• Tidak ada hasil yang ditemukan

SWAMEDIKASI DIARE PADA IBU-IBU PKK DI KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN (KAJIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SWAMEDIKASI DIARE PADA IBU-IBU PKK DI KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN (KAJIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SWAMEDIKASI DIARE PADA IBU-IBU PKK DI KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

(KAJIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh: Ermenilda Sehrina

NIM : 088114118

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

SWAMEDIKASI DIARE PADA IBU-IBU PKK DI KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

(KAJIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh: Ermenilda Sehrina

NIM : 088114118

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Penolong

Keluargaku dan Almamaterku

Almarhuma Mama Martina Rin tersayang

Teman-teman yang terkasih dalam hidupku

Perjuangan yang kamu lewati itu pahit

Tapi sementara

Karena hasilnya adalah keindahan yang

manis dan bertahan lama… Percayalah

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Penolong

Keluargaku dan Almamaterku

Almarhuma Mama Martina Rin tersayang

Teman-teman yang terkasih dalam hidupku

Perjuangan yang kamu lewati itu pahit

Tapi sementara

Karena hasilnya adalah keindahan yang

manis dan bertahan lama… Percayalah

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Penolong

Keluargaku dan Almamaterku

Almarhuma Mama Martina Rin tersayang

Teman-teman yang terkasih dalam hidupku

Perjuangan yang kamu lewati itu pahit

Tapi sementara

(6)
(7)

vi PRAKATA

Rasa syukur yang melimpah saya nyatakan atas terselesainya skripsi saya yang berjudul “Swamedikasi Diare Pada Ibu-Ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman (Kajian Pengetahuan dan Sikap)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus serta Bunda Maria atas berkat dan semangat yang telah dianugerahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

2. Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

3. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. dan dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan dorongannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak (Mikael Sehani), Mama (Yulia Kabut) dan adik-adik (Ervan, Emi, Nesa, Nera dan Fanya) yang telah memberikan doa dan dukungan dalam setiap langkah untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Almarhuma Mama Martina Rin atas pesan-pesan untuk menjalankan kuliah dengan semangat dan pantang menyerah.

6. Ibu Ani selaku koordinasi PKK yang telah bersedia membantu memberikan informasi terkait pertemuan dan kegiatan PKK.

(8)

vii

8. Ir. Aris Dwiatmoko, M. Sc. selaku dosen statistika Fakultas Sains dan Teknologi serta Agung Santoso, S.Psi. selaku dosen statistika Fakultas Psikologi USD yang bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi mengenai metode statistika. Terima kasih atas segala masukan dan ilmu-ilmu statistika yang sangat membantu di dalam penelitian penulis.

9. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., dan Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen penguji.

10. Semua dosen di Fakultas Farmasi yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama penulis berkuliah di Fakultas Farmasi USD.

11. Mas Dwi, Mas Sarwanto dan Pak Narto selaku sekeretariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu administrasi penulis dalam proses pelaksanaan skripsi.

12. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi tercinta (Carolie I. R. Wangge, Yunita Deissy Tanuab, Novisa, Angela Stephanie dan Liani). 13. Sahabat-sahabatku terkasih (Densi, Ida, Nancy, Itin Moron, Itin Dasilba,

Nopi, Yudith) yang telah membantu memberikan kritik dan saran serta doanya untuk kelancaran skripsi ini.

14. Seluruh teman FKK-B 2008 yang terkasih. Terima kasih atas tawa canda dan dukungan selama ini.

15. Teman-teman Komunitas San’t Egidio yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

(9)

viii

17. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberi andil hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Penulis mohon saran dan kritikan yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat.

Yogyakarta, 16 Juli 2012

(10)
(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... v

PRAKATA... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

INTISARI... xvi

ABSTRACT... xvii

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Permasalahan... 3

2. Keaslian penelitian ... 3

3. Manfaat penelitian... 4

B. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan umum ... 5

(12)

xi

BAB II PENELAHAAN PUSTAKA... 6

A. Swamedikasi ... 6

B. Diare... 8

C. Perilaku ... 14

1. Pengetahuan ... 15

2. Sikap... 17

D. Kuisioner... 18

1. Uji validitas ... 21

2. Uji reliabilitas ... 21

E. Keterangan Empiris ... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 23

B. Variabel dan Defenisi Operasional ... 23

1. Variabel penelitian ... 23

2. Defenisi operasional ... 23

C. Subyek Penelitian... 25

D. Tempat Penelitian ... 25

E. Populasi Penelitian... 26

F. Instrumen Penelitian ... 26

G. Tata Cara Penelitian ... 27

1. Perijinan ... 27

2. Penelusuran data populasi ... 27

(13)

xii

4. Pengambilan data ... 30

5. Pengolahan data... 30

H. Analisis Data ... 31

I. Kelemahan Penelitian ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Karakteristik Responden ... 34

B. Swamedikasi Diare Pada Ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman (Kajian Pengetahuan) ... 37

C. Swamedikasi Diare Pada Ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman (Kajian Sikap)... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

LAMPIRAN ... 47

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I. Derajat Dehidrasi Batasan WHO ... 13 Tabel II. Aturan Pemberian Oralit Untuk Diare ... 13 Tabel III. Kriteria dan Nomor Pernyataan dalam Kuesioner

Bagian Pengetahuan Terkait Swamedikasi Diare Pada Ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten

Sleman (Kajian Pengetahuan dan Sikap)... 28 Tabel IV. Kriteria dan Nomor Pernyataan dalam Kuesioner

Bagian Sikap Terkait Swamedikasi Diare

Pada Ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten

Sleman (Kajian Pengetahuan dan Sikap)... 28 Tabel V. Distribusi Karakteristik Ibu-ibu PKK Kecamatan

Ngaglik Kabupaten Sleman Terkait Swamedikasi

Diare Berdasarkan Usia ... 34 Tabel VI. Distribusi Karakteristik Ibu-ibu PKK Kecamatan

Ngaglik Kabupaten Sleman Terkait Swamedikasi

Diare Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 35 Tabel VII. Distribusi Karakteristik Ibu-ibu PKK Kecamatan

Ngaglik Kabupaten Sleman Terkait Swamedikasi

Diare Berdasarkan Status Pekerjaan ... 35 Tabel VIII. Distribusi Karakteristik Ibu-ibu PKK Kecamatan

(15)

xiv

Diare Berdasarkan Informasi yang pernah didapat... 36 Tabel IX. Distribusi Karakteristik Ibu-ibu PKK Kecamatan

Ngaglik Kabupaten Sleman Terkait Swamedikasi Diare Berdasarkan Sumber Informasi yang pernah

didapat... 36 Tabel X. Obat yang Biasa Diminum Oleh Ibu-ibu PKK

Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Untuk

Mengatasi Diare ... 36 Tabel XI. Distribusi Tingkat Pengetahuan Terkait Swamedikasi

Diare Pada Ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik

Kabupaten Sleman ... 37 Tabel XII. Rata-rata Jawaban Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik

Kabupaten Sleman Terhadap Kriteria Pada Bagian

Pengetahuan Terkait Swamedikasi Diare ... 38 Tabel XIII. Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik

Kabupaten Sleman Berdasarkan Karakteristik ... 39 Tabel XIV. Swamedikasi Diare Pada Ibu-ibu PKK di Kecamatan

Ngaglik Kabupaten Sleman (Kajian Sikap)... 40 Tabel XV. Jumlah dan Persentase Ibu-ibu PKK Kecamatan

