38
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab ini, akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil
pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja mesin
pemotong akrilik yang telah dirancang dan direalisasikan yang telah dijelaskan pada
Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan terhadap spesifikasi yang diinginkan.
Pengujian dilakukan dengan melakukan proses pemotongan akrilik. Hasil pengujian
diukur dan dibandingkan dengan gambar sesuai ukuran aslinya. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan jangka sorong (caliper) dengan ketelitian 0.05 mm.
4.1. Pengujian Garis
Pengujian garis dilakukan dengan membuat garis dengan ukuran 1-10 cm pada
akrilik dengan tebal 2 mm dan 5 mm masing-masing sebanyak 4 kali dengan orientasi
vertikal dan horizontal. Hasil pengujian dan pengukuran ditabelkan pada Tabel 4.1
sampai Tabel 4.4.
Tabel 4.1 : Pengukuran garis vertikal pada akrilik 2 mm
39
Tabel 4.2 : Pengukuran garis vertikal pada akrilik 5 mm
Jarak (cm) Garis 1
Tabel 4.3 : Pengukuran garis horizontal pada akrilik 2 mm
Jarak (cm) Garis 1
Tabel 4.4 : Pengukuran garis horizontal pada akrilik 5 mm
40
4.2 Pengujian Bentuk Segitiga Siku-siku
Pengujian bentuk segitiga dilakukan pada segitiga siku-siku dengan ukuran alas
5 cm dan tinggi 5 cm. Pengujian dilakukan pada akrilik dengan ketebalan 2 mm dan 5
mm masing-masing sebanyak 4 kali. Bagian yang diukur adalah segitiga bagian dalam
dan bagian luar
Gambar 4.1. Segitiga siku-siku
Tabel 4.5 : Pengukuran segitiga siku-siku 5 cmx 5 cm dengan tebal 2 mm
Variabel Segitiga 1 (cm)
Alas dalam 4.620 4.620 4.630 4.640 0.380
Tinggi dalam 4.670 4.675 4.690 4.690 0.330
Alas luar 5.210 5.210 5.235 5.220 0.235
Tinggi luar 5.235 5.230 5.230 5.240 0.240
Tabel 4.6 : Pengukuran segitiga siku-siku 5 cmx 5 cm dengan tebal 5 mm
Variabel Segitiga 1 (cm)
Alas dalam 4.670 4.660 4.620 4.660 0.340
Tinggi dalam 4.720 4.730 4.720 4.680 0.320
Alas luar 5.210 5.205 5.190 5.210 0.210
Tinggi luar 5.235 5.210 5.245 5.230 0.235
5 cm 5 cm
Bagian dalam
Bagian luar Segit iga siku-siku 5 x
41
4.3 Pengujian Bentuk Lingkaran
Pengujian bentuk lingkaran dilakukan dengan ukuran diameter 9 cm .
Pengujian dilakukan pada akrilik dengan ketebalan 2 mm dan 5 mm masing-masing
sebanyak 4 kali. Bagian yang diukur adalah diameter maksimal lingkaran bagian luar
dan diameter minimal lingkaran bagian dalam.
Gambar 4.2. Lingkaran
Tabel 4.7: Pengukuran lingkaran diameter 9 cm dengan tebal 2 mm
Variabel Lingkaran 1 (cm)
Tabel 4.8 : Pengukuran lingkaran diameter 9 cm dengan tebal 5 mm
Variabel Lingkaran
Min 8.600 8.600 8.625 8.610 0.400
Diameter Dalam
Max 8.710 8.720 8.735 8.715 0.265
Diameter Luar
Min 9.110 9.085 9.120 9.130 0.130
Diameter Luar
Max 9.235 9.200 9.220 9.250 0.250
Bagian dalam
Bagian luar Lingkaran
42
4.4 Pengujian Bentuk Bujur Sangkar
Pengujian bentuk Bujursangkar dilakukan dengan ukuran panjang sisi 10 cm x
10 cm . Pengujian dilakukan pada akrilik dengan ketebalan 2 mm dan 5 mm
masing-masing sebanyak 4 kali. Bagian yang diukur adalah panjang dan lebar pada
Bujursangkar bagian dalam dan bagian luar.
Gambar 4.3. Bujursangkar 10 cm x 10 cm
Tabel 4.9. Pengukuran Bujursangkar 10 cm x 10 cm dengan tebal 2 mm
Variabel Bujursangkar
Bagian Dalam 9.720 9.720 9.720 9.730 0.270
Lebar Bagian
Dalam 9.745 9.730 9.705 9.710 0.2.95
Panjang
Bagian Luar 10.175 10.180 10.200 10.175 0.200
Lebar Bagian
Luar 10.195 10.185 10.235 10.200 0.235
Tabel 4.10. Pengukuran Bujursangkar 10 cm x 10 cm dengan tebal 5 mm
Variabel Bujursangkar
Bagian Dalam 9.720 9.720 9.720 9.730 0.270
Lebar Bagian
Dalam 9.730 9.690 9.685 9.720 0.315
Panjang
Bagian Luar 10.155 10.160 10.150 10.165 0.165
Lebar Bagian
Luar 10.200 10.200 10.170 10.190 0.200
43
4.5 Analisa Hasil Pengujian Garis dan Pola Sederhana
Dari data pengujian garis vertikal maupun horizontal dengan ketebalan akrilik 2
mm dan 5 mm terlihat bahwa ada selisih jarak antara 1.80 mm – 2.60 mm pada garis
vertikal dan 1.80 – 2.50 mm untuk horizontal.
panjang garis potong panjang hasil garis potong tambahan jarak dari
penggunaan mata bor tambahan jarak daripenggunaan mata bor
mata bor
Gambar 4.4. Pemotongan garis
Pengukuran pada segitiga dilakukan pada segitiga hasil pemotongan (segitiga
dalam) dan segitiga sisa pemotongan (segitiga luar). Hasil pengukuran pada segitiga
dalam untuk akrilik 2 mm didapatkan selisih jarak paling besar adalah 3.80 mm dan
untuk segitiga luar sebesar 240 mm. Dari hasil pengukuran didapatkan selisih untuk
bagian dalam lebih besar melebihi 3 mm. Hal itu karena ada tambahan jarak yang hilang
akibat pemotongan.
44
Dengan menggunakan aturan sinus kita dapat mencari jarak b
=
=
(4.1)Jika sudut yang potong adalah 45° maka sudut BAC adalah x 45° = 22.5°,
sudut ACB = 90° dan sudut ABC = 67,5°
1
sin 22.5 °= sin 67.5°
1
0.383= 0.924
= 2.413 mm
Dengan perhitungan tersebut didapatkan selisih jarak pada segitiga seharusnya
adalah 1mm + 2.413 mm = 3.413 mm
Pengukuran pada lingkaran ukuran 9 cm x 9 cm didapatkan selisih jarak
maksimal pada diameter lingkaran bagian dalam sebesar 4 mm dan untuk lingkaran
bagian luar maksimal 1.50 mm.
Pengukuran pada juga dilakukan pada bujursangkar bagian dalam dan
Bujursangkar bagian Bujursangkar luar. Hasil pengukuran pada bujursangkar bagian
dalam didapatkan selisih jarak maksimal sebesar 3.15 mm dan bujursangkar bagian luar
sebesar 2.35 mm.
Hasil pengukuran pada garis, segitiga, lingkaran dan Bujursangkar menunjukan
hasil yang tidak sesuai. Untuk pola bagian dalam, pengukuran menunjukan selisih jarak
paling besar ada pada lingkaran adalah sebesar 4 mm sedangkan untuk pola bagian luar,
selisih jarak paling besar ada pada pemotongan garis sebesar 2.6 mm. Penggunaan mata
bor sebagai alat potong membuat hasil potongan bertambah. Namun dari data pengujian
dan pengukuran dapat dilihat bahwa semakin panjang jarak pemotongan tidak
berpengaruh pada selisih potongannya. Selain itu hasil pengamatan pada benda uji
45
Gambar 4.6. Pergeseran mata bor pada garis
46
Gambar 4.8. Pergeseran mata bor pada segitiga bagian dalam
Gambar 4.9. Pergeseran mata bor pada segitiga bagian luar
Pergeseran ini karena masalah mekanik yang kurang baik. Ukuran diameter
47
diameter linear shaft yang dipakai adalah 5/8 inch atau 15.875 mm. Ini menyebabkan gerakan lengan penggerak Y tidak stabil saat proses pemotongan.
4.7 Pengujian Kedalaman.
Pengujian kedalaman dilakukan pada akrilik dengan ketebal 5 mm. Pengujian
dilakukan dengan membuat garis dengan kedalaman 1 mm, 2mm, 3mm, 4 mm.
Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali pada masing-masing garis.
Tabel 4.11 : Pengukuran Kedalaman
Garis Kedalaman 1 mm
pengujian mendapatkan selisih jarak maksimal 0.5 mm dari hasil yang diharapkan.
Namun jika melihat selisih antar kedalaman didapatkan hasilnya antara 0.95 mm – 1.05
mm. Hal ini karena adanya perbedaaan ketinggian akrilik. Perbedaan ketinggian ini
karena pada salah satu sisi dari akrilik tersebut di jepit. Tujuan akrilik tersebut dijepit
agar tidak bergerak.
4.8 Pengujian dengan Gambar Uji
Pengujian dilakukan dengan membandingkan pola gambar yang akan dipotong
48
Gambar 4.10. Gambar Uji