• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan pemahaman materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW mata pelajaran SKI menggunakan media Wayang Kertas di kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan pemahaman materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW mata pelajaran SKI menggunakan media Wayang Kertas di kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

DI KELAS V MI RAUDLATUL MUTA’ALLIMIN 1 WONOAYU SIDOARJO

SKRIPSI Oleh:

CHOIRO UMMATIN NIM. D77213061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Maadrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya.Drs. H, Munawir, M.Ag Kata Kunci: Peningkatan Pemahaman, SKI, Media Wayang Kertas

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dikarenakan penggunaan metode yang monoton dan tidak pernah menggunakan media pembelajaran. Untuk meningkatkan pemahaman siswa, dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media wayang kertas.

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana penggunaan media wayang kertas materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW mata pelajaran SKI di kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo? Dan bagaimana peningkatan pemahaman materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW mata pelajaran SKI setelah menggunakan media wayang kertas di kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media wayang kertas materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW pada mata pelajaran SKI di kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo dan mengetahui peningkatan pemahaman materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW mata pelajaran SKI setelah menggunakan media wayang kertas di kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model penelitian Kurt Lewin. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan setiap siklusnya, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.

(7)

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN MOTTO iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI vi

ABSTRAK vii

C. Tindakan yang Dipilih 5

D. Tujuan Penelitian 6

E. Lingkup Penelitian 6

F. Signifikasi Penelitian 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian tentang Pemahaman 9

1. Pengertian Pemahaman 9

2. Tingkatan-tingkatan dalam Pemahaman 10

(8)

B. Kajian tentang Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 14 1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam 14 2. Karakteristik Sejarah Kebudayaan Islam 15 3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam 15

4. Tujuan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 16 5. Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW 17 C. Tinjauan tentang Media Wayang Kertas 22

1. Pengertian Media Wayang Kertas 22

2. Manfaat Media Wayang Kertas 25

3. Cara Membuat Media Wayang Kertas 26 4. Kelebihan dan Kekurangan Media Wayang Kertas 26 BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian 28

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 30

C. Variabel yang Diselidiki 30

D. Rencana Tindakan 31

E. Data dan Cara Pengumpulannya 37

F. Teknik Analisis Data 41

G. Indikator Kinerja 44

H. Tim Peneliti dan Tugasnya 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 46

B. Pembahasan 76

BAB V PENUTUP

A. Simpulan 82

(9)

RIWAYAT HIDUP

(10)

Tabel 2.1 Indikator Pemahaman 11 Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Nilai Rata-rata Kelas 42

Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Belajar 43

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Observasi Guru dan Siswa 43 Tabel 4.1 Data Nilai Pemahaman Pra Siklus 46

Tabel 4.2 Data Nilai Pemahaman Siklus I 55

Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I 58 Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I 60 Tabel 4.5 Data Nilai Pemahaman Siklus II 68 Tabel 4.6 Data Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II 72 Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II 73 Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I,

dan Siklus II 78

Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Hasil Pengamatan Guru Dan Siswa Siklus I

(11)

Gambar 3.1 Model Penelitian Kurt Lewin 29

Gambar 4.1 Siswa mengerjakan Lembar Kerja 52

Gambar 4.2 Perwakilan Kelompok Melaporkan Hasil Diskusinya 53 Gambar 4.3 Siswa Mengerjakan Soal-Soal Evaluasi 54 Gambar 4.4 Perwakilan Kelompok Menjelaskan Materi

Menggunakan Media Wayang Kertas 66

(12)
(13)
(14)

1. Lampiran 1 : Lembar Wawancara Guru dan Siswa

2. Lampiran 2 : Hasil Validasi RPP Siklus I

3. Lampiran 3 : RPP Siklus I

4. Lampiran 4 : Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I

5. Lampiran 5 : Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

6. Lampiran 6 : Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

7. Lampiran 7 : Contoh Hasil Lembar Kerja Evaluasi Siswa Siklus I

8. Lampiran 8 : Hasil Validasi RPP Siklus II

9. Lampiran 9 : RPP Siklus II

10. Lampiran 10 : Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II

11. Lampiran 11 : Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II

12. Lampiran 12 : Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II

13. Lampiran 13 :Contoh Hasil Lembar Kerja Evaluasi Siswa Siklus II

(15)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum pendidikan yang berlaku pada suatu lembaga pendidikan, agar

dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa menuju

perubahan-perubahan baik pada tingkah laku, intelektual, moral maupun

sosial sehingga siswa dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk

sosial.1

Sejarah kebudayaan Islam merupakan bagian penting yang tak bisa

dipisahkan dari kehidupan kaum muslim dari masa ke masa khususnya

bagi pendidikan di madrasah. Dengan memahami sejarah dengan baik.

Dengan mempelajari sejarah siswa bisa mengambil pelajaran yang baik

dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik dari peristiwa yang terjadi.

Siswa dapat memilih dan memilah peristiwa sejarah yang perlu

dikembangkan dan mana yang tidak perlu. Serta siswa memiliki

pengetahuan tentang masa lalu yang dapat digunakan untuk memahami

dan menjelaskan perkembangan, perubahan masyarakat dan keragaman

sosial budaya Islam di masa yang akan datang.

(16)

Mengetahui pentingnya mempelajari sejarah, pemahaman siswa

sangatlah dibutuhkan dalam mempelajari sejarah kebudayaan Islam

tersebut, karena sejarah ini sendiri merupakan kejadian yang pernah terjadi

di kehidupan nyata. Dengan memahami sejarah, siswa tidak hanya

mengingat letak, waktu atau suatu peristiwa yang telah terjadi namun juga

dapat mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut.

Salah satu materi SKI di MI adalah peristiwa akhir hayat

Rasulullah SAW. Materi ini harus dipahami dan dikuasai oleh siswa agar

siswa dapat mengambil pesan yang terkandung dalam setiap kejadian yang

ada di dalamnya. Masalah pemahaman siswa pada materi ini terjadi di MI

Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo. Berdasarkan data nilai siswa

dari 36 siswa dengan KKM 65, sebanyak 15 siswa yang mencapai KKM.

Sedangkan 21 siswa lainnya mendapat nilai di bawah KKM. Jika

diprosentasekan, siswa kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu

Sidoarjo yang tidak mencapai KKM sebesar 58,3%.2

Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan, masalah yang

mendasar yang membuat kurangnya pemahaman siswa adalah guru hanya

menggunakan metode yang kurang bervariatif, hanya metode ceramah,

tanya jawab dan penugasan sehingga anak pasif dan juga tidak pernah

(17)

menggunakan media pembelajaran untuk menunjang proses belajar

mengajar.3

Keterbatasan media pembelajaran di satu pihak dan lemahnya

kemampuan guru menciptakan media membuat metode ceramah semakin

menjamur. Kondisi ini jauh dari menguntungkan. Hal ini terlebih sangat

dirasakan pada mata pelajaran keagamaan. Pemanfaatan media

pembelajaran pada mata pelajaran keagamaan kurang optimal. Dalam hal

ini, guru dituntut untuk melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran

agar pembelajaran tidak terkesan membosankan. Dengan menggunakan

media pembelajaran diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan minat

siswa sehingga pemahaman siswa meningkat.

