• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS BERTINGKAT MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR PADA MENCIT STRAIN Balb/c JANTAN YANG DIBERI PAPARAN ASAP ROKOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN DOSIS BERTINGKAT MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR PADA MENCIT STRAIN Balb/c JANTAN YANG DIBERI PAPARAN ASAP ROKOK"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

51

Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. 2003

2. Arief S. Radikal Bebas. [Internet] 2010. [cited 2013 Nov 13] Available from :

old.pediatrik.com/buletin/06224113752-x0zu6l.pdf

3. Diniz MF, Dourado VA, Silva ME, et al. Cigarette Smoke Causes Changes in

Liver and Spleen of Mice Newborn Exposed During Pregnancy. [Internet]

2013.[cited 2013 Nov 14] Available from :

http;//omicsonline.org/cigarette-

smoke-cause-changes-in-liver-and-spleen-of-mice-newbirn-exposed-during-pregnancy-2157-7099.1000168.pdf

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Tahun 2010. Riset Kesehatan Dasar. 2010

5. Parwata IMO, Ratnayati AK. Aktivitas Antiradikal Bebas Serta Kadar Beta

Karoten Pada Madu Randu (Ceiba pentandra) dan Madu Kelengkeng (Nephelium

longata L). [Internet] 2010. [cited 2013 Nov 16] Available from :

ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/download/2766/1958

6. Singh MP, Chourasia HR, Agarwal M, et al. Honey As Complementary

Medicine. Int J Pharma Bio Sci. 2012 June;3(2):10-12. Available from :

www.ijpbs.net/vol-3/issue-2/pharma/3.pdf

7. Asari H. Efek Pemberian Madu Terhadap Kerusakan Sel Hepar Mencit (Mus

musculus) Akibat Paparan Parasetamol. [Internet] 2009. [cited 2013 Nov 19]

Available from : eprints.uns.ac.id/7839/1/1357709082010120121.pdf

8. Dewi MR. Pengaruh Hepatoprotektor Madu Terhadap Kerusakan Histologis Sel

Hepar Mencit (Mus musculs) Yang Diberi Perlakuan Natrium Siklamat.

(2)

9. Jubri Z, Narayanan NNN, Karim NA,et al. Antiproliferative Activity and

Apoptosis Induction by Gelam Honey on Liver Cancer Cell Line. J Int App Sci

Tech. 2012 April 19;2(2):4.

10. Haris A, Ikhsan M, Rogayah R. Asap Rokok Sebagai Bahan Pencemar Dalam

Ruangan. [Internet] 2012. [cited 2013 Nov 24] Available from

:eprints.uns.ac.id/7838/253728162627181.pdf

11. Buettner GR, Oberley LW. Free Radicals in Biology and Medicine. [Internet]

2008. [cited 2013 Nov 24] Available from :

www.boark.org/pdfonline/4442263526.pdf

12. Valavanidis A, Vlachogianni T, Fiotakis K. Involvement of Reactive Oxygen

Species and Stable Free Radicals in Mechanisms of Oxidative Damage,

Carcinogenesis, and Synergistic Effects With Other Respirable Particles.

[Internet] 2009. [cited 2013 Nov 26] Available from :

www.scribd.com/doc/36357178253/invoolvement-of-ROS.pdf

13. Tirtosastro S, Murdiyati AS. Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok. [Internet]

2009. [cited 2013 Nov 26] Available from :

baliittbas/litbang.deptan.go.id/ind/pdf/vol21333.pdf

14. Malik A. Addiksi Nikotin. Yogyakarta. [Internet] 2011. [cited 2013 Nov 27]

Available from : repository.uns.ac.id/bitstream/adiiksi-nikotin/chapter%20.pdf

15. Susanto D, Setiawati A, Gayatri A. Nicotine Replacement Therapy. Cer Dun Ked

(CDK). 2012;39(1):25-30 Available from : www.kalbemed.com

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Tentang

Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau

(3)

