• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pendapatan suami dan pendapatan istri terhadap ekonomi keluarga (studi kasus di PT. Pagilaran Unit Kaliboja)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh pendapatan suami dan pendapatan istri terhadap ekonomi keluarga (studi kasus di PT. Pagilaran Unit Kaliboja)"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus di PT. Pagilaran Unit Kaliboja)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu S.1

dalam Ilmu Ekonomi Islam

Oleh:

EFENDI FERIYANSAH 102411150

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2015

(2)
(3)
(4)

iv

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.

(5)

v sederhana ini kepada:

1. Almamaterku tercinta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

2. Bapak dan Ibu, setumpuk berkas skripsi ini tidak lebih berharga dari setetes keringat yang engkau kucurkan untuk anakmu ini, terima kasih atas setiap cinta dan do’anya.

3. Adik-adikku, Afi Febriyansah dan Leira Shafar Estriana, maaf kalau kakaknya belum mampu memberikan teladan dan manfaat di manapun kalian berada.

4. Rekan-rekan kelas EID 2010, masa kuliah sudah kita lewati bersama, kehidupan selanjutnya sudah menanti kita, keep strong!

5. Sahabat-sahabat KKN angkatan 62 posko 56 Desa Lemah Ireng, salam ceria,, 6. Teman-temanku semuanya yang selalu memberikan motivasi dan kata-kata

semangat meski tidak bisa bertatap muka langsung.

7. Dan untuk semua orang yang berjuang untuk agama Islam dan negara Indonesia, semoga Allah SWT selalu meridhoinya.

(6)
(7)

vii

pengentasan kemiskinan. Seperti para ibu yang bekerja pada PT. Pagilaran Unit Kaliboja, sebuah pabrik pengolahan teh yang terletak di Desa Kaliboja, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. Mereka di sana bekerja untuk menambah penghasilan keluarga guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Akan tetapi masih minim sekali perhatian dari masyarakat sekitar atas apa yang mereka kerjakan. Padahal bukan tidak mungkin upah atau gaji yang mereka peroleh sama atau bahkan melebihi dari yang diperoleh suami mereka. Namun besarnya pengaruh pendapatan para istri tersebut belum diketahui. Inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Suami dan Istri Terhadap Ekonomi Keluarga (Studi Kasus di PT. Pagilaran Unit Kaliboja)”.

Adapun yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh pendapatan suami dan seberapa besar pengaruh pendaptan istri terhadap ekonomi keluarga?”. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendapatan suami dan pendapatan istri terhadap ekonomi keluarga.

Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu yang bekerja di PT. Pagilaran beserta suaminya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara angket. Teknik analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas. Uji statistik terdiri dari koefisien determinan R2, uji F, dan uji t. serta analisis regresi berganda.

Hasil olah data statistik dengan program SPSS versi 17 menunjukkan bahwa pengaruh variabel pendapatan suami (X1) dan variabel pendapatan istri

(X2) terhadap ekonomi keluarga (Y) secara bersama-sama adalah positif dan

signifikan. Nilai R2 sebesar 0,306 menunjukkan bahwa variabel-variabel X memberikan pengaruh terhadap variabel Y sebesar 30,6% dan sisanya 69,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 162.763,449 + 0,609 X1 – 0,045 X2. Konstanta b0sebesar 162.763,449,

artinya jika variabel Pendapatan Suami (X1) dan variabel Pendapatan Istri (X2)

nilainya adalah 0 (nol), maka variabel Ekonomi Keluarga (Y) akan berada pada angka 162.763,449. Koefisien b1 sebesar 0,609, artinya jika jumlah pendapatan

suami ditingkatkan sebesar Rp 1, maka ekonomi keluarga yang dilihat dari jumlah tabungan perbulan akan bertambah Rp 0,609. Koefisien b2 sebesar - 0,045, artinya

jika jumlah pendapatan istri ditingkatkan sebesar Rp 1, maka ekonomi keluarga yang dilihat dari jumlah tabungan perbulan akan berkurang Rp 0,045.

(8)

viii

Pendapatan Istri Terhadap Ekonomi Keluarga (Studi Kasus di PT. Pagilaran Unit Kaliboja)” dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada uswatun hasanah Nabi Muhammad SAW, salam keselamatan untuk keluarganya, sahabatnya, tabi’in dan tabi’it tabi’in, dan orang-orang saleh yang senantiasa istiqamah mengikuti risalahnya hingga akhir zaman kelak.

Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) di Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

Ucapan terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan bantuan dalam bentuk apapun yang sangat berarti bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor UIN Walisongo Semarang.

2. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

3. Bapak H. Nur Fathoni, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

4. Bapak H. Ahmad Furqon, Lc., MA., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

5. Bapak Dr. H. Muchlis, M.Si, selaku dosen pembimbing 1 yang telah dengan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

(9)

ix

membekali penulis dengan banyak ilmu pengetahuan.

8. Kedua orang tua (Bapak Parwoto dan Ibu Suprihatin), sekali lagi terima kasih atas cinta dan do’anya, kedua adikku (Briyan dan Ira), dan semua keluarga besar yang telah memberi support dan do’a.

9. Bapak dan ibu karyawan PT. Pagilaran Unit Kaliboja yang sudah bersedia mengisi angket penelitian ini.

Terima kasih atas kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan. Peneliti hanya bisa berdo’a dan berikhtiar semoga Allah SWT membalas kebaikan untuk semua. Dan peneliti sadar masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Akhirnya peneliti berharap semoga penelitian skripsi ini dapat berguna, khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi para pembaca sekalian.

Semarang, 19 Mei 2015 Peneliti,

(10)

x

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN DEKLARASI... vi

HALAMAN ABSTRAK ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR... viii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... x

HALAMAN DAFTAR ISI... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Sistematika Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu... 8

2.2 Kerangka Teori... 11

2.2.1 Pendapatan ... 11

2.2.2 Ekonomi Keluarga ... 14

2.2.3 Kedudukan Suami Dalam Ekonomi Keluarga ... 22

2.2.4 Kesejahteraan Keluarga ... 26

2.2.5 Teori Konsumsi... 37

2.2.5.1. Konsumsi ... 37

2.2.5.2. Fungsi Konsumsi ... 37

2.2.5.3. Teori Keynes (Hubungan Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan) ... 40

(11)

xi

3.2 Populasi dan Sampel ... 44

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 45

3.5 Teknik Analisis Data... 46

3.5.1 Uji Uji Asumsi Klasik... 47

3.5.1.1 Uji Normalitas... 48

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas ... 49

3.5.1.3 Uji Heteroskedasitas... 50

3.5.2 Uji Statistik ... 50

3.5.2.1 Koefisien Determinan R2... 51

3.5.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 51

3.5.2.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t) ... 52

3.5.3 Analisis Regresi Berganda ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Pagilaran Unit Kaliboja ... 54

4.1.1 Sejarah pabrik dan Bentuk usaha ... 55

4.1.2 Keadaan Umum Pabrik ... 56

4.1.2.1 Lokasi Pabrik ... 56

4.1.2.2 Topografi... 57

4.1.2.3 Transportasi... 59

4.1.2.4 Macam dan Jumlah Produk... 59

4.1.2.5 Manajemen Perusahaan... 59

4.2 Karakteristik Responden ... 70

4.2.1 Jenis Kelamin Responden ... 71

4.2.2 Umur Responden... 71

4.2.3 Pendidikan Terahir Responden ... 72

(12)

xii

4.4.1 Uji Koefisien Determinasi R2... 81

4.4.2 Uji Signifikansi simultan (Uji F) ... 82

4.4.3 Uji Parameter Individual (Uji t) ... 82

4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda... 84

4.6 Pembahasan... 86 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 89 5.2 Saran... 90 5.3 Penutup... 91 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas R2... 62

Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas r2... 62

Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Dengan Nilai Tolerance dan VIF... 63

Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Spearman’s rho... 64

Tabel 7 Hasil Analisis Koefisien Determinasi... 66

Tabel 8 Hasil Analisis Uji F... 67

Tabel 9 Hasil Analisis Uji t... 69

(14)

xiv

Gambar 3 Hasil Uji Normalitas Data Metode Normal Probability Plots... 61 Gambar 4 Hasil Uji Heteroskdasitas Pola Titik Scatterplots Regresi ... 65

(15)

1

Indonesia sebagai salah satu negara yang masih berkembang,

mengharuskan masyarakatnya bekerja ekstra untuk menyetarakan kehidupan

sosial ekonominya. Berbagai masalah ekonomi seperti kemiskinan yang

disebut-sebut berakar dari masih rendahnya mutu pendidikan Indonesia

berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan tingkat

persaingan pada pasar tenaga kerja. Akibatnya adalah memilih menganggur

dan berujung pada kemiskinan yang terus berlanjut.1

Kemiskinan masih sangat sulit untuk diatasi di negara-negara

berkembang, termasuk di Indonesia. Masalah lain yang muncul seperti

kesenjangan sosial, ketimpangan pendapatan dan lainnya yang memunculkan

sekat-sekat antar golongan tidak dapat terhindarkan. Banyak keluarga yang

kurang mampu telah berjuang dengan keras untuk dapat menyetarakan

kehidupan ekonominya, tetapi masih banyak yang belum berhasil. Di

samping itu, terdapat kepercayaan di sebagian masyarakat bahwa semakin

banyak anak akan semakin banyak rejeki, padahal kenyataannya akan

menambah beban pengeluaran jika tidak diimbangi dengan penambahan

jumlah pendapatan.

1Agus Nuryadhyn, “Tiga Masalah yang Dihadapi Bangsa”, http://bangkapos.com/, diakses 7 September 2014

(16)

Jika anak yang masih dalam tanggungan orang tua diinginkan untuk

segera bekerja, maka mereka tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan

yang lebih tinggi. Sehingga dengan sendirinya akan tereliminasi dari

persaingan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Jika hal ini terus

terulang dari generasi ke generasi maka permasalahan ekonomi yang ada

tidak akan terselesaikan sepenuhnya dengan tuntas. Hal ini membuat

anak-anak maupun istri dari golongan menengah ke bawah harus bekerja lebih

keras untuk mengejar kesetaraan sosial ekonomi.

Sejatinya peranan pokok seorang istri dalam rumah tangga adalah

mengurusi urusan rumah tangganya. Peranan pokok tersebut adalah menjadi

ibu yang senantiasa memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya, dan

menjadi istri yang berbakti kepada suaminya. Namun jika kondisi ekonomi

keluarganya belum mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan rumah

tangga, maka peran seorang istri bertambah dengan ikut berperan serta dalam

meningkatkan pendapatan keluarga.

Dalam QS. al-Nahl ayat 97, Allah SWT befirman:

                                  

Artinya: Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

(17)

Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki atau perempuan, suami

maupun istri, dalam Islam akan mendapatkan pahala yang sama dalam

menjalankan amal saleh untuk menuju ke kehidupan yang lebih baik, seperti

bekerja.

Beberapa jenis pekerjaan telah lama terbuka bagi kaum perempuan,

meskipun masih lebih banyak lapangan pekerjaan yang tertutup untuk

perempuan. Kaum perempuan mungkin mengalami perasaan ragu-ragu jika

memegang peranan yang secara tradisional telah dimonopoli kaum pria.

Mereka mungkin mengalami kesulitan atau menghadapi tantangan dari pihak

lain kalau peran mereka tidak sejalan dengan pandangan umum. Hal ini tidak

lepas dari adanya diskriminasi ekonomi terhadap kaum perempuan.

Perempuan dianggap sebagai kelompok paling besar yang mengalami

penderitaan diskriminasi ekonomi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan

tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan faktor-faktor yang lain. Namun

sekarang ini, jurang pemisah gender lambat laun mulai menyempit. Kalaupun

ada, perbedaan itu biasanya disebabkan oleh karena family gap, yaitu penalti

upah terhadap wanita yang punya anak.2

Pada umumnya, perempuan tidak dibayar lebih sedikit dibandingkan

dengan pria untuk jenis pekerjaan yang umum. Perempuan dibayar lebih

rendah dari pria lebih dikarenakan perempuan dilarang memasuki

2Paul A Samuelson dan William D Nordhaus, Ilmu Mikro Ekonomi, Penerjemah Nur Rosyidah, et al. Jakarta: PT. Media Global Edukasi, 2003, h. 305

(18)

bidang profesi tertentu yang bergaji tinggi seperti bidang teknik, konstruksi

dan pertambangan.3

Sekarang sudah banyak wanita yang menduduki lingkup kerja yang

lebih luas, biarpun tidak mereka sadari. Jadi tidak hanya seperti pandangan

umum bahwa pekerjaan yang dapat dilakukan kaum perempuan adalah

sebagai guru, sekretaris, maupun pekerja sosial. Sedangkan kaum laki-laki

berperan sebagai menteri, dokter atau insinyur. Pada zaman sekarang

pekerjaan apa pun dapat dilakukan oleh kaum perempuan.

Di kota-kota besar banyak perempuan yang berpendidikan tinggi

sehingga mendorong mereka untuk bekerja atau menjadi wanita karier.

Artinya, selain menjalankan kodratnya sebagai seorang ibu dan istri, juga

memiliki kegiatan dalam dunia pekerjaan. Sedangkan di pedesaan para

perempuan juga sudah banyak yang bekerja meskipun masih terbatas untuk

lapangan pekerjaan yang non formal. Hal ini karena memang banyak dari

mereka yang pendidikanya kurang mendukung.

Tapi dari semua itu, kita dapat melihat ada kesamaan tujuan di antara

mereka yaitu untuk memperoleh pendapatan guna mencukupi kebutuhan

dirinya sendiri dan keluarga. Hal itu disebabkan karena tuntutan ekonomi

rumah tangga yang semakin berat, bertambahnya jumlah anggota keluarga

yang menambah beban pengeluaran dan pendapatan suami yang tidak

mencukupi.

(19)

Terlepas dari semua diskriminasi yang diterima perempuan dalam

dunia kerja atau ekonomi, sejatinya perempuan maupun istri memiliki

peranan penting khususnya di negara berkembang. Salah satunya dengan

menjadi instrumen pengentasan kemiskinan. Selain itu, istri juga berperan

dalam pembentukan karakter bagi anak-anaknya untuk dapat mandiri dan

berguna bagi bangsanya. Apalagi istri yang memilih bekerja akan lebih

menekan angka fertilisasi sehingga pertumbuhan penduduk dapat lebih

terkontrol.

Seperti para ibu yang bekerja pada PT. Pagilaran Unit Kaliboja,

sebuah pabrik pengolahan teh yang terletak di Desa Kaliboja, Kecamatan

Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. Ibu-ibu di sana bekerja untuk

menambah penghasilan keluarga guna memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari. Akan tetapi masih minim sekali perhatian dari masyarakat sekitar atas

apa yang mereka kerjakan. Padahal bukan tidak mungkin upah atau gaji yang

mereka peroleh sama atau bahkan melebihi dari yang di peroleh suami

mereka. Namun besarnya pengaruh pendapatan para istri tersebut belum di

ketahui, hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Pendapatan Suami dan Pendapatan Istri Terhadap

Ekonomi Keluarga (Studi Kasus di PT. Pagilaran Unit Kaliboja)”. 1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini

(20)

1. Seberapa besar pengaruh pendapatan suami dalam ekonomi keluarga?

2. Seberapa besar pengaruh pendapatan istri dalam ekonomi keluarga?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan suami

dalam ekonomi keluarga.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan istri dalam

ekonomi keluarga.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti:

penelitian ini berguna untuk menambah wawasan terutama

yang berhubungan dengan peranan pendapatan istri.

