• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP DTPH TAHUN 2014 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP DTPH TAHUN 2014 1"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAHAN (LAKIP)

TAHUN 2014

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas

rahmat dan karunianya penyusunan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintahan) ini dapat selesai sesuai waktu yang direncanakan.

LAKIP Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam Tahun

2015 merupakan laporan atas capaian kinerja Tahun Anggaran 2014. Hasil

evaluasi capaian kinerja LAKIP Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota

Pagar Alam Tahun 2014 diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

perbaikan penyusunan dan pengambilan keputusan rencana program dan kegiatan

pada tahun mendatang.

LAKIP disusun atas prinsip pertanggungjawaban, transparansi, dan

relevan dengan kondisi yang ada. Kami menyadari bahwa Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah ini, masih banyak perlu perbaikan. Oleh karena itu,

kami mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak untuk

penyempurnaannya.

Akhir kata kami berharap semoga LAKIP ini bermanfaat bagi semua pihak

dan dapat dipergunakan sebagai salah satu dasar pengambilan kebijakan

Pemerintah Kota Pagar Alam.

Pagar Alam, Januari 2015

Kepala Dinas,

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

I . PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Dasar Pelaksana ... 2

1.3. Kewenangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura... 4

1.4. personalia / Sumber Daya Manusia ... 17

1.4. Sistematika LAKIP ... 18

II. PERENCANAAN STRATEGIS ... 19

2.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama... 19

2.2. Visi... 22

2.3. Misi ... 25

2.4.Tujuan ... 26

2.5.Sasaran ... 27

2.6. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran ... 29

2.6.1. Kebijakan ... 29

2.6.2. Program ... 31

2.6.3. Kegiatan ... 32

2.7. Penetapan Kinerja ………... 32

III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 37

3.1. Pengukuran Kinerja ... 37

3.1.1. Input ……….... 39

3.1.2. Proses ……….. 39

3.1.3. Output ………. 39

3.1.4. Outcome ………. 40

3.2. Analisis Evaluasi Pencapaian Kinerja ………. 41

IV. PENUTUP ……….. 54

4.1. Kesimpulan ... 54

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk

mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita–cita bangsa

bernegara. Setiap organisasi publik diharuskan lebih terbuka dan dapat

memberikan tranparansi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 30 September 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah dikeluarkan sebagai wujud

pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas

dan legimate, InStrumen yang digunakan intansi pemerintah dalam memenuhi

kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan

Pelaksanaan misi organisasi adalah sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah yang terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu

kesatuan yaitu : perencanaan strategik, perencanaan kinerja, pengukuran

kinerja dan pelaporan kinerja.

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), yang

disebut juga Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah

adalah merupakan dokumen Perencanaan Pembangunan Satuan Kerja

Perangkat Daerah untuk masa periode 1 (satu) Tahun. Rencana Kerja SKPD

ini disusun berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

sistem perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 32 tahun

2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan, pengendalian evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

Pembangunan subsektor pertanian di Kota Pagar Alam merupakan

bagian dari pembangunan daerah Kota Pagar Alam yang tidak terlepas dari

pembangunan regional Sumatera Selatan dan pembangunan nasional. Dinas

Tanaman pangan dan Hortikultura sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota

(5)

pembangunan subsektor pertanian untuk komoditi pangan dan hortikultura di

Kota Pagar Alam.

Berdasarkan hal di atas, maka pembangunan subsektor pertanian bukan

membangun komoditi tetapi membangun petani sebagai basis pengembangan

usaha rakyat yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana,

pembiayaan, tekonologi serta pemasaran yang memadai sejalan dengan

pendekatan sistem agribisnis dalam pembangunan pertanian dalam arti luas.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan subsektor Pertanian Kota

Pagar Alam dapat dicapai dengan menyusun suatu sistem perencanaan yang

berisikan program–program dan kegiatan pembangunan pertanian untuk

tahun yang akan datang dengan tetap berpedoman kepada Rencana Strategis

(Renstra) DinasTanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2013–2018.

Rencana Kerja SKPD memuat berbagai usulan–usulan pembangunan

pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang didasarkan pada dokumen–

dokumen yang ada dengan mempertimbangankan berbagai kebijakan

Nasional dan Regional serta dipadu serasikan dengan penjaringan aspirasi

masyarakat melalui musrenbang baik tingkat kelurahan, kecamatan Maupun

Kota pagar Alam.

1.2. Dasar Pelaksana

LAKIP Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2015 disusun

berdasarkan beberapa landasan sebagai berikut :

(1). Landasan Idil yaitu Pancasila,

(2). Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945,

(3). Landasan Operasional :

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75;

(6)

3 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomr 47 ;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66; Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4400 );

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 );

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150; Tambahan

(7)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25; Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4614 );

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4817);

12. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi;

13. Peraturan Daerah Kota Pagar Alam Nomor 5 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat daerah Kota Pagar

Alam.

14. Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor 20 Tahun 2009, Tentang

Rincian Tugas Pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura.

1.3 Kewenangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kewenangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dapat

dijabarkan melalui Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam. TUPOKSI Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam adalah sebagai berikut :

Penyelenggaraan pelayanan di Dinas Tanaman Pangan dan

Hortiukultura Kota Pagar Alam dilaksanakan oleh lima bidang yang saling

mendukung, kelima bidang tersebut adalah : Sekretariat, Bidang Tanaman

Pangan, Bidang Produksi Hortikultura, Bidang P2HP (Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian), Bidang PLA (Pengelolaan Lahan dan Air). Lebih

(8)

5

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi

perkantoran, umum dan kepegawaian, pengelolaan keuangan, urusan

perlengkapan, serta pembinaan dan koordinasi penyusunan program dan

kegiatan dinas.

Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan perencanaan program dan kegiatan pada Sekretariat;

b. Pengkoordinasian penyusunan program dan kegiatan dinas;

c. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi

keuangan, dan administrasi kepegawaian;

d. Pelaksanaan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan

hubungan masyarakat;

e. Pelaksaknaan ketatalaksanaan, kearsipan dan perspustakaan dinas;

f. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan unit kerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura; dan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai bidang

tugas dan fungsinya.

Dalam menjalankan fungsinya, Bidang Sekretariat dibagi menjadi tiga

subbagian, yaitu :

(a) Subbagian Umum mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan umum dan kepegawaian;

2. Melaksanakan urusan umum, keprotokolan, hubungan masyarakat,

penyiapan rapat-rapat dinas dan dokumentasi;

3. Melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi

kepegawaian, pengelolaan kearsipan dan perspustakaan dinas;

4. Menyiapkan bahan pembinaan kepegawaian dan penyiapan pegawai

untuk mengikuti pendidikan/pelatihan;

5. Melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai, tenaga

(9)

6. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang

tugasnya;

7. Menjalin hubungan kerja antar Subbagian dan Sub Bidang;

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris sesuai dengan

tugasnya.

(b) Subbagian Keuangan mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan penyelenggaraan administrasi keuangan

dinas;

2. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dinas;

3. Melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan

anggaran keuangan dinas;

4. Melaksanakan penyusunan laporan realisasi keuangan, menyusun

laporan keuangan secara berkala dan menyusun laporan keuangan

akhir tahun;

5. Melaksankan pengawasan, evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan

administrasi keuangan dinas; dan

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris, sesuai dengan

tugasnya.

(c) Subbagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kerja di bidang pertanian, tanaman pangan dan

hortikultura;

2. Memantapkan dan mencatat sasaran pelaksanaan areal tanaman dan

peruntukan lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

3. Mengkordinasikan sumber data hasil survei statistik pertanian;

4. Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan

prasarana di lingkungan dinas;

5. Melaksanakan urusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan

inventarisasi barang-barang inventaris;

(10)

7 7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai dengan

tugasnya.

3. Bidang Tanaman Pangan

Bidang Produksi Tanaman Pangan mempunyai tugas merumuskan

dan melaksanakan penerapan dan pengembangan teknologi pertanian

tanaman pangan, peningkatan produksi padi dan palawija, serta

pengembangan sarana dan prasarana tanaman pangan.

Fungsi Bidang Produksi Tanaman Pangan:

a. Penyusunan program dan kegiatan bidang produksi tanaman pangan ;

b. Perumusan kebijakan teknis penerapan dan pengembangan teknologi

pertanian tanaman pangan, peningkatan produksi padi palawija, serta

sarana dan prasarana tanaman pangan.

c. Pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam penerapan dan

pengembangan teknologi pertanian tanaman pangan, peningkatan

produksi padi palawija, serta sarana dan prasarana tanaman pangan ;

d. Pelaksanaan penerapan dan pengembangan teknologi pertanian

tanaman pangan, peningkatan produksi padi palawija, serta sarana dan

prasarana tanaman pangan;

e. Pelaksanaan koordinasi dengan UPTD dalam penerapan dan

pengembangan teknologi pertanian tanaman pangan, peningkatan

produksi padi dan palawija, serta sarana dan prasarana serta

perbenihan tanaman pangan;

f. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengembangan dan penerapan

teknologi pertanian tanaman pangan, peningkatan produksi padi dan

palawija, serta sarana dan prasarana tanaman pangan ;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai bidang

tugas dan fingsinya.

Dalam menjalankan fungsinya, Bidang Produksi Tanaman Pangan

dibagi menjadi tiga seksi, yaitu :

(11)

1. Menyusun rencana kerja di bidang pengkajian, pengembangan dan

penerapan produksi padi dan palawija;

2. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pengkajian, penerapan

dan pengembangan teknologi perbenihan tanaman pangan dan

perlindungan tanaman pangan;

3. Menyiapkan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi

pelaksaan pengkajian, penerapan dan pengembangan teknologi

bidang tanaman pangan;

4. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan pengkajian dan

pengembangan penerapan teknologi bidang tanaman pangan ;

5. Melaksanakan pengadaan sarana teknologi budidaya pertanian

tanaman pangan ;

6. Merencanakan pembinaan, pengendalian dan pelaporan statistik

pertanian dan pengamatan organisme pengganggu tanaman secara

teratur;

7. Memfasilitasi penyebaran informasi teknologi pertanian tanaman

pangan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,

Perguruan Tinggi dan sumber-sumber lain kepada petani ;

8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan bidang tugasnya ; dan

9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

(b) Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman, mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kerja peningkatan perbenihan dan perlindungan

tanaman pangan

2. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan program

pengadaan dan pelaporan berbagai varietas benih tanaman pangan

dan perlindungan tanaman pangan ;

(12)

9 4. Menyiapkan bahan pembinaan dan koordinasi dengan UPTD dalam

menyusun rencana kebutuhan benih, produksi benih, areal

penangkaran tanaman pangan;

5. Melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi dalam

sertifikasi benih, penyaluran benih tanaman pangan dan

hortikultura ;

6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan bidang tugasnya ; dan

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai

dengan tugasnya.

(c) Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kerja di Bidang Pengembangan Sarana dan

Prasarana tanaman pangan ;

2. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan

sarana dan prasarana tanaman pangan ;

3. Menyiapkan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi

pelaksanaan pengembangan sarana dan prasarana tanaman pangan ;

4. Melaksanakan bimbingan teknis usaha tani konservasi lahan dan

rehabilitasi lahan, serta tata guna air untuk tanaman pangan ;

5. Menyusun rencana kerja pemanfaatan lahan tanaman pangan

berdasarkan kesesuaian lahan dan tata ruang wilayah ;

6. Menginvetarisir kebutuhan sarana dan prasarana produksi untuk

tanaman padi dan palawija ;

7. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemanfaatan,

pemeliharaan dan pengelolaan dan pengembangan ALSINTAN ;

8. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan terhadap bengkel /

perakitan dan rancang bangun ALSINTAN ;

9. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap

penyimpanan , penggunaan dan peredaran / distribusi pupuk dan

(13)

10.Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan bidang tugasnya ; dan

11.Melaksnakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai

dengan tugasnya.

3. Bidang Produksi Hortikultura

Bidang Produksi Hortikultura mempunyai tugas merumuskan dan

melaksanakan kebijakan teknis penerapan dan pengembangan teknologi

hortikultura, peningkatan produksi hortikultura, serta pengembangan

sarana dan prasarana hortikultura.

Bidang Hortikultura mempunyai tugas :

a. Penyusun program dan kegiatan bidang produksi hortikultura;

b. Perumusan kebijakan teknis penerapan dan pengembambangan teknlogi

pertanian hortikultura, peningkatan produksi hortikultura, serta sarana

dan prasarana hortikultura;

c. Pembinaan, koordinasi dan fasilitas dalam pengembangan dan

penerapan teknologi pertanian hortikultura, peningkatan produksi

hortikultura, serta sarana dan prasarana hortikultura;

d. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengembangan dan penerapan

teknologi pertanian hortikultura, peningkatan produksi hortikultura,

serta sarana dan prasarana;

e. Pelaksanaan pembinaan terhadap pelaku agribisnis hortikultura;

f. Pelaksanaan koordinasi dengan UPTD dalam penerapan teknologi

pertanian hortikultura, peningkatan produksi hortikultura, sarana dan

prasarana hortikultura, serta perbenihan hortikultura;

g. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengembangan dan penerapan

teknologi pertanian hortikultura, peningkatan produksi hortikultura,

serta pengembangan sarana dan prasarana hortikultura;

(14)

11 Dalam menjalankan fungsinya, Bidang Hortikultura dibagi menjadi

tiga seksi, yaitu :

(a) Seksi pengembangan Produksi Sayuran dan Biofarmaka, memiliki

tugas:

1. Menyusun rencana kerja di bidang pengkajian, pengembangan dan

penerapan teknologi pertanian hortikultura;

2. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pengkajian, penerapan

dan pengembangan teknologi produksi sayuran dan biofarmaka;

3. Menyiapkan bahan pembinaan terhadap kualitas produksi sayuran

dan biofarmaka;

4. Melaksanakan pengkajian varietas tanaman sayuran dan biofarmaka;

5. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan usaha tani sayuran dan

biofarmaka dengan pola agribisnis;

6. Melaksanakan pengembangan komoditas unggulan spesifik lokasi;

7. Menyusun dan membuat rekomondasi teknis spesifik lokalita

penggunaan sarana dan prasarana produksi tanaman pangan;

8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan bidang tugasnya; dan

9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai

dengan tugasnya.

(2) Seksi Pengembangan Produksi Buah-buahan dan Tanaman Hias

memiliki tugas :

1. Menyusun rencana kerja di bidang peningkatan dan pengembangan

produksi buah-buahan dan tanaman hias;

2. Menyiapkan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitas dan evaluasi

dalam pelaksanaan pengembangan produksi buah-buahan dan

tanaman hias;

3. Menyusun rencana dan melaksanakan pengembangan produksi

buah-buahan dan tanaman hias kelompok tani dan penangkar benih;

4. Melaksanakan pembinaan terhadap pelaku agribisnis buah-buahan

(15)

5. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian produksi, produktifitas dan

mutu produksi buah-buahan dan tanaman hias;

6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan bidang tugasnya; dan

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai

dengan tugasnya.

(3) Seksi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman, mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja di bidang pengembangan sarana dan

prasarana perbenihan dan perlindungan tanaman;

b. Menyiapkan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi

pelaksanaan pengembangan perbenihan dan perlindungan tanaman;

c. Melaksanakan pembinaan penggunaan bibit bermutu tanaman

hortikultura;

d. Merencanakan dan memfasilitasi perluasan areal tanaman

hortikultura;

e. Melaksanakan pembinaan kepada petani / pelaku usaha hortikultura

terhadap pemanfaatan benih yang bermutu;

f. Melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan bidang tugasnya; dan

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai

dengan tugasnya.

4. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air.

Bidang Pengelolaan Lahan dan Air, Sarana, Prasarana mempunyai

fungsi :

a. Penyusunan program dan kegiatan bidang pengelolaan lahan, air,

sarana dan prasarana;

b. Perumusan kebijakan konservasi tanah / lahan dan air serta sumber

(16)

13 c. Melaksanakan pemantauan dan menyediakan sarana pertanian yang

meliputi pupuk, pestisida dan benih serta peralatan mesin pertanian

(alsintan);

d. Pembinaan bimbingan penerapan standar-standar yang meliputi sarana

prasarana tenaga dan metode;

e. Pelaksanaan koordinasi dengan UPTD di bidang pengelolaan lahan,

air dan sarana prasarana;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai bidang

tugas dan fungsinya.

Dalam menjalankan fungsinya, PLA Sapras dibagi menjadi tiga

seksi, yaitu :

(a) Seksi pengolahan Lahan dan Air mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kerja di bidang pengelolaan pengolahan Lahan

dan Air;

2. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pelaksanaan

pengolahan Lahan dan air;

3. Melaksanakan pengamatan dan pengkajian agroklimat;

4. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan kelompok tani pemakai

air (P3A);

5. Melakukan pengawasan dan pencegahan alih fungsi lahan sawah

irigasi teknis dan setengah teknis;

6. Melaksanakan pengawasan, pendataan percetakan sawah baru;

7. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaaan

kegiatan bidang tugasnya; dan

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai

dengan tugasnya.

(b) Seksi Pupuk dan Pestisida, mempunyai tugas:

1. Melaksanakan perencana penggunaan pupuk dan pestisida;

2. Melaksanakan penyuluhan penggunaan pupuk dan pestisida;

(17)

4. Melakukan pengawasan penyimpanan, penggunaan serta

pemusnahan pupuk dan pestisida;

5. Melaksanakan pemantauan distribusi dan harga pupuk dan

pestisida;

6. Memberikan pembinaan kepada petani standarisasi pupuk dan

pestisida;

7. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

penggunaan pupuk dan pestisida;

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai

dengan tugasnya.

(c) Seksi pengembangan Alsintan, mempunyai tugas;

1. Menyusun rencana kerja di bidang pengkajian, pengembangan dan

penerapan teknologi pertanian tanaman pangan;

2. Menyiapkan bahan pembinaan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi

pengembangan teknologi bidang tanaman pangan;

3. Melaksanakan perencana kebutuhan alsintan;

4. Melaksanakan pengawasan unit usaha pelayanan jasa alsintan;

5. Mengadakan pengawasan dan pembinaan mutu, alat dan mesin

pertanian;

6. Melasanakan bimbingan cara mengoprasikan dan pemeliharaan alat

dan mesin pertanian;

7. Melaksanakan pembinaan kepada pengrajin alat dan mesin

pertanian;

8. Merekomendasikan penggunaan alat dan mesin pertanian untuk

keperluan lokal;

9. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan bidang tugasnya; dan

10.Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala bidang sesuai

(18)

15

5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian mempunyai

tugas menyusun perencanaan program pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian.

Untuk melaksanakan tugas bidang pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian menyelenggarakan fungsi :

a. Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis pengelolaan dan

pemasaran hasil pertanian.

b. Perumusan kebijakan teknis produksi pasca panen pertanian

c. Pengkoordinasian dengan unit kerja di lingkungan Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura dalam pemasaran hasil pertanian

d. Pembinaan, koordinasi dan fasilitas dalam penyusunan penyaluran

hasil pertanian

e. Melaksanakan bimbingan teknis pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian

f. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan

kegiatan dinas, dan

g. Pelaksaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Dalam menjalankan fungsinya, Bidang Sekretariat dibagi menjadi

tiga seksi, yaitu :

(a) Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian Mempunyai Tugas :

1. Melaksanakan bimbingan standar-standar teknis pembinaanmutu

dan pengolahan hasil pertanian

2. Melaksanakan pemantauan pengawasan lembaga sistem mutu

produk pertanian

3. Melaksanakan bimbingan peningkatan mutu hasil pertanian

4. Melaksanakan bimbingan pengolahan unit pengolahan alat

transportasi unit penyimpanan hasil pertanian

5. Melakukan bimbingan penerapan teknologi panen, pasca panen dan

(19)

6. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan perencanaan, dan

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang, sesuai

dengan tugasnya.

(b) Seksi Pemasaran dan Promosi Hasil Pertanian, Mempunyai Tugas :

1. Menyusun rencana kerja di bidang pemasaran dan promosi hasil

pertanian

2. Melaksanakan kerja sama dan Promosi hasil pertanian

3. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan hasil produksi tanaman

pangan dan hortikultura

4. Melaksankan pembinaan kepada sub terminal agrobisnis

5. Melaksanakan bimbingan usaha tani, manejemen dan pencapaian

pola kerjasama usaha tani

6. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan bidang tugasnya.

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang, sesuai

dengan tugasnya

(c) Seksi Pengolahan dan Analisa Data, mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana pengolahan pemasaran hasil pertanian tanaman

pangan dan hortikultura

b. Melaksanakan pengolahan data hasil pemasaran produksi tanaman

pangan dan hortikultura

c. Menganalisa data pengolahan hasil pertanian

d. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

bidang tugasnya

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang, sesuai

(20)

17

1.4 Personalia / Sumber Daya Manusia

Rincian kepegawaian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota

Pagar Alam per 31 Desember Tahun 2014 disusun berdasarkan pangkat

golongan dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Rincian Pegawai Berdasarkan Golongan.

Golongan A B C D Jumlah

IV 3 1 - - 4

III 10 14 11 6 41

II 3 - - 3

Honorer - - - - -

TKS - - - 28

Jumlah 76

Tabel 2. Rincian Pegawai Berdasarkan Tigkat Pendidikan.

Golongan S2 S1 D3 SMA SMP

IV 2 2 - -

III 5 35 - 1

II - - - 3

Honorer - - - -

TKS 12 3 12 1

(21)

1.5. Sistematika LAKIP

Pembuatan LAKIP SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

disusun secara sistematis yang terdiri dari:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada Bab ini diuraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan

penyusunan LAKIP, dasar hukum, kewenangan dan sistematika.

BAB 2. PERENCANAAN STRATEGIS

Pada Bab ini diuraikan tentang visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara

mencapai tujuan dan sasaran.

BAB 3. AKUNTABILITAS

Pada Bab ini diuraikan tentang pengukuran kinerja dan akuntabilitas

masing-masing program dan kegiatan.

BAB 4. PENUTUP

(22)

19

BAB II

PERENCANAAN STRATEGIS

2.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap organisasi pemrintahan, baik di

pusat maupun di daerah menyusun laporan keuangan berbasis kinerja. Dalam

menyusun laporan keuangan berbasis kinerja diperlukan satuan dan ukuran yang

disebut dengan Indikator Kinerja. Perkembangan Indikator kinerja diawali sejak

terbitnya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah hingga terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pemerintahan,

perlu memperhatikan Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama

(IKU) yang sering pula disebut Key Performance Indicator. Dalam ketentuan

umum Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan

Indikator Kinerja Utama disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang

mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai

dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Sesuai dengan Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 setiap

unit kerja mandiri wajib menyusun Indikator kinerja utama.

IKU ditetapkan, dan merupakan acuan ukuran kinerja yang dipergunakan

oleh Pemerintah Kota dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

di lingkungan Pemerintah Daerah. IKU digunakan dasar untuk menetapkan

Rencana Kinerja Tahunan, menyusun Rencana Kerja dan Anggaran, menyusun

(23)

Pemerintah (LAKIP) serta melakukan evaluasi penyampaian kinerja sesuai

dengan dokumen Rencana Pembangunan.

Pemilihan Indikator kinerja pada pemerintah Kota/kota menggunakan

indikator kinerja pada tinggkat outcome dan menggambarkan keberhasilan

instansi pemerintah secara keseluruhan organisasi. Keberhasilan instansi

pemerintah merupakan keberhasilan bersama dari beberapa unit kerja yang ada di

lingkungan instansi pemerintah tersebut, dengan kata lain, pemilihan indikator

kinerja pada pemerintah daerah bukan sekedar gabungan dari berbagai indikator

kinerja pada unit kerja pendukungnya.

Tabel 3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama

SASARAN IKU SATUAN

Meningkatnya Keterampilan petani dalam kewirausahaan pertanian dan tanaman pangan dari 65 % Pada tahun 2014 menjadi 80 % Pada tahun 2018

Persentase petani yang

pertanian/perkebunan dari 70% Pada tahun 2014 menjadi 85% Pada tahun 2018 pengguna air dalam produksi

pertanian/perkebunan dar 45% Pada tahun 2014 menjadi 65 %. Pada tahun 2018 untuk padi/beras organic terhadap kebutuhan dari 75% Pada tahun 2014 menjadi 90% Pada tahun 2018

Persentasi ketersediaan saprodi untuk padi/beras

organik %

Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk tanaman hias terhadap kebutuhan dari 45% Pada tahun 2014 menjadi 65% Pada tahun 2018

Persentasi ketersediaan saprodi tanaman hias

%

Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk rumah kompos terhadap

kebutuhan dari 4 unit Pada tahun 2014 menjadi 8 unit Pada tahun 2018

Jumlah unit ketersediaan

saprodi kompos Unit

(24)

21

Meningkatnya intensifikasi tanaman padi dan palawija dari 85.% Pada tahun 2014 menjadi 95% Pada tahun 2018

Persentase peningkatan intensifikasi tanaman padi dan palawija

%

Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Durian) dari 120 Batang Pada tahun 2014 menjadi 200 Batang Pada tahun 2018

Jumlah bibit Durian yang tersedia

Batang

Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Mangga) dari 120 Batang Pada tahun 2014 menjadi 200 Batang Pada tahun 2018

Jumlah bibit Mangga yang tersedia

Batang

Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Sawo) dari 60 Batang Pada tahun 2014 menjadi 100 Batang Pada tahun 2018.

Jumlah bibit Sawo yang tersedia

Batang

Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Salak) dari 60 ribu ribu Batang Pada tahun 2014 menjadi 75 ribu Batang Pada tahun 2018

Jumlah bibit Salak yang tersedia

Batang

Meningkatnya luas areal sawah dari 3500 ha pada tahun 2014 menjadi 4000 ha pada tahun 2018

Jumlah sawah yang

tersedia Ha

Meningkatnya ketersediaan bibit unggul pertanian/perkebunan dari 75 % Pada tahun 2014 menjadi 90 % Pada tahun 2018

Persentase ketersediaan bibit unggul

pertanian/perkebunan %

Meningkatnya produk, produktivitas dan mutu produk pertanian/perkebunan dari 30 orang Pada tahun 2014 menjadi 45 orang Pada tahun 2018

Jumlah petani yang menguasai peningkatan produk dan produktivitas pertania/perkebunan

Orang

Meningkatnya ketersediaan jenis pangan olahan dari 5 jenis Pada tahun 2014 menjadi 10 jenis Pada tahun 2018

Jumlah jenis olahan pangan

yang tersedia jenis

Ketersediaannya alat pasca panen kentang dan rak dari 3 paket Pada tahun 2014 menjadi 5 paket Pada tahun 2018

Jumlah paket alat pasca

panen yang tersedia Paket

Ketersediaannya

pembenihan/pembibitan dari 1 paket. Pada tahun 2014 menjadi 2 paket Pada tahun 2018

Jumlah paket pembenihan yang tersedia

paket

Meningkatnya ketersediaan benih jagung dari 25 Kwintal Pada tahun 2014 menjadi 35 Kwintal Pada tahun 2018

Jumlah benih jagung yang

tersedia Kwintal

Meningkatnya ketersediaan bibit

tanaman hias dari 60% Pada tahun 2014 menjadi 85 %Pada tahun 2018

Jumlah paket bibit tanaman

hias yang tersedia %

Meningkatnya jumlah jaringan irigasi dari 6 Paket Pada tahun 2014 menjadi 10 paket Pada tahun 2018

Jumlah jaringan irigasi yang

(25)

Terlaksannya Besemah Expo Frekuensi Besemah Expo Kali Terlaksananya Pekan Flori dan Flora

Nasional

Frekuensi Pekan Flori dan

Flora kali

Meningkatnya ketersediaan jalan usaha tani dari 3 Km Pada tahun 2014 menjadi 7 Km Pada tahun 2018

Panjang jalan usaha tani

Km

Perencanaan Strategik (Renstra) merupakan suatu proses yang berorientasi

pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan

kendala yang ada atau yang mungkin tumbuh. Renstra memuat visi misi, tujuan

sasaran dan cara mencapai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Secara

ringkas Rencana Strategik Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dapat dilihat

pada Lampiran 1.

2.2. Visi

Setiap lembaga perlu memiliki visi guna mengetahui gambaran keadaan

yang ingin dicapai dalam kurun waktu yang panjang. Dalam Modul

Perencanaan Berbasis Kinerja & Perjanjian Kinerja disebutkan : “Visi adalah

cara pandang jauh ke depan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar

tetap eksis, antisipatif, dan inovatif”. (Meneg PAN, 2008:18). Visi merupakan

suatu gambaran yang menantang, keadaan masa depan yang diinginkan oleh

instansi pemerintah serta mampu sebagai perekat.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam sebagai

salah satu Satuan Kerja Perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota

Pagar Alam wajib menetapkan visi. Perumusan Visi Dinas Tanaman Pangan

dan Hortikultura Kota Pagar Alam mengacu pada Tugas Pokok dan fungsi

seperti tertuang dalam Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor 20 Tahun 2009

Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, menggambarkan : Apa yang

ingin dicapai, berorientasi pada masa depan, mempunyai arah dan fokus

(26)

23 Alur pernyataan visi diawali dengan melihat tugas pokok dan fungsi

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam, kemudian

menyelaraskan dengan visi dan misi Kota Pagar Alam, mempertimbangkan

Analisis Lingkungan Internal (ALI), Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)

serta tantangan organisasi ke depannya. Alur pernyataan visi dapat dilihat

pada Gambar 1:

Gambar 1. Alur Pikir Penyusunan Visi dan Misi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam.

Perumusan Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar

Alam mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus

strategi yang jelas, mampu menjadi perekat komponen Dinas Tanaman Pangan

dan Hortikultura, memiliki orientasi masa depan, mampu menumbuhkan

komitmen seluruh jajaran dan mampu menjamin kesinambungan

kepemimpinan organisasi.

TUPOKSI DTPH

VISI DAN MISI KOTA PAGARALAM

VISI

MISI ANALISIS

LINGKUNGAN INTERNAL

ANALISIS LINGKUNGAN

EKSTERNAL

TUJUAN DAN SASARAN

CARA MENDAPATKAN TUJUAN DAN SASARAN

(27)

Berdasarkan hal tersebut di atas maka Visi Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kota Pagar Alam sebagai berikut :

“ Terwujudnya Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang modern,

tangguh dan efisien berdaya saing untuk mencukupi pangan serta berbasis

sumber daya lokal menuju Kota Pagar Alam Sejahtera Tahun 2013 “

Penjelasan tentang Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota

Pagar Alam:

1. Modern : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam

bertekad untuk mewujudkan. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

yang maju mengikuti perkembangan dan perubahan zaman secara cerdas

dan bertanggung jawab.

2. Tangguh : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam

bertekad untuk mewujudkan. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

yang mandiri ditandai oleh terciptanya kondisi pertanian Masyarakat/

rakyat yang dinamis.

3. Efisiensi :Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam

bertekad meciptakan efisiensi guna peningkatan produktivitas bidang

Tanaman Pangan dan Hortikultura melalui pemanfaatan modal dan

teknologi pertanian.

4. Berdaya Saing : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar

Alam bertekad untuk mewujudkan, Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura yang berorentasi pasar dengan meningkatkan pangsa pasar

(lokal, regional, nasional dan internasional) dalam mengendalikan

efesiensi, produktivitas dan nilai tambah melalui kreativitas sumber daya

manusia yang terdidik dan terlatih.

5. Berbasis Sumber Daya Lokal : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kota Pagar Alam bertekad untuk mewujudkan, Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura dengan mewujudkan produktivitas tanaman pangan dan

(28)

25 tercapainya kecukupan konsumsi pangan serta kesejahteraan masyarakat

Kota Pagar Alam Tahun 2014.

2.3. Misi

Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam

diwujudkan dengan penetapan Misi. Mentri Negara PAN menyatakan: “Misi

merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan

sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasasi kepada

suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organissai itu ada, apa yang

dilakukannya, dan bagaimana melakukannya” ( Meneg PAN, 2008:20)

Misi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam

adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja, profesionalisme dan integritas aparat dalam

melaksanakan tugas pelayanan pembangunan dan pemberdayaan aparatur

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

2. Menggerakan potensi sumber daya pangan dan Hortikultura untuk

menghasilkan produksi pangan dan hortikultura yang ASUH (Aman,

Sehat, Unggul dan Halal)

3. Mendorong tumbuh dan berkembangnya teknologi sehingga mampu

meningkatkan sekaligus dapat membangun pertanian

4. Memberdayakan Sumber Daya Manusia pertanian agar dapat

meningkatkan produk yang berdaya saing tinggi

5. Menyediakan kebutuhan pangan yang cukup, baik kwalitas maupun

kwantitas

6. Menciptakan peluang ekonomi dan lapangan kerja di bidang agribisnis

untuk menigkatkan kesejahteraan masyarkat

Misi Pertama menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas

Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam untuk meningkatkan

kinerja profesionalisme dan integritas aparatur dalam melaksanakan tugas

pelayanan, pembagunan dan pemberdayaan aparatur sehingga dapat

(29)

Misi Kedua menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam menggerakan semua potensi

sumber daya pangan dan hortikultura guna mengghasilkan produksi pangan

dan hortikultura yang ASUH (Aman, Sehat, Unggul dan Halal) sehingga dapat

menghasilkan kesejahteraan masyarakat Kota Pagar Alam.

Misi Ketiga menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam untuk mendorong tumbuh dan

berkembangnya teknologi sehingga mampu meningkatakan penerapan

teknologi sekaligus dapat membangun pertanian

Misi Keempat menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas

Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam untuk Memberdayakan

Sumber Daya Manusia pertanian agar dapat menghasilkan produk–produk lain

di pasar.

Misi Kelima menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas

Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam untuk Menyediakan

komoditi pangan dan hortikultura yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas

dalam rangka mencapai kecukupan konsumsi pangan serta kegiatan

masyarakat Kota Pagar Alam Tahun 2018.

Misi Keenam menginginkan upaya yang dilakukan oleh Dinas

Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam untuk Menciptakan

peluang ekonomi dan lapangan kerja di bidang agribisnis dalam rangka

menguatkan kesejahteraan masyarakat Kota Pagar Alam.

