• Tidak ada hasil yang ditemukan

BMKG TIM REDAKSI BULETIN STASIUN METEOROLOGI SELAPARANG BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT TAHUN Joko Raharjo, A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BMKG TIM REDAKSI BULETIN STASIUN METEOROLOGI SELAPARANG BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT TAHUN Joko Raharjo, A."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BMKG

TIM REDAKSI

BULETIN STASIUN METEOROLOGI SELAPARANG BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK

NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

Pelindung dan Penasehat : Catur Winarti, SP

Pemimpin Redaksi : Makhfu Hidayat, SP

Sekretaris : Gede Sudika Pratama, SP

Tim Materi :

1. Joko Raharjo, A.Md 2. Annisa Fauziah, SST.

3. Fauzia Rizki Suhendro, A. Md 4. Petrus Sina Dey Dala, SST 5. Maria Carine P.A.D.V., SST Alamat Redaksi :

Stasiun Meteorologi Selaparang BIL Bandara Internasional Lombok Telp. (0370)6157022/6157025 Fax. (0370) 6157024

Email : stamet_selaparang@yahoo.com

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, Buletin Informasi Cuaca, Iklim dan Gempa Bumi bulan September 2015 dapat tersusun.

Kebutuhan akan informasi cuaca, iklim dan gempa bumi akhir-akhir ini dirasakan semakin meningkat, baik oleh masyarakat umum, instansi swasta maupun instansi pemerintah terutama terkait dalam membuat suatu perencanaan dan pelaksanaan program di berbagai sektor, antara lain pertanian, perkebunan, pariwisata, transportasi dan sektor lainnya. Dengan demikian informasi cuaca, iklim dan gempabumi dapat lebih menunjang kegiatan masyarakat, pemerintahan dan pembangunan untuk wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

Semenjak akhir bulan September hingga bulan Oktober mendatang, BMKG Selaparang BIL ikut serta dalam melayani kurang lebih 3600 jamaah haji asal provinsi Nusa Tenggara Barat dengan memberikan informasi cuaca penerbangan dari Lombok menuju Mekkah dan Madinah, Saudi Arabia.

Dari segi cuaca diketahui bahwa bencana kekeringan telah dialami beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di wilayah Nusa Tenggara Barat, yang dipicu oleh curah hujan dibawah kondisi normalnya pada tahun El Nino ini. Sementara potensi cuaca ekstrim pada musim kemarau ini umumnya adalah gelombang laut tinggi dan angin kencang.

Sebagaimana bulan-bulan sebelumnya kami juga melampirkan kuisioner di bagian belakang bulletin ini untuk mengetahui tingkat kepuasan dan saran dari penerima terhadap isi buletin, sehingga bisa meningkatkan kualitas buletin yang kami buat.

Terima kasih, semoga buletin ini dapat bermanfaat untuk kita semua khususnya masyarakat NTB.

Praya, Oktober 2015

KEPALA STASIUN METEOROLOGI SELAPARANG BIL

CATUR WINARTI, SP NIP. 19750723 199703 2 001

(4)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

I. INFORMASI METEOROLOGI I.1. Analisis Dinamika Atmosfer ... 1

I.1.1 Monitoring dan Prakiraan Fenomena Global ... 1

I.1.2 Monitoring dan Prakiraan Fenomena Regional ... 3

I.1.3 Monitoring dan Prakiraan Fenomena Lokal ... 6

I.1.4 Kesimpulan Monitoring Global, Regional dan Lokal ……..……..7

I.2. Informasi Tinggi Gelombang di Perairan NTB Bulan September 2015... .7

I.3. Ringkasan Cuaca Bulan September 2015 dan Prakiraan Cuaca Bulan Oktober 2015 ... .8

II. INFORMASI KLIMATOLOGI II.1 Kondisi Cuaca Bulan September 2015 Stasiun Meteorologi Selaparang BIL ... .10

II.2 Cuaca/Iklim Ekstrim Bulan September 2015 ... 13

III. INFORMASI GEOFISIKA III.1Informasi Gempa Bumi ... 14

III.1.1 Kondisi Tektonik Provinsi Nusa Tenggara Barat... 14

III.1.2 Gempa Terasa Bulan September 2015 ... 15

III.2 Informasi Tanda Waktu ... 16

III.2.1Terbit dan Terbenam Matahari Kota Mataram Bulan Oktober 2015 ... 16 LAMPIRAN

(5)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. TABEL SKALA INTENSITAS GEMPABUMI DALAM MMI LAMPIRAN 2. DAFTAR ISTILAH CUACA IKLIM DAN GEMPA

(6)

1

I.

