• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. T1 292008265 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. T1 292008265 BAB IV"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang membandingkan hasil belajar

antara kelas kontrol yang pembelajarannya tidak diberi perlakuan dengan kelas

eksperimen yang pembelajarannya diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan model

pembelajaraan kooperatif tipe think pair share (TPS). Model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan

apersepsi dan memotivasi siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran

yang akan disampaikan oleh guru, guru memperlihatkan gambar tentang proses terjadinya

angin darat dan angin laut, Kemudian guru menerangkan atau menjelaskan materi

tentang pengaruh lingkungan fisik dan prosesnya yang terjadi pada lingkungan dan

seringkali dalam menjelaskan guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

untuk dijawab, selain itu guru juga memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

bertanya. Setelah menerangkan materi tentang pengaruh lingkungan fisik dan prosesnya,

guru membagikan lembar pengamatan kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan

bersama-sama yang dalam satu kelompok siswa dibagi menjadi 4 orang.Setelah itu hasil

dari diskusi kelompok dipersentasikan didepan kelas, masing-masing kelompok

mengutarakan hasil pemikiran atau diskusi kelompoknya dengan bimbingan guru dan

disertai dengan memberikan kesimpulan.Setelah tugas kelompok selesai siswa diberikan

tugas mandiri dengan mengerjakan soal-soal.

penelitian ini terdapat hasil pretest pada kelompok siswa baik pada kelas

eksperimen maupun pada kelas kontrol. Deskripsi masing-masing data dijelaskan dalam

uraian berikut ini. Pretest atau tes awal pada kelompok eksperimen dilakukan pada tanggal

06 Maret 2012, sedangkan pada kelas kontrol pretestnya diberikan pada tanggal 07 Maret

2012. Pretest (tes awal) dilakukan untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan postest pada kelas

eksperimen diberikan pada tanggal 10 Maret 2012 dan kelas kontrol diberikan pada

(2)

terhadap hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan apakah

ada peningkatan.

4.1.1 Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Perlakuan

Berikut ini dikemukakan data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol

sebelum perlakuan.

1) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Distribusi frekuensi skor pretest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Rangkuman distribusi frekuensi skor pretest kelas eksperimen

No Interval Frekuensi Persentase(%)

1. 40 -50 7 18,4

2. 53- 60 16 42,2

3. 65-73 11 28,9

4. 80-86 4 10,5

Total 38 100

Berdasarkan statistik deskriptif hasil pretes kelompok eksperimen didapatkan skor

terendah 40 sebanyak 2 orang, skor tertinggi 86 sebanyak 1 orang, dan skor rata-rata

60,63 Dari data tabel 4.1 dibuat grafik seperti Gambar 4.2 berikut. Hasil analisis statistik

deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran .

Gambar 4.1

(3)

Setelah dilakukannya uji Deskriptif Statistic seperti pada tabel 4.1 didapat nilai

rata-rata dari hasil pretest kelompok eksperimen adalah 60,63.

2) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Sebelum diberikan perlakuan pada kelompok Kontrol didapat data hasil pretest

kelompok kontrol seperti pada tabel 4.2 dibawah.Distribusi frekuensi skor pretest kelompok

kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rangkuman distribusi frekuensi skor pretest kelas kontrol

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1. 40 -60 11 33,3

2. 66 - 80 22 66,6

Total 33 100

Berdasarkan statistik deskriptif dengan bantuan program komputer SPSS 16 for

windows, hasil pretes kelompok eksperimen didapatkan skor terendah 40 sebanyak 1

orang, skor tertinggi 80 sebanyak 2 orang, dan skor rata-rata 66,64 Dari data Tabel 4.2.

Hasil analisis statistik deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

Gambar. 4.2

(4)

Dari data tabel 4.1 dan 4.2 diketahui bahwa rata-rata nilai antara kelompok

eksperimen 60,63 dan kelompok kontrol 66,64. Jadi antara kedua kelompok tersebut

memiliki kemampuan yang sama.

4.1.2 Data Hasil Belajar Siswa Setelah Perlakuan

Berikut ini dikemukakan data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol

setelah dilakukannya perlakuan.

1) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaraan

kooperatif tipe think pair share (TPS) maka didapat data hasil nilai postest kelompok

eksperimen adalah seperti pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rangkuman distribusi frekuensi skor postest

kelas eksperimen

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1. 65 -73 18 47,4

2. 80 -93 20 52,6

Total 38 100

Berdasarkan statistik deskriptif hasil postest kelompok eksperimen didapatkan skor

terendah 65 sebanyak 2 orang, skor tertinggi 93 sebanyak 2 orang, dan skor rata-rata

77,55. Dari data Tabel 4.3 dibuat grafik. Hasil analisis statistik deskriptif selengkapnya

(5)

Gambar 4.3

Grafik batang skor postest kelompok eksperimen

Berdasarkan hasil data tabel 4.1 dan tabel 4.3 mengalami peningkatan hal ini

terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh jauh berbeda bahwa nilai hasil belajar dengan

menggunakan treatment lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang belum

diberikan treatment.

2) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaraan

konvensional didapat data hasil nilai postest kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4Rangkuman distribusi frekuensi postest kelas kontrol

No Interval Frekuensi Persentase(%)

1. 60 - 68 14 41,2

2. 73 -80 20 58,8

Total 34 100 %

Berdasarkan statistik deskriptif hasil postest kelompok kontrol didapatkan skor

terendah 60 sebanyak 2 orang, skor tertinggi 80 sebanyak 5 orang, dan skor rata-rata

70,85. Dari data tabel 4.4 dibuat grafik. Hasil analisis statistik deskriptif selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran.

Gambar 4.4

(6)

Berdasarkan data tabel 4.3 dan tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata hasil belajar

siswa kelompok eksperimen 77,55 dan kelompok kontrol 70,85. Jadi antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen memiliki hasil belajar yang berbeda, kelompok

eksperimen yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think

pair share (TPS) memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

kontrol yang pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share (TPS).

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share (TPS) berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa SD. Hal ini dapat

dilihat dari rata-rata perolehan skor pretes maupun skor postes pada kelompok

eksperimen dibandingkan dengan rata-rata skor pretes maupun skor postes pada

kelompok kontrol.

4.1 Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukannya uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis,

Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas,

uji homogenitas, dan uji normalitas.

4.2.1. Uji validitas

Duwi priyatno 2010:90, validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen

dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur

ketepatan suatu item dalam kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang

ingin diukur. Pada program SPSS 16.0 for window’steknik pengujian yang sering

digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson ( Produk

Momen Pearson) dan Corrected Item- Total Correlation. Soal yang akan diuji untuk pretest

dan postes diuji validitasnya terlebih dahulu, uji validitas dilakukan guna untuk melihat

kevaliditasan soal yang dibuat. Uji soal validitas dilakukan di SDN Salatiga 10 yang

siswanya berjumlah 41 siswa.Soal yang diuji berjumlah 40 item 31 item yang valid dan 9

(7)

Tabel 4.5 Validitas Instrumen Soal Pre-test dan Pos-test

2012.Instrumen tes berjumlah 40 soal dan jumlah siswanya 41.Setelah dilakukan

pengujian dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan menggunakan Corrected

Item- Total Correlation setelah dibandingkan dengan r kritis, diketahui soal yang valid

adalah 31 butir.Dari soal yang valid dapat digunakan untuk soal Pre-test dan soal pos-test

pada SDN Salatiga 03 (Kontrol), SDN Salatiga 05 (Eksperimen).

4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian

Untuk mengkaji keajegan atau ketetapan hasil tes yang dijawab siswa terhadap

pertanyaan-pertanyaan dalam item instrumen soal yang dibuat dengan menggunakan

metode Alpha (Cronbach’s) yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows

α> 0,9 = Sangat bagus α > 0,6 = Diragukan

Cronbach’s Alpha hasil dari uji reliabilitas adalah 0,917. Biasanya yang pengujian

menggunakan batasan tertentu yaitu 0,7. Karena nilai di atas 0,7 maka dapat disimpulkan

(8)

Setelah data dari semua hasil uji validitas yang item soalnya tidak valid dibuang

maka dapat terlihat hasil Cornbach’s Alphanya 0,927 lebih besar dibandingkan yang

pertama, maka dengan demikian item soal tersebut memiliki koefisien reliabilitas sempurna

sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

4.2.3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi

data adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis

Independent Samples T Test dan One Way Anova atau SPSS 16.0 for windows. Sebagai

kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian

dari dua kelompok tersebut sama atau homogen.

Tabel 4.8 Hasil homogenitas pretest kelompok

Dari hasil output Test of Homogeneity of variances pada tabel 4.7 dapat diketahui

bahwa signifikansi sebesar 0,912. Karena signifikansi skor pretest lebih besar alpha yang

ditetapkan yaitu 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol mempunyai varian yang sama Tabel 4.7 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

(9)

4.2.4 Hasil uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data

yang akan dianalisis. Hipotesis yang diajukan untuk mengukur normalitas distribusi

populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ho = Data populasi distribusi normal.

Ha = Data populasi tidak berdistribusi normal

Adapun kriteria pengujian yang digunakan untuk mengukur normalitas populasi

dalam penelitian ini adalah Ho diterima apabila nilai Sig > dari tingkat alpha yang

ditetapkan yaitu 5% (0,05). Table berikut menyajikan hasil dari uji normalitas soal pretest

antara kelas eksperimen dan kelas control.

Tabel 4.9 Uji Normalitas Hasil Belajar Pretest kelas ekperimen dan kontrol

Dari hasil uji Normalitas untuk hasil pretest antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol didapat hasil sebagai berikut:

1. Untuk hasil uji pretest kelas kontrol pada tabel One- Sample Kolmogrov-SmirnovTest

didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

dengan taraf signifikansi 0,297. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi

berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai pretest kelas kontrol

dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05

2. untukhasil uji pretest kelas eksperimen pada table One- Sample Kolmogrov-smirnov

Test dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi

0,497. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi berdistribusi normal.

maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai pretest kelas eksperimen berdistribusi

(10)

Tabel 4.10 Uji Normalitas Hasil Belajar Pos-Test Kelas Eksperimen

danKontrol

1. Untuk hasil uji Postest kelas kontrol pada tabel One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test

didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

dengan taraf signifikansi 0,039 Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi

berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai postest kelas kontrol

dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed)> 0,05

2. Untuk hasil uji Postest kelas eksperimen pada tabel One- Sample Kolmogrov-Smirnov

Test didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig.

(2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,226. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf

signifikansi berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai Postest

kelas eksperimen dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig.

(2-tailed)> 0,05.

4.3 Analisis Data

Analisis data untuk melihat peningkatan pretest postest kelas kontrol dan

eksperimen serta perbedaan postest kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan

bantuan SPSS 16.0 for window dengan melihat hasil Descriptive Statistics dan Group

(11)

4.3.1 Peningkatan Nilai Pretest Postest pada kelas kontrol

Tabel 4.11 Peningkatan Nilai Pretest dan Postest kelas Kontrol

Kelas pretest postest Perubahan hasil

kontrol 66,63 70,85 4,22

Pada Tabel 4.11 memberikan gambaran bahwa data pretest dan postest pada

kelas kontrol mengalami peningkatan 4,22. Yang awalnya nilai pretest 66,63 setelah diberi

perlakuan menjadi 70,85. Namun peningkatan yang terjadi masih kurang dalam membawa

hasil belajar siswa.Hal ini membuktikan bahwa perolehan nilai hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional masih berada pada level sedang.

4.3.2 Peningkatan Nilai Pretest Postest Pada Kelas Eksperimen

Tabel 4.12 Peningkatan Nilai Pretest-Postest Kelas Eksperimen

Kelas pretest postest Perubahan hasil

Eksperimen 60,63 77.55 16,92

Pada tabel 4.12 rerata nilai pretest dan postest pada kelas Eksperimen mengalami

peningkatan sebesar 16,92, yang awalnya rerata nilai pretest 60,63 setelah diberi

perlakuan nilainya menjadi 77,55. Dilihat dari hasil peningkatan yang didapat, ini

membuktikan bahwa pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe think pair share berhasil, dan nilai peningkatan yang diperoleh berada pada level

tinggi.

4.3.3. Perbedaan Nilai Postest Kelas Kontrol Dengan Nilai Postest Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen dapat dilakukan Uji T-test dengan menggunakan bantuan SPSS for

(12)

Tabel 4.13 Hasil Analisis Perbedaan antara Nilai Postest Kelas Kontrol dan

Eksperimen

Kelas Postest Perubahan hasil

Kontrol 70,85 4,22

Eksperimen 77,55 16,92

Pada tabel 4.13 diatas hasil belajar pada kolom ketiga dalam tabel didapat

perubahan hasil 4,22 dengan didapat nilai rata-rata (Mean) pada kelas kontrol 70,85.

Sedangkan pada kelas eksperimen peningkatannya 16,92 yang dimana nilai rerata siswa

sebelum diberi perlakuan adalah 60,63 dan setelah diberi perlakuan nilai hasil belajar

siswa menjadi 77,55. Maka dapat dilihat hasil rata-rata antara kelas Eksperimen yang

diberi perlakuan (treatment) dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan (treatment)

mengalami perbedaan.hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share berhasil.

4.4 Pengujian Hipotesis

Independent Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan (Duwi Priyatno

2010:32), uji t dilakukan untuk membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t table

pada tingkat Alpha 5%. Ho diterima jika Sig > 0,05, dan Ho ditolak jika Sig < 0,05.

4.4.1 Uji T-Test

Tabel 4.14 Hasil uji posttest perbedaan dua rata-rata antara

(13)

Dari hasil analisis uji beda didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan melihat tabel 4.14 Group Statistic nilai mean untuk kelas eksperimen adalah

77,55 sedangkan untuk kelas kontrol nilai meannya adalah 70,85 hal ini membuktikan

bahwa nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang mempunyai nilai

rata-rata tertinggi adalah kelas eksperimen ini membuktikan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe think pair share berhasil.

2. Hasil dari Independent Samples Test pada kolom t-test for Eguality of Means hasil nilai

Sig. (2-tailed) adalah 0,000

Ho diterima jika signifikansinya > 0,05, dan

Ho ditolak jika signifikansinya < 0,05

Oleh karena itu nilai t hitung > t tabel signifikansi pada uji f adalah 0,339 > 0,05,

maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah sama). Dengan ini penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran IPA Siswa

Sekolah Dasar diterima. Ini berarti hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaraan kooperatif tipe think pair share lebih efektif daripada hasil belajar siswa

yang hanya diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan

demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pair share) efektif digunakan

dalam pembelajaran IPA.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah disajikan sebelumnya, berikut ini akan

(14)

4.5.1 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol.

Hasil deskriptif diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 33 siswa yang ada di

SD Negeri Salatiga 03 sebagai kelas kontrol, diperoleh nilai hasil pretest dengan rata-rata

nilai (mean) sebesar 66, 63. Sedangkan nilai postest dengan rata-rata nilai (mean) sebesar

70,85. Dapat dilihat peningkatan hasil belajar yang terjadi adalah sebesar 4,22. Hasil

tersebut menunjukkan adanya peningkatan, tetapi peningkatan nilai yang terjadi masih

belum mempengaruhi hasil belajar siswa karena model pembelajaran yang digunakan

konvensional.

4.5.2 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol.

Hasil deskriptif diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 38 siswa yang ada di

SD Negeri Salatiga 05 sebagai kelas Eksperimen, diperoleh nilai hasil pretest dengan

rata-rata nilai (mean) sebesar 60,63. Sedangkan nilai postest dengan rata-rata-rata-rata nilai (mean)

sebesar 77,55.Dapatdilihat adanya peningkatan rata-rata nilai sebesar 77,55. Hasil

tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada kelas Eksperimen sebesar

16,92. Ini membuktikan bahwa proses belajar mengajar (PBM) dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berhasil.

4.5.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tabel 4.13 didapat nilai rata-rata (Mean) pada kelas Eksperimen 77,55, dan nilai

rata-rata (Mean) pada kelas Kontrol 70,85. Maka dapat dilihat hasil rata-rata antara kelas

Eksperimen yang diberi perlakuan (treatment) dan kelas kontrol yang tidak diberi

perlakuan (treatment) mengalami perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dengan

jelas bahwa dengan model pembelajaraan konvensional siswanya cenderung diam dan

kadang-kadang ada yang asik sendiri membuat mainan dari kertas, adapun hanya

beberapa siswa saja yang mau bertanya, hal tersebut jauh berbeda dengan kelas

eksperimen yang proses pembelajaraannya menggunakan model pembelajaraan

kooperatif tipe think pair share. Pada saat pembelajaraan berlangsung siswa-siswanya

(15)

Hasil analisis statistik antara kedua kelompok tersebut homogen/varian karena

nilai sig 0,912 > 0,05, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dilakukan penelitian

berikutnya. Pada uji hipotesis dalam tabel Independent Samples Test diketahui nilai t

hitungnya sebesar 3,795 probabilitasnya 0,000 maka hasil tersebut dapat dikatakan

signifikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap hasil belajar

siswa SD Negeri Salatiga 05.Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

think pair share pada kelas eksperimen, diketahui hasil belajar siswa lebih baik

dibandingkan dengan kelas kontrol yang dalam pelaksanaan pembelajarannya tanpa

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Osmaini S,

Evi Suryawati dan Mariani N. L (dalam Skripsinya Stevanus Oky Rudy Santoso,2010)

dengan judul “ Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share (TPS) untuk

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas 1.7 SLTPN 20 Pekanbaru pada pokok

bahasan keanekaragaman hewan TA. 2002/2003 diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan pendekatan TPS rata-rata hasil belajar siswa meningkat yang ditunjukan

oleh daya serap siswa sebesar 78,85% termasuk dalam kategori baik, ketuntasan belajar

siswa mencapai 90,48%. Aktivitas siswa meningkat rata-rata 69,27% yang termasuk

kategori baik. Jadi dengan menerapkan pendekatan struktural TPS dapat meninkatkan

hasil belajar dan aktivitas siswa.

Berdasarkan perolehan hasil nilai yang didapatkan pada saat pos tes, didapatkan

bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan

pemahaman siswa pada materi “Perubahan lingkungan fisik dan prosesnya” kelas IV SD

Negeri Salatiga 05. Dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair

share siswa diberi kesempatan untuk menunjukan partisipasi kepada orang lain. Adapun

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah dalam proses belajar mengajar

Gambar

Tabel 4.1 Rangkuman distribusi frekuensi skor pretest kelas eksperimen
Gambar. 4.2
Tabel 4.3 Rangkuman distribusi frekuensi skor postest
Grafik batang skor postest kelompok eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

1 kurang dari Rp.. 31 Berdasarkan data tersebut UMKM yang dikelola oleh wirausaha muda sebagaian besar masih memiliki kesulitan pada sektor sumber dan jumlah

Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2

[r]

• Database management systems (DBMS) menyediakan metode untuk representasi data secara digital, prosedur untuk desain sistem dan menangani data besar, terutama pengaksesan

Di dalam form menu utama terdapat menu kelola arsip yang berfungsi untuk mengelola data pegawai dan data surat, pencarian berfungsi dalam pencarian arsip, dan

Perhatikanlah salah satu akar yang sudah diketahui adalah berupa bilangan irasional(bilangan bentuk akar), maka salah satu akar yang lainpun juga akan berupa bilangan irasional

Mengacu pendapat dari Assessment for Learning Guidance (2007: http://www.- qcda.gov.uk/4334.aspx), penerapan AFL berbasis HOTS yang efektif dalam pem- belajaran