ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada salah satu pabrik keripik ubi yang sudah melakukan ekspor di kota Medan. Namun, lingkungan kerja pada pabrik ini masih belum memiliki standar dapur bersih. Standar dapur bersih ini dikenal dengan aturan GMP (Good Manufacturing Practice). GMP merupakan suatu pedoman cara memproduksi makanan dengan tujuan agar produsen memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk makanan bermutu sesuai dengan tuntutan konsumen. Permasalahannya yaitu area dapur pada pabrik ini tidak higienis dan tidak nyaman bagi pekerja serta aliran bahan yang terjadi pada daerah pemotongan dan penggorengan mengalami cross movement yang artinya berpotongan. Stasiun pemotongan dan stasiun penggorengan juga terjadi