INFORMASI METEOROLOGI

I.1

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER

I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino )

Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan September 2015, anomali suhu muka laut yang terjadi di sepanjang Samudra Pasifik Ekuatorial Tengah umumnya bernilai (+0.5) s/d (+2.0) °C, hal ini mengindikasikan ENSO Kuat dan kondisi ini diprakirakan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.

Gambar I. 1. Anomali Suhu Muka Laut (SST) Bulan September 2015

(Sumber: bom.gov.au )

Secara umum probabilitas ENSO mulai pertengahan September 2015 adalah Normal (0 %), La Nina (0 %), El Nino (100 %). Hasil prediksi untuk bulan Oktober 2015 juga menunjukkan hal yang sama. Anomali suhu muka laut bulan September 2015 di Nino 3.4 (5°LU-5°LS;120°BB-170°BB) bernilai (+2.0) °C dan untuk bulan Oktober 2015 diprediksi akan bernilai positif

dengan kondisi suhu perairan Indonesia bagian tengah dan timur cenderung lebih dingin dari kondisi normalnya.

(7)

2

Gambar I.2. Probabilitas Prediksi ENSO Bulan September 2015 hingga Mei 2016 ( Sumber: IRI COLUMBIA )

Nilai SOI rata – rata bulanan pada September 2015 menunjukkan nilai negatif yaitu ( -17.7 ) dengan kategori El Nino Kuat dan di bulan Oktober 2015 diperkirakan masih akan tetap bernilai negatif dengan kategori yang sama.

Gambar I.3. Grafik Indeks Osilasi Selatan (SOI) Bulan Januari 2013 – Oktober 2015 ( Sumber: bom.gov.au)

(8)

3 b. Madden Jullian Oscillation (MJO)

Pada bulan September 2015 (garis hijau), posisi track MJO dominan berada di dalam lingkaran serta di kuadran 3, 4 dan 5 yang berarti MJO dalam intensitas yang lemah/tidak signifikan. Posisi ini mengindikasikan bahwa pada bulan September 2015, MJO tidak aktif di wilayah Indonesia, sehingga tidak mempengaruhi potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia, termasuk di wilayah NTB.

Gambar I.4 Siklus Posisi MJO 25 Agustus 2015 – 2 Oktober 2015 (Sumber: bom.gov.au)

I.1.2 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA REGIONAL a. Angin Monsun

Pada bulan September 2015, angin Monsun Timuran masih dominan di wilayah NTB. Angin bertiup dari arah Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan antara (5 – 40) km/jam. Diperkirakan pada bulan Oktober 2015 Monsun Timuran dengan variasi arah Tenggara – Selatan tetap stabil di wilayah NTB dengan kecepatan angin berkisar (5 – 35) km/jam. Hal ini

(9)

4

mengindikasikan bahwa potensi pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah NTB relatif kecil, sesuai dengan kondisi klimatologinya.

Gambar I.5 Angin Gradien di Wilayah Indonesia bulan September 2015 (Sumber data: NOAA)

b. Suhu Muka Laut

Suhu Muka Laut rata-rata di wilayah Indonesia pada bulan September 2015 cukup hangat, berkisar antara (26.0 – 29.0) °C. Diprakirakan pada bulan Oktober 2015, Suhu Muka Laut di perairan Indonesia khususnya perairan NTB umumnya lebih dingin dari normalnya berkisar antara (26.0 – 28.0) °C sehingga suplai uap air untuk pertumbuhan awan cenderung berkurang di wilayah NTB.

