LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAHAN (LAKIP)
TAHUN 2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunianya penyusunan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintahan) ini dapat selesai sesuai waktu yang direncanakan.
LAKIP Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam Tahun
2015 merupakan laporan atas capaian kinerja Tahun Anggaran 2014. Hasil
evaluasi capaian kinerja LAKIP Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota
Pagar Alam Tahun 2014 diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
perbaikan penyusunan dan pengambilan keputusan rencana program dan kegiatan
pada tahun mendatang.
LAKIP disusun atas prinsip pertanggungjawaban, transparansi, dan
relevan dengan kondisi yang ada. Kami menyadari bahwa Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ini, masih banyak perlu perbaikan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak untuk
penyempurnaannya.
Akhir kata kami berharap semoga LAKIP ini bermanfaat bagi semua pihak
dan dapat dipergunakan sebagai salah satu dasar pengambilan kebijakan
Pemerintah Kota Pagar Alam.
Pagar Alam, Januari 2015
Kepala Dinas,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
I . PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Dasar Pelaksana ... 2
1.3. Kewenangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura... 4
1.4. personalia / Sumber Daya Manusia ... 17
1.4. Sistematika LAKIP ... 18
II. PERENCANAAN STRATEGIS ... 19
2.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama... 19
2.2. Visi... 22
2.3. Misi ... 25
2.4.Tujuan ... 26
2.5.Sasaran ... 27
2.6. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran ... 29
2.6.1. Kebijakan ... 29
2.6.2. Program ... 31
2.6.3. Kegiatan ... 32
2.7. Penetapan Kinerja ………... 32
III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 37
3.1. Pengukuran Kinerja ... 37
3.1.1. Input ……….... 39
3.1.2. Proses ……….. 39
3.1.3. Output ………. 39
3.1.4. Outcome ………. 40
3.2. Analisis Evaluasi Pencapaian Kinerja ………. 41
IV. PENUTUP ……….. 54
4.1. Kesimpulan ... 54
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita–cita bangsa
bernegara. Setiap organisasi publik diharuskan lebih terbuka dan dapat
memberikan tranparansi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 30 September 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah dikeluarkan sebagai wujud
pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas
dan legimate, InStrumen yang digunakan intansi pemerintah dalam memenuhi
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan
Pelaksanaan misi organisasi adalah sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah yang terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu
kesatuan yaitu : perencanaan strategik, perencanaan kinerja, pengukuran
kinerja dan pelaporan kinerja.
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), yang
disebut juga Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah
adalah merupakan dokumen Perencanaan Pembangunan Satuan Kerja
Perangkat Daerah untuk masa periode 1 (satu) Tahun. Rencana Kerja SKPD
ini disusun berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
sistem perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan, pengendalian evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
Pembangunan subsektor pertanian di Kota Pagar Alam merupakan
bagian dari pembangunan daerah Kota Pagar Alam yang tidak terlepas dari
pembangunan regional Sumatera Selatan dan pembangunan nasional. Dinas
Tanaman pangan dan Hortikultura sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota
pembangunan subsektor pertanian untuk komoditi pangan dan hortikultura di
Kota Pagar Alam.
Berdasarkan hal di atas, maka pembangunan subsektor pertanian bukan
membangun komoditi tetapi membangun petani sebagai basis pengembangan
usaha rakyat yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana,
pembiayaan, tekonologi serta pemasaran yang memadai sejalan dengan
pendekatan sistem agribisnis dalam pembangunan pertanian dalam arti luas.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan subsektor Pertanian Kota
Pagar Alam dapat dicapai dengan menyusun suatu sistem perencanaan yang
berisikan program–program dan kegiatan pembangunan pertanian untuk
tahun yang akan datang dengan tetap berpedoman kepada Rencana Strategis
(Renstra) DinasTanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2013–2018.
Rencana Kerja SKPD memuat berbagai usulan–usulan pembangunan
pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang didasarkan pada dokumen–
dokumen yang ada dengan mempertimbangankan berbagai kebijakan
Nasional dan Regional serta dipadu serasikan dengan penjaringan aspirasi
masyarakat melalui musrenbang baik tingkat kelurahan, kecamatan Maupun
Kota pagar Alam.
1.2. Dasar Pelaksana
LAKIP Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2015 disusun
berdasarkan beberapa landasan sebagai berikut :
(1). Landasan Idil yaitu Pancasila,
(2). Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945,
(3). Landasan Operasional :
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75;
3 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomr 47 ;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400 );
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 );
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150; Tambahan
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25; Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614 );
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
12. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi;
13. Peraturan Daerah Kota Pagar Alam Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat daerah Kota Pagar
Alam.
14. Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor 20 Tahun 2009, Tentang
Rincian Tugas Pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
1.3 Kewenangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kewenangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dapat
dijabarkan melalui Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam. TUPOKSI Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam adalah sebagai berikut :
Penyelenggaraan pelayanan di Dinas Tanaman Pangan dan
Hortiukultura Kota Pagar Alam dilaksanakan oleh lima bidang yang saling
mendukung, kelima bidang tersebut adalah : Sekretariat, Bidang Tanaman
Pangan, Bidang Produksi Hortikultura, Bidang P2HP (Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian), Bidang PLA (Pengelolaan Lahan dan Air). Lebih
5
1. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi
perkantoran, umum dan kepegawaian, pengelolaan keuangan, urusan
perlengkapan, serta pembinaan dan koordinasi penyusunan program dan
kegiatan dinas.
Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan perencanaan program dan kegiatan pada Sekretariat;
b. Pengkoordinasian penyusunan program dan kegiatan dinas;
c. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi
keuangan, dan administrasi kepegawaian;
d. Pelaksanaan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan
hubungan masyarakat;
e. Pelaksaknaan ketatalaksanaan, kearsipan dan perspustakaan dinas;
f. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan unit kerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai bidang
tugas dan fungsinya.
Dalam menjalankan fungsinya, Bidang Sekretariat dibagi menjadi tiga
subbagian, yaitu :
(a) Subbagian Umum mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kegiatan umum dan kepegawaian;
2. Melaksanakan urusan umum, keprotokolan, hubungan masyarakat,
penyiapan rapat-rapat dinas dan dokumentasi;
3. Melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi
kepegawaian, pengelolaan kearsipan dan perspustakaan dinas;
4. Menyiapkan bahan pembinaan kepegawaian dan penyiapan pegawai
untuk mengikuti pendidikan/pelatihan;
5. Melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai, tenaga
6. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
tugasnya;
7. Menjalin hubungan kerja antar Subbagian dan Sub Bidang;
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris sesuai dengan
tugasnya.
(b) Subbagian Keuangan mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kegiatan penyelenggaraan administrasi keuangan
dinas;
2. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dinas;
3. Melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan
anggaran keuangan dinas;
4. Melaksanakan penyusunan laporan realisasi keuangan, menyusun
laporan keuangan secara berkala dan menyusun laporan keuangan
akhir tahun;
5. Melaksankan pengawasan, evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan
administrasi keuangan dinas; dan
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris, sesuai dengan
tugasnya.
(c) Subbagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja di bidang pertanian, tanaman pangan dan
hortikultura;
2. Memantapkan dan mencatat sasaran pelaksanaan areal tanaman dan
peruntukan lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
3. Mengkordinasikan sumber data hasil survei statistik pertanian;
4. Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan
prasarana di lingkungan dinas;
5. Melaksanakan urusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan
inventarisasi barang-barang inventaris;
7 7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai dengan
tugasnya.
3. Bidang Tanaman Pangan
Bidang Produksi Tanaman Pangan mempunyai tugas merumuskan
dan melaksanakan penerapan dan pengembangan teknologi pertanian
tanaman pangan, peningkatan produksi padi dan palawija, serta
pengembangan sarana dan prasarana tanaman pangan.
Fungsi Bidang Produksi Tanaman Pangan:
a. Penyusunan program dan kegiatan bidang produksi tanaman pangan ;
b. Perumusan kebijakan teknis penerapan dan pengembangan teknologi
pertanian tanaman pangan, peningkatan produksi padi palawija, serta
sarana dan prasarana tanaman pangan.
c. Pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam penerapan dan
pengembangan teknologi pertanian tanaman pangan, peningkatan
produksi padi palawija, serta sarana dan prasarana tanaman pangan ;
d. Pelaksanaan penerapan dan pengembangan teknologi pertanian
tanaman pangan, peningkatan produksi padi palawija, serta sarana dan
prasarana tanaman pangan;
e. Pelaksanaan koordinasi dengan UPTD dalam penerapan dan
pengembangan teknologi pertanian tanaman pangan, peningkatan
produksi padi dan palawija, serta sarana dan prasarana serta
perbenihan tanaman pangan;
f. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengembangan dan penerapan
teknologi pertanian tanaman pangan, peningkatan produksi padi dan
palawija, serta sarana dan prasarana tanaman pangan ;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai bidang
tugas dan fingsinya.
Dalam menjalankan fungsinya, Bidang Produksi Tanaman Pangan
dibagi menjadi tiga seksi, yaitu :
1. Menyusun rencana kerja di bidang pengkajian, pengembangan dan
penerapan produksi padi dan palawija;
2. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pengkajian, penerapan
dan pengembangan teknologi perbenihan tanaman pangan dan
perlindungan tanaman pangan;
3. Menyiapkan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi
pelaksaan pengkajian, penerapan dan pengembangan teknologi
bidang tanaman pangan;
4. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan pengkajian dan
pengembangan penerapan teknologi bidang tanaman pangan ;
5. Melaksanakan pengadaan sarana teknologi budidaya pertanian
tanaman pangan ;
6. Merencanakan pembinaan, pengendalian dan pelaporan statistik
pertanian dan pengamatan organisme pengganggu tanaman secara
teratur;
7. Memfasilitasi penyebaran informasi teknologi pertanian tanaman
pangan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Perguruan Tinggi dan sumber-sumber lain kepada petani ;
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang tugasnya ; dan
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
(b) Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman, mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja peningkatan perbenihan dan perlindungan
tanaman pangan
2. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan program
pengadaan dan pelaporan berbagai varietas benih tanaman pangan
dan perlindungan tanaman pangan ;
9 4. Menyiapkan bahan pembinaan dan koordinasi dengan UPTD dalam
menyusun rencana kebutuhan benih, produksi benih, areal
penangkaran tanaman pangan;
5. Melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi dalam
sertifikasi benih, penyaluran benih tanaman pangan dan
hortikultura ;
6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang tugasnya ; dan
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai
dengan tugasnya.
(c) Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja di Bidang Pengembangan Sarana dan
Prasarana tanaman pangan ;
2. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan
sarana dan prasarana tanaman pangan ;
3. Menyiapkan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi
pelaksanaan pengembangan sarana dan prasarana tanaman pangan ;
4. Melaksanakan bimbingan teknis usaha tani konservasi lahan dan
rehabilitasi lahan, serta tata guna air untuk tanaman pangan ;
5. Menyusun rencana kerja pemanfaatan lahan tanaman pangan
berdasarkan kesesuaian lahan dan tata ruang wilayah ;
6. Menginvetarisir kebutuhan sarana dan prasarana produksi untuk
tanaman padi dan palawija ;
7. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemanfaatan,
pemeliharaan dan pengelolaan dan pengembangan ALSINTAN ;
8. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan terhadap bengkel /
perakitan dan rancang bangun ALSINTAN ;
9. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap
penyimpanan , penggunaan dan peredaran / distribusi pupuk dan
10.Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang tugasnya ; dan
11.Melaksnakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai
dengan tugasnya.
3. Bidang Produksi Hortikultura
Bidang Produksi Hortikultura mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis penerapan dan pengembangan teknologi
hortikultura, peningkatan produksi hortikultura, serta pengembangan
sarana dan prasarana hortikultura.
Bidang Hortikultura mempunyai tugas :
a. Penyusun program dan kegiatan bidang produksi hortikultura;
b. Perumusan kebijakan teknis penerapan dan pengembambangan teknlogi
pertanian hortikultura, peningkatan produksi hortikultura, serta sarana
dan prasarana hortikultura;
c. Pembinaan, koordinasi dan fasilitas dalam pengembangan dan
penerapan teknologi pertanian hortikultura, peningkatan produksi
hortikultura, serta sarana dan prasarana hortikultura;
d. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengembangan dan penerapan
teknologi pertanian hortikultura, peningkatan produksi hortikultura,
serta sarana dan prasarana;
e. Pelaksanaan pembinaan terhadap pelaku agribisnis hortikultura;
f. Pelaksanaan koordinasi dengan UPTD dalam penerapan teknologi
pertanian hortikultura, peningkatan produksi hortikultura, sarana dan
prasarana hortikultura, serta perbenihan hortikultura;
g. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengembangan dan penerapan
teknologi pertanian hortikultura, peningkatan produksi hortikultura,
serta pengembangan sarana dan prasarana hortikultura;
11 Dalam menjalankan fungsinya, Bidang Hortikultura dibagi menjadi
tiga seksi, yaitu :
(a) Seksi pengembangan Produksi Sayuran dan Biofarmaka, memiliki
tugas:
1. Menyusun rencana kerja di bidang pengkajian, pengembangan dan
penerapan teknologi pertanian hortikultura;
2. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pengkajian, penerapan
dan pengembangan teknologi produksi sayuran dan biofarmaka;
3. Menyiapkan bahan pembinaan terhadap kualitas produksi sayuran
dan biofarmaka;
4. Melaksanakan pengkajian varietas tanaman sayuran dan biofarmaka;
5. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan usaha tani sayuran dan
biofarmaka dengan pola agribisnis;
6. Melaksanakan pengembangan komoditas unggulan spesifik lokasi;
7. Menyusun dan membuat rekomondasi teknis spesifik lokalita
penggunaan sarana dan prasarana produksi tanaman pangan;
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang tugasnya; dan
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai
dengan tugasnya.
