• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara tipe kepribadian Ectomorphy dengan intensi pindah kerja (turnover) pada karyawan PT Iskandar Indah Printing Tekstil, Solo - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara tipe kepribadian Ectomorphy dengan intensi pindah kerja (turnover) pada karyawan PT Iskandar Indah Printing Tekstil, Solo - USD Repository"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Nino Sukmawati

NIM: 04 9114 101

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Aku memutuskan untuk selalu memiliki kekuatan dan keyakinan diri. Karena

aku percaya, aku yakin, aku beriman, bahwa cahaya kekuatan Tuhan yang

menciptakan seluruh isi alam semesta selalu mengalir dalam setiap keputusanku,

pikiranku, serta dalam tindakanku.

Sebab aku yakin bahwa sebenarnya aku hanyalah alat bagi Tuhan untuk

mewujudkan rencana-rencana-Nya.

(Erbe Senatnu)

“Bahwa manusia dapat mengubah dirinya sendiri... dan menguasai takdirnya

sendiri adalah kesimpulan akal yang sudah menyadari kekuatan pikiran yang

benar”.

(Christian

D.

Larson,

1866-1954)

Karya ini kupersembahkan untuk:

Yesus Kristus yang selalu memberikan kasih-Nya di setiap nafasku

Bapak dan Mamah, serta kakak-kakakku yang aku sayangi

Almamaterku Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(5)
(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian ectomorphy dengan intensi pindah kerja (turnover).

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, jumlah sampel penelitian sebanyak 50 karyawan dan jumlah sampel uji coba sebanyak 70 karyawan. Besarnya koefisien reliabilitas kepribadian ectomorphy 0,929 dan intensi turnover 0,921. Teknik pengumpulan data menggunakan dua jenis skala yaitu skala kepribadian

ectomorphy dan skala intensi turnover. Uji asumsi menggunakan uji normalitas dan linearitas. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi antara tipe kepribadian ectomorphy dengan intensi turnover adalah 0,501 hal ini berarti bahwa karyawan yang semakin memiliki kepribadian ectomorphy akan diikuti oleh tingginya intensi pindah kerja (turnover) pada PT. Iskandar Indah Printing Tekstile Solo

Kata kunci : intensi turnover,ectomorphy

(7)

ABSTRACT

The goal of this research was to investigate the relationship between ectomorphy type of personality and turnover intention.

Current research was a correlation research. Sample was taken by purposive sampling technique. Consisted of the sample was fifty employees and total research sample for try out was seventy employees. Data were taken by using scales: Ectomorphy Personality Scale and Turnover Intention Scale. Reliability coefficient of ectomorphy personality scale was 0,929 and reliability coefficient of intensi turnover was 0,921. Assumtions where checked by using normality test and linearity test. Data were analyzed using product moment correlation.

The result shown that corelation coefficiens between ectomorphy type of personality and turnover intention was 0,501. There was relationship between ectomorphy type of personality and turnover intention at PT. Iskandar Indah Printing Tekstile Solo.

Keywords : turnover intention, ectomorphy

(8)
(9)

PRAKATA

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan

berkat, petunjuk, menyertai dan menuntun penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Tipe Kepribadian

Ectomorphy dengan Intensi Pindah Kerja (Turnover) Pada Karyawan PT. Iskandar Indah Printing Tekstile Solo”.

Penyelesain skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan,

bimbingan dari dosen dan orang-orang yang ada di sekitar penulis. Oleh karena

itu, pantas dan layaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada mereka yang

baik secara langsung maupun tidak telah memotivasi dan mendukung penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah berkenan memberikan

ijin dan dukungan untuk melakukan penelitia ini.

2. Ibu Sylvia Maria Yuniati Murtisari S.Psi.., M.Psi. selaku Kepala Program

Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan

membantu dan memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Kristiana Dewayani, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga, membimbing,

mengarahkan, memberikan saran, masukan, serta mau bersabar

membimbing penulis selama proses penulisan skripsi.

(10)

4. Ibu P. Henrietta PDADS., S.Psi., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan dukungan, bimbingan, masukkan dan saran.

5. Bapak Agung Santoso S.Psi, yang telah memberikan saran, mengarahkan

dan masukan.

6. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan pengetahuan dan wawasan yang sangat berharga selama

penulis kuliah.

7. Mas Doni, mas Muji, mbak Nanik, Mas Gandung, dan Bapak Giyanto,

selaku staf karyawan Fakultas Psikologi Unversitas Sanata Dharma yang

telah memfasilitasi, memberi informasi, dan membantu penulis selama

kuliah.

8. Sahabat-sahabatku Hellen, Elis, Ciput, Wiwin, Mita, Micha terima kasih

untuk doa, dukungan, dan bantuan yang selalu kalian berikan.

9. Teman-teman kost-ku Mbak Lian, Mbak Rosy, Mita, Dwi, Tya, Iin, Evi,

Dhema, Mida, Esti, Putri. Terima kasih sudah menjadi teman dalam

keseharianku, untuk setiap dukungan, bantuan, dan pembelajaran yang

kalian berikan selama ini.

10.Seluruh teman angkatan 2004, terima kasih sudah menjadi

teman-temanku yang baik selama kuliah.

11.Mbak Yanti, kakak sepupuku yang sudah membantu dalam perijinan dan

penyebaran skala penelitian di PT. Iskandar Indah Printing Tekstile Solo.

12.Seluruh karyawan PT. Iskandar Indah Printing Tekstile Solo yang sudah

membantu dalam penelitian ini.

(11)

13.Keluargaku tersayang “Bapak, Mamah, mas Yudhis, mbak Sylvi, mas

Sindhu, mbak Laely, mbak Iin, mas Nanang, dan

keponakanku-keponakanku yang lucu-lucu: Dewa, Jendra, Nadine dan Kezia. Terima

kasih atas doa, kasih sayang, perhatian, serta sudah banyak memberikan

dukungannya selama ini baik secara material maupun non-material.

14.Om Anton, tante Diana, mas Rio, Dimas, dan Leo. Terima kasih untuk

setiap dukungan, doa, dan kasih sayang yang tidak pernah putus. Tuhan

selalu memberkati kalian...

15.Aan Arifiandi, terima kasih kasih sudah menjadi tempat berbagi selama

ini. Dukungan, bantuan dan motivasimu sangat berharga.

Akhir kata, tidak ada yang sempurna di dunia ini, sama halnya dengan

penulisan skripsi ini banyak sekali kekurangan yang ada di dalamnya. Oleh sebab

itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk

kesempurnaan skripsi ini, karena segalanya tidak ada yang sempurna kecuali

kesempurnaan yang dimiliki oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Yogyakarta, 22 Januari 2009

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

PRAKATA... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Manfaat Teoritis ... 4

2. Manfaat Praktis ... 4

(13)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Intensi Turnover

1. Pengertian Intensi... 5

2. Pindah Kerja (Turnover) ... 5

3. Intensi Turnover ... 8

4. Aspek-aspek Intensi ... 9

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Turnover ... 11

B. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian... 12

2. Tipe Kepribadian ... 14

C. Dinamika Kepribadian Ectomorphy dengan Intensi Turnover ... 17

D. Hipotesis... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 19

B. Variabel Penelitian ... 19

C. Definisi Operasional ... 19

D. Subjek Penelitian... 21

E. Metode Pengumpulan Data ... 21

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 24

1. Validitas ... 24

2. Seleksi Item... 24

3. Reliabilitas ... 25

G. Metode Analisis Data... 26

(14)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian... 28

B. Deskripsi Subjek ... 29

C. Analisis Data ... 32

1. Data Deskriptif ... 32

2. Uji Normalitas... 33

3. Uji Linearitas... 33

4. Uji Hipotesis ... 34

D. Pembahasan... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 38

B. Saran... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN... 42

(15)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Sebaran item skala kepribadian ectomorphy (sebelum diuji coba) ... 22

Tabel 3.2 Sebaran item skala intensi turnover (sebelum diuji coba) ... 23

Tabel 3.3 Sebaran item skala kepribadian ectomorphy (setelah seleksi item) ... 25