(10)

5

Gambar I.6 Analisis Suhu Muka Laut Bulan September 2015 (Sumber: www.bom.gov.au)

c. Tekanan Udara

Pada bulan September 2015 pola tekanan rendah dominan di Belahan Bumi Utara (BBU). Tekanan udara rata-rata di Indonesia pada bulan September 2015 berkisar antara (1009 – 1014) hPa. Diprakirakan pada bulan Oktober 2015 pola tekanan rendah masih mendominasi di Belahan Bumi Utara (BBU). Tekanan udara rata – rata di wilayah Indonesia pada bulan Oktober 2015 diperkirakan berkisar antara (1008 – 1014) hPa sedangkan di wilayah NTB diprakirakan berkisar (1010 – 1014) hPa.

Gambar I.7 Tekanan Udara Permukaan Laut (MSLP) Wilayah Indonesia Bulan September 2015 (Sumber data:NOAA)

(11)

6 d. Gangguan Tropis

Pada bulan September 2015 terjadi lima gangguan tropis di Belahan Bumi Utara (BBU). Diprakirakan potensi pertumbuhan gangguan tropis pada bulan Oktober 2015 masih akan terjadi di Belahan Bumi Utara.

Tabel I.1 Gangguan Tropis yang Terjadi Selama Bulan September 2015

No Gangguan Tropis Tanggal Kejadian Lokasi

1. Typhoon KILO 1 – 11 September

2015

Pasifik Barat di Utara Filipina

2. Tropical Storm ETAU 6- 9 September 2015 Pasifik Barat di Timur

Laut Filipina

3.

Tropical Storm VAMCO

13 – 14 September

2015 Laut Cina Selatan di Timur Vietnam

4. Typhoon KROVANH

14 – 20 September

2015 Pasifik Barat di Timur Filipina

5.

Super Typhoon DUJUAN

21- 29 September

2015 Pasifik Barat di Timur Laut Filipina

Gambar I.8 . Posisi Gangguan Tropis Typhoon DUJUAN bulan September 2015 (Sumber:UNISYS)

(12)

7 I.1.3 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA LOKAL

a. Angin Permukaan

Angin permukaan pada bulan September 2015 di wilayah Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa dominan bertiup dari arah Tenggara – Selatan dengan kecepatan antara (5 – 40) km/jam. Pada bulan Oktober 2015, angin permukaan di wilayah NTB diprakirakan masih didominasi angin timuran dengan variasi angin dari arah Tenggara - Selatan dengan kecepatan antara (5 – 35) km/jam.

b. Aktivitas Cuaca

Cuaca pada bulan September 2015 di wilayah NTB umumnya Cerah – Berawan dengan beberapa kali kejadian Hujan dengan intensitas ringan pada sore hari di sebagian wilayah di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Hal ini dikarenakan faktor lokal yang mendukung pembentukan awan-awan hujan, sebagai contoh kelembaban udara yang tinggi, pola angin permukaan yang konvergen, dsb. Pada bulan Oktober 2015 di wilayah NTB cuaca diprakirakan umumnya Cerah Berawan meski masih akan diwarnai hujan ringan tidak merata pada siang dan sore hari di beberapa wilayah di NTB.

I.1.4 KESIMPULAN MONITORING GLOBAL, REGIONAL DAN LOKAL

Berdasarkan hasil monitoring faktor global, regional dan lokal dapat disimpulkan bahwa kondisi ENSO dan SOI umumnya bernilai Kuat, suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia cenderung hangat untuk Indonesia bagian barat dan relatif lebih dingin dari kondisi normalnya untuk wilayah perairan Indonesia bagian tengah dan timur. Pusat tekanan rendah masih dominan aktif di Belahan Bumi Utara. Pada bulan Oktober 2015 angin di wilayah NTB masih dominan dari arah Tenggara - Selatan.Diprakirakan pada bulan Oktober 2015, NTB masih berada dalam periode Musim Kemarau dikarenakan El Nino kuat yang sedang aktif saat ini.

