• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. Brand - RIZQI FAUZY BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. Brand - RIZQI FAUZY BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI

2.1.1. Brand

Brand/Merekadalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau

gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi. Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek

(brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau

(2)

untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing. Menurut Aaker (dalam Lutiary Eka Ratri, 2007), merek adalah cara membedakan sebuah nama dan atau simbol (logo, trademark, atau kemasan) yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari satu produsen atau satu kelompok produsen dan untuk membedakan barang atau jasa itu dari produsen pesaing.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa brand adalah suatu nama, istilah, simbol, tanda, desain, atau kombinasi dari semuanya yang digunakan untuk mengidentifikasikan produk dan membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.

Menurut Keller dalam Tjiptono (2005), Merek bermanfaat bagi produsen, sebagai:

1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.

2. Bentuk proteksi terhadap fitur atau aspek produk yang unik. 3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga

mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

(3)

5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.

6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa

datang.

Menurut Kotler dalam Kismono (2001), merek dapat dibedakan menjadi tiga pengertian, yaitu:

1. Brand name adalah bagian dari merek yang bisa dilafalkan.

2. Brand mark adalah suatu simbol atau desain yang digunakan

untuk memberikan identitas pada produk atau untuk membedakannnya dengan produk lain.

3. Trade character adalah brand mark yang mengambil bentuk fisik

atau sifat manusia 2.1.2 Citra Produk

(4)

penting dalam citra, yaitu: kesan obyek, proses terbentuknya citra, dan sumber terpercaya. Obyek itu meliputi individu maupun perusahaan yang terdiri dari sekelompok orang didalamnya. Citra dapat terbentuk dengan memproses informasi yang tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan citra pada obyek dari adanya penerimaan informasi setiap waktunya.

Produk merupakan elemen kunci dari penawaran di pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam hal ini, pengertian produk tidak hanya dalam bentuk fisik, akan tetapi produk diartikan secara luas bisa berupa jasa manusia, organisasi, ide/gagasan, atau tempat. Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang dapat ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas perusahaan serta daya beli pasar. Dalam melakukan sebuah penawaran, seorang pemasar perlu memahami tingkatan sebuah produk. Setiap tingkatan produk memiliki nilai tambah bagi pelanggannya yang dapat membentuk hierarki nilai pelanggan (customer value hierarchy). Menurut Kotler (dalam Ogi Sulistian, 2011:29) terdapat lima level produk, yaitu:

(5)

pelanggan. Contohnya adalah seorang tamu hotel yang membeli istirahat dan tidur.

b. Produk Dasar (BasicProduct) merupakan versi dasar dari produk atau manfaat umum dari produk yang dikonsumsi. Contohnya adalah sebuah kamar hotel yang mencakup tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja rias, meja tulis, dan lemari pakaian.

c. Produk yang diharapkan (Expected Product) merupakan seperangkat atribut atau kondisi minimal yang diharapkan pembeli ketika membeli suatu produk. Contohnya adalah tamu hotel dapat mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk bersih, lampu baca, dan ketenangan.

d. Produk yang ditingkatkan (Augmented Product) merupakan produk yang memiliki manfaat tambahan yang lebih dari pada expected product atau yang melampaui harapan pelanggan. Contohnya adalah suatu hotel dapat meningkatkan produknya dengan menyertakan televisi, bunga segar, check-inyang cepat, check-Out yang segera, dan lain-lain.

e. Calon Produk (Potential Product) merupakan keseluruhan penyempurnaan dan perubahan yang mungkin dialami sebuah produk di kemudian hari. Produk potensial menekankan pada evolusi dimana.

(6)

menu, (2) pendapat terhadap harga, (3) kesan terhadap pelayanan, (4) kesan terhadap kenyamanan tempat. Aziz (2010) melihat image sebagai keseluruhan persepsi yang terbentuk dari obyek berdasarkan pada informasi dan pengalaman masa lalu konsumen. Dalam kerangka menyeluruh image dapat dilihat terbentuknya melalui berbagai persepsi yang terdapat dalam benak pelanggan terhadap suatu obyek dan pada akhirnya mempengaruhi analisa dan tindakan pembelian.

2.1.3 Service Recovery

Lewis dan Spyrakopulos (2001) menyebutkan bahwa

service recovery merupakan suatu hasil pemikiran, rencana dan

proses untuk menebus kekecewaan pelanggan menjadi puas terhadap organisasi setelah pelayanan yang diberikan mengalami masalah (kegagalan). Dalam kenyataan menunjukan bahwa karakteristik konsumen berbeda-beda sehingga pelayanan yang diberikan perusahaan jasa dimungkinkan menakibatkan kekecewaan sebagian konsumen. Becker (2000) menyatakan bahwa meskipun program kualitas tradisional berusaha menekan kegagalan sampi titik nol, namun usaha ini juga harus memiliki garansi bahwa kegagalan bisa ditekan seminimal mungkin.

Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat diambil beberapa kata kunci yang menjadi perhatian dalam melakukan service

(7)

memperbaiki pelayanan bila terjadi keselahan atau kekecewaan pelanggan dengan menebus kesalahan atau kekecewaan sehingga membuat pelanggan puas dan melupakan kesalahan yang sebelumnya terjadi. Service recovery bukan hanya menangani sebuah keluhan dan interaksi antara pelayan dan pelanggan, namun

service recovery sebuah sistem yang dibuat untuk mendeteksi dan

memcahkan masalah, mengobati kekecewaan dan didesain untuk mengakomodasi sebuah keluhan.

Berdasarkan hasil beberapa observasi terhadap perusahaan-perusahaan jasa yang unggul, Haskett, Sasser dan Hart (1990) merangkum hal-hal yang banyak diterapkan untuk menangani

service recovery, yaitu:

1. Melakukan aktivitas rekrutmen, penempatan, pelatihan, dan promosi yang mengarah pada keunggulan service recovery secara keseluruhan.

2. Secara aktif mengumpulkan atau menampung keluhan pelanggan yang dipandang sebagai peluang pemasaran dan penyempurna proses.

3. Mengukur biaya primer dan sekunder dari pelanggan yang tidak puas, lalu melakukan penyesuaian investasi terhadap tingkat biaya tersebut.

(8)

5. Mengembangkan jalur komunikasi yang singkat antara pelanggan dengan manajer.

6. Memberikan penghargaan kepada setiap karyawan yang menerima dan memecahkan masalah keluhan pelanggan, serta memperbaiki sumber-sumber masalahnya.

7. Memasukan keunggulan pelayanan dan recovery sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan.

8. Komitmen manajer puncak terhadap dua hal utama, yaitu melakukan segala sesuatu secara benar sejak awal dan mengembangkan program service recovery yang efektif.

2.1.4 Loyalitas Pelanggan

(9)

evaluasi secara spesifik terhadap apa yang mereka dapatkan dari pelayan secara komprehensif dari produk atau jasa yang dijual.

Konsumen yang loyal adalah konsumen yang tidak akan berpindah keproduk yang lain atau merek lain karena sudah merasa kenyamanan dari pelayanan yang diberikan dari perusahaan tertentu, sedangkan konsumen normal adalah konsumen yang masih mempunyai loyalitas yang tinggi, tetapi masih ada kemungkinan pindah ke produk lain atau merek lain. Tingkat konsumen yang ketiga adalah konsumen setengah loyal yang artinya konsumen masih mempunyai sikap loyal terhadap merek tertentu, namun sebagian sikapnya adalah sikap swicther.

(10)

2.2 KERANGKA PEMIKIRAN

Hubungan antara brand, citra produk dan service recovery terletak pada keinginan dan pilihan konsumen untuk memilih atau menentukan produk atau jasa yang nantinya akan menimbulkan rasa loyal terhadap suatu produk atau jasa. Pada penelitian terdahulu, brand berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Citra berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas, semakin baik citra semakin tinggi loyalitas pelanggan. Loyalitas ditentukan baik oleh kriteria evaluasi konsumen tentang atribut produk. Dimana keseluruhan persepsi tersebut sebagai citra produk. Service

recovery berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan,

semakin baik service recovery semakin tinggi loyalitas pelanggan. Hal ini terjadi karena pelanggan yang kecewa atas pelayanan yang diberikan, akan melakukan komplain kepada perusahaan pemberi jasa. Apabila komplain tidak ditangani dengan baik maka akan berakibat pelanggan kecewa, memutuskan hubungan dengan perusahaan pemberi jasa dan banyak terjadi maka mereka menceritakan kepada orang lain.

Beberapa penelitian telah mengkaji tentang brand, citra produk, dan

service recovery terhadap loyalitas pelanggan antara lain :

Tabel 2.1

No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Ken

Sudarti , 2012

Variabel Independen : Citra, service recovery, kepuasan

Variabel Dependen: Loyalitas

Variabel Citra, service

recovery dan kepuasan

(11)

2. Dyah Ayu Anisha Pradipta, 2012

Variabel Independen : Citra Pembeuat, Citra pemakai, Citra Produk Viriabel Dependen: Loyalitas

Variabel Citra Pembuat, Citra Pemakai, dan Citra Produk Berpengaruh Signifikan

Loyalitas pelanggan menunjukan perilaku yang ditunjukkan dengan kepuasan yang dirasakan atas evaluasi secara spesifik terhadap pelayanan secara komprehensif yang diberikan pembeli atas produk jasa yang dijual Selnes F.(1993). Waroeng Spesial Sambel senantiasa berusaha selalu memberikan kepuasan setinggi-tingginya kepada konsumen dengan harapan agar pelanggan menjadi loyal, antara lain dengan tidak membeda-bedakan pelanggan satu dengan lainnya. Waroeng Spesial Sambel selalu mengedepankan kepuasan pelanggan untuk menjaga loyalitasnya.

(12)

Sedangkan berkaitan dengan service recovery maka setiap keluhan atau komplen dari pelanggan akan direspon dengan cepat yang kemudian dilanjutkan dengan perbaikan yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Dengan kata lain ada 3 (tiga) variabel bebas penelitian yang dapat mempengaruhi sikap loyalitas pelanggan yaitu (brand, citra produk, dan

service recovery).

Dengan demikian dari beberapa uraian diatas dapat dibuat kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut :

H1

H4

H2

H5 H3

Gambar 2.1 Hubungan variabel tersebut dengan loyalitas konsumen.

2.3 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis adalah sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut berdasarkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian (Sekaran, 2011).

Adapun data hipotesis penelitian ini adalah :

Brand (X1)

Citra produk (X2)

Service Recovery (X3)

(13)

H1 =Variabel brand berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. H2 = Variabel citra produk berpengaruh terhadap loyalitas

pelanggan.

H3 = Variabel service recovery berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

H4 = Variabel brand, citra produk, dan service recovery secara simultan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Gambar

No Tabel 2.1 Peneliti Variabel Penelitian
Gambar 2.1 Hubungan variabel tersebut dengan loyalitas konsumen.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 27 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan

M engingat populasi burung kakatua di Pulau Komodo banyak ditemukan di lembah-lembah maka penting untuk melakukan penelitian seleksi habitat burung kakatua dengan variasi

Kebutuhan bawang merah untuk konsumen di Propinsi Sumatera Barat belum terpenuhi dikarenakan produksi bawang merah masih rendah, yaitu kurang dari 10 t/ha, sedangkan dari

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui jenis dan komposisi substrat di ekosistem mangrove kampung nipah, rata-rata persentase jenis

Gender dan Kesehatan Lansia: gangguan kesehatan pada usia lanjut, situasi kesehatan lansia di Indonesia, peran gender dalam kesehatan lansia. Prinsip-prinsip pengembangan program

Neraca merupakan laporan keuangan yang terdiri dari sejumlah harta yan dimiliki perusahaan yaitu aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yaitu pasiva atau dengan

Penelitian yang dilaku kan merupakan penelitian pengembangan yang menghasilkan produk berupa media pembelaja ran video tutorial dengan menggunakan software adobe

Hasil dari penelitian ini terdapat 5 etika moral bushido pada dorama Remake Great Teacher Onizuka 2012, yaitu etika moral keadilan, etika moral kebajikan, etika moral