Agar tercipta proses pembelajaran SKI yang efektif dan efisien,

maka penggunaan media sangat berperan dalam penyampaian materi

pelajaran, media ini juga berfungsi sebagai alat bantu siswa dalam

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan

terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Dengan menggunakan media pembelajaran, pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam yang dianggap sulit dan membosankan oleh sebagian siswa akan

lebih mudah dan menarik. Salah satunya dengan menggunakan media

wayang kertas.

(18)

Sejak dahulu wayang merupakan media pendidikan, media pentas,

dan media seni rupa.4 Di kalangan anak-anak, media wayang menjadi hal

yang baru, hal ini terlihat dari langkanya pagelaran seni wayang di

masyarakat karena berkurangnya rasa sosialisme akibat berkembangnya

teknologi informasi modern sehingga memunculkan sikap individualisme

pada masyarakat modern. Jika hal ini dibiarkan terjadi terus menerus,

bagaimana kita akan mempertahankan nilai-nilai kebudayaan bangsa kita

yang merupakan hal yang paling penting.

Media wayang kertas yang peneliti gunakan, didesain menjadi

media semenarik mungkin, dengan corak, bentuk, warna yang menarik dan

bagus, sehingga siswa merasa penasaran dan menarik minat mereka untuk

mengetahui lebih banyak lagi apa yang akan disampaikan oleh wayang

tersebut.

Dalam sejarah perkembangan kesenian Islam-kuno, Wali

mengembangkan wayang sebagai media da’wah dan pendidikan. Kisah

wayang ini bersumber dari cerita Islam seperti cerita Nabi.5 Akan tetapi,

sayangnya media wayang sekarang berubah menjadi media hiburan

semata. Untuk itu, perlu adanya inovasi baru, yang mana sebuah wayang

kertas tidak hanya sebagai media hiburan, tetapi juga media edukasi yang

di dalamnya mengandung unsur-unsur pengajaran.

(19)

Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti tertarik untuk

menggunakan media wayang kertas dalam proses pembelajaran, dan

mengangkatnya menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

“Peningkatan Pemahaman Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah Saw

Mata Pelajaran SKI Menggunakan Media Wayang Kertas Di Kelas V Mi

Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, rumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan media wayang kertas materi peristiwa akhir

hayat Rasulullah SAW mata pelajaran SKI di kelas V MI Raudlatul

Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi peristiwa akhir hayat

Rasulullah SAW mata pelajaran SKI setelah menggunakan media

wayang kertas di kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu

Sidoarjo?

C. Tindakan Yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah tentang

rendahnya pemahaman mata pelajaran SKI materi peristiwa akhir hayat

Rasulullah SAW adalah dengan menggunakan Media Wayang Kertas di

(20)

tahapan, diantaranya: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan

(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

D. Tujuan Penelitian

Agar dalam penelitian ini penulis mempunyai konsistensi dalam

meneliti maka peneliti mempunyai tujuan:

1. Mengetahui penggunaan media wayang kertas materi peristiwa akhir

hayat Rasulullah SAW pada mata pelajaran SKI di kelas V MI

Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo

2. Mengetahui peningkatan pemahaman materi peristiwa akhir hayat

Rasulullah SAW mata pelajaran SKI setelah menggunakan media

wayang kertas di kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu

Sidoarjo

E. Lingkup Penelitian

Penelitian ini berdasarkan pada masalah pembelajaran yang ada

pada MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo. Untuk menghindari

kekaburan dan kesimpangan pembahasan, peneliti membatasi pokok

bahasan yang diteliti. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas V MI Raudlatul

Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo.

(21)

3. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada materi peristiwa

akhir hayat Rasulullah SAW

4. Media yang digunakan yaitu media wayang kertas

F. Signifikasi Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat bermafaat bagi:

1. Siswa

Penggunaan media wayang kertas dalam mata pelajaran SKI materi

peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW diharapkan mampu mengatasi

permasalahan kesulitan dalam memahami materi. Dengan media ini

siswa lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan

baik, dan mendapatkan pengalaman pembelajaran yang bermakna.

2. Guru

Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam

menggunakan berbagai media. Salah satunya dengan media wayang

kertas.

3. MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo

Dengan hasil penelitian ini diharapkan MI Raudlatul Muta’allimin

1 Wonoayu Sidoarjo dapat lebih meningkatkan pemberdayaan

pemberian media-media yang bervariasi agar tercipta pembelajaran

(22)

4. Peneliti

Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti dalam menentukan

media yang sesuai dengan materi pelajaran tertentu, serta merupakan

usaha untuk melatih diri dalam memecahkan permasalahan yang ada

secara kritis, obyektif dan ilmiah.

5. Masyarakat

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan

(23)

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.1 Dalam karangan Kunandar juga dijelaskan bahwa pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari hafalan atau ingatan. Kemampuan memahami juga dapat diartikan sebagai kemampuan mengerti tentang hubungan antarfaktor, antarkonsep, antarkonsep, antar prinsip, antardata, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan.2 Jadi pemahaman di sini tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar siswa dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ia pelajari.

Keterampilan dan kemampuan intelektual yang menjadi tuntutan sekolah, yaitu pelibatan pemahaman. Dapat diartikan bahwa ketika siswa dihadapkan pada komunikasi, diharapkan mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan ide yang terkandung

(24)

di dalamnya. Komunikasi tersebut mungkin dalam bentuk lisan ataupun tulisan.3

2. Tingkatan-tingkatan dalam Pemahaman

Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, antara lain sebagai berikut:4

a. Tingkatan terendah adalah pemahaman terjemahan, menerjemahkan ke dalam arti sebenarnya dengan mengartikan dari satu bahasa ke bahasa lain, menerjemahkan konsep, simbol dan sebagainya.

b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menggabungkan bagian-bagian terdahulu dengan pengetahuan yang baru didapat, atau menghubungkan bagian dari grafik kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.

c. Tingkat tiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi, kemampuan yang tinggi karena diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, mampu membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persegi dalam arti waktu, dimensi atau yang masalah yang terkait.

3. Indikator Pemahaman

Indikator dalam pemahaman terdapat dalam tabel berikut:5

3 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 43. 4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

(25)

Tabel 2.1

Indikator Pemahaman

No Indikator Pemahaman Contoh

1 Mengartikan Mengartikan dengan kalimat sendiri 2 Memberikan contoh Memberikan contoh cara menjaga

pusaka peninggalan Rasulullah SAW 3 Mengklasifikasikan Mengamati atau menggambarkan

peristiwa bencana alam

4 Menyimpulkan Menuliskan kesimpulan dari khutbah Rasulullah pada saat haji wada’ 5 Menduga Mengambil kesimpulan

6 Membandingkan Membandingkan peristiwa-peristiwa sekarang dengan peristiwa masa lampau

7 Menjelaskan Menjelaskan pengertian haji wada’

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan:6

a. Tujuan

5Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi, 117.

