5
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Penelitian Terdahulu
Ada dua penelitian yang di jadikan bahan pertimbangan pada
implementasi yang dibuat, diantaranya :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Diponegoro (UNDIP)
Semarang (Aviv Yuniar, 2010). Dalam penelitian ini sistem
pengontrol suhu inkubator menggunakan wifi yang berguna
untuk mengatur suhu ruang inkubator. Di mana digambarkan
dalam penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan
produktifitas peternak serta lebih efisien dibanding dengan
penetasan secara tradisional.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim (Fathur Rohman, 2009). Dalam
penelitian ini menggunakan sistem kontrol berbasis
mikrokontroler AT89C51 yang berguna untuk mengatur
pembalikan telur dan pengontrolan suhu. Di mana digambarkan
dalam penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan
produktifitas peternak serta lebih efisien dibanding dengan
penetasan secara tradisional.
Setelah membaca penelitian yang dilakukan, penulis
tertarik untuk mencoba membuat inkubator pengatur suhu
1.2.1 Sensor Suhu
Sensor suhu adalah alat untuk mengukur atau mendeteksi
suhu pada ruangan inkubator penetasan telur yang kemudian
diubah keluaran menjadi besaran listrik. Sensor suhu yang
digunakan dalam laporan proyek mata kuliah pengembangan
jaringan komputer ini adalah LM35, dimana LM35 memiliki
kelebihan – kelebihan sebagai berikut : 1. Memiliki ketepatan 0,5° celcius.
2. Jangkauan maksimal suhu antara 55° sampai + 150°
Celsius.
3. Memiliki impedansi keluaran yang kecil 0,1 W untuk
beban 1 mA .
1.2.2 Saklar
Saklar Push Button di dalam sistem kontrol suhu ini penulis menggunakan saklar Puah Button,
1. Saklar Push Button “Reset” digunakan untuk mengatur suhu sesuai dengan ketentuan.
2. Saklar Push Button “OK” digunakan untuk komfigurasi suhu
yang telah diatur.
3. Saklar Push Button “Cancel” digunakan untuk membatalkan
konfigurasi suhu yang telah diatur.
4. Saklar Push Button “UP” untuk mengatur menaikkan suhu
sebelum dikonfigurasi.
5. Saklar Push Button “Down” digunakan untuk mengatur
2.2.3 Wifi
Wi-Fi, adalah singkatan dari wireless fidelity, merupakan pengembangan dari istilah Hi-Fi, sebuah teknologi
jaringan nirkabel yang digunakan di seluruh dunia. Wi-Fi
mengacu pada sistem yang menggunakan standar 802.11,
yang dikembangkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) dan dirilis pada tahun 1997. Istilah Wi-Fi, yang dieja sebagai alternatif WaiFi, Wai-fi,
Waifi, atau waifi, didorong oleh Aliansi Wi-Fi, sebuah
kelompok perdagangan yang dirintis komersialisasi teknologi.
Dalam jaringan Wi-Fi, komputer dengan kartu
jaringan wifi terhubung tanpa kabel ke router nirkabel. Router
tersambung ke Internet melalui modem, biasanya kabel atau
modem DSL. Setiap pengguna dalam jarak 200 kaki atau lebih (sekitar 61 meter) dari titik akses kemudian dapat
terhubung ke Internet, meskipun untuk kecepatan transfer
yang baik, jarak 100 kaki (30,5 meter) atau kurang lebih baik.
Pengecer juga menjual penguat sinyal wireless yang
memperpanjang jangkauan jaringan nirkabel.
1.2.4 IC Regulator
Untuk menstabilkan tegangan DC (+ ) dan tegangan DC
rangkaian.
1.2.5 LCD (Liquid Crystal Display) 2x16
Pada sebuah LCD, dapat ditampilkan angka-angka,
huruf-huruf, bahkan simbol tertentu. lCD berfungsi untuk menampilkan
suhu yang sudah diprogram oleh sistem mikrokontroler. LCD
mempunyai kegunaan yang lebih dibandingkan dengan tujuh
segmen LED (light emiting diode).
2.2.6 Code Vision AVR
Code Vision AVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang didesain untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. Code Vision AVR dapat dijalankan pada sistem
operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP. Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR,
dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil kelebihan
khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem
embedded. 20
Code Vision AVR menyediakan berbagai fasilitas yang
memudahkan pengguna. Salah satunya adalah Code Wizard AVR
yang memberikan kemudahan dalam melakukan konfigurasi
2.2.6 Mikrokontroller
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer
fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah
inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program,
atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan kata
lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang
mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan
program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara
kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional
dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti
prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau