke tahun dapat dilihat secara lebih lengkap pada tabel dibawah ini.. Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011. Tabel 1.1 Penduduk Kabupaten Muna menurut Jenis Kelamin Tahun 2011 Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin 132.786 141.145 273.931 94,08 136.851 145.076 281.927 94,33 140.165 148.583 288.748 94,33 143.633 150.906 294.539 95,18 145.054 152.496 297.550 95,12 148.355 156.398 304.753 94,86 148.355 156.398 304.753 94,86 117.320 127.530 244.850 91,99 116.158 129.846 246.004 89,46 117.318 131.143 248.461 89,46 129.535 138.742 268.277 93,36 132.113 141.503 273.616 93,36. Sumber : BPS Kabupaten Muna Tahun 2012. 5. Persebaran Penduduk Penduduk Kabupaten Muna tersebar di semua kecamatan. Kecamatan Katobu adalah paling padat penduduknya yaitu sebanyak 2.246 jiwa per km2 diikuti oleh Kecamatan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-13.

(14) LAPORAN AKHIR Duruka 992 jiwa per km2 dan Kecamatan Batalaiworu sebesar 568 jiwa per km2. Kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Tongkuno, Wadaga dan Batukara yaitu rata-rata 33 jiwa per km2. 6. Jenis Kelamin, Struktur Umur dan Rumah Tangga Jumlah penduduk laki-laki Kabupaten Muna pada tahun 2011 sebanyak 132.113 jiwa, penduduk perempuan sebanyak 141.503 jiwa. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) penduduk Kabupaten Muna adalah 93,36 yang berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 93 penduduk laki-laki. Dengan kata lain, jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Muna tahun 2011 lebih kecil dibanding penduduk perempuan. 7. Angkatan Kerja Menurut jenis kegiatannya, penduduk berumur 15 tahun ke atas dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Angkatan kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun keatas dan mempunyai pekerjaan, baik “bekerja maupun sementara tidak bekerja” karena suatu sebab, misalnya pegawai yang sedang cuti, petani yang sedang menunggu panen, dan sebagainya. Disamping itu, mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja. 2. Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Pada tahun 2011, penduduk yang termasuk angkatan kerja sebanyak 121.833 orang terdiri dari yang bekerja sebanyak 119.008 orang dan pengangguran sebanyak 2.825 orang. Kemudian, yang bukan termasuk angkatan kerja sebanyak 48.745 orang. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian yaitu sebesar 49,82 persen dari total keseluruhan penduduk yang bekerja. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, sebagian besar penduduk bekerja sebagai tenaga usaha pertanian yaitu sebanyak 59.284 orang. Menurut status pekerjaan utama mereka, sebagian besar penduduk berusaha sendiri. Pendidikan yang ditamatkan oleh sebagian besar penduduk yang bekerja adalah belum tamat SD/sederajat dengan persentase sebesar 23,41 persen dari total keseluruhan penduduk yang bekerja. Adapun penduduk yang berhasil menamatkan jenjang pendidikan hingga level sarjana ke atas sebanyak 4,46 persen. Ditinjau dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penduduk Kabupaten Muna yang berumur 15 tahun ke atas tahun 2011 sebesar 71,42 persen. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-14.

(15) LAPORAN AKHIR. Tabel 1.2 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2011 Kelompok umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 0 - 4 17.796 16.759 34.555 41.157 18.366 17.346 35.712 41.913 17.790 16.359 34.149 15 - 19 13.349 13.276 26.625 20 - 24 8.808 10.264 19.072 25 - 29 9.320 10.954 20.274 30 - 34 8.028 9.736 17.764 35 - 39 8.807 10.028 18.835 40 - 44 7.571 8.166 15.737 45 - 49 5.711 6.692 12.403 50 - 54 4.923 6.043 10.966 55 - 59 3.771 4.072 7.843 60 - 64 2.684 3.607 6.291 65 - 69 2.034 2.774 4.808 70 - 74 1.450 2.206 3.656 75 + 1.705 3.221 4.926 Jumlah 132.113 141.503 273.616 Sumber : Kabupaten Muna Dalam Angka Tahun 2012 Gambar 1.3 Struktur Umur Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2011. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-15.

(16) LAPORAN AKHIR. Sumber : BPS Kabupaten Muna Tahun 2012. 8. Transmigrasi. Kabupaten Muna merupakan salah satu daerah tujuan transmigrasi. Dari tahun ke tahun Kabupaten Muna menerima transmigran dari daerah lain, antara lain dari Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, NTT, dan NTB. Tahun 2011 ini, Kabupaten Muna menerima transmigran dari DKI yang berjumlah 37 KK (148 jiwa). Pada tahun yang sama Kabupaten Muna menerima Transmigran yang berasal dari Jawa Timur Sebanyak 24 KK dengan total 96 jiwa.. Tahun 2.009 2.010 2.011. Tabel 1.3 Penerimaan Transmigrasi menurut Daerah Asal Tahun 2009-2011 Daerah Asal DKI Jawa Barat Jawa Tengah DIY KK 0 0 0 0 Jiwa 0 0 0 0 KK 17 0 0 0 Jiwa 72 0 0 0 KK 37 0 0 0 Jiwa 148 0 0 0. Jawa Timur 22 84 72 207 24 96. Bali 0 0 0 0 0 0. Sambungan Tabel 1.3 Tahun. NTB. NTT. Daerah Asal Banten. APPDT. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. Total I-16.

(17) LAPORAN AKHIR 2.009 2.010 2.011. KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa. 0 0 25 91 0 0. 0 0 0 0 0 0. 17 61 42 52 0 0. 61 252 211 959 0 0. 100 397 367 1.381 0 0. Sumber : BPS Kabupaten Muna Tahun 2012. 9. Pendidikan Pembangunan Pendidikan di Kabupaten Muna sampai saat ini belum menunjukkan pemerataan baik ditinjau dari segi ketersediaan sarana prasarana pendidikan maupun ketersediaan tenaga kependidikan serta tingkat kesejahteraannya. Kondisi tersebut diatas memungkinkan terjadinya anak usia sekolah tidak dapat menikmati pendidikan yang Iayak dan kualitas pendidikan yang diharapkan belum dapat dicapai. Untuk mengetahui kondisi pendidikan saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:  Sekolah Dasar (SD) Pada tahun pelajaran 2011/2012, jumlah sekolah dasar adalah 317 unit, lebih tinggi dibanding tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah guru yang mengajar pada tingkat Sekolah Dasar sebanyak 3.654 orang mengalami penurunan dibanding tahun pelajaran sebelumnya sebanyak 4.148 orang guru. Jumlah murid Sekolah Dasar tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 45.861 murid turun sedikit seddibanding tahun sebelumnya berjumlah 45.868 murid. Sementara rasio murid terhadap guru pada tahun pelajaran 2011/2012 ratarata sebesar 12,55 orang.  Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Jumlah Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) pada tahun pelajaran 2011/2012 yaitu 88 unit, bertambah 4 unit dibanding tahun pelajaran sebelumnya. Jumlah guru pada SLTP tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 1.396 orang, turun dibanding tahun pelajaran sebelumnya sebanyak 1.763 orang. Sedangkan jumlah murid tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 17.489 orang meningkat dibanding tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 17.306 orang. Sehingga rasio murid terhadap guru rata-rata 12,53 orang.  Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) pada tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 44 unit berkurang 1 unit dibanding dengan tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 45 unit. Guru yang mengajar pada Sekolah SLTA pada tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 1.244 orang Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-17.

