• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PPB 1100024 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PPB 1100024 Chapter3"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Desain Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu

pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian

secara nyata dalam bentuk data numerikal atau angka, sehingga memudahkan

proses analisis dan penafsirannyadengan menggunakan perhitungan-perhitungan

statistika.

Data hasil penelitian yang berupa sangka-angka kemudian diolah melalui

pengolahan statistik dan selanjutnya dikorelasikan antara dua variabel untuk

mendapatkan hasil adakah hubungan adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan

belajar melalui studi korelasi. “Studi korelasi mempelajari hubungan antara dua

variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan

dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan

dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat

digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk

menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel” (Haryanto, 2012).

Penelitian ini mengkaji hubungan antara dua variabel, yakni variabel X

dan Y. Variabel X dalam penelitian ini yaitu Adiksi situs jejaring sosial dan

variabel Y dalam penelitian ini yaitu kebiasaan belajar. Untuk lebih jelas dapat

dilihat dalam desain pada penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian Konsep

Variabel X Variabel Y

Adiksi Situs Jejaring Sosial Kebiasaan Belajar

3.2Partisipan

Penelitian dilakukan di kelas XI SMA Negeri 1 Cicalengka. Pertimbangan

peneliti melakukan penelitian di kelas XI SMA Negeri 1 Cicalengka sebagai

(2)

1) Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMA Negeri 1 Cicalengka

yang menyatakan bahwa adanya kecenderungan siswa mengakses situs

jejaring sosial saat jam pelajaran berlangsung.

2) Belum ada yang melakukan penelitian mengenai adiksi situs jejaring sosial

dan kebiasaan belajar pada peserta didik di SMAN 1 Cicalengka.

3) Masa remaja merupakan masa yang mempunyai wawasan yang lebih luas

dalam berfikir dan mencari identitas diri (jati diri). Seberapa efektif remaja

menghadapi beberapa faktor yang telah dipaparkan akan menentukan

perilakunya dalam mengakses situs jejaring sosial-apakah akan mengalami

adiksi atau tidak.

4) Kelas XI sudah menempuh masa belajar selama setahun di SMA, sehingga

mempunyai pengalaman belajar selama di SMA.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Furqon (2013, hlm. 146) “populasi adalah sekumpulan objek,

orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang

sama”. Populasi dalam penelitian adalah peserta didik SMA Negeri 1 Cicalengka

kelas XI tahun ajaran 2015/2016.

“Sampel adalah bagian dari suatu populasi. Besarnya sampel di samping dipengaruhi oleh besarnya populasi juga dipengaruhi oleh variasi variabel

(karakteristik) yang diteliti dan tingkat kecermatan yang diinginkan” (Furqon,

2013, hlm. 146-147).

Anggota populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di

SMAN 1 Cicalengka dengan jumlah anggota 435 orang, sehingga dari jumlah

tersebut peneliti mengambil anggota sampel sebanyak 178 siswa. Anggota

populasi dan sampel dalam penelitian dijelaskan pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2. Jumlah Anggota Populasi. Siswa kelas XI SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2015/2016

No. Kelas Anggota

1 XI IBB 33

2 XI MIPA 1 46

(3)

No. Kelas Anggota

4 XI MIPA 3 44

5 XI MIPA 4 47

6 XI MIPA 5 46

7 XI IPS 1 41

8 XI IPS 2 46

9 XI IPS 3 42

10 XI IPS 4 43

Populasi 435

Sampel 178

3.4Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar merupakan suatu kegiatan belajar sebagai hasil tindakan

atau usaha yang berlangsung pada waktu yang lama dan cenderung dilakukan

secara berulang-ulang sehingga mengakibatkan perilaku yang menetap dan

berlangsung secara otomatis. Kebiasaan belajar dalam penelitian ini adalah

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa kelas XI SMAN 1 Cicalengka Tahun

Ajaran 2015/2026 secara terus-menerus dalam mengerjakan tugas, membaca,

mencatat pelajaran disekolah, mengamati guru yang sedang mengajar,

konsentrasi, mengatur waktu belajar, dan berinteraksi dengan guru.

Aspek-aspek kebiasaan belajar, yaitu:

a. Homework and Assignment: mencakup kebiasaan murid yang belajar di luar

jam kelas, menilai bagaimana siswa mengatur jadwal akademis di rumah

untuk memfasilitasi belajar.

b. Time allocation to work: menilai kebiasaan siwa untuk menghindari

faktor-fajtir yang mungkin mengalihkan perhatian siswa dalam proses belajar.

c. Reading and note-taking: dimensi yang menilai kebiasaan siswa dalam

membaca dan mencatat.

d. Concentration: menilai kebiasaan siswa telah dibentuk untuk menghindari

gangguan selama belajar.

(4)

secara teratur dengan memperhatikan kerapian dan kesalahannya.

f. Teacher concultation: kebiasaan siswa berinteraksi dengan guru dalam

belajar secara efektif.

3.4.2 Adiksi Situs Jejaring Sosial

Adiksi situs jejaring sosial dalam penelitian merupakan kecenderungan

siswa dalam mengakses situs jejaring sosial secara berlebihan yang mendominasi

pikiran dan tingkah laku, mendapatkan kesenangan, adanya konflik dalam

individu maupun intrapersonal, adanya perasaan cemas ketika tidak mengakses

situs jejaring sosial, dan sulit untuk menghentikan kegiatan mengakses situs

jejaring sosial. Adapun aspek-aspek situs jejaring sosial, diantaranya:

a. Salience, dominasi situs jejaring sosial pada pikiran dan tingkah laku peserta

didik

b. Mood modification, peserta didik mendapatkan kesenangan dari aktivitas

online situs jejaring sosial

c. Tolerance, aktivitas online situs jejaring sosial mengalami peningkatan

secara progresif selama rentang periode untuk mendapatkan efek kepuasan

d. Withdrawal, perasaan tidak menyenangkan pada saat peserta didik tidak

melakukan aktivitas online situs jejaring sosial

e. Conflict, pertentangan yang muncul dari diri peserta didik sendiri tentang

tingkat kegemarannya online situs jejaring sosial yang berlebihan maupun

konflik yang terjadi antara peserta didik dengan orang lain sebagai akibat

perilakunya online situs jejaring sosial

f. Relapse, kecenderungan perilaku peserta didik untuk mengulangi pola yang

sempat dilakukan pada awal rnengenal situs jejaring sosial meskipun telah

mencoba melakukan kontrol atas dirinya.

3.5 Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini, ada beberapa tahap pelaksanaan penelitian yang

akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan studi pendahuluan ke lokasi penelitian.

(5)

3. Menyusunan dan mengembangan instrumen penelitian melalui judgement

dari pakar dan pihak yang kompeten.

4. Mengumpulan data melalui penyebaran instrumen penelitian.

5. Analisis data hasil penyebaran instrumen.

6. Menyusunan laporan hasil penelitian.

7. Menarik kesimpulan dari penelitian dan rekomendasi untuk pihak-pihak

terkait.

3.6 Instrumen Angket Penelitian

Penyebaran data dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa

angket untuk memperoleh gambaran adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan

belajar siswa. Angket dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup berupa

pernyataan-pernyataan yang sudah disediakan alternatif jawabannya. Dalam

pengisian angket tertutup responden hanya dapat menjawab sesuai dengan

alternatif jawaban yang telah disediakan.

Angket yang dikembangkan menggunakan alternatif jawaban dalam

bentuk force-Choice menggunakan format skala Ya dan Tidak. Berikut pedoman

skor penilaian setiap item pernyataan dalam instrumen adiksi situs jejaring sosial

dan kebiasaan belajar, pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4

Tabel 3.3

Skor Penilaian Instrumen Adiksi Situs Jejaring Sosial Alternatif Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

Tabel 3.4

Skor Penilaian Instrumen Kebiasaan Belajar

Alternatif Jawaban Skor

Favorable Un-favorable

Ya 1 0

(6)

3.7 Pengembangan Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen diawali dengan menentukan definisi operasional

variabel setiap variabel yakni adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan belajar.

Setiap variabel ditentukan indikator-indikator yang akan digunakan untuk

mengukur setiap variabel.

Indikator-indikator tersebut kemudian dikembangkan ke dalam bentuk

kisi-kisi intrumen. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat adiksi situs

jejaring sosial peserta didik dikembangkan berdasarkan enam aspek. Instrumen

tersebut disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman peserta didik.