(13)

8

I.2 INFORMASI TINGGI GELOMBANG BULAN SEPTEMBER

2015 DI PERAIRAN NTB

Tinggi gelombang pada bulan September 2015 di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat berkisar antara (0.5 – 3.0) meter. Berikut kisaran tinggi gelombang di perairan NTB selama bulan September 2015 :

Tabel I.2 Tinggi Gelombang di Perairan NTB Selama Bulan September 2015

I.3 RINGKASAN CUACA BULAN SEPTEMBER 2015 DAN

PRAKIRAAN CUACA BULAN OKTOBER 2015

A. Ringkasan Cuaca

1. Nilai SOI pada bulan September 2015 adalah ( -17.7 ) yang termasuk kategori Kuat. Suhu muka laut di sebelah barat Samudera Pasifik, sebelah Timur wilayah Indonesia relatif menghangat dengan anomali sebesar ( +2.0) °C. Pada bulan September 2015 angin di wilayah NTB dominan bertiup dari arah Tenggara – Selatan dengan kecepatan antara (5 – 40) km/jam. Suhu Muka Laut rata-rata di wilayah Indonesia pada bulan September 2015 cukup hangat, berkisar antara (26.0 – 29.0) °C.

2. Keadaan cuaca di wilayah NTB selama bulan September 2015:

a. Cuaca pada bulan September 2015 di wilayah NTB umumnya Cerah – Berawan namun masih adanya hujan dengan intensitas ringan pada sore hari di beberapa wilayah di NTB.

b. Suhu udara rata-rata wilayah NTB berkisar antara (23.6 – 28.2) °C, dengan suhu maksimum tertinggi 37.0°C dan suhu minimum terendah 18.8 °C c. Kelembaban udara rata-rata di wilayah NTB berkisar antara (48 – 82) %.

TINGGI GELOMBANG WILAYAH PERAIRAN NTB (meter) SELAT

LOMBOK

SELAT

ALAS SELAT SAPE

PERAIRAN UTARA NTB PERAIRAN SELATAN NTB 0.5 – 2.5 0.5 – 2.0 0.5 – 3.0 0.5 – 3.0 0.5 – 3.0

(14)

9

d. Angin di wilayah NTB bertiup dari arah Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan antara (5 – 40) km/jam.

3. Berdasarkan Kondisi Dinamika Atmosfer yang terpantau hingga akhir September 2015, kondisi cuaca di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) pada bulan Oktober 2015 diprakirakan umumnya cerah-berawan dengan potensi hujan intensitas ringan yang tidak merata di beberapa wilayah NTB. Suhu udara diprakirakan berkisar antara (21.0 – 35.0) °C. Kelembaban udara berkisar antara (45 - 97) %. Angin permukaan bertiup dari arah Tenggara – Selatan dengan kecepatan (5 – 35) km/jam.

B. Potensi Cuaca Ekstrim Bulan Oktober 2015

Berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer maka potensi cuaca ekstrim di wilayah NTB pada bulan Oktober 2015 antara lain sebagai berikut :

1. Gelombang Tinggi (> 2.5 meter) di perairan NTB. 2. Angin kencang di Wilayah NTB.

(15)

10

II.

INFORMASI KLIMATOLOGI

II.1

KONDISI CUACA BULAN SEPTEMBER 2015

STASIUN METEOROLOGI SELAPARANG - BIL

1. Temperatur

Pada bulan September 2015 suhu udara rata-rata berkisar antara (23.6 – 26.9)°C. Suhu tertinggi 33.2 °C terjadi pada tanggal 18 dan 19 September 2015, sedangkan suhu terendah 18.8 °C terjadi pada tanggal 13 dan 14 September 2015.

Gambar II. 1 Grafik Temperatur Udara Bulan September 2015

2. Curah Hujan

Di bulan September 2015 akumulasi hujan harian yang tercatat di Stasiun Meteorologi Selaparang-BIL sebesar 0 milimeter dengan 2 hari hujan, yaitu tanggal 2 dan 3 September 2015.

(16)

11

3. Lama Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari rata-rata di bulan September 2015 adalah 98%. Lama penyinaran tertinggi 100% terjadi hampir sepanjang bulan September 2015. Sedangkan lama penyinaran terendah 66% terjadi pada tanggal 3 September 2015.

Gambar II. 3 Grafik Lama Penyinaran Matahari Bulan September 2015

4. Tekanan Udara

Tekanan udara rata – rata pada bulan September 2015 sebesar 1014.1 hPa. Tekanan udara tertinggi 1016.3 hPa terjadi pada tanggal 5 September 2015 sedangkan yang terendah 1012.2 hPa terjadi pada tanggal 27 September 2015.