Tabel 3.4 Sebaran item skala intensi turnover (setelah seleksi item)... 25

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29

Tabel 4.2 Karakteristik subjek Berdasarkan Usia ... 30

Tabel 4.3 Karakteristik Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 30

Tabel 4.4 Karakteristik Subjek Berdasarkan Status Perkawinan ... 31

Tabel 4.5 Karakteristik Subjek Berdasarkan Lama Bekerja ... 31

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif... 32

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas... 33

Table 4.8 Hasil Pengujian Korelasi Product Moment... 35

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Skala uji coba

a. Kepribadian Ectomorphy (Skala I) ... 44

b. Intensi Turnover (Skala II) ... 45

Lampiran 2 : Data Uji Coba a. Skala I ... 48

b. Skala II... 50

Lampiran 3 : Data Penelitian a. Data Responden ... 52

b. Data Penelitian Skala I ... 53

c. Data Penelitian Skala II ... 55

Lampiran 4 : Seleksi item 1 Skala I ... 57

Lampiran 5 : Seleksi item 2 Skala I ... 59

Lampiran 6 : Seleksi item 1 Skala II... 61

Lampiran 7 : Seleksi item 2 Skala II... 62

Lampiran 8 : Uji Reliabilitas Skala I... 63

Lampiran 9 : Uji Reliabilitas Skala II ... 65

Lampiran 10 : Analisis Deskriptif dan Frekuensi ... 66

Lampiran 11 : Uji Normalitas ... 68

Lampiran 12 : Uji Linearitas ... 69

Lampiran 13 : Uji Korelasi ... 72

Lampiran 14 : Surat Ijin Penelitian ... 73

(17)

A. Latar Belakang

Turnover merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh setiap perusahaan dan merupakan masalah klasik yang sudah dihadapi para

pengusaha sejak era revolusi industri sampai sekarang. Turnover sangat merugikan perusahaan baik dari segi biaya, sumber daya maupun waktu.

Karyawan yang keluar harus segera diganti oleh karyawan baru dan

perusahaan harus mencari karyawan atau pekerja baru untuk menempati posisi

yang ditinggalkan serta mendidik karyawan baru tersebut seperti harapan

perusahaan. Pergantian karyawan dilingkungan kerja tidak sekedar mengganti

orang untuk ditempatkan kepada posisi yang ditinggalkan, akan tetapi ada

tanggung jawab dan pekerjaan yang harus segera dikerjakan. Karyawan baru

membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan, tanggung jawab

dan pekerjaan.

Perusahaan menyadari bahwa karyawan atau buruh merupakan aset

berharga dan intensi turnover merupakan ancaman serius bagi setiap perusahaan. Karyawan yang merasa tidak puas dengan kondisi perusahaan

seperti upah, lingkungan kerja, teman dan atasan akan menimbulkan dampak

yang negatif. Reaksi negatif yang biasa muncul misalnya karyawan sering

mangkir, melakukan sabotase, menjadi agresif yang destruktif dan hasil kerja yang menurun serta adanya keinginan untuk pindah kerja. Keinginan

(18)

karyawan untuk meninggalkan perusahaan disebut dengan intensi turnover

sedangkan perilaku karyawan keluar dari perusahaan ini disebut turnover

(Mobley, 1986).

Intensi turnover dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ekonomi, organisasi dan individual. Faktor ekonomi yang sering berpengaruh terhadap

intensi turnover yaitu lingkungan kerja yang buruk, upah yang terlalu rendah, jam kerja melewati batas serta tiadanya jaminan sosial. Faktor organisasi yang

berpengaruh adalah interaksi atasan bawahan, hubungan teman sekerja dan

lingkungan kerja. Faktor individual yang berpengaruh adalah demografi (usia,

masa kerja, pendidikan dan lain-lain), pribadi (kepribadian, minat,

kemampuan profesionalisme, prestasi dan lain-lain) dan variabel terpadu

(kepuasan kerja, keterikatan organisasi, dan lain-lain). Kepribadian sebagai

salah satu faktor individual juga akan mempengaruhi turnover.

Kepribadian tiap-tiap orang tentu berbeda-beda, demikian pula dengan

karyawan di perusahaan tentunya memiliki kepribadian yang berbeda-beda

pula. Pada dasarnya tipe kepribadian itu dapat digolongkan menjadi 3 yaitu

endomorphy, mesomorphy dan ectomorphy. Karyawan dengan tipe kepribadian endomorphy tentu akan berbeda sikap dan perilakunya dengan karyawan berkepribadian mesomorphy, demikian juga dengan karyawan tipe kepribadian ectomorphy akan menyikapi kondisi dan lingkungan kerja yang berbeda. Tipe kepribadian ectomorphy yang cenderung mempunyai sifat

(19)

mengasingkan diri jika menghadapi kesukaran di dalam perusahaan dan

tentunya akan lebih mudah stress dengan kondisi tersebut. Kepribadian

ectomorphy yang pada dasarnya menolak kebiasaan dan sukar membiasakan diri terhadap rutinitas, tentu akan sangat susah menghadapi lingkungan kerja

pada sebuah perusahaan yang serba teratur, terorganisir dan harus dikerjakan

setiap harinya. Beberapa perusahaan jasa tentunya akan memerlukan karyawan

depan yang mempunyai penampilan dan gaya menarik, berbeda dengan

perusahaan produsen penampilan dan gaya kurang diperlukan, mereka hanya

membutuhkan ketrampilan, kerajinan dan ketekunan didalam bekerja.

Perusahaan yang sebagian besar karyawannya bekerja dibagian

produksi tentunya akan membutuhkan tenaga kerja dan buruh yang terampil,

rajin serta tekun. Perusahaan ini mempunyai pekerjaan rutinitas dari mencari

bahan baku, mengolah dan menjadikan kain. Karyawan yang bertahan untuk

bekerja pada pabrik tekstil tentu saja karyawan yang rajin, mempunyai

ketrampilan dan tahan terhadap rutinitas setiap harinya. Karyawan yang tidak

suka dengan rutinitas tentu akan menjadi tertekan dan stress menghadapi

keadaan yang demikian tersebut tetapi mereka tetap bertahan dengan berbagai

macam alasan seperti ekonomi, susah mencari pekerjaan lain dan masih

banyak lagi. Akibat dari tekanan dan stress dalam pekerjaan tidak sedikit

karyawan yang berkeinginan mencari pekerjaan lain yang lebih baik dari

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara tipe

kepribadian ectomorphy dengan intensi pindah kerja (turnover).

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tipe

kepribadian ectomorphy dengan intensi pindah kerja (turnover).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi kajian teori dunia psikologis khususnya

Psikologi Industri akan ada atau tidaknya hubungan antara kepribadian

dengan intensi turnover pada karyawan. 2. Manfaat Praktis

Memberikan masukan pada perusahaan dan karyawan sebagai

bahan evaluasi dan refleksi terhadap tipe kepribadian dan hubungannya

dengan intensi turnover.

Perusahaan dalam menentukan calon karyawan atau rotasi

karyawan dapat menggunakan tipe kepribadian sebagi pertimbangan

(21)

A. Intensi Turnover 1. Pengertian Intensi

Intensi berarti maksud, niat, tujuan untuk berbuat sesuatu (Salim,

1988). Supriadi (1994) mendefinisikan intensi sebagai niat individu untuk

melakukan perilaku yang berkaitan erat dengan pengetahuan tentang suatu

hal atau sikap terhadap hal tersebut. Berdasarkan pengertian ini dapat

disimpulkan bahwa intensi merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu

yang menyebabkan individu mengambil keputusan atau tindakan yang

merupakan penentu awal dari keputusan individu yang sebenarnya.

Intensi merupakan fungsi dari dua variabel, yaitu:

a. Sikap individu terhadap perilaku

b. Norma subjektif yang dimiliki oleh individu terhadap tekanan

sosial yang ada di lingkungannya

2. Pindah Kerja (Turnover)

Turnover adalah perilaku karyawan keluar dari perusahaan atau meninggalkan perusahaan tempat mereka bekerja (Mobley, 1986). Pindah

kerja terjadi ketika individu pergi meninggalkan organisasi dengan

sukarela maupun dengan tidak sukarela. Price (1977) dalam Santoso dan

Supriyanto (2005) lebih menekankan turnover pada gerakan individual untuk keluar dari keanggotaan ikatan sistem sosial. Sistem sosial dalam hal

(22)

ini lebih mengacu pada organisasi-organisasi seperti: firma, perusahaan,

sekolah, badan pemerintah, rumah sakit, professional associations dan ketentaraan. Secara umum, turnover adalah kesediaan seseorang untuk meninggalkan suatu organisasi kerja dan berpindah ke organisasi kerja

yang lain (Werther & Davis dalam Supriadi,1994). Ada dua macam

turnover, yaitu:

a. Voluntary turnover, yakni ketika karyawan meninggalkan perusahaan karena keinginannya sendiri, misalnya: pindah kerja,

b. Involuntary turnover, terjadi ketika karyawan tersebut meninggalkan perusahaan untuk selama-lamanya karena keinginan perusahaan,

misalnya: PHK (Mobley, 1982; Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright,

2000; Hom & Griffeth, 2001; Harvey & Stalker, 2002).