(26)

Tujuan adalah pedoman atau sasaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan juga mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah seorang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Seorang guru harus memberikan suatu pendekatan belajar yang berbeda kepada siswanya sesuai dengan karakteristik siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

c. Anak didik

Anak didik atau siswa adalah orang yang sengaja datang ke sekolah. Anak didik mempunyai bermacam-macam karakteristik kepribadian, sehingga daya serap (pemahaman) siswa juga berbeda-beda dalam dalam setiap mata pelajaran. Karena itu tingkat keberhasilan siswa berbeda, mulai dari tingkat keberhasilan maksimal, optimal, minimal atau kurang.

d. Kegiatan Pengajaran

(27)

digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung serta evaluasi pembelajaran yang dipakai. Pemilihan model, strategi, metode, media, dan evaluasi yang tepat dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

e. Bahan dan Alat Evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari siswa dalam rangka ulangan (evaluasi). Alat-alat evaluasi dapat berupa benar-salah (true-false),

pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan (matching),

melengkapi (completion), dan essay. Evaluasi ini dapat memperlihatkan apakah tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

f. Suasana Evaluasi

Selain faktor-faktor di atas, faktor suasana evaluasi juga mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Suasana kelas yang tenang, aman, dan disiplin saat proses evaluasi berlangsung dapat mempengaruhi jawaban yang diberikan siswa sesuai dengan pemahamanya.

5. Cara Meningkatkan Pemahaman

Berikut ini cara yang dapat meningkatkan pemahaman siswa:7 a. Menumbuhkan motivasi siswa

(28)

Hasil penilaian dapat dijadikan motivasi siswa untuk belajar. Siswa yang mendapat nilai rendah seharusnya menjadi motivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi. Sebaliknya, siswa yang mendapat nilai tinggi akan berusaha mempertahankan nilainya dengan cara giat belajar.

b. Memberikan umpan balik

Hasil suatu pengukuran atau skor digunakan sebagai umpan balik jika telah diinterpretasi. Skor itu diinterpretasi dengan cara membandingkan skor setiap individu dengan kelompoknya dan melihat kedudukan skor dengan kriteria yang telah ditentukan sebelum diadakannya tes.

B. Tinjauan tentang Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah.8

(29)

2. Karakteristik Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada Madrasah Ibtidaiyah menekankan pada kemampuan mengambil ibrah/hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, IPTEK dan seni, dan lain-lain, untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam pada masa kini dan masa yang akan datang.9

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan atau peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad saw., sampai dengan masa

Khulafaurrasyidin.

Secara substansial, mata pelajaran sejarah kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian siswa.

(30)

4. Tujuan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar siswa memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:10

1) Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma

2) Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw. dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

3) Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

4) Melatih daya kritis siswa untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

5) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.

6) Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

(31)

5. Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW

a) Tanda-tanda Wafatnya Rasulullah SAW

Setelah Fatkhu Makkah, kaum muslimin semakin bertambah banyak dan kuat. Islam semakin meluas ke seluruh Jazirah Arab. Semua suku yang ada di Jazirah Arab saat itu telah menerima agama Islam. Pada saat itu Rasulullah SAW menyampaikan niatnya untuk melaksanakan ibadah haji.

Mendengar niat Rasulullah tersebut banyak kaum muslimin yang ingin bergabung dengan beliau. Pada tanggal 25 Dzulkaidah tahun 10 H, Rasulullah bersama lebih dari 90.000 kaum muslimin berangkat menuju Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Ketika dalam perjalanan kaum muslimin semakin bertambah. Menurut riwayat jumlah mereka hingga mencapai 124.000 orang. Ada yang berjalan kaki dan ada pula yang mengendarai unta.11

Ibadah haji Rasulullah itu disebut ibadah haji yang terakhir. Sehingga ibadah hai ini dinamakan haji wada’ atau haji perpisahan. Yaitu perpisahan beliau dengan para sahabat dan umatnya yang sangat dicintai.

b) Khutbah Haji Wada’ dan Wahyu Terakhir

(32)

Pada waktu haji wada’ Rasulullah menyampaikan khutbah di depan ribuan kaum muslimin. Khutbahnya adalah sebagai berikut:12

Hai manusia, dengarkanlah apa yang akan kukatakan. Mungkin setelah tahun ini aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian di tempat ini untuk selama-lamanya.

Hai manusia, sesungguhnya darah dan harta kalian adalah suci, sebagaimana sucinya hari dan bulan sekarang ini di negeri kalian ini.

Hai manusia, sesungguhnya aku telah menyampaikan risalah ini. Aku tinggalkan dua pusaka untuk kalian yang apabila kalian berpegang teguh kepadanya kalian tidak akan pernah tersesat, yaitu kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya.

Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu, dirikanlah sholat, bayarlah zakat, berpuasalah pada bulan Ramadan, pasti kamu akan selamat. Tunaikanlah ibadah haji dan taatilah pemimpi kalian, niscaya kalian akan masuk surga.

Pada bagian khutbah yang lain Rasulullah SAW juga berpesan kaum muslimin agar:

1) Tidak berlaku kasar terhadap wanita

2) Tidak menuntut balas terhadap kekejaman zaman jahiliyah 3) Tidak mengambil keuntungan dari uang yang dipinjamkan 4) Tidak murtad

5) Tidak mengambil harta orang Islam dengan tidak benar

Pada saat itu Allah Swt. menurunkan surah al-Maidah ayat 3 sebagai wahyu terakhir:

َا

ْﺳﻻَا ْﻢُﻜَﻟ ُﺖْﯿﺿ َر َو ْﻲﺘَﻤْﻌﻧ ْﻢُﻜْﯿَﻠَﻋ ُﺖْﻤَﻤْﺗَا َو ْﻢُﻜَﻨْﯾد ْﻢُﻜَﻟ ُﺖْﻠَﻤْﻛَأ َم ْﻮَﯿْﻟ

ﺎًﻨْﯾد َم َﻼ

(33)

Artinya:

“pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai

Islam sebagai agamamu”. (Q.S. Al-Maidah: 3)

Ketika mendengar ayat tersebut banyak orang yang bergembira, tetapi ada juga yang justru menangis sedih, termasuk Abu Bakar. Abu Bakar beranggapan bahwa wahyu terakhir itu pertanda tugas Rasulullah telah usai dan beliau akan kembali kepada Allah, yang artinya kaum muslimin akan ditinggal oleh Rasulullah untuk selama-lamanya.

Selesai berkhutbah, Bilal diminta untuk mengumandangkan azan dan iqamah. Rasulullah menjadi imam sholat Dzuhur. Kemudian Bilal diminta mengumandangkan iqamah lagi untuk melaksanakan sholat Ashar.

c) Rasulullah sakit

(34)

dan kewajiban sehari-hari seperti biasa. Beliau juga tetap pergi ke masjid untuk menunaikan sholat berjamaah.

Ketika sakit beliau sudah semakin parah, beliau pindah dari rumah Maimunah ke rumah Aisyah dengan dituntun oleh paman Abbas bin Abdul Muthalib. Ali bin Abi Thalib, para istri beliau dan para tamu yang datang ikut mengantar beliau.13 Meskipun sakit, beliau masih memikirkan umatnya. Beliau masih sering menanyakan keadaan kaum muslimin.