(17)

12

5. Kelembaban Udara

Pada bulan September 2015 kelembaban udara rata-rata bernilai 77%. Nilai tertinggi 85% terjadi pada tanggal 1 September 2015 sedangkan nilai terendah 70 % terjadi pada tanggal 29 September 2015.

Gambar II. 5 Grafik Kelembaban Udara Bulan September 2015

6. Angin

Angin permukaan di wilayah Bandara Internasional Lombok (BIL) pada bulan September 2015 dominan berkisar dari arah Tenggara (112.5 ° - 157.5 °) , dengan kecepatan rata-rata 7-11 km/jam.

(18)

13

7. Rekapitulasi Kondisi Cuaca Harian di BIL :

Kondisi cuaca yang diamati setiap jam di Stasiun Meteorologi Selaparang-BIL pada bulan September 2015 direkap perdasarian (10 harian) dalam Tabel II.1 berikut ini :

Tabel II.1 Tabel Cuaca / Iklim Ekstrim Stamet Selaparang-BIL Bulan September 2015

WAKTU

VISIBILITY

HAZE KABUT

CURAH HARI HARI GUNTUR ≤ 1 KM ≤ 4 KM HUJAN HUJAN & HUJAN

DASARIAN I 3 2 3 2 0 mm 2 -

DASARIAN II - 2 2 2 - - -

DASARIAN III - 2 1 1 - - -

JUMLAH 3 6 6 2 0 mm 2 -

II.2. CUACA EKSTRIM BULAN SEPTEMBER 2015

Berdasarkan data yang tercatat di Stasiun BMKG Provinsi Nusa Tenggara Barat, cuaca ekstrim bulan September 2015 di wilayah NTB disajikan pada Tabel II.2 dibawah ini :

Tabel II.2 Tabel Cuaca / Iklim Ekstrim Propinsi NTB Bulan September 2015

KRITERIA TANGGAL / INTENSITAS

Angin dengan kecepatan

> 45 km/jam Nihil

Suhu Udara > 33.7 ºC (P. Lombok) Suhu Udara > 35.5 ºC (P. Sumbawa)

1. Tanggal 22 September 2015, 36.4 °C (Stamet Sumbawa Besar)

2. Tanggal 23 September 2015, 37.0 °C (Stamet Sumbawa Besar)

3. Tanggal 17 September 2015, 36.0 °C (Stamet M. Salahuddin Bima)

4. Tanggal 22 September 2015, 35.8 °C (Stamet M. Salahuddin Bima)

Suhu Udara < 17.8 ºC Nihil

Kelembaban Udara < 40 % Nihil

Hujan > 50 mm/hari Nihil

(19)

14

INFORMASI GEOFISIKA

III.1 INFORMASI GEMPABUMI

III.1.1 KONDISI TEKTONIK PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Wilayah Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya merupakan wilayah dengan aktivitas gempabumi yang cukup aktif. Hal ini sebagai akibat dari posisi NTB yang berada pada daerah pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng Samudera Indo – Australia di bagian selatan (Zona penujaman / Subduksi), disamping itu di bagian utara terdapat zona patahan busur belakang (back arc trust). Zona penunjaman terjadi sebagai akibat aktifitas lempeng Samudera Indo – Australia yang bergerak mendekati lempeng benua Eurasia dengan kecepatan kurang lebih 7 cm/tahun.

