32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang membandingkan hasil belajar
antara kelas kontrol yang pembelajarannya tidak diberi perlakuan dengan kelas
eksperimen yang pembelajarannya diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan model
pembelajaraan kooperatif tipe think pair share (TPS). Model pembelajaran kooperatif tipe
think pair share dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan
apersepsi dan memotivasi siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran
yang akan disampaikan oleh guru, guru memperlihatkan gambar tentang proses terjadinya
angin darat dan angin laut, Kemudian guru menerangkan atau menjelaskan materi
tentang pengaruh lingkungan fisik dan prosesnya yang terjadi pada lingkungan dan
seringkali dalam menjelaskan guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
untuk dijawab, selain itu guru juga memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin
bertanya. Setelah menerangkan materi tentang pengaruh lingkungan fisik dan prosesnya,
guru membagikan lembar pengamatan kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan
bersama-sama yang dalam satu kelompok siswa dibagi menjadi 4 orang.Setelah itu hasil
dari diskusi kelompok dipersentasikan didepan kelas, masing-masing kelompok
mengutarakan hasil pemikiran atau diskusi kelompoknya dengan bimbingan guru dan
disertai dengan memberikan kesimpulan.Setelah tugas kelompok selesai siswa diberikan
tugas mandiri dengan mengerjakan soal-soal.
penelitian ini terdapat hasil pretest pada kelompok siswa baik pada kelas
eksperimen maupun pada kelas kontrol. Deskripsi masing-masing data dijelaskan dalam
uraian berikut ini. Pretest atau tes awal pada kelompok eksperimen dilakukan pada tanggal
06 Maret 2012, sedangkan pada kelas kontrol pretestnya diberikan pada tanggal 07 Maret
2012. Pretest (tes awal) dilakukan untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan postest pada kelas
eksperimen diberikan pada tanggal 10 Maret 2012 dan kelas kontrol diberikan pada
terhadap hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan apakah
ada peningkatan.
4.1.1 Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Perlakuan
Berikut ini dikemukakan data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol
sebelum perlakuan.
1) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Distribusi frekuensi skor pretest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Rangkuman distribusi frekuensi skor pretest kelas eksperimen
No Interval Frekuensi Persentase(%)
1. 40 -50 7 18,4
2. 53- 60 16 42,2
3. 65-73 11 28,9
4. 80-86 4 10,5
Total 38 100
Berdasarkan statistik deskriptif hasil pretes kelompok eksperimen didapatkan skor
terendah 40 sebanyak 2 orang, skor tertinggi 86 sebanyak 1 orang, dan skor rata-rata
60,63 Dari data tabel 4.1 dibuat grafik seperti Gambar 4.2 berikut. Hasil analisis statistik
deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran .
Gambar 4.1
Setelah dilakukannya uji Deskriptif Statistic seperti pada tabel 4.1 didapat nilai
rata-rata dari hasil pretest kelompok eksperimen adalah 60,63.
2) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Sebelum diberikan perlakuan pada kelompok Kontrol didapat data hasil pretest
kelompok kontrol seperti pada tabel 4.2 dibawah.Distribusi frekuensi skor pretest kelompok
kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rangkuman distribusi frekuensi skor pretest kelas kontrol
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1. 40 -60 11 33,3
2. 66 - 80 22 66,6
Total 33 100
Berdasarkan statistik deskriptif dengan bantuan program komputer SPSS 16 for
windows, hasil pretes kelompok eksperimen didapatkan skor terendah 40 sebanyak 1
orang, skor tertinggi 80 sebanyak 2 orang, dan skor rata-rata 66,64 Dari data Tabel 4.2.
Hasil analisis statistik deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.
Gambar. 4.2
Dari data tabel 4.1 dan 4.2 diketahui bahwa rata-rata nilai antara kelompok
eksperimen 60,63 dan kelompok kontrol 66,64. Jadi antara kedua kelompok tersebut
memiliki kemampuan yang sama.
4.1.2 Data Hasil Belajar Siswa Setelah Perlakuan
Berikut ini dikemukakan data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol
setelah dilakukannya perlakuan.
1) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaraan
kooperatif tipe think pair share (TPS) maka didapat data hasil nilai postest kelompok
eksperimen adalah seperti pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rangkuman distribusi frekuensi skor postest
kelas eksperimen
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1. 65 -73 18 47,4
2. 80 -93 20 52,6
Total 38 100
Berdasarkan statistik deskriptif hasil postest kelompok eksperimen didapatkan skor
terendah 65 sebanyak 2 orang, skor tertinggi 93 sebanyak 2 orang, dan skor rata-rata
77,55. Dari data Tabel 4.3 dibuat grafik. Hasil analisis statistik deskriptif selengkapnya
Gambar 4.3
Grafik batang skor postest kelompok eksperimen
Berdasarkan hasil data tabel 4.1 dan tabel 4.3 mengalami peningkatan hal ini
terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh jauh berbeda bahwa nilai hasil belajar dengan
menggunakan treatment lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang belum
diberikan treatment.
2) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaraan
konvensional didapat data hasil nilai postest kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4Rangkuman distribusi frekuensi postest kelas kontrol
No Interval Frekuensi Persentase(%)
1. 60 - 68 14 41,2
2. 73 -80 20 58,8
Total 34 100 %
Berdasarkan statistik deskriptif hasil postest kelompok kontrol didapatkan skor
terendah 60 sebanyak 2 orang, skor tertinggi 80 sebanyak 5 orang, dan skor rata-rata
70,85. Dari data tabel 4.4 dibuat grafik. Hasil analisis statistik deskriptif selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran.
Gambar 4.4
Berdasarkan data tabel 4.3 dan tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata hasil belajar
siswa kelompok eksperimen 77,55 dan kelompok kontrol 70,85. Jadi antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen memiliki hasil belajar yang berbeda, kelompok
eksperimen yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share (TPS) memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
think pair share (TPS).
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
think pair share (TPS) berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa SD. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata perolehan skor pretes maupun skor postes pada kelompok
eksperimen dibandingkan dengan rata-rata skor pretes maupun skor postes pada
kelompok kontrol.
4.1 Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukannya uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis,
Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas,
uji homogenitas, dan uji normalitas.
4.2.1. Uji validitas
Duwi priyatno 2010:90, validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen
dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur
ketepatan suatu item dalam kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang
ingin diukur. Pada program SPSS 16.0 for window’steknik pengujian yang sering
digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson ( Produk
Momen Pearson) dan Corrected Item- Total Correlation. Soal yang akan diuji untuk pretest
dan postes diuji validitasnya terlebih dahulu, uji validitas dilakukan guna untuk melihat
kevaliditasan soal yang dibuat. Uji soal validitas dilakukan di SDN Salatiga 10 yang
siswanya berjumlah 41 siswa.Soal yang diuji berjumlah 40 item 31 item yang valid dan 9
Tabel 4.5 Validitas Instrumen Soal Pre-test dan Pos-test
2012.Instrumen tes berjumlah 40 soal dan jumlah siswanya 41.Setelah dilakukan
pengujian dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan menggunakan Corrected
Item- Total Correlation setelah dibandingkan dengan r kritis, diketahui soal yang valid
adalah 31 butir.Dari soal yang valid dapat digunakan untuk soal Pre-test dan soal pos-test
pada SDN Salatiga 03 (Kontrol), SDN Salatiga 05 (Eksperimen).
4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian
Untuk mengkaji keajegan atau ketetapan hasil tes yang dijawab siswa terhadap
pertanyaan-pertanyaan dalam item instrumen soal yang dibuat dengan menggunakan
metode Alpha (Cronbach’s) yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows
α> 0,9 = Sangat bagus α > 0,6 = Diragukan
Cronbach’s Alpha hasil dari uji reliabilitas adalah 0,917. Biasanya yang pengujian
menggunakan batasan tertentu yaitu 0,7. Karena nilai di atas 0,7 maka dapat disimpulkan
Setelah data dari semua hasil uji validitas yang item soalnya tidak valid dibuang
maka dapat terlihat hasil Cornbach’s Alphanya 0,927 lebih besar dibandingkan yang
pertama, maka dengan demikian item soal tersebut memiliki koefisien reliabilitas sempurna
sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
4.2.3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi
data adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis
Independent Samples T Test dan One Way Anova atau SPSS 16.0 for windows. Sebagai
kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian
dari dua kelompok tersebut sama atau homogen.
Tabel 4.8 Hasil homogenitas pretest kelompok
Dari hasil output Test of Homogeneity of variances pada tabel 4.7 dapat diketahui
bahwa signifikansi sebesar 0,912. Karena signifikansi skor pretest lebih besar alpha yang
ditetapkan yaitu 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol mempunyai varian yang sama Tabel 4.7 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
4.2.4 Hasil uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data
yang akan dianalisis. Hipotesis yang diajukan untuk mengukur normalitas distribusi
populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ho = Data populasi distribusi normal.
Ha = Data populasi tidak berdistribusi normal
Adapun kriteria pengujian yang digunakan untuk mengukur normalitas populasi
dalam penelitian ini adalah Ho diterima apabila nilai Sig > dari tingkat alpha yang
ditetapkan yaitu 5% (0,05). Table berikut menyajikan hasil dari uji normalitas soal pretest
antara kelas eksperimen dan kelas control.