Setelah Rasulullah tidak kuat lagi untuk berjamaah di Masjid, beliau memerintahkan Abu Bakar untuk menggantikannya menjadi imam shalat. Dengan perintah ini Rasulullah mengisyaratkan bahwa beliau menghendaki setelah Rasulullah wafat, Abu Bakarlah yang menjadi penggantinya untuk memimpin umat Islam.

d) Akhir Hayat Rasulullah SAW

Pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H di saat Abu Bakar dan sahabat hendak menunaikan shalat Subuh, Rasulullah meminta agar penyekat kamar beliau dengan masjid dibuka. Beliau tersenyum memperhatikan kaum muslimin mengerjakan shalat. Kaum muslimin sangat gembira menyaksikan kejadian itu. Mereka mengira kondisi kesehatan Rasulullah sudah

(35)

membaik. Bahkan Abu Bakar hendak mundur dari shaf karena mengira Rasulullah akan keluar untuk shalat berjamaah. Namun beliau mengisyaratkan agar mereka melanjutkan shalat. Setelah itu Rasulullah meminta agar penyekat kamarnya ditutup kembali.

Ternyata sakit beliau semakin parah. Tanda-tanda beliau akan wafat semakin tampak. Aisyah menyandarkan tubuh beliau dipangkuannya. Sementara tubuh Rasulullah semakin lemah. Saat itu beliau memasukkan tangannya ke dalam bejana berisi air yang ada di hadapannya. Kemudian mengusapkan tangan ke wajahnya sambil berkata: “tidak ada Tuhan selain Allah, sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya.”14

Sebelum wafat, Rasulullah berdoa, “Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan pertemukan aku dengan kekasih Yang

Maha Tinggi.” Beliau mengulang doanya sampai tiga kali. Akhirnya Rasulullah menghembuskan nafas terakhir pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 11 H bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632 M dalam usia 63 tahun. Sedu sedan, tangis dan rintihan menyertai kepergian Rasulullah menghadap Tuhannya. Kaum muslimin benar-benar kehilangan sosok hamba Allah terbaik.15

(36)

Pada hari Selasa Rasulullah baru dimandikan karena pada hari Senin para sahabat masih melakukan perdebatan tentang siapa yang akan menjadi pemimpin sepeninggal Rasulullah. Rasulullah dimandikan oleh para sahabat seperti Abbas, Ali bin Abi Thalib, Al-Fadhal bin Abbas, Qatsam bin Abbas, Saqran, Usamah bin Zaid dan Aus bin Khaul. Lalu dikafani dengan tiga lembar kain putih dari bahan katun tanpa memberi pakaian dan surban.

Para sahabat sepakan memakamkan jasad Rasulullah di kamarnya. Ini dilakukan karena Abu Bakar pernah mendengar Rasulullah mengatakan bahwa seorang nabi yang meninggal tidak dimakamkan kecuali ditempat ia meninggal. Akhirnya beliau dimakamkan di kamar di rumah Aisyah, yaitu tempat di mana Rasulullah menghembuskan nafas yang terakhir.16

C. Tinjauan tentang Media Wayang Kertas

1. Pengertian Media Wayang Kertas

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara bahasa berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”.17 Dalam bahasa Arab, media disebut wasail bentuk jama’ dari wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya tengah. Kata tengah itu berarti berada di antara dua sisi, maka bisa disebut juga perantara (wasilah) atau yang mengantarai

(37)

kedua sisi tersebut. Karena posisinya di tengah, ia bisa juga dikatakan sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.18 Dengan demikian, media merupakan sebuah wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.19

Adapun berbagai pendapat tentang pengertian media menurut para ahli adalah sebagai berikut:20

a. Gerlach dan Ely : media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini, seorang guru, buku siswa, dan lingkungan sekolah merupakan sebuah media. Sedangkan secara khusus, media diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. b. Fleming : media adalah penyebab atau alat yang ikut campur

tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.

c. Heinich dan kawan-kawan: media merupakan perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima.

Berdasarkan pengertian-pengertian, dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

18 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), 6. 19 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi, 136.

(38)

menyalurkan pesan atau informasi dari sumber kepada penerima. Sedangkan Pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “intruction”, terdiri dari dua kegiatan, yaitu: belajar (Learning) dan mengajar (Teaching), kemudian disatukan dalam satu aktivitas, yaitu kegiatan belajar-mengajar.21 Bertitik tolak dengan terjemahan tersebut, dapat diambil pengertian bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan.

Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu media audio, media visual, media audio visual dan multimedia.22

Dalam bahasa Jawa, kata wayang berarti “bayangan”. jika ditinjau dari arti filsafatnya, “wayang” dapat diartikan sebagai bayangan atau merupakan pencerminan dari sifat-sifat yang ada dari dalam jiwa manusia. Sifat-sifat yang dimaksud seperti watak angkara murka, kebajikan, serakah, dan lain sebagainya.23

21 Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2013), 180.

22 Yudhi Munadi, Media, 54.

23 Satria Surya Prayoga, Pengertian Wayang (Diakses 07 Nopember 2016 pukul 10.01).

(39)

Secara etimologi wayang berasal dari kata “hyang”, berarti “dewa”, “roh”, atau “sukma”. Partikel wa pada kata wayang tidak memiliki arti, seperti halnya kata wahiri yang berarti (h) iri, ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa wayang merupakan perkembangan dari sebuah upacara pemujaan kepada roh nenek moyang/leluhur bangsa Indonesia pada masa lampau (prasejarah). Wayang digunakan saat upacara adat sebagai media pembebasan malapetaka bagi seseorang/kelompok orang yang terkena noda gaib dan pemujaan kepada roh nenek moyang. Secara filofosif, wayang merupakan bayangan, gambaran atau lukisan mengenai kehidupan alam semesta.24

Dapat diampil pengertian bahwa media wayang kertas yaitu media visual yang berbentuk bayangan, gambaran atau lukisan yang digunakan sebagai penyampai materi pelajaran.

2. Manfaat Media Wayang Kertas

Manfaat media wayang kertas adalah sebagai berikut:25

a. Dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi keterbatasan pengamatan siswa.

24 Darmoko, dkk, Pedoman Pewayangan Berspektif Perlindungan Saksi dan Korban, (Jakarta:

LPSK, 2010), 10-11.

(40)

b. Dapat membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung dalam media wayang kertas dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan dengan kata-kata saja.

3. Cara Membuat Media Wayang Kertas

Membuat wayang kertas berbeda-beda, berikut ini salah satu cara membuat wayang kertas :

a. Print gambar yang diinginkan untuk dijadikan wayang, tapi pada penelitian ini, peneliti memilih menggambar untuk mendapatkan gambar dengan ukuran yang lebih besar sehingga dapat terlihat dengan jelas siswa yang berada di bangku belakang

b. Warnai gambar dengan pensil warna atau krayon

c. Pasangkan bambu pada wayang sebagai pegangan dan rekatkan dengan kawat kecil

4. Kelebihan dan Kekurangan Media Wayang Kertas

Sebagai media pembelajaran, tentu saja media wayang kertas memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut:26

1. Kelebihan media wayang kertas yaitu:

a) Media yang mudah dimuat, murah dan praktis b) Dapat membantu melestarikan budaya Indonesia

26Yuni Rahayu, Makalah Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak Khususnya Dongeng Pada Kelas

Rendah Dengan Media Wayang (diakses pada: 07 Nopember 2016 pukul 09.14).