(18) LAPORAN AKHIR dan pada tahun pelajaran 2011/2012 bertambah menjadi 1.278 orang. Jumlah siswa pada SLTA tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 13.227 orang, naik dibanding tahun pelajaran yang lalu sebanyak 12.905 siswa. Dengan demikian rasio murid terhadap guru rata-rata sebesar 10,35 orang.. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-18.

(19) LAPORAN AKHIR. No 1. 2. 3. 4. Tabel 1.4 Jumlah sekolah, Guru, Murid Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011 Rata-Rata Tingkat Guru Per Murid Murid Per Pendidikan Sekolah Guru Murid Sekolah PerSekolah Guru Taman Kanakkanak 2007/2008 137 313 3.281 2,28 23,95 10,48 2008/2009 135 318 3.281 2,36 24,30 10,32 2009/2010 146 633 2.332 4,34 15,97 3,68 2010/2011 146 643 2.536 4,40 17,37 3,94 2011/2012 178 780 6.111 4,38 34,33 7,83 Sekolah Dasar 2.12 2007/2008 307 9 45.396 6,93 147,87 21,32 3.70 2008/2009 307 9 43.911 12,08 143,03 11,84 3.80 2009/2010 312 9 46.513 12,21 149,08 12,21 4.14 2010/2011 312 8 45.868 13,29 147,01 11,06 3.65 2011/2012 317 4 45.861 11,53 144,67 12,55 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 1.12 2007/2008 80 6 16.012 14,08 200,15 14,22 1.63 2008/2009 80 8 15.562 20,48 194,53 9,50 1.72 2009/2010 84 8 15.731 20,57 187,27 9,10 1.76 2010/2011 84 3 17.306 20,99 206,02 9,82 1.39 2011/2012 88 6 17.489 15,86 198,74 12,53 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 2007/2008 38 981 10.807 25,82 284,39 11,02 1.16 2008/2009 39 9 12.138 29,97 311,23 10,38 1.19 2009/2010 45 9 11.803 26,64 262,29 9,84 1.24 2010/2011 45 4 12.905 27,64 286,78 10,37 1.27 2011/2012 44 8 13.227 29,05 300,61 10,35. Sumber : BPS Kabupaten Muna Tahun 2012. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-19.

(20) LAPORAN AKHIR 10. Kesehatan dan Keluarga Berencana. Pembagunan kesehatan di Kabupaten Muna dititik-beratkan pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Demikian pula pelaksanaan program nasional keluarga berencana diarahkan untuk menciptakan Norma Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut baik di bidang kesehatan maupun di bidang program keluarga berencana, pemerintah Kabupaten Muna telah menggiatkan pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana kesehatan dan keluarga berencana sampai ke pelosok pedesaan. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Muna sampai dengan tahun 2011 yang disajikan pada Tabel 1.5 adalah 92 buah, yang terdiri dari rumah sakit 1 unit, puskesmas 35 unit, puskesmas pembantu 50 unit dan puskesmas plus sebanyak 6 unit. Disamping itu terdapat tenaga kesehatan (tenaga medis dan paramedis), yaitu tenaga dokter spesialis 3 orang, dokter umum 22 orang dan dokter gigi 3 orang. Selain itu terdapat tenaga bidan 111 orang, paramedik perawatan 307 orang, kesehatan masyarakat 135 orang, kefarmasian 35 orang, gizi 54 orang, ketehnisan medis 14 orang, ketehnisan non medis 41 orang, paramedik non perawatan 336 orang dan non medis 154 orang.. No 1. 2. Tebel 1.5 Banyaknya fasilitas dan Tenaga Kesehatan Fasilitas dan Tenaga Kesehatan 2007 2008 2009 Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit 1 1 1 Puskesmas 20 22 23 Puskesmas Pembantu 80 67 68 Puskesmas Plus 6 6 6 Tenaga Kesehatan Dokter Specialis/ 2 Dokter Umum/ 43 55 44 Dokter Gigi 4 Bidan/Midwife 13 120 137 Paramedis perawatan 34 315 367 Kesma 48 51 58 Kefarmasian 20. 2010. 2011. 1 35 68 6. 1 35 50 6. 2 13 3 92 232 118 22. 3 22 3 111 307 135 35. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-20.

(21) LAPORAN AKHIR No. Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Giz Kesmas (S2 + S1) Ketehnisan medis Keterapian Fisik Sanitarian Ketehnisan non medis Paramedis non perawat Non Medis. 2007 0 0 -. 2008 0 0 -. 2009 45 0 23 0 -. 2010 48 0 37 0 -. 2011 54 0 14 1 51 41 336 154. Sumber : BPS Kabupaten Muna Tahun 2012. Pembangunan keluarga berencana mengutamakan penyediaan prasarana dan sarana pelayanan keluarga berencana. Pada tahun 2011 terdapat 38.784 akseptor terdiri dari 30.777 akseptor aktif dan 8.077 akseptor baru. Dilihat dari jenis alat kontrasepsi yang digunakan tahun 2011, pil adalah alat yang paling banyak digunakan, yaitu sebanyak 19.431 akseptor yang terdiri dari 15.609 akseptor aktif dan 3.822 akseptor baru. Kemudian menyusul alat kontrasepsi suntikan sebanyak 13.744 akseptor yang terdiri dari 10.513 akseptor aktif dan 3.231 akseptor baru. 11. Agama Pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diarahkan untuk menciptakan keselarasan hubungan antara manusia dan manusia, manusia dengan penciptanya serta manusia dengan alam sekitarnya. Pada tahun 2011 jumlah tempat peribadatan di Kabupaten Muna berjumlah 432 buah, terdiri dari mesjid 310 buah, langgar/surau/mushola 84 buah, gereja 23 buah dan pura/vihara berjumlah 15 buah. 12.Sosial Lainnya Pembangunan dibidang sosial lainnya di Kabupaten Muna diarahkan untuk mewujudkan kehidupan dan penghidupan sosial material dan spriritual, utamanya untuk mengatasi maslah-masalah sosial seperti kemiskinan, keterbelakangan, keterlantaran dan bencana alam. Jumlah penyandang cacat di Kabupaten Muna tahun 2011 tercatat sebanyak 4.338 orang yang terdiri dari tuna netra berjumlah 917 orang, tuna wicara/rungu berjumlah 808 orang, cacat anggota badan sebanyak 1.574 orang, cacat mental berjumlah 529 orang dan penyandang kronis berjumlah 510 orang. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-21.

(22) LAPORAN AKHIR 13. Ekonomi Wilayah. Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 ditunjang oleh pertumbuhan semua sektor ekonomi, yaitu sektor pertanian tumbuh sebesar 7,46 persen, pertambangan/penggalian tumbuh 7,21 persen,. industri pengolahan sebesar 4,73 persen; listrik, gas dan air bersih sebesar. 6,56 persen; konstruksi/bangunan 7,80 persen, perdagangan, hotel dan restoran 7,49 persen, pengangkutan dan komunikasi 15,55 persen, keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan 12,50 persen dan sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 6,80 persen.. 1.6. Dasar Hukum Penyusunan SPPIP pada dasarnya bertitik tolak atau mengacu kepada peraturan. perundangan maupun kebijakan yang berlaku pada saat SPPIP ini disusun. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu tersebut di antaranya adalah sebagai berikut: Peraturan Perundangan Undang-Undang No. 16/1985 tentang Rumah Susun; Undang-Undang No. 1/2011 tentang Perumahan Dan Permukiman; Undang-Undang No. 17/2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-Undang No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air; Undang-Undang No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-Undang No. 32/2004 tentang Pemerintahaan Daerah; Undang-Undang No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah; Undang-Undang No. 38/2004 tentang Jalan; Undang-Undang No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; Undang-Undang No. 26/2007 tentang Penataan Ruang; Peraturan dan Perundangan lainnya yang terkait; Kebijakan dan Strategi Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berencana dan terpadu; Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-22.

(23) LAPORAN AKHIR Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP) Sistem Penyediaan Air Minum; Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan; Pedoman Penyusunan Panduan Penyusunan SPPIP (Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan) RPKPP (Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas) Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2012. 1.7. Sistematika Pelaporan Untuk mencapai maksud dan tujuan dari penyusunan Buku Laporan Antara dari. Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kabupaten Muna ini secara sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup studi yang berisikan lokasi dan materi studi, kemudian pengertian kedudukan serta output, landasan hukum serta yang terakhir adalah sistematika pembahasan dari penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kabupaten Muna.. BAB II. TUJUAN. DAN. KEBIJAKAN. STRATEGI. PEMBANGUNAN. PERMUKIMAN. DAN. INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KABUPATEN MUNA Bab ini menjelaskan tentang rumusan tujuan dan kebijakan yang akan dipakai dalam Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Muna. BAB III GAMBARAN UMUM PERKOTAAN KABUPATEN MUNA Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai kawasan perkotaan Kabupaten Muna dan tipologi kawasan permukiman yang ada di Perkotaan Kabupaten Muna BAB IV KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS Bab ini berisikan tentang metodologi dan pendekatan penentuan kriteria dan indikator kawasanserta hasil dari penentukan kawasan prioritas yang nantinya akan ditindaklanjuti dalam penyusunan RPKPP.. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-23.

(24) LAPORAN AKHIR BAB V. PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS Bab ini menjelaskan tentang profil kawasan yang menjadi kawasan prioritas dari penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kabupaten Muna.. BAB VI RUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN. PERMUKIMAN. DAN. INFRASTRUKTUR. Bab ini menjelaskan tentang Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kabupaten Muna. BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KABUPATEN MUNA Bab ini menjelaskan tentang Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kabupaten Muna dari hasil tujuan, kebijakan dan strategi yang telah di tetapkan sebelumnya. BAB VIII KORELASI DAN IMPLIKASI STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KABUPATEN MUNA Bab ini menjelaskan korelasi strategi dan program yang telah ditetapkan dengan kebijakan pembangunan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten Muna tentang. Serta implikasi dari penerapan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kabupaten Muna secara umum, serta khususnya pada kawasan permukiman prioritas.. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. I-24.

(25) LAPORAN AKHIR. BAB II TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KABUPATEN MUNA 2.1. Kebijakan Pembangunan Kabupaten Muna Kebijakan Pembangunan Kabupaten Muna, secara umum terekam pada beberapa dokumen perencanaan yang telah ada di Kabupaten Muna, seperti dokumen RPJP Kabupaten Muna Tahun 2005-2025, RTRW Kabupaten Muna Tahun 2011-2031, RP4D Kabupaten Muna, RPJMD Kabupaten Muna Tahun 2010-2015, RPIJM Cipta Karya Kabupaten Muna tahun 2010-2014, Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) tahun 2011, RTBL Kota Raha Tahun 2011, dan Rencana Tindak Penanganan Permukiman Kumuh Tahun 2011. Kebijakan pembangunan pada dokumen-dokumen perencanaan Kabupaten Muna merupakan suatu pedoman yang dapat dijadikan rujukan dalam merumuskan tahapan-tahapan pembangunan yang harus dilakukan serta merupakan suatu acuan dalam penentuan arah pengembangan Kabupaten Muna. Pelaksanaan pentahapan pembangunan pada hakekatnya adalah menjembatani dua sisi kepentingan dalam pengembangan wilayah, yaitu antara kepentingan rakyat dalam mencari penghidupan yang layak dan sisi kepentingan pemerintah dalam melindungi masyarakatnya dengan tanpa mengabaikan peraturan dan norma-norma yang berlaku pada suatu wilayah dan negara. Pembangunan, dalam arti proses, diartikan sebagai modernisasi yakni pergerakan dari masyarakat pertanian berbudaya tradisional ke arah ekonomi yang berfokus pada rasional, industri, dan jasa. Dalam lingkup Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna dokumen-dokumen perencanaan Kabupaten Muna dijadikan acuan dalam pelaksanaan pengembangan-pengembangan kawasan permukiman berdasarkan pada Grand Skenario yang telah termuat pada dokumen-dokumen perencanaan Kabupaten Muna. Untuk lebih jelasnya dokumen perencanaan Kabupaten Muna dapat dilihat pada tabel berikut : Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-1.

(26) LAPORAN AKHIR Tabel 2.1 Matrik Visi dan Misi Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna RPJP KABUPATEN MUNA TAHUN 2005-2025. RTRW 2011-2031. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008. VISI : Masyarakat Muna yang memiliki keimanan dan ketakwaan, disiplin, produktif, demokratis, berkualitas, mandiri dan sejahtera. MISI :  Mewujudkan pembangunan politik yang kondusif, demokratis dan dinamis. -. VISI : “Terwujudnya Masyarakat Muna yang Maju dan Sehat 2015” MISI :  Mewujudkan Perekonomian yang Maju;  Mewujudkan masyarakat yang sehat;  Mewujudkan pembangunan yang sehat;  Mewujudkan pemerintahan yang sehat;. -. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016 VISI DAN MISI -. RTPPK 2011. Visi : Mewujudkan peningkatan kualitas kawasan Permukiman Kumuh Laino sebagai kawasan permukiman waterfront tepi pantai yang layak huni, tertib, sehat, dan sejahtera.. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. VISI : Membentuk image (citra) dan peningkatan vitalitas kawasan reklamasi pantai Kota Raha.. -. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-2.

(27) LAPORAN AKHIR  Mewujudkan sistem hukum yang menjamin tegaknya keadilan dan kebenaran bagi masyarakat  Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan sebagai fasilitator, katalisator dan dinamitator pembangunan  Mewujudkan landasan perekonomian masyarakat yang berbasis pembangunan pertanian dan industrialisasi perdesaan  Mewujudkan pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pembangunan melalui usaha mikro, kecil menengah dan koperasi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-3.

(28) LAPORAN AKHIR  Mewujudkan kehidupan sosial budaya masyarakat yang berkepribadian, dinamis, harmonis, berkualitas, berakhlak mulia, berbudi pekerti yang luhur dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.  Mewujudkan pembangunan prasarana dan sarana wilayah perkotaan, perdesaan dan pulaupulau kecil  Mewujudkan pembangunan tata ruang wilayah yang terpadu, seimbang antar wilayah dan selaras antar sektor pembangunan. Sumber : Hasil Analisis Kompilasi Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna Tahun 2012. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-4.

(29) LAPORAN AKHIR. RPJP KABUPATEN MUNA TAHUN 2005-2025. RTRW 2011-2031. Tabel 2.2 Matrik Tujuan Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna RPJMD RP4D RPIJM 2010-2015 Tahun 2008 Ciptakarya TAHUN 2012-2016. RTPPK Tahun 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. -. -. -. TUJUAN 1. Mewujudkan Penyusunan Rencana Pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu, komprehensif, konsisten dengan rencana induk dan tanggap terhadap perubahan. 2. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan yang demokratis, akuntabilitas, transparansi, berkeadilan, berwawasan lingkungan mandiri dan. Mewujudkan tatanan ruang wilayah Kabupaten Muna dalam rangka optimalisasi potensi sumberdaya alam berbasiskan pengembangan pertanian, perikanan dan pariwisata untuk meningkatkan daya saing kabupaten dengan tetap mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, karakteristik fisik wilayah serta kelestarian sumberdaya alam, pertanian dan pertambangan.. Tujuan Pembangunan Kabupaten Muna 2015 diarahkan untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Muna yang maju dan sehat.. -. Bertujuan mengembangkan wilayah perkotaan dan perdesaan. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-5.

(30) LAPORAN AKHIR RPJP KABUPATEN MUNA TAHUN 2005-2025. RTRW 2011-2031. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016. RTPPK Tahun 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. TUJUAN berkelanjutan. Sumber : Hasil Analisis Kompilasi Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna Tahun 2012. RPJP KABUPATEN MUNA TAHUN 20052025. RTRW 2011-2031. Pembangunan Perkotaan diarahkan pada :  Terwujudnya pembangunan kota yang aman, nyaman, dan tertib melalui penataan ruang yang efisien dan efektif  Terwujudnya. b. peningkatan dan pengembanga n pusat-pusat kegiatan dan infrastruktur wilayah; c. peningkatan dan pengembanga n sektor kelautan dan perikanan serta pengelolaan kawasan. Tabel 2.3 Matrik Kebijakan Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna RPJMD RP4D RPIJM Ciptakarya 2010-2015 Tahun 2008 TAHUN 2012-2016. RTPPK 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. -. -. KEBIJAKAN Kebijakan Prioritas pembangunan Kabupaten Muna ditekankan pada: (1) penataan birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) lingkungan hidup; (8) energy; (9) daerah tertinggal/ terpencil; (10) iklim. Kebijakan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Kabupaten Muna adalah sebagai berikut : 1. Melembagakan sistem penyelenggaraan perumahan dan permukiman di Kabupaten Muna 2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan perumahan dan.  Meningkatkan kualitas. lingkungan permukiman yang sehat melalui penyediaan drainase yg mantap, meningkatkan luasan ruang terbuka hijau  Meningkatkan akses terhadap pemenuhan air bersih  Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kebersihan/ persampahan  meningkatkan pengawasan. Kebijaksanaan Insentif  Menyederhanakan mekanisme perijinan seperti Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Usaha, serta kemudahan untuk melakukan investasi pada sektor kegiatan yang sesuai dengan rencana land use (tata guna lahan), tema. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-6.

(31) LAPORAN AKHIR RPJP KABUPATEN MUNA TAHUN 20052025. RTRW 2011-2031. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008. kota yang berfungsi sebagai pusat pelayanan sosial, kegiatan ekonomi dan pusat pemerintahan dengan tetap tersedianya kawasan hijau untuk menunjang kelestarian fungsi lingkungan hidup.. pesisir dan pulau-pulau kecil; d. peningkatan dan pengembanga n sistem pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan; e. perwujudan pengelolaan pertambanga n rakyat dan swasta menuju peningktana kesejahteraan masyarakat dan ramah 1. lingkungan;. investasi dan usaha; dan (11) kebudayaan.. permukiman bagi seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Muna sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia 3. Mewujudkan permukiman yang responsif guna mendukung pengembangan jati diri, kemandirian dan produktivitas masyarakat. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016. RTPPK 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. KEBIJAKAN. f. peningkatan kualitas sumberdaya manusia; g. peningkatan kawasan lindung;. pemanfaatan ruang sesuai dengan arahan RTRW. kawasan, dan space use (tata ruang) yang diarahkan.  Mendapat prioritas pembangunan dan pengadaan sarana, prasarana, dan fasilitas lingkungan seperti jalan, jaringan listrik, drainase, dan air bersih untuk melayani pengembangan kawasan. Kebijaksanaan Disinsentif  Pengenaan pajak/retribusi yang tinggi bagi bangunan yang melanggar peruntukan.  Tidak diberikan ijin baru/perpanjanga n ijin bagi yang sudah habis masa. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-7. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011.

(32) LAPORAN AKHIR RPJP KABUPATEN MUNA TAHUN 20052025. RTRW 2011-2031. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016. RTPPK 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. KEBIJAKAN h. pengelolaan kawasan strategis dalam rangka mengembang kan sektor unggulan; dan i. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.. berlakunya.  Tidak diprioritaskan dalam pengadaan dan pembangunan sarana, prasarana, dan fasilitas pelayanan lingkungan.  Penegakan Peraturan pemerintah yang melarang fungsifungsi kegiatan pada lokasi yang tidak sesuai dengan rencana tata guna lahan, tata ruang, dan tema kawasan yang telah ditetapkan.. Sumber : Hasil Analisis Kompilasi Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna Tahun 2012. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-8. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011.

(33) LAPORAN AKHIR. RTRW 2011-2031. RPJMD 2010-2015. a. menata dan mengembangk an PKL, PPK dan PPL; b.mengembangkan sistem sarana dan prasarana transportasi meliputi jaringan jalan, angkutan umum dan pelabuhan; c. menata dan membangun jaringan jalan desa pada pusat-pusat produksi pertanian dan perikanan; d.mengembangkan prasarana air bersih untuk meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan air bersih;. Strategi Sehat Pembangunan diprioritaskan pada: a. Peningkatan akses dan Kualitas Infrastruktur dasar wilayah pada seluruh sentra-sentra produksi. b. Peningkatan akses dan Kualitas Infrastruktur dasar wilayah pada semua Kawasan pemukiman c. Pemantapan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.. Tabel 2.4 Matrik Strategi Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna RP4D RPIJM Ciptakarya RTPPK 2011 Tahun 2008 TAHUN 2012-2016 Strategi Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Kabupaten Muna meliputi : 1. Pengembangan peraturan perundang-undangan dan pemantapan kelembagaan dibidang perumahan dan permukiman serta fasilitasi pelaksanaan penataan ruang kawasan permukiman yang transparan dan partisipatif. 2. Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak huni dan terjangkau dengan menitik beratkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah 3. Perwujudan kondisi lingkungan permukiman yang. Drainase : 1. Pengendalian banjir yang datang dari DAS dihulu; 2. Pengendalian banjir lokal; 3. Pengendalian banjir akibat pasang surut atau rob. Air Bersih : 1. Menambah jaringan perpipaan dlm layanan jaringan PDAM; 2. Memanfaatkan sumber mata air yang ada; 3. Memakai mesin pompa air pada kawasan rawan air. 4. Menginventarisir titiktitik yang memiliki kandungan air tanah Persampahan dan Air Limbah : Seluruh pembangunan dilaksanakan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan sesuai RTRW Permukiman :.  Memperbaiki jalan-jalan yang rusak dan meningkatkan perkerasan jalan hingga menjadi jalan aspal ATB  Memperbaiki saluran drainase yang rusak, menambah jumlah panjang saluran, dan pembuatan saluran pembuangan air ke laut yang lebih besar  Menyiapkan beberapa tempat pembuangan sampah yang memadai dan. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. -. 1. Peningkatan kinerja dan peran Dinas Instansi Kebakaran sesuai TUPOKSI dalam mengantisipasi penanggulangan dan pencegahan kebakaran 2. Faktor geografis dimana terdapat areal limitasi (kawasan Penyangga Kota) dan areal pesisir pantai Kota Raha yang menyebabkan dilakukannya dekonsentrasi areal terbangun kearah selatan Kota Raha. 3. Terbatasnya kelengkapan dan peralatan kebakaran dibandingkan dengan luasan. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-9.

(34) LAPORAN AKHIR RTRW 2011-2031 e. peningkatan kapasitas pembangkit tenaga listrik guna keberlangsunga n pertumbuhan ekonomi daerah; f. peningkatan transmisi tenaga listrik untuk meningkatkan ratio kelistrikan kabupaten; g. peningkatan jaringan distribusi minyak dan gas bumi untuk mendukung pertumbuhan perekonomian kabupaten; h. mendorong pemanfaatan sumber-sumber energi baru terbarukan untuk. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008 sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan A. Strategi Pembangunan Jangka Panjang di Sektor Perumahan dan Permukiman : 1) Pengembangan peraturan perundangundangan dan pemantapan kelembagaaan di bidang perumahan dan permukiman serta fasilitasi pelaksanaan penataan ruang kawasan permukiman yang transparan dan partisipatif 2) Pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau dengan menitik. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016 Seluruh pembangunan dilaksanakan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan sesuai RTRW. RTPPK 2011. mudah dijangkau  Pengadaan sarana pemadam kebakaran mandiri yang dikelola sendiri oleh warga setempat  Merencanakan pola jaringan jalan dalam lingkungan permukiman yang teratur. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011 wilayah yang harus diproteksi (protected area) 4. Aspek legalitas berupa Perda yang dapat menjadi panduan dalam penanggulangan kebakaran di kawasan perkotaan termasuk keterkaitan antar dinas dan peningkatan peran serta masyarakat (Satlakar) dalam penanggulangan masalah kebakaran 5. Sumber air baku kebakaran yang perlu mempertimbang kan pengelolaan Instalasi Air Baku Sungai Jompi, Mata Air Laende dan Mata Air Tula. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-10.

(35) LAPORAN AKHIR RTRW 2011-2031 mendukung diversifikasi energi; i. engembangkan jaringan telekomunikasi yang menjangkau seluruh wilayah; dan j. mengembangkan sistem sanitasi lingkungan permukiman, persampahan dan pengolahan air limbah.. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008 beratkan kepeda masyarakat miskin dan berpendapatan rendah, 3) Perwujudan kondisi lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan,. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016. RTPPK 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011 sebagai sumber utama cadangan air kebakaran, dengan sistem pompanisasi dan tondon air pada aliran air yang tidak terpengaruh dengan pasang surut.. B. Strategi Pembangunan Jangka Menengah di Sektor Perumahan dan Permukiman : o Mempersiapkan lahan bagi pembangunan perumahan baru dengan arahan untuk pembangunan Kasiba di daerah Nakuru Kecamatan Tongkuno dengan rencana pembangunan rumah baru sebesar. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-11.

(36) LAPORAN AKHIR RTRW 2011-2031. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016. RTPPK 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. 3.000 sampai 10.000 unit rumah dan rencana pembangunan Lisiba di Tiworo Kepulauan sekitar Tondasi dengan rencana pembangunan rumah antara 1.000 – 3.000 unit rumah. Selain rencana pembangunan rumah juga perlu dilakukan persiapan yang baik menyangkut status lahan secara legal formal; o Merevitalisasi permukimanpermukiman kumuh di Kota Raha seperti disekitar pusat ekonomi Laino, sepanjang kawasan Sarana Olahraga , di sekitar Lagasa serta penataan permukiman yang telah terbangun di. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-12.

(37) LAPORAN AKHIR RTRW 2011-2031. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016. RTPPK 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. sekitar Bantaran Sungai Jompi dan Tula; o Implementasi tentang peraturan daerah mengenai aturan dan ketentuan bangunan o Memberikan kemudahan dan dukungan kebijakan pembiayaan pembangunan perumahan kepada pengembang dalam hal ini Pemerintah Daerah menjalin kerjasama dengan sektor riil perbankan dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Seperti membangun rumah susun yang. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-13.

(38) LAPORAN AKHIR RTRW 2011-2031. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016. RTPPK 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. terjangkau; o Mengarahkan pembangunan perumahan pada lahan-lahan yang potensial, seperti disekitar jalan lingkar yang tidak berada pada areal kawasan hutan dan sempadan sungai serta simpul-simpul ruas antara Lasalepa – Napabalano dan simpul-simpul yang menghubungkan antara kota-kota Kecamatan di Kabupaten Muna o Melakukan revitalisasi lingkungan perumahan seperti di Lagasa, kawasan kumuh yang telah tersentuh oleh program KIP,pulaupulau kecil diantaranya Pulau Tobea serta pulau-. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-14.

(39) LAPORAN AKHIR RTRW 2011-2031. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016. RTPPK 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. pulau kecil lainnya. C. Strategi Pembangunan Jangka Pendek di sektor Perumahan dan Permukiman : o Melakukan sosialisasi akan pentingnya pembangunan perumahan berwawasan lingkungan; o Bersama instansi terkait melakukan inventarisasi status lahan serta melakukan sertifikasi lahan – lahan kepemilikan o Penataan ruang pada lokasi – lokasi kawasan kumuh seperti di kelurahan Raha, Tampo, Tombula, Bangkali, Walambenowite, Wali, Wamelai, Laimpi, Watonea, Wamponiki,. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-15.

(40) LAPORAN AKHIR RTRW 2011-2031. RPJMD 2010-2015. RP4D Tahun 2008. RPIJM Ciptakarya TAHUN 2012-2016. RTPPK 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. Lapadaku, Latugho, Manggakuning, Napabalo, Lahontohe, Lagasa, Laende, Kontumopele, Kasaka, Danagoa, Dana, dan Butungbutung. Sumber : Hasil Analisis Kompilasi Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna Tahun 2012. Point Yang diamati. RPJP Tahun 20052025. RTRW 2011-2031. Tabel 2.5 Matrik Sinkronisasi Antar Kebijakan RPJMD RP4D RPIJM Ciptakarya 2010-2015 Tahun 2008 TAHUN 2012-2016. RTPPK 2011. RTBL KOTA RAHA TAHUN 2011. RISPK KABUPATEN MUNA TAHUN 2011. Visi Misi Tujuan Kebijakan Strategi Sumber : Hasil Analisis Kompilasi Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna Tahun 2012. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-16.

(41) LAPORAN AKHIR. 2.1. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-17.

(42) LAPORAN AKHIR Tabel 2.6 Matrik arah Pengembangan Perkotaan DOKUMEN ARAH PENGEMBANGAN IMPLIKASI TERHADAP PERKOTAAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN RPJP Kabupaten Muna Tahun Kebutuhan akan  Penguatan perekonomian 2005-2025 rakyat melalui industri (UKM) pengembangan infrastruktur  Pengembangan infrastruktur kawasan untuk menunjang perekonomian wilayah perkotaan sebagai pusatpusat kegiatan perekonomian Pengembangan Perkotaan yang berbasis pada lingkungan hidup RTRW Kabupaten Muna Tahun 2011-2031.  Peningkatan dan pengembangan infrastruktur perkotaan  Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kebutuhan akan pengembangan infrastruktur kawasan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). RPJMD Tahun 2010-2015.  Peningkatan dan pengembangan infrastruktur perkotaan  Pembangunan kawasan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kebutuhan akan peningkatan dan pengembangan infrastruktur dalam rangka mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. RP4D Tahun 2008.  Pemantapan kelembagaan di bidang perumahan  Pembangunan permukiman yang layak huni. Pemenuhan kebutuhan pembangunan permukinan yang layak huni. RPIJM PU Cipta Karya Kabupaten Muna Tahun 20122016.  Peningkatan kualitas permukiman yang layak huni dan berwawasan lingkungan  Pengembangan infrastruktur untuk mendorong pengembangan kawasan perkotaan sebagai pusat perdagangan dan jasa  Pengembangan kawasan permukiman sesuai dengan rencana tata ruang. Pemenuhan standar pelayanan minimal dari segi infrastruktur untuk meningkatkan kualitas permukiman perkotaan Kabupaten Muna. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-18.

(43) LAPORAN AKHIR DOKUMEN. ARAH PENGEMBANGAN PERKOTAAN  Revitalisasi permukiman kumuh perkotaan. IMPLIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN. Rencana Tindak Penanganan Permukiman Kumuh Tahun 2011.  Pengembangan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas kawasan. Kebutuhan akan pemenuhan infrastruktur permukiman pada kawasan permukiman kumuh. RTBL Kota Raha Tahun 2011.  peningkatan infrastruktur kawasan Perkotaan Raha.. Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kabupaten Muna Tahun 2011.  Pembangunan sistem jaringan hydrant pada kawasan permukiman dalam rangka mencegah bahaya kebakaran. Kebutuhan akan terselenggaranya sistem jaringan infrastruktur yang dapat memenuhi kebutuhan permukiman perkotaan Kebutuhan akan penyediaan infrastruktur pemadam kebakaran pada kawasan perkotaan. Sumber : Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-19.

(44) LAPORAN AKHIR. 2.2. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-20.

(45) LAPORAN AKHIR. 2.2. Kajian Isu-Isu Strategis Perkotaan Kabupaten Muna Isu-isu strategis Perkotaan Kabupaten Muna didapatkan dari hasil pengamatan lapangan (survey primer) dan hasil kajian dokumen perencanaan Kabupaten Muna yang telah ada. Beberapa isu mengenai permukiman perkotaan tidak jauh dari perkotaan sebagai magnet penarik yang sangat kuat terhadap penduduk. Perkotaan yang biasanya mendapat prioritas dalam pengembangan sarana dan prasarana dianggap sebagai garansi penopang kehidupan masyarakat yang memberikan jaminan keberhasilan. Pengumpulan masyarakat perkotaan akan membawa dampak yang sangat signifikan pada wilayah perkotaan, selain akan merubah ciri fisik perkotaan, juga akan menyebabkan perkotaan berubah secara sosial-ekonomi, menjadi kawasan yang lebih mengutamakan perputaran ekonomi dengan kecenderungan pengabaian lingkungan. Berikut ditampilkan kondisi eksisting Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tabel 2.7 Matrik Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Aspek Yang Diamati Tingkat Pelayanan Sebaran Kualitas Luas permukiman 30% Terkonsentrasi pada 70% merupakan dari luas perkotaan pusat perkotaan permukiman kumuh Kawasan Permukiman Kabupaten Muna yang tidak terlayani infrastruktur dasar secara memadai 43,16% dari total Perkotaan Raha sistem pendistribusian rumah tangga air bersih mayoritas Air Bersih Perkotaan melibatkan masyarakat, Kabupaten Muna Tingkat pelayanan pada sistem air limbah hanya terpaut pada penyediaan jamban rumah sedangkan secara pengelolaan Air Limbah 73,09% belum dilakukan. sehingga dapat dikatakan sistem sanitasi/air limbah masih dalam katagori buruk. Tingkat pelayanan Perkotaan Raha Kualitas drainase untuk drainase masih sangat buruk. terpusat pada Terutama di perkotaan Raha. permukiman Drainase Sedangkan pada Perkotaan Raha wilayah perkotaan sehingga masih sering lainnya hanya terjadi genangan pada mengandalkan sistem wilayah Perkotaan, Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-21.