Ngaglik Kabupaten Sleman dengan Sikap Positif dan

Negatif Pada Pernyataan Sikap... 41 Tabel XVI. Sikap Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner yang Digunakan pada Penelitian ... 47 Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner ... 51 Lampiran 3. Data Diri Responden ... 55 Lampiran 4. Total dan Persentase Jawaban Responden Pada

Variabel Pengetahuan ... 57 Lampiran 5. Total dan Persentase Jawaban Responden Pada

Variabel Sikap ... 58 Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma... 59 Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten

Sleman Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten

(17)

xvi INTISARI

Diare merupakan suatu masalah yang banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan negara maju. Diare adalah gejala buang air besar encer atau cair yang tidak normal yaitu lebih dari tiga kali sehari. Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi, hipokalemia, asidosis (metabolik) dan malabsorpsi serta menjadi gejala adanya penyakit lainnya selain diare itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap terkait swamedikasi diare pada ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional deskriptif dengan rancangan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Kriteria inklusi responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu PKK yang sudah menikah dan aktif dalam kegiatan PKK, yang mengisi dan mengembalikan kuesioner, sedangkan untuk kriteria eksklusi adalah responden yang tidak bisa membaca dan menulis, responden yang tidak lengkap mengisi kuesioner dan tidak mengisi kuesioner sendiri.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 35 orang. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dengan persentase berturut-turut sebesar 94,3% (33 orang) dan 77,1% (27 orang).

(18)

xvii ABSTRACT

Diarrhea is a prevalent problem in developing countries than developed countries. Diarrhea is symptoms defecate watered or liquid abnormal is more than three times a day. Prolonged diarrhea can cause dehydration, hypokalemia, acidosis (metabolic) and malabsorption as well as a symptom of other diseases besides diarrhea itself. This research aims to know the description of knowledge and attitude related self-medication of diarrhea on Family Welfare Movement (PKK) women in sub-district Ngaglik, Sleman district.

This type of research is a descriptive observational study with cross-sectional design. This research was conducted in Ngaglik, Sleman district. Criteria inclusion respondents in this research is a women of PKK who are married and active in PKK activities, a complete and return the questionnaire while for criteria exclusion is respondents who cannot read and write: respondents incomplete fill a questionnaire as well as did not fill a questionnaire itself.

Respondents in this research are 35 people. The results of this study found that the women of PKK at Ngaglik sub-districts in Sleman District have a good knowledge and good attitudes by the percentage of successive 94,29 % (33 people) and 77,14 % (27 people). The use of medicinal related self-medication of diarrhea conducted by women of PKK at Ngaglik sub-districts in Sleman District meet the criteria of right groups and proper class therapy.

(19)

1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

Menurut data WHO angka kejadian diare seluruh dunia lebih dari 1000 kasus per 100.000 penduduk. Diare merupakan suatu masalah yang mendunia, yang terjadi lebih banyak pada negara berkembang dibandingkan dengan negara maju, yaitu 12,5 kali lebih banyak di dalam kasus mortalitas. Gejala diare yang dihadapi oleh anak-anak berusia lima tahun (khususnya yang rentan) yang paling parah menurut manifestasi kliniknya adalah karena kolera, infeksi rotavirus, dan disentri (WHO, 2003; Arisman, 2008).

Diare adalah suatu gejala buang air besar encer atau cair yang tidak normal yaitu lebih dari tiga kali sehari. Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi, hipokalemia, asidosis (metabolik), dan malabsorpsi serta menjadi gejala adanya penyakit lainnya selain diare itu sendiri (Brooker, 2005; Wijayakusuma, 2006; WHO, 2003; Berardi, 2006).

Pengobatan untuk diare sering dilakukan masyarakat dengan mengkonsumsi obat tradisional atau dengan menggunakan obat tanpa resep. Obat diare adalah salah satu contoh obat tanpa resep yang banyak di jual di apotek atau toko obat. Pemilihan sendiri obat tanpa resep untuk mengobati penyakit dikenal dengan istilah swamedikasi. Swamedikasi menurut World Health Organization

(20)

meningkat yaitu sebesar lebih kurang 82% (Department of Essensial Drugs and Other Medicines, 2008).

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman pada tahun 2006, diketahui bahwa di Kabupaten Sleman kasus diare setiap bulannya sangat tinggi dan terbesar dari kabupaten dan kota lainnya yang ada di Provinsi DIY yaitu sebesar 12.210 kasus dan semakin meningkat pada tahun 2010 yaitu sebesar 14.644 kasus. Kasus diare terbesar kedua pada tahun 2007 terjadi di Kecamatan Ngaglik sebesar 1077 kasus dengan persentase ditangani paling kecil dari semua kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman yaitu hanya sebesar 24,49% dari kasus yang terjadi. Untuk mengatasi masalah kasus diare yang terjadi tersebut maka perlu adanya kesadaran masyarakat terkait bahaya diare. Hal ini dapat dicapai jika diketahui tingkat pengetahuan dan jenis informasi yang belum banyak diketahui serta sikap masyarakat terhadap diare.

Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah ibu-ibu PKK yang merupakan kumpulan dari ibu-ibu rumah tangga dan merupakan kader masyarakat. Seorang ibu dalam keluarga merupakan sosok yang dapat merawat anggota keluarga sedangkan kader memiliki peran aktif dalam kegiatan masyarakat khususnya untuk peningkatan kesehatan masyarakat, sehingga diharapkan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik agar dapat melakukan swamedikasi diare yang efektif, aman, dan rasional baik terhadap dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar.

(21)

Gunungkidul, dari masing-masing kabupaten dipilih tiga kecamatan yang berbeda untuk masing-masing peneliti. Penelitian payung ini terdiri dari tiga kajian penyakit yang berbeda yaitu batuk-pilek, cacingan, dan diare.

1. Permasalahan

a. Seperti apakah karakteristik ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman?

b. Seberapa tinggi tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK terkait swamedikasi diare di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman?

c. Seperti apakah sikap ibu-ibu PKK terkait swamedikasi diare di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman?

2. Keaslian penelitian

Penelitian sejenis terkait pengaruh metode edukasi terhadap perubahan perilaku yang telah dilakukan adalah :

(22)

b. Penelitian berjudul “Perilaku Pengobatan Sendiri yang Rasional pada Masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten Sleman” yang dilakukan oleh Kristina, Prabandari dan Sudjaswadi (2008). Penelitian ini mengetahui pengaruh sosiodemografi terhadap pengetahuan dan sikap tentang pengobatan sendiri yang rasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan paling berpengaruh terhadap perilaku pengobatan sendiri yang rasional. Penelitian ini terfokus pada pengukuran pengetahuan dan sikap ibu-ibu PKK terkait swamedikasi diare di Kabupaten Sleman. Perbedaan dengan penelitian sejenis terletak pada hal subyek penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian dan tujuan penelitian.

Sepengetahuan peneliti, penelitian dengan judul “Swamedikasi Diare Pada Ibu-Ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman (Kajian Pengetahuan dan Sikap)”belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan terkait swamedikasi diare.