Turnover adalah suatu bentuk perilaku withdrawal, yakni penarikan diri seseorang dari lingkungannya, dalam hal ini adalah lingkungan kerja

(Robbins, 2003). Secara umum turnover adalah kesediaan seseorang untuk meninggalkan suatu organisasi kerja dan berpindah ke organisasi kerja

yang lain (Wether & Davis, 1982 dalam Supriadi, 1994).

Turnover sendiri menunjukkan sebuah perubahan-perubahan yang terjadi pada tenaga kerja, yakni tendensi karyawan untuk meninggalkan

organisasi kerja untuk digantikan oleh yang lain (Yolder dalam Mobley,

1986). Banyak hal yang mempengaruhi terjadinya turnover, diantaranya kurangnya perusahaan memberikan perlindungan kondisi fisik, mental, dan

(23)

Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan

mengajukan permohonan untuk berhenti dari perusahaan tersebut biasanya

alasan yang dibuat seperti mengurus orang tua yang pindah tempat tinggal,

kesehatan kurang baik, melanjutkan pendidikan, dan berwiraswasta.

Namun, kebanyakan alasan tersebut hanya dibuat-buat oleh karyawan

tersebut, sedangkan alasan yang sesungguhnya adalah balas jasa terlalu

sedikit, mendapat pekerjaan yang lebih baik, suasana lingkungan yang

kurang cocok, tidak ada kesempatan promosi dan perlakuan tidak adil

(Hasibuan, 2000; Spector ,1996)

Mobley (1986), berpendapat bahwa tingkat turnover cenderung lebih tinggi pada karyawan yang berusia lebih muda daripada yang berusia

tua, hal ini disebabkan karena kesempatan yang lebih banyak untuk

mendapatkan pekerjaan baru. Karyawan yang berusia muda cenderung

memiliki keinginan-keinginan untuk mencoba pekerjaan/organisasi kerja,

serta ingin mendapatkan keyakinan diri/percaya diri yang lebih besar.

Selain itu, mereka juga memiliki harapan-harapan yang terlalu tinggi

terhadap pekerjaannya, sehingga mereka seringkali kecewa ketika di

tempat kerjanya tidak memperoleh seperti apa yang mereka harapkan

(Manulang, 1984; Hurlock, 1996)

(24)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pindah

kerja adalah berhenti atau keluarnya individu/karyawan dari sebuah

organisasi tempatnya bekerja. Hal ini biasanya ditandai dengan terjadinya

pemutusan hubungan kerja secara permanen yang dilakukan individu/

karyawan terhadap organisasi maupun sebaliknya. Perilaku ini biasanya

diikuti dengan pindahnya individu tersebut ke organisasi lain.

3. Intensi Turnover

Intensi turnover banyak digunakan dalam penelitian yang bertujuan meneliti masalah pindah kerja, penggunaan intensi pindah kerja

untuk memprediksi pindah kerja, karena terdapat hubungan yang kuat

antara keduanya. Mobley, dkk (1978) menyimpulkan bahwa intensi pindah

kerja merupakan tanda awal terjadinya pindah kerja, karena terdapat

hubungan yang signifikan antara intensi pindah kerja dengan pindah kerja

yang terjadi. Pada intensi pindah kerja tercakup pengertian intensi untuk

mencari pekerjaan di tempat lain. Atkinson dan Lefferts (Mobley, dkk,

1982) menunjukkan hubungan yang signifikan antara frekuensi berfikir

untuk beralih pekerjaan dengan perilaku pindah kerja.

Intensi pindah kerja mengarahkan individu untuk

mempertimbangkan kemungkinan apakah mereka akan meninggalkan

organisasi di masa yang akan datang. Intensi pindah kerja dapat diketahui

gejalanya melalui perilaku individu yang menunjukkan intensi untuk

pindah kerja (Mobley, Hormer, dan Hollingsworth, 1982; Tett dan Meyer,

(25)

intensi pindah kerja sangat efektif untuk mengurangi pindah kerja (Maertz

dan Campion, 1998).

Mobley (1986), Spector (1996), dan Smither, (1994) berpendapat

bahwa perasaan tidak puas dapat menimbulkan pikiran/ keinginan pada diri

karyawan untuk keluar yang dilanjutkan dengan upaya mencari pekerjaan

lain demi meraih kepuasan kerja yang lebih optimal daripada perusahaan

yang ditempatinya saat ini. Keinginan karyawan untuk meninggalkan

perusahaan disebut dengan intensi turnover sedangkan perilaku karyawan keluar dari perusahaan ini dinamakan turnover (Mobley, 1986). Tidak semua intensi turnover menjadi perilaku nyata, hal ini sangat tergantung pada tersedianya lapangan pekerjaan. Semakin sedikit lowongan pekerjaan,

semakin rendah turnover meskipun ada intensi.

Intensi pindah kerja disimpulkan sebagai indikator yang baik dan

merupakan pertanda dari terjadinya pindah kerja. Intensi pindah kerja

didefinisikan sebagai keinginan atau kecenderungan meninggalkan

pekerjaan. Atau dapat dikatakan intensi pindah kerja merupakan

kecenderungan perilaku yang dimiliki karyawan untuk berhenti atau keluar

dari organisasi tempat bekerja.

4. Aspek-aspek Intensi Turnover

Banyak ahli meneliti turnover dengan segi intensinya (Mobley, 1986). Ancok dalam Supriadi (1994) mendefinisikan intensi sebagai niat

individu untuk melakukan perilaku yang berkaitan erat dengan

(26)

Mobley (1986) mengemukakan bahwa intensi turnover disusun berdasarkan tiga aspek yaitu:

a. Berpikir untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja (thinking of quiting) yaitu pikiran karyawan untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja setelah ia mempertimbangkan keyakinannya dan pandangan

orang lain.

b. Intensi untuk mencari pekerjaan lain (intention of search) yaitu keputusan seorang karyawan untuk mencari pekerjaan lain setelah

mempertimbangkan keyakinannya sendiri dan pandangan orang lain.

c. Intensi untuk keluar dari perusahaan tempatnya bekerja (intention of quiting) yaitu keputusan seorang karyawan untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja setelah mempertimbangkan keyakinan

sendiri dan pandangan orang lain.

Intensi pindah kerja mengarahkan individu untuk

mempertimbangkan kemungkinan apakah mereka akan meninggalkan

organisasi dimasa yang akan datang. Bertitik tolak dari konsep di atas

maka dapat dijelaskan bahwa intensi turnover merupakan besarnya niat seseorang untuk melakukan turnover. Pemakaian intensi dalam peneilitian

turnover dimaksudkan untuk mengamati turnover secara tidak langsung, karena dalam pengamatan turnover secara langsung membutuhkan waktu yang lama dan prosedur teknis yang lebih kompleks. Carsten & Spector

(27)

Penelitian ini tidak bermaksud melihat indeks turnover secara langsung dalam sebuah perusahaan, namun lebih bersifat prediksi kedepan

akan adanya perilaku turnover pada karyawan, dengan mengukur intensi

turnover seorang karyawan.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Turnover

Faktor-faktor yang mempengaruhi turnover menurut Mobley (1986) terdiri dari tiga variabel, yaitu: variabel ekonomi, organisasi, dan

individual.

1. Faktor Ekonomi

Yang termasuk di dalamnya adalah upah, bobot pekerjaan dan

penghargaan. Pada dasarnya orang bekerja untuk mendapatkan uang

dari hasil pekerjaan yang mereka kerjakan. Apabila upah yang diterima

tidak sebanding dengan pekerjaan yang dikerjakan, karyawan atau

pekerja cenderung akan mencari pekerjaan baru yang lebih baik atau

menjanjikan.