(46) LAPORAN AKHIR. Aspek Yang Diamati. Tingkat Pelayanan drainase alami berupa sungai atau drainase buatan warga. Sekitar 80% wilayah perkotaan Kabupaten Muna belum memiliki sarana dan prasarana persampahan.. Sebaran. Kualitas terutama pada Perkotaan wilayah pesisir khususnya Perkotaan Raha yang sering mengalami genangan air akibat rob ataupun hujan. Kurang lebih 70% sampah perkotaan Kabupaten Muna tidak terangkut.. Pelayanan Persampahan masih berada di Perkotaan Raha, sedangkan Persampahan perkotaan lain belum memiliki sarana dan prasarana persampahan yang memadai Sekitar 80% jalan Jaringan jalan ada di 75% Jalan di lingkungan di pusat-pusat perkotaan Kabupaten Muna perkotaan Kabupaten Kabupaten muna. merupakan campuran Muna mengalami Terutama di perkotaan tanah dan makadam. kerusakan. Sedangkan Raha. Untuk jalan Sedangkan pada secara keseluruhan lingkungan yang wilayah perkotaan 80% Jalan Lingkungan 75% permukaan jalan menghubungkan merupakan jalan yang di kabupaten muna kawasan perkotaan kurang baik. Jalan belum teraspal belum terlalu lingkungan yang baik maksimal karena masih hanya terdapat pada berupa jalan tanah dan pusat-pusat perkotaan makadam Sumber : Hasil Analisis Korelasi Dokumen Perencanaan Kabupaten Muna dan kondisi eksisting Tahun 2012 Berdasarkan matrik kondisi eksisting Perkotaan Kabupaten Muna dan perkembangan infrastruktur Kabupaten Muna, maka dapat disampaikan beberapa isu-isu strategis Perkotaan Kabupaten Muna sebagai berikut : Tabel 2.8 Matrik Isu Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Aspek Yang Diamati Isu Pembangunan Dari Isu Pembangunan Dari Isu Strategis Kondisi Eksisting Arah Kebijakan Kawasan Permukiman  Perkotaan Kabupaten  Pembangunan dan  Peningkatan kualitas Muna merupakan pengembangan permukiman magnet permukiman layak perkotaan Kabupaten pertumbuhan huni Muna menjadi kawasan. Sehingga m Permukiman yang layak huni. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-22.

(47) LAPORAN AKHIR. Aspek Yang Diamati. Isu Pembangunan Dari Kondisi Eksisting  Kabupaten Muna mempunyai banyak sumber mata air tetapi belum terdistribusi dengan baik. Isu Pembangunan Dari Arah Kebijakan  Pembangunan dan peningkatan distribusi air bersih. Air Limbah.  Perkotaan Kabupaten Muna belum mempunyai instalasi pembuangan air limbah.  Pembangunan dan peningkatan sistem pengelolaan air limbah untuk menciptakan kualitas lingkungan yang baik. Drainase.  Sering terjadi genangan pada kawasan perkotaan Kabupaten Muna.  Pembangunan IPAL komunal pada kawasan permukiman perkotaan dan pemberdayaan komunitas dalam peningkatan kualitas lingkungan  Perlindungan kawasan perkotaan melalui Peningkatan fungsi drainase. Persampahan.  Perkotaan Kabupaten Muna belum seluruhnya terlayani sistem pengelolaan persampahan.  Peningkatan kinerja pengolahan persampahan.  Pengembangan sistem pengolahan persampahan perkotaan Kabupaten Muna. Jalan Lingkungan.  Sekitar 80% jalan lingkungan perkotaan buruk.  Peningkatan dan pengembangan kualitas jalan lingkungan pada kawasan perkotaan Kabupaten Muna.  Pembangunan jalan lingkungan perkotaan Kabupaten Muna sebagai penghubung anatar kawasan permukiman. Air Bersih. Isu Strategis  Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase. Masih banyak terdapat saluran drainase yang berfungsi ganda sebagai saluran air limbah dan lebih parah lagi sebagai tempat pembuangan sampah..  Pembangunan dan peningkatan sistem drainase perkotaan Kabupaten Muna untuk menuju masyarakat Muna yang sehat. Sumber : Survey Primer dan Kajian Kebijakan Pembangunan Kabupaten Muna Tahun 2012. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-23.

(48) LAPORAN AKHIR. 2.3. Identifikasi Potensi, Permasalahan, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Muna Pembangunan Perkotaan sering mengalami keterlambatan yang tidak terduga sebelumnya. Keterlambatan tersebut lebih sering disebabkan oleh belum dikenalinya karakteristik perkotaan. Karakteristik perkotaan memegang peranan penting dalam akselerasi pembangunan perkotaan diseluruh wilayah, oleh sebab itu dalam rangka semakin memperlancar dan mempercepat proses pembangunan perkotaan di kawasan perkotaan Kabupaten Muna maka berikut ini akan dijabarkan potensi, permasalahan, tantangan dan hambatan perkotaan Kabupaten Muna. Tabel 2.9 Matrik SWOT Perkotaan Kabupaten Muna Aspek Yang Diamati. Threat (Tantangan). Opportunity (Peluang). Weakness (Permasalahan). Strength (Potensi). Permukiman.  Perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai daya tarik tinggi untuk masyarakat sehingga akan menyebabkan tumbuhnya kawasan permukiman yang rawan kumuh dan kebakaran  Perilaku masyarakat yang tidak memperdulikan lingkungan hidup. Dengan terbaginya fungsi perkotaan maka diharapkan dapat menyebarkan pusat pertumbuhan di perkotaan Kabupaten Muna, sehingga secara umum wilayah Kabupaten Muna dapat berkembang secara merata.  Rawan muncul permukiman kumuh akibat sulitnya mendapatkan lahan diperkotaan yang berkorelasi dengan tingginya harga tanah.  Pengembanagn Permukiman rawan pada daerah-daerah yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang RTRW Kabupaten Muna.  Kawasan perkotaan merupakan daya tarik utama dalam pengembangan permukiman dengan ketersediaan fasiltasnya.. Air Bersih. Topografi Kabupaten Muna yang bergelombang, memerlukan sistem distribusi air yang terkoneksi dengan baik. Pengembangan sistem penyediaan Air Minum melalui kelembagaan masyarakat (local wishdom).  Persediaan air tanah akan terus berkurang seiring dengan semakin cepatnya pembangunan. Hal ini akan menimbulkan krisis jika tidak segera ditanggulangi dengan. Kabupaten Muna mempunyai beberapa sumber mata air yang dapat digunakan untuk men-supply kebutuhan air perkotaan Kabupaten Muna. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-24.

(49) LAPORAN AKHIR Aspek Yang Diamati. Threat (Tantangan). Opportunity (Peluang). Weakness (Permasalahan). Strength (Potensi). penetapan wilayah-wilayah konservasi sumberdaya air  Debit air yang ada masih sangat kurang untuk melayani kawasan permukiman perkotaan Kabupaten Muna Air Limbah.  Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan penggunaan septic tank dan penggunaan jamban pribadi.  Pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah di seluruh perkotaan Kabupaten Muna  Membangun saluran induk pembuang air limbah di semua perkotaan Kabupaten Muna.  Masih banyak masyarakat perkotaan yang belum mempunyai jamban pribadi  Kawasan Permukiman terutama permukiman perkotaan Kabupaten Muna belum mempunyai sistem IPAL  Keterbatasan ekonomi masyarakat sehingga tidak mampu menyediakan sanitasi sendiri.  Sebagian besar masyarakat perkotaan telah memiliki MCK pribadi  Pembangunan sistem pengolahan air limbah pada kawasan perkotaan telah diprioritaskan dalam rencana pembangunan Kabupaten Muna secara keseluruhan. Drainase.  Masyarakat masih terbiasa membuang sampah ke saluran drainase  Masyarakat masih mendirikan bangunan diatas saluran drainase  Masih rendahnya kesadaran.  Peningkatan kualitas dan pembangunan jaringan drainase  Pemanfaatan sungai sebagai saluran drainase utama.  Debit air yang tidak sesuai dengan daya tampung drainase yang ada menyebabkan air tergenang  Tidak semua wilayah perkotaan mempunyai.  Perkotaan Kabupaten Muna mempunyai sistem drainase utama berupa sungai yang dapat dimanfaatkan untuk pijakan pembuatan sistem drainase yang terkoneksi. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-25.

(50) LAPORAN AKHIR Aspek Yang Diamati. Threat (Tantangan). Opportunity (Peluang). masyarakat terhadap manfaat drainase. Weakness (Permasalahan) sistem drainase yang terkoneksi dengan baik.. Strength (Potensi) dengan baik. Persampahan.  Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan.  Pembangunan sarana dan prasarana persampahan sangat terbuka di kawasan perkotaan Kabupaten Muna  Pengolahan sampah yang baik selain dapat memelihara kualitas lingkungan dapat mendatangkan keuntungan dari segi ekonomi.  Belum tersedianya sarana dan prasarana persampahan secara baik di perkotaan kabupaten Muna.  Dengan pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan di wilayah perkotaan Kabupaten Muna, maka sampah yang akan dihasilkan akan semakin banyak. Hal ini dapat diantisipasi dengan menggunakan sistem pengelolaan sampah secara terpadu bukan hanya dengan 3R tetapi juga menganggap bahwa sampah adalah salah satu komoditas ekonomi.. Jalan Lingkungan.  Harga yang tinggi pada saat pembebasan lahan.  Peningkatan kelancaran aksesibilitas antar kawasan.  Pemeliharaan jalan  Jenis perkerasan jalan dan model jalan pada kawasan permukiman untuk menghindari kecelakaan.  Lahan perkotaan Kabupaten Muna untuk pengembangan jaringan jalan kawasan permukiman sangat luas  Pengembangan jalan merupakan langkah pertama dalam pengembangan permukiman perkotaan. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-26.

(51) LAPORAN AKHIR Aspek Yang Diamati. Threat (Tantangan). Opportunity (Peluang). Weakness (Permasalahan). Strength (Potensi) Kabupaten Muna. Kelembagaan.  Peningkatan kualitas aparatur  Kepentingan sektoral kelembagaan.  Dengan adanya Otonomi Daerah maka peran daerah akan semakin besar dalam penentuan kebijakan pembangunan.  Formulasi kelembagaan tergantung pada local wishdom, sehingga akan sulit dalam menyamaratakan fungsi kelembagaan.  Kearifan lokal dan semangat kekeluargaan masyarakat Kabupaten Muna masih sangat tinggi dalam pembangunan permukiman. Pendanaan.  Promosi investasi pembangunan Kabupaten Muna pada pihak swasta..  Sharing Pendanaan Dengan Pemerintah Provinsi Dan Pemerintah Pusat.  Pemerintah Kabupaten Muna mempunyai keterbatasan anggaran dalam melakukan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan.  Keinginan yang sangat kuat dari pemerintah daerah kabupaten Muna. Sumber : Hasil Diskusi Tim Pokjanis SPPIP Kabupaten Muna Tahun 2012. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Muna Tahun 2012. II-27.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan, penempatan kerja dan kompensasi berpengaruh secara bersama- sama atau simultan terhadap kepuasan

Saya merasa lebih cemas dari biasanya di saat akan dilakukan tindakan kuretase.. Saya merasa takut tanpa alasan sama sekali ketika saya

Salah satu jenis anomali pasar adalah anomali musiman yang paling sering diamati dalam penelitian ini yang terdiri dari efek hari minggu, efek minggu keempat, dan bulan

Dibandingkan tahun 2012, target pelatihan bagi karyawan teknis dan non teknis tahun 2012 sebesar 30 persen dari jumlah karyawan atau sejumlah 34 orang dan terealisasi sebanyak

(Data Administrasi, Akte Pendirian, Ijin Usaha, NPWP, Bukti Pelunasan Pajak SPT Tahunan tahun. 2016, Bukti Ijazah tenaga Ahli, Bukti Pengalaman Pekerjaan 4 Tahun terakhir,

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan tak lupa juga shalawat serta salam untuk nabi besar Muhammad SAW, karena berkat rahmat dan

yang terdiri dari 250 rumah tangga konsumen bahan makanan dan 150 rumah.. tangga produsen bahan makanan yang tersebar pada 15 kelurahan

Sasaran dan obyek Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ini Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang usaha pertimahan, yaitu PT Timah Tbk. Hal ini