(23)

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil pengetahuan dan sikap ibu-ibu PKK terkait swamedikasi diare di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. 2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden di Kecamatan Ngaglik

Kabupaten Sleman.

b. Mengukur tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK terkait swamedikasi diare di KecamatanNgaglikKabupaten Sleman.

c. Mengukur sikap ibu-ibu PKK terkait swamedikasi diare di Kecamatan

(24)

6 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Swamedikasi

Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan yang dialami dikenal dengan istilah swamedikasi. Makna dari swamedikasi adalah penderita sendiri yang memilih obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit yang dideritanya. Obat-obatan yang digunakan dalam swamedikasi merupakan obat tanpa resep (OTR), di Indonesia yang termasuk obat OTR meliputi obat wajib apotek (OWA) atau obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter, obat bebas terbatas (obat yang akan aman dan manjur apabila digunakan sesuai petunjuk penggunaan dan peringatan yang terdapat pada label), dan obat bebas (obat yang relatif aman digunakan tanpa pengawasan) (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik DITJEN Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006; Tan dan Raharja, 2010; Djunarko dan Hendrawati, 2011).

Penggunaan OTR untuk swamedikasi biasanya pada kondisi dan kasus sebagai berikut ini.

1. Perawatan simptomatik minor, seperti rasa tidak enak badan dan cedera ringan.

(25)

3. Profilaksis/pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan, seperti mabuk perjalanan dan kutu air.

4. Penyakit kronis yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau tenaga medis professional lainnya, seperti asma.

5. Keadaan yang mengancam jiwa dan perlu penanganan segera.

(Djunarko dan Hendrawati, 2011). Kelebihan dari swamedikasi atau pengobatan sendiri yaitu membantu mencegah dan mengobati gejala penyakit yang tidak memerlukan dokter, aman bila digunakan sesuai dengan petunjuk, efektif untuk menghilangkan keluhan, biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan, hemat waktu karena tidak perlu mengunjungi fasilitas atau profesi kesehatan. Kekurangan swamedikasi yakni obat membahayakan kesehatan bila tidak digunakan sesuai dengan aturan pakai, kemungkinan dapat timbul reaksi obat yang tidak diinginkan, kesalahan swamedikasi karena informasi yang kurang lengkap dari iklan obat, tidak efektif akibat salah diagnosis dan pemilihan obat, dan sulit bertindak objektif karena pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman menggunakan obat di masa lalu dan lingkungan sosialnya (Jain, Malvi dan Purviya, 2011).

Tolak ukur pemilihan OTR yang aman dalam melakukan swamedikasi mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. indeks terapi lebar atau rasio dosis toksik dan dosis terapi rentangnya lebar,

(26)

c. penggunaannya sederhana,

d. pengguna-salahannya tidak menimbulkan efek samping obat (ESO) yang merugikan atau rasio angka kesembuhan dan angka timbul ESO besar, e. tidak mendorong penyalahgunaan,

f. penggunaannya tidak perlu pemantauan

(Djunarko dan Hendrawati, 2011).

B. Diare

Diare adalah suatu gejala buang air besar encer atau cair yang tidak normal yaitu lebih dari tiga kali sehari dan jika jika berkepanjangan menyebabkan dehidrasi, hipokalemia, asidosis (metabolik) dan malabsorpsi serta menjadi gejala adanya penyakit lainnya selain diare itu sendiri (WHO, 2003; Berardi, 2006; Brooker, 2005; Wijayakusuma, 2006 ).

Diare umumnya disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.

1. Keracunan makanan yang paling sering terjadi adalah “salah makan” yaitu keracunan bahan makanan seperti udang, tiram, kerang atau makanan yang tidak segar lagi atau tersimpan terlampau lama di luar lemari es. Bisa juga dikarenakan obat-obat tertentu, misalnya antasida yang mengandungmagnesium hidroksidadapat menimbulkan diare. 2. Infeksi virus dapat menimbulkan gejala seperti flu disertai diare dan

karena itu disebut influenza perut. Virus khusus ini (Norwalkvirus dan

(27)

3. Infeksi bakteri dimana infeksi ini merusak dinding usus sehingga timbul diare yang disertai demam dan/atau lendir/darah dalam tinja, contohnya dapat disebut tifus/paratifus (salmonella), kolera (vibrio), dan beberapa organisme dapat menyebabkan diare dengan menghasilkan toksin pada saluran cerna (E. coli dan Staphylococcus aureus). Toksin inilah yang setelah diserap ke dalam aliran darah menimbulkan gejala demam, nyeri kepala, mual, dan muntah.

4. Terdapat beberapa jenis penyakit yang menyebabkan diare sebagai salah satu gejalanya antara lain penyakit cacing (gelang dan pita), peradangan dinding usus kecil/besar serta kanker usus besar dan pankreas

5. Akibat alergi makanan misalnya kepekaan berlebih (hipersensitif) terhadap lemak atau suatu protein dari gandum. Alergi susu, khususnya terhadap gula susu (laktosa) sering timbul, yang disebabkan oleh tidak adanya enzim lactase dalam tubuh yang mampu menguraikannya (Berardi, 2006; Tan dan Raharja, 2010).

Diare terbagi menjadi tiga menurut frekuensi buang air besar yang terjadi, yaitu:

a. diare akut yaitu diare dengan frekuensi buang air besar kurang dari 14 hari,

b. diare presisten yaitu diare dengan frekuensi buang air besar selama 14 hari sampai 4 minggu,

(28)

Diare akut umumnya bisa ditangani dengan menggunakan obat diare (farmakologis) dan tanpa obat diare (non-farmakologis), sedangkan diare kronik dan presisten membutuhkan medical care dan pengobatan tanpa obat tidak dianjurkan untuk mengobati diare jenis ini (Berardi, 2006).

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati diare yaitu sebagai berikut ini.

1) Minum banyak cairan (air, sari buat, sup bening).

2) Teruskan pemberian ASI bila anak masih menyusui, untuk susu formula harus dibuat lebih encer sampai dua kali lipat.

3) Hindari makan makanan yang banyak mengandung bumbu, makanan yang sangat panas atau dingin, gorengan, dan makanan yang mengandung zat-zat yang merangsang terjadinya diare (misalnya: kafein) 4) Makan makanan lunak atau mudah dicerna seperti bubur, roti atau

pisang.

5) Penderita diare sebaiknya makan dalam jumlah sedikit namun sering (paling sedikit 6 kali sehari) .

6) Tutuplah makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat, kecoa, dan tikus.

7) Simpanlah secara terpisah makanan mentah dan yang matang, simpanlah sisa makanan di dalam kulkas.

8) Cucilah tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan.

(29)

10) Air minum harus direbus terlebih dahulu.

11) Buang air besar pada jamban dan jaga kebersihan lingkungan.

(Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik DITJEN Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006; Djunarko dan Hendrawati, 2011; Tan dan Raharja, 2010).

Pemilihan obat sendiri (swamedikasi) untuk mengobati diare dapat dilakukan dengan golongan obat sebagai berikut ini.

1) Adsorben dan obat pembentuk masa

Obat-obat ini bekerja untuk menyerap racun, mengurangi frekuensi buang air besar dan memadatkan masa tinja. Selama minum obat ini, oralit tetap diberikan. Golongan obat ini yaitu norit (karbo-adsorben), kombinasi kaolin-pektin, dan attapulgite.

a) Norit

Dosis : 500-1000 mg, diminum 3-4 x sehari. b) Kombinasi kaolin-pektin dan attapulgite

Dosis dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun: 1 tablet setiap habis buang air besar, maksimum 12 tablet selama 24 jam. Anak 6-12 tahun: 1 tablet setiap habis buang air besar, maksimum 6 tablet selama 24 jam.

(30)

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006; Djunarko dan Hendrawati, 2011).

2) Rehidrasi oral

(31)

Tabel I. Derajat Dehidrasi Batasan WHO

Pernapasan Normal Dalam tetapi cepat

Dalam tetapi cepat

Ubun-ubun Normal Cekung Sangat cekung Kelopak mata Ada Cekung Sangat cekung Air mata Ada Tidak ada Sangat sering Selaput lendir Lembab Kering Sangat kering Elastisitas kulit Jika dicubit

segera Penggunaan oralit dilihat dari keadaan diare pasien dengan dehidrasi ataupun untuk pasien tanpa adanya dehidrasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel II. Aturan Pemberian Oralit Untuk Diare Keadaan

< 1 tahun 1-4 tahun > 5 tahun Dewasa Setiap BAB berikan oralit

3 jam pertama berikan oralit 300 ml Setiap kali BAB berikan oralit

(32)

Penderita diare disarankan ke dokter apabila:

(a) buang air besar terjadi terus-menerus lebih dari 48 jam, (b) terdapat darah atau lendir pada tinja,

(c) diare disertai demam, muntah-muntah, dan rasa sakit yang tak tertahankan pada bagian perut,

(d) menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat, seperti kulit yang tidak kembali dalam dua detik setelah dicubit, terus mengantuk, mata cekung, pucat, kehilangan nafsu makan, dan minum, atau pingsan dan

(e) diare terjadi pada wanita hamil (dikhawatirkan berpengaruh pada janinnya)

(Djunarko dan Hendrawati, 2011).

C. Perilaku

(33)

sedangkan faktor internal yang menentukan seseorang itu merespon stimulus dari luar adalah perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010b).

Menurut Bloom (1908), perilaku manusia dibagi menjadi tiga ranah dalam perkembangannya, yaitu sebagai berikut ini.

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010b).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007a). Secara garis besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:

a. tahu (know) diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat kembali apa yang sebelumnya telah diamati atau dipelajari,

b. memahami (comprehension) diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar mengenai objek yang diketahui tetapi juga harus menginterpretasikan materi secara benar,

(34)

d. analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui,

e. sintesis (synthesis) menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang telah ada,

f. evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat (Notoatmodjo, 2010b).

Menurut Nursalam (2003), pengukuran tingkat pengetahuan responden dilakukan dengan menggunakan sistem skoring yakni dengan skala ordinal sebagai berikut:

a) tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar 76-100%, b) tingkat pengetahuan cukup, apabila jawaban responden benar antara

56-75%,

(35)

2. Sikap

Sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, obyek atau situasi tertentu dimana sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya). Sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:

a. kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, b. kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, c. kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Sarwono, 2007; Notoatmodjo, 2010b).

Sikap juga memiliki tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut ini.

a) Menerima (receiving) diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek).

b) Menanggapi (responding) merupakan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

(36)

d) Bertanggung jawab (responsible) dimana merupakan tingkatan yang paling tinggi dalam sikap. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan kenyakinannya dia harus mengambil risiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain (Notoatmodjo, 2010b).

Menurut Nursalam (2003), pengukuran sikap responden dilakukan dengan menggunakan sistem skoring yakni dengan skala ordinal sebagai berikut:

(1) baik, apabila jawaban responden benar 76-100%,

(2) cukup, apabila jawaban responden benar antara 56-75%, (3) kurang, apabila jawaban responden benar antara < 56%,

D. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui. Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangannya. Untuk mengukur data kuantitatif pada kuesioner ini digunakan skala Guttman untuk mengukur pengetahuan dan skala

(37)

disediakan tidak sesuai dengan keinginannya. Pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan yang tidak disertai jawaban dari peneliti sehingga responden diminta untuk menjawab sesuai dengan apa yang dialami atau yang dirasakan dengan menggunakan bahasa atau kata-kata sendiri. Keuntungannya data yang terkumpul merupakan gambaran mengenai persepsi responden yang sebenarnya. Kelemahannya kesulitan yang akan dialami peneliti ketika harus mengelompokkan jawaban yang sama dari responden, padahal jawaban dari responden akan sangat heterogen sesuai dengan karakteristik masing-masing responden (Mustafa, 2009).

Pada kuesioner dengan pertanyaan tertutup untuk skala Guttman

alternatif jawaban yang diberikan hanya dua yaitu benar dan salah. Untuk skala

Likertdiberikan 5 pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk menghindari kesan seakan-akan jawaban selalu benar atau selalu salah, maka dalam pembuatan kuesioner disusun pernyataan negatif (unfavorable) dan pernyataan positif (favorable). Variasi pernyataan membuat responden lebih hati-hati menjawab (Azwar, 2007; Siregar, 2010).

(38)

unfavorable, respon positif akan diberi skor 1,2,3,4,5. Alternatif jawaban pada skala Likert tidak hanya tergantung pada jawaban setuju atau penting. Alternatif jawaban dapat berupa apapun sepanjang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek jawaban misalnya senang, baik, tinggi atau puas, dan lain-lain (Azwar, 2007; Siregar, 2010).

Skala Likert pada kuesioner dalam penelitian ini dimodifikasi yang dilakukan dengan menghilangkan pilihan jawaban di tengah-tengah yaitu netral karena menurut Hadi (2000), jawaban di tengah memiliki arti ganda yang tidak diharapkan dalam instrumen. Arti jawaban netral menunjukkan bahwa seseorang belum dapat memutuskan atau memberi jawaban atau dapat diartikan juga ragu-ragu. Jawaban netral juga menimbulkan kecenderungan menjawab pilihan tersebut, terutama untuk mereka yang ragu akan jawaban setuju atau tidak setuju. Selain itu modifikasi dilakukan agar dapat melihat kecenderungan jawaban subyek peneliti ke arah setuju atau tidak setuju, karena orang Indonesia cenderung tidak mau memberi jawaban yang terlalu ekstrim.

(39)

(kuesioner) yang telah disusun tadi memiliki “validitas” dan “reliabilitas” yang mana merupakan kriteria penting dari suatu alat ukur (Notoatmodjo, 2010a). 1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi (Arikunto, 2010). Menurut Riwidikdo (2009), uji validitas pada setiap butir pernyataan dalam kuesioner diukur dengan menggunakan analisis statistik dengan analisis Pearson Product Moment pada tingkat kepercayaan 95% yang menunjukkan validitas hubungan antar butir pernyataan. Setiap butir pernyataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi (r) bernilai positif dan atau ≥ 0,325 pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Uji reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, maka perlu dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula. Uji reliabilitas alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Perhitungan reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah memiliki validitas (Notoatmodjo, 2010a).

Metode yang paling sering digunakan dalam penelitian adalah metode

internal consistency, karena metode ini mempunyai banyak formula yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen yaitu seperti koefisien

(40)

dan varians total butir tersebut, koefisien Alpha Cronbach yang dihitung berdasarkan koefisien korelasi product moment antar skor setiap butir, reliabilitas konstruk (construct reliability) danvariance extracted(Mustafa, 2009).

Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pernyataan dalam kuesioner yang meliputi pengetahuan dan sikap. Koefisien reliabilitas diukur dengan menggunakan analisis statistik dengan analisis reliabilitas yang menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika nilai Alpha > 0,75 (Riwidikdo, 2010).

E. Keterangan Empiris

(41)

23 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional. Observasional deskriptif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan salah satunya yaitu tentang swamedikasi diare dalam suatu komunitas tertentu misalnya ibu-ibu PKK. Rancangan cross-sectional adalah salah satu bentuk studi obeservasional (non eksperimental) yang mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali dan pada satu saat (Notoatmodjo, 2010a; Satroasmoro-Ismael, 2010).