2. Bagi akedemik:

Memberikan manfaat dalam bidang pendidikan khususnya

bagi ilmu ekonomi mikro Islam.

Dapat dijadikan referensi penelitian berikutnya yang masih

dalam ruang lingkup yang sama.

(21)

Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi

berbagai pihak utamanya pemerintah, untuk lebih mengapresiasi

apa yang telah dilakukan kaum perempuan.

1.4. Sistematika Penelitian BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini dipaparkan tentang hal-hal yang melatar belakangi

penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, serta

sistematika penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Membahas tentang penelitian terdahulu, materi-materi yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan juga menerangkan

kerangka teoritik serta hipotesis penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Menjelaskan jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode

pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran serta

teknik analisis data.

BAB IV : Analisis Data dan Pembahasan

Menjelaskan analisa peranan pendapatan wanita dalam

mempengaruhi perekonomian keluarga.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Menjelaskan kesimpulan dan saran dari apa yang telah di bahas

(22)

8

1 Skripsi Eli Yuliawati “Pemberdayaan Kaum Perempuan dalam

Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui Home Industry Dusun

Pelemadu, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, D.I.Y”

pada jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Yogyakarta.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk program

pemberdayaan yang diberikan untuk mengembangkan Home Industry

rempeyek di Pelemadu berupa latihan, strategi usaha, pemahaman

regulasi dan peraturan pemerintah serta penguatan jaringan usaha dengan

pihak lain. Adapun kenaikan rata-rata pendapatan perempuan pemilik

sekaligus pengelola Home Industry setelah adanya pemberdayaan sebesar

97,63 % dan perubahan proporsi pendapatan perempuan dari hasil Home

Industry dalam menunjang peningkatan pendapatan keluarga sebelum dan sesudah adanya pemberdayaan per bulan naik rata-rata sebesar 1,4 %

yaitu dari 94,30 % menjadi 95,70 %. Dengan demikian adanya

pemberdayaan melalui Home Industry mampu menunjang peningkatan

pendapatan keluarga dengan proporsi sebesar 95.70 %. Artinya 95,70 %

pendapatan keluarga berasal dari Home Industry yang dimiliki dan

(23)

Hasil lain yang tergambar dalam penelitian ini adalah adanya

peranan atau pengaruh pendapatan perempuan dari hasil Home Industry

pada ekonomi keluarga baik sebelum maupun sesudah adanya

pemberdayaan yang sangat signifikan yaitu di atas 90 % dari ekonomi

keluarga secara keseluruhan.

2 Skripsi Nanda Ayu Kusumastuti, “Pengaruh Faktor Pendapatan, Umur,

Jumlah Tanggungan Keluarga, Pendapatan Suami dan Jarak Tempuh ke

Tempat Kerja Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Sayur Wanita

(Studi Kasus di Pasar Umum Purwodadi)”, Jurusan Ilmu Ekonomi dan

Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas

Diponegoro Semarang.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi curahan jam kerja pedagang sayur wanita di Pasar Umum

Purwodadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi curahan jam kerja yaitu

pendapatan, umur, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan suami, dan

jarak tempuh ke tempat kerja serta mengkaji besarnya kontribusi

pendapatan pedagang sayur wanita terhadap pendapatan keluarga.

Penelitian ini dilakukan di Pasar Umum Purwodadi dengan sampel

sebanyak 82 responden dari total populasi 104 orang. Penentuan sampel

dengan menggunakan metode random sampling. Metode analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier

(24)

dan lima variabel independen yaitu pendapatan, umur, jumlah

tanggungan keluarga, pendapatan suami dan jarak tempuh ke tempat

kerja. Teknik pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode

interview dengan kuesioner (wawancara langsung).

Hasil dari analisis menunjukkan bahwab variabel pendapatan dan

jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

curahan jam kerja pedagang sayur wanita. Variabel umur dan pendapatan

suami berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap curahan jam

kerja pedagang sayur wanita. Variabel jarak tempuh ke tempat kerja

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap curahan jam kerja.

Total pendapatan pedagang sayur wanita dapat dikontribusikan menjadi

pendapatan keluarga. Kontribusi pendapatan pedagang sayur wanita yang

dapat diberikan pada pendapatan rumah tangga cukup tinggi yaitu sebesar

44,01 %.

3 Skripsi Sugeng Haryanto, “Peran Aktif Wanita dalam Peningkatan

Pendapatan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Pada Wanita Pemecah

Batu di Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek)”, Program Studi

Keuangan dan Perbankan, Universitas Merdeka Malang.

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa hasil dari pendapatan yang

diperoleh oleh pekerja wanita tersebut menurut mereka dirasakan sudah

(25)

cukup signifikan dengan 73,33 % yang menyatakan bahwa pendapatan

wanita dirasakan sudah cukup.

Pendapatan wanita pemecah batu juga merupakan pendapatan

keluarga. Penggunaan pendapatan merupakan penggunaan atau belanja

untuk kebutuhan keluarga. Penggunaan untuk kebutuhan keluarga

tersebut antara lain untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, untuk

kebutuhan sekolah, dan juga untuk kebutuhan yang sifatnya sosial.

Berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu, alat ukur yang

digunakan untuk menghitung tingkat ekonomi keluarga dalam penelitian

ini adalah jumlah tabungan per bulan, dan juga dengan membandingkan

penghasilan antara suami dan istri.

2.2. Kerangka Teori 2.2.1. Pendapatan

Pendapatan adalah segala bentuk penerimaan upah atau gaji, juga

termasuk semua tunjangan seperti kesehatan dan pensiun dalam jangka

waktu tertentu sebagai balas jasa yang telah dilakukan seseorang dalam

pekerjaannya. Gaji atau upah itu dapat berupa uang dengan jumlah

(26)

Menurut Sukirno, pendapatan adalah jumlah penghasilan yang

diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode

tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.1 Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:

1 Pendapatan pribadi, yaitu: semua jenis pendapatan yang diperoleh

tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk

suatu negara.

2 Pendapatan disposibel, yaitu: pendapatan pribadi dikurangi pajak yang

harus dibayarkan oleh penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap

dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

3 Pendapatan nasional, yaitu: nilai seluruh barang-barang jadi dan

jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun.2

Kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatan terhadap total

pendapatan rumah tangga tergantung pada produktivitas faktor produksi

yang digunakan dari jenis kegiatan yang bersangkutan.

Setidaknya ada tiga jenis pendapatan dalam keluarga, yaitu:

1

Sujarno, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Kabupaten

Langkat, Tesis Sarjana S2 program studi magister ekonomi pembangunan Universitas Sumatra Utara,

Medan. 2008 2Ibid

(27)

1 Pendapatan aktif

Pendapatan aktif atau earning income adalah pendapatan yang

dihasilkan karena bekerja secara aktif. Contohnya adalah: pendapatan

seorang karyawan ataupun seorang pemilik usaha.

2 Pendapatan portofolio

Pendapatan portofolio akan didapatkan jika berinvestasi pada

produk-produk keuangan, misalnya reksadana, saham atau obligasi.

3 Pendapatan pasif

Pendapatan pasif adalah pendapatan yang dihasilkan dari sebuah

sistem yang bekerja menghasilkan uang. Misalnya, royalti dari menulis

buku, rekaman, dll.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan seorang istri

di antaranya adalah:

1 Curahan jam kerja

Curahan jam kerja adalah proporsi waktu bekerja (yang

dicurahkan untuk kegiatan-kegiatan tertentu) terhadap total waktu

kerja angkatan kerja. Curahan waktu kerja tergantung pada jenis

pekerjaan yang dilakukan. Ada jenis-jenis pekerjaan yang memerlukan

curahan waktu yang banyak dan kontinyu, tetapi sebaliknya ada jenis

pekerjaan yang memerlukan curahan waktu kerja yang terbatas.

Secara umum istri memiliki peran baik sebagai ibu rumah tangga

(28)

sehari-hari yang tercermin dalam curahan waktu kerja wanita. Curahan jam

kerja berpengaruh terhadap pendapatan disebabkan oleh karena para

istri meskipun melakukan pekerjaan dalam upaya membantu

meningkatkan penghasilan keluarga, tetap tidak boleh meninggalkan

peran dan kewajiban utamanya dalam mengurus rumah tangga. Di

sela-sela kesibukan mereka bekerja, mereka juga tetap melaksanakan

aktifitas sosial di masyarakat. Peran dan kewajiban itu, menuntut agar

istri cermat mengatur waktu untuk menyeimbangkan kebutuhan atau

tuntutan agar tidak melalaikan tugasnya sebagai pengurus rumah

tangga.

Pada umumnya curahan jam kerja berpengaruh secara langsung

terhadap pendapatan yang diterima, khususnya bagi para istri itu

sendiri. Secara umum, makin tinggi jam kerja maka makin tinggi pula

pendapatan yang diterimanya.

2 Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin besar

probabilita perempuan yang bekerja. Pendidikan juga akan

berpengaruh pada ketangkasan dan perilaku seseorang, yang dapat

memepengaruhi sikap dan pendapatan seseorang di tempat kerjanya.

(29)

memungkinkan orang tersebut memperoleh pendapatan yang lebih

tinggi.3

3 Motivasi kerja

Motivasi lebih yang dimiliki seseorang akan membuat seseorang

tersebut menikmati apa yang dikerjakan dan lebih giat dalam

melaksanakan pekerjaanya tersebut. Dalam hal ini para istri memiliki

motivasi untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga serta untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga yang belum tertutupi dari

pendapatan suaminya dan untuk menyetarakan kehidupan sosial

ekonomi.

Distribusi pendapatan menurut Todaro merupakan cerminan

merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan disuatu negara

di kalangan penduduknya. Distribusi pendapatan sebagai suatu ukuran

dibedakan menjadi dua ukuran pokok, baik untuk tujuan analisis

maupun untuk tujuan kuantitatif.4

Pendapatan “personal” atau distribusi pendapatan berdasarkan

ukuran atau besarnya pendapatan. Distribusi pendapatan pribadi atau

distribusi pendapatan berdasarkan besarnya pendapatan paling banyak

digunakan ahli ekonomi. Distribusi ini hanya menyangkut orang per

3 Fitria Majid, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Berstatus Menikah Untuk Bekerja, (Studi Kasus Kota Semarang), Skripsi Sarjana S1 Program Ekonomika dan Bisnis

UNDIP, Semarang, 2012

4Ma’mun Musfidar, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Sulawesi Selatan, Skripsi Sarjana S1 Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

(30)

orang atau rumah tangga dan total pendapatan yang mereka terima,

dari mana pendapatan yang mereka peroleh tidak dipersoalkan. Tidak

dipersoalkan pula berapa banyak yang diperoleh masing-masing

individu, apakah merupakan hasil dari pekerjaan mereka atau berasal

dari sumber-sumber lain. Selain itu juga diabaikan sumber-sumber

pendapatan yang menyangkut lokasi (apakah di wilayah desa atau

kota) dan jenis pekerjaan.

Distribusi pendapatan “fungsional” atau distribusi pendapatan

menurut bagian faktor distribusi. Sistem distribusi ini

mempertimbangkan individu-individu sebagai totalitas yang

terpisah-pisah.5

2.2.2. Ekonomi Keluarga

Pengertian ekonomi menurut beberapa ahli di antaranya adalah

sebagai berikut: Abraham Maslow mengartikan bahwa ekonomi

merupakan salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan

masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan

segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori

tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.

Menurut Adam Smith, ekonomi adalah penyelidikan tentang keadaan dan

sebab adanya kekayaan negara. Menurut Mill J S, ekonomi ialah sains

praktikal tentang pengeluaran dan penagihan. Paula Samuelson

(31)

mendefinisikan ekonomi sebagai cara-cara yang dilakukan oleh manusia

dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas

untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikanya untuk

dikonsumsi oleh masyarakat. Sedangkan menurut Hermawan Kartajaya,

ekonomi adalah platform dimana sektor industri melekat di atasnya.6 Secara umum bisa dikatakan ekonomi adalah sebuah bidang

pengkajian tentang pengurusan sumber daya baik individu maupun

kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Kata ekonomi itu

sendiri berasal dari bahasa yunani, Oikos yang berarti rumah tangga, dan

Nomos yang berarti aturan. Sedangkan ilmu ekonomi adalah suatu telaah mengenai individu-individu dan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya dengan menggunakan sumber daya yang terbatas sebagai

konsekuensi dari adanya kelangkaan.7

Ilmu ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu ekonomi mikro dan

ekonomi makro. Ekonomi mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang

mempelajari aktifitas-aktifitas perekonomian yang bersifat bagian kecil,

yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan

mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam

barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan

maksimum. Sedangkan ekonomi makro memiliki cakupan yang lebih

6Sugiarto, et al. ekonomi Mikro, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002, h. 1

(32)

luas, yaitu bagian ilmu ekonomi yang mempelajari mekanisme

bekerjanya perekonomian secara keseluruhan.8

Keluarga merupakan organisasi sosial yang paling penting dalam

kelompok sosial. Keluarga merupakan lembaga yang paling pertama dan

utama dalam mengembangkan, mengasuh atau membimbing anak demi

kelangsungan hidupnya. Hal itu karena dalam keluargalah anak

pertama-tama mengenal dunia dan lingkungan serta keluarga sebagai dasar bagi

perkembangan anak selanjutnya untuk dapat hidup di lingkungan atau

masyarakat yang lebih luas.

Keluarga juga merupakan suatu keharusan yang diwajibkan oleh

agama yang salah satunya tertera pada QS. al-Furqan ayat 74:

                 

Artinya: Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Dapat dikatakan pula bahwa keluarga juga merupakan matriks bagi

pembentukan kepribadian manusia, sebab keluarga menyajikan

lingkungan sosial yang total dan lengkap selama lima tahun pertama,

yang perlu sebagai alas dasar bagi pembentukan kepribadian. Sebagian

8 Ismawanto, “Ekonomi Mikro dan Makro”,

(33)

besar anak manusia tumbuh dan berkembang dan didewasakan dalam

lingkungan keluarga, di mana sejak bayi sudah mendapatkan kasih

sayang baik dari atau untuk keluarga.

Wanita dalam keluarga tidak hanya sebagai istri maupun teman

hidup bagi suami. Tetapi bersama dengan suami sebagai pengatur rumah

tangga, pendidik bagi anak-anaknya dan juga makhluk sosial yang

berpartisipasi aktif dalam lingkungan sosial.

Jadi semakin mantap wanita dalam memainkan peranannya dalam

lingkungan sosial, maka semakin positif dan produktiflah dirinya.

