PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI
Tadkiroatun Musfiroh
Pengertian
Perkembangan bahasa meliputi juga perkembangan kompetensi komunikasi, yakni kemampuan untuk menggunakan semua keterampilan berbahasa manusia untuk berekspresi dan memaknai. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan anak dan lingkungan sekitarnya. Interaksi dengan orang yang lebih dewasa atau penutur yang lebih matang memainkan peranan yang amat penting dalam membantu peningkatan kemampuan anak untuk berkomunikasi (Bredekamp & Copple, 1997:104).
Peran
Perkembangan bahasa memainkan peranan yang signifikan dalam perkembangan sosial anak. Bahasa lisan juga menyediakan piranti yang diperlukan untuk representasi mental atau dalam istilah Vygotsky disebut “verbal mediation” (kemampuan untuk memberikan label pada objek dan proses, yang diperlukan untuk pengembangan konsep, generalisasi, dan pemikiran). Kecakapan menggunakan bahasa dalam pikiran adalah perkembangan kunci yang membantu anak memecahkan berbagai masalah baru, tidak semata-mata trial and error (coba-ralat).
Perbedaan Perkembangan
Perkembangan bahasa anak, baik bentuk maupun strukturnya sangat dipengaruhi oleh latar belakang kultural dan sosial tertentu. Apakah seorang anak berkata kasar atau halus, lingkunganlah yang memberi masukan, terutama domain vertikal dan horisontal primer (keluarga dan teman sebaya). Demikian pula, dalam masyarakat yang mementingkan unsur verba (kata kerja) dalam grammar, maka struktur itu pulalah yang diakuisisi anak. Oleh karena itu, anak-anak di Jepang mengakuisisi struktur V(P) N(S) atau verba predikat lalu nomina subjek. Hal ini bertolak belakang dengan anak-anak di Indonesia. Meskipun demikian, tingkat penguasaan setiap anak tidak dapat disamakan. Perbedaan itu menyangkut :
Σ Perbendaharaan kata;
Σ Panjang kalimat (jumlah kata dalam satu kalimat)
Σ Percakapan : ketahanan terhadap topik;
Σ Presentasi lisan (akuisisi fonologi > pelafalan;
Σ Tingkah laku nonverbal (paralinguistik, imitasi gaya bicara, bahasa tubuh);
Σ Kekompleksan sintaksis;
Σ Cara mengatur pikiran
Aspek Perkembangan a. Perbendaharaan Kata
hanya kosakata bicara, kosakata komprehensi tidak dihitung, (sebab memang tidak mungkin dihitung)
ada beberapa kasus pemaknaan kata pada anak;
kata tugas muncul kemudian, lebih dahulu nomina dan verba
jumlah & jenis kosakata anak tidak sama, tergantung pada :
inteligensi anak, pajanan yang diberikan, dan intensitas interaksi verbal 1 th 2 th 3 th 4 th 5 th 6 th 7 th 8 th Jml 4-20 50-200 2-4 ribu 4-6 ribu 5-8 ribu 1 0 - 1 2
ribu
± 16 ribu ± 20 ribu
Jumlah kosa kata yang diakuisisi anak sebelum 2 tahun sekitar 50 kata. Jumlah ini akan meledak begitu orang dewasa berkomunikasi dengan kata-kata riil dan mampu menafsirkan kata-kata anak. Jika tidak, anak akan memfokuskan pada “parole” dan hal itu berefek pada keinginannya untuk berkomunikasi. Setelah usia ini, anak akan mengakuisisi 50 kata per bulan dan pada akhir TK akan mencapai 8000 hingga 14.000 kata
Setelah usia 6 tahun, kosakata anak berkembang sangat pesat (20-50 kata per hari), karena mereka :
Σ mulai dapat mengambil perspektif ,
Σ mulai memahami konsep bagian dan kesatuan,
Σ tahu sinonim, antonim
Σ pandai mengekspresikan diri;
Σ baik dalam komprehensi, kemampuan bernalar, dan memcahkan masalah
Σ belajar mempengaruhi pikiran orang lain
Σ peka terhadap humor, plesetan, permainan kata-kata, tebak-tebakan
Σ adakalanya masih berjuang menyempurnakan sintaksis
b. Panjang Kalimat
selaras dengan angka tahun umurnya, misal, 1 tahun 1 kata / kalimat
dihitung jumlah morfem dalam 100 kalimat : jumlah kalimat
c. Percakapan
< 3 tahun anak masih terus berganti-ganti topik dalam 1 kali percakapan
ketahanan terhadap topik meningkat setelah usia 4 tahun
anak belum memahami betul pragmatika bahasa
muncul tuturan privat (untuk pemecahan masalah dan mengatasi situasi sulit
(setelah agak besar : muncul saat sedang menyelesaikan dan atau merencanakan sesuatu; berbicara sendiri sambil menggambar)
Dipengaruhi oleh pemerolehan fonem dan fona : cadel atau tidak
Dipengaruhi ada tidaknya gangguan berbahasa : gagap
Perkembangan presentasi lisan
- mendekut
- meraban non komunikatif
- meraban komunikatif (protodeklaratif dan protoimperatif) - vokal-konsonan, konsonan-vokal
(lebih dahulu bilabial : b, m, p)
- suku kata ultima (akhir) (suku awal masih sulit diucapkan) - kalimat satu kata
(masih substitusi bunyi dental : [k] pada awal > [t]; [ɖ] > [d] - kalimat 2 kata (telegrafik)
mengalami kesulitan mengucapkan bunyi tril, klaster, dan mendelisikannya - Kalimat tiga kata dan seterusnya
(adakalanya masih mengalami substitusi untuk tril [r] dan klaster [str], [kr])
e. Perilaku Nonverbal
menirukan perilaku berbicara orang dewasa
menggerak-gerakkan tangan secara berlebihan atau sebaliknya;
adakalnya belum dapat membuat gesture yang tepat;
proksemik harus dekat, tidak nyaman dengan proksemik standar
f. Kompleksitas Sintaksis
kalimat satu kata berkembang ke kalimat tunggal
kalimat majemuk setara (lalu, terus) usia 3 tahun
kalimat majemuk bertingkat, usia 5 tahun
kalimat majemuk sempurna (tanpa kekeliruan), setelah 7 tahun
g. Cara Mengatur Pikiran
bahasa digunakan anak untuk berpikir, membentuk konsep, mengingat, dan
memecahkan persoalan;
mana yang didahulukan anak? Pivot grammar, SV atau VS? Umumnya SV
anak mendahulukan sapaan, verba, atau nomina subjek?
(umumnya anak menggunakan sapaan atau panggilan sebelum berbicara)
Hakikat Pemerolehan Bahasa nature dan nurture
ada piranti bahasa (LAD), ada kognisi, ada lingkungan, ada interaksi
Membantu perkembangan bahasa
Bahasa anak-anak akan berkembang apabila : 1) Terlibat aktif dalam percakapan;
2) Mendengar cerita-cerita (langsung maupun yang dibacakan), baik dalam kelompok kecil maupun individu
3) Memperoleh pajanan (exposure) yang mencukupi 4) Mendapat model bicara yang baik
Mengapa anak memiliki kemauan yang kuat untuk belajar berbicara?
1) Berbicara merupakan sarana utama dalam bersosialisasi. Anak yang mudah berkomunikasi lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih mudah diterima (sebagai anggota kelompok)
2) Berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak yang tidak dapat mengemukakan keinginan akan selalu dibantu dan belum dianggap mandiri. Hal ini menghambat anak menjadi percaya diri dan mandiri.
Tugas utama berkomunikasi pada anak :
1) Anak-anak harus meningkatkan kemampuan menyimak apa-apa yang dikatakan orang lain;
2) Anak-anak harus meningkatkan kemampuan bicaranya sehingga dimengerti oleh orang lain.
Tugas utama berbicara pada anak-anak : 1) pelafalan
2) penambahan kosa kata; 3) penguasaan struktur; 4) pengenalan pragmatik :
- prinsip kerja sama (cooperative principle) - Prinsip Sopan santun
- Pengetahuan berbagai jenis tuturan : langsung tak langsung Literal nonliteral
Permasalahan yang dihadapi anak dalam memperoleh bahasaKondisi bilingualisme dengan diglosia (bahkan double nested diglosia) Kebiasaan bercampur kode di kalangan orang dewasa;
Kebocoran diglosia di berbagai domain;
Munculnya berbagai variasi bahasa dari berbagai faktor sosial :
Variasi gaul dari remaja
Variasi kalangan menengah atas
bergesernya language choice
Glossarium
Fonologi : Cabang linguistik yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa, meliputi fonemik (bunyi pembeda arti) dan fonetik (bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan manusia dan bagaimana terjadinya bunyi dalam diri manusia). Fonem : Bunyi-bunyi yang ada dalam suatu bahasa (yang membedakan arti) Fona : Bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan manusia (tidak membedakan arti) Pajanan : Singkapan, paparan, segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memungkinkannya berinteraksi, memanfaatkan, dan dipengaruhi Proksemik : Jarak bicara
Paralinguistik : faktor nonverbal yang dimunculkan oleh penutur ketika berbicara, termasuk gerak tangan, mimik, gerak bibir, yang mungkin mempengaruhi makna dari sebuah tuturan.
Protoimperatif : Maksud memerintah yang belum berbentuk parole (bahasa yang diucapkan oleh manusia atau tuturan); biasanya berbentuk rabanan dengan senyum atau bunyi yang diulang-ulang, seperti [uh..uh]