• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 116d140700 BAB VBAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA TERNATE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 116d140700 BAB VBAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA TERNATE"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 1

KETERPADUAN STRATEGI

PENGEMBANGAN KOTA

TERNATE

5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA TERNATE 5.1.1. Kawasan Strategis Kota Ternate

Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap perkembangan kawasan makro Kota Ternate baik dari segi ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Selain itu, kawasan strategis juga akan berpengaruh terhadap tata ruang di wilayah sekitarntya, kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mengingat kawasan ini mempunyai pengaruh yang sangat penting maka diperlukan penetapan secara tegas dan rencana serta penanganan perkembangannya harus dilihat secara komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai sektor, sinergis dengan kawasan yang ada di sekitarnya dan harmonis dengan tetap mempertimbangkan dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan.

1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi :

a. Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kelurahan Gamalama, Muhajirin, Bationg Talangame dan reklamasi pantai Kelurahan Salero – Dufa-dufa

b. Kawasan Kota Baru Ternate meliputi Kecamatan Ternate Selatan dan Kecamatan Pulau Ternate

c. Kawasan Wisata Pantai Sulamadaha, Pantai Hol dan Telaga Nita di Kelurahan Sulamadaha, pantai Tabanga di Kelurahan Tobololo, pantai Ake Rica wisata di Kelurahan Rua, pantai Bobane Ici di Kelurahan Rua dan Pantai Kastela di Kelurahan Kastela

d. Kawasan minapolitan meliputi Kecamatan Ternate Utara, Ternate Tengah, Ternate Selatan dan wilayah hinterland di Kecamatan Pulau Ternate, Pulau Hiri, Moti dan Kecamatan Pulau Batang Dua

e. Kawasan water front city (Kawasan Reklamasi) Kota Ternate meliputi Kecamatan Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Selatan

2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya yaitu:

a. Keraton Kesultanan Ternate di Kelurahan Soa Kecamatan Ternate Utara

(2)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 2

c. Kawasan benteng Kota Janji (Santo Pedro) di Kelurahan Ngade Kecamatan Ternate Selatan

d. Kawasan Benteng Orange di Kelurahan Makassar Timur Kecamatan Ternate Tengah

e. Kawasan Benteng Tolucco/Holandia di Kelurahan Sangaji Utara Kecamatan Ternate Utara

f. Kawasan benteng Kalamata (Santalucia) di Kelurahan Kayu Merah

g. Kawasan benteng Kastela/Gamlamo (Santo Paolo/Nostra Senora De Rosario) di Kelurahan Kastela

h. Kawasan wisata budaya di kawasan Kelurahan Soasio seperti Upacara Adat Kolano Uci Sabea, Penobatan Kapita/Fanyura, Baramasuwen (bambu Gila), Badabus, Soya-soya, Cakalele, Lagu dan Dadansa, Tide dan Ronggeng, Gala, Upacara Adat perkawinan Malut, Lala, Dana-dana, Salaijin dan Togal;

i. Kawasan tradisional Kelurahan Foramadiahi dan Kelurahan Tubo

3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas :

a. Kawasan Cengkeh Afo di Kelurahan Marikurubu

b. Kawasan rawan letusan gunung api terdapat di Pulau Ternate yaitu Kecamatan Ternate Utara, Kecamatan Ternate Tengah, Kecamatan Ternate Selatan dan Kecamatan Pulau Ternate

c. Kawasan resapan air pada daerah kemiringan lereng > 25 % terdapat di Kecamatan Ternate Utara, Ternate Tengah, Ternate Selatan, Pulau Ternate, Pulau Hiri, Moti dan Kecamatan Pulau Batang Dua

d. Kaw. rawan bencana tsunami pada pesisir pantai di Kec. Ternate Utara, Kec. Ternate Tengah, Kec. Ternate Selatan, Kec. Pulau Ternate, Kec. Pulau Batang Dua, Kec. Pulau Hiri dan Kec. Moti

e. Kawasan Danau Laguna, Danau Tolire dan sekitarnya

f. Kawasan Mata Air Tege - Tege di Kelurahan Marikurubu, mata air Ake Ga’ale di Kelurahan Sangadji, mata air Santosa di Kelurahan Salero, dan mata air Akerica di Kelurahan Rua, mata air Jebubu di Kelurahan Tafaga, mata air Ake boki dan Ake Hula Kelurahan Tadenas (Moti)

5.1.2. Arahan Pola Ruang Terkait dengan Pembangunan Cipta Karya

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan ini dipertahankan sebagai kawasan lindung sesuai fungsinya untuk menjaga tata air kawasan bawahnya terutama hutan lindung di Pulau Ternate, Pulau Hiri, Pulau Moti, Pulau Mayau dan Pulau Tifure. Kawasan lindung di Kota Ternate direncanakan berupa :

1. Kawasan Hutan Lindung.

(3)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 3

a. Hutan Lindung dijaga kelestariannya dengan kegiatan pemantauan dan pemeliharaan hutan melalui program monitoring dan rehabilitasi serta penghijauan kembali hutan lindung.

b. Pelarangan bagi pengembangan kegiatan budidaya di Hutan Lindung.

c. Kawasan Lindung dalam bentuk kelompok pohon Bakau (mangrove) juga diarahkan sebagai pelindung garis pantai dan sebagai habitat biota laut tertentu.

d. Hutan Lindung difungsikan juga sebagai kawasan resapan air, pengendali iklim perkotaan dan habitat satwa tertentu dengan memanfaatkan potensi vegetasi, udara dan tanahnya.

e. Lahan Hutan Lindung dijaga struktur fisik tanahnya dari resiko longsor dan abrasi (khusus yang terletak di kawasan pesisir).

f. Mengatur jenis-jenis kegiatan yang dapat dilakukan dan harus berwawasan lingkungan

g. Pengembangan permukiman untuk penduduk lokal terbatas, artinya lahan untuk permukiman dibatasi sesuai dengan daya dukung lingkungan setempat (sesuai hasil survey dan perhitungan yang harus segera dibuat).

h. KDB maksimum 5%.

i. Bentuk rumah penduduk harus permanen.

j. Kegiatan pariwisata yang sudah ada dipertahankan sedangkan untuk penambahan diperlukan studi dan perijinan tambahan.

2. Kawasan Yang Memberi Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya.

Upaya Pengelolaan kawasan berfungsi lindung untuk kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya berupa Kawasan Resapan Air. Arahan Pengelolaan pada kawasan resapan air ini berupa :

a. Pengaturan KDB yang mengatur tentang luasan tanah yang dapat ditutupi oleh setiap pemilik tanah agar kemampuan tanah dalam menyerap air dapat terjaga. b. Kewajiban setiap pemilik lahan untuk melakukan penghijauan, penanaman vegetasi

yang dapat menyimpan air, dan memeliharanya.

c. Penerapan teknologi sumur-sumur resapan air di beberapa titik lokasi permukiman kota untuk menambah cadangan air tanah.

d. Pemantapan kawasan resapan air melalui pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk memudahkan pengendalian.

e. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada atau berlangsung lama.

f. Pengendalian fungsi hidrologi kawasan hutan di kawasan resapan air dan telah mengalami kerusakan melalui langkah rehabilitasi dan konservasi.

g. Pencegahan kegiatan budidaya di kawasan resapan air kecuali kegiatan yang tidak mengganggu fungsi kawasan lindung.

h. Pemantauan terhadap kegiatan yang di perbolehkan berlokasi di kawasan resapan air seperti kegiatan penelitian, eksplorasi mineral dan air tanah, dan lain-lain agar tidak mengganggu fungsi lindung.

(4)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 4

3. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota

Ruang terbuka hijau adalah adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. (Permen PU no.05/PRT/M/2008). Keberadaan RTH di Kota Ternate memiliki fungsi sebagai taman, estetika, kawasan penyangga, konservasi, resapan air, rekreasi, tempat untuk bersantai, tempat sosialisasi, dan lain-lain. Rencana RTH di Kota Ternate diarahkan sebagai berikut:

a. Pengembangan jalur hijau di Kota Ternate pada jalan kolektor dan jalan lokal yang difungsikan sebagai RTH yang mempunyai fungsi utama sebagai paru-paru kota, sebagai resapan air, dan sebagai estetika kota. Sehingga keberadaanya perlu dimanfaatkan secara maksimal, seperti dengan penanaman bunga dan pepohonan yang mempunyai nilai seni dan lain-lain.

b. Untuk ruang pejalan kaki /pedestrian yang memiliki RTH diarahkan untuk peningkatan kenyamanan bagi pejalan kaki.

c. Untuk kawasan konservasi yang ada di Sempadan Kalimati/barangka, sempadan danau, sempadan pantai, pengamanan sumber air baku/ mata air dimanfaatkan sebagai RTH secara maksimal, yang berfungsi sebagai penahan intrusi air laut, erosi, abrasi, tiupan angin kencang, resapan air dan hutan kota.

d. Untuk lapangan olah raga direncanakan penyebarannya ke tiap Sub Pusat Pelayanan Kota/BWK selain mempertahankan keberadaan lapangan olahraga yang sudah ada, juga untuk menghindari adanya peralihan fungsi sebagai kawasan terbangun, dan hanya difungsikan untuk RTH, baik berupa taman, tempat olah raga, maupun sebagai daerah resapan air.

e. Tempat pemakaman difungsikan sebagai RTH untuk resapan air.

f. Pembuatan buffer zone (kawasan penyangga) di kawasan TPA, industry, pergudangan serta kawasan bandara

g. Pengembangan hutan kota, hutan wisata dan agrowisata.

h. Pengendalian kawasan konservasi dan resapan air yaitu kawasan dengan angka kemiringan lahan diatas 25%.

Pola ruang untuk Kawasan Budidaya direncanakan meliputi: kawasan permukiman, kawasan jasa dan perdagangan, kawasan perkantoran, kawasan industry, kawasan pariwisata, kawasan Terbuka Non Hijau (RTNH) dan kawasan peruntukan lainnya.

1. Kawasan hutan produksi 2. Kawasan permukiman,

3. Kawasan jasa dan perdagangan, 4. Kawasan perkantoran,

5. Kawasan industri, 6. Kawasan pariwisata, 7. Kawasan perikanan, 8. Kawasan pertanian,

(5)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 5

Adapun arahan pola ruang untuk kawasan budidaya yang terkait dengan pembangunan bidang Cipta Karya antara lain:

1. Kawasan permukiman

Rencana pengelolaan kawasan peruntukan perumahan antara lain meliputi :

a. Setiap kawasan permukiman dilengkapi dengan sarana dan prasarana permukiman sesuai hirarki dan tingkat pelayanan masing-masing;

b. Permukiman perdesaan yang berlokasi di pegunungan dikembangkan dengan berbasis perkebunan dan hortikultura;

c. Permukiman pusat kota diarahkan dalam penyediaan hunian yang layak dan dilayani oleh sarana dan prasarana permukiman yang memadai;

d. Membentuk cluster-cluster permukiman untuk menghindari penumpukan dan penyatuan antar kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan ruang terbuka hijau;

e. Pengembangan permukiman pusat kota dilakukan melalui pembentukan pusat pelayanan kecamatan;

2. Kawasan pariwisata

Rencana pengelolaan kawasan pariwisata meliputi : a. Mempromosikan untuk menjadi jalur tur wisata nasional

b. Mengembangkan promosi wisata, kalender wisata dengan berbagai peristiwa atau pertunjukan budaya, kerjasama wisata, dan peningkatan sarana-prasarana;

c. Menjaga dan melestarikan alam sekitar untuk menjaga keindahan obyek wisata; d. Tidak melakukan pengerusakan terhadap daya tarik wisata alam;

e. Menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah;

f. Meningkatkan pencarian atau penelusuran terhadap benda bersejarah untuk menambah koleksi budaya;

g. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi menuju pada daya tarik wisata alam, budaya dan minat khusus;

h. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian daya tarik wisata, dan daya jual atau saing

3. Kawasan ruang evakuasi bencana

Rencana pengelolaan kawasan ruang evakuasi bencana meliputi :

a. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung ruang evakuasi yang dialokasikan pada kawasan ruang terbuka yang diarahkan untuk berfungsi ganda sebagai ruang evakuasi bencana dan tempat tinggal darurat;

b. Mampu menjalankan fungsi evakuasinya dengan baik pada saat dibutuhkan;

c. Mempersiapkan koneksitas antara jalur evakuasi dengan ruang evakuasi bencana yang dipersiapkan agar proses evakuasi dapat dilakukan dengan baik;

d. Melakukan sosialisasi berkala di masyarakat berkaitan dengan sistem, jalur dan ruang evakuasi bencana yang disiapkan bila terjadi bencana alam;

e. Melakukan simulasi penanganan evakuasi bencana bagi masyarakat sebagai bagian dari sosialisasi yang dilakukan secara berkala;

(6)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 6

5.1.3. Arahan Struktur Ruang Terkait Dengan Pembangunan Cipta Karya

Arahan struktur ruang terkait dengan pembangunan bidang cipta karya antara lain:

1. Sistem Jaringan Air Minum

Rencana pengembangan sistem Jaringan air minum meliputi:

a. Rencana peningkatan pelayanan air Minum sistim perpipaan pada tahun 2031 sebesar kurang lebih 80% dari jumlah penduduk di kecamatan Ternate Selatan, Ternate Tengah, Ternate Utara, Pulau Ternate, Hiri, Moti dan Kecamatan Pulau Batang Dua.

b. Rencana kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2031 diperkirakan kurang lebih 529,3 l/det;

c. Rencana kebutuhan kapasitas sumber air minum pada tahun 2031 sebesar kurang lebih 721,8 l/det melalui pengembangan sumber air baku danau Laguna di kelurahan Ngade, danau Tolire di kelurahan Takome, mata air mata air Tege - Tege di Kelurahan Marikurubu, mata air Ake ga’ale di Kelurahan Sangadji, mata air Santosa di Kelurahan Salero, dan mata air Akerica di Kelurahan Rua, mata air Jebubu di Kelurahan Tafaga, mata air Ake boki dan Ake Hula Kelurahan Tadenas (Moti) serta sumur dalam baru yang tersebar diseluruh lokasi. Pengembangan sumber air baku sebagai sumber air bersih terlebih dahulu dikaji kelayakan teknis dan ekonomis;

d. Penerapan teknologi alternative yang dapat merubah air laut menjadi air tawar atau jaringan pipa air bersih bawah laut ke Pulau Hiri dengan terlebih dahulu melakukan pengkajian teknis, sosial dan ekonomi yang mendalam.

e. Pengembangan jaringan perpipaan / hydrant umum di kelurahan berkarakter perdesaan di Kecamatan Moti, Hiri dan Batang Dua serta lokasi-lokasi ketinggian yang kesulitan air bersih di kecamatan Pulau Ternate, kecamatan Ternate Utara, kecamatan Ternate Tengah dan kecamatan Ternate Selatan;

f. Pengembangan jaringan bukan perpipaan meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau pembangunan penangkap mata air di kecamatan Moti, Hiri dan Batang Dua.

g. Penyediaan Hidran Kebakaran pada kawasan kepadatan bangunan tinggi di pusat kota, kawasan komersial dan bangunan publik;

h. rencana pengembangan instalasi air minum skala kecamatan (IKK) di kecamatan Pulau Hiri, kecamatan Moti dan kecamatan Pulau Batang Dua

2. Sistem Pengolahan Limbah

Rencana penanganan air limbah yang meliputi :

a. Mengoptimalkan IPLT di TPA Buku Deru-deru Kelurahan Takome;

b. Pembangunan IPAL skala kawasan di pusat perdagangan dan jasa di kelurahan Gamalama dan pada kawasan rencana pengembangan Kota Baru.

c. Peningkatan program Sanimas pada kawasan permukiman pasang surut di Kelurahan Kampung Makassar Timur, Mangga Dua, Bastiong, Kalumata, Salero, dan Sangaji.

(7)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 7

tanah. Untuk kawasan berkepadatan tinggi menggunakan septic tank komunal dengan sistem Biodigester sehingga limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai biogas, dan pengelolaannya dilakukan secara berkelompok (Community Based Sanitation).

e. Rumah sakit dan klinik harus dilengkapi dengan perangkat untuk penanganan sampah B3.

3. Sistem Persampahan Kota

Rencana pengembangan terkait sistem pengelolaan persampahan di Kota Ternate meliputi:

a. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat, yaitu sistim pengelolaan yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam pengumpulan sampah khususnya pada kawasan permukiman berkepadatan tinggi dan pada kawasan yang tidak terjangkau oleh mobil sampah. Timbulan Sampah yang dihasilkan rumah tangga akan dikumpul atau ditampung dalam tempat sampah disetiap rumah kemudian akan diangkut oleh petugas pengangkut sampah dengan menggunakan alat pengumpul yang disesuaikan dengan karekteristik wilayah seperti gerobak/sepeda motor yang didesign untuk mengangkut sampah menuju ke TPS. Petugas pengangkut sampah diharapkan merupakan warga di kelurahan setempat yang direkrut khusus untuk mendukung program pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Petugas pengumpul sampah bekerja hanya sebatas dari rumah warga ke TPS dan setiap hari, pada pagi hari sehingga tidak mengganggu aktifitas warga.

b. Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang jumlahnya sesuai kebutuhan yaitu tong sampah pemilihan, TPS/TPST, gerobak sampah, dump truck, amroll, container sampah dan peralatan berat TPA.

c. Pemanfaatan sarana pemilahan Transdepo/TPST untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA sehingga masa pakai TPA menjadi lebih panjang;

d. Legalisasi kepemilikan lahan TPA Buku Deru-Deru

e. Peningkatan Pengelolaan TPA dari system open dumping menjadi Sanitary Landfill atau Control Landfill.

f. Sosialisasi dan penerapan pengolahan sampah sistim 3R di masyarakat dan sekolah-sekolah, melalui seminar, pamflet, papan pengumuman dan media lainnya; g. Peningkatan sistem manajemen persampahan;

h. penyusunan master plan persampahan Kota Ternate.

i. Pembuatan Buffer Zone / sabuk hijau di TPA Buku Deru-Deru

4. Sistem Drainase Kota Ternate

Rencana pengembangan saluran drainase di wilayah Kota Ternate adalah sebagai berikut :

a. Normalisasi saluran Primer pada kawasan rawan banjir/genangan dalam pusat Kota Ternate dengan panjang total kurang lebih 1735 m, yaitu:

Kawasan Gamalama :

Saluran Primer Samping BRI Gamalama; Saluran Primer Pasar Ikan Lama; Saluran Primer Samping Hotel Neraca; Saluran Primer jalan Busoiri

Kawasan Mangga Dua :

(8)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 8

b. Normalisasi saluran Sekunder dan Tersier pada kawasan rawan banjir/genangan dalam pusat Kota Ternate dengan panjang total kurang lebih 9.013 m, yaitu:

Kawasan Gamalama :

Saluran Jalan Pahlawan Revolusi (Depan Kodim-Bank Artha Graha); Saluran Jalan Busoiri (Mesjid Mutaqin-depan PT.Alinda); Saluran Mall Ternate-Mesjid Mutaqin; Saluran Samping Benteng Orange - Mesjid Mutaqin; Depan RS Darma Ibu - Depan Gereja Ayam

Kawasan Bastiong :

Saluran Kawasan Pasar Bastiong; saluran jalan Bastiong - Perumnas; saluran jalan Raya Bastiong (jembatan 4 - pertigaan Falajawa 2); saluran jalan Raya Bastiong jembatan 3 – jembatan 4; saluran jalan masuk pelabuhan Fery Bastiong

Kawasan Mangga Dua :

saluran jalan Jati Besar (pertigaan jalan Jati–Mangga Dua - Trafick Ligth Jati); saluran depan toko Setia Kawan – kalimati/barangka depan hotel Amara;

Kawasan Santiong :

Saluran kawasan Kubur Cina Santiong;

c. Normalisasi saluran berupa penggolontoran/pembersihan, mengembalikan saluran dimensi dan rehabilitasi.

d. Konservasi daerah tangkapan air hujan (hulu) di kecamatan Pulau Ternate, Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Selatan.

e. Penertiban bangunan yang mengecilkan dimensi dan yang berada di atas saluran pada kecamatan Pulau Ternate, Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Selatan.

f. Pembangunan talud pada saluran kali mati/barangka yang bermuara atau melintas kawasan dalam kota untuk menghindari pengikisan dinding barangka/kalimati, sedimentasi berlebihan dan menghindari limpasan air kali mati pada kawasan rawan banjir di kecamatan Pulau Ternate, Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Selatan.

g. Pembuatan bangunan pengendali banjir (checkdam) pada kalimati/barangka yang terletak pada kawasan diatasnya yang berfungsi sebagai sistem pengontrolan dan pengendalian sedimen sekaligus berfungsi mengendalikan kecepatan air dalam saluran primer.

h. Penerapan sempadan disepanjang kalimati/barangka.

5. Pengembangan Sistem Pejalan Kaki

Rencana penyediaan dan pemanfaatan sarana prasarana jaringan pejalan kaki di Kota Ternate adalah sebagai berikut:

a. Jalur pedestrian pada kawasan pariwisata, pendidikan, perkantoran, jasa dan

perdagangan;

b. Rencana pembangunan baru jalur pejalan kaki di ruas-ruas jalan kolektor dan jalan

lokal di Kota Ternate dengan lebar disesuaikan dengan kebutuhan dan klas jalan;

c. Peningkatan kualitas jalur pejalan kaki pada kawasan yang memiliki bangkitan

(9)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 9

d. Pengembangan jalur pejalan kaki terpadu yang terdiri dari RTH, yang terintegrasi

dengan joging track, tempat pemasangan reklame, shelter, halte, dan termasuk jaringan bawah tanah (listrik, telepon, PDAM) yang diarahkan di jalan Pahlawan Revolusi, jalan Halmahera, jalan pantai Daulasi, jalan kawasan kota baru Gambesi – Jambula, rencana jalan pantai Salero Dufadufa, rencana jalan pantai Kota baru - Bastiong, rencana jalan pantai Kayu Merah – Sasa.

e. Pembangunan jalur pejalan kaki yang ramah untuk penggunaan para penyandang

cacat.

5.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 5.2.1. Kebijakan Pembangunan Daerah

Visi Pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 adalah: Terwujudnya Ternate menjadi Kota “Berbudaya,

Agamais, Harmonis, Mandiri, Berkeadilan

dan Berwawasan Lingkungan”

____ KOTA TERNATE “BAHARI BERKESAN” ___

1. Ternate Berbudaya, bahwa kebijakan pemerintahan maupun perilaku masyarakat haruslah mencerminkan nilai-nilai budaya dan adat se atoran sebagai sumber nilai yang terbukti ampuh menjadi spririt sosial dan spirit moral Moloku Kie Raha pada masa kejayaannya. Hal ini diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap nilai budaya dan adat se atoran dengan mengupayakan pelestariannya, sekaligus menjadikannya sistem nilai yang membentuk kesadaran sosial yang diharapkan terefleksi dalam perilaku sosial masyarakat.

2. Ternate Agamais, adalah upaya menciptakan serta menumbuhkan kesadaran

keberagamaan dan spiritualitas di dalam masyarakat yang dimulai sejak masa kanak-kanak dan usia remaja, yang diarahkan untuk menangkal berbagai dampak buruk modernitas upaya mewujudkan masyarakat bermartabat, berakhlaq, berbudi pekerti luhur, toleran, penuh belas kasih, yang menempatkan nilai keberagamaan sebagai basis moral yang membentuk kesadaran sosial dan tercermin dalam kehidupan sosial yang santun, religius, aman dan tentram.