Tabel 4.9 Uji Normalitas Hasil Belajar Pretest kelas ekperimen dan kontrol
Dari hasil uji Normalitas untuk hasil pretest antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol didapat hasil sebagai berikut:
1. Untuk hasil uji pretest kelas kontrol pada tabel One- Sample Kolmogrov-SmirnovTest
didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
dengan taraf signifikansi 0,297. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi
berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai pretest kelas kontrol
dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05
2. untukhasil uji pretest kelas eksperimen pada table One- Sample Kolmogrov-smirnov
Test dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi
0,497. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi berdistribusi normal.
maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai pretest kelas eksperimen berdistribusi
Tabel 4.10 Uji Normalitas Hasil Belajar Pos-Test Kelas Eksperimen
danKontrol
1. Untuk hasil uji Postest kelas kontrol pada tabel One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test
didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
dengan taraf signifikansi 0,039 Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi
berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai postest kelas kontrol
dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed)> 0,05
2. Untuk hasil uji Postest kelas eksperimen pada tabel One- Sample Kolmogrov-Smirnov
Test didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,226. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf
signifikansi berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai Postest
kelas eksperimen dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig.
(2-tailed)> 0,05.
4.3 Analisis Data
Analisis data untuk melihat peningkatan pretest postest kelas kontrol dan
eksperimen serta perbedaan postest kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan
bantuan SPSS 16.0 for window dengan melihat hasil Descriptive Statistics dan Group
4.3.1 Peningkatan Nilai Pretest Postest pada kelas kontrol
Tabel 4.11 Peningkatan Nilai Pretest dan Postest kelas Kontrol
Kelas pretest postest Perubahan hasil
kontrol 66,63 70,85 4,22
Pada Tabel 4.11 memberikan gambaran bahwa data pretest dan postest pada
kelas kontrol mengalami peningkatan 4,22. Yang awalnya nilai pretest 66,63 setelah diberi
perlakuan menjadi 70,85. Namun peningkatan yang terjadi masih kurang dalam membawa
hasil belajar siswa.Hal ini membuktikan bahwa perolehan nilai hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional masih berada pada level sedang.
4.3.2 Peningkatan Nilai Pretest Postest Pada Kelas Eksperimen
Tabel 4.12 Peningkatan Nilai Pretest-Postest Kelas Eksperimen
Kelas pretest postest Perubahan hasil
Eksperimen 60,63 77.55 16,92
Pada tabel 4.12 rerata nilai pretest dan postest pada kelas Eksperimen mengalami
peningkatan sebesar 16,92, yang awalnya rerata nilai pretest 60,63 setelah diberi
perlakuan nilainya menjadi 77,55. Dilihat dari hasil peningkatan yang didapat, ini
membuktikan bahwa pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe think pair share berhasil, dan nilai peningkatan yang diperoleh berada pada level
tinggi.
4.3.3. Perbedaan Nilai Postest Kelas Kontrol Dengan Nilai Postest Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen dapat dilakukan Uji T-test dengan menggunakan bantuan SPSS for
Tabel 4.13 Hasil Analisis Perbedaan antara Nilai Postest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Kelas Postest Perubahan hasil
Kontrol 70,85 4,22
Eksperimen 77,55 16,92
Pada tabel 4.13 diatas hasil belajar pada kolom ketiga dalam tabel didapat
perubahan hasil 4,22 dengan didapat nilai rata-rata (Mean) pada kelas kontrol 70,85.
Sedangkan pada kelas eksperimen peningkatannya 16,92 yang dimana nilai rerata siswa
sebelum diberi perlakuan adalah 60,63 dan setelah diberi perlakuan nilai hasil belajar
siswa menjadi 77,55. Maka dapat dilihat hasil rata-rata antara kelas Eksperimen yang
diberi perlakuan (treatment) dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan (treatment)
mengalami perbedaan.hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share berhasil.
4.4 Pengujian Hipotesis
Independent Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan (Duwi Priyatno
2010:32), uji t dilakukan untuk membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t table
pada tingkat Alpha 5%. Ho diterima jika Sig > 0,05, dan Ho ditolak jika Sig < 0,05.
4.4.1 Uji T-Test
Tabel 4.14 Hasil uji posttest perbedaan dua rata-rata antara
Dari hasil analisis uji beda didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan melihat tabel 4.14 Group Statistic nilai mean untuk kelas eksperimen adalah
77,55 sedangkan untuk kelas kontrol nilai meannya adalah 70,85 hal ini membuktikan
bahwa nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang mempunyai nilai
rata-rata tertinggi adalah kelas eksperimen ini membuktikan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe think pair share berhasil.