Sedangkan instrumen untuk mengetahui kebiasaan belajar dikembangkan oleh

peneliti berdasarkan aspek dari kebiasaan belajar. Berdasarkan proses

pengembangan teori dan perumusan indikator tentang adiksi situs jejaring sosial

dan kebiasaan belajar, maka peneliti menyusun kisi–kisi instrumen yang disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Angket Adiksi Situs Jejaring Sosial (Sebelum dan Sesudah Uji Kelayakan)

Variabel Aspek Indikator No Item

Sebelum Sesudah Adiksi Situs

Jejaring Sosial

Salience Mengakses situs

(7)

menerus memikirkan

strategi coping atas

masalah yang

Withdrawal Peserta didik menjadi

(8)

situs jejaring sosial

Conflict Adanya konflik dengan

teman karena peserta

dalam diri peserta didik

karena peserta didik

terus-menerus

mengakses situs

jejaring sosial

59,60,61 51,52,53

Relapse Muncul perasaan ingin

(9)

mengakses sistus

Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Sebelum dan Sesudah Uji Kelayakan)

Variabel Aspek Indikator No Item

Sebelum Sesudah

lain maka subjek akan

memilih aktivitas

belajar

12, 13,

14, 15

(10)

Siswa menunda

judgement pakar untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian dari segi isi, konstruk dan bahasa. Judgement yaitu

dengan meminta pendapat dosen ahli untuk menilai setiap item dalam instrumen

kriteria M (memadai) dan TM (Tidak Memadai). Jika sudah memadai item

instrumen sudah layak digunakan sedangkan item dengan kriteria tidak memadai

(11)

Hasil judgement yang dilakukan ketiga dosen secara rinci disajikan dalam Tabel

3.7 berikut.

Tabel 3.7

Hasil Judgement Angket Adiksi situs jejaring sosial

Kesimpulan No. Item Total

Memadai 1, 2, 3, 7, 9, 10, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,

41,42,45,46,47,48,49,50,51

37

Revisi 4,5,6,8,11,12,13,14,15,21,26,30,43,44,52,53,54,55,56,57, 58

21

Hasil judgement menunjukkan terdapat 37 item memadai artinya item

tersebut sudah dapat digunakan, dan sebanyak 21 item direvisi. Berdasarkan hasil

judgement yang telah dilakukan, untuk jumlah item pernyataan instrumen adiksi

situs jejaring sosial yang dapat digunakan dalam uji coba instrumen sebanyak 58

item. Adapun kisi-kisi instrumen setelah judgement pakar dapat dilihat pada tabel

3.8 berikut.

Instrumen kebiasaan belajar setelah judgement pakar dapat dilihat pada

tabel 3.9 sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Judgement Angket Kebiasaan Belajar

Kesimpulan No. Item Total

Memadai 1, 2, 5, 7, 10, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36,37,38,39,40,41

28

Revisi 3, 4,6,8,9,11,12,13,17,19,27,28,35 13

Hasil judgement menunjukkan terdapat 28 item yang memadai artinya

item tersebut sudah dapat digunakan, dan sebanyak 13 item. Berdasarkan hasil

judgement yang telah dilakukan, jumlah item pernyataan instrumen kebiasaan

(12)

3.7.2 Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana

keterbacaan instrumen oleh responden. Uji keterbacaan instrumen adiksi situs

jejaring sosial dan instrumen kebiasaan belajar dilakukan 20 peserta didik kelas

XI SMA Negeri 1 Cicalengka. Uji keterbacaan dapat membantu mengetahui

redaksi penulisan kata yang salah atau pernyataan yang sulit dipahami oleh

responden, sehingga dapat diperbaiki sebelum dilaksanakan penyebaran angket

untuk penelitian. Hasil uji keterbacaan yang telah dilaksanakan, responden dapat

memahami bahasa dan makna yang terkandung dalam seluruh pernyataan

instrumen baik instrumen adiksi situs jejaring sosial maupun instrumen kebiasaan

belajar siswa.

3.7.3 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji kesahihan instrumen.

Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang akan diukur.

Instrumen yang dimiliki ukuran validitas tinggi menunjukkan kesahihan suatu

instrumen yang baik, artinya instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur.

Uji validitas instrumen yang dilakukan menggunakan data yang dikumpulkan

secara built-in, artinya responden untuk uji validitas merupakan sampel yang akan

digunakan sebagai data yang akan di analisis.

Uji validitas butir item pernyataan dilakukan menggunakan perangkat

lunak SPSS 23.0 for windows dan microsoft excel 2007 menggunakan rumus

Point Biserial Correlation α0,5, dengan rumus sebagai berikut.

�� = � − �

(13)

Keterangan:

� = Koefisien korelasi point biserial

Mp= mean skor dari sampel yang menjawab benar pada butir item yang

dicari validitasnya

Mt = rata-rata total skor

p= proporsi sampel yang menjawab benar

= ℎ � � � �

ℎ � ℎ �

q = proporsi sampel yang menjawab salam (q=1-p)

Untuk mengetahui suatu item pernyataan valid atau tidak valid yaitu

dengan patokan, jika thitung lebih besar dari ttabel, maka butir instrumen dianggap

valid, sedangkan jika thitung lebih kecil atau sama dengan ttabel maka butir

instrumen dianggap tidak valid. T hitung didapatkan dengan rumus sebagai

berikut:

= √� − √ −

(Riduwan, 2013: 140)

Setelah perhitungan uji validitas menggunak an perangkat lunakSPSS 23.0

for windows dan microsoft excel 2007, terdapat 2 dari 58 item pernyataan adiksi

situs jejaring sosial yang tidak valid, artinya item instrumen untuk mengukur

adiksi situs jejaring sosial hanya terdapat 56 butir penyataan yang valid.

Sedangkan terdapat 4 dari 41 item pernyataan kebiasaan belajar yang tidak valid,

artinya item instrumen untuk mengukur kebiasaan belajar hanya terdapat 36 item

pernyataan yang valid. Berikut item-item setelah validasi pada tabel berikut.

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Item Angket Adiksi Situs Jejaring Sosial

Signifikansi No Item Jumlah

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58

56

(14)

Tabel 3.10.

Hasil Uji Validitas Item Angket Kebiasaan Belajar

Signifikansi No Item Jumlah

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41

37

Tidak Valid 22, 23, 26, 34 4

3.7.4 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukkan tingkat ketepatan atau kemantapan (Rakhmat

dan Solehuddin, 2006, hlm. 21). Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk

mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat

ukur tersebut reliabel. Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistennya

suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun, 1989, hlm.

140). Uji reliabilitas instrumen dilakukan menggunakan teknik Rumus Kuder

Richardson-20 (KR-20).

(Arikunto, 2009, hlm. 100)

Keterangan:

= reliabilitas tes secara keseluruhan

n = banyaknya butir item

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( q = 1 – p)

pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

S = standar deviasi dari tes (akar devians)

Sebagai acuan untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan klasifikasi

(15)

Tabel 3.11

Kriteria Reliabilitas Instrumen -1,00 ≤ r ≤ 0,20 Sangat Rendah

0,200 < r ≤ 0,40 Rendah

0,400 < r ≤ 0,60 Sedang

0,600 < r ≤ 0,80 Tinggi

0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Setelah dilakukan pengujian reliabilitas instrumen adiksi situs jejaring

sosial dan kebiasaan belajar menggunakan aplikasi lunak SPSS for windows 23.0

diperoleh hasil pada tabel berikut:

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Adiksi Situs Jejaring Sosial

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,887 56

Tabel 3.13

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kebiasaan Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,805 37

Berdasarkan hasil pengujian reliabitas menunjukkan instrumen yang

mengukur adiksi situs jejaring sosial memiliki nilai reliabilitas 0,887 dengan

memiliki daya ketepatan dengan kriteria sangat tinggi. Sedangkan untuk

instrumen kebiasaan belajar memiliki nilai reliabilitas 0,805 dengan memiliki

(16)

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik mengumpulan data yang digunakan untuk dapat menggambarkan

adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan belajar siswa adalah dengan

menggunakan angket, peneliti dapat mengumpukan data pada waktu yang

bersamaan dengan sampel yang cukup besar. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 199)

angket merupakan “teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden.”. Bentuk angket yang digunakan yaitu angket tertutup yang sudah di

sediakan alternatif jawabannya dan responden hanya menjawab setiap pernyataan

dengan cara memilih alternatif jawaban dengan format Ya dan Tidak.

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.2 Pengolahan data

Data yang telah diperoleh dari hasil penyebaran instrumen kemudian

diolaha dan dianalisis. Analisis data dalam penelitian dilakukan untuk melihat

gambaran umum perilaku adiksi situs jejaring sosial dan kebiasaan belajar peserta

didik kelas XI SMAN 1 Cicalengka tahun ajaran 2015/2016 sehingga dapat dilihat

apakah terdapat hubungan antara adiksi situs jejaring sosial dengan kebiasaan

belajar siswa.

Data yang akan diolah terlebih dahulu diberi skoring. Skoring data

dilakukan untuk menentukan kategori tingkat adiksi situs jejaring sosial dan

kebiasaan belajar peserta didik kelas XI di SMAN 1 Cicalengka pada kategori

tinggi (T), dan rendah (R). Untuk menentukan kategori tinggi dan rendah

ditempuh dengan cara menggunakan nilai tengah ideal, yaitu nilai tertinggi ideal

ditambah nilai terendah ideal lalu dibagi dua. Kategorisasi skor untuk perilaku

adiksi situs jejaring sosial dengan nilai tertinggi ideal 41 ditambah nilai terendah 0

(nol) dibagi 2 yaitu 20,5, sedangkan untuk kebiasaan belajar siswa dengan nilai

tertinggi 36 ditambah 7 (nol) dibagi 2 yaitu 21,5. Berikut kategorisasi skor untuk

(17)

Tabel 3.14

Kategori Skor untuk Gambaran Umum Adiksi Situs Jejaring Sosial Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2015/2016

No. Skor Kategori Keterangan

1 ≥ 22 Tinggi Peserta didik memiliki tingkat adiksi situs jejaring

sosial tinggi

2 ≤ 21 Rendah Peserta didik memiliki tingkat adiksi situs jejaring

sosial rendah

Tabel 3.15

Kategori Skor untuk Gambaran Umum Kebiasaan Belajar Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2015/2016

No. Skor Kategori Keterangan

1 ≥ 23 Tinggi Peserta didik memiliki tingkat kebiasaan belajar

tinggi

2 ≤ 22 Rendah Peserta didik memiliki tingkat kebiasaan belajar

rendah

a. Uji Korelasi

Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas

X (Adiksi mengakses situs jejaring sosial) dengan variabel terikat Y (kebiasaan

belajar), sehingga diketahui seberapa besar hubungan variabel X terhadap Y.

Rumus korelasi menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson

sebagai berikut:

= � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }

(Sugiyono, 2013, hlm. 255)

Keterangan:

= Koefisien Korelasi

(18)

Y = Nilai variabel 2

∑ = Jumlah

Setelah diperoleh koefisien korelasi, dilakukan interpretasi terhadap

koefisien korelasi tersebut dengan menggunakan pedoman berikut:

Tabel 3.16

Kriteria Tingkat korelasi

Kriteria Tingkat korelasi

0,80 - 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

(Sugiyono, 2013, hlm. 257)

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah derajat hubungan antara variabel bebas

terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi dapat dihitungkan dengan cara

mengkuadratkan koefisien korelasi yang telah ditemukan, dan selanjutnya

dikalikan dengan 100%. Koefisien determinasi (penentu) ini dinyatakan dalam

persen.

KD = r x %

(Sugiono, 2007:259)

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi

r = Kuadrat koefisien korelasi

c. Pengujian Hipotesis

Untuk penelitian ini, tingkat kesalahan yang dapat ditolerir atau tingkat

signifikan (α) ditetapkan sebesar 5% (0,05) pada dua tes sisi. Jika nilai signifikan (Sig) < α (0,05)Ho ditolak dan H diterima berarti terdapat hubungan antara

kecanduan mengakses situs jejaring sosial dengan kebiasaan belajar, jika nilai

(19)

H (Hipotesis 0)

Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecanduan mengakses situs jejaring sosial dengan kebiasaan belajar siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Cicalengka

H (Hipotesis 1)

H = Terdapat hubungan yang signifikan antara kecanduan mengakses situs jejaring sosial dengan kebiasaan belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi

6. Jakarta : Rineka Cipta.

Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education. New

York: McGraw Hill. 145.

Rakhmat, Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Singarimbun. (1989). Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Haryanto. (2012). Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan. [Online]. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/pendekatan-jenis-dan-metode-penelitian-pendidikan/ (17 Januari 2016)

Furqon. 2013. Statistik Terapan untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Gambar

Tabel 3.5
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar
Tabel 3.8
Tabel 3.9
+5

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang ditampilkan dalam sistem informasi akademik UNESA harus terbaru, adanya panduan untuk menggunakan sistem, menetapkan kuota kelas agar tidak

Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel bebas (inovasi produk, kualitas produk, dan ekuitas merek) dapat menjelaskan keputusan pembelian konsumen alat peraga

(1)Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki UKL/UPL. (2)Gub atau B/W

Rapat Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi dari jabatannya, apabila anggota Direksi tersebut bertindak

Dengan dilakukannya penelitian kali ini diharapkan dengan diperolehnya perangkat lunak yang lebih mudah, murah dan memiliki tingkat akurasi yang baik sebagai alat

karyawan, kelola jabatan, absensi karyawan, pengambilan cuti, perhitungan gaji dan pajak PPh

Siswa mendiskusikan hasil dari kegiatan percobaan yang telah dilakukan (Intelektual).. Siswa dibimbing dalam

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PSGD), dan sekarang penulis tengah menyelesaikan.