17. Novitasari S. Pengaruh Pemberian Jus Noni (Morinda Citrifolia L) Dosis

Bertingkat Terhadap Produksi Nitrit Oxide (NO) Makrofag Peritoneum Pada

Tikus Galur Wistar Yang Diberi Paparan Asap Rokok. [Internet] 2012. [cited

2012 Dec 10] Available from : eprints.undip.ac.id/37641/

18. Oktavianis. Efek Pemberian Asap Rokok Terhadap Kehamilan Tikus Putih.

[Internet] 2011. [cited 2013 Nov 30] Available from : pasca.unand.ac.id

19. Indyah SA. Pendidikan Lingkungan Hidup Tentang Bahaya Polutan Udara.

[Internet] 2008. [cited 2013 Dec 2] Available from :

www.lonntar.net/pendidikan-lingkungan-hidup/bsuwms.pdf

20. Slauch JM. How Does The Oxidative Burst of Macrophages Kill Bacteria? Still

an Open Question. [Internet] 2009. [cited 2013 Dec 2] Available from :

http//www. Oxidativeburst.8387229/72828.pdf

21. Revianti S, Prananingrum W, Sari RP. Peranan Antioksidan Ekstrak Buah Merah

(Pandanus Conoideus Lam) Sebagai Hepatoprotektor. [Internet] 2008. [cited

2013 Dec 2] Available from :

jurnal.pdii.lipi.go.index.php/search.peranan-antioksidan=ekstrak-buah-merah/627253.pdf

22. Hairrudin HD. Efek Protektif Propolis Dalam Mencegah Stress Oksidatif Akibat

Aktifitas Fisik Berat. [Internet] 2009. [cited 2009 Dec 4] Available from :

free.pdfposting.com/897324782487253.pdf

23. Arief S. Radikal Bebas. [Serial Internet] 2010. [cited 2013 Dec 5] Available

from : old.pediatrik.com/buletin/

24. Utami W, Cholisoh Z. Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Ethanol 70% Biji

Jengkol (Archidendron jiringa). [Internet] 2009. [cited 2009 Dec 6] Available

(4)

publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/2718467614521782631.pdf?sequence

=1

25. Endang PA. Pengaruh Penambahan Berbagai Tingkat Vitamin C Sebagai

Antioksidan Dan Lama Simpan Terhadap Ketengikan Bungkil Kacang Tanah.

[Internet] 2009. [cited 2009 Dec 7] Available from :

fk.uns.ac.id/static.file/jki.1.2.-3.-.pdf

26. Setia RK. Efek Fluvastatin Terhadap Selisih Jumlah Leukosit, Neutrofil, dan

Alkali Fosfatase Serum Pada Tikus Wistar Sebelum dan Sesudah Paparan Asap

Rokok. [Internet] 2011. [cited 2011 Dec 8] Available from :

eprints.undip.ac.id/31386/

27. As’ari H. Efek Pemberian Madu Terhadap Kerusakan Sel Hepar Mencit (Mus musculus) Akibat Paparan Parasetamol. [Internet] 2008. [cited 2013 Dec 9]

Available from : eprints.uns.ac.id/7328/

28. Ergudder BI, Klicoglu SS, Nasmulu M, et al. Honey Prevents Hepatic Damage

Induced by Obstruction of The Common Bile Duct. [Internet] 2008. [cited 2013

Dec 10] Available from : www.biolmedine.com/articles/vol3-1-1-1-5.pdf

29. Said H. 99 Resep Sehat Dengan Madu. Solo: Serikat Penerbit Islam; 2009

30. Bogdanov S. Honey as Nutrient and Functional Food A Review. [Internet] 2009.

[cited 2013 Dec 10] Available from : www.bee-hexagon.net

31. Raessi MA, Aslani J, Raessi N, Homa et al. Honey Plus Coffee Versus Systemic

Steroid in The Treatment of Persistent Post Infectious Cough. [Internet] 2013.

[cited 2013 Dec 11] Available from :

journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/6943

32. Aliyah. Efek Hepatoprotektif Dan Hepatogeneratif Madu Sari Paliasa Yang

(5)

Diinduksi Karbon Tetraklorida. [Serial Internet] 2013. [cited 2013 Dec 12]

Available from : repository.unhas.ac.id/handl/12345689/1167.pdf

33. Rukmiasih, Matitaputty PR. Penggunaan Beluntas, Vitamin C dan E Sebagai

Antioksidan Untuk Menurunkan Off-Odor Daging Itik Alabio dan Cihateup.

[Internet] 2011. [cited 2013 Dec 12] Available from :

peternakan.libang.deptan.go.id/fullteks/penggunaan-beluntas-vitamin-c-vitamin-

e-sebagai-antioksidan-untuk-menurunkan-off-odor-daging-itik-alabio-dan-cihateup/jitv161-2.pdf

34.

Sultana F. Buku Ajar Histologi II. Semarang: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro; 2011

35. Sulaiman HA. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Jakarta : Bagian Ilmu Penyakit

Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007

36. Galileo Site Manager. Medical Atlas . [Internet] 2008. [cited 2014 Jan 4]

Available from :

http://www.edoctoronline.com/medical-atlas.asp?c=4&id=22006

37. Lumongga, Fitriani. Struktur Liver. [Internet] 2008. [cited 2008 Jan 6] Available

from : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2052/1/09E0167.pdf

38. IMAIOS Company. Medical Atlas [Internet] 2012. [cited 2014 Jan 7] Available

from :

http://www.imaios.com/de/e-Anatomy/Thorax-Abdomen-Pelvis/Verdauungsapparat-Illustrationen

39.

Guyton H. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2006.

(6)

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN DOSIS

Berdasarkan Tabel Konversi Dosis Pages & Barnes pada tahun

1964. Rumus konversi perhitungan dosis dari manusia dewasa dengan

berat badan 70 kg pada mencit dengan berat badan 20 g adalah 0,0026.

Dosis yang diberikan ditentukan dari hasil konversi manusia ke mencit

yang setara dengan pemberian 1 sendok makan penuh adalah 15 mL.

Pada manusia, konsumsi madu untuk pencegahan penyakit adalah

satu sendok makan yang diberikan 1-2 kali tiap hari. Dosis pemberian

madu pada mencit Balb/c dibedakan dalam 3 dosis dan masing-masing

dosis yang disondekan adalah madu yang telah diencerkan dengan

aquadest.

4.1

Dosis 1

Dosis madu yang diberikan pada mencit Balb/c dengan berat badan

20 g setara dengan dosis yang diberikan pada manusia dengan berat badan

70 kg, yaitu 15 mL.

Dosis madu = 0,0026 x 15 mL

= 0,04 mL madu

Pengenceran madu dilakukan dengan cara mencampurkan 2 mL

madu dengan aquades hingga mencapai 10 mL larutan madu. Dosis madu

yang diberikan pada mencit setelah dilakukan pengenceran adalah

(7)

Jadi dosis madu yang diberikan pada perlakuan 1 adalah 0,2 mL,

yang diberikan setelah 30 menit mencit Balb/c diberi paparan asap rokok

selama 30 hari.

4.2

Dosis 2

Dosis madu yang diberikan pada perlakuan II adalah 2 kali dari

dosis

madu

yang

diberikan

pada

perlakuan

I,

yaitu

Jadi dosis madu yang diberikan pada perlakuan II adalah 0,4 mL,

yang diberikan setelah 30 menit mencit Balb/c diberi paparan asap rokok

selama 30 hari.

4.3

Dosis 3

Dosis madu yang diberikan pada perlakuan III adalah 3 kali dari

dosis

madu

yang

diberikan

pada

perlakuan

I,

yaitu

Jadi dosis madu yang diberikan pada perlakuan III adalah 0,6 mL,

yang diberikan setelah 30 menit mencit Balb/c diberi paparan asap rokok

selama 30 hari.

(8)

LAMPIRAN 2

METODE BAKU PEMERIKSAAN JARINGAN

4.4

Cara Pengambilan dan Fiksasi Jaringan

Mengambil jaringan hepar pada mencit Balb/c dengan

pisau tajam secepatnya setelah mencit Balb/c didekapiasi (kurang

dari 2 jam) dengan ukuran 1 x 1 x 1 cm

3

.

4.5

Fiksasi

Memasukkan jaringan hepar ke dalam larutan fiksasi, yaitu

dengan merendam jaringan dalam larutan buffer formalin 10% tiap

hari.

4.6

Dehidrasi

Mengeluarkan air dari jaringan, dengan cara :

1)

Merendam jaringan dalam alkohol 30% masing-masing selama

20 menit dalam 3 botol yang berbeda.

2)

Merendam jaringan dalam alkohol 40% selama 1 jam.

3)

Merendam jaringan dalam alkohol 50% selama 1 jam.

4)

Merendam jaringan dalam alkohol 60% selama 1 jam.

5)

Merendam jaringan dalam alkohol 70% selama 1 jam.

6)

Merendam jaringan dalam alkohol 80% selama 1 jam.

7)

Merendam jaringan dalam alkohol 90% selama 1 jam.

8)

Merendam jaringan dalam alkohol 96% selama 1 jam.

(9)

IV.

Clearing

(Penjernihan)

Memasukkan jaringan yang telah didehidrasi ke dalam larutan

penjernih agar parafin cair mudah masuk ke dalam jaringan,

dengan cara :

1)

Terdapat alkohol 96 % dan Xylol (1:1) diantara dehidrasi dan

clearing selama 2x20 menit.

2)

Merendam jaringan dalam larutan Xylol I selama 20 menit.

3)

Merendam jaringan dalam larutan Xylol II selama 20 menit.

4)

Merendam jaringan dalam larutan xylol III selama 20 menit.

V.

Embedding

(Pengikatan)

Pengikatan jaringan oleh parafin, dengan cara :

1)

Blocking

a.

Jaringan dimasukkan dalam parafin cair dan xylol (1:1)

selama 20 menit tiap 24 jam dan dimasukkan dalam oven

60°C supaya tidak beku.

b.

Memasukkan jaringan ke dalam parafin I selama 20 menit,

parafin II selama 20 menit, dan parafin III selama 20 menit.

c.

Jaringan dimasukkan dalam cetakan dari logam.

d.

Jaringan didinginkan dalam air es sehingga cetakan dapat

dibuka.

2)

Trimming

Memotong balok – balok parafin yang dalamnya berisi

jaringan.

(10)

VI.

Sectioning

(Pemotongan)

1)

Menyiapkan

object glass

bersih.

2)

Balok parafin yang sudah disiapkan dipotong menggunakan

mikrotom, dengan ketebalan 3-10 mikron.

3)

Jaringan yang telah dipotong diambil menggunakan jarum dan

dimasukkan dalam water bath yang terisi air hangat 40-45

o

C .

4)

Jaringan akan mengembang, kemudian mengambil jaringan

menggunakan

object glass

yang sudah diberi glisserin albumin.

5)

Mengeringkan jaringan dan

object glass

.

6)

Penambahan timol dapat diberikan setelah ditutup dengan

deck

glass

untuk mencegah pembusukan.

VII.

Staining

(Pewarnaan)

1)

Meletakkan preparat dalam

staining yard.

2)

Parafin yang ada dalam irisan jaringan dihilangkan.

3)

Slide jaringan dimasukkan dalam xylol I, xylol II, dan xylol III

masing-masing selama 10 menit.

4)

Rehidrasi dengan alkohol xylol (alkohol 96%+xylol) selama 5

menit.

5)

Mencelupkan dalam alkohol 80% - 70% - 60% - 50% - 40% -

30%, masing - masing selama 30 menit.

6)

Bilas dengan aquades selama 10 menit.

7)

Melakukan pengecatan dengan merendam preparat dalam

larutan Hematoxyllin selama 10 menit.

(11)

8)

Bilas dengan air mengalir hingga bersih.

9)

Bilas dengan aquadest, lalu alkohol asam (alkohol + NaCl

0,9%).

10)

Bilas dengan alkohol 50% - 96%.

11)

Melakukan pengecatan dengan merendam preparat dalam

larutan Eosin selama 2 – 5 menit.

12)

Bilas dengan alkohol 96% A dan alkohol 96% B.

13)

Bilas dengan alkohol xylol.

14)

Mengeringkan preparat dengan kertas saring, jaga saringan agar

kering di udara.

15)

Membersihkan kotoran yang ada di sekitar jaringan dengan

kapas alkohol.

16)

Merendam preparat dalam Xylol I dan xylol II masing-masing

selama 5 menit.

17)

Menetesi preparat dengan balsam Canada.

VIII.

Mounting

(12)

LAMPIRAN 3

ETHICAL CLEARANCE

(13)

LAMPIRAN 4

(14)

LAMPIRAN 5

HASIL OUTPUT STATISTIK

Explore

Sel Normal

Case Summaries Sel Normal 5 ,0000 ,00000 ,0000 ,00 ,00 5 ,1540 ,17199 ,1200 ,00 ,40 5 ,1920 ,15547 ,1700 ,00 ,39 5 ,1180 ,10733 ,1000 ,01 ,28 20 ,1160 ,13850 ,0700 ,00 ,40 Kelompok K (-) P1 P2 P3 Total

N Mean St d. Dev iation Median Minimum Maximum

Tests of Normalityb ,215 5 ,200* ,899 5 ,406 ,156 5 ,200* ,978 5 ,923 ,167 5 ,200* ,943 5 ,685 Kelompok P1 P2 P3 Sel Normal

St at ist ic df Sig. St at ist ic df Sig. Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance. *.

Lillief ors Signif icance Correction a.

Sel Normal is constant when Kelompok = K (-). It has been omitted. b.

Test of Homogeneity of Variancea

,829 2 12 ,460 ,515 2 12 ,610 ,515 2 10,904 ,611 ,796 2 12 ,474 Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df

Based on t rimmed mean Sel Normal

Lev ene

St at ist ic df 1 df 2 Sig.

Sel Normal is constant when Kelompok = K (-). I t has been omitted. a.

(15)

Oneway

ANOVA Sel Normal ,103 3 ,034 2,112 ,139 ,261 16 ,016 ,364 19 Between Groups Within Groups Total Sum of
(16)

Explore

Degenerasi Parenkim

Case Summaries Degenerasi Parenkim 5 ,0600 ,09247 ,0000 ,00 ,21 5 ,2940 ,21408 ,2900 ,00 ,60 5 ,1960 ,19321 ,0800 ,03 ,44 5 ,2060 ,16742 ,1200 ,03 ,40 20 ,1890 ,18049 ,1150 ,00 ,60 Kelompok K (-) P1 P2 P3 Total

N Mean St d. Dev iation Median Minimum Maximum

Tests of Normal ity

,342 5 ,057 ,761 5 ,037 ,233 5 ,200* ,954 5 ,762 ,326 5 ,089 ,808 5 ,094 ,296 5 ,174 ,850 5 ,194 Kelompok K (-) P1 P2 P3 Degenerasi Parenkim

St at ist ic df Sig. St at ist ic df Sig.

Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance. *.

Lillief ors Signif icance Correction a.

Test of Homogeneity of Variance

1,131 3 16 ,366 ,383 3 16 ,767 ,383 3 14,007 ,767 1,114 3 16 ,373 Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on t rimmed mean Degenerasi Parenkim

Lev ene

(17)

Tests of Normality ,360 5 ,033 ,768 5 ,043 ,331 5 ,077 ,860 5 ,230 ,290 5 ,195 ,847 5 ,186 ,243 5 ,200* ,895 5 ,380 Kelompok K (-) P1 P2 P3 Zparenkim

St at ist ic df Sig. St at ist ic df Sig. Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance. *.

Lillief ors Signif icance Correction a.

(18)

NPar Tests

Kruskal-Wallis Test

Ranks 5 5,70 5 12,90 5 11,20 5 12,20 20 Kelompok K (-) P1 P2 P3 Total Degenerasi Parenkim N Mean Rank

Test Statisticsa,b

4,639 3 ,200 Chi-Square df Asy mp. Sig. Degenerasi Parenkim

Kruskal Wallis Test a.

Grouping Variable: Kelompok b.

Explore

Degenerasi Hidropik

Case Summaries Degenerasi Hidropik 5 ,3500 ,09874 ,3900 ,23 ,45 5 ,4580 ,20067 ,4500 ,25 ,78 5 ,4640 ,24337 ,6200 ,16 ,67 5 ,3840 ,23458 ,3400 ,08 ,67 20 ,4140 ,19253 ,4050 ,08 ,78 Kelompok K (-) P1 P2 P3 Total
(19)

Tests of Normal ity ,257 5 ,200* ,876 5 ,292 ,276 5 ,200* ,914 5 ,490 ,339 5 ,061 ,792 5 ,069 ,174 5 ,200* ,970 5 ,877 Kelompok K (-) P1 P2 P3 Degenerasi Hidropik

St at ist ic df Sig. St at ist ic df Sig.

Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance. *.

Lillief ors Signif icance Correction a.

Test of Homogeneity of Variance

1,832 3 16 ,182 ,517 3 16 ,677 ,517 3 10,572 ,680 1,773 3 16 ,193 Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on t rimmed mean Degenerasi Hidropik

Lev ene

(20)

Oneway

ANOVA Degenerasi Hidropik ,047 3 ,016 ,383 ,767 ,657 16 ,041 ,704 19 Between Groups Within Groups Total Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Explore

Nekrosis

Case Summaries Nekrosis 5 ,5900 ,16432 ,5800 ,40 ,77 5 ,2780 ,21382 ,1800 ,17 ,66 5 ,2200 ,09975 ,2700 ,08 ,30 5 ,3100 ,32962 ,2200 ,05 ,88 20 ,3495 ,24833 ,2700 ,05 ,88 Kelompok K (-) P1 P2 P3 Total

N Mean St d. Dev iation Median Minimum Maximum

Tests of Normal ity

,219 5 ,200* ,910 5 ,468 ,442 5 ,002 ,597 5 ,001 ,292 5 ,190 ,836 5 ,155 ,348 5 ,047 ,789 5 ,065 Kelompok K (-) P1 P2 P3 Nekrosis

Stat istic df Sig. Stat istic df Sig. Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance. *.

Lillief ors Signif icance Correction a.

(21)

Test of Homogeneity of Variance 1,079 3 16 ,386 ,410 3 16 ,748 ,410 3 9,174 ,750 ,806 3 16 ,509 Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df

Based on t rimmed mean Nekrosis

Lev ene

St at ist ic df 1 df 2 Sig.

Tests of Normal ity

,216 5 ,200* ,916 5 ,505 ,412 5 ,006 ,642 5 ,002 ,309 5 ,134 ,816 5 ,110 ,192 5 ,200* ,985 5 ,961 Kelompok K (-) P1 P2 P3 ZNekrosis

Stat istic df Sig. Stat istic df Sig. Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance. *.

Lillief ors Signif icance Correction a.

(22)

NPar Tests

Kruskal-Wallis Test

Ranks 5 16,40 5 8,60 5 8,30 5 8,70 20 Kelompok K (-) P1 P2 P3 Total Nekrosis N Mean Rank

Test Statisticsa,b

6,658 3 ,084 Chi-Square df Asy mp. Sig. Nekrosis

Kruskal Wallis Test a.

Grouping Variable: Kelompok b.

Tabel Deskriptif

Variabel Kategori N Mean ± SD Median Min – max

Sel normal K (-) 5 0,00 ± 0,000 0 0 – 0 P1 5 0,15 ± 0,172 0,12 0 – 0,4 P2 5 0,19 ± 0,155 0,17 0 – 0,39 P3 5 0,12 ± 0,107 0,1 0,01 – 0,28 Degenerasi parenkim K (-) 5 0,06 ± 0,092 0 0 – 0,21 P1 5 0,29 ± 0,214 0,29 0 – 0,6

(23)

P2 5 0,20 ± 0,193 0,08 0,03 – 0,44 P3 5 0,21 ± 0,167 0,12 0,03 – 0,4 Degenerasi Hidropik K (-) 5 0,35 ± 0,099 0,39 0,23 – 0,45 P1 5 0,46 ± 0,201 0,45 0,25 – 0,78 P2 5 0,46 ± 0,243 0,62 0,16 – 0,67 P3 5 0,38 ± 0,235 0,34 0,08 – 0,67 Nekrosis K (-) 5 0,59 ± 0,164 0,58 0,4 – 0,77 P1 5 0,28 ± 0,214 0,18 0,17 – 0,66 P2 5 0,22 ± 0,100 0,27 0,08 – 0,3 P3 5 0,31 ± 0,330 0,22 0,05 – 0,88

Tabel Distribusi normalitas dan homogenitas data sel normal, degenerasi

parenkim, degenerasi hidropik dan nekrosis berdasarkan kelompok dengan uji

Shapiro Wilk.

(24)

Variabel Kelompok Shapiro-Wilk (p) Levene test (p) Sel normal K (-) – 0,460 P1 0,406 P2 0,923 P3 9,685 Degenerasi parenkim K (-) 0,037 0,366 P1 0,762 P2 0,094 P3 0,194 Degenerasi Hidropik K (-) 0,292 0,182 P1 0,490 P2 0,069 P3 0,877 Nekrosis K (-) 0,468 0,386 P1 0,001 P2 0,155 P3 0,065

(25)

Dari tabel normalitas di atas variabel sel normal dan degenerasi hidropik

berdistribusi normal dan homogen sehingga uji yang digunakan adalah uji One

Way ANOVA. Sedangkan untuk variabel degenerasi parenkim dan nekrosis

setelah melewati langkah transformasi data didapatkan data berdistribusi tidak

normal dan homogen sehingga uji yang digunakan adalah uji Kruskal Wallis.

Tabel uji beda Multivariat

Variabel p Sel normal 0,139€ Degenerasi Parenkim 0,200$ Degenerasi Hidropik 0,767€ Nekrosis 0,084$

Keterangan :

One Way ANOVA

$

Kruskal Wallis

Dari tabel uji multivariat didapatkan semua variabel mempunyai nilai p >

0,05 atau tidak signifikan.

(26)

LAMPIRAN 6

DOKUMEN FOTO PENELITIAN

Persiapan Mencit Selama Adaptasi

K

(27)

Pengambilan Organ Hepar

(28)

Pembacaan Mikroskopis Organ Hepar

(29)

Madu Penelitian

(30)

LAMPIRAN 7

BIODATA PENULIS

Nama

: Argo Pandu Widigdo

NIM

: 22010110120129

Fakultas

: Kedokteran

Jurusan

: Kedokteran Umum

Angkatan

: 2010

Tempat/Tanggal Lahir

: Boyolali, 18 Februari 1993

Jenis Kelamin

: Laki – Laki

Agama

: Islam

Alamat

: Ngagglik Lama no. 78 Semarang

Email

:

argopanduw@yahoo.com

Riwayat Pendidikan Formal :

1.

TK AISYAH LABUAN

2.

SD MARDI YUANA LABUAN

3.

SLTP NEGERI 1 LABUAN

4.

SMAN 1 KOTA SERANG

5.

FAKULTAS

KEDOKTERAN

UNIVERSITAS

DIPONEGORO

www.bee-hexagon.net http://www.edoctoronline.com/medical-atlas.asp?c=4&id=22006 http://www.imaios.com/de/e-Anatomy/Thorax-Abdomen-Pelvis/Verdauungsapparat-Illustrationen

Gambar

Tabel Deskriptif
Tabel  Distribusi  normalitas  dan  homogenitas  data  sel  normal,  degenerasi  parenkim,  degenerasi  hidropik  dan  nekrosis  berdasarkan  kelompok  dengan  uji  Shapiro Wilk

Referensi

Dokumen terkait

Pembagian tugas dalam pekerjaan bagi para pegawai diperlukan untuk men- dukung proses pelayanan secara bersamaan demi kelancaran proses pelayanan publik yang dilakukan

Pada penelitian ini uji hipotesis II memiliki nilai probabilitas p=0,000 (p<0,05) dari pernyataan tersebut berarti pada sampel kelompok perlakuan contract relax

Ukuran inovasi yang terjadi dalam pembangunan pertanian berdasarkan konsepsi ini adalah meningkatnya produksi dan produktivitas usahatani akibat dari penerapanteknologi

Judul Tugas Akhir/Skripsi: PERANCANGAN VISUAL KAMPANYE SOSIAL DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN GADGET UNTUK ORANG TUA PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI DKI JAKARTA Dengan ini menyatakan

Profil Swamedikasi pada mahasiswa jurusan Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta pada kurun waktu bulan November-Desember 2017 menjabarkan bahwa swamedikasi yang

Dengan adanya penelitiian tentang penilaian tingkat kemampuan empati mahasiswa ners pada saat melaksanakan praktik klinik stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga

18 1 Februari 2019 Penulis melakukan bimbingan dengan mentor untuk mengecek progress yang sudah dikerjakan1. 19 6 Februari 2019 Penulis menambahkan validasi pada text

Ruudusta otettiin sattumanvaraisesti 20 tainta (ei korjuuriveistä), jotka tarkastettiin laboratoriossa... Zw.mehk-ehrääjäko-in (HYP onomeuta evonymellus) torjuntakokeet