(41)

c) Bentuk unik dan menarik d) Mudah penggunaannya

e) Bisa menyesuaikan bentuk tokoh-tokoh yang diinginkan f) Mengasah kreativitas guru

2. Kekurangan media wayang kertas yaitu:

a) Bagi guru yang tidak bisa bersuara keras, hal ini akan mengahambat penyampaian materi

b) Menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menciptakan bentuk-bentuk wayang yang bervariasi

c) Menuntut guru bisa totalitas dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan mediawayang kertas

d) Guru harus mengendalikan siswa yang ramai disamping menyelesaikan tugasnya untuk menyampaikan materi dengan media kertas

(42)

METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas memiliki pengertian yaitu suatu

pencermatan kegiatan belajar berupa kegiatan, yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.1 PTK ini bertujuan untuk memperbiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan

mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi seorang

guru dengan siswa yang sedang belajar.

Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan model penelitian

Kurt Lewin. Alasan menggunakan model tersebut karena hasil evaluasi

dari siklus I dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan siklus II. Model

penelitian Kurt Lewin ini terdiri dari empat langkah pokok dalam satu

siklus, yakni perencanaan (planning), aksi atau tindakan (action),

observasi (observing), dan refleksi (reflecting).2

Empat langkah pokok model penelitian Kurt Lewin sebagai

berikut:3

1 Suharsimi Arikunto, et.al., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), 3. 2 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Kencana, 2009), 49.

(43)

1. Perencanaan (planning). Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang

apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan itu

dilakukan.

2. Aksi atau tindakan (action). Dalam tahap ini peneliti melakukan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan

tindakan kelas.

3. Observasi (observing). Dalam tahap ini terjadi kegiatan pengamatan

yang dilakukan oleh pengamat.

4. Refleksi (reflecting). Dalam tahap ini terdapat kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Meliputi

pencatatan hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis

hasil pembelajaran, dan mencatat kelemahan-kelemahan untuk

dijadikan bahan penyusunan pada tindakan berikutnya sehingga tujuan

PTK dapat dicapai.

Gambar 3.1

Model Penelitian Kurt Lewin Perencanaan

Tindakan Refleksi

(44)

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian : MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu

Sidoarjo

b. Waktu Penelitian : Semester genap tahun ajaran 2016 – 2017

pada bulan Oktober – sampai selesai

2. Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Raudlatul

Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017 dengan

jumlah siswa sebanyak 36 siswa, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 17

siswa perempuan.

C. Variabel yang Diselidiki

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk menjawab

permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel Input : Siswa kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1

Wonoayu Sidoarjo Tahun Ajaran 2016-2017

2. Variabel Proses : penggunaan media wayang kertas

3. Variabel Output : Peningkatan pemahaman materi peristiwa akhir

(45)

D. Rencana Tindakan

Rencana tindakan pada PTK ini sebagaimana terkandung dalam

pengertian penelitian tidakan kelas itu sendiri yang dinyatakan oleh Kurt

Lewin yang mana dalam satu siklus penelitia terdiri dari empat langkah

pokok, yakni perencanaan, aksi atau tindakan, observasi dan refleksi.

Untuk lebih mengetahui tindakan-tindakan yang kan dilakukan, akan

dijabarkan sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Prasiklus dilakukan untuk mendapatkan data nilai dari hasil

pemahaman siswa, yang dijadikan perbandingan adanya peningkatan

pemahaman materi sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan. Hasil

pra siklus ini kemudian dijadikan acuan untuk membuat rencana

tindakan pada siklus I.

2. Siklus I

Siklus I terdapat empat tahapan yang dilalui, yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi. Adapun penjelasan untuk

masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

(46)

Perencanaan yaitu proses menentukan program perbaikan yang

berangkat dari suatu ide gagasan peneliti.4 Pada proses ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

mengacu kompetensi inti dan kkompetensi dasar mata pelajaran

SKI menggunakan media wayang kertas.

2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

3) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data, yaitu:

a) Lembar aktivitas siswa

b) Lembar aktivitas guru

c) Lembar soal evaluasi

4) Menentukan kriteria keberhasilan dalam penelitian

b. Aksi atau Tindakan

Aksi atau tindakan yaitu perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti

sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dalam RPP. Pada proses

ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan menanyakan kabar

pada siswa

2) Guru bersama siswa berdoa sebelum memulai pelajaran

3) Guru melakukan apersepsi

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

(47)

5) Guru membagi lembar kerja 1.1 secara individu

6) Guru menjelaskan materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW

menggunakan media wayang kertas

7) Siswa mencatat penjelasan guru di lembar kerja oleh guru

8) Guru membagi siswa menjadi enam kelompok, setiap kelompok

beranggotakan enam siswa dan setiap kelompok mendapat lembar

kerja 1.2

9) Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya secara bergantian

10)Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

11)Guru membagikan soal evaluasi

12)Guru bersama siswa membuat kesimpulan

13)Guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran dengan doa

c. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui

efektifitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang berbagai

kekurangan tindakan yang dilakukan. Pada proses ini, peneliti

melakukan pengamatan yang terkait dalam hal-hal sebagai berikut:

1) Data aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Data

ini diperoleh menggunakan lembar kerja observasi guru.

2) Data keaktivan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

(48)

d. Refleksi

Peneliti menyimpulkan data yang telah terkumpul pada tahapan

pengamatan. Peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan dari

implementasi tindakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di

siklus berikutnya. Adapun secara rinci adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan hasil

observasi.

2) Melihat adanya peningkatan pemahaman siswa pada mata

pelajaran SKI materi peristiwa akhir hayat Rasullalah SAW dengan

menggunakan media wayang kertas

3) Merevisi proses pembelajaran terhadap hal-hal yang masih

dianggap sulit oleh siswa.

4) Memberikan solusi untuk mengatasi masalah siswa.

5) Melakukan pertimbangan untuk perbaikan di siklus berikutnya

3. Siklus II

Siklus II mengacu pada analisis refleksi pada siklus I. Siklus II

dilakukan untuk meyakinkan atau menguatkan hasil, atau memperbaiki

langkah terhadap hambatan yang ditemukan pada siklus I. Siklus II ini

(49)

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan pada siklus II ini, peneliti menyusun

rencana pembelajaran kembali berdasarkan kekurangan yang ada pada

siklus I. Pada perencanaan pada siklus II peneliti melakukan :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

mengacu kompetensi inti dan kkompetensi dasar mata pelajaran

SKI menggunakan media wayang kertas.