B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ibu-ibu aktif PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap ibu-ibu PKK terkait swamedikasi diare di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

2. Definisi operasional

(42)

mengharuskan pemeriksaan ke dokter yang diukur melalui kuesioner.

b. Sikap adalah kesiapan atau kesediaan bertindak responden dalam melakukan tindakan swamedikasi diare, yang diukur melalui kuesioner.

c. Swamedikasi adalah tindakan pemilihan dan penggunaan obat yang dapat dibeli secara bebas di apotek atau toko obat untuk mengatasi diare oleh responden di Kabupaten Sleman.

d. Ibu-ibu aktif PKK adalah ibu-ibu rumah tangga dan kader kesehatan yang aktif dalam mengikuti kegiatan PKK tingkat kecamatan. Dikatakan aktif apabila ibu-ibu rumah tangga dan kader kesehatan hadir pertemuan PKK terhitung dari bulan April 2011 sampai April 2012.

e. Karakteristik responden diamati berdasarkan usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, sumber informasi yang diperoleh terkait swamediakasi diare, dan penggunaan obat diare yang sudah tepat atau belum.

f. Usia dibagi menjadi 2 kelompok yaitu di bawah 30 tahun dan diatas 30 tahun.

(43)

dasar meliputi SD dan SMP sederajat, sedangkan kelompok lanjutan meliputi SMA dan Perguruan Tinggi sederajat.

h. Status pekerjaan. Ibu-ibu PKK dikatakan bekerja jika mendapat upah atas hasil kerjanya. Status tidak bekerja jika tidak mendapat upah atas hasil kerjanya.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yaitu ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu aktif PKK dan telah menikah di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman yang mengisi dan mengembalikan kuesioner. Setelah diperoleh responden yang memenuhi kriteria inklusi kemudian dilihat karakteristik responden berdasarkan usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan sumber informasi yang pernah diperoleh responden sebelum penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang tidak bisa membaca dan menulis, responden yang tidak lengkap mengisi kuesioner dan responden yang tidak mengisi kuesioner sendiri. Dalam penelitian ini responden yang digunakan sebanyak 35 orang.

D. Tempat Penelitian

(44)

E. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini yaitu ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman yang berjumlah 50 orang. Dalam penelitian ini responden yang digunakan sejumlah 35 orang yang memenuhi kriteria inklusi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. karakteristik responden yang terdiri dari usia, status pernikahan, pendidikan, status pekerjaan dan skala tingkat pengenalan. Selain itu, di akhir pertanyaan karakteristik dilengkapi dengan tanda tangan dari responden,

2. bagian pengetahuan yang pernyataannya merupakan tipe closed ended

dengan skala pengukuran Guttman. Pilihan jawaban pada skala ini terdiri dari 2 pilihan, untuk angka tertinggi diberi skor (1) dan angka terendah diberi skor (0),

3. bagian sikap yang pernyataannya merupakan tipe closed ended dengan skala pengukuran Likert. Skala Likert memiliki dua tipe pernyataan yaitu

(45)

G. Tata Cara Penelitian 1. Perijinan

Perijinan dimulai meminta surat ijin penelitian dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang nantinya diserahkan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan ke kantor kecamatan yang nantinya sebagai tempat penelitian.

2. Penelusuran data populasi

Penelusuran data populasi di kecamatan dilakukan untuk mengetahui jumlah ibu-ibu PKK yang aktif di kecamatan.

3. Pembuatan kuesioner

Penyusunan dan Pembuatan Kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini disusun sebagai alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kuesioner yang digunakan terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama mengenai karakteristik responden yang meliputi: nama, usia, alamat, status pernikahan, pendidikan terakhir, status pekerjaan, informasi mengenai diare yang pernah didapat sebelumnya atau tidak, dan obat yang biasa diminum ketika mengalami diare.

(46)

Tabel III. Kriteria dan nomor pernyataan dalam kuesioner bagian pengetahuan terkait swamedikasi diare pada ibu-ibu PKK di Kecamatan

Ngaglik Kabupaten Sleman (Kajian Pengetahuan dan Sikap) Bagian pengetahuan

Penatalaksanaan diare 9, 10, 11, dan 12

Pencegahan diare 8

Kondisi yang mengharuskan pemeriksaan ke dokter

14

Pernyataan benar terdapat pada nomor pernyataan 1, 2, 4, 6, 8, 11 dan pernyataan salah terdapat pada nomor pernyataan 3, 5, 7, 9, 10, 12, 13, 14.

Bagian ketiga dalam kuesioner merupakan bagian sikap yang terdiri dari tipe favorable dan unfavorable. Kriteria dan nomor pernyataan dalam kuesioner bagian sikap ditunjukkan pada tabel IV berikut ini.

Tabel IV. Kriteria dan nomor pernyataan dalam kuesioner bagian sikap terkait swamedikasi diare pada ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik

Kabupaten Sleman (Kajian Pengetahuan dan Sikap) Bagian sikap

Kriteria Nomor pernyataan

Definisi swamedikasi 1, 2

Penatalaksanaan diare 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12

Pencegahan diare 3, 4, dan 5

Kondisi yang mengharuskan pemeriksaan ke dokter

13, 14, dan 15

(47)

Pengujian terhadap kuesioner. 1) Uji validitas

Uji validitas terhadap kuesioner dalam penelitian ini berdasarkan uji validitas konstruk yang menggunakan judgment experts. Setelah dilakukan pengujian konstruk dari ahli dilanjutkan dengan uji pemahaman bahasa pada minimal 30 orang. Selanjutnya dilakukan analisis pernyataan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total dengan bantuan komputer. Parameter dari hasil uji ini dikatakan valid apabila besarnya r hitung pada tiap nomor pernyataan pernyataan > 0,325. Uji pemahaman bahasa dilakukan di Kecamatan Depok dengan menyebarkan kuesioner pada orang di luar responden yang digunakan dalam penelitian ini (Sugiyono, 2010; Riwidikdo, 2010). Hasil yang diperoleh dari 37 responden yaitu 14 pernyataan variabel pengetahuan dan 15 pernyataan variabel sikap yang valid (r > 0,325) dari 29 pernyataan yang dibuat.

2) Uji reliabilitas

Uji reliabilitas terhadap kuesioner dilakukan menggunakan analisis statistik dengan komputer. Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan dengan mengunakan komputer terhadap pernyataan kuesioner yang telah valid, diperoleh nilai koefisien

(48)

ukur yang digunakan dalam penelitian telahreliableatau dalam arti dapat dipercaya, memiliki konsistensi dan layak digunakan dalam penelitian (Riwidikdo, 2010).

4. Pengambilan data

Pengambilan data dilakukan pada pertemuan rutin ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman dan Pengambilan dilakukan hanya satu kali yaitu pada tanggal 28 Mei 2012.

5. Pengolahan data

Manajemen data terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut ini. 1) Editing

Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan terhadap berbagai hal meliputi kelengkapan jawaban kuesioner hasil penelitian, penyeleksian kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi sampel, serta melihat apakah ada responden yang harus dieksklusi. Tahap editing ini dilakukan sesaat setelah semua kuesioner terkumpul di lokasi penelitian.

Berdasarkan hasil editing, kuesioner yang telah diterima sebanyak 35 kuesioner tidak terdapat kuesioner atau responden yang dieksklusi karena semua kuesioner telah terisi lengkap dan kriteria sampel telah sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.

2) Processing

(49)

program komputer dan menjumlahkan skor dari nomor pernyataan pernyataan yang dijawab oleh responden.