(2) Seksi Pengembangan Produksi Buah-buahan dan Tanaman Hias
memiliki tugas :
1. Menyusun rencana kerja di bidang peningkatan dan pengembangan
produksi buah-buahan dan tanaman hias;
2. Menyiapkan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitas dan evaluasi
dalam pelaksanaan pengembangan produksi buah-buahan dan
tanaman hias;
3. Menyusun rencana dan melaksanakan pengembangan produksi
buah-buahan dan tanaman hias kelompok tani dan penangkar benih;
4. Melaksanakan pembinaan terhadap pelaku agribisnis buah-buahan
5. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian produksi, produktifitas dan
mutu produksi buah-buahan dan tanaman hias;
6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang tugasnya; dan
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai
dengan tugasnya.
(3) Seksi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman, mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana kerja di bidang pengembangan sarana dan
prasarana perbenihan dan perlindungan tanaman;
b. Menyiapkan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi
pelaksanaan pengembangan perbenihan dan perlindungan tanaman;
c. Melaksanakan pembinaan penggunaan bibit bermutu tanaman
hortikultura;
d. Merencanakan dan memfasilitasi perluasan areal tanaman
hortikultura;
e. Melaksanakan pembinaan kepada petani / pelaku usaha hortikultura
terhadap pemanfaatan benih yang bermutu;
f. Melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang tugasnya; dan
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai
dengan tugasnya.
4. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air.
Bidang Pengelolaan Lahan dan Air, Sarana, Prasarana mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan bidang pengelolaan lahan, air,
sarana dan prasarana;
b. Perumusan kebijakan konservasi tanah / lahan dan air serta sumber
13 c. Melaksanakan pemantauan dan menyediakan sarana pertanian yang
meliputi pupuk, pestisida dan benih serta peralatan mesin pertanian
(alsintan);
d. Pembinaan bimbingan penerapan standar-standar yang meliputi sarana
prasarana tenaga dan metode;
e. Pelaksanaan koordinasi dengan UPTD di bidang pengelolaan lahan,
air dan sarana prasarana;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai bidang
tugas dan fungsinya.
Dalam menjalankan fungsinya, PLA Sapras dibagi menjadi tiga
seksi, yaitu :
(a) Seksi pengolahan Lahan dan Air mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja di bidang pengelolaan pengolahan Lahan
dan Air;
2. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pelaksanaan
pengolahan Lahan dan air;
3. Melaksanakan pengamatan dan pengkajian agroklimat;
4. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan kelompok tani pemakai
air (P3A);
5. Melakukan pengawasan dan pencegahan alih fungsi lahan sawah
irigasi teknis dan setengah teknis;
6. Melaksanakan pengawasan, pendataan percetakan sawah baru;
7. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaaan
kegiatan bidang tugasnya; dan
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai
dengan tugasnya.
(b) Seksi Pupuk dan Pestisida, mempunyai tugas:
1. Melaksanakan perencana penggunaan pupuk dan pestisida;
2. Melaksanakan penyuluhan penggunaan pupuk dan pestisida;
4. Melakukan pengawasan penyimpanan, penggunaan serta
pemusnahan pupuk dan pestisida;
5. Melaksanakan pemantauan distribusi dan harga pupuk dan
pestisida;
6. Memberikan pembinaan kepada petani standarisasi pupuk dan
pestisida;
7. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
penggunaan pupuk dan pestisida;
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai
dengan tugasnya.
(c) Seksi pengembangan Alsintan, mempunyai tugas;
1. Menyusun rencana kerja di bidang pengkajian, pengembangan dan
penerapan teknologi pertanian tanaman pangan;
2. Menyiapkan bahan pembinaan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi
pengembangan teknologi bidang tanaman pangan;
3. Melaksanakan perencana kebutuhan alsintan;
4. Melaksanakan pengawasan unit usaha pelayanan jasa alsintan;
5. Mengadakan pengawasan dan pembinaan mutu, alat dan mesin
pertanian;
6. Melasanakan bimbingan cara mengoprasikan dan pemeliharaan alat
dan mesin pertanian;
7. Melaksanakan pembinaan kepada pengrajin alat dan mesin
pertanian;
8. Merekomendasikan penggunaan alat dan mesin pertanian untuk
keperluan lokal;
9. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang tugasnya; dan
10.Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala bidang sesuai
15
5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian mempunyai
tugas menyusun perencanaan program pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian.
Untuk melaksanakan tugas bidang pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian menyelenggarakan fungsi :
a. Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis pengelolaan dan
pemasaran hasil pertanian.
b. Perumusan kebijakan teknis produksi pasca panen pertanian
c. Pengkoordinasian dengan unit kerja di lingkungan Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura dalam pemasaran hasil pertanian
d. Pembinaan, koordinasi dan fasilitas dalam penyusunan penyaluran
hasil pertanian
e. Melaksanakan bimbingan teknis pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian
f. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan
kegiatan dinas, dan
g. Pelaksaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Dalam menjalankan fungsinya, Bidang Sekretariat dibagi menjadi
tiga seksi, yaitu :
(a) Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian Mempunyai Tugas :
1. Melaksanakan bimbingan standar-standar teknis pembinaanmutu
dan pengolahan hasil pertanian
2. Melaksanakan pemantauan pengawasan lembaga sistem mutu
produk pertanian
3. Melaksanakan bimbingan peningkatan mutu hasil pertanian
4. Melaksanakan bimbingan pengolahan unit pengolahan alat
transportasi unit penyimpanan hasil pertanian
5. Melakukan bimbingan penerapan teknologi panen, pasca panen dan
6. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan perencanaan, dan
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai
dengan tugasnya.