2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

3) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data, yaitu:

a) Lembar aktivitas siswa

b) Lembar aktivitas guru

c) Lembar soal evaluasi

4) Menentukan kriteria keberhasilan dalam penelitian

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus II, peneliti melaksanakan

pembelajaran materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW

menggunakan media wayang kertas. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus II merupakan rencana pembelajaran yang

telah diperbaiki pada siklus I. Pada siklus II ini, siswa lebih aktif

menggunakan media wayang kertas.

(50)

1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan menanyakan kabar

pada siswa

2) Guru bersama siswa berdoa sebelum memulai pelajaran

3) Guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya pelajaran yang

telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

5) Siswa membaca materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW

6) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai materi

7) Siswa membagi menjadi enam kelompok, setiap kelompok

berjumlah enam siswa

8) Siswa mendapat lembar kerja 2.1

9) Kelompok berdiskusi untuk mempersiapkan diri menjelaskan

materi menggunakan wayang kertas

10)Setiap kelompok bergiliran menjelaskan materi yang telah

didiskusikan menggunakan media wayang kertas

11)Kelompok yang lain mencatat penjelasan kelompok lain pada

lembar kerja

12)Setiap kelompok diperbolehkan bertanya pada kelompok yang

mendapat giliran menjelaskan hasil diskusinya

13)Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang

telah dipelajari

(51)

15)Siswa bersama guru membuat kesimpulan

16)Siswa bersama guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran

dengan doa

c. Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap semua

proses pembelajaran pada siklus II untuk melakukan perbaikan

pembelajaran dengan menggunakan media wayang kertas. Peneliti

mengamati hal-hal sebagai berikut:

1) Data aktivitas guru selama proses pembelajaran. Data ini diperoleh

menggunakan lembar observasi guru

2) Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Data ini

diperoleh menggunakan lembar observasi siswa

d. Refleksi

Peneliti melakukan analisa terhadap hasil yang didapat pada siklus

I dan siklus II. Adakah peningkatan pemahaman materi akhir hayat

Rasulullah SAW mata pelajaran sejarah kebudayaan Rasulullah SAW

menggunakan media wayang kertas.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini ada dua, yaitu:

(52)

1) Siswa

Dalam pengumpulan data di lapangan penulis

menggunakan sumber data primer dengan melalui pengamatan dan

wawancara secara mendalam tentang kemampuan siswa dalam

memahami materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW, aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung, kendala dan

harapan siswa.

2) Guru

Untuk memperoleh informasi pembelajaran pra siklus,

memperoleh data tentang nilai belajar siswa, karakter siswa, dan

melihat keefektifan media wayang kertas dalam meningkatkan

pemahaman siswa pada mata pelajaran SKI materi peristiwa akhir

hayat Rasulullah SAW

b. Sumber data sekunder

Sumber data yang kedua penelitian sebagai bahan tambahan yaitu

berasal dari dokumen yang dibutuhkan yang dimiliki oleh guru.

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam pelaksana penelitian ini, peneliti

menggunakan beberapa teknik diantaranya:

a. Observasi

Observasi adalah serangkaian pencatatan data, pengamatan

(53)

sistematis, sesuai dengan tujuan penelitian. Observasi ini merupakan

teknik pengumpulan data yang valid amat kecil kemungkinan informan

memanipulasi jawaban atau tindakan selama kurun waktu penelitian.5 Dalam teknik ini peneliti mengamati setiap kegiatan-kegiatan yang

ada di kelas tersebut. Untuk dapat secara langsung mengadakan

pengamatan dan pencatatan data sekaligus mendapat informasi yang

sebenarnya. Instrumen yang digunakan dalam observasi ini terdiri dari

dua macam, yaitu:

1) Aktivitas guru pada siklus I dan siklus II

2) Aktivitas siswa pada siklus I dan II

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab

sepihak.6 Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan-pertanyaan hanya diajukan oleh pewawancara. Wawancara

yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara bebas, hal

ini dimaksudkan agar wawancara yang diajukan dapat dijawab oleh

responden tanpa dibatasi oleh patokan yang dibuat oleh pewawancara

5 Nur Syam, Metodologi Penelitian, (Solo: Ramadhani, 1991), 108.

(54)

sehingga jawaban yang didapat berupa jawaban yang benar dan tidak

dibuat-buat atau mengada-ada.

Pewawancara cukup mengambil garis besar informasi yang akan

dibutuhkan sehingga pewawancara harus berinisiatif mengembangkan

materi pertanyaan dan memperkaya informasi yang sedang

dikumpulkan, dengan demikian ada kebebasan untuk memperoleh

informasi dari subyek.7 Hal ini peneliti melakukan wawancara kepada guru Sejarah Kebudayaan Islam yang dilakukan pada hari Kamis

tanggal 27 Oktober 2016 di kantor guru. wawancara berisi tentang

karakteristik peserta didik, kesulitan-kesulitan yang dialami saat proses

pembelajaran dan sebagainya. Hasil wawancara ini digunakan oleh

penulis untuk mengetahui lebih dalam masalah yang akan dikaji.

c. Tes

Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada

atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang siswa atau

kelompok.8 Tes ini dilakukan pada siswa kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo pada mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW. Tes

yang digunakan yaitu tes tulis uraian. Sehingga dapat mengukur

sejauh mana pemahaman siswa pada materi tersebut.

(55)

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah metode pengumpulan data melalui

catatan harian guru, rapor siswa, perangkat pembelajaran, foto kegiatan

pembelajaran yang sedang berlangsung dan sebagainya. Dokumen

merupakan benda-benda mati yang seandainya terdapat kesalahan atau

kekurangan jelasan maka dilihat kembali isinya.9 Pada teknik ini, penulis meminta data yang diperlukan kepada guru Sejarah

Kebudayaan Islam kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu

Sidoarjo seperti dokumen-dokumen penting, dan sebagainya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang,

menggolongkan, serta menyusunnya dalam bentuk klasifikasi data untuk

menjawab pertanyaan pokok.

1. Penilaian tes

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,

kemudian dibagi dengan jumlah siswa, sehingga diperoleh nilai

rata-rata. Penilaian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:10

=∑ ... (Rumus 3.1)

Keterangan:

: nilai rata-rata siswa

9 Nana Sudjana, Penilaian, 109.

(56)

∑X : Jumlah nilai siswa

N : Jumlah siswa

Tabel 3.1

Kriteria Tingkat Keberhasilan Nilai Rata-Rata Kelas Tingkat keberhasilan Nilai

Rata-siklus II digunakan rumus prosentase ketuntasan. Berikut ini adalah

rumus prosentase ketuntasan dalam satu kelas:

= ... (Rumus 3.2)

Keterangan:

P : Presentase ketuntasan belajar siswa

F : Jumlah siswa yang tuntas

(57)

Tabel 3.211

Kriteria Ketuntasan Belajar

Tingkat keberhasilan Kelas (%) Kriteria

81-100%

3. Penilaian Observasi Guru dan Siswa

Untuk menghitung skor dari observasi aktivitas guru dan siswa

selama proses pembelajaran digunakan rumus sebagai berikut:12

= ... (Rumus 3.3)

Keterangan :

P : Nilai perolehan akhir observasi

: Skor perolehan akhir observasi

M : Skor maksimum observasi

Tabel 3.313

Kriteria Hasil Observasi Guru dan Siswa

Skor Kriteria

91-100 Amat Baik

81-90 Baik

11Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remadja Karya,

1988), 106.

12Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), 131.

(58)

71-80 Cukup

60-70 Kurang

<60 Sangat Kurang

Data analisis dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram

dan sebagainya. Analisis ini dilakukan pada tahap refleksi, hasil

analisis ini kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi untuk membuat

rencana tindakan pada siklus selanjutnya agar hasil penelitian dapat

mencapai maksimal.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja bersumber dari hasil pada saat pra siklus dan sesudah

siklus yang mencerminkan pemahaman siswa pada materi yang diajarkan

diharapkan adanya peningkatan pemahaman sesuai nilai yang diperoleh

masing-masing siswa. Indikator kinerja penelitian ini adalah:

1. Nilai rata-rata pemahaman ≥81

2. Jika sekurang-kurangnya 81% dari jumlah siswa yang telah mencapai

KKM

3. Nilai observasi aktivitas guru minimal mencapai 81

4. Nilai observasi aktivitas siswa minimal mencapai 81

H. Tim peneliti dan Tugasnya

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan secara kolaboratif,

yaitu antara guru mata pelajaran dan mahasiswa sebagai peneliti. Adapun

(59)

1. Nama : Hasan Imron, S.Ag

Jabatan : Kepala sekolah sekaligus guru Sejarah Kebudayaan Islam

kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo

Tugas :

a) Bertanggung jawab dalam semua jenis kegiatan

b) Mengamati proses pembelajaran

c) Terlibat dalam kegiatan penelitian

2. Nama : Choiro Ummatin

Jabatan : Mahasiswi Prodi PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya

Tugas :

a) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan

b) Menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen

penelitian, membuat lembar observasi guru dan siswa

c) Pelaksana pembelajaran

d) Menilai hasil tugas dan evaluasi belajar

(60)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pra Siklus

Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mata

pelajaran sejarah kebudayaan Islam kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1

Wonoayu Sidoarjo dengan didukung oleh data nilai yang diberikan oleh

guru kepada peneliti. Berikut ini data nilai sebelum dilakukannya

tindakan:

Tabel 4.1

Data nilai Pemahaman Pra Siklus

No Nama Siswa L/P Nilai pra

Siklus

keterangan

T TT

1 AR L 43 √

2 ASA L 57 √

3 AAAH L 60 √

4 AZA L 55 √

5 ARDO P 78 √

6 AAN L 60 √

(61)

8 AR L 60 √

9 DEF P 42 √

10 FRA L 40 √

11 FN P 45 √

12 FKA P 80 √

13 FFM P 88 √

14 HAW L 95 √

15 ILP P 50 √

16 LPRRV P 75 √

17 MZK P 84 √

18 MAS P 46 √

19 MQ P 85 √

20 MAPB L 80 √

21 MRAH L 62 √

22 MRH L 56 √

23 MRS L 78 √

24 MCM L 50 √

25 MDA L 52 √

(62)

27 MIR L 75 √

28 NY P 76 √

29 NJA P 82 √

30 RFA L 78 √

31 RVA L 45 √

32 SHM P 56 √

33 SNSB P 83 √

34 TNAF P 40 √

35 VAZA P 58 √

36 ALAF L 87 √

Jumlah siswa T dan TT 15 21

Jumlah Nilai 2315

Rata-rata Nilai 64,3

Prosentase Ketuntasan (%) 41,67

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 40

Dari tabel 4.1 merupakan hasil nilai pemahaman siswa mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi peristiwa akhir hayat

Rasulullah SAW sebelum dilaksanakannya tindakan yaitu dengan jumlah

(63)

menghitung rata-rata nilai pemahaman dalam satu kelas digunakan rumus

3.1 yaitu sebagai berikut:

=∑ =231536 = 64,3

Nilai rata-rata pemahaman satu kelas pada pra siklus yaitu 64,3

termasuk ketegori baik namun belum memenuhi kriteria ketuntasan

pemahaman, karena kurang dari 81. Sedangkan untuk menghitung

prosentase ketuntusan pemahaman pada pra siklus ini menggunakan

rumus 3.2 adalah sebagai berikut:

= 100 =1536 100 = 41,67%

dengan rumus tersebut dapat mengetahui prosentase ketuntasan

pemahaman seluruh kelas sebesar 41,67%. Termasuk kategori sedang.

Dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendahnya 40.

Peneliti dan guru melakukan refleksi untuk menemukan faktor

penyebab ketidak keberhasilan tersebut, di antara faktor tersebut yaitu

guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab selama

mengajar, serta tidak pernah menggunakan media pembelajaran. Oleh

karena itu peneliti bersama guru mata pelajaran berupaya untuk

meningkatkan pemahaman siswa materi peristiwa akhir hayat Rasulullah

(64)

2. Hasil Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2017 di kelas V MI

Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo pada pukul 08.20-09.30

WIB. Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berikut ini pemaparan

tahapan-tahapan dari siklus I:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan diawali dengan penentuan waktu dan model

yang digunakan untuk melakukan PTK oleh guru dan peneliti. Pada

tahap ini peneliti menyiapkan hal-hal sebagai berikut:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Lembar Pengamatan Aktivitas siswa dan guru

3) Instrumen evaluasi berupa soal

4) Media yang akan digunakan dalam pemebelajaran yaitu media

wayang kertas

Kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

(3.1) Mengetahui peristiwa-peristiwa di akhir hayat Rasulullah SAW

dengan indikator meliputi menjelaskan peristiwa akhir hayat

Rasulullah, menarik kesimpulan dari khutbah yang disampaikan

Rasulullah pada saat haji wada’, memberikan contoh cara menjaga

pusaka peninggalan Rasulullah, dan menjelaskan hikmah dari

(65)

b. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan tersebut

telah direncanakan dan dilaksanakan menggunakan media wayang

kertas dan alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (1 pertemuan). Berikut

pembahasan dari ketiga kegiatan tersebut.

1) Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan, guru melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan RPP. Guru mengucapkan salam dan

membuka pelajaran dengan doa, menanya kabar siswa serta

tepuk-tepuk yang membangkitkan motivasi siswa, serta mengabsen

kehadiran siswa, pada hari itu, semua siswa hadir. Kemudian guru

melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa, “setiap yang

hidup pasti akan?” siswa menjawab “mati”. Guru melanjutkan

kembali “begitu pula Rasulullah, karena yang kekal hanyalah

Allah”. Dengan apersepsi tersebut siswa menemukan pokok

bahasan yang akan dipelajari yaitu “Peristiwa Akhir Hayat

Rasulullah SAW”. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Adapun langkah yang dilakukan, siswa terlebih dahulu

(66)

lagi mendapatkan pelajaran. Kemudian setiap siswa mendapat

Lembar Kerja.