3) Cleaning

Tahap cleaning dilakukan dengan memeriksa kembali kebenaran data yang sudah dimasukkan ke program komputer serta memastikan kelengkapan seluruh komponen yang dibutuhkan untuk keperluan analisis data. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan taraf kepercayaan 95%.

H. Analisis Data

Gambaran karakteristik responden dalam penelitian ini diketahui dengan mempersentasekan karakteristik tiap responden berdasarkan usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, informasi yang pernah diperoleh mengenai diare, dan obat yang digunakan ketika mengalami diare. Persentase per karakteristik responden diperoleh dengan rumus:

persentase per karakteristik responden = jumlah responden per karakteristik

total responden × 100%

Analisis tingkat pengetahuan dan sikap dapat diketahui dengan menghitung persentase nilai jawaban responden dengan menggunakan rumus:

P = F

N× 100%

Keterangan: P = persentase

F = frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan yang telah dipilih responden atas pernyataan yang diajukan

(50)

Apabila persentase jawaban responden diperoleh antara 76-100% (11-14 pernyataan) maka dapat dikatakan bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik. Apabila persentase jawaban responden diperoleh antara 56-75% (8-10 pernyataan) maka dapat dikatakan bahwa responden memiliki pengetahuan yang cukup. Apabila persentase jawaban responden diperoleh < 56% (1-7 pernyataan) maka dapat dikatakan bahwa responden memiliki pengetahuan yang kurang.

Sikap responden diketahui dengan menghitung skor akhir responden apabila persentase jawaban responden diperoleh antara 76-100% (skor akhir responden 46-60) maka dapat dikatakan bahwa responden memiliki sikap yang baik. Apabila persentase jawaban responden diperoleh antara 56-75% (skor akhir responden 34-45) maka dapat dikatakan bahwa responden memiliki sikap yang cukup. Apabila persentase jawaban responden diperoleh < 56% (skor akhir responden 15-33) maka dapat dikatakan bahwa responden memiliki sikap yang kurang. Nilai dan persentase per kriteria responden terhadap kriteria dalam kuesioner bagian pengetahuan diketahui dengan rumus:

Nilai per kriteria = total jawaban responden per kriteria jumlah pernyataan per kriteria

Persentase per kriteria = Nilai per kriteria

total responden × 100%

Nilai dan persentase per kriteria responden terhadap kriteria dalam kuesioner bagian sikap diketahui dengan rumus:

A = B C

Keterangan:

(51)

Persentase per kriteria = rata − rata responden yang memiliki sikap positif/negatif per kriteria

total responden × 100

I. Kelemahan Penelitian Kelemahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. tidak semua kriteria terkait swamedikasi diare dapat diukur melalui kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini.

2. kuesioner yang digunakan dalam penelitian kurang dapat mengukur pengetahuan dan sikap terkait swamedikasi diare

(52)

34 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang aktif dalam kegiatan PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman dan sudah menikah. Karakteristik yang diamati dalam penelitian ini antara lain usia, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan, selain itu juga diamati apakah dalam kehidupan sehari-hari obat yang digunakan untuk mengobati diare sudah tepat atau belum. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel V berikut ini.

Tabel V. Distribusi Karakteristik Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Terkait Swamedikasi Diare Berdasarkan Usia Kelompok Usia

(53)

dapat berakibat ketidakrasionalan penggunaan obat. Berdasarkan tabel V, diketahui bahwa umumnya ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman berada dalam kelompok usia di atas 30 tahun dengan persentase sebesar 94,29% (33 orang).

Tabel VI. Distribusi Karakteristik Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Terkait Swamedikasi Diare Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

Pendidikan Dasar 2 5,7

Pendidikan Lanjutan 33 94,3

Total 35 100

Pada tabel VI, diketahui bahwa umumnya responden termasuk dalam kelompok pendidikan lanjutan (SMA, D3, dan S1) dengan persentase sebesar 94,29% (33 orang).

Tabel VII. Distribusi Karakteristik Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Terkait Swamedikasi Diare Berdasarkan Status

Pekerjaan

Status Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)

Bekerja 18 51,4

Tidak Bekerja 17 48,6

Total 35 100

(54)

Tabel VIII. Distribusi Karakteristik Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Terkait Swamedikasi Diare Berdasarkan

Informasi yang Pernah Didapat

Informasi Mengenai Diare Jumlah

Responden

Persentase (%)

Sudah Pernah Mendapat Informasi 32 91,4

Belum Pernah Mendapat Informasi 3 8,6

Total 35 100

Pada tabel VIII, diketahui bahwa responden umumnya sudah pernah mendapatkan informasi terkait swamedikasi diare dengan persentase sebesar 91,43% (32 orang). Informasi yang diperoleh responden terkait diare sebagian besar diperoleh dari Puskesmas. Sumber informasi terkait swamedikasi diare yang diperoleh oleh responden dapat dilihat pada tabel IX berikut ini.

Tabel IX. Distribusi Karakteristik Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Terkait Swamedikasi Diare Berdasarkan Sumber

Informasi yang Pernah Didapat

Obat yang biasa diminum oleh responden untuk mengatasi diare ditunjukkan pada tabel X berikut ini.

Tabel X. Obat yang Biasa Diminum Oleh Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman untuk Mengatasi Diare

Obat diare yang diminum Jumlah Responden

Persentase (%)

Oralit 27 77,1

New Diatabs® 2 5,7

Tidak tahu obat yang digunakan 6 17,1

(55)

Berdasarkan tabel X, diketahui bahwa umumnya dalam kehidupan sehari-hari responden sudah tepat menggunakan obat untuk mengatasi diare. Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat serta glukosa anhidrat. Pemberian oralit untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Pemberian oralit dilakukan sesegera mungkin bila anak mengalami diare (sampai diare berhenti). New Diatabs® mengandung activated attapulgige

yang digunakan untuk pengobatan simtomatik pada diare nonspesifik. Cara kerja dari activated attapulgite dalam New Diatabs® yaitu dapat mengabsorpsi racun dan enterovirus penyebab diare.

B. Swamedikasi Diare Pada Ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman (Kajian Pengetahuan)

Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa umumnya ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman memiliki tingkat pengetahuan yang baik dengan persentase sebesar 94,29% (33 orang). Tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman ditunjukkan pada tabel XI berikut ini.

Tabel XI. Distribusi tingkat pengetahuan Terkait Swamedikasi Diare Pada Ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman

Tingkat Pengetahuan Jumlah

Responden Persentase (%)

Baik 33 94,3

Cukup 2 5,7

Total 35 100

(56)

Rata-rata jawaban responden serta persentasenya terhadap pernyataan pada bagian pengetahuan ditunjukkan pada tabel XII berikut ini.

Tabel XII. Rata-rata Jawaban Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Terhadap kriteria Pada Bagian Pengetahuan terkait swamedikasi

diare

Definisi diare 2 34 97,1 1 2,9

Penyebab diare 3, 4, 5, dan 7

28,7 82 6,3 18

Gejala diare 13, 30 85,7 5 14,3

Penatalaksanaan

(57)

Tabel XIII. Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik

Pendidikan dasar 0 0 2 100 Pendidikan lanjutan 2 6,1 31 93,9 Status Pekerjaan Tidak Bekerja 1 5,9 16 94,1

Bekerja 1 5,6 17 94,4

Informasi Mengenai diare

Belum pernah 0 0 3 100

Pernah 2 6,3 30 93,8

(58)

sehari-hari yang mana tidak dibatasi oleh umur, tingkat pendidikan, pekerjaan maupun informasi yang pernah didapat sebelumnya.

