Culture collection di berbagai Negara
potensi jasad renik harus harus trus digali sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. perkembangan studi ilmiah tentang mikrobia ditentukan oleh ketersediaan sarana penunjang berupa culture collection. culture collection merupakan tempat koleksi yang digunakan untuk menyuplai keperluan studi ilmiah (Smith, 2003). proses penyimpanan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dapat menjamin stabilitas sifat-sifat genetiknya. bagi Negara-negara maju koleksi kultur jasad renik udah sangat mapan dan maju. di Indonesia sendiri koleksi kultur jasad renik mulai dikembangkan di berbagai institusi pendidikan, beberapa culture collection di beberapa Negara dicontohkan sebagai berikut:
Nama instansi Lokasi Jumlah koleksi Alamat website
ATCC (American Type Culture Collection)
Manass as, Virginia
3400 Human cell, 18000 bacteria, 3000 virus, 49000 fungi, 2000 protista
www.atcc.org
DSMZ (Deutsche Sammlung von Mikroorganismen und Zellkulturen )
Jerman 20000 bacteria, 5000 fungi, 1500 human & palnt cell, 1000 virus
www.dsmz.de
JCM (Japan Collection of Microorganism)
Jepang 22 algae, 919 bakteria, 3317 fungi, 3363 yeast, 672 archae
www.jcm.brc.riken.jp
CBS
(Centraalbureau voor
Schimmelcultures )
Belanda 63000 fungi, 9000 yeast www.cbs.knawl.nl
RIA (The Russia Research Institute for Antibiotics Culture
Collection)
Rusia 1558 bcteri, 394 fungi, 103 plasmid
-CIP (Collection de’institut pasteur)
Paris 12000 bacteria, 100 plasmid
www.pasteur.fr
Di Indonesia, adanya Culture collection sebagai pusat penyimpanan kultur bakteri sudah banyak dikembangkan, akan tetapi pengembangan culture collection di Indonesia kebanyakan hanya sebatas strain strain yang diperlukan oleh suatu instansi tertentu atau strain yang diperlukan dalam studi pengembangan ilmu di beberapa Universitas. Beberapa Universitas di Indonesia mulai mengembangkan pusat Culture collection walaupun masih dalam kapasitas relative sederhana dengan jumlah koleksi yang terbatas. Adanya culture collection sebagai salah satu tempat penegmbangan riset dan penelitian penting untuk mengungkap sumber daya hayati di Indonesia terutama jasad renik mengingat jasad renik memiliki banyak manfaat yang bisa dikembangkan untuk kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pembangunan ekonomi Indonesia (Sukara, 1999). Beberapa contoh culture collection di Indonesia adalah sebagai berikut:
Nama Instansi Lokasi Jumlah koleksi
Alamat website
INACC (Indonesian Culture Collection)
Cibinong, Jawa barat
3000 (fungi, bakteria, microalgae, yeast,
virus)
www.inacc.biologi.lipi.g o.id
FBGMU (Faculty of Biology Gadjah Mada University)
Fakultas Biologi UGM
5 bakteri, 3 fungi, 2 yast
-FNCC (Food and Nutrition Culture
Collection)
UGM, yogyakarta
419 bakteria, 52 fungi, 448 yeast
-UICC (University of Indonesia Culture
Collection)
UI, Depok 35 bakteria, 300 fungi, 39 yeast
-ISRI (Indonesian Sugar Research
Institute)
Pasuruhan, jawa timur
10 algae, 70 bakteria, 65 fungi,
120 yeast, 3
lichen, 97 protozoa
ITBCC (intitute of Technology Bandung Culture
Collection)
ITB, Bandung
Algae 12, Bacteria 150, Fungi 175,
yeast 72
-WFCC
WFCC (world federation of culture collection) merupakan sebuah organisasi yang berisi federasi culture collection di seluruh dunia. Berperan sebagai forum diskusi antar culture collection agar bisa saling bertukar informasi dan teknologi yang menunjang peran culture collection. Selain itu, WFCC ini juga memfasilitasi para Culture collection untuk saling bertukar informasi tentang koleksi culture masing masing serta menyediakan satu website yang mempromosikan menampung informasi dasar tentang anggota culture colelection sehingga pengguna internet dapat dengan mudah mengaksesnya. Organisasi ini didirikan tahun 1963 dan sekarang telah memiliki sebanyak 700 anggota dari 62 negara. WFCC Mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali untuk membahas kemajuan dalam teknologi dan kebijakan umum yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati dan peran culture collection. (Smith, 2003)
Daftar pustaka
Smith, D. 2003. Culture Collection Over the World. Int Microbiol 6:95-100 www.wfcc.info