(b) Seksi Pemasaran dan Promosi Hasil Pertanian, Mempunyai Tugas :
1. Menyusun rencana kerja di bidang pemasaran dan promosi hasil
pertanian
2. Melaksanakan kerja sama dan Promosi hasil pertanian
3. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan hasil produksi tanaman
pangan dan hortikultura
4. Melaksankan pembinaan kepada sub terminal agrobisnis
5. Melaksanakan bimbingan usaha tani, manejemen dan pencapaian
pola kerjasama usaha tani
6. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang tugasnya.
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang, sesuai
dengan tugasnya
(c) Seksi Pengolahan dan Analisa Data, mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana pengolahan pemasaran hasil pertanian tanaman
pangan dan hortikultura
b. Melaksanakan pengolahan data hasil pemasaran produksi tanaman
pangan dan hortikultura
c. Menganalisa data pengolahan hasil pertanian
d. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
bidang tugasnya
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang, sesuai
17
1.4 Personalia / Sumber Daya Manusia
Rincian kepegawaian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota
Pagar Alam per 31 Desember Tahun 2014 disusun berdasarkan pangkat
golongan dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Rincian Pegawai Berdasarkan Golongan.
Golongan A B C D Jumlah
IV 3 1 - - 4
III 10 14 11 6 41
II 3 - - 3
Honorer - - - - -
TKS - - - 28
Jumlah 76
Tabel 2. Rincian Pegawai Berdasarkan Tigkat Pendidikan.
Golongan S2 S1 D3 SMA SMP
IV 2 2 - -
III 5 35 - 1
II - - - 3
Honorer - - - -
TKS 12 3 12 1
1.5. Sistematika LAKIP
Pembuatan LAKIP SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
disusun secara sistematis yang terdiri dari:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada Bab ini diuraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan
penyusunan LAKIP, dasar hukum, kewenangan dan sistematika.
BAB 2. PERENCANAAN STRATEGIS
Pada Bab ini diuraikan tentang visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara
mencapai tujuan dan sasaran.
BAB 3. AKUNTABILITAS
Pada Bab ini diuraikan tentang pengukuran kinerja dan akuntabilitas
masing-masing program dan kegiatan.
BAB 4. PENUTUP
19
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS
2.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap organisasi pemrintahan, baik di
pusat maupun di daerah menyusun laporan keuangan berbasis kinerja. Dalam
menyusun laporan keuangan berbasis kinerja diperlukan satuan dan ukuran yang
disebut dengan Indikator Kinerja. Perkembangan Indikator kinerja diawali sejak
terbitnya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah hingga terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pemerintahan,
perlu memperhatikan Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang sering pula disebut Key Performance Indicator. Dalam ketentuan
umum Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan
Indikator Kinerja Utama disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 setiap
unit kerja mandiri wajib menyusun Indikator kinerja utama.
IKU ditetapkan, dan merupakan acuan ukuran kinerja yang dipergunakan
oleh Pemerintah Kota dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
di lingkungan Pemerintah Daerah. IKU digunakan dasar untuk menetapkan
Rencana Kinerja Tahunan, menyusun Rencana Kerja dan Anggaran, menyusun
Pemerintah (LAKIP) serta melakukan evaluasi penyampaian kinerja sesuai
dengan dokumen Rencana Pembangunan.
Pemilihan Indikator kinerja pada pemerintah Kota/kota menggunakan
indikator kinerja pada tinggkat outcome dan menggambarkan keberhasilan
instansi pemerintah secara keseluruhan organisasi. Keberhasilan instansi
pemerintah merupakan keberhasilan bersama dari beberapa unit kerja yang ada di
lingkungan instansi pemerintah tersebut, dengan kata lain, pemilihan indikator
kinerja pada pemerintah daerah bukan sekedar gabungan dari berbagai indikator
kinerja pada unit kerja pendukungnya.
Tabel 3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama
SASARAN IKU SATUAN
Meningkatnya Keterampilan petani dalam kewirausahaan pertanian dan tanaman pangan dari 65 % Pada tahun 2014 menjadi 80 % Pada tahun 2018
Persentase petani yang
pertanian/perkebunan dari 70% Pada tahun 2014 menjadi 85% Pada tahun 2018 pengguna air dalam produksi
pertanian/perkebunan dar 45% Pada tahun 2014 menjadi 65 %. Pada tahun 2018 untuk padi/beras organic terhadap kebutuhan dari 75% Pada tahun 2014 menjadi 90% Pada tahun 2018
Persentasi ketersediaan saprodi untuk padi/beras
organik %
Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk tanaman hias terhadap kebutuhan dari 45% Pada tahun 2014 menjadi 65% Pada tahun 2018
Persentasi ketersediaan saprodi tanaman hias
%
Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk rumah kompos terhadap
kebutuhan dari 4 unit Pada tahun 2014 menjadi 8 unit Pada tahun 2018
Jumlah unit ketersediaan
saprodi kompos Unit
21
Meningkatnya intensifikasi tanaman padi dan palawija dari 85.% Pada tahun 2014 menjadi 95% Pada tahun 2018
Persentase peningkatan intensifikasi tanaman padi dan palawija
%
Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Durian) dari 120 Batang Pada tahun 2014 menjadi 200 Batang Pada tahun 2018
Jumlah bibit Durian yang tersedia
Batang
Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Mangga) dari 120 Batang Pada tahun 2014 menjadi 200 Batang Pada tahun 2018
Jumlah bibit Mangga yang tersedia
Batang
Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Sawo) dari 60 Batang Pada tahun 2014 menjadi 100 Batang Pada tahun 2018.
Jumlah bibit Sawo yang tersedia
Batang
Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Salak) dari 60 ribu ribu Batang Pada tahun 2014 menjadi 75 ribu Batang Pada tahun 2018
Jumlah bibit Salak yang tersedia
Batang
Meningkatnya luas areal sawah dari 3500 ha pada tahun 2014 menjadi 4000 ha pada tahun 2018
Jumlah sawah yang
tersedia Ha
Meningkatnya ketersediaan bibit unggul pertanian/perkebunan dari 75 % Pada tahun 2014 menjadi 90 % Pada tahun 2018
Persentase ketersediaan bibit unggul
pertanian/perkebunan %
Meningkatnya produk, produktivitas dan mutu produk pertanian/perkebunan dari 30 orang Pada tahun 2014 menjadi 45 orang Pada tahun 2018
Jumlah petani yang menguasai peningkatan produk dan produktivitas pertania/perkebunan
Orang
Meningkatnya ketersediaan jenis pangan olahan dari 5 jenis Pada tahun 2014 menjadi 10 jenis Pada tahun 2018
Jumlah jenis olahan pangan
yang tersedia jenis
Ketersediaannya alat pasca panen kentang dan rak dari 3 paket Pada tahun 2014 menjadi 5 paket Pada tahun 2018
Jumlah paket alat pasca
panen yang tersedia Paket
Ketersediaannya
pembenihan/pembibitan dari 1 paket. Pada tahun 2014 menjadi 2 paket Pada tahun 2018
Jumlah paket pembenihan yang tersedia
paket
Meningkatnya ketersediaan benih jagung dari 25 Kwintal Pada tahun 2014 menjadi 35 Kwintal Pada tahun 2018
Jumlah benih jagung yang
tersedia Kwintal
Meningkatnya ketersediaan bibit
tanaman hias dari 60% Pada tahun 2014 menjadi 85 %Pada tahun 2018
Jumlah paket bibit tanaman
hias yang tersedia %
Meningkatnya jumlah jaringan irigasi dari 6 Paket Pada tahun 2014 menjadi 10 paket Pada tahun 2018
Jumlah jaringan irigasi yang
Terlaksannya Besemah Expo Frekuensi Besemah Expo Kali Terlaksananya Pekan Flori dan Flora
Nasional
Frekuensi Pekan Flori dan
Flora kali
Meningkatnya ketersediaan jalan usaha tani dari 3 Km Pada tahun 2014 menjadi 7 Km Pada tahun 2018
Panjang jalan usaha tani
Km
Perencanaan Strategik (Renstra) merupakan suatu proses yang berorientasi
pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara
sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan
kendala yang ada atau yang mungkin tumbuh. Renstra memuat visi misi, tujuan
sasaran dan cara mencapai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Secara
ringkas Rencana Strategik Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dapat dilihat
pada Lampiran 1.
2.2. Visi
Setiap lembaga perlu memiliki visi guna mengetahui gambaran keadaan
yang ingin dicapai dalam kurun waktu yang panjang. Dalam Modul
Perencanaan Berbasis Kinerja & Perjanjian Kinerja disebutkan : “Visi adalah
cara pandang jauh ke depan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar
tetap eksis, antisipatif, dan inovatif”. (Meneg PAN, 2008:18). Visi merupakan
suatu gambaran yang menantang, keadaan masa depan yang diinginkan oleh
instansi pemerintah serta mampu sebagai perekat.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam sebagai
salah satu Satuan Kerja Perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota
Pagar Alam wajib menetapkan visi. Perumusan Visi Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kota Pagar Alam mengacu pada Tugas Pokok dan fungsi
seperti tertuang dalam Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor 20 Tahun 2009
Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, menggambarkan : Apa yang
ingin dicapai, berorientasi pada masa depan, mempunyai arah dan fokus
23 Alur pernyataan visi diawali dengan melihat tugas pokok dan fungsi
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam, kemudian
menyelaraskan dengan visi dan misi Kota Pagar Alam, mempertimbangkan
Analisis Lingkungan Internal (ALI), Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)
serta tantangan organisasi ke depannya. Alur pernyataan visi dapat dilihat
pada Gambar 1:
Gambar 1. Alur Pikir Penyusunan Visi dan Misi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam.
Perumusan Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar
Alam mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus
strategi yang jelas, mampu menjadi perekat komponen Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura, memiliki orientasi masa depan, mampu menumbuhkan
komitmen seluruh jajaran dan mampu menjamin kesinambungan
kepemimpinan organisasi.
TUPOKSI DTPH
VISI DAN MISI KOTA PAGARALAM
VISI
MISI ANALISIS
LINGKUNGAN INTERNAL
ANALISIS LINGKUNGAN
EKSTERNAL
TUJUAN DAN SASARAN
CARA MENDAPATKAN TUJUAN DAN SASARAN
Berdasarkan hal tersebut di atas maka Visi Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kota Pagar Alam sebagai berikut :
“ Terwujudnya Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang modern,
tangguh dan efisien berdaya saing untuk mencukupi pangan serta berbasis
sumber daya lokal menuju Kota Pagar Alam Sejahtera Tahun 2013 “
Penjelasan tentang Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota
Pagar Alam:
1. Modern : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam
bertekad untuk mewujudkan. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
yang maju mengikuti perkembangan dan perubahan zaman secara cerdas
dan bertanggung jawab.
2. Tangguh : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam
bertekad untuk mewujudkan. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
yang mandiri ditandai oleh terciptanya kondisi pertanian Masyarakat/
rakyat yang dinamis.
3. Efisiensi :Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam
bertekad meciptakan efisiensi guna peningkatan produktivitas bidang
Tanaman Pangan dan Hortikultura melalui pemanfaatan modal dan
teknologi pertanian.
4. Berdaya Saing : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar
Alam bertekad untuk mewujudkan, Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura yang berorentasi pasar dengan meningkatkan pangsa pasar
(lokal, regional, nasional dan internasional) dalam mengendalikan
efesiensi, produktivitas dan nilai tambah melalui kreativitas sumber daya
manusia yang terdidik dan terlatih.
5. Berbasis Sumber Daya Lokal : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kota Pagar Alam bertekad untuk mewujudkan, Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura dengan mewujudkan produktivitas tanaman pangan dan
25 tercapainya kecukupan konsumsi pangan serta kesejahteraan masyarakat
Kota Pagar Alam Tahun 2014.
2.3. Misi
Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam
diwujudkan dengan penetapan Misi. Mentri Negara PAN menyatakan: “Misi
merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan
sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasasi kepada
suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organissai itu ada, apa yang
dilakukannya, dan bagaimana melakukannya” ( Meneg PAN, 2008:20)
Misi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kinerja, profesionalisme dan integritas aparat dalam
melaksanakan tugas pelayanan pembangunan dan pemberdayaan aparatur
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
2. Menggerakan potensi sumber daya pangan dan Hortikultura untuk
menghasilkan produksi pangan dan hortikultura yang ASUH (Aman,
Sehat, Unggul dan Halal)
3. Mendorong tumbuh dan berkembangnya teknologi sehingga mampu
meningkatkan sekaligus dapat membangun pertanian
4. Memberdayakan Sumber Daya Manusia pertanian agar dapat
meningkatkan produk yang berdaya saing tinggi
5. Menyediakan kebutuhan pangan yang cukup, baik kwalitas maupun
kwantitas
6. Menciptakan peluang ekonomi dan lapangan kerja di bidang agribisnis
untuk menigkatkan kesejahteraan masyarkat
Misi Pertama menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam untuk meningkatkan
kinerja profesionalisme dan integritas aparatur dalam melaksanakan tugas
pelayanan, pembagunan dan pemberdayaan aparatur sehingga dapat
Misi Kedua menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam menggerakan semua potensi
sumber daya pangan dan hortikultura guna mengghasilkan produksi pangan
dan hortikultura yang ASUH (Aman, Sehat, Unggul dan Halal) sehingga dapat
menghasilkan kesejahteraan masyarakat Kota Pagar Alam.
Misi Ketiga menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam untuk mendorong tumbuh dan
berkembangnya teknologi sehingga mampu meningkatakan penerapan
teknologi sekaligus dapat membangun pertanian
Misi Keempat menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam untuk Memberdayakan
Sumber Daya Manusia pertanian agar dapat menghasilkan produk–produk lain
di pasar.
Misi Kelima menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam untuk Menyediakan
komoditi pangan dan hortikultura yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas
dalam rangka mencapai kecukupan konsumsi pangan serta kegiatan
masyarakat Kota Pagar Alam Tahun 2018.
Misi Keenam menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam untuk Menciptakan
peluang ekonomi dan lapangan kerja di bidang agribisnis dalam rangka
menguatkan kesejahteraan masyarakat Kota Pagar Alam.
2.4. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan
misi. Meneg.PAN menyatakan: “Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun. Tujuan organisasi harus
konsisten dengan tugas dan fungsinya. Secara kolektif, tujuan organisasi
27 keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi.
Tujuan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam
yang ditetapkan lima tahun ke depan meliputi :
1. Meningkatkan Kesejahteraan petani
2. Meningkatkan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
3. Meningkatkan Ketahanan Pangan pertanian/Perkebunan
4. Meningkatkan Produksi pertanian/perkebunan
5. Meningkatkan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
2.5. Sasaran
Setelah ditetapkan tujuan DTPH, selanjutnya ditentukan sasaran.
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran,
triwulanan atau bulanan. Sasaran diusahakan dalam bentuk kuantitatif
sehingga dapat diukur. Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai
melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan”
Meneg PAN, 2008:21-22). Sementara itu menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, sasaran (target) hasil yang
diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu
kegiatan.
Dari dua pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sasaran
kegiatan adalah hasil yang ingin dicapai dalam jangka waktu bulanan,
triwulanan paling lama satu tahun. Sasaran yang ditetapkan oleh DTPH
sebagai penjabaran dari tujuan DTPH adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya Sarana dan Prasarana Kerja Aparatur
2. Terlaksananya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
3. Tercukupinya Pangan Pertanian/Perkebunan
4. Terwujudnya Pembangunan Ekonomi
5. Meningkatnya Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
7. Meningkatnya Produksi Pertanian/Perkebunan
Hubungan Tujuan dan Sasaran Kegiatan DTPH dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tujuan dan Sasaran Kegiatan DTPH
NO TUJUAN SASARAN KEGIATAN DTPH
01 Meningkatkan Kesejahteraan petani
Meningkatnya Keterampilan petani dalam kewirausahaan pertanian dan tanaman pangan dari 65 %. Pada tahun 2014 menjadi 80 % Pada tahun 2018
Meningkatnya kemampuan kelompok tani dalam produksi pertanian/perkebunan dari 70 %. Pada tahun 2014 menjadi 85 % Pada tahun 2018
Meningkatnya kemampuan kelompok pengguna air dalam produksi pertanian/perkebunan dari 45 %. Pada tahun 2014 menjadi 65 %. Pada tahun 2018
02 Meningkatkan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk padi/beras organik terhadap kebutuhan dari 75 % Pada tahun 2014 menjadi 90% Pada tahun 2018
Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk tanaman hias terhadap kebutuhan dari 45 .% Pada tahun 2014 menjadi 65% Pada tahun 2018
Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk rumah kompos terhadap kebutuhan dari 4 unit Pada tahun 2014 menjadi 8 unit Pada tahun 2018
Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk kentang terhadap kebutuhan dari 70 % Pada tahun 2014 menjadi 85% Pada tahun 2018
03 Meningkatkan Ketahanan Pangan pertanian/Perkebunan
Meningkatnya intensifikasi tanaman padi dan palawija dari 85% Pada tahun 2014 menjadi 95% Pada tahun 2018
Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Durian) dari 120 Batang Pada tahun 2014 menjadi 200 batang Pada tahun 2018
Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Mangga) dari 120 Batang Pada tahun 2014 menjadi 200 batang Pada tahun 2018
Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Sawo) dari 60 Batang Pada tahun 2014 menjadi 100 batang Pada tahun 2018
Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Salak) dari 60 ribu Batang Pada tahun 2014 menjadi 75 ribu batang Pada tahun 2018
29 Produksi
pertanian/perkebunan
pertanian/perkebunan dari 75 % Pada tahun 2014 menjadi 90% Pada tahun 2018
Meningkatnya produk, produktivitas dan mutu produk pertanian/perkebunan dari 30 orang Pada tahun 2014 menjadi 45 orang Pada tahun 2018 Meningkatnya ketersediaan jenis pangan olahan dari 5 jenis Pada tahun 2014 menjadi 10 jenis Pada tahun 2018
Meningkatnya Ketersediaannya alat pasca panen kentang dan rak dari 3 paket Pada tahun 2014 menjadi 5 paket Pada tahun 2018
MeningkatnyaKetersediaannya
pembenihan/pembibitan dari 1 paket. Pada tahun 2014 menjadi 2 paket Pada tahun 2018
Meningkatnya ketersediaan benih jagung dari 25 Kwintal Pada tahun 2014 menjadi 35 Kwintal Pada tahun 2018
Meningkatnya ketersediaan bibit tanaman hias dari 60 % Pada tahun 2014 menjadi 85 %Pada tahun 2018
Meningkatnya jumlah jaringan irigasi dari 6 Paket Pada tahun 2014 menjadi 10 paket Pada tahun 2018
05 Meningkatkan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
Terlaksannya Besemah Expo
Terlaksananya Pekan Flori dan Flora Nasional Meningkatnya ketersediaan jalan usaha tani dari 3 Km Pada tahun 2014 menjadi 7 Km Pada tahun 2018
2.6. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan direalisasikan melalui
kebijakan, program dan kegiatan. Agar tujuan dan sasaran dapat dicapai
dengan optimal maka diperlukan cara mencapai tujuan dan sasaran. Cara
mencapai tujuan dan sasaran selengkapnya terdapat pada lampiran
Perencanaan Strategik yang terdiri dari tiga komponen yaitu : Kebijakan,
Program dan Kegiatan
2.6.1. Kebijakan
Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan dari Walikota yang akan
Daerah, Badan, Dinas maupun Kantor. Setiap tahun dalam Perencanaan
Strategik ditetapkan sebuah kebijakan Pemerintah Kota Pagar Alam sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Kebijakan Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan sarana dan prasarana kerja aparatur untuk meningkatkan
pelayanan administrasi umum
2. Penyediaan pemeliharaan operasional saran prasarana kerja aparatur
untuk meningkatkan kinerja
3. Meningkatnya keikutsertaan aparatur dalam pendidikan dan pelatihan
sebesar ± 25 %
4. Meningkatkan produksi hasil tanaman pangan dan hortikultura masing
masing sebesar ± 5 % dan ± 3 % / tahun
5. Penyediaan sarana prasarana pertanian dilakukan secara bertahap
sesuai kebutuhan
6. Penyediaan sapras teknologi pertanian tepat guna bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan petani dan penerapan teknologi pertanian
7. Peningkatan penerapan teknologi pertanian tepat guna dilakukan
dengan mengadakan pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi
pertanian tepat guna
8. Peningkatan pemasaran hasil produksi pangan dan holtikultura
dilakukan melalui promosi hasil pertaniandan pembangunan sarana
prasarana pasar
9. Peningkatan kwalitas hasil produksi pangan dan hortikultura yang
diiringi dengan penyediaan benih / bibit unggul yang tahan Hama dan
penyakit tanaman serta penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir
dalam pengendalian OPT.
10.Meningkatkan ketersediaan komoditi pangan dan hortikultura ASUH
31 12.Penyediaan sarana prasarana agribisnis dapat menguntungkan
masyarakat/petani sehingga kesejahteraan mereka juga meningkat
2.6.2. Program
Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah
ditetapkan. Program ini merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan
pelaksanaan tujuan dan sasaran serta kebijakan dengan demikian program
disusun secara nyata, sistimatis dan terpadu.
Program-program DTPH Kota Pagar Alam yang strategik pada tahun
2014 adalah :
1. Program Pelayanan administrasi perkantoran
2. Program peningkatan sarana prasarana aparatur
3. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
4. Program Pengembangan data/ informasi
5. Program peningkatan kesejahteraan petani
6. Program peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan
7. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian / perkebunan
8. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian pertanian/
perkebunan
9. Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan
2.6.3. Kegiatan
Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dijabarkan dalam
Rencana Kinerja Tahunan (RKT). RKT disusun setiap tahun. RKT memuat
informasi tentang : (a) Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun
yang bersangkutan; (b) Cara mencapai tujuan dan sasaran berupa : Kebijakan,
program; dan kegiatan serta indikator kinerja kegiatan dan target capaiannya.
2.7. Penetapan Kinerja
Penetapan Kinerja adalah perjanjian antara 2 (Dua) belah pihak
anatara Kepala SKPD/Bagian dengan Walikota Pagar Alam dalam
mewujudkan target kinerja dalam rangka mencapai target kinerja jangka
menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaaan.
Ditetapkan pada bulan Februari 2014.
Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahun 2014
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA TARGET
33
7 TERSEDIANYA BAHAN
35 an tepat guna (Jalan Usaha Tani dan
100% Pengadaan sarana dan prasarana
JUMLAH BIBIT
37
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan
kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggung jawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara
periodik. Implementasi dari Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP) berbentuk kegiatan Penyusunan LAKIP. Penyusunan LAKIP
didasarkan pada pengukuran hasil pelaksanaan Perencanaan Strategis,
Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan dalam Tahun
2014. Dalam proses penyusunan LAKIP dilakukan pengukuran kinerja.
Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau
penilaian apakah kerja instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal, dalam
memenuhi target-target yang direncanakannya. Penilaian keberhasilan atau
kegagalan ini menjadi penting apabila dikaitkan dengan reward dan
punishment. Dalam pengkuran kinerja digunakan sistem pengukuran
sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem
Pengukuran Kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk mengukur,
menilai, dan membandingkan secara sistematis dan berkesinambungan atas
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengukuran kinerja ini
dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran
dengan cara membandingkan antara rencana pencapaiannya yang telah
ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dengan realisasi pencapaiannya.
Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini
dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan formulir
dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja disebut Indikator
Kinerja Utama. Dalam Sistem AKIP pengukuran kinerja dilakukan dengan
tiga pola yaitu pengukuran mandiri, pengukuran oleh eksternal dan kombinasi
antara pengukuran mandiri dan eksternal.
Pengukuran mandiri sering pula disebut evaluasi mandiri (
self-assement) yaitu pengukuran kinerja dengan cara menyusun rencana,
pelaksanaan, dan pengukuran termasuk menentukan ukurannya dilakukan
oleh instansi yang bersangkutan. Pengukuran eksternal adalah pengukuran
kinerja dengan cara penyusun rencana, pelaksanaan, dan pengukuran
dilakukan oleh instansi yang bersangkutan, tetapi pengukuran dan penentuan
ukurannya ditentukan oleh pihak lain. Kombinasi antara pengukuran mandiri
dan eksternal merupakan gabungan dari pengukuran mandiri dengan
pengukuran oleh eksternal, hal ini dilakukan dengan cara, organisasi yang
diukur menyiapkan data kinerjanya, melakukan evaluasi awal, selanjutnya
hasil evaluasi tersebut dievaluasi lanjutan oleh pihak luar.
Pengukuran capaian kinerja sasaran Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura (DTPH) Kota Pagar Alam dilakukan dengan dua cara yaitu: 1).
Sasaran DTPH yang hanya terdiri dari satu sasaran kegiatan, maka capaian
sasaran DTPH diambil dari capaian sasaran kegiatan. 2) Sasaran DTPH yang
didukung oleh dua atau lebih sasaran kegiatan, maka capaian sasaran DTPH
diambil dari rata-rata capaian sasaran kegiatan dengan mengasumsikan semua
sasaran kegiatan memiliki bobot yang sama.
Indikator Kinerja Utama (IKU) sering pula disebut Key Performance
Indicator merupakan acuan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan
capaian kinerja prioritas program yang bersifat strategis. IKU ditetapkan
secara mandiri oleh instansi pemerintah pusat maupun daerah dan SKPD di
lingkungannya. Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara
39 pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan
tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan.
3.1.1. Input
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006, indikator input adalah segala sumber daya, baik dana, orang, alat
maupun sistem yang digunakan dalam kegiatan untuk menghasilkan output
dan outcome. Indikator input adalah alat yang digunakan untuk
menggambarkan bagaimana input tersebut digunakan untuk menghasilkan
output dan outcome. Untuk menggambarkan mengenai kinerja dalam
mengelola input tersebut, indikator kinerja input dapat dikelompokkan
menjadi indikator yang menggambarkan mengenai (1) kuantitas input, (2)
kualitas input, dan (3) kehematan dalam menggunakan input.
3.1.2. Proses
Indikator proses memberikan gambaran mengenai langkah-langkah
yang dilaksanakan dalam menghasilkan barang atau jasa. Indikator
mengenai proses dapat dikelompokkan menjadi (1) frekuensi
proses/kegiatan, (2) ketaatan terhadap jadwal dan (3) ketaatan terhadap
standar/ketentuan yang ditentukan dalam melaksanakan proses.
3.1.3. Output
Indikator output memberikan gambaran mengenai output dalam
bentuk barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu aktivitas/kegiatan. Sama
halnya dengan indikator input, indikator output sebaiknya juga dibedakan
dengan outputnya sendiri. Output adalah segala hal yang dihasilkan oleh
suatu aktivitas/kegiatan. Sedangkan indikator output adalah alat untuk
menggambarkan bagaimana organisasi mengelola input tersebut digunakan
Indikator kinerja output dapat dikelompokkan menjadi indikator
yang menggambarkan mengenai (1) kualitas output, (2) kuantitas output, (3)
efisiensi dalam menghasilkan output.
3.1.4.. Outcome
Indikator outcome memberikan gambaran mengenai hasil aktual atau
yang diharapkan dari barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu organisasi.
Hasil ini kadang-kadang diperoleh langsung setelah barang dan jasa selesai.
Dalam banyak kondisi, hasil baru akan diperoleh dalam rentang waktu yang
cukup lama.
Indikator kinerja outcome dapat dikelompokkan menjadi indikator
yang menggambarkan mengenai (1) peningkatan kuantitas setelah
output/kegiatan selesai, (2) perbaikan proses setelah output/kegiatan selesai,
(3) peningkatan efisiensi setelah output/kegiatan selesai, (4) peningkatan
kualitas setelah output/kegiatan selesai, (5) perubahan perilaku setelah
output/kegiatan selesai, (6) peningkatan efektivitas setelah output/kegiatan
selesai, dan (7) peningkatan pendapatan setelah output/kegiatan selesai.
Pengukuran kinerja DTPH Kota Pagar Alam menggunakan indikator
kinerja pada tingkat outcomes dan menggambarkan keberhasilan DTPH Kota
Pagar Alam secara keseluruhan. Dalam menganalisis keberhasilan DTPH
Kota Pagar Alam dilakukan dengan dua cara yiatu : 1) Bagi sasaran DTPH
Kota Pagar Alam yang hanya didukung oleh satu sasaran kegiatan, maka hasil
capaian kinerja sasaran DTPH ditentukan oleh hasil kegiatan itu sendiri. 2)
Bagi Bagi sasaran DTPH Kota Pagar Alam yang hanya didukung oleh dua
atau lebih sasaran kegiatan, maka hasil capaian kinerja sasaran DTPH
ditentukan oleh hasil rata-rata kegiatan pendukung.
Capaian kinerja DTPH Kota Pagar Alam dinilai dengan acuan, antara
lain; (1) Sasaran RPJMD, (2) Sasaran RKT, (3) Penetapan kinerja, (4)analisis
41 berorientasi outcome, (6) indikator kinerja utama, (7) target-target kinerja, (8)
strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Ada dua jenis rumus pengukuran capaian kinerja yaitu sebagai
berikut : Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang
semakin baik, maka digunakan persamaan :
Persentase Pencapaian Kinerja = Realisasi X 100% Rencana
Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang
semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian
kinerja semakin baik, maka digunakan persamaan sebagai berikut :
Persentase Pencapaian Kinerja = Rencana – ( Realisasi –Rencana ) X 100% Rencana
3.2. Analisis Evaluasi Pencapaian Kinerja
Suatu pelaporan akuntabilitas kinerja tidak hanya berisi tingkat
keberhasilan/kegagalan yang dicerminkan oleh hasil evaluasi
indikator-indikator kinerja sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengukuran penilaian
kinerja, tetapi juga menyajikan data dan informasi yang relevan dengan
kebutuhan dalam pengambilan keputusan. Analisis tersebut meliputi
perbandingan antara hasil tahun ini degan hasil tahun sebelumnya, serta
perbandingan antara hasil sebuah SKPD dengan SKPD lainnya dalam satu
daerah maupun daerah lainnya.
Pelaksanaan Kebijakan, Program dan Kegiatan Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam Tahun 2014, didukung dengan
anggaran dana sebesar Rp. 5.421.989.500,- (Lima Milyar Empat Ratus Dua
Puluh Satu Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Lima Ratus
Program dan Kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota
Pagar Alam yang didanai APBD Kota Pagar Alam Tahun Anggaran 2014
dan Realisasi masing-masing kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kota Pagar Alam Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 6 dan
Pencapaian Kinerja masing-masing sasaran dapat diuraikan dari
masing-masing kegiatan berikut :
1. Pelatihan petani / pelaku agribisis
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan petani
tentang Pertanian Tanaman Pangan, dan ditempuh dengan kebijakan
Peningkatan penerapan teknologi pertanian tepat guna program
Peningkatan Kesejahteraan Petani dan kegiatan Pelatihan petani tentang
Demplot Jajar Legowo.
Kegiatan ini membutuhkan Input dana sebesar Rp.109.393.500,- dan
dana yang digunakan Rp. 109.293.500,- sehingga capaian penggunaan
keuangan sebesar 99,91% Output dari kegiatan ini adalah pelatihan petani
tentang Demplot Jajar Legowo di Sukamandi Provinsi Jawa Barat.
Outcome dari kegiatan ini adalah Meningkatnya pengetahuan petani
tentang Metode Jajar Legowo.
2. Peningkatan Kemampuan Lembga Petani
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya Informasi yang
disampaikan kepada petani melalui Leaflet, program peningkatan
Kesejahteraan Ptani Kegiatan Peingkatan Kemampuan Lembaga Petani.
Kegiatan ini membutuhkan Input dana sebesar Rp.15.684.000,- dan
dana yang digunakan sebesar Rp. 15.684.000,- Sehingga capaian
penggunaan keuangan sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah
Leaflet Pertanian. Outcome dari kegiatan ini adalah pengetahuan informasi
yang diterima petani tentang pertanian..
3. Peningkatan Kemampuan Lembaga Tani (Mengikuti Penas KTNA XIV)
Sasaran kegiatan ini adalah Meningkatnya pengetahuan petani
tentang penangkaran bibit dan ditempuh dengan kebijakan Pengembangan
jaringan pasar hasil pertanian program peningkatan kesejahteraan petani
dan kegiatan Peningkatan Kemampuan Lembaga Tani (Mengikuti Penas