Gambar 4.1

Siswa mengerjakan Lembar Kerja

Guru mengintruksikan siswa untuk menyimak penjelasan

guru sambil mengisi Lembar kerja, sesudah mendapatkan intruksi

tersebut, siswa menyimak penjelasan guru tentang materi peristiwa

akhir hayat Rasulullah SAW menggunakan media wayang kertas

(67)

Gambar 4.2

Perwakilan Kelompok Melaporkan Hasil Diskusi

Dengan sistem hitung, siswa membagi menjadi enam

kelompok, setiap kelompok berjumlah enam siswa. Setiap

kelompok mendapat Lembar Kerja Kelompok yang dikerjakan di

kertas hijau yang akan ditempel di papan tempel yang telah

disediakan oleh guru. Pada pembagian kelompok ini, siswa kurang

tertib dan kelas tidak kondusif, sehingga membutuhkan waktu

cukup lama untuk menertibkannya kembali. Setelah

masing-masing kelompok berkumpul, dimulai kegiatan diskusi kelompok

dengan bimbingan guru.

Jika telah selesai, kertas hasil diskusi ditempel di papan

tempel yang telah disediakan oleh guru. Kemudian secara

bergantian perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusinya di

(68)

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kagiatan akhir dari proses

pembelajaran pada materi peristiwa akhir hayat Rasulullah

menggunakan media wayang kertas. Siswa bersama guru

melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang

dipelajari untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman

siswa.

Gambar 4.3

Siswa Mengerjakan Soal-Soal Evaluasi

Pada kegiatan ini juga, guru membagikan soal-soal evaluasi

untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas V terhadap

materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW. Siswa mengerjakan

secara mandiri sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing.

(69)

membuat kesimpulan dan refleksi selama pembelajaran

berlangsung. Dan terakhir ditutup dengan doa.

Tabel 4.2

Data Nilai Pemahaman Siklus I

No Nama Siswa L/P Nilai

Siklus I

keterangan

T TT

1 AR L 60 √

2 ASA L 70 √

3 AAAH L 70 √

4 AZA L 50 √

5 ARDO P 80 √

6 AAN L 60 √

7 AMQ P 70 √

8 AR L 70 √

9 DEF P 60 √

10 FRA L 60 √

11 FN P 60 √

12 FKA P 80 √

13 FFM P 95 √

(70)

15 ILP P 60 √

16 LPRRV P 80 √

17 MZK P 90 √

18 MAS P 50 √

19 MQ P 80 √

20 MAPB L 80 √

21 MRAH L 75 √

22 MRH L 75 √

23 MRS L 80 √

24 MCM L 60 √

25 MDA L 60 √

26 MDR L 70 √

27 MIR L 80 √

28 NY P 80 √

29 NJA P 90 √

30 RFA L 85 √

31 RVA L 60 √

32 SHM P 70 √

(71)

34 TNAF P 55 √

35 VAZA P 65 √

36 ALAF L 100 √

Jumlah siswa T dan TT 23 13

Jumlah Nilai 2600

Rata-rata Nilai 72,22

Prosentase Ketuntasan (%) 63,89

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 50

Dari tabel 4.2 merupakan hasil nilai pemahaman siswa

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi peristiwa akhir

hayat Rasulullah SAW pada siklus I yaitu dengan jumlah siswa

tuntas ada 23 siswa dan yang tidak tuntas ada 13 siswa. Dengan

nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya 50. Untuk menghitung

rata-rata nilai pemahaman dalam satu kelas digunakan rumus 3.1

yaitu sebagai berikut:

=∑ =260036 = 72,22

Nilai rata-rata pemahaman satu kelas pada siklus I yaitu

72,22 termasuk ketegori baik namun belum memenuhi kriteria

(72)

menghitung prosentase ketuntusan pemahaman pada siklus I ini

menggunakan rumus 3.2 adalah sebagai berikut:

= 100 =2336 100 = 63,89%

Prosentase ketuntasan pemahaman seluruh kelas sebesar

63,89% Termasuk kategori tinggi. Pada siklus I telah mengalami

peningkatan prosentase ketuntasan pemahaman siswa dibanding

dengan prosentasi ketuntasan pemahaman sebelum dilakukannya

tindakan. Namun belum memenuhi kriteria ketuntasan

pemahaman, karena kurang dari 81%.

c. Observasi

Pada siklus I ini guru mata pelajaran bertindak sebagai

observer yaitu melakukan pengamatan ketika kegiatan pembelajaran

berlangsung. Baik aktivitas peneliti sebagai guru maupun aktivitas

siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung menggunakan media

wayang kertas. Berikut tabel data hasil aktivitas guru pada siklus I:

Tabel 4.3

Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

Kegiatan Uraian kegiatan Skor

1 2 3 4

Awal a. Mengucapkan salam dan berdoa

bersama

b. Mengecek Kehadiran Siswa √

(73)

d. Mengaitkan materi dengan pengetahuan siswa

e. Menyampaikan Tujuan pembelajaran √

Inti

a. Mengajak siswa berkelompok √

b. Memberi penjelasan materi peristiwa

akhir hayat Rasulullah SAW.

mengunakan media wayang kertas

c. Mengajak siswa menyimak penjelasan

materi

d. Mengajak siswa mencatat apa yang

disimak

e. Membimbing siswa dalam mengerjakan

lembar kerja

f. Mengajak siswa mempresentasikan

hasil lembar kerja di depan kelas

Penutup a. Menanya siswa mengenai materi

peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW

b. Memberikan evaluasi dengan

memberikan tugas individu

c. Mengajak siswa menarik kesimpulan

materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW

d. Mengakhiri pembelajaran dengan

berdoa

Jumlah Skor 45

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Kurt Lewin
  Tabel 2.1
gambar dengan ukuran yang lebih besar sehingga dapat terlihat
   Gambar 3.1 Model Penelitian Kurt Lewin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Then, she identifies meanings based on seven types of meaning which are introduced by Leech, they are: conceptual meaning, connotative meaning, stylistic meaning,

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual Skripsi saya yang berjudul “ PERBANDINGAN DATA BOR DAN STANDARD PENETRATION TEST (SPT) DENGAN DATA GEOLISTRIK

: Mengangkat Dosen Pengajar Semester Genap Tahun Akademik 2016/2017 Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia S-2; Magister Teknologi Pendidikan (S-2; Pendidikan Bahasa

Namun seringkali permainan ini susah untuk dimainkan (membutuhkan area yang luas, harus menyusun sasaran tembak terlebih dulu, dll) dan seringkali menjadi tidak aman

Kabupaten dan kota sebagai basis pengelolaan pendidikan dalam otonomi daerah, menurut Ekosiswoyo (2003: 29) menerima beberapa konsekuensi, yaitu (1)

diperoleh hasil tingkat suku bunga kredit dan pertumbuhan jumlah nasabah kredit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. 9) Ita (2014), Variabel dependen

 Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi

Dari Tabel 5 diketahui bahwa menurut observer 1 rata-rata keberhasilan aktifitas guru dalam menerapkan rencana pembelajaran pada siklus II sebesar 91,96%, sehingga taraf