3. Ternate Harmonis, artinya mengupayakan terwujudnya keserasian, keselarasan dan keseimbangan lingkungan sosial dan lingkungan fisik perkotaan, melalui tata ruang perkotaan terpadu, serasi, nyaman dan sehat, yang mampu mengakomodasi dinamika ekonomi, sosial budaya, dan politik secara seimbang melalui ketersediaan ruang publik yang representatif bagi seluruh masyarakat tanpa kesan pengabaian dan diskriminasi, sehingga menumbuhkan rasa memiliki terhadap Kota Ternate, terpeliharanya persatuan dan kesatuan, meningkatkan wawasan kebangsaan, kerukunan dalam pembauran, semangat persaudaraan, sikap toleran baik antar umat beragama, antar etnik, maupun antar kelompok.

(10)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 10

lebih produktif dan berdaya saing, yang diarahkan pada kemandirian ekonomi masyarakat.

5. Ternate Berkeadilan, artinya mewujudkan prinsip persamaan hak warga negara di hadapan hukum dan pemerintahan yang diarahkan pada penegakan supermasi hukum, perlindungan HAM, keterbukaan akses dan kesempatan yang merata dalam pelayanan publik disemua bidang yang diarahkan secara sungguh-sungguh pada upaya menjamin kesejahteraan rakyat melalui kebijakan APBD yang memihak rakyat, serta kualitas pelayanan publik, pemerataan akses pelayanan kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, teratasinya masalah perkotaan seperti kemiskinan, mengurangi kesenjangan antar wilayah dan sektoral, serta pemberdayaan masyarakat hingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs).

6. Ternate Berwawasan Lingkungan, artinya mengupayakan penataan pembangunan

perkotaan yang seluruh arah perkembangannya didasarkan pada keasrian dan keaslian potensi lingkungan fifisik dan lingkungan sosial budaya, dengan memperhatikan keseimbangan ekologis. Hal ini diarahkan pada upaya revitalisasi lingkungan fisik perkotaan dan lingkungan hidup yang hijau, asri, nyaman, dan sehat melalui penataan yang padu dan serasi antara lingkungan hidup dan lingkungan sosial, yang diharapkan memberi ketenangan, kenyamanan dan kedamaian kepada warga masyarakat, sekaligus mengupayakan pelestarian ekologi pantai, dan menghindari kecenderungan eksploitasi lingkungan fisik dan ekologi pantai sebagai dampak pengembangan water front city, dan perilaku masyarakat yang relatif belum ramah lingkungan.

Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 tersebut, misi pembangunan Kota Ternate adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan Ternate yang agamis.

2. Mewujudkan pemerataan Sarana dan Prasarana perekonomian yang lebih representatif. 3. Membangun Ternate sebagai kota pesisir berbasis lingkungan.

4. Membangun Ternate sebagai kota pariwisata berciri budaya dan bahari. 5. Membangun Ternate sebagai kota terbuka, demokratis dan adil.

6. Membangun Ternate yang sehat dan sejahtera.

Strategi pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 yang berkaitan dengan pembangunan Bidang Cipta Karya diantara 11 prioritas yang tertuang dalam RPJMD adalah sebagai berikut :

1. Program Prioritas 1 : Peningkatan dan Penataan Infrastruktur Perkotaan serta Percepatan dan Pemerataan Infrastruktur pada Wilayah Kecamatan,

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 1 : Peningkatan dan Penataan Infrastruktur Perkotaan serta Percepatan dan Pemerataan Infrastruktur pada Wilayah Kecamatan, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

(11)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 11

Tabel 5.1. Program Prioritas Pertama : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015

ISU

STRATEGIS

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Masalah

infrastruktur secara

merata dan

berkeadilan, terutama pada

kecamatankecamatan

di luar kawasan

perkotaan untuk

membuka

keterisolasian, serta memungkinkan

terjadinya mobilitas

arus barang dan

manusia yang

mempercepat perkembangan secara merata pada

semua wilayah

kecamatan

pelayanan Air

Bersih dan

pelayanan

Listrik pada

kecamatan Hiri, Moti dan Batang Dua.

pelayanan Air

Bersih pada

kawasan dataran

tinggi di pulau

Ternate dan pada kecamatan di luar Ternate (Hiri, Moti dan Batang Dua).

 Pemerataan

pelayanan Listrik

pada Kelurahan

yang tidak

terjangkau layanan

PLN, melalui

sumber energi

alternatif lainnya

2. Program Prioritas 5 : Penataan, Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Kota yang Serasi Antara Kebutuhan dan Daya Dukung Lahan, antar Aspek Topografi dan Kawasan Pantai/Pesisir Berbasis Keterpaduan dan Keserasian Lingkungan Sosial Budaya dan Ekologis

Strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

(12)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 12

Tabel 5.2. Program Prioritas Kelima : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015

ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Masalah Ruang Kota yang Serasi Antara taman kota serta ruang terbuka hijau perkotaan sebagai area publik yang asri, nyaman dan tertib dan mendorong partisipatif untuk mewujudkan Ternate sebagai Kota Pantai yang Hijau, Asri, Bersih, Nyaman, Pasar Gamalama, tapak I plus dan tapak II, sebagai sentra

perekonomian

modern dengan

aksentuasi ornamen

kebudayaan lokal.

 Mengoptimalkan

Pasar Bastiong,

Pasar Dufa-dufa,

Pasar Kotabaru

dan Pasar Sasa

sebagai pasar

tradisional dengan dukungan regulasi pemerintah.

 Penataan taman

kota dan ruang

terbuka hijau

kawasan perkotaan sebagai area publik yang asri, nyaman dan tertib.

 Pemantapan Visi

dan penataan

kawasan Kota Baru berbasis

pendidikan dan

berciri lokal secara

terpadu dan

(13)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 13

setempat.

 Penataan area

depan kedaton

kesultanan,

lapangan Ngara

Lamo, Dodoku Ali

sebagai ruang

terbuka hijau

berciri budaya,

yang dijadikan

alun-alun kota dan

taman ekspresi

seni budaya

 Mendorong

program partisipatif untuk mewujudkan

Ternate sebagai

Kota Pesisir yang Hijau, Asri, Bersih,

Nyaman, dan

Ramah Lingkungan.

 Mewujudkan

Ternate Bebas

Sampah dan

Bebas Banjir, yang

diutamakan pada

kawasan perkotaan

dan kawasan

lainnya yang

menimbulkan kesan kumuh

5.2.2. Kebijakan Keuangan Daerah

(14)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 14

Tabel 5.3. Kebijakan Keuangan Daerah

ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Masalah Pemerataan Pembangunan,Aks es Perekonomian dan

Proporsional dan Pro Rakyat

Terwujudnya kebijakan Anggaran

(APBD) yang

proporsional dan Pro Rakyat, yang diprioritaskan

pada upaya

pemenuhan kebutuhan rakyat serta membiayai program

pembangunan

yang strategis,

juga program

populis yang

menyentuh kebutuhan dasar masyarakat,

melalui desain

program berbasis

Program dengan penguatan pada kapasitas

aparatur, serta Membangun

rumah Layak

Huni Keluarga

Kurang Mampu

melalui budaya

Gotong Royong

atau Bari.

 Menetapkan

One Village

One Program

(satu

Kelurahan, satu Program Unggulan), yang didahului dengan

Kelurahan dan identifikasi

Huni Keluarga Kurang Mampu

melalui dana

stimulus Pemerintah Daerah dengan cara Daerah dengan cara

(15)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 15

(Gotong Royong/Bari)

 Santunan Kematian Warga Kurang Mampu.

 Bantuan Dana

Rutin untuk

Masjid/Gereja

dan tempat

ibadah lainnya.

 Dana Pembinaan Generasi Muda untuk kegiatan usaha produktif

dan atau

pengembangan prestasi, minat dan bakat.