Menurut teori WHO (cit,. Notoatmodjo, 2007b), pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh seseorang baik yang diperoleh sendiri ataupun yang diperoleh dari orang lain maka semakin baik pengetahuan yang terbentuk pada orang tersebut.

C. Swamedikasi Diare Pada Ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman (Kajian Sikap)

Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa umumnya ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman memiliki sikap yang baik dengan persentase sebesar 77,14% (27 orang). Sikap ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman ditunjukkan pada tabel XIV berikut ini.

Tabel XIV. Swamedikasi Diare Pada Ibu-ibu PKK di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman (Kajian Sikap)

Sikap Jumlah

Responden Persentase (%)

Baik 27 77,1

Cukup 8 22,9

Total 35 100

(59)

Tabel XV. Jumlah dan Persentase Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman dengan Sikap Positif dan Negatif Pada Pernyataan Sikap

Kriteria

Pencegahan diare 3, 4, dan 5 34,7 99,1 0,3 0,9 Kondisi yang

Berdasarkan tabel XV, diketahui bahwa umumnya responden memiliki sikap yang baik pada pernyataan terkait penatalaksanaan diare, pencegahan diare, dan kondisi yang mengharuskan pemeriksaan ke dokter. Pernyataan responden yang kurang yaitu terkait definisi swamedikasi. Hubungan antara karakteristik responden dengan sikap dapat dilihat pada tabel XVI berikut ini.

Tabel XVI. Sikap Ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Berdasarkan Karakteristik

Pendidikan dasar 0 0 2 100 Pendidikan lanjutan 8 24,2 25 75,7 Status

Pekerjaan

Tidak Bekerja 2 11,8 15 88,2

Bekerja 6 33,3 12 66,7

Informasi Mengenai diare

Belum pernah 0 0 3 100

Pernah 8 25 24 93,8

(60)

orang), responden yang tidak bekerja dan bekerja persentase sikap masing-masing sebesar 88,2% (15 orang) dan 66,7 (12 orang), responden yang belum pernah dan pernah menerima informasi terkait swamedikasi diare sebelumnya persentase sikap masing-masing sebesar 100% (3 orang) dan 93,8% (24 orang), dari data ini diketahui bahwa usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan informasi yang pernah didapat sebelumnya tidak mempengaruhi sikap responden terkait swamedikasi diare. Hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan responden yang sudah baik sehingga mendukung terbentuknya sikap yang baik pula tanpa harus dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, dan informasi yang sebelumnya pernah didapat oleh responden, yang mana menurut Notoatmodjo (2007b), salah satu komponen penting pembentuk sikap adalah pengetahuan.

(61)

43 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik responden ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman yaitu umumnya berusia diatas 30 tahun (94,3%); termasuk dalam kelompok pendidikan lanjutan (SMA, D3, dan S1) (94,3%); sudah bekerja (51,4%); dan sudah pernah mendapatkan informasi sebelumnya terkait swamedikasi diare (91,4%).

2. Tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman terkait swamedikasi diare adalah baik dengan persentase sebesar 94,3% (33 orang).

3. Sikap ibu-ibu PKK Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman terkait swamedikasi diare adalah baik dengan persentase sebesar 77,1% (27 orang).

B. Saran

1. Perlu dilakukan perbaikan kuesioner agar semua kriteria terkait swamedikasi diare dapat terukur.

(62)

44

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.. 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka Citra, Jakarta, pp. 194, 211.

Arisman, MB, 2008, Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan, EGC, Buku Kedokteran, Jakarta, pp. 97.

Azwar, S., 2007, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi ke 2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 154-157.

Berardi, R. R., 2006,Handbook of Nonprescription Drug an Interactive Approach to Self-Care, 15th ed., American Pharmacists Association, Washington DC, pp. 327-347.

Brooker, C., 2005, Ensiklopedia Keperawatan, EGC, Buku Kedokteran, Jakarta, pp.79.

Chiuman, L., 2009, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja SMA Wiyata Dharma Medan Terhadap Infeksi Menular Seksual, Skripsi, 26, 27, Universitas Sumatera Utara, Medan

Dahlan, S. M., 2009,Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp. 17-20, 130-134, 139-142.

Department of Essensial Drugs and Other Medicines, 2008, The Role of the Pharmacist in Self-Care and Self-Medication, http://www.who.int/medicines/collect/medicinedocs/pdf/whozip32e/who zip32e.pdf, diakses tanggal 14 April 2011.

Dinas Kesehatan, 2007, Profil Kesehatan Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2007, http://www.depkes.go.id/en/downloads/profil/diy07.pdf, diakses tanggal 5 Maret 2011.

Departemen Kesehatan RI, 2008, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan, Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta, http:// pamsimas.org, diakses 20 Maret 2012.

Dinas Kesehatan, 2010, Profil Kesehatan Propinsi D. I. Yogyakarta Tahun 2010, diakses tanggal 8 Januari 2012.

(63)

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehat Lingkungan, 2011,Buku Saku Petugas Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Djunarko, I. dan Hendrawati, Y. D., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, Citra Aji Parama, Yogyakarta, 2011, pp. 6, 7, 47-49.

Hadi, S., 2000, Metodologi Research, Jilid 2, Cetakan ke-27, Andi Offset, Yogyakarta, pp. 91.

Jain, S., Malvi, R., and Purviya, J. K., 2011, Concept of Self Medication,

International Journal of Pharmaceutical dan Biological Archives, 2(3), 831-836.

Kristanti, D., 2011, Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Produktif di Kecamatan Berbah, Sleman, DIY Mengenai Kista Endometrium Pada Tahun 2011,

Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Kristina, S. A., Prabandari, Y. S., Sudjaswadi, R., 2008, Perilaku Pengobatan Sendiri yang Rasional Pada Masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten Sleman, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Mustafa, Z., 2009, Mengurai Variabel Hingga Instrumen, Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 102-104, 225.

Notoatmodjo, S., 2007a, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan seni, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 107, 116-121.

Notoatmodjo, S., 2007b, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 142, 180.

Notoatmodjo, S., 2010a,Metodologi Penelitian Kesehatan,Rineka Cipta, Jakarta, pp. 58, 168, 164.

Notoatmodjo, S., 2010b, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 43, 50-55.

Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,ed. I, Salemba Medika, Jakarta, pp. 124.

(64)

Riwidikdo, 2009,Statistik Kesehatan, Mitra Cendikia Press, Jogjakarta, pp. 77-80, 152, 156.

Riwidikdo, 2010, Statistik Penelitian Kesehatan, Pustaka Rihama, pp. 141, 148, 149.

Sabarguna, B. S., 2008, Analisis Pada Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Sarwono, S.W., 2007, Sosiologi Kesehatan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, pp.1-2, 31-38.

Satroasmoro-Ismael, 2010, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,Ed 3, CV. Sagung Seto, Jakarta, pp. 112-125.

Siregar, S., 2010, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta, pp.143, 148, 149, 173.

Sugiyono, 2010,Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, pp. 352.

Tan, H.T dan Rahardja, K., 2010,Obat-Obat Sederhana Untuk Gangguan Sehari-hari, Gramedia, Jakarta, pp. ix.

WHO, 2003, Making a Difference : Indicators to Improve Children’s Enviromental Health, Worlds Health Organisation, EGC, Jakarta, http://books.google.co.id diakses tanggal 5 Maret 2011.

Widjaja, M. C., 2008, Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita, Kawan Pustaka Pesona, Depok, pp. 7-10.

Wijayakusuma, H., 2006, Tanaman Obat Untuk Penyakit Anak, ed.1., Pustaka Populer Obor, Jakarta, pp. 58.

(65)

Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU-IBU PKK TERKAIT SWAMEDIKASI DIARE DI KECAMATAN NGAGLIK

KABUPATEN SLEMAN I. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

Nama :

Umur :…………tahun

Kecamatan :

Kabupaten :

Status : menikah / belum menikah *) Pendidikan terakhir :

Pekerjaan : bekerja/ tidak bekerja *)

SKALA TINGKAT PENGENALAN

1. Pernahkan anda memperoleh informasi tentang diare : pernah / belum pernah*

2. Jika pernah informasi tersebut anda diperoleh dari : 3. Obat yang biasa diminum ketika mengalami diare :

Keterangan :* lingkari jawaban yang tepat

Tanda Tangan Responden

(66)

II. Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyatan di bawah ini di tempat yang telah disediakan dengan memberi tanda centang ().

KUESIONER

NO Pernyataan BENAR SALAH

1

Mengenali gejala, memilih, membeli dan menggunakan obat diare tanpa bantuan tenaga medis disebut swamedikasi

2

Disebut diare jika BAB lebih dari 3x dalam sehari dengan feses yang cair

3

Alergi terhadap makanan dan susu bukan penyebab diare

4

Bakteri, Virus dan Parasit mengakibatkan terjadinya diare

5

Makan makanan yang bersih dengan gizi berimbang menyebabkan diare

Makanan yang tercemar kuman tidak dapat menyebabkan diare

8

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan salah satu cara mencegah terjadinya diare

9

Ketika anak mengalami diare maka tidak perlu diberikan ASI

10

Ibu yang mengalami diare tidak boleh menyusui

11

Oralit diberikan sesering mungkin ketika mengalami diare

12

(67)

13

Diare tidak menyebabkan rasa haus, mulut dan lidah kering, mata cekung

14

Diare tidak harus diperiksakan ke dokter walaupun telah lebih dari 2 hari

III. Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyatan di bawah ini di tempat yang telah disediakan dengan memberi tanda centang ( V ) .

Keterangan :

SS : Sangat Setuju (bila saya setuju dengan pernyataan yang diajukan) S : Setuju (bila saya cenderung setuju dengan peryataan yang diajukan) TS : Tidak Setuju (bila saya cenderung tidak setuju dengan pernyataan yang dibandingkan harus memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami diare

2

Saya lebih suka menerima informasi obat diare dari media massa dibandingkan dari apoteker/dokter

3

Saya mencuci tangan dengan sabun setelah BAB dan sebelum makan

4

Saya menghindari makan makanan pedas dan berminyak ketika mengalami diare

5

Saya memilih BAB di sungai yang mudah di jangkau dibandingkan di jamban

(68)

7

Saya berani mengkonsumsi obat diare 4 tablet sekali minum agar lebih manjur

8

Saya lebih memilih minum oralit saat mengalami diare dibandingkan tidak sama sekali

9 Saya memilih minum obat diare dibandingkan harus minum oralit

10

Saya memilih tetap menyusui meskipun mengalami diare

11

Saya memilih untuk mengencerkan susu pengganti ASI sebelum diberikan pada anak yang mengalami diare

12

Saya menghindari minum banyak cairan ketika diare untuk mencegah buang air kecil secara terus menerus

13

Saya memilih segera menghubungi dokter ketika mengalami diare secara terus menerus lebih dari 48 jam

14

Saya memilih segera menghubungi dokter ketika terdapat darah/lendir pada tinja

15

(69)

Lampiran 2. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner 1. Variabel Pengetahuan

Uji validitas

No. Item Nilai r

1 Satu (1) Tidak Valid (0,173) 2 Dua (2) Tidak Valid (0,074)

3 Tiga (3) Valid (0,493)

(70)

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.758 15

p1 23.24 36.078 .485 .754

p2 23.24 36.078 .485 .754

p3 23.24 36.078 .485 .754

p4 23.32 35.114 .496 .747

p5 23.24 36.078 .485 .754

p6 23.27 35.092 .707 .746

p7 23.43 32.808 .854 .727

p8 23.41 33.359 .773 .732

p9 23.41 32.914 .876 .727

p10 23.35 35.234 .415 .749

p11 23.41 32.914 .876 .727

p12 23.41 33.026 .850 .729

p13 23.46 34.589 .447 .745

p14 23.49 34.035 .538 .740

(71)

2. Variabel Sikap Uji validitas

No. Item Nilai r

1 Satu (1) Valid (0,652)

2 Dua (2) Tidak Valid (-0,125)

3 Tiga (3) Valid (0,390)

4 Empat (4) Tidak Valid (0,147)

5 Lima (5) Valid (0,382)

6 Enam (6) Valid (0,610)

7 Tujuh (7) Tidak Valid (-0,276) 8 Delapan (8) Valid (0,498)

9 Sembilan (9) Tidak Valid (-0,015) 10 Sepuluh (10) Tidak Valid (0,115) 11 Sebelas (11) Valid (0,742) 12 Duabelas (12) Valid (0,730) 13 Tigabelas (13) Tidak Valid (0,203) 14 Empatbelas (14) Valid (0,420) 15 Limabelas (15) Valid (0,424)

16 Enambelas (16) Tidak Valid (-0,018) 17 Tujuhbelas (17) Valid (0,652)

18 Delapanbelas (18) Valid (0,607)

19 Sembilanbelas (19) Tidak Valid (-0,043) 20 Duapuluh (20) Valid (0,772)

(72)

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.752 16

p1 91.86 196.731 .630 .741

p2 92.68 199.170 .283 .747

p3 92.11 198.655 .360 .746

p4 92.41 188.581 .642 .730

p5 91.92 200.577 .362 .748

p6 92.24 185.967 .803 .725

p7 92.22 186.063 .792 .725

p8 92.27 200.036 .335 .747

p9 93.08 197.854 .454 .744

p10 91.86 196.731 .630 .741

p11 92.76 194.134 .558 .738

p12 92.22 185.063 .835 .723

p13 92.68 190.114 .568 .733

p14 92.35 190.234 .603 .733

p15 92.30 190.881 .728 .733

Gambar

Tabel I.Derajat Dehidrasi Batasan WHO......................................
Tabel X.Obat yang Biasa Diminum Oleh Ibu-ibu PKK
tabel di bawah ini.
tabel III berikut ini.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unversitas Sumatera Utara

Dari hasil pengisian kuesioner yang telah dideskripsikan menggunakan analisis persentase diketahui bahwa pada umumnya responden mengalami keluhan nyeri punggung

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuisioner Sikap tentang Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2014 ………

Gambaran pengetahuan ibu tentang swamedikasi diare pada anak di lingkungan RW 012, kategori pengetahuan baik sebanyak 62 responden (61,38%).Alasan mayoritas ibu melakukan

Berdasarkan tabel V, pada item pernyataan “Semua obat jerawat dapat dihentikan bila merasa telah sembuh” didominasi oleh jawaban ‘tidak’ sebanyak 66%, selain itu

Distribusi karakteristik sikap ibu mengenai MP-ASI berdasarkan usia, tingkat pendidikan, jumlah anak yang diasuh dan pekerjaan ibu dapat dilihat pada tabel 4.8,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unversitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diare, sebagian besar perilaku responden mengalami perubahan dalam upaya melakukan