• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010198 10.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010198 10."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

7

III. METODE PENELITIAN

A. Bagan Alir Penelitian

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

B. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Materi

Materi yang digunakan dalam penelitian adalah tungau hama, daun teh klon Assamica, TRI 2024, dan Gambung. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikroskop stereo, mikroskop binokuler, ice box (termos), kitek (pewarna kuku), kamera digital, kantong plastik hitam, label, kertas milimeter blok, thermohigrometer dan altimeter.

b. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat pengambilan sampel berupa daun teh di PTPN IX Semugih Kabupaten Pemalang di pagi, siang, sore, malam dan dini hari. Pengamatan

Persiapan alat dan bahan

Penentuan titik pengambilan sampel daun

Pengukuran temperatur, kelembaban dan curah hujan pada lokasi penelitian

Pencuplikan sampel daun teh kemudian masukkan ke dalam kantong plastik hitam yang sudah diberi label

Identifikasi tungau hama

Menghitung jumlah tungau hama yang terdapat pada daun teh

Pengukuran luas sampel daun dan panjang trikoma daun

Hasil

(2)

8

tungau hama dilakukan di Laboratorium Pengajaran 1 dan Laboratorium Parasitologi & Entomologi, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Penelitian dilaksanakan pada Bulan September 2014 sampai Februari 2015.

C. Rancangan percobaan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel secara acak. Sampel berupa daun teh yang diambil acak dari sampling yang sudah ditentukan, untuk masing-masing klon teh.

D. Data, Variabel, dan Parameter

Variabel utama dalam penelitian adalah pencaran populasi tungau hama, sedangkan variabel pendukung meliputi : klon daun teh, panjang trikoma dan luas daun. Parameter utama yang digunakan adalah rata – rata kepadatan setiap klon teh. Parameter pendukung meliputi : temperatur, kelembaban, dan curah hujan. E. Cara Kerja

1. Penentuan Jumlah Sampel Setiap Klon dan Setiap Waktu

Penentuan pengambilan sampel pada lokasi penelitian menggunakan metode acak dari bidang pemeliharaan dengan menggunakan rumus (Budiarto & Anggraini, 2002) :

Keterangan :

n : Jumlah sampel daun

α : Error tolerance 20%

Sehingga jumlah daun teh yang didapatkan n≥ 25 perklon daun teh, dari jumlah tersebut masing-masing dikalikan dengan 5 waktu pengambilan sampel daun sehingga didapatkan n≥ 375 daun teh.

2. Teknik pengambilan sampel daun teh

Setiap titik sampel diwakili oleh 1 pohon teh. Sampel berupa daun teh diambil 25 helai daun secara acak. Daun-daun tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah diberi label. Kemudian di masukkan ke dalam

ice box (termos) untuk mengurangi aktifitas tungau tungau hama. Pengambilan

(3)

9

pagi hari pukul 07.00 – 10.00 WIB, siang hari pukul 11.00 – 14.00 WIB, sore hari pukul 15.00 – 17.00 WIB, malam hari pukul 21.00 – 00.00 WIB dan dini hari pukul 03.00–06.00 WIB.

3. Pengukuran luas daun

Pengukuran luas daun dilakukan di Laboratorium Pengajaran 1 Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Langkah kerjanya yaitu daun teh diletakkan di atas kertas milimeter blok. Kemudian menentukan panjang, lebar dan luas kertas milimeter blok, ukuran luas milimeter blok yang ditentukan harus lebih besar dari ukuran luas sampel daun supaya dapat menampung sampel daun. Setelah itu, menghitung jumlah kotakan daun yang telah digambar pada millimeter blok. Apabila kotakan pada millimeter blok terisi lebih dari setengah maka kotakan tersebut masuk dalam hitungan, dan apabila kotakan pada millimeter blok kurang dari setengah maka kotakan tersebut tidak masuk dalam hitungan.

4. Pengukuran kerapatan dan panjang trikhoma

Kerapatan dan panjang trikoma daun diukur dengan cara mengambil 9 daun pemeliharaan. Tiap klon daun teh kemudian diangin-anginkan agar embun menguap dan kering tetapi masih segar. Selanjutnya, pada permukaan bawah daun di bagian ujung, tengah dan pangkal diolesi dengan kitek (pewarna kuku). Setelah 3 sampai 5 menit, bekas olesan tadi diambil dan diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10. Sedangkan untuk panjang daun diukur dengan cara mengkalibrasi menggunakan lensa okuler dan lensa objektif.

5. Pengukuran temperatur, kelembaban udara dan curah hujan

Temperatur dan kelembaban udara diukur dengan menggunakan thermohigrometer digital selama 1 menit setelah pemasangan alat tepat di tangkai daun percobaan. Pengukuran dilakukan setiap kali pengambilan sampel. Data curah hujan diperoleh dari Dinas PTPN IX Semugih, Desa Banyumudal, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

(4)

10 6. Nilai tungau hama

Penghitungan jumlah tungau hama dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi & Entomologi, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Langkah kerjanya yaitu seluruh daun teh diamati di bawah mikroskop stereo. Menghitung jumlah tungau hama stadium larva, nimfa, dan dewasa yang ditemukan dan mencatat hasil rata-ratanya.

7. Metode analisis

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan membuat histogram waktu (pagi, siang, sore, malam dan dini hari) dan klon pada sumbu absis (x), kepadatan populasi tungau hama pada sumbu ordinat (y).

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Neron terdiri atas glomerulus yang akan dilalui sejumlah airan untuk diiltrasi dari darah dan tubulus yang panjang dimana airan yang diiltrasi diubah

Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya guru dalam melaksanakan pembelajaran, kurang memaksimalkan model, dan sumber belajar. Maka tujuan pendidikan tidak tercapai.

9 Sesuai dengan judul yang peneliti ambil dalam penelitian ini, maka penelitian ini hanya terbatas pada upaya minimalisasi risiko pembiayaan dengan prinsip

Fenomena Akulturasi dan Sinkretisme dalam Perspektif Arkeologi (Studi Kasus Pada Ragam Hias di Kompleks Makam Bataliung, Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan), 14

Dari hasil analisis informasi kebutuhan pengguna yang dikelompokan menjadi bidang pertanian, kehutanan, kelautan, geologi, kebencanaan dan pemetaan, diperoleh

Pengembangan potensi tersebut memerlukan dukungan yang positif dari para ahli sumber daya air yang tergabung dalam Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) yang antara

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penelitian mandiri tentang Penelusuran Miskonsepsi Mahasiswa yang berjudul ”Penelusuran