2. Faktor Organisasi

Pada variabel ini terdapat tipe organisasi, kategori jabatan,

besar kecilnya organisasi dan pengawasan dalam organisasi. Tidak

semua organisasi yang besar, mempunyai mobilitas intern yang lebih

banyak, seleksi personalia yang baik, sistem imbalan yang bersaing,

manajemen sumber daya manusia yang bagus dapat terhindar dari

(28)

Turnover juga sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang memberikan imbalan sedikit pada para karyawannya, pemberian tugas

yang rutin (pengulangan tugas), pertimbangan personalia yang kurang

bijaksana, banyaknya sentralisasi, kurangnya keterpaduan antar

karyawan, dan kurangnya komunikasi antar rekan kerja.

3. Faktor Individual

Ada beberapa variabel individual yang mempengaruhi

terjadinya turnover, yakni:

a. Demografi, meliputi: usia, masa kerja, jenis kelamin, pendidikan,

dan status perkawinan.

b. Pribadi, meliputi: kepribadian, minat, bakat, kemampuan,

profesionalis, prestasi dan absensi

c. Terpadu, meliputi: kepuasan kerja, aspirasi dan harapan karir,

keterikatan pada organisasi tekanan jiwa, harapan yang

menyangkut pekerjaan-pekerjaan lain, maksud-maksud

keperilakuan.

B. Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian

Allport (1937) dalam Supratiknya (1993) mencoba menggabungkan

unsur-unsur terbaik dari definisi-definisi kepribadian sebelumnya dengan

menghindari kekurangan-kekurangannya yang pokok. Pertama, Allport

(29)

singkat yaitu manusia sebagaimana adanya. Akan tetapi definisi itu

dianggapnya terlalu singkat untuk dapat digunakan, sehingga kepribadian

dapat didefinisikan sebagai berikut:

”kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu atas sistem-sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya.”

(Allport, 1937:48).

Aspek-aspek tertentu dari defnisi ini patut mendapat tekanan

khusus. Frasa "organisasi dinamik" menekankan fakta bahwa kepribadian

selalu berkembang dan berubah, meskipun sekaligus terdapat organisasi

atau sistem yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari

kepribadian. Istilah "psikofisis" menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah

semata-mata mental dan bukan juga semata-mata neural. Organisasi

mengisyaratkan beroperasinya badan dan jiwa, berpadu secara tak

terpisahkan menjadi kesatuan pribadi (Allport, dalam Supratiknya, 1993).

Istilah "menentukan" menjelaskan bahwa kepribadian terdiri dari

kecenderungan-kecenderungan menentukan yang memainkan peranan aktif

dalam tingkah laku individu.

"Kepribadian adalah sesuatu dan berbuat sesuatu .... Kepribadian adalah apa yang terletak di balik perbuatan-perbuatan khusus dan di dalam individu" (Allport, 1937:32).

Allport (1937) dalam Supratiknya (1993) menyatakan kepribadian

bukan hanya suatu konstruk dari pengamat, dan bukan juga sesuatu yang

ada hanya bila terdapat orang lain yang bereaksi terhadapnya. Kepribadian

mempunyai eksistensi real yang menyangkut segi neural atau

(30)

definisinya tentang kepribadian terbukti dari seringnya para teoretikus dan

peneliti-peneliti lain meminjam definisi tersebut.

Temperamen biasanya menunjuk pada disposisi-disposisi yang

sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor biologis atau fisiologis dan

yang karenanya sedikit sekali mengalami perubahan dalam perkembangan.

Peranan hereditas di sini biasanya agak lebih besar dibandingkan pada

beberapa aspek lain dalam kepribadian. Temperamen adalah bahan mentah

yang bersama dengan intelegensi dan fisik membentuk kepribadian

(Allport, dalam Supratiknya 1993).

2. Tipe Kepribadian

Sheldon membagi tipe kepribadian dilihat dari pengukuran struktur

jasmani tubuh yaitu (Sheldon, dalam Supratiknya 1993):

1. Tipe endomorphy

Individu yang memiliki tipe kepribadian endomorphy yang tinggi memiliki temperamen viscerotonia. Ditandai oleh alat-alat dalam dan seluruh sistem digestif (yang berasal dari endoderm) memegang

peranan terpenting. Tampak dari luar: lembut, gemuk, berat badan

relatif rendah. Tipe endomorphy yang memiliki temperamen

viscerotonia ini memiliki sifat-sifat seperti suka bergaul dan terbuka dalam pergaulan dengan orang lain sehingga pada umumnya mereka

mudah untuk diajak bergaul, memiliki watak yang tenang sehingga

(31)

itu, mereka juga cenderung memiliki afeksi yang tinggi untuk orang lain

maupun untuk dirinya sendiri, suka makan dan suka akan kenyamanan.

Hasil penyelidikan Sheldon (Supratiknya 1993) menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara tipe kepribadian endomorphy dan komponen temperamen viscertonia sebesar +0,79, artinya seseorang yang mempunyai tipe kepribadian endomorphy cenderung berperilaku seperti

viscerotonia. 2. Tipe mesomorphy

Individu yang bertipe mesomorphy memiliki temperamen

somatotonia. Bagian-bagian tubuh yang berasal dari mesoderm relatif berkembang lebih baik daripada yang lain sehingga otot-otot, pembuluh

darah dan jantung relatif dominan. Individu yang memiliki tipe

mesomorphy ini secara fisik terlihat kokoh, keras, otot kelihatan bersegi-segi dan tahan sakit (banyak di antara olah-ragawan, pengelana,

tentara, termasuk tipe ini). Tipe mesomorphy yang memiliki temperamen somatotonia ini memiliki sifat-sifat seperti suka petualangan fisik, suka mengambil resiko, sangat membutuhkan

kegiatan otot dan fisik yang berat. Individu ini memiliki sifat agresif,

tidak peka dengan perasaan orang lain, berpenampilan lebih matang dari

yang sebenarnya, suka ribut, pemberani dan mudah takut berada dalam

ruangan yang sempit dan tertutup (klaustrofobia). Tipe kepribadian

(32)

hubungan sebesar +0,82 artinya seseorang yang mempunyai tipe

kepribadian mesomorphy cenderung berperilaku seperti somatotonia. 3. Tipe ectomorphy

Tipe ectomorphy memiliki temperamen crebrotonia. Pada golongan ini organ-organ yang berasal dari ectoderm yang terutama berkembang (kulit, sistem syaraf memainkan peranan cukup penting).

Narnpak orang yang ectomorphy itu: jangkung, dada kecil dan pipih, lemah, otot-otot hampir tidak nampak berkembang. Tipe ectomorphy

yang memiliki temperamen cerebrotonia ini memiliki sifat-sifat mengendalikan diri, menahan diri dan suka menyembunyikan diri.

Individu ini bersifat tertutup, pemalu, kelihatan muda, takut pada orang

lain dan paling suka berada di tempat-tempat yang sempit dan tertutup.

Selain itu, mereka bereaksi luar biasa cepat, sukar tidur dan senang

menyendiri terutama jika menghadapi kesukaran. Oleh karena itu,

individu dengan tipe ectomorphy ini selalu berusaha untuk tidak menarik perhatian. Tipe kepribadian ectomorphy dan temperamen cerebrotonia

mempunyai hubungan sebesar +0,83 artinya seseorang yang mempunyai

(33)

C. Dinamika Kepribadian Ectomorphy dengan Intensi Turnover

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Barrick dan Mount (1991) dalam

Zimmerman (2008) menyebutkan bahwa kepribadian seperti stabilitas

emosional dan kehati-hatian (conscientiouness) dan turnover mempunyai hubungan yang kuat. Penelitian yang dilakukan oleh Salgado (2002) dalam

Zimmerman (2008) juga menyebutkan bahwa tipe kepribadian seperti

stabilitas emosional dan keterbukaan mempunyai hubungan yang kuat dengan

turnover. Zimmerman (2008) juga menyebutkan bahwa lima faktor dari kepribadian (kehati-hatian, extraversion, stabilitas emosional, keramah-tamahan dan terbuka dalam pengalaman) mempunyai hubungan yang kuat

dengan turnover.