2. Hasil dari Independent Samples Test pada kolom t-test for Eguality of Means hasil nilai
Sig. (2-tailed) adalah 0,000
Ho diterima jika signifikansinya > 0,05, dan
Ho ditolak jika signifikansinya < 0,05
Oleh karena itu nilai t hitung > t tabel signifikansi pada uji f adalah 0,339 > 0,05,
maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sama). Dengan ini penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran IPA Siswa
Sekolah Dasar diterima. Ini berarti hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaraan kooperatif tipe think pair share lebih efektif daripada hasil belajar siswa
yang hanya diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan
demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pair share) efektif digunakan
dalam pembelajaran IPA.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis yang telah disajikan sebelumnya, berikut ini akan
4.5.1 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol.
Hasil deskriptif diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 33 siswa yang ada di
SD Negeri Salatiga 03 sebagai kelas kontrol, diperoleh nilai hasil pretest dengan rata-rata
nilai (mean) sebesar 66, 63. Sedangkan nilai postest dengan rata-rata nilai (mean) sebesar
70,85. Dapat dilihat peningkatan hasil belajar yang terjadi adalah sebesar 4,22. Hasil
tersebut menunjukkan adanya peningkatan, tetapi peningkatan nilai yang terjadi masih
belum mempengaruhi hasil belajar siswa karena model pembelajaran yang digunakan
konvensional.
4.5.2 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol.
Hasil deskriptif diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 38 siswa yang ada di
SD Negeri Salatiga 05 sebagai kelas Eksperimen, diperoleh nilai hasil pretest dengan
rata-rata nilai (mean) sebesar 60,63. Sedangkan nilai postest dengan rata-rata-rata-rata nilai (mean)
sebesar 77,55.Dapatdilihat adanya peningkatan rata-rata nilai sebesar 77,55. Hasil
tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada kelas Eksperimen sebesar
16,92. Ini membuktikan bahwa proses belajar mengajar (PBM) dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berhasil.
4.5.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tabel 4.13 didapat nilai rata-rata (Mean) pada kelas Eksperimen 77,55, dan nilai
rata-rata (Mean) pada kelas Kontrol 70,85. Maka dapat dilihat hasil rata-rata antara kelas
Eksperimen yang diberi perlakuan (treatment) dan kelas kontrol yang tidak diberi
perlakuan (treatment) mengalami perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dengan
jelas bahwa dengan model pembelajaraan konvensional siswanya cenderung diam dan
kadang-kadang ada yang asik sendiri membuat mainan dari kertas, adapun hanya
beberapa siswa saja yang mau bertanya, hal tersebut jauh berbeda dengan kelas
eksperimen yang proses pembelajaraannya menggunakan model pembelajaraan
kooperatif tipe think pair share. Pada saat pembelajaraan berlangsung siswa-siswanya
Hasil analisis statistik antara kedua kelompok tersebut homogen/varian karena
nilai sig 0,912 > 0,05, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dilakukan penelitian
berikutnya. Pada uji hipotesis dalam tabel Independent Samples Test diketahui nilai t
hitungnya sebesar 3,795 probabilitasnya 0,000 maka hasil tersebut dapat dikatakan
signifikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap hasil belajar
siswa SD Negeri Salatiga 05.Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
think pair share pada kelas eksperimen, diketahui hasil belajar siswa lebih baik
dibandingkan dengan kelas kontrol yang dalam pelaksanaan pembelajarannya tanpa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Osmaini S,
Evi Suryawati dan Mariani N. L (dalam Skripsinya Stevanus Oky Rudy Santoso,2010)
dengan judul “ Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share (TPS) untuk
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas 1.7 SLTPN 20 Pekanbaru pada pokok
bahasan keanekaragaman hewan TA. 2002/2003” diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan pendekatan TPS rata-rata hasil belajar siswa meningkat yang ditunjukan
oleh daya serap siswa sebesar 78,85% termasuk dalam kategori baik, ketuntasan belajar
siswa mencapai 90,48%. Aktivitas siswa meningkat rata-rata 69,27% yang termasuk
kategori baik. Jadi dengan menerapkan pendekatan struktural TPS dapat meninkatkan
hasil belajar dan aktivitas siswa.
Berdasarkan perolehan hasil nilai yang didapatkan pada saat pos tes, didapatkan
bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada materi “Perubahan lingkungan fisik dan prosesnya” kelas IV SD
Negeri Salatiga 05. Dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share siswa diberi kesempatan untuk menunjukan partisipasi kepada orang lain. Adapun
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah dalam proses belajar mengajar