Kesuksesan dalam memainkan perannya tersebut akan memberikan rasa

puas dan bahagia serta kestabilan jiwa dalam hidupnya. Maka agar

wanita mampu melaksanakan berbagai peran, diperlukan kedewasaan

psikis.

Beberapa wanita telah mengetahui bahwa masyarakat

mengharapkan mereka untuk menjadi istri dan ibu. Nilai ini hingga

beberapa waktu yang lalu bagi kalangan kelas menengah ke bawah

mengharapkan seorang istri mengurus rumah tangga. Peran umum ini

dipertahankan oleh banyak orang yang berumur lebih tua dan berpegang

teguh pada tradisi yang mempertahankan bahwa menjadi istri dan ibu

yang baik membutuhkan seluruh tenaga kaum wanita. Namun di jaman

(34)

bersama-sama dengan suami memenuhi kebutuhan keluarga, baik secara

fisik, mental maupun material.

Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki

kewajiban untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya yang meliputi

agama, psikologi, makan, minum, dan sebagainya. Adapun tujuan dari

membentuk sebuah keluarga adalah untuk mewujudkan kesejahteraan

bagi semua anggota keluarganya, dan membentuk keluarga yang baik dan

mulia, sakinah, mawaddah, war rahmah. Sakinah adalah ketenangan,

kehebatan (percaya diri) dan kedamaian, sedangkan Mawaddah adalah

kelembutan tindakan, kelembutan hati, kecerahan wajah, tawadhu,

kejernihan pikiran, kasih sayang, empati, kesenangan, dan ketenangan,

dan Rahmah yaitu kerelaan berkorban, keikhlasan memberi, memelihara,

kesediaan saling memahami, saling mengerti, kemauan untuk saling

menjaga perasaan.

Fungsi keluarga merupakan tugas-tugas yang harus dilaksanakan

oleh sebuah keluarga. Tugas-tugas tersebut dapat di golongkan dalam

beberapa fungsi, yaitu:

1 Fungsi biologis

Salah satu fungsi biologis dari sebuah keluarga adalah untuk

mendapatkan keturunan yang sah secara hukum dan agama.

(35)

Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya

terlindungi dari gangguan.

3 Fungsi ekonomi

Bahwa keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok

bagi semua anggotanya, misalnya kebutuhan makan dan minum,

kebutuhan pakaian atau sandang, dan kebutuhan tempat tinggal.

Berkaitan dengan penyelenggaraan kebutuhan pokok ini, orang

tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota

keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat

tinggal.

4 Fungsi keagamaan

Keluarga wajib untuk mendalami dan menjalankan serta

mengamalkan ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang

takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5 Fungsi sosial

Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan

anak-anaknya bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai

dan sikap yang di anut oleh masyarakat serta mempelajari peranan

yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila dewasa. Dengan

(36)

bentuk sopan santun, cara bertingkah laku dan ukuran tentang baik

buruknya perbuatan.9

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi

keluarga adalah bidang pengkajian tentang pengelolaan sumber daya

untuk memenuhi kelangsungan hidup sebuah keluarga (dalam lingkup

individual atau skala kecil) dan termasuk dalam bidang ilmu ekonomi

mikro. Dapat pula ekonomi keluarga disimpulkan sebagai suatu kajian

tentang upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya

melalui aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh seseorang yang

bertanggung jawab atas kebutuhan dan kebahagian bagi kehidupannya

(sekelompok komunitas dari masyarakat).10

2.2.3. Kedudukan Suami Dalam Ekonomi Keluarga

Kedudukan suami dalam rumah tangga adalah sebagai pemimpin,

namun kepemimpinan suami di sini tidak sampai memutlakkan seorang

istri untuk tunduk sepenuhnya. Istri tetap mempunyai hak untuk

bermusyawarah dengan suami dengan argumen yang rasional dan

kondisional.11

9

Dinda Aulia, “Pengertian Keluarga Inti dan Keluarga Besar Serta Fungsi Keluarga”,

http://auliaadindadinda.blogspot.com/2012/10/pengertian-keluarga-inti-dan-keluarga.html, diakses 7 September 2014

10 Mizan El Anies, “Hubungan Ekonomi Keluarga Dengan Pendidikan Agama Islam”,

http://www.perkuliahan.com/makalah-hubungan-ekonomi-keluarga-dengan-pendidikan-agama-islam/, diakses 06 Maret 2015

11 April Maryu, “Peranan Suami Istri Dalam Rumah Tangga”,

http://nagaberalih.blogspot.com/2012/12/peranan-suami-isteri-dalam-rumah-tangga.html, diakses 02

(37)

Dalam hubungan suami istri dalam rumah tangga baik suami

maupun istri mempunyai hak dan kewajibanya masing-masing. Adanya

hak dan kewajiban suami dan istri dalam kehidupan rumah tangga itu

dapat dilihat dalam beberapa ayat Al Quran dan hadits nabi. Hak suami

merupakan kewajiban istri, sebaliknya hak istri merupakan kewajiban

suami.12

Adapun hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga antara

lain:

1 Hak suami

a. Istri melakukan kewajibannya dengan baik seesuai dengan ajaran

agama

b. Mendapatkan pelayanan lahir batin dari istri

c. Menjadi kepala keluarga

2 Kewajiban suami

a. Memberikan nafkah keluarga agara terpenuhi kebutuhan sandang,

papan dan pangan

b. Membantu peran istri dalam mengurus anak

c. Menyelesaikan masalah dengan bijak dan tidak sewenang-wenang

12

Desi Amalia, Peranan Istri Dalam Memenuhi Nafkah Keluarga (Studi Kasus di Desa Gunung

Sugih, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung), Skripsi Sarjana S1

Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2011

(38)

d. Membimbing dan memelihara keluarga dengan penuh tanggung

jawab

3 Hak istri

a. Mendapatkan nafkah dari suami

b. Diperlakukan dengan baik dan manusiawi oleh suami

c. Mendapat penjagaan, perlindungan dan perhatian dari suami agar

terhindar dari hal-hal buruk

4 Kewajiban istri

a. Mendidik dan mengasuh anak dengan baik dan penuh tanggung

jawab

b. Menghormati dan mentaati suami dalam batas yang wajar

c. Menjaga kehormatan keluarga

d. Menjaga dan mengatur pemberian suami (nafkah) untuk mencukupi

kebutuhan keluarga

5 Hak suami istri

a. Mendapatkan kedudukan hak dan kewajiban yang sama dan

seimbang dalam keluarga dan masyarakat

b. Berhak melakukan perbuatan hukum

c. Berhak diakui sebagai suami istri jika telah menikah dengan sah

dan sesuai hukum yang berlaku

d. Berhak memiliki keturunan langsung

(39)

a. Saling menghormati, setia dan saling membantu satu sama lain

b. Menegakkan rumah tangga

c. Menghormati kedua belah pihak keluarga

d. Melakukan musyawarah dalam menyelesaikan masalah dalam

rumah tangga.

Dalam hal kaitanya dengan kewajiban suami memberikan nafkah

kepada keluarganya, berlaku dalam fiqih yang didasarkan kepada prinsip

pemisahan harta antara suami dan istri.