2.4. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan

misi. Meneg.PAN menyatakan: “Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai

atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun. Tujuan organisasi harus

konsisten dengan tugas dan fungsinya. Secara kolektif, tujuan organisasi

(30)

27 keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi.

Tujuan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam

yang ditetapkan lima tahun ke depan meliputi :

1. Meningkatkan Kesejahteraan petani

2. Meningkatkan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

3. Meningkatkan Ketahanan Pangan pertanian/Perkebunan

4. Meningkatkan Produksi pertanian/perkebunan

5. Meningkatkan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

2.5. Sasaran

Setelah ditetapkan tujuan DTPH, selanjutnya ditentukan sasaran.

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau

dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran,

triwulanan atau bulanan. Sasaran diusahakan dalam bentuk kuantitatif

sehingga dapat diukur. Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai

melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan”

Meneg PAN, 2008:21-22). Sementara itu menurut Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, sasaran (target) hasil yang

diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu

kegiatan.

Dari dua pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sasaran

kegiatan adalah hasil yang ingin dicapai dalam jangka waktu bulanan,

triwulanan paling lama satu tahun. Sasaran yang ditetapkan oleh DTPH

sebagai penjabaran dari tujuan DTPH adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya Sarana dan Prasarana Kerja Aparatur

2. Terlaksananya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

3. Tercukupinya Pangan Pertanian/Perkebunan

4. Terwujudnya Pembangunan Ekonomi

5. Meningkatnya Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

(31)

7. Meningkatnya Produksi Pertanian/Perkebunan

Hubungan Tujuan dan Sasaran Kegiatan DTPH dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tujuan dan Sasaran Kegiatan DTPH

NO TUJUAN SASARAN KEGIATAN DTPH

01 Meningkatkan Kesejahteraan petani

Meningkatnya Keterampilan petani dalam kewirausahaan pertanian dan tanaman pangan dari 65 %. Pada tahun 2014 menjadi 80 % Pada tahun 2018

Meningkatnya kemampuan kelompok tani dalam produksi pertanian/perkebunan dari 70 %. Pada tahun 2014 menjadi 85 % Pada tahun 2018

Meningkatnya kemampuan kelompok pengguna air dalam produksi pertanian/perkebunan dari 45 %. Pada tahun 2014 menjadi 65 %. Pada tahun 2018

02 Meningkatkan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk padi/beras organik terhadap kebutuhan dari 75 % Pada tahun 2014 menjadi 90% Pada tahun 2018

Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk tanaman hias terhadap kebutuhan dari 45 .% Pada tahun 2014 menjadi 65% Pada tahun 2018

Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk rumah kompos terhadap kebutuhan dari 4 unit Pada tahun 2014 menjadi 8 unit Pada tahun 2018

Meningkatnya ketersediaan saprodi untuk kentang terhadap kebutuhan dari 70 % Pada tahun 2014 menjadi 85% Pada tahun 2018

03 Meningkatkan Ketahanan Pangan pertanian/Perkebunan

Meningkatnya intensifikasi tanaman padi dan palawija dari 85% Pada tahun 2014 menjadi 95% Pada tahun 2018

Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Durian) dari 120 Batang Pada tahun 2014 menjadi 200 batang Pada tahun 2018

Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Mangga) dari 120 Batang Pada tahun 2014 menjadi 200 batang Pada tahun 2018

Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Sawo) dari 60 Batang Pada tahun 2014 menjadi 100 batang Pada tahun 2018

Meningkatnya ketersediaan jumlah bibit pangan (Salak) dari 60 ribu Batang Pada tahun 2014 menjadi 75 ribu batang Pada tahun 2018

(32)

29 Produksi

pertanian/perkebunan

pertanian/perkebunan dari 75 % Pada tahun 2014 menjadi 90% Pada tahun 2018

Meningkatnya produk, produktivitas dan mutu produk pertanian/perkebunan dari 30 orang Pada tahun 2014 menjadi 45 orang Pada tahun 2018 Meningkatnya ketersediaan jenis pangan olahan dari 5 jenis Pada tahun 2014 menjadi 10 jenis Pada tahun 2018

Meningkatnya Ketersediaannya alat pasca panen kentang dan rak dari 3 paket Pada tahun 2014 menjadi 5 paket Pada tahun 2018

MeningkatnyaKetersediaannya

pembenihan/pembibitan dari 1 paket. Pada tahun 2014 menjadi 2 paket Pada tahun 2018

Meningkatnya ketersediaan benih jagung dari 25 Kwintal Pada tahun 2014 menjadi 35 Kwintal Pada tahun 2018

Meningkatnya ketersediaan bibit tanaman hias dari 60 % Pada tahun 2014 menjadi 85 %Pada tahun 2018

Meningkatnya jumlah jaringan irigasi dari 6 Paket Pada tahun 2014 menjadi 10 paket Pada tahun 2018

05 Meningkatkan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan

Terlaksannya Besemah Expo

Terlaksananya Pekan Flori dan Flora Nasional Meningkatnya ketersediaan jalan usaha tani dari 3 Km Pada tahun 2014 menjadi 7 Km Pada tahun 2018

2.6. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan direalisasikan melalui

kebijakan, program dan kegiatan. Agar tujuan dan sasaran dapat dicapai

dengan optimal maka diperlukan cara mencapai tujuan dan sasaran. Cara

mencapai tujuan dan sasaran selengkapnya terdapat pada lampiran

Perencanaan Strategik yang terdiri dari tiga komponen yaitu : Kebijakan,

Program dan Kegiatan

2.6.1. Kebijakan

Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan dari Walikota yang akan

(33)

Daerah, Badan, Dinas maupun Kantor. Setiap tahun dalam Perencanaan

Strategik ditetapkan sebuah kebijakan Pemerintah Kota Pagar Alam sesuai

dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Kebijakan Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura adalah sebagai berikut :

1. Penyediaan sarana dan prasarana kerja aparatur untuk meningkatkan

pelayanan administrasi umum

2. Penyediaan pemeliharaan operasional saran prasarana kerja aparatur

untuk meningkatkan kinerja

3. Meningkatnya keikutsertaan aparatur dalam pendidikan dan pelatihan

sebesar ± 25 %

4. Meningkatkan produksi hasil tanaman pangan dan hortikultura masing

masing sebesar ± 5 % dan ± 3 % / tahun

5. Penyediaan sarana prasarana pertanian dilakukan secara bertahap

sesuai kebutuhan

6. Penyediaan sapras teknologi pertanian tepat guna bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan petani dan penerapan teknologi pertanian

7. Peningkatan penerapan teknologi pertanian tepat guna dilakukan

dengan mengadakan pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi

pertanian tepat guna

8. Peningkatan pemasaran hasil produksi pangan dan holtikultura

dilakukan melalui promosi hasil pertaniandan pembangunan sarana

prasarana pasar

9. Peningkatan kwalitas hasil produksi pangan dan hortikultura yang

diiringi dengan penyediaan benih / bibit unggul yang tahan Hama dan

penyakit tanaman serta penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir

dalam pengendalian OPT.