(20)

15 III.1.2 GEMPA TERASA BULAN SEPTEMBER 2015

Selama bulan September 2015 tercatat satu kali kejadian gempa bumi terasa di wilayah NTB. Informasi selengkapnya disajikan pada Tabel III.1.2 dibawah ini:

Tabel III.1.2 Tabel Informasi gempa bumi dirasakan di wilayah NTB

No Tanggal/Jam (WITA) Magnitude (SR) Kedalaman (Km) Pusat Gempa Keterangan Pusat Gempa 1 9 September 2015/ 18:33:14 3.4 15 7.98 LS – 116.50 BT 33 Km Lombok Utara - NTB 2 29 September 2015/ 06:01:54 3.2 39 7.96 LS – 117.76 BT 45 Km Barat Laut Bima (Sumber : http://inatews.bmkg.go.id)

(21)

16

III.2 INFORMASI TANDA WAKTU

III.2.1 TERBIT DAN TERBENAM MATAHARI KOTA MATARAM

Data terbit dan terbenam matahari bulan Oktober 2015 di Kota Mataram disajikan dalam Tabel 4.1 dibawah ini :

Kota : Mataram

Posisi : 08º33’771” LS - 116º06’029” BT Ketinggian : 16 m

Tabel III.1 Tabel Terbit dan Tenggelam Matahari Kota Mataram Bulan Oktober 2015 Tanggal Matahari Tanggal Matahari Terbit (Wita) Terbenam (Wita) Terbit (Wita) Terbenam (Wita) 1 05 : 58 18:10 16 05 : 52 18:10 2 05 : 58 18:10 17 05 : 52 18:10 3 05 : 58 18:10 18 05 : 51 18:10 4 05 : 58 18:10 19 05 : 51 18:10 5 05 : 58 18:10 20 05 : 50 18:10 6 05 : 57 18:10 21 05 : 50 18:10 7 05 : 56 18:10 22 05 : 50 18:10 8 05 : 56 18:10 23 05 : 49 18:10 9 05 : 56 18:10 24 05 : 49 18:10 10 05 : 55 18:10 25 05 : 49 18:11 11 05 : 55 18:10 26 05 : 48 18:11 12 05 : 54 18:10 27 05 : 48 18:11 13 05 : 53 18:10 28 05 : 48 18:11 14 05 : 53 18:10 29 05 : 47 18:11 15 05 : 53 18:10 30 05 : 47 18:11 31 05 : 47 18:11 (http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Tanda_Waktu/Terbit_Terbenam_Matahari.bmkg)

(22)

LAMPIRAN 1.

TABEL SKALA INTENSITAS GEMPA BUMI DALAM MMI ( Modified Mercalli Intensity Tahun 1931)

SKALA KUALITAS GETARAN GEMPA

I Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

II Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

III Getaran dirasakan nyata dalam rumah oleh banyak orang, terasa getaran seolah-olah ada truk lewat.

IV

Pada siang hari di rasakan oleh banyak orang dalam rumah, di luar beberapa orang terbangun, gerabah pecah jendela pintu gemerincing, dinding berbunyi karena pecah-pecah.

V

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, jendela dsb pecah, barang-barang terpelanting, pohon-pohon, tiang-tiang, barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI

Getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap dari pabrik rusak, kerusakan ringan.

VII

Tiap-tiap orang keluar rumah, kerusakan ringan pada rumah-rumah dan bangunan dengan konstruksi yang baik dan tidak baik, cerobong asap pecah/retak-retak, terasa oleh orang-orang yang naik kendaraan.

VIII

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat, retak-retak pada bangunan yang kuat, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap dari pabrik-pabrik dan monumen roboh, air menjadi keruh.

(23)

IX

Kerusakan pada bangunan yang kuat, kerangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak-retak pada bangunan yang kuat, rumah tampak pindah dari pondamennya, pipa-pipa dalam tanah putus.

X

Bangunan dari kayu yang kuat rusak, kerangka rumah lepas dari pondasinya, tanah terbelah, rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan tanah-tanah yang curam, air bah.

XI

Bangunan hanya tinggal sedikit yang tetap berdiri, jembatan rusak, terjadi lembah, pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel kereta api melengkung sekali.

XII Hancur sama sekali, gelombang tampak pada permukaan tanah, pemandangan menjadi gelap, benda-benda terlempar ke udara.

(24)

LAMPIRAN 2.

DAFTAR ISTILAH CUACA IKLIM DAN GEMPA

1. Cuaca adalah Keadaan / fenomena fisik dari atmosfer (yang berhubungan dengan Suhu, Tekanan Udara, Angin, Awan, Kelembaban Udara, Radiasi, Jarak Pandang / Visibility, dsb) di suatu tempat dan pada waktu tertentu.