Begitu pula hak dan kewajiban suami istri ini telah diatur dalam

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 34 ayat (1)

yang menyatakan bahwa suami wajib melindungi istrinya dan

memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai

dengan kemampuanya. Hal ini pun diatur dalam Kompilasi Hukum Islam

(KHI) pasal 80 ayat 1-4 yang menyatakan bahwa. “suami adalah

pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi mengenai

hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami

istri bersama (1), suami wajib melindungi istrinya dan memberikan

segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan

kemampuannya (2), suami wajib memberi pendidikan agama yang

(40)

penghasilan suami, menanggung: nafkah, kiswah kediaman istri, biaya

rumah tangga dan biaya pengobatan bagi istri dan anak (4).13

Sedangkan nafkah sendiri berasal dari kata anfaqa, yang artinya

pengeluaran. Pengeluaran yang biasanya dipergunakan oleh seseorang

untuk sesuatu yang baik atau dibelanjakan untuk orang-orang yang

menjadi tanggung jawabnya. Yang dimaksud dalam pengertian nafkah

menurut yang disepakati ulama adalah belanja untuk keperluan makanan

yang mencakup Sembilan bahan pokok, pakaian dan perumahan atau

dalam bahasa sehari-hari disebut sandang, papan dan pangan. Selain dari

tiga hal pokok tersebut masih menjadi perbincangan di kalangan ulama.14 Banyaknya nafkah yang diwajibkan adalah sekedar mencukupi

keperluan dan kebutuhan serta mengingat keadaan dan kemampuan orang

yang berkewajiban memberikannya.

2.2.4. Kesejahteraan Keluarga

Menurut ekonom Itali Vilveredo Pareto, telah menspesifikasikan

suatu kondisi atau syarat terciptanya alokasi sumber daya secara efisien

atau optimal, yang kemudian terkenal dengan istilah syarat atau kondisi

pareto (Pareto Condition). Kondisi pareto adalah suatu alokasi barang

sedemikian rupa, sehingga bila dibandingkan dengan alokasi lainnya,

alokasi tersebut akan merugikan pihak manapun dan salah satu pihak

13Ibid 14Ibid

(41)

pasti diuntungkan. Atas kondisi pareto juga bisa didefinisikan sebagai

suatu situasi di mana sebagaian atau semua pihak individu akan mungkin

lagi diuntungkan oleh pertukaran sukarela.15

Berdasarkan kondisi pareto inilah, kesejahteraan sosial (social

welfare) diartikan sebagai kelanjutan pemikiran yang lebih utama dari konsep-konsep tentang kemakmuran (walfare economics). Boulding

dalam Swasono mengatakan bahwa “pendekatan yang memperkukuh

konsepsi yang telah dikenal sebagai sosial optimum yaitu paretion

optimum (optimalitas ala Pareto dan Edworth), dimana efisiensi ekonomi mencapai sosial optimum bila tidak seorangpun bisa menjadi lebih

beruntung”.16

Teori kesejahteraan menurut ekonomi secara umum oleh Albert

dan Hahnel diklasifikasikan menjadi tiga macam, yakni classical

utilitarian, neoclassical welfare theory, dan new contractarian approach. Pendekatan classical utilitarian menekankan bahwa kesenangan

(pleasure) atau kepuasan (utility) seseorang dapat diukur dan bertambah.

Neoclassical welfare theory merupakan teori kesejahteraan yang mempopulerkan prinsip Pareto Optimality. Selain prinsip Pareto

Optimality, neoclassical welfare theory juga menjelaskan bahwa fungsi

15 Rindi Anggoro Sukma, Analisis Factor-faktor yang Mempengaruhi Impor Beras di Indonesia, Skripsi Sarjana S1 Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Semarang, Semarang. 2012 16

(42)

kesejahteraan merupakan fungsi dari semua kepuasan individu. New

contractarian approach. Prinsip ini adalah bahwa individu yang rasional akan setuju dengan adanya kebebasan maksimun dalam hidupnya.

Teori ini setidaknya dapat menjawab pertanyaan mengapa seorang

istri mau bekerja bahkan disektor informal, yaitu karena adanya kepuasan

batin yang diterima dan rasa senang bisa berkontribusi untuk

perekonomian keluarga, dan mungkin nilainya lebih besar jika

dibandingkan dengan jumlah rupiah yang mereka terima.

Adapun pengertian mengenai kesejahteraan keluarga di Indonesia

oleh pemerintah selama ini menurut Suyoto dikelompokkan ke dalam dua

tipe, yaitu Pertama, Tipe Keluarga Pra-sejahtera adalah keluarga yang

masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya

berupa sandang, pangan, dan papan. Keluarga pra-sejahtera identik

dengan keluarga yang anaknya banyak, tidak dapat menempuh

pendidikan secara layak, tidak memiliki penghasilan tetap, belum

memperhatikan masalah kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit,

mempunyai masalah tempat tinggal dan masih perlu mendapat bantuan

sandang dan pangan.

Kedua, Tipe Keluarga Sejahtera. Keluarga sejahtera identik dengan

keluarga yang anaknya dua atau tiga, mampu menempuh pendidikan

secara layak, memiliki penghasilan tetap, sudah menaruh perhatian

(43)

mempunyai tempat tinggal dan tidak perlu mendapat bantuan sandang

dan pangan.17

Menurut BKKBN kriteria keluarga sejahtera dibagi dalam lima

tahapan, yaitu: keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera tahap I,

keluarga sejahtera tahap II, keluarga sejahtera tahap III dan keluarga

sejahtera tahap III plus.18

Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum mempu

memenuhi salah satu dari 5 kebutuhan dasarnya sebagai keluarga

sejahtera tahap I, seperti kebutuhan akan sandang, papan, pangan,

kesehatan dan pengajaran agama.

Keluarga sejahtera tahap I adalah yang telah dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti:

1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota

keluarga

2. Pada umumnya semua anggota keluarga makan dua kali sehari atau

lebih

3. Selurah anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda-beda untuk

di rumah, bekerja atau sekolah dan bepergian

17 Weni Alinda Retningtyas, Gambaran Tingkat Kesejahteraan Penenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Dusun Gamplong IV, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Skripsi Sarjana S1

Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2012

18Dityasa H. Fordanta, Peranan Wanita Dalam Menunjang Ekonomi Keluarga Miskin Diukur Dari Sisi Pendapatan (Studi Kasus Kecamatan Kaliwungu Kecamatan Kendal), Skripsi Sarjana S1

(44)

4. Bagian terluas dari lantai rumah bukan dari tanah

5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa kesarana

atau petugas kesehatan

Keluarga sejahtera tahap dua yaitu selain sudah dapat memenuhi

kriteria keluarga sejahtera tahap I juga harus memenuhi syarat sosial

psykologi:

1. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur

2. Paling kurang sekali seminggu keluarga menyediakan daging atau ikan

maupun telur sebagai lauk pauk

3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian

per tahun

4. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni

rumah

5. Seluruh anggota keluarga dalam tiga bulan terahir dalam keadaan sehat

6. Paling kurang satu dari anggota keluarga berumur 15 keatas tahun

mempunyai penghasilan tetap

7. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca

tulisan latin

8. Selurah anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini

9. Bila anak hidup dua atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia

(45)

Keluarga sejahtera tahap III, yaitu selain dapat memenuhi 14

kriteria diatas dapat pula memenuhi kriteria sebagai syarat

pengembangan keluarga, yaitu:

1. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama

2. Sebagaian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan

keluarga

3. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan

itu digunakan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga

4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya

5. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang satu kali per

6 bulan

6. Dapat memperoleh berita dari televisi, surat kabar atau majalah

7. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang

sesuai dengan kondisi daerah setempat

Keluarga sejahtera tahap III plus adalah keluarga yang sudah dapat

memenuhi kriteria diatas tersebut dan di tambah dua kriteria tambahan,

yaitu:

1. Secara teratur atau dalam waktu tertentu dengan suka rela memberikan

(46)

2. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus

perkumpulan, yayasan atau institusi masyarakat.19

Kesejahteraan keluarga banyak dipengaruhi oleh faktor internal,

eksternal dan unsur manajemen keluarga. Faktor internal keluarga yang

mempengaruhi kesejahteraan meliputi: pendapatan, pendidikan,

pekerjaan, jumlah anggota keluarga, umur, kepemilikan aset dan

tabungan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kesejahteraan

adalah kemudahan akses finansial pada lembaga keuangan, akses bantuan

pemerintah, kemudahan akses dalam kredit barang atau peralatan dan

lokasi tempat tinggal. Sementara itu, unsur manajemen sumber daya

keluarga yang mempengaruhi kesejahteraan adalah perencanaan,

pembagian tugas dan pengontrolan kegiatan.