10.Meningkatkan ketersediaan komoditi pangan dan hortikultura ASUH

(34)

31 12.Penyediaan sarana prasarana agribisnis dapat menguntungkan

masyarakat/petani sehingga kesejahteraan mereka juga meningkat

2.6.2. Program

Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah

ditetapkan. Program ini merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan

pelaksanaan tujuan dan sasaran serta kebijakan dengan demikian program

disusun secara nyata, sistimatis dan terpadu.

Program-program DTPH Kota Pagar Alam yang strategik pada tahun

2014 adalah :

1. Program Pelayanan administrasi perkantoran

2. Program peningkatan sarana prasarana aparatur

3. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

4. Program Pengembangan data/ informasi

5. Program peningkatan kesejahteraan petani

6. Program peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan

7. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian / perkebunan

8. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian pertanian/

perkebunan

9. Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan

2.6.3. Kegiatan

Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dijabarkan dalam

Rencana Kinerja Tahunan (RKT). RKT disusun setiap tahun. RKT memuat

informasi tentang : (a) Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun

yang bersangkutan; (b) Cara mencapai tujuan dan sasaran berupa : Kebijakan,

program; dan kegiatan serta indikator kinerja kegiatan dan target capaiannya.

(35)

2.7. Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja adalah perjanjian antara 2 (Dua) belah pihak

anatara Kepala SKPD/Bagian dengan Walikota Pagar Alam dalam

mewujudkan target kinerja dalam rangka mencapai target kinerja jangka

menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaaan.

Ditetapkan pada bulan Februari 2014.

Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahun 2014

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA TARGET

(36)

33

(37)

7 TERSEDIANYA BAHAN

(38)

35 an tepat guna (Jalan Usaha Tani dan

100% Pengadaan sarana dan prasarana

(39)

JUMLAH BIBIT

(40)

37

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Kinerja

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan

kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggung jawabkan

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara

periodik. Implementasi dari Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(AKIP) berbentuk kegiatan Penyusunan LAKIP. Penyusunan LAKIP

didasarkan pada pengukuran hasil pelaksanaan Perencanaan Strategis,

Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan

sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan dalam Tahun

2014. Dalam proses penyusunan LAKIP dilakukan pengukuran kinerja.

Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau

penilaian apakah kerja instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal, dalam

memenuhi target-target yang direncanakannya. Penilaian keberhasilan atau

kegagalan ini menjadi penting apabila dikaitkan dengan reward dan

punishment. Dalam pengkuran kinerja digunakan sistem pengukuran

sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem

Pengukuran Kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk mengukur,

menilai, dan membandingkan secara sistematis dan berkesinambungan atas

kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengukuran kinerja ini

dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran

dengan cara membandingkan antara rencana pencapaiannya yang telah

ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dengan realisasi pencapaiannya.

Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini

dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan formulir

(41)

dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Alat ukur yang digunakan untuk

mengukur keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja disebut Indikator

Kinerja Utama. Dalam Sistem AKIP pengukuran kinerja dilakukan dengan

tiga pola yaitu pengukuran mandiri, pengukuran oleh eksternal dan kombinasi

antara pengukuran mandiri dan eksternal.

Pengukuran mandiri sering pula disebut evaluasi mandiri (

self-assement) yaitu pengukuran kinerja dengan cara menyusun rencana,

pelaksanaan, dan pengukuran termasuk menentukan ukurannya dilakukan

oleh instansi yang bersangkutan. Pengukuran eksternal adalah pengukuran

kinerja dengan cara penyusun rencana, pelaksanaan, dan pengukuran

dilakukan oleh instansi yang bersangkutan, tetapi pengukuran dan penentuan

ukurannya ditentukan oleh pihak lain. Kombinasi antara pengukuran mandiri

dan eksternal merupakan gabungan dari pengukuran mandiri dengan

pengukuran oleh eksternal, hal ini dilakukan dengan cara, organisasi yang

diukur menyiapkan data kinerjanya, melakukan evaluasi awal, selanjutnya

hasil evaluasi tersebut dievaluasi lanjutan oleh pihak luar.

Pengukuran capaian kinerja sasaran Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura (DTPH) Kota Pagar Alam dilakukan dengan dua cara yaitu: 1).

Sasaran DTPH yang hanya terdiri dari satu sasaran kegiatan, maka capaian

sasaran DTPH diambil dari capaian sasaran kegiatan. 2) Sasaran DTPH yang

didukung oleh dua atau lebih sasaran kegiatan, maka capaian sasaran DTPH

diambil dari rata-rata capaian sasaran kegiatan dengan mengasumsikan semua

sasaran kegiatan memiliki bobot yang sama.

Indikator Kinerja Utama (IKU) sering pula disebut Key Performance

Indicator merupakan acuan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan

capaian kinerja prioritas program yang bersifat strategis. IKU ditetapkan

secara mandiri oleh instansi pemerintah pusat maupun daerah dan SKPD di

lingkungannya. Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara

(42)

39 pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan

tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

program dan kebijakan yang ditetapkan.

3.1.1. Input

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006, indikator input adalah segala sumber daya, baik dana, orang, alat

maupun sistem yang digunakan dalam kegiatan untuk menghasilkan output

dan outcome. Indikator input adalah alat yang digunakan untuk

menggambarkan bagaimana input tersebut digunakan untuk menghasilkan

output dan outcome. Untuk menggambarkan mengenai kinerja dalam

mengelola input tersebut, indikator kinerja input dapat dikelompokkan

menjadi indikator yang menggambarkan mengenai (1) kuantitas input, (2)

kualitas input, dan (3) kehematan dalam menggunakan input.

3.1.2. Proses

Indikator proses memberikan gambaran mengenai langkah-langkah

yang dilaksanakan dalam menghasilkan barang atau jasa. Indikator

mengenai proses dapat dikelompokkan menjadi (1) frekuensi

proses/kegiatan, (2) ketaatan terhadap jadwal dan (3) ketaatan terhadap

standar/ketentuan yang ditentukan dalam melaksanakan proses.

3.1.3. Output

Indikator output memberikan gambaran mengenai output dalam

bentuk barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu aktivitas/kegiatan. Sama

halnya dengan indikator input, indikator output sebaiknya juga dibedakan

dengan outputnya sendiri. Output adalah segala hal yang dihasilkan oleh

suatu aktivitas/kegiatan. Sedangkan indikator output adalah alat untuk

menggambarkan bagaimana organisasi mengelola input tersebut digunakan

(43)

Indikator kinerja output dapat dikelompokkan menjadi indikator

yang menggambarkan mengenai (1) kualitas output, (2) kuantitas output, (3)

efisiensi dalam menghasilkan output.

3.1.4.. Outcome

Indikator outcome memberikan gambaran mengenai hasil aktual atau

yang diharapkan dari barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu organisasi.

Hasil ini kadang-kadang diperoleh langsung setelah barang dan jasa selesai.

Dalam banyak kondisi, hasil baru akan diperoleh dalam rentang waktu yang

cukup lama.

Indikator kinerja outcome dapat dikelompokkan menjadi indikator

yang menggambarkan mengenai (1) peningkatan kuantitas setelah

output/kegiatan selesai, (2) perbaikan proses setelah output/kegiatan selesai,

(3) peningkatan efisiensi setelah output/kegiatan selesai, (4) peningkatan

kualitas setelah output/kegiatan selesai, (5) perubahan perilaku setelah

output/kegiatan selesai, (6) peningkatan efektivitas setelah output/kegiatan

selesai, dan (7) peningkatan pendapatan setelah output/kegiatan selesai.

Pengukuran kinerja DTPH Kota Pagar Alam menggunakan indikator

kinerja pada tingkat outcomes dan menggambarkan keberhasilan DTPH Kota

Pagar Alam secara keseluruhan. Dalam menganalisis keberhasilan DTPH

Kota Pagar Alam dilakukan dengan dua cara yiatu : 1) Bagi sasaran DTPH

Kota Pagar Alam yang hanya didukung oleh satu sasaran kegiatan, maka hasil

capaian kinerja sasaran DTPH ditentukan oleh hasil kegiatan itu sendiri. 2)

Bagi Bagi sasaran DTPH Kota Pagar Alam yang hanya didukung oleh dua

atau lebih sasaran kegiatan, maka hasil capaian kinerja sasaran DTPH

ditentukan oleh hasil rata-rata kegiatan pendukung.

Capaian kinerja DTPH Kota Pagar Alam dinilai dengan acuan, antara

lain; (1) Sasaran RPJMD, (2) Sasaran RKT, (3) Penetapan kinerja, (4)analisis

(44)

41 berorientasi outcome, (6) indikator kinerja utama, (7) target-target kinerja, (8)

strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Ada dua jenis rumus pengukuran capaian kinerja yaitu sebagai

berikut : Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang

semakin baik, maka digunakan persamaan :

Persentase Pencapaian Kinerja = Realisasi X 100% Rencana

Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang

semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian

kinerja semakin baik, maka digunakan persamaan sebagai berikut :

Persentase Pencapaian Kinerja = Rencana – ( Realisasi –Rencana ) X 100% Rencana

3.2. Analisis Evaluasi Pencapaian Kinerja

Suatu pelaporan akuntabilitas kinerja tidak hanya berisi tingkat

keberhasilan/kegagalan yang dicerminkan oleh hasil evaluasi

indikator-indikator kinerja sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengukuran penilaian

kinerja, tetapi juga menyajikan data dan informasi yang relevan dengan

kebutuhan dalam pengambilan keputusan. Analisis tersebut meliputi

perbandingan antara hasil tahun ini degan hasil tahun sebelumnya, serta

perbandingan antara hasil sebuah SKPD dengan SKPD lainnya dalam satu

daerah maupun daerah lainnya.

Pelaksanaan Kebijakan, Program dan Kegiatan Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam Tahun 2014, didukung dengan

anggaran dana sebesar Rp. 5.421.989.500,- (Lima Milyar Empat Ratus Dua

Puluh Satu Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Lima Ratus

(45)

Program dan Kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota

Pagar Alam yang didanai APBD Kota Pagar Alam Tahun Anggaran 2014

dan Realisasi masing-masing kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kota Pagar Alam Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 6 dan

(46)
(47)
(48)
(49)

Pencapaian Kinerja masing-masing sasaran dapat diuraikan dari

masing-masing kegiatan berikut :

1. Pelatihan petani / pelaku agribisis

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan petani

tentang Pertanian Tanaman Pangan, dan ditempuh dengan kebijakan

Peningkatan penerapan teknologi pertanian tepat guna program

Peningkatan Kesejahteraan Petani dan kegiatan Pelatihan petani tentang

Demplot Jajar Legowo.

Kegiatan ini membutuhkan Input dana sebesar Rp.109.393.500,- dan

dana yang digunakan Rp. 109.293.500,- sehingga capaian penggunaan

keuangan sebesar 99,91% Output dari kegiatan ini adalah pelatihan petani

tentang Demplot Jajar Legowo di Sukamandi Provinsi Jawa Barat.

Outcome dari kegiatan ini adalah Meningkatnya pengetahuan petani

tentang Metode Jajar Legowo.

2. Peningkatan Kemampuan Lembga Petani

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya Informasi yang

disampaikan kepada petani melalui Leaflet, program peningkatan

Kesejahteraan Ptani Kegiatan Peingkatan Kemampuan Lembaga Petani.

Kegiatan ini membutuhkan Input dana sebesar Rp.15.684.000,- dan

dana yang digunakan sebesar Rp. 15.684.000,- Sehingga capaian

penggunaan keuangan sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah

Leaflet Pertanian. Outcome dari kegiatan ini adalah pengetahuan informasi

yang diterima petani tentang pertanian..

3. Peningkatan Kemampuan Lembaga Tani (Mengikuti Penas KTNA XIV)

Sasaran kegiatan ini adalah Meningkatnya pengetahuan petani

tentang penangkaran bibit dan ditempuh dengan kebijakan Pengembangan

jaringan pasar hasil pertanian program peningkatan kesejahteraan petani

dan kegiatan Peningkatan Kemampuan Lembaga Tani (Mengikuti Penas

Gambar

Tabel 2. Rincian Pegawai Berdasarkan Tigkat Pendidikan.
Gambar 1. Alur Pikir Penyusunan Visi dan Misi Dinas Tanaman Pangan dan  Hortikultura Kota Pagar Alam
Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahun 2014
Tabel. 6 Program dan Kegiatan DTPH Kota Pagar Alam yang didanai APBD

Referensi

Dokumen terkait

pajak, sedangkan periode Joint Audit untuk audit kepabeanan dan/atau audit cukai ditetapkan selama 2 (dua) tahun sampai dengan akhir bulan sebelum penerbitan surat tugas sepanjang

Besarnya penurunan untuk 2 Tiang dan 3 Tiang memiliki hasil yang sama untuk model material Mohr Coulomb dengan analisa manual, tetapi untuk 4 Tiang, 6 Tiang, dan 8

Penggunaan applied Behavior Analysis Dalam Kalangan Guru Pendidikan Khas Terhadap Murid Autism Spectrum Disorder Syazwani Binti Aziz, Mohd Mokhtar Bin

Giri Santosa Adi Raya tersedia Dokumen V- Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal, dan telah sesuai dengan dokumen PEB dan dokumen

[r]

The main problems of this article are (1) how does the writer of CAPEK compose the Word Formation Rules of his word play, (2) what are the language motivations behind the use of

Kebijakan yang digunakan pada program disesuaikan dengan kebutuhan, dan ini merupakan sebuah contoh sederhana terhadap implementasi keamanan yang dibutuhkan pada suatu jaringan

keterampilan Intra Natal Care yang dimiliki mahasiswa dalam menjalankan Praktek Klinik Kebidanan II di Akademi Kebidanan Senior Medan Tahun 2013. Untuk mengetahui