2. Iklim adalah Aspek dari cuaca di suatu tempat dan pada waktu tertentu dalam jangka panjang. Contoh : Rata-rata Hujan bulanan, Periode/Normal Musim Hujan dan Kemarau, dll.

3. ENSO adalah singkatan dari El-Nino Southern Oscillation. Secara umum para ahli membagi ENSO menjadi ENSO hangat ( El-Nino ) dan ENSO dingin (La-Nina). Kondisi tanpa kejadian ENSO biasanya disebut sebagai kondisi normal. Referensi penggunaan kata hangat dan dingin adalah berdasarkan pada nilai anomali suhu permukaan laut (SPL) di daerah NINO di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian tengah dan timur. Pada saat fenomena El Nino berlangsung kondisi atmosfer di wilayah Indonesia cenderung kering, sehingga potensi kondisi curah hujannya berkurang atau lebih sedikit dibanding normalnya. Kondisi sebaliknya terjadi ketika fenomena La Nina berlangsung, dimana atmosfer wilayah Indonesia umumnya akan cenderung basah, sehingga berpotensi menyebabkan intensitas curah hujan yang lebih banyak dibanding normalnya.

4. SOI adalah singkatan dari Southern Oscillation Index. SOI adalah nilai indeks yang menyatakan perbedaan Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin-Australia.

Secara matematika dirumuskan sebagai berikut:

Dengan :

Pdiff = selisih antara rata-rata satu bulan SLP Tahiti dan rata-rata SLP Darwin Pdiffav = rata-rata jangka panjang Pdiff di bulan yang dimaksud

SD(Pdiff) = Standar Deviasi jangka panjang dari Pdiff di bulan yang dimaksud El Nino dideteksi ketika nilai SOI negatif selama periode yang cukup lama (minimal tiga bulan).

(25)

5. Asian Cold Surge atau seruakan dingin Asia yang digunakan untuk menggambarkan penjalaran massa udara dari Asia akibat adanya tekanan tinggi di daerah tersebut dan menjalar ke arah selatan menunju ekuator dengan membawa massa udara dingin. Indeks yang digunakan untuk indentifikasi aktivitas cold surge adalah dengan menghitung indeks monsun yaitu selisih nilai tekanan antara titik 115º BT / 30º LU (didekati dengan data dari Stasiun Wuhan di daratan China) dengan tekanan di Hongkong (116º BT /22º LU). Threshold value yang digunakan untuk indeks monsun dari gradient tekanan adalah ≥ 10 mb sebagai indikator adanya cold surge.

6. MJO singkatan dari Madden Jullian Oscillation adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan fluktuasi antar musiman yang terjadi di sekitar wilayah tropis. Keberadaan MJO ditandai dengan adanya penjalaran gelombang OLR (radiasi gelombang panjang dari permukaan bumi) pada arah timuran di wilayah tropis, sehingga terjadi penambahan intensitas curah hujan pada daerah tersebut, terutama di atas Samudera Hindia dan Pasifik. Anomali curah hujan seringkali merupakan indikator pertama dalam mengindikasikan kejadian MJO, dimana pada mulanya intensitas curah hujan tinggi terjadi di Samudera Hindia dan kemudian menjalar ke arah timur menuju Samudera Pasifik barat dan tengah dengan melewati Indonesia, panjang siklus MJO umumnya berkisar 30-60 harian.

7. Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan 1 (satu) meter persegi pada tempat yang datar tertampung air hujan setinggi 1 (satu) milimeter atau tertampung air hujan sebanyak 1 (satu) liter.

Berdasarkan intensitasnya curah hujan dibagi menjadi 5 (lima) kriteria yaitu :

Hujan sangat ringan intensitasnya < 5 mm dalam 24 jam

Hujan ringan intensitasnya 5 – 20 mm dalam 24 jam

Hujan sedang intensitasnya 20 – 50 mm dalam 24 jam

Hujan lebat intensitasnya 50 – 100 mm dalam 24 jam

Hujan sangat lebat intensitasnya > 100 mm dalam 24 jam.

8. Gempa adalah getaran bumi yang terjadi sebagai akibat penjalaran gelombang seismik/gempa yang terpancar dari sumbernya/sumber energi elastik.

(26)

Gempa Tektonik adalah gempabumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran atau pergerakan lempeng bumi.

Magnitude adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa di sumbernya.

Intensitas Gempa adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa berdasarkan tingkat kerusakan dan reaksi manusia yang disebabkan oleh gempa tersebut.

Skala MMI (Modified Mercally Intensity) adalah suatu ukuran subyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan intensitasnya.

Skala Richter suatu ukuran obyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan magnitudenya, ditemukan oleh Richter (1930).

(27)

1 BMKG SELAPARANG

KUESIONER

SURVEY KEPUASAN PELANGGAN BULETIN INFORMASI CUACA, IKLIM & GEMPABUMI STASIUN METEOROLOGI SELAPARANG-BIL Untuk meningkatkan kualitas Buletin Informasi Cuaca di masa yang akan datang, kami sangat berterima kasih apabila Anda berkenan meluangkan waktu untuk mengisi

Survey Kepuasan Pelanggan dan memberikan Saran pada tempat yang disediakan.

Nama : ……… Instansi : ………

Berikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan yang tersedia

I. PENILAIAN TERHADAP ISI BULETIN Sangat

Puas

Puas Kurang

Puas

Tidak Puas

1. Informasi cuaca yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat/pengguna informasi

2. Informasi cuaca yang diberikan memiliki tingkat akurasi yang baik

3. Informasi cuaca sampai ke masyarakat/pengguna informasi secara cepat/tepat waktu

II. PENILAIAN TERHADAP TAMPILAN BULETIN

1. Tampilan buletin secara keseluruhan 2. Teks & Gambar mudah dibaca & dipahami 3. Tampilan cover buletin

Saran dan Masukan

Saran : ………... ………..…………... Informasi lain yang diinginkan ditampilkan di Buletin : ………... ……….…... ……….……...

Terima kasih atas partisipasi Anda, semoga hasil kuesioner ini dapat menjadi masukan yang berguna untuk peningkatan kualitas buletin informasi cuaca, iklim & gempabumi

Gambar

Gambar I.  1 . Anomali Suhu Muka Laut  (SST) Bulan September 2015   (Sumber: bom.gov.au )
Gambar I. 2. Probabilitas Prediksi ENSO Bulan September  2015 hingga Mei 2016  ( Sumber: IRI COLUMBIA )
Gambar I.4 Siklus Posisi MJO 25 Agustus 2015 – 2 Oktober 2015   (Sumber: bom.gov.au)
Gambar I.5 Angin Gradien di Wilayah Indonesia bulan September 2015  (Sumber data: NOAA)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tahap kedua, peneliti melakukan analisis data kuantitatif dengan menganalisis hasil UN yang berupa pengelompokkan data sesuai dengan kategori tipe, lalu analisis

Bagaimana anda menilai tetangga anda yang melaksanakan dan turut berpartisipasi dalam tradisi kenduren yang sudah mendarah daging dan rutin dilaksanakan di

Responden di Kecamatan Tanjungsari lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga yakni sebanyak 95,7 persen jumlah dari HKP (Hari Kerja Pria) yang digunakan

Beberapa ahli tersebut memiliki definisi yang serupa, maka pengertian asertif dapat disimpulkan sebagai kemampuan untuk mengemukakan perasaan, pikiran, pendapat secara langsung,

6erdasarkan uraian di atas# kami akan menganalisis tentang  pengendalian internal yang diterapkan pada !T Telkom &#34;ndonesia# Tbk  berdasarkan kerangka kerja

Dampak dari konflik antara Kerajaan Gianyar dengan Kerajaan Klungkung yaitu kembalinya Dewa Ngurah Pahang ke Gianyar dari tempat pengasingannya di Puri Kawan

Utara Pamintangan Pakacangan Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestik, genangan, PHBS Cakeru Limbah domestik, genangan, PHBS Panangkalaan Hulu Sampah, limbah

Persentase dari waktu yang digunakan selama dalam pertandingan selama 3 (tiga) ronde adalah 10% untuk gebrakan (waktu kerja), 65% untuk recovery antar fight, dan 25%