Menurut Kolle, kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek

kehidupan:

1. Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti: kualitas

rumah, bahan pangan dan sebagainya.

2. Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti: kesehatan

tubuh, lingkungan alam, dan sebagainya.

3. Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti: fasilitas

pendidikan, lingkungan, budaya dan sebagainya.

19 Gloria esti, “indikator dan kriteria keluarga”,

(47)

4. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti: moral,

etika, keserasian penyesuaian, dan sebagainya.20

Dalam pandangan sistem, kesejahteraan dapat diposisikan sebagai

output atau hasil dari sebuah proses pengelolaan input (sumber daya)

yang tersedia, dimana kesejahteraan sebagai output pada suatu titik dapat

menjadi sumber daya atau input untuk diproses menghasilkan tingkat

kesejahteraan keluarga pada tahap berikutnya. Kesejahteraan keluarga

pada hakikatnya mempunyai dua dimensi yaitu dimensi material dan

spiritual. Menurut Santamarina terdapat enam kategori kesejahteraan

yaitu: fisik, psikologi, tingkat kemandirian, sosial, lingkungan dan

spiritual.

Pengukuran kesejahteraan sering menggunakan pembagian

kesejahteraan ke dalam dua bagian yaitu kesejahteraan subjektif dan

objektif. Pengukuran kesejahteraan bersifat subjektif manakala berkaitan

dengan aspek psikologis yaitu diukur dari kebahagiaan dan kepuasan.

Mengukur kesejahteraan secara objektif menggunakan patokan tertentu

yang relatif baku, seperti menggunakan pendapatan per kapita (yang akan

diperbandingkan dengan nilai kecukupan atau kebutuhan fisik minimum),

dengan mengasumsikan terdapat tingkat kebutuhan fisik untuk semua

20 Heri Risal Bungkaes, et, al. Hubungan Efektivitas Pengelolaan Program Raskin Dengan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepualauan Talaud, Acta Diurna, 2013

(48)

orang hidup layak. Ukuran yang sering digunakan adalah kepemilikan

uang, tanah atau aset.21

Biro pusat statistik mengukur taraf kesejahteraan masyarakat

dengan menggunakan garis kemiskinan dan menghitung jumlah

penduduk miskin. Garis kemiskinan menggunakan data konsumsi dan

data pengeluaran untuk komoditas pangan dan non pangan. Batas

kecukupan pangan dihitung dengan menetapkan sebanyak 52 komoditi

pangan, yang selayaknya dikonsumsi seseorang agar dapat hidup sehat,

yang kandungan kalorinya 2100 kkal per hari. Batas kecukupan non

pangan dihitung dari nilai 46 komoditi yang ditetapkan sebagai komoditi

non pangan. Sedangkan aspek spesifik yang dapat dijadikan indikator

untuk mengamati kesejahteraan rakyat yaitu:

1. Kependudukan, meliputi jumlah dan laju pertumbuhan penduduk,

sebaran dan kepadatan penduduk, fertilisasi dan migrasi.

2. Kesehatan, meliputi derajat kesehatan masyarakat (angka kematian

bayi, angka harapan hidup dan angka kesakitan), ketersediaan fasilitas

kesehatan, serta status kesehatan ibu dan balita.

3. Pendidikan, meliputi kemampuan baca tulis, tingkat partisipasi

sekolah, dan fasilitas pendidikan.

21 Euis Sunarti, Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Perkembangan, Evaluasi dan Keberlanjutan, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2006

(49)

4. Ketenagakerjaan, meliputi tingkat pertisipasi angkatan kerja dan

kesempatan kerja, lapangan pekerjaan dan status pekerjaan, jam kerja

serta pekerjaan anak.

5. Taraf dan pola konsumsi, meliputi distribusi pendapatan, dan

pengeluaran rumah tangga (makanan dan non makanan).

6. Perumahan dan lingkungan, meliputi kualitas rumah tinggal, fasilitas

lingkungan perumahan dan kebersihan lingkungan.

7. Sosial budaya, meliputi akses pada informasi dan hiburan serta

kegiatan sosial budaya.22

Kesejahteraan keluarga dapat dipengaruhi oleh faktor internal

maupun eksternal. Fakto-faktor internal yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan keluarga antara lain:

1. Jumlah anggota keluarga

Pada jaman sekarang ini tuntutan akan kebutuhan keluarga

semakin meningkat, tidak hanya untuk kebutuhan primer namun juga

kebutuhan akan hiburan, rekreasi maupun transportasi. Kebutuhan

tersebut akan lebih dapat terpenuhi jika jumlah anggota dalam

keluarga jumlahnya sedikit. Sebaliknya jika jumlah anggota keluarga

banyak maka kemungkinan terpenuhinya kebutuhan semua anggota

keluarga akan semakin kecil karena biaya yang dikeluarkan akan

semakin besar.

(50)

2. Tempat tinggal

Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera

penghuninya, akan menimbulkan suasana yang lebih tenang,

menggembirakan dan menyejukan hati. Sebaliknya, tempat tinggal

yang tidak sesuai sering menimbulkan kebosanan untuk

menempatinya. Kadang sering terjadi ketegangan antar anggota

keluarga yang disebabkan kekacauan pikiran karena tidak memperoleh

rasa nyaman dan tentram akibat dari kondisi tempat tinggal.

3. Keadaan sosial keluarga

Untuk mendapatkan kesejahteraan keluarga alasan yang paling

kuat adalah keadaan sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam

keluarga dikatakan baik atau harmonis, bila mana ada hubungan yang

baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang

antar tiap-tiap anggota keluarga. Manifestasi dari hubungan yang

benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang nampak

dengan adanya saling hormat menghormati, toleransi, saling

membantu dan saling menghargai.

4. Keadaan ekonomi keluarga

Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber

(51)

banyak sumber keuangan atau pendapatan yang diterima maka akan

meningkatkan taraf hidup keluarga.23 2.2.5. Teori konsumsi

2.2.5.1 Konsumsi

konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang. Tindakan konsumsi

dilakukan setiap hari oleh siapapun, tujuannya adalah untuk

memenuhi kepuasan dan mencapai kemakmuran dalam arti terpenuhi

berbagai macam kebutuhannya, baik kebutuhan pokok, sekunder

kebutuhan barang mewah maupun kebutuhan jasmani dan rohani.

2.2.5.2 Fungsi konsumsi

Fungsi konsumsi adalah satu kurfa yang menggambarkan sifat

hubungan di antara tingkat nasional (disposibel income)

perekonomian tersebut.

Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan:

C = a + bY

Dimana :

C: Tingkat Konsumsi

a: Konsumsi rumahtangga ketika pendapatan nasional 0

b: Kecenderungan konsumsi marginal

23 Verly Nugraheni, “Pengertian, Tujuan dan Tingkatan Keluarga Sejahtera”,

http://verlynelson31.blogspot.com/2013/11/pengertian-tujuan-dan-tingkatan.html, diakses 06 Maret 2015

(52)

Y: Tingkat pendapatan nasional

Dari rumusan yang dikemukakan diatas, maka dapat diketahui

bahwa besarnya konsumsi dipengaruhi oleh besarnya pendapatan.

Namun perubahan (peningkatan) konsumsi yang disebabkan oleh

perubahan (peningkatan) pendapatan tidak bersifat proporsional. Oleh

karena itu, tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak

dikonsumsi, maka semakin tinggi pendapatan seseorang semakin

tinggi pula tingkat tabungannya, karena kelebihan dari pendapatan

yang tidak digunakan dapat disisihkan untuk tabungan.

Terdapat dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara

disposibel income dengan konsumsi dan disposibel income dengan

tabungan yaitu konsep kecenderungan mengkonsumsi dan

kecenderungan menabung.

1 Konsep kecenderungan mengkonsumsi

Kecenderungan mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi

dua yaitu kecenderungan mengkonsumsi marginal dan

kecenderungan mengkonsumsi rata-rata. Kecenderungan

mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan dengan Marginal

Propensity to Consume (MPC) yang dapat diartikan sebagai

perbandingan di antara pertambahan konsumsi yang dilakukan

dengan pertambahan pendapatan disposibel yang diperoleh.

(53)

MPC = Yd . CΔ

Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan

(Average Propensity to Consume) APC dapat didefinisikan

sebagai perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan

tingkat pendapatan disposibel ketika konsumsi tersebut dilakukan.

Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula :

APC = Yd . C

2 Konsep kecenderungan menabung

Kecenderungan menabung dapat dibedakan menjadi dua

yaitu kecenderungan menabung marginal dan kecenderungan

menabung rata-rata. Kecenderungan menabung marginal dapat

dinyatakan dengan Marginal Propensity to Save (MPS) yang dapat

diartikan sebagai perbandingan di antara pertambahan tabungan

dengan pertambahan pendapatan disposibel. Nilai MPS dapat

dihitung dengan menggunakan formula : MPS = Yd . SΔ

Kecenderungan menabung rata-rata dinyatakan dengan

(Average Propensity to Save) APS dapat didefinisikan sebagai

perbandingan antara tabungan dengan pendapatan disposibel.

Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula :

(54)

2.2.5.3 Teori Keynes (Hubungan Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan)

Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini sangat

dipengaruhi oleh pendapatan disposibel saat ini. Menurut Keynes, ada

batas konsumsi minimal yang tidak tergantung pada tingkat

pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus terpenuhi,

walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut

konsumsi otonomus. Jika pendapatan meningkat, maka konsumsi

juga meningkat. Hanya saja peningkatan tersebut tidak sebesar

peningkatan pendapatan disposibel.

C = Co + b Yd Dimana : C : Konsumsi Co : Konsumsi Otonomus B : MPC Yd ; Pendapatan Disposibel 0 ≤ b ≥ 1

Jumlah pertambahan konsumsi tidak akan melebihi dari pada

tambahan pendapatan disposibel, sehingga angka MPC tidak akan

lebih dari 1, jika pendapatan disposibel terus meningkat, maka

(55)

manusia tidak mungkin hidup berada di bawah batas konsumsi

minimal, oleh karena itu MPC tidak mungkin kurang dari nol.

Keynes menyatakan bahwa APC akan turun ketika pendapatan

disposibel naik. Ketika itulah pendapatan akan dialihkan untuk

ditabung.

2.3. Kerangka Pemikiran Teoritik

Kerangka teoritik adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan fakto-faktor penting yang telah diketahui dalam

suatu masalah tertentu.24

Keterangan:

X1 : Pendapatan Suami

X2 : Pendapatan istri

Y : Ekonomi keluarga yang di ukur dari besarnya tabungan

24Beni Kurniawan, Motedologi Penelitian,Tangerang Selatan: Jelajah Nusa, 2012, h. 51 X2

X1

(56)

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan yang

dikemukakan dalam rumusan masalah yang akan diuji kebenarannya.

Berdasarkan perumusan masalah, teori, konsep, serta kerangka pemikiran

yang sebelumnya disajikan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah:

1. H1: pendapatan suami berpengaruh terhadap ekonomi keluarga

(57)

43

Data didapat dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam

sampel (atau populasi). Semua data pada hakikatnya merupakan cerminan

suatu variabel yang diukur menurut klasifikasinya. Data berperan sebagai

masukan yang akan diolah menjadi informasi yang jelas kemudian dianalisis

dan manghasilkan output untuk penentuan rencana lebih lanjut.1

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber

asli. Dalam hal ini, maka proses pengumpulan datanya perlu dilakukan

dengan memerhatikan siapa sumber utama yang akan dijadikan objek

penelitian. Dengan demikian, pengumpulan data primer merupakan bagian

integral dari proses penelitian ekonomi yang digunakan untuk pengambilan

keputusan.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang

diberikan pada para responden. Sedangkan data sekunder didapatkan dari

buku, internet, maupun jurnal yang terkait dengan penelitian ini.

1Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h. 99

(58)

3.2 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah sekelompok unsur atau elemen yang dapat berbentuk

manusia atau individu, binatang, tumbuh-tumbuhan, lembaga atau institusi,

kelompok, dokumen, kejadian, sesuatu hal, gejala, atau berbentuk konsep

yang menjadi objek penelitian.2

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang, mereka adalah

semua pekerja wanita yang telah menikah yang bekerja pada PT. Pagilaran

Unit Kaliboja dan juga suami mereka masing-masing.

Sedangkan sampel merupakan sebagian saja dari seluruh jumlah

populasi, yang diambil dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga

dapat dianggap mewakili seluruh jumlah anggota populasi. Namun demikian,

ada beberapa penelitian yang tidak memerlukan sampel karena kecilnya

populasi yang akan diteliti, yaitu kurang dari 50 populasi.3

Seperti pada penelitian ini karena populasinya hanya berjumlah 50

orang maka, semuanya harus diteliti.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dengan menggunakan Angket. Sering pula

metode angket disebut pula sebagai metode kuesioner atau dalam bahasa

Inggris disebut questionnaire (daftar pertanyaan). Metode angket merupakan

2Jusuf Soewandi, Pengantar Metodologi Penelitian, Bogor: Mitra Wacana Media, 2012, h. 129 3Consuelo G. Sevilla, et al. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI-Press, 1993, h. 160

Gambar

Tabel 1 Jumlah Karyawan PT. Pagilaran Unit Produksi Kaliboja
Gambar 1 Umur responden
Gambar 2 Umur responden
Tabel 2 Hasil uji normalitas data metode Kolmogorov-Smirnov Z
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari struktur ekonomi keluarga, pendapatan wanita pekerja sektor informal ini memberikan kontribusi pendapatan yang lebih tinggi bagi pendapatan keluarga dan Kebutuhan

Sektor informal yaitu sebagai unit usaha berskala kecil yang memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa, dengan tujuan pokok menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan

Dari observasi awal yang dilakukan ada kecenderungan kehidupan sekarang ini perempuan di Desa Bolli sudah banyak yang berperan sebagai pekerja perkebunan tebu

Aron Sebagai Lapangan Kerja sebagai Sektor Informal Bagi Wanita Pedesaan dan Sumbangannya Terhadap pendapatan Keluarga, Skripsi (S-1), Departemen Antropologi (Online),

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR INFORMAL TERHADAP PEMBAGIAN KERJA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan tentang Kontribusi Pendapatan Perempuan Bekerja Sektor Industri Dalam Upaya Meningkatkan

tenaga kerja wanita yang bekerja ke luar negeri di Ponorogo, istrilah yang menjadi tulang punggung utamanya, ketika istri menjadi pencari nafkah utama maka akan

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR INFORMAL TERHADAP PEMBAGIAN KERJA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM