• Tidak ada hasil yang ditemukan

T E S I S PRAPERADILAN TENTANG TIDAK SAHNYA PENANGKAPAN DAN PENAHANAN. Oleh : ERRY MUSTIANTO NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "T E S I S PRAPERADILAN TENTANG TIDAK SAHNYA PENANGKAPAN DAN PENAHANAN. Oleh : ERRY MUSTIANTO NIM :"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

T E S I S

PRAPERADILAN TENTANG

TIDAK SAHNYA PENANGKAPAN

DAN PENAHANAN

Oleh :

ERRY MUSTIANTO

NIM : 12106082

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS NAROTAMA

SURABAYA

2008

(2)

PRAPERADILAN TENTANG

TIDAK SAHNYA PENANGKAPAN

DAN PENAHANAN

T E S I S

Untuk memperoleh Gelar Magister Ilmu Hukum

Dalam Studi Magister Ilmu Hukum

Pada Program Pascasarjana Universitas Narotama

Oleh :

ERRY MUSTIANTO

NIM : 12106082

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NAROTAMA

SURABAYA

(3)

TESIS INI TELAH DISETUJUI

Tanggal : ...

Oleh :

Pembimbing

(4)

Telah diuji pada

Tanggal, 09 MEI 2008

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

: Dr. J. HENDY TEDJONAGORO, SH.,MS.

Anggota

: 1. Dr. SADJIJONO, SH.,M.Hum.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Tesis ini dapat terselesaikan. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan Tesis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Dua (S-2) Program Studi Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Narotama Surabaya.

Dengan ketulusan hati ynag sangat dalam Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dengan ikhlas baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama Kepada Yang Terhormat Bapak/Ibu:

- H.R. Djoko Soemadijo SH, Rektor Universitas Narotama sebagai penanggung jawab program ini.

- Dr. H. Ismanto Ir, MS. Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Narotama Surabaya.

- Dr. Sadjijono, SH. MHum. selaku Ketua Program studi Magister Ilmu Hukum Universitas Narotama Surabaya, sekaligus selaku pembimbing yang rela serta susah payah dan ikhlas membimbing kami dalam penulisan Tesis sejak awal hingga selesai.

- Bapak dan Ibu dosen program studi Magister Ilmu Hukum Universitas Narotama Surabaya yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat baik bagi penulis maupun sebagai bahan dalam penulisan tesis ini.

(6)

- Istri, anak-anak dan keluargaku.

- Kepada semua pihak yang membantu penyelesaian penulisan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga Tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya dalan menghadapi masa depan. semoga amalannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amien.

Kediri, April 2008 Penulis.

(7)

RINGKASAN

Untuk menjamin perlindungan hak asasi manusia dan agar para aparat penegak hukum menjalankan tugasnya secara, konsekwen, maka KUHAP membentuk suatu lembaga baru yang dinamakan praperadilan. Dengan adanya lembaga praperadilan, KUHAP telah menciptakan mekanisme kontrol yang berfungsi sebagai lembaga yang berwenang untuk melakukan pengawasan bagaimana aparat penegak hukum menjalankan tugas dalam peradilan pidana.

Menurut Pasal 77 KUHAP, Pengadilan Negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang :

1. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan;

2. ganti-kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutanPenahanan berkaitan erat 3. dengan penangkapan karena, seorang tersangka pelaku tindak pidana yang

setelah ditangkap dan memenuhi persyaratan sebagaimana telah ditentukan oleh undang-undang, baru dapat dikenakan penahanan guna kepentingan pemeriksaan.

Seorang pelaku tindak pidana walaupun bagaimana keadaan tindak pidana. yang ia lakukan itu karena sengaja atau karena kelalaiannya saja, akan berusaha untuk menyulitkan jalannya pemeriksaan, baik dengan jalan melarikan diri maupun menghilangkan atau menyembunyikan segala sesuatumya. yang, nantinya akan membuktikan bahwa dialah pelakunya. Untuk menghindarkan hal-hal tersebut yang dapat menyulitkan jalannya pemeriksaan tersangka harus dikenakan penahanan. Seperti halnya dengan penangkapan, pengertian penahanan pun hanya ditemui dalam KUHAP, yang tercantum dalam Pasal 1 butir, 21 KUHAP bahwa penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum, atau hakim dengan penetapannya.

Penahanan berkaitan erat dengan penangkapan karena seorang tersangka pelaku tindak pidana setelah dilengkapi kemudian dikenakan penahanan, tentunya apabila memenuhi persyaratan sebagaimana telah ditentukan oleh undang-undang. Jadi penangkapan merupakan langkah awal dari perampasan kemerdekaan tersangka atau terdakwa.

(8)

ABSTRACTION

To guarantee the protection of human right and to be all aparat enforcer punish to run its duty in consequent, hence KUHAP a new institute named praperadilan. With the existence of institute praperadilan, KUHAP have created the functioning control mechanism as institute in charge to conduct the observation of how aparat enforcer punish to run the duty in criminal justice.

According to Section 77 KUHAP, Authoritative District Court to check and break, pursuant to arranged in this code of law about the validity of arrest, detention, strike of investigation or prosecution compensation and or rehabilitate for a its criminal discontinued at the investigation level or prosecution

Interconnected detention sliver with the arrest because, an injustice perpetrator which is after be under arrest and fulfill the conditions as have been determined by code of law, liable detention utilize the inspection importance.

An injustice perpetrator although how he is doing an injustice circumstance. what he do that because intending or its negligence will be out for complicate the way inspection, run way of breaking away and also eliminating or hiding all the things. Which, later will prove that its him the perpetrator. To obviate which can complicate the inspection the perpetrator have to be imposed a detention. As the arrest, detention even also is only seen in KUHAP, in 21 item, KUHAP that detention is locating or certain defendant in place by investigator or publik prosecutor, or judge with its stipulating.

Interconnected to detention sliver with the arrest because an injustice perpetrator after equiped then imposed a detention, perhaps if fulfilling conditions as have been determined by code of law. So an arrest represent the earlier step of appropriation independence from perpetrator or defendant.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman Judul……..………...………. i

Halaman Persetujuan ………... ii

Halaman Panitia Penguji ...………... iii

Kata Pengantar………... iv

Ringkasan ... v

Abstracts ... vi

Daftar Isi ... vii

BAB I . PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang Masalah... 1

2. Rumusan Masalah... 7 3. Tujuan Penelitian... 7 4. Manfaat Penelitian …...………...…... 7 5. Kajian Pustaka……... 8 6. Metode Penelitian... 10 7. Sistematika Penulisan ...……….…………... 13

BAB II. ASPEK YURIDIS PRAPERADILAN TENTANG PENANGKAPAN DAN PENAHANAN YANG TIDAK SAH ... 16

1. Dasar Hukum ... 16

2. Hal-Hal Yang Berhubungan Dalam Pelaksanaan Lembaga Penahanan ... 18

(10)

BAB III. PERTIMBANGAN HUKUM DALAM PERKARA PRAPERADILAN TENTANG PENANGKAPAN DAN

PENAHANAN YANG SAH ... 33

1. Dasar Hukum Pelaksanaan Praperadilan ... 33

2. Pelaksanaan Praperadilan Mengenai Penangkapan dan Penahanan Yang Tidak Sah ... 52

BAB IV. P E N U T U P ... 73

1. Kesimpulan ... 73

2. S a r a n ... 74 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR PUSTAKA A. Literatur

Afiah, Ratna N., Praperadilan dan Ruang Lingkupnya, Akademika Presindo, Jakarta, 1985

Bleren de Haan W, Sosiology, diterjemahkan oleh Anan Syam, PT Pembangunan, Jakarta, 1961

Hans Gross, Criminal Investigation, Sweet & Maxwell Limited, London, 1950 John M. Echols, dan Hassan Shadily, kamus Inggris Indonesia, Gramedia,

Jakarta, 1981

James Q. Wilson, Varienties of police behavior, Harvard University Press, New York, 1972

Moedajadi, Administrasi Doktiloscopy, Sekolah Polisi Negara, Sukabumi Moeljatno, Pimpinan Pemeriksaan Permulaan dalam Perkara Pidana yang

menjadi kekuasaan Pengadilan Negeri dan Penahanan Sementara, Majalah Hukum No. 2, 1952

M. Faal, Penvaringan Perkara Pidana Oleh Polisi, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1991

Paul L. Kirk, Criminal Investigation, Interscience Publisher Inc, New York, 1953

P..f. Bouman, Ilmu Masyarakat Umum, diterjemahkan oleh Soerjono, PT Pembangunan, Jakarta, 1961

R. Soesilo,Berita Acara dan Laporan, Politea, Bogor, 1976

Soeparmono, R. Praperadilan dan Penggabungan Perkara Gugatan Ganti Kerugian Dalarn KUHAP. Bandung : CV Mandar Maju, 2003.

Sudibyo Triatmodjo, S.H., Potret Kehidupan Hukum, Alumni, Bandung, 1981, Wirjono Prodjodikoro, Prof.DR. Hukum Acara Pidana di Indonesia, cet. 7,

Sumur, Bandung, 1970

Winckel W.A.P.F.L. Mr. Rechtsbedeeling, Martinus Nijhoff, s’Gravenhage, 1920

(12)

B. Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pedornan Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana cetakan ke-2 Departemen Kehakiman Republik Indonesia 1982

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota kabupaten dan kota- kota yang berfungsi sebagai pusat simpul jasa distribusi barang dalam satu kabupaten dan mempunyai potensi

Prosedur pemungutan PNBP sub sektor perikanan tangkap didasarkan pada tarif atas jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang secara lengkap

Untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai gambaran anomali gigi menggunakan radiografi

Dengan banyak pelayan tersebut waktu yang dibutuhkan untuk melayani nasabah menggunakan sistem fuzzy logic Sugeno lebih cepat dari pada menggunakan sistem bank konvesional sehingga

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “VALUASI EKONOMI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI REMBANG, JAWA TENGAH : Pendekatan Choice Modelling” tidak terdapat karya

3. Batasan yang terdapat dalam implementasi perangkat lunak Pengembangan Aplikasi Pendistribusian Barang Berdasarkan Rute Terpendek Dan Daya Tampung Dengan Metode