 Menggalang kerjasama dengan Perguruan

Tinggi dan

Lembaga Swadaya Masyarakat dalam melakukan pendampingan

terhadap One

Village One Program

5.2.3. Indikator Kinerja

(16)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 16

Tabel 5.4. Indikator Kinerja Pembangunan Menurut Sasaran Strategis

SASARAN INDIKATOR KINERJA

1. Percepatan pengembangan infrastruktur secara merata dan berkeadilan, terutama pada kecamatan-kecamatan di luar kawasan perkotaan untuk membuka keterisolasian, serta memungkinkan terjadinya mobilitas arus barang dan manusia yang mempercepat

perkembangan secara merata pada semua wilayah kecamatan

1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (Pembangunan infrastruktur wilayah di Kecamatan)

2. Cakupan pemerataan pelayanan air bersih kawasan dataran tinggi

3. Cakupan pemerataan pelayanan listrik yang

tidak terjangkau layanan PLN

2. Peningkatan Sumber Daya Manusia, khususnya peningkatan derajat Pendidikan melalui perluasan akses pendidikan yang murah dan terjangkau, sarana dan fasilitas yang memadai, tenaga guru yang cukup, dan mutu yang terus membaik

1. Persentase sarana pendidikan, pemerataan tenaga pengajar dan peningkatan mutu pendidikan

2. Dana bantuan penunjang kegiatan sekolah (penunjang BOS) untuk mewujudkan pendidikan dasar yang berkualitas

3. Penyediaan buku pelajaran di perpustakaan sekolah

4. Jumlah guru yang difasilitasi untuk melanjutkan studi S-1

5. Pemberian beasiswa kepada siswa/mahasiswa berprestasi dan kurang mampu

6. Pemberian beasiswa kepada guru berprestasi untuk melanjutkan studi

7. Pemberian insentif kepada guru di daerah terpencil

8. Angka Melek Huruf

9. Angka Rata-rata Lama Sekolah

10. Angka Partisipasi Murni

11. Angka Partisipasi Kasar

12. Angka Partisipasi Sekolah

13. Rasio Guru/murid (SD)

3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia, melalui peningkatan derajat Kesehatan dengan perluasan akses yang mudah, murah, terjangkau, dukungan sarana dan fasilitas memadai, ketersediaan dokter,

1. Persentase sarana prasarana pelayanan kesehatan, dokter dan perawat serta obat-obatan di Puskesmas/Pustu/ Poskeskel

(17)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 17

tenaga kesehatan dan keperawatan yang cukup, dan mutu pelayanan yang terus membaik

kesehatan di daerah terpencil

3. Pemberian beasiswa kepada dokter, tenaga medis putera/puteri daerah berprestasi

4. Jumlah masyarakat miskin yang mendapat pelayanan Jamkesda

5. Persentase pelaksanaan kebijakan subsidi silang bagi pasien rawat inap

6. Persentase pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah gratis bagi warga kurang mampu

7. Angka Harapan Hidup

8. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup

9. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup

10. Persentase gizi buruk pada balita

11. Persentase Kecamatan bebas Rawan Gizi

12. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri

13. Persentase Penduduk yang memanfaatkan Puskesmas

14. Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan

15. Rasio Puskesmas terhadap Jumlah penduduk

16. Penderita Malaria

4. Terwujudnya kebijakan Anggaran (APBD) yang proporsional dan Pro Rakyat, yang diprioritaskan pada upaya pemenuhan kebutuhan rakyat serta membiayai program pembangunan yang strategis, juga program populis yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, melalui desain program berbasis keswadayaan dan berciri budaya

1. Penetapan One Village One Program (satu Kelurahan, satu program unggulan)

2. Pembangunan rumah layak huni bagi keluarga kurang mampu

3. Pembangunan Infrastruktur lingkungan

4. Persentase pemberian santunan kematian bagi warga kurang mampu

5. Jumlah bantuan dana rutin bagi tempat Ibadah

6. Bantuan pembinaan bagi generasi muda

7. Kerjasama dengan perguruan tinggi dan LSM

5. Penataan infrastruktur perkotaan sebagai kota jasa dan perdagangan dengan

1. Persentase penataan kawasan pasar

(18)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 18

pemanfaatan ruang kota secara terpadu untuk mendukung interaksi spasial, mobilitas dan aktivitas perkotaan yang tertib menuju terwujudnya Kota Ternate yang harmoni, sehat, aman dan nyaman dan berciri budaya serta berwawasan lingkungan

aksentuasi ornament kebudayaan lokal

2. Pengoptimalan pasar Bastiong, pasar Dufa-dufa, pasar Kotabaru dan pasar Sasa sebagai pasar tradisional

3. Rasio taman kota dan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan

4. Persentase pemantapan visi dan penataan kota baru berbasis pendidikan dan berciri lokal

5. Persentase penataan area depan kedaton kesultanan, lapangan Ngara Lamo, Dodoku Ali sebagai RTH berciri budaya

6. Peningkatan program partisipatif untuk mewujudkan Ternate sebagai Kota Ternate yang hijau, asri, bersih, nyaman dan ramah lingkungan

7. Perwujudan Ternate bebas sampah dan bebas banjir

6. Terwujudnya good government, dengan sumberdaya aparatur yang profesional, kreatif, inovatif, yang mampu menjamin peningkatan kualitas pelayanan,

akuntabilitas dan kemandirian masyarakat

1. Jumlah organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien

2. Optimalisasi kapasitas dan kapabilitas aparatur pemerintah

3. Peningkatan mainset aparatur dalam

memberikan pelayanan publik yang berkualitas

4. Peningkatan kinerja dan prestasi aparatur

5. Peningkatan kompetensi sumber daya aparatur

6. Peningkatan pelayanan umum di Kecamatan dan Kelurahan

7. Peningkatan kesejahteraan masyarakat Petani, Nelayan, Pekebun, Peternak, Buruh dan Pekerja, Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Pedagang Kaki Lima, dan Pedagang Tradisional, menuju pada kemandirian dan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic need)

1. Persentase pelayanan kemudahan izin usaha bagi masyarakat kurang mampu

2. Persentase pemberian kepastian hukum dan kemudahan izin bagi investor

3. Jumlah koperasi, UMKM, pedagang tradisional dan PKL yang diberikan bantuan modal usaha

4. Peningkatan kesejahteraan melalui Upah Minimum Kota

(19)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 19

yang diberikan modal usaha

6. Jumlah kursus dan pelatihan bagi pengangguran terbuka unskill

7. Jumlah koperasi aktif

8. Jumlah UKM

9. Nilai modal kerja dan investasi UKM

10. Nilai omzet UKM

11. Penyerapan tenaga kerja

12. Tingkat pengangguran terbuka

8. Terwujudnya pelayanan publik oleh aparatur yang profesional, dengan pelayanan yang cepat, mudah, murah, nyaman dan berkualitas

1. Jumlah lembaga perijinan

2. Persentase penurunan pungutan liar

3. Penyediaan database kependudukan online

4. Persentase pelayanan kelurahan terhadap pembuatan KTP, KK dan Akta Kelahiran gratis

5. Jumlah penduduk

6. Laju Pertumbuhan Penduduk

7. Rasio penduduk ber-KTP

8. Rasio keluarga ber-KK

9. Rasio bayi berakte kelahiran

10. Rasio pasangan berakte nikah

11. Jumlah penduduk miskin

12. Jumlah surat kabar nasional/lokal

13. Jumlah penyiaran radio/tv lokal

14. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk

9. Peningkatan kemandirian masyarakat, melalui pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis potensi pesisir, melalui pengembangan usaha mikro kecil, menengah, koperasi yang mengarah pada produktifitas, dan kemampuan daya saing

1. Pemetaan potensi masyarakat pesisir

2. Jumlah kelompok yang diberikan bantuan fasilitas bantuan dan peralatan

3. Jumlah kelompok pengolahan hasil produksi perikanan diberikan bantuan modal usaha dan pendampingan

(20)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 20

10. Menjawab permasalahan perkotaan seperti menurunnya kesadaran spiritualitas keberagamaan, solidaritas sosial dan kesadaran kebudayaan sebagai identitas daerah dan jati diri masyarakat,

meningkatkan etos sosial, dan optimalisasi penanggulangan masalah-masalah sosial seperti minuman keras, PSK, narkoba serta permasalahan sosial lainnya

a. Penguatan kurikulum pendidikan agama dan

kurikulim muatan lokal tentang budaya dan adat istiadat Ternate

b. Jumlah Taman Pengajian Al-Quran

c. Optimalisasi pembinaan jemaat dan umat

agama non-muslim

d. Upaya pembinaan kerukunan antar umat

beragama, antar suku, etnis dan subetnis serta pelestarian situs, artifak dan dokumen sejarah dan aset seni budaya Kota Ternate

e. Jaminan kesejahteraan Imam Masjid, Pendeta,

Guru Mengaji, Guru TPA dan Pembimbing Jemaat.

f. Jaminan pelestarian adat dan budaya Ternate

11. Menjawab masalah penegakan dan kepastian hukum di daerah, termasuk upaya mengadakan regulasi daerah yang mampu mendorong partisipasi publik yang dinamis dan konstruktif, serta regulasi untuk menjamin kualitas pelayanan publik

1. Peningkatan regulasi daerah tentang jaminan kepastian hukum dan kemudahan investasi

2. Penguatan regulasi terhadap partisipatif publik

3. Penguatan regulasi tentang jaminan Standar Pelayanan Minimal

4. Peninjauan kembali Peraturan Daerah

5. Pemberian layanan bantuan hukum secara

gratis terhadap warga kurang mampu

5.3. ARAHAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG 5.3.1 Ketentuan Fungsi Bangunan

Bangunan – bangunan di Kota Ternate diklasifikasikan sebagi berikut:

1. Menurut fungsinya, bangunan di Daerah Kota Ternate di klasifikasikan sebagai berikut: a. Bangunan rumah tinggal dan sejenisnya

b. Bangunan pelayanan umum c. Bangunan perdagangan dan jasa d. Bangunan industri

(21)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 21

2. Menurut umumnya, bangunan di daerah Kota Ternate diklasifikasikan sebagai berikut: a. Bangunan permanen

b. Bangunan semi permanen c. Bangunan sementara

3. Menurut wilayahnya, bangunan diklasifikasikan sebagai berikut: a. Bangunan di kota klasifikasi I

b. Bangunan di kota klasifikasi II c. Bangunan di kota klasifikasi III

d. Bangunan di kota kawasan khusus/tertentu e. Bangunan di perdesaan

4. Menurut lokasi, bangunan diklasifikasikan sebagai berikut: a. Bangunan di tepi jalan utama

b. Bangunan di tepi jalan arteri c. Bangunan di tepi jalan kolektor d. Bangunan di tepi jalan lingkungan e. Bangunan di tepi jalan desa f. Bangunan di tepi jalan setapak 5. Menurut ketinggian, dibedakan menjadi:

a. Bangunan bertingkat rendah (1 s.d. 2 lantai) b. Bangunan bertingkat sedang (3 s.d. 5 lantai) c. Bangunan bertingkat tinggi (enam lantai keatas) 6. Menurut luasnya, dibedakan menjadi:

a. Bangunan dengan luas kurang dari 100 m2 b. Bangunan dengan luas 100 – 200 m2 c. Bangunan dengan luas 200 – 500 m2 d. Bangunan dengan luas 500 – 1000 m2 e. Bangunan dengan luas lebih dari 1000 m2 7. Menurut statusnya, dibedakan menjadi:

a. Bangunan pemerintah b. Bangunan swasta

5.3.2 Persyaratan Bangunan Gedung

Persyaratan bangunan dan lingkungan di Kota Ternate, antara lain:

1. Setiap bangunan harus memiliki persyaratan teknis, persyaratan lingkungan dan persyaratan hukum serta administrasi agar bangunan dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsi yang ditetapkan

2. Fungsi bangunan yang dibangun harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang

3. Perletakan bangunan pada lokasi harus digambarkan pada gambar situasi. Gambar situasi perletakan bangunan harus memuat penjelasan tentang:

a. Bentuk kapling/pekarangan yang sesuai dengan peta badan pertanahan nasional b. Fungsi bangunan

c. Nama jalan menuju kapling dan sekeliling kapling d. Peruntukan bangunan sekeliling kapling

(22)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 22

g. Koefisien dasar hijau h. Garis sempadan bangunan i. Arah mata angin

j. Arah angin rata-rata k. Skala gambar

Garis sempadan bangunan diatur sebagai berikut:

1. Garis sempadan pondasi bangunan terluar yang sejajar dengan as jalan (rencana jalan), tepi sungai/tepi pantai ditentukan berdasarkan lebar jalan/rencana jalan/lebar sungai/kondisi pantai, fungsi jalan dan peruntukan kapling kawasan

2. Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar sebagaimana dijelaskan pada poin 1 diatas, bilamana tidak ditentukan adalah separuh lebar daerah milik jalan (damija) dihitung dari tepi jalan pagar

3. Letak garis sempadan pondasi bangunan terlaur seperti yang dije;askan pada poin 1, untuk daearah pantai bilaman tidak ditentukan adalah 100 m dari garis pasang tertinggi pada pantai tersebut.

4. Untuk lebar jalan/ sungai yang kuarang dari 5 meter, latak sempadan adalah 2,5, meterdihitung dari tepi jalan/pagar

5. Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar pada bangunan samping yang berbatasan dengan tetangga bilamana tidak ditentukan adalah minimal 2 meter dari batas kapling atau atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang saling berdekatan 6. Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar pada bagian belakang yang

berbatasan dengan tetangga bilamana tidak ditentukan adalah minimal 2 meter dari batas kapling atau atas dasar kesepakatan dengan tetangga yang saling berbatasan 7. Garis sempadan pagar terluar yang berbatasan dengan jalan ditentukan/ berhimpit

dengan batas terluar daerah milik jalan

8. Garis pagar disudut persimpangan jalan ditentukan dengan serong/ lengkungan atas dasar fungsi dan perdana jalan

9. Pagar yang berbatasan dengan jalan ditentukan minimal 1,5 meter dari permukaan dengan bentuk transparan atau tembus pandang

10. Garis sempadan jalan masuk ke kapling bilamana tidak ditentukan lain adalah berhimpit dengan batas terluar garis pagar

11. Pembuatan jalan masuk harus mendapat izin dari dinas tata kota ternate 12. Teras / balkon tidak dibenarkan diberi dinding sebagai ruang tertutup

13. Balkon bangunan tidak dibenarkan mengarah/mengahadap kek kapling tetangga

14. Garis terluar balkon bangunan tidak dibenarkan melewati batas pekarangan yang berbatasan dengan tetangga

15. Garis terluar suatu tiris/oversteck yang mengahdap ke arah tetangga tidak dibenarkan melewati batas pekarangan yang berbatsan dengan tetangga

Jarak antara bangunan:

1. Jarak antara massa/blok bangunan satu lantai yang satu dengan yang lainnya dalam satu kapling atau antara kapling minimum adalah 4 meter

(23)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 23

3. Untuk bangunan bertingkat setiap kenaikan satu lantai jarak antara massa/blok bangunan yang satu dengan yang lain ditambah dengan 0,5 meter

Koefisien dasar bangunan diatur sebagai berikut:

1. Koefisien dasar bangunan (KDB) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian lingkungan / resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap bahaya kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan, keselamatan dan kenyamanan bangunan.

2. Ketentuan besarnya KDB sebagaimana yang dijelaskan diatas disesuaikan dengan Rencana Teknis Tata Ruang Kota atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

3. Setiap bangunan umum apabila tidak ditentukan lain, ditentukan KDB maksimum 60%

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) ditentukan sebagai berikut:

1. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian lingkungan / resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap bahaya kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan, keselamatan dan kenyamanan bangunan

2. Ketentuan besarnya KLB sebagaimana dimaksud diatas, disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kota atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Koefisien Dasar Hijau (KDH) diataur sebagai berikut:

1. Koefisien Dasar Hijau (KDH) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian lingkungan / resapan air permukaan tanah

2. Ketentuan besarnya KDH yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kota atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Setiap bangunan umum apabila tidak ditentukan lain, ditentukan KDH minimum 30%

Ketinggian Bangunan diatur sebagai berikut:

1. Ketinggian bangunan ditentukan sesuai dengan rencana tata ruang

2. Untuk masing-masing lokasi yang belum dibuat tata ruangnya, ketinggian maksimum bangunan ditetapkan oleh Dinas Tata Kota dengan mempertimbangkan lebar jalan dan fungsi bangunan, keselamatan serta keserasian dengan lingkungannya.

5.4. ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL) 5.4.1. RTBL Kawasan Bastiong

5.4.1.1. Program Bangunan dan Lingkungan

(24)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 24

(25)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 25

Tabel.5.5 Program Bangunan dan Lingkungan RTBL Kwasan Bastiong

zona Blok Indikasi program Kegiatan

Zona perdagangan

Blok I, Blok III, Blok IV dan Blok V

Peningkatan kualitas koridor jalan Bastiong Raya

Penataan trotoar

Peningkatan kualitas jalan lingkungan

Program pengendalian PKL

Peningkatan kualitas gerbang Bastiong sebagai pintu masuk pusat

perdagangan BWK II

 Penataan dan peningkatan kualitas bangunan (fasade )

 Redesain pintu gerbang Bastiong

 Redesain bangunan terminal

 Penataan perparkiran off street

 Merubah entrance dan exit terminal ke jalan inspeksi Bastiong

 Penataan trotoar pada daerah terminal dan pasar (blok II)

 Pembatasan PKL dengan sarana berdagang jenis bergerak (PKL

jenis permanen tidak diijinkan)

 Penataan PKL sekitar terminal dan pasar dengan

mengintregasikannya dalam kompleks terminal

 Pengadaan dan peningkatan infrastruktur pendukung seperti,

saluran drainase dan sistem persampahan

Blok II Program pengendalian bangunan dan

lingkungan

Penataan sistem sirkulasi

Penataan PKL

Zona permukiman

nelayan

Program peningkatan kualitas lingkungan

Program peningkatan kualitas jalan

Program rehabilitasi permukiman nelayan terapung.

Peningkatan kegiatan kenelayanan

Program pelestarian kawasan

 Peningkatan kualitas perumahan nelayan dengan penataan

permukiman diatas air

 Rehabilitasi perumahan dengan program aladin (atap, lantai,

dinding)

 membuat perkerasan jalan sebagai akses masuk ke kawasan

pemukiman nelayan terapung

 Peningkatan kualitas lingkungan dengan pembangunan MC

dengan septiktank komunal, pembuatan titian sebagai penghubung antar unit rumah

 Penyediaan sarana dan prasarana kenelayanan berupa dermaga

(26)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 26

Pembuatan jalur evakuasi terhadap bencana tsunami

 Sosialisasi kegiatan rehabilitasi dan pembentukan kelompok

kerja secara partisipatif

 Bantuan modal nelayan

 Memperjelas jalur evakuasi dengan memasang papan informasi

dan early warning system menuju jalur tsb.

Zona ruang terbuka hijau

program gentrifikasi (peningkatan vitalitas kawasan tanpa merubah

karakteristik fisik kawasan)

 Penghijauan ruang terbuka yang tergenang melalui penimbunan

( air pasang tertinggi)

 Perencanaan ruang terbuka dengan fungsi olahraga.

 Penyediaan fasilitas penunjang olahraga seperti ruang tempat

kumpul, dan berteduh

 Pembentukan jati diri Kota lama ternate dengan sculpture

Zona pelabuhan Blok I Blok III

Peningkatan dan penataan bangunan dan lingkungan.

Peningkatan kualitas jalan

Pembuatan jalur evakuasi terhadap bencana tsunami.

 Reklamasi pantai untuk pembangunan jalur jalan penghubung

antara pelabuhan fery dan pelabuhan Nusantara

 Pembangunan jalur pejalan yang mempertimbangkan pengguna

dengan keterbatasan fisik (kursi roda, tongkat, orang tua)

 Reklamasi pantai yang difungsikan sebagai ruang terbuka (plaza,

RTH) dan fasilitas pelabuhan

 Mengoptimalkan jalur sirkulasi menuju pelabuhan Fery dari dua

jalur sirkulasi menjadi satu jalur

 Sosialisasi program penataan dan relokasi PKL dari jalan masuk

pelabuhan ke dalam kawasan pasar lama dan ke kompleks terminal

 Redesign bangunan dan dermaga di pelabuhan Nusantara

 Merancang pintu gerbang menuju pelabuhan Ferry yang

memberikan ciri Kota Ternate

 Sosialisasi evakuasi bencana tsunami

 Memperjelas jalur evakuasi dengan memasang papan informasi

dan early warning system menuju jalur tsb

Blok II Peningkatan dan penataan bangunan

dan lingkungan.

Peningkatan kualitas jalan

program Relokasi pedagang kaki lima(PKL)

(27)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 27

Zona

permukiman Blok I

program pendekatan KIP kampoeng improvement project ( peningkatan kualitas kawasan padat melalui peningkatan sarana dan prasarana )

 Pengawasan dan penataan terhadap pertumbuhan permukiman

 Sosialisasi Manajemen hunian sehat pada kawasan permukiman

padat

 Penataan ulang bangunan sepanjang kanaL dengan

mengarahkan pot dan tanaman hijau disetiap rumah dengan kanal sebagai halaman depan

 Penataan perumahan diatas air

 Peningkatan kualitas jalan lingkungan dan setapak

 Penyediaan jalur pejalan dan jalur hijau

 Peningkatan prasarana lingkungan dengan peningkatan kualitas

air bersih, penanganan masalah persampahan, dan perbaikan saluran drainase

Blok II Peningkatan kualitas bangunan dan

lingkungan sekitar kanal

Program Pengendalian pembangunan

Peningkatan kualitas jalan

Blok III Program pengendalian pembangunan

Peningkatan kualitas jalan

Zona pembuatan perahu

Program preservasi, Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan

Peningkatan Vitalitas Ekonomi Kawasan

 Penataan dan pengendalian permukiman diatas air

 Pembentukan image kawasan dengan penataan ruang bagi

kegiatan usaha pembuatan perahu berbasis ekonomi kerakyatan

 Penyediaan prasarana peluncuran perahu.

 Peningkatan kualitas lingkungan dengan pembangunan MC

dengan septiktank komunal

 Bantuan modal terhadap kegiatan usaha pembuatan perahu

Zona historis Program Preservasi konservasi dan rehabilitasi kawasan benteng Kalumata.

Peningkatan dan penataan bangunan benteng Kalumata

Peningkatan kualitas lingkungan

 Pembuatan breakwater, rehabilitasi papan sebagai sumber

informasi, penggantian material untuk jalur pejalan

 Penataan view kawasan dan ruang terbuka sekitar kawasan

 Perencanaan fasilitas dermaga wisata air

(28)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 28

5.4.1.2. Rencana Umum dan Panduan Rancangan

Panduan perancangan kawasan merupakan penjelasan lebih rinci atas konsep perancangan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Panduan bersifat mengikat elemen perancangan yang ada pada tiap zona perencanaan, agar dihasilkan ketentuan sebagai upaya mencapai visi pembangunan kawasan RTBL Kawasan Bastiong Kota Ternate.

Tabel 5.6. Panduan Zona Perdagangan, Blok 1 Jalan Raya Bastiong (Sumber: RTBL Kws. Bastiong, 2008)

No. Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran

1. Peruntukan Lahan (makro) Perdagangan sarana dan prasarana Perumahan

perkantoran

2. Pemanfaatan Ruang (mikro) Hunian Kegiatan pedagang informal di sore dan malam hari

Hunian dan warung Toko

kantor

Ruang pedagang informal(PKL)

3. Lahan/kavling Luas kavling 200-300 m2

Bentuk kavling memanjang ke belakang

4. Luas Lantai Minimum 50 m2, lebar minimum 6 m

Jenis rumah menengah

5. KDB Hunian : maks 60% Maks 60%dari luas persil

Toko : maks 70% Maks 70% dari luas persil

kantor :maks 40% Maks 40% dari luas persil

6. KLB Hunian : maks 1,8 Maks 1,8

Toko : maks 2,8 Maks 2,8

kantor : maks 1,2 Maks 1,2 7. Ketinggian Bangunan Hunian : maks 3 lantai Maks 3 lantai

Toko : Maks 4 lantai Maks 4 lantai

Kantor : maks 3 lantai maks 3 lantai 8. Arahan Bentuk bangunan Rumah deret dan rumah bertingkat

tunggal

Bangunan perdagangan:

Bangunan deret.

Hunian : rumah bertingkat

tunggal.

9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting

10. Jarak Bebas Samping Minimum 1 m Minimum 2m 11. Orientasi Bangunan Ke jalan titian

12. parkir Off street

13. Jalur pejalan lebar 1,5 m, tinggi +20 cm dari jalan

Terbuat dari paving blok. Lebar 1 m

Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)

14. Entrance dan exit kavling atau blok bangunan

Tidak membuat jalur pejalan terputus

Kemiringan 2-5% dan tinggi trotoar minimum 0,05m untuk memudahkan jalur masuk pemilik rumah

15. RTH/Jalur hijau di sisi Jalan Raya Bastiong

Menyediakan jalur hijau Pengadaan pot bunga pada sepanjang jalan

16. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara

Signage berupa rambu dan papan informasi dan pintu gerbang

17. Perlengkapan jalan (street furniture) Menyediakan TPS, lampu jalan, telepon umum

(29)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 29

Dapat didesain terpadu

18. Air bersih Hidran Umum 50 KK perpipaan dengan SR bagi keluarga mampu

Penempatan hidran pada interval 100-300m

19. Kran Kebakaran 1 kran/ 100m

20. Drainase Peningkatan kinerja saluran. Untuk drainase tertutup dilengkapi dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m

Diameter pipa 10 cm

21. Persampahan 1 kontainer sebagai TPS pengelolaan sampah secara 3R

Penempatan bak/tong sampah dengan secara teratur di tepi trotoar dengan jarak + 40 meter 22. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur

hijau

Lampu pejalan 5-10 m

Tabel 5.7. Panduan Zona Perdagangan, Blok 2 Area Jalan Masuk Terminal (Sumber: RTBL Kws. Bastiong, 2008)

No Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran

1. Peruntukan Lahan (makro) Perdagangan sarana transportasi perumahan perkantoran

2. Pemanfaatan Ruang (mikro) Hunian Penyediaan ruang bagi pedagang informal (PKL) di dalam kompleks pasar dan terminal

terminal Toko Retail,outlet pasar kantor

Pedagang informal (PKL)

3. Lahan/kavling Luas kavling 100-200 m² Bentuk kavling memanjang ke belakang

4. Luas Lantai Minimum 50 m2, lebar minimum 6 m Jenis rumah menengah 5. KDB Hunian : maks 60% Maks 60%dari luas persil

Toko : 70% Maks 70%dari luas persil

Pasar :maks 40% Sesuai eksisting

Kantor :maks 40% Maks 40% dari luas persil

Terminal :maks 20%

6. 7. Ketinggian Bangunan Hunian : maks 2 lantai Maks 2 lantai

Toko : Maks 4 lantai Maks 4 lantai

Pasar : maks 2 lantai Maks 2 lantai

Kantor : maks 3 lantai Maks 3 lantai

Teminal : maks 2 lantai maks 2 lantai

8.

Arahan Bentuk bangunan Rumah deret dan rumah bertingkat tunggal

Bangunan perdagangan:

Bangunan deret.

Hunian : rumah bertingkat tunggal.

9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting

10. Jarak Bebas Samping Minimum 3 m Minimum 2m 11. Orientasi Bangunan Ke jalan Ke jalan

Parkir Off strreet

12. Jalur pejalan lebar 1,5 m, tinggi +20 cm dari jalan Terbuat dari paving stone atau paving blok beton

(30)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 30

Memudahkan pejalan, difabel (keterbatasan fisik, orang cacat, orang tua)

13. Entrance dan exit kavling atau blok bangunan

Tidak membuat jalur pejalan terputus Kemiringan 2-5% dan tinggi

trotoar minimum 0,05m untuk

memudahkan jalur masuk pemilik rumah

14. RTH/Jalur hijau Menyediakan jalur hijau Penatan RTH pada area terminal dan pasar

jenis pohon peneduh (angsana atau akasiana),pengarah (palem) dan tanaman hias

15. Tata informasi (signage) Tidak merintangi akses pejalan dan pengendara

Signage berupa rambu dan papan informasi dan pintu gerbang

16.

Perlengkapan jalan (street furniture)

Menyediakan TPS, lampu jalan, hydrant

Lampu jalan dapat ditempatkan pada pinggir jalan/bahu jalan Dapat didesain terpadu

17. Air bersih Hidran Umum 50 KK Perpipaan dengan SR bagi keluarga mampu

Penempatan hidran pada interval 100-300m

18. drainase Peningkatan kinerja saluran.

Untuk drainase tertutup dilengkapi dengan 2 pipa pembuangan/ 1,00m

Diameter pipa 10 cm

19. Kran Kebakaran 1 kran/ 200m

20. Persampahan 1 kontainer sebagai TPS Penyediaan kontainer sampah pada area pasar inpres.

pengelolaan sampah secara 3R

Penempatan bak/tong sampah

dengan secara teratur di tepi trotoar dengan jarak + 40 meter

21. Listrik 1 lampu jalan/ 20m di antara jalur hijau

Lampu pejalan 5-10 m

Tabel 5.8 . Panduan Zona Perdagangan Blok 3 Berbatasan Dengan Zona Permukiman

No Elemen Perancangan Aturan Wajib Aturan Anjuran

1. Peruntukan Lahan (makro) Perdagangan dan perumahan

2. Pemanfaatan Ruang (mikro) Hunian, Toko

3. Lahan/kavling Luas kavling 200-300 m2 Bentuk kavling memanjang ke belakang

4. Luas Lantai Minimum 50 m2, lebar minimum 6 m Jenis rumah menengah 5. KDB Hunian : maks 60% Maks 60%dari luas persil

Toko : maks 70% Maks 70% dari luas persil

6. KLB Hunian : maks 1,8 Maks 1,8

Toko : maks 2,8 Maks 2,8 7. Ketinggian Bangunan Hunian : maks 3 lantai Maks 3 lantai

Toko : Maks 4 lantai Maks 4 lantai 8. Arahan Bentuk bangunan Rumah deret dan rumah bertingkat

tunggal

Bangunan perdagangan: Bangunan deret.

Hunian : rumah bertingkat tunggal.

9. GSB Minimal ¼ ROW Sesuai eksisting

10. Jarak Bebas Samping Minimum 1 m Minimum 2m 11. Orientasi Bangunan Ke jalan titian

Gambar

Tabel 5.1. Program Prioritas Pertama : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Tabel 5.2. Program Prioritas Kelima : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Tabel 5.3. Kebijakan Keuangan Daerah
Tabel 5.6. Panduan Zona Perdagangan, Blok 1 Jalan Raya Bastiong (Sumber: RTBL Kws. Bastiong, 2008)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan Akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Garut Nomor: 137/Pdt.G/2011/PA.Grt pada tanggal 06 Mei 2011, yang menyatakan Pembanding

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa Islam merupakan agama tauhid yang mengajak manusia untuk memurnikan ibadah mereka hanya kepada Allah dan

Dalam Pasal 82 dan Pasal 83 dapat disimpulkan bahwa korporasi (dalam hal ini perusahaan perfilman yang berstatus badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang usaha

Sistem pendukung keputusan penempatan lokasi mesin ATM dengan menerapkan metode Analytical Network Process dapat memberikan nilai terhadap lokasi untuk penempatan

Sebagai contoh, di dunia nyata kita menggunakan peralatan yang sifatnya fisik seperti pensil, penggaris dan jangka, sedangkan dalam Geogebra kita dapat

Sesuai dengan subyek penelitian yang merupakan pendengar radio salah satu program dari RRI di Surabaya, kota Surabaya dipilih karena para pendengar tersebut berdomisili

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ada tidaknya hubungan yang signifikan antara sikap terhadap layanan bimbingan dengan intensi memanfaatkan layanan

tinggi yang membutuhkan modulasi dan kontrol keterampilan yang lebih rutin atau mendasar. Pemecahan masalah dalam bagian metode belajar adalah cara mengajar yang