Keinginan karyawan untuk keluar dari pekerjaan sekarang yang

diakibatkan oleh ketidaksesuaian antara tipe kepribadian dan situasi kerja.

Keinginan keluar dari pekerjaan atau intensi akan terjadi apabila karyawan

tersebut memperoleh peluang kesempatan untuk bekerja di tempat yang lain

atau merasa tidak kuat lagi untuk bekerja di tempat yang lama. Faktor-faktor

yang dipertimbangkan karyawan untuk tetap tinggal atau meninggalkan

pekerjaan ialah faktor beban kerja, stress, komunikasai dan profesionalisme

(Fotler, dalam Setiawati, 2000). Adapun penyebab turnover dapat berasal dari keluarga, keuangan serta perubahan kesehatan sedangkan yang berhubungan

(34)

Bertitik tolak dari konsep di atas dapat dijelaskan bahwa intensi

turnover merupakan besarnya niat seseorang untuk melakukan turnover serta kepribadian dan turnover mempunyai hubungan yang kuat. Tipe kepribadian

ectomorphy yang mempunyai temperamen cerebrotonia (sukar membiasakan diri pada rutinitas, kaku, dan bereaksi cepat) tentunya akan berbeda dengan

kondisi kerja pada umumnya yaitu rutinitas sehingga ada keinginan pindah

kerja.

INTENSI

TURNOVER

(Y)

Kepribadian

(X)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Penelitian Hubungan Antara Tipe Kepribadian Ectomorphy dengan Intensi

Turnover Pada PT. Iskandat Indah Printing Textil Solo

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka penelitian, maka dapat

dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:

(35)

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

dapat digolongkan sebagai korelasional(penelitian hubungan) yaitu penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel intensi turnover

dengan tipe kepribadian ectomorphy.

B. Variabel Penelitian

Berdasarkan teori dan permasalahan yang telah dirumuskan

sebelumnya maka dapat ditentukan bahwa variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Variabel Bebas : Tipe Kepribadian Ectomorphy

2. Variabel Tergantung : Intensi Turnover

C. Definisi Operasional

1. Tipe Ectomorphy

Tipe kepribadian ectomorphy adalah karakteristik kepribadian karyawan yang memiliki aktivitas pokoknya dilakukan dengan perhatian

sadar, serta inhibisi terhadap gerakan-gerakan jasmaniah. Tipe kepribadian

ini memiliki indikator-indikator sifat seperti menyembunyikan diri, reaksi

cepat, menyendiri, mengendalikan diri/ menahan diri.

(36)

Tipe kepribadian ectomorphy diungkap dengan Scale of Temperament yang disusun oleh Sheldon. Skor yang tinggi pada skala kepribadian cerebrotonia menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat kepribadian ectomorphy yang kuat. Skor yang rendah menunjukkan bahwa subjek mempunyai tingkat kepribadian ectomorphy yang lemah.

2. Intensi Turnover

Intensi Turnover adalah besarnya kekuatan niat seorang karyawan untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja, dan pindah ke perusahaan

lain secara sukarela sesuai dengan keyakinan pribadi maupun keyakinan

normatif yang dimiliki tentang perilaku turnover itu. Intensi turnover

ditunjukkan dengan skor total yang diperoleh dari skala intensi turnover. Aspek intensi turnover mencakup aspek dari intensi turnover, yang dikemukakan oleh Mobley (1986) yaitu: berfikir untuk keluar dari

perusahaan tempat ia bekerja (thinking of quiting), intensi mencari pekerjaan lain (intention to search), dan intensi untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja (intention to quiting). Skor yang tinggi pada skala intensi turnover menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat intensi

(37)

D. Subjek Penelitian

Kriteria populasi dalam penelitian ini adalah:

1. Karyawan tetap PT. Iskandar Indah Printing Tekstil Solo, dengan asumsi

bahwa para karyawan mengetahui visi, misi, tujuan perusahaan, dan

memiliki sistem kompensasi yang sama.

2. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

3. Subjek berusia 18–55 tahun, dengan asumsi rentang usia karyawan

merupakan usia yang tergolong produktif.

Sebagian dari populasi disebut sample. Sample adalah sejumlah

penduduk atau individu yang jumlahnya kurang dari populasi (Hadi, 2000).

Dalam penelitian ini dilakukan purposive sampling yaitu semua subjek yang mempunyai ciri dan karakteristik yang telah ditentukan memiliki kesempatan

untuk menjadi sample penelitian. Peneliti membagikan skala kepada karyawan

PT. Iskandar Indah Printing Tekstil Solo yang berhasil ditemui dan bersedia

untuk mengisinya.

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan skala

pengukuran. Sebelum digunakan pada penelitian yang sebenarnya, skala di uji

cobakan terlebih dahulu pada sekelompok subjek untuk mengetahui validitas

isi dan reliabilitas alat ukur. Suatu alat ukur yang telah memenuhi kualifikasi

(38)

asumsi bahwa alat ukur tersebut secara tepat dapat mengungkapkan apa yang

ingin diungkap serta konsisten dalam pengukuran (Azwar, 2003).

Penelitian ini menggunakan 2 jenis skala yaitu Scale of Temperament

dari Sheldon dan skala intensi turnover.

1. Scale of Temperament digunakan untuk mengungkap temperamen

cerebrotonia yang dimiliki oleh subjek, skala ini disusun oleh penulis berdasarkan teori kepribadian ectomorphy dari Sheldon (1942). Item skala kepribadian ectomorphy ini disusun berdasarkan adaptasi dari skala temperamen cerebrotonia dalam Scale of Temperament yang disusun oleh Sheldon.

Metode yang digunakan dalam penyusunan Scale of Temperament dari Sheldon ini yaitu dengan menggunakan metode Likert. Pilihan jawaban

pada masing-masing item terdiri dari empat kategori yaitu sangat setuju,

setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Item-item Scale of Temperament adalah favorable sehingga jawabannya sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju, masing-masing diberi skor 4, 3, 2,1.

Tabel 3.1. Sebaran item Scale of Temperament sebelum diuji coba

No Item

No. Aspek Favorabel Jumlah

1 Sifat

menyembunyikan diri

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10

2 Sifat reaksi cepat 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 10 3 Sifat mengendalikan

diri/ menahan diri

21,22,23,24,25,26,27,28,29,30 10

4 Sifat menyendiri 31,32,33,34,35,36,37,38,39,40 10

(39)

2. Skala intensi turnover, skala ini akan menunjukkan seberapa besar intensi individu-individu keluar dari perusahaan. Masalah intensi mencakup aspek

yaitu berfikir untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja (thinking of quiting), intensi mencari pekerjaan lain (intention to search), dan intensi untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja (intention to quiting).

Metode yang digunakan dalam penyusunan skala intensi turnover adalah metode Likert. Pilihan jawaban pada masing-masing item terdiri dari

empat kategori yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju.

Setiap kategori diberi skor sebagai berikut :

a. untuk item-item yang favorable jawabannya : sangat setuju, setuju,

tidak setuju dan sangat tidak setuju, masing-masing diberi skor 4, 3,

2,1.

b. untuk item-item yang unfavorable jawabannya : sangat setuju, setuju,

tidak setuju dan sangat tidak setuju, masing-masing diberi skor 1,2,3,4

Tabel 3.2. Sebaran aitem skala intensi pindah kerja sebelum diuji coba

No Item

3 Intensi untuk keluar (Intention to Quit)

8,9,17,18,28 16,19,26,27,29 10

(40)

F. Validitas dan Reliabelitas 1. Validitas

Azwar (1999) mendefinisikan validitas/kesahihan sebagai sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu skala dalam melakukan fungsi

ukurnya. Skala dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila

skala tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur

yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran.

Pada penelitian ini, pengukuran validitas alat tes dilakukan dengan

metode validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat

pengujian terhadap isi skala dengan professional judgement (Azwar,1999).

Professional judgement digunakan untuk melihat kesesuaian antar item dengan aspek yang bersangkutan agar terhindar dari bias subjektivitas.

2. Seleksi Item

Seleksi item pada skala yang akan digunakan dalam penelitian ini

dilakukan dengan memakai koefisien korelasi item total (rix). Daya beda

item yang ditunjukkan oleh statistik rix yang diperoleh dengan teknik

komputasi product moment dari Pearson. Perhitungan dilakukan dengan mengkorelasikan skor subjek pada item yang bersangkutan dengan skor

total. Indeks daya beda item bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan

tanda positif dan negatif. Semakin baik daya beda item maka indeksnya

semakin mendekati 1,00. Adapun kriteria item dinyatakan dapat diterima

(41)

(Azwar, 1999). Ada 4 item yang gugur pada variabel kepribadian yaitu

item nomer 6, 13, 28 dan 39.

Tabel 3.3. Sebaran item Scale of Temperament setelah diuji coba

No Item

No. Aspek Favorabel Jumlah

1 Sifat

4 Sifat menyendiri 31,32,33,34,35,36,37,38,40 9

Jumlah 36 36

Ada 2 item yang gugur pada variabel intensi turnover yaitu item nomer 12 dan 23.

Tabel 3.4. Sebaran aitem skala intensi pindah kerja setelah diuji coba

No Item

3 Intensi untuk keluar (Intention ti Quit)

8,9,17,18,28 16,19,26,27,29 10

Total 15 13 28

3. Reliabilitas

Reliabilitas atau keandalan mengacu pada konsistensi atau

kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran.

Keandalan dikaitkan dengan sejauh mana hasil suatu alat pengukuran dapat

dipercaya. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien

(42)

Semakin tinggi koefisien reliabilitas yang diperoleh semakin tinggi tingkat

kepercayaan hasil pengukuran alat tersebut bagi kelompok subjek yang

diteliti (Azwar, 1999).

Teknik estimasi reliabilitas yang digunakan untuk mengukur

reliabilitas konsistensi internal peneliti dapat menggunakan teknik

cronbach alpha. Sebuah variabel dianggap reliabel jika nilai alpha diatas 0,6 (Nunnally dalam Ghozali, 2001). Pada pengujian reliabilitas item-item

yang sudah gugur tidak diikutsertakan dalam pengujian tersebut.

Hasil estimasi reliabilitas uji coba penelitian dengan menggunakan

program SPSS ver 11 menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas variabel kepribadian ectomorphy sebesar 0,908 dan koefisien reliabilitas variabel intensi turnover sebesar 0,922. Sedangkan hasil estimasi reliabilitas

penelitian menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas variabel kepribadian

ectomorphy sebesar 0,929 dan koefisien reliabilitas variabel intensi

turnover sebesar 0,921. Besarnya koefisien reliabilitas kedua variabel adalah diatas 0,6 artinya dua variabel tersebut reliabel.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

Uji asumsi ini adalah prasyarat untuk dilakukan pengujian

selanjutnya. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini

(43)

2. Uji Hipotesis

Analisis yang akan digunakan adalah perhitungan korelasi

product moment dari Karl Pearson, karena tujuannya untuk mencari hubungan antara dua variabel, yaitu hubungan antara tipe kepribadian

(44)

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Penelitiaan

Dalam rangka pelaksanaan penelitian ini, penulis mengurus surat

untuk penelitian, sedangkan uji coba alat ukur penelitian dilakukan dengan

menyebarkan alat ukur kepada karyawan tetap PT Iskandar Indah Printing

Tekstile Solo baik laki-laki maupun perempuan yang berumur 18–55 tahun

dengan jumlah 80 karyawan.

Surat ijin untuk penelitian, pertama penulis meminta surat tersebut

pada fakultas psikologi sebagai surat pengantar untuk meminta surat ijin

dari PT Iskandar Indah Printing Tekstile Solo. Surat ijin untuk penelitian

dikeluarkan pada tanggal 5 Desember 2008 dengan nomor:

023/Isk.L/XII/2008 oleh Direktur PT. Iskandar Indah Printing Tekstile

Solo.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 November 2008 sampai 5

Desember 2008. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tersebar pada seluruh karyawan tetap PT Iskandar Indah Printing Tekstile

Solo yaitu 17 laki-laki dan 33 perempuan dengan keseluruhan subjek 50

orang.

(45)

B. Deskripsi Subjek

Deskripsi data penelitian digunakan untuk lebih memahami gambaran

data yang diperoleh dari subjek penelitian. Karakteristik subjek dalam

penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia dan lama kerja.

Adapun karakteristik subjek adalah sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelaminnya, maka subjek dapat diklasifikasikan

menjadi 2 yaitu subjek laki-laki dan subjek perempuan. Hasil analisis data

karakteristik subjek berdasarkan jenis kelaminnya ditunjukkan pada tabel

berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah subjek Jenis Kelamin

Dalam angka (orang) Persentase (%)

Pria 17 34

Wanita 33 66

Jumlah 50 100

Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 50 subjek dapat

diketahui bahwa subjek terbanyak dalam penelitian ini didominasi oleh

wanita, yaitu sebanyak 33 orang atau sebesar 66%, sedangkan jumlah

subjek pria sebanyak 17 orang atau sebesar 34%.

2. Usia

Berdasarkan usia subjek, dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

dewasa awal subjek yang berusia 22–44 tahun dan dewasa madya subjek

yang berusia 45–60 tahun. Hasil analisis data karakteristik subjek

(46)

Tabel 4.2.

Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia Jumlah subjek Usia

Dalam angka (orang) Persentase (%)

Dewasa awal 36 72

Dewasa madya 14 28

Jumlah 50 100

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 50 subjek dalam pada

penelitian ini, jumlah subjek yang dominan dalam penelitian ini adalah

karyawan dewasa awal sebanyak 36 orang (72%) dan sisanya 14 orang

(28%) subjek dewasa madya.

3. Pendidikan terakhir

Komposisi subjek berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.3.

Karakteristik Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir Jumlah subjek

Pendidikan

Terakhir Dalam angka (orang) Persentase (%)

SD 3 6

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 50 subjek pada penelitian

ini, jumlah subjek yang dominan dalam penelitian ini adalah yang

berpendidikan terakhir SMA sebanyak 33 orang (66%), subjek yang

berpendidikan terakhir SMP sebanyak 12 orang (24%), subjek yang

berpendidikan terakhir SD sebanyak 3 orang (6%) dan subjek yang

(47)

4. Status perkawinan

Berdasarkan status perkawinan, maka subjek dapat diklasifikasikan

menjadi 2 yaitu subjek sudah nikah dan subjek belum nikah. Hasil analisis

data karakteristik subjek berdasarkan status perkawinan ditunjukkan pada

tabel berikut :

Tabel 4.4

Karakteristik Subjek Berdasarkan Satus Perkawinan Jumlah subjek

Status Perkawinan

Dalam angka (orang) Persentase (%)

Nikah 41 82

Belum nikah 9 18

Jumlah 50 100

Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 50 subjek dapat

diketahui bahwa subjek terbanyak dalam penelitian ini didominasi oleh

pekerja yang sudah menikah yaitu sebanyak 41 orang atau sebesar 82%,

sedangkan jumlah subjek yang belum nikah sebanyak 9 orang atau sebesar

18%.

5. Lama Bekerja

Komposisi subjek berdasarkan lama bekerja adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5.

Karakteristik Subjek Berdasarkan Lama Bekerja Jumlah subjek

Lama kerja

Dalam angka (orang) Persentase (%)

(48)

Dari tabel di atas dapat diidentifikasi bahwa mayoritas subjek dalam

penelitian ini memiliki masa kerja di antara 1-10 tahun sebanyak 32 orang

atau sebesar 64%. Subjek yang memiliki masa kerja 10-20 tahun sebanyak

14 orang atau 28% dan subjek yang memiliki masa kerja > 20 tahun

sebanyak 4 orang atau 8%.

C.Analisis Data

1.Data Deskriptif

Berdasarkan data deskriptif diperoleh nilai mean teoritik dan mean

empirik. Mean teoritik adalah rata-rata skor penilaian yang diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah skala tersebut. Mean empirik adalah rata-rata skor data yang diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata-rata-rata skor hasil

penelitian. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif

Kepribadian ectomorphy Intensi turnover Statistik

Teoritik Empirik Teoritik Empirik

N 50 50

Skor maksimum 144 122 112 103

Skor minimum 36 49 28 39

Mean 90 81,94 70 61,84

SD 18 16,62 14 13,64

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa mean empirik lebih kecil dari pada

mean teoritik baik pada skala kepribadian ectomorphy maupun intensi

turnover. Selisih antara mean teoritik dan empirik tidak lebih besar dari standard deviasi, hal ini menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara

(49)

2.Uji Normalitas

Hasil perhitungan uji normalitas yang diperoleh merupakan hasil

perhitungan dengan bantuan program komputer SPSS for Windows release 11.0. Angka-angka yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini :

Tabel 4.7

Perhitungan diatas menunjukkan bahwa probabilitas untuk variabel

kepribadian ectomorphy sebesar 0,255 dan intensi turnover sebesar 0,116 artinya nilai probabilitas kedua variabel tersebut lebih besar dari 0,05 ,

dengan demikian kedua variabel tersebut terdistribusi normal.

3. Uji Linearitas

(50)

Scatterplot

Grafik 4.1 : Uji uji linearitas

Grafik 4.1 diatas menunjukkan bahwa sebaran data tidak merata dan

tidak membentuk pola tertentu juga tersebar di atas maupun di bawah titik

nol serta disebelah kiri maupun disebelah kanan titik nol maka dapat

dikatakan kedua variabel tersebut memenuhi unsur linearitas (Ghozali,

2005)

4. Uji hipotesis

Korelasi product moment digunakan untuk menguji hubungan antara tipe kepribadian ectomorphy dan intensi turnover pada karyawan PT. Iskandar Indah Printing Tekstile Solo. Pada pengujian ini digunakan/

dilakukan dengan taraf signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% satu

(51)

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Korelasi Product Moment

Correlations

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). **.

Perhitungan diatas menunjukkan bahwa probabilitas antara variabel

kepribadian ectomorphy dan intensi turnover sebesar 0,000104 artinya nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian ada hubungan

antara kedua variabel tersebut.

D. Pembahasan

Hipotesis dalam penelitian ini menyebutkan bahwa karyawan yang

semakin memiliki kepribadian ectomorphy akan diikuti oleh tingginya intensi pindah kerja (turnover), dapat diterima. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,000104 atau kurang dari 0,05. Besarnya koefisien korelasi

antara kedua variabel tersebut adalah 0,501 atau lebih besar dari 0,5 artinya

hubungan antara kedua variabel tersebut adalah cukup kuat. Hubungan kedua

variabel tersebut adalah hubungan yang positif artinya semakin karyawan yang

mempunyai kepribadian ectomorphy akan mempunyai tingkat intensi pindah kerja (turnover) yang tinggi.

(52)

didefinisikan sebagai keinginan meninggalkan pekerjaan, atau dapat dikatakan

intensi pindah kerja merupakan kecenderungan perilaku yang dimiliki karyawan

untuk berhenti atau keluar dari organisasi tempat bekerja. Pindah kerja dapat

mengakibatkan organisasi mengalami kerugian karena terjadinya pindah kerja

sama artinya dikeluarkannya biaya yang tidak sedikit oleh organisasi, dihitung

mulai proses rekruitmen, seleksi, orientasi, penempatan, pelatihan, penilaian

prestasi kerja, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian imbalan jasa,

hubungan industrial pembentukan kebudayaan etos kerja sampai dengan

pemutusan hubungan kerja (Cawsey dan Wedley, 1987).

Penelitian Sinuhaji (2005) tentang hubungan antara efikasi diri terhadap

intensi pindah kerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediator

menunjukkan bahwa 86,4 % intensi pindah kerja dipengaruhi oleh sebab-sebab

lain. Sebab-sebab lain yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi munculnya

intensi pindah kerja pada karyawan adalah (a) Faktor organisasi seperti

kepuasan kerja, diskriminasi jenis kelamin (gender) dan stres kerja, (b) Variabel demografis individu, mencakup jenis kelamin, status perkawinan dan masa

jabatan (lama bekerja), dan (c) Variabel eksternal, seperti ketersediaan tenaga

kerja alternatif (Cotton dan Tuttle, 1986).

Selanjutnya, Mobley (1986) menyatakan bahwa pindah kerja

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah variabel

individual dimana di dalam variabel ini terdapat faktor kepribadian. Tipe

(53)

depan orang banyak. Mereka lebih memilih mengasingkan diri jika menghadapi

kesukaran di dalam perusahaan dan ini akan membuat mereka lebih mudah

stress dengan kondisi tersebut. Pada dasarnya, individu yang memiliki

kepribadian ectomorphy cenderung menolak kebiasaan dan sukar membiasakan diri terhadap rutinitas. Hal ini tentu akan membuat mereka sangat sulit

menghadapi lingkungan kerja pada sebuah perusahaan yang serba teratur,

terorganisir dan harus dikerjakan setiap harinya. Karyawan yang tidak suka

dengan rutinitas tentu akan menjadi tertekan dan stress menghadapi keadaan

yang demikian tersebut tetapi mereka tetap bertahan dengan berbagai macam

alasan seperti ekonomi, susah mencari pekerjaan lain dan masih banyak lagi.

Akibat dari tekanan dan stress dalam pekerjaan tidak sedikit karyawan yang

berkeinginan mencari pekerjaan lain yang lebih baik dari pekerjaan sekarang.

Hasil penelitian Salgado (2002) dalam Zimmerman (2008) sesuai

dengan penelitian ini yaitu tipe kepribadian seperti stabilitas emosional dan

keterbukaan mempunyai hubungan yang kuat dengan turnover. Zimmerman (2008) juga menyebutkan bahwa lima faktor dari kepribadian (kehati-hatian,

extraversion, stabilitas emosional, keramah-tamahan dan terbuka dalam pengalaman) mempunyai hubungan yang kuat dengan turnover. Oleh karena itu, sebab-sebab lain yang menyumbang intensi pindah kerja terutama stress kerja

diharapkan dapat diperbaiki atau ditingkatkan kondisinya sehingga diharapkan

(54)

38

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat

ditarik kesimpulan bahwa karyawan yang semakin memiliki kepribadian

ectomorphy akan diikuti oleh tingginya intensi pindah kerja (turnover) pada PT. Iskandar Indah Printing Tekstile Solo. Besarnya koefisien korelasi antara

tipe kepribadian ectomorphy dengan intensi turnover adalah 0,501 dengan probabilitas 0,000104.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di

atas, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh PT. Iskandar Indah

Printing Tekstile Solo untuk memperkecil terjadinya pindah kerja dengan

melihat tinggi rendahnya intensi turnover.

2. Bagi akademisi dan peneliti, penelitian tentang intensi pindah kerja ini

menarik untuk dikaji lebih lanjut, untuk itu pada penelitian selanjutnya

disarankan:

a. Bagi peneliti lain yang hendak meneliti pada masalah yang sama, dapat

mengambil perusahaan yang bergerak dalam bidang yang berlainan

(55)

b. Kepada peneliti lain, agar dapat mengungkap faktor-faktor lain yang

diduga dapat mempengaruhi munculnya intensi turnover yang belum diteliti dalam penelitian ini seperti faktor ekonomi, faktor organisasi

dan faktor individu. Faktor ekonomi meliputi tingkat pengangguran,

tingkat lowongan kerja, laju inflasi dan sebagainya. Faktor organisasi

meliputi tipe organisasi, bobot pekerja dan pengawasan organisasi.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi (Cetakan 1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (1999). Reliabilitas dan Validitas (Edisi 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: BP Universitas Diponegoro.

Maertz, C. P., & Campion, M. A. (1998). 25 years of voluntary turnover research: A review and critique. International Review of Industrial and Organizational Psychology, 13, 49-81.

Mobley, W.H. (1986). Pergantian Karyawan: Sebab Akibat dan

Pengendaliannya. Jakarta: Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM) dan PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Mobley, W.H., Horner, S.O., & Hollingsworth, A.T. (1978). An Evaluation of Percursors of Hospital Employee Turover. Journal of Applied Psychology, 63, 408-414.

Noe, R..A., Hollenbeck, J.R,Gerhart, B., & Wright, P. M. (2000). Human Resource Management: Gaining a Competitive Advantage (3rd Ed.) McGraw-Hill Company.

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

(2008). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Robbin, S. P. (2003). Organizational Behavior (10th Ed.). New Jersey: Printice-Hall International.

Salim, P. (1988). Practical English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia. Santoso, G. A., & Supriyanto. (2005). Pengambilan Putusan Pindah Kerja (Studi

Deskriptif Proses Pengambilan Putusan Karyawan yang Pernah Pindah Kerja). Indonesian Psychological Journal: Anima, 20(4), 365-379.

Sinuhaji, Y.A. (2005). Hubungan Antara Efikasi Diri Terhadap Intensi Pindah Kerja dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediator Pada Karyawan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan IV Yogyakarta.

(57)

Smither, R. D. (1994). The Psychology of Work and Human. USA: Narper Collins Performance College Publisher.

Spector, P. E. (1996). Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice. USA:University of South Florida.

Supratiknya, A. (1998). Statistik Psikologi. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penelitian Sumber Belajar Fakultas Psikologi USD.

Supratiknya, A. (1993). Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Supratiknya, A. (2007). Kiat Merujuk Sumber Acuan dalam Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Supriadi, I. (1994). Hubungan Antara Prestasi Kerja dengan Intensi Turnover Pada Karyawan. Skripsi yang tidak diterbitkan, Universitas Gajah Mada di Yogyakarta.

Setiawati, T, et. al. 2000. Analisis Intensi Turnover Tenaga Keperawatan Rumah Sakit SantoYusuf Bandung. Jurnal Managemen Pelayanan Kesehatan, 03(01), 47-50.

Tett, R.P., & Meyer, J. P. 1993. Job satisfaction, organizational commitment, turnover intention and turnover: Path analyses based on meta-analytic findings. Personnel Psychology, 46, 259-293.

(58)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Skala

PENGANTAR

Bapak/ Ibu karyawan yang terhormat,

Kami menyadari bahwa waktu Saudara sangat berharga dan sangat

terbatas, namun demikian, kami mohon kesediaan Saudara untuk membantu

penelitian kami dengan mengisi skala yang kami berikan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka penyusunan tugas akhir pada

Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Hasil penelitian

diharapkan dapat memberi masukan yang berarti bagi pihak manajemen

perusahaan sehingga dapat mengelola dengan baik sumber daya manusia yang ada

di dalam perusahaan untuk mencapai kinerja karyawan yang optimal.

Kami berharap, Saudara mengisi skala ini menurut keadaan yang

sebenarnya di perusahaan serta berusaha memahami makna setiap butir

pernyataan yang ada. Identitas diri dan data-data yang Saudara berikan kepada

kami hanya akan dipakai untuk keperluan penelitian dan untuk itu kami sangat

menjamin kerahasiannya.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan ketulusan

Saudara dalam memberikan informasi serta mengembalikan skala ini.

Yogyakarta, November 2008

Hormat Kami

(59)

IDENTITAS SUBJEK

Berilah tanda silang pada kolom nilai SS, S, TS, STS untuk setiap pernyataan

yang paling sesuai dengan pendapat Anda tentang keadaan diri Anda yang

sesungguhnya.

1 Saya termasuk orang yang mudah berbicara di depan umum

(60)

Jika Anda ingin mengganti jawaban yang sudah Anda pilih, coretlah jawaban

yang sudah Anda pilih dengan dua garis (=) dan kemudian pilihlah jawaban yang

sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.

Contoh:

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Saya termasuk orang yang mudah berbicara di depan umum

SS S TS STS

SKALA I

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Saya termasuk orang yang memiliki ketakutan pada orang lain

SS S TS STS

2 Saya termasuk orang yang takut berbicara di depan teman-teman

SS S TS STS

3 Saya sulit berbicara dihadapan orang lain SS S TS STS

4 Saya termasuk orang yang tidak suka menarik

perhatian orang lain

SS S TS STS

5 Saya termasuk orang yang senang akan kerahasiaan pribadi

SS S TS STS

6 Saya dapat menyembunyikan perasaan SS S TS STS

7 Saya sering menunduk bila ditatap orang lain SS S TS STS

8 Saya termasuk orang yang pemalu SS S TS STS

9 Saya merasa tidak nyaman bila harus terbuka dengan orang lain

SS S TS STS

10 Saya termasuk orang yang sulit mengungkapkan perasaan

SS S TS STS

11 Saya mempunyai sikap tubuh yang kaku SS S TS STS

12 Saya mempunyai gerakan yang tidak luwes SS S TS STS

13 Saya termasuk orang yang beraksi cepat SS S TS STS

14 Saya termasuk orang yang tidak bisa menahan rasa sakit

SS S TS STS

15 Saya termasuk orang yang sulit tidur SS S TS STS

16 Saya termasuk orang yang mudah lelah dalam bekerja

SS S TS STS

(61)

No. Pernyataan SS S TS STS

23 Saya tidak mempunyai banyak teman SS S TS STS

24 Saya termasuk orang yang berhati-hati dalam bergaul SS S TS STS 25 Saya tidak mudah percaya (waspada) terhadap orang

yang baru dikenal

SS S TS STS

26 Saya termasuk orang yang kurang bisa bergaul SS S TS STS 27 Saya termasuk orang yang tidak suka mencoba

hal-hal baru

SS S TS STS

28 Saya termasuk orang yang tidak mudah percaya pada orang lain

SS S TS STS

29 Saya bukan termasuk orang yang suka hiburan SS S TS STS 30 Saya termasuk orang yang tenang bila menghadapi

masalah

SS S TS STS

31 Saya tidak senang berada di tempat yang banyak orang

SS S TS STS

32 Saya akan menyendiri apabila sedang banyak masalah

SS S TS STS

33 Saya lebih senang bekerja sendiri daripada berkelompok (team)

SS S TS STS

34 Saya lebih suka berada di ruangan yang sempit SS S TS STS 35 Saya merasa nyaman di ruangan yang tertutup SS S TS STS 36 Saya jarang bercerita pada orang lain tentang

kesulitan/ masalah yang dihadapi

SS S TS STS

37 Saya tidak mempunyai banyak teman/ sahabat SS S TS STS

38 Saya termasuk orang yang tidak bisa mengungkapkan perasaan

SS S TS STS

39 Saya merasa lebih nyaman di tempat yang tenang SS S TS STS 40 Saya jarang meminta bantuan orang lain untuk

menyelesaikan pekerjaan

SS S TS STS

SKALA II

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Dengan kondisi saya dan hasil yang saya peroleh sekarang ini, tidak pernah terlintas difikiran saya untuk berhenti bekerja di perusahaan ini

SS S TS STS

2 Saya tidak merisaukan kenyataan yang saya terima dari tempat kerja saya, sehingga saya tidak pernah berfikir untuk keluar

SS S TS STS

3 Saya percaya bahwa keluar dari perusahaan ini adalah keputusan yang menguntungkan

SS S TS STS

4 Saya berusaha menambah keterampilan dan kemampuan saya dengan harapan suatu waktu saya memperoleh pekerjaan yang lebih baik

Gambar

Tabel 3.1. Sebaran item Scale of Temperament sebelum diuji coba
Tabel 3.2. Sebaran aitem skala intensi pindah kerja sebelum diuji coba
Tabel 3.4. Sebaran aitem skala intensi pindah kerja setelah diuji coba
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sebutan untuk perempuan Minagkabau dinyatakan dengan “Bundo Kanduang.” “Bundo Kanduang: punya peranan yang penting dalam keluarga yang bersifat komunal.. Peranan dan kedudukan

Bantuan kepada peserta didik agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahannya. Tujuan layanan ini

Dalam mempertahankan status bebas bruselosis di pulau Kalimantan sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 2540/Kpts/Pd.610/6/2009 tentang Pernyataan Pulau Kalimantan

Diperkirakan untuk waktu yang akan datang kebutuhan dimetil eter dunia akan semakin meningkat, mengingat kebutuhan energi di dunia yang semakin besar terutama

PENGANGKATAN PELAKSANA TUGAS (PIt) KEPALA PUSAT PENELITIAN PENDIDIKAN (PPP) LEMBAGA PENELITIAN (LEMLIT) UNIVERSITAS NEGERI MALANGc. REKTOR UNIVERSITAS

Sumber konflik yang berasal dari guru berupa ego sektoral adalah berkaitan dengan penamaan sekolah baru paska- regrouping. Guru-guru dari eks SD Negeri Kentingan No. 79

Relevan dengan hal tersebut Rudy Prasetyo mengemukakan bahwa korporasi merupakan istilah yang lazim dipergunakan oleh kalangan pakar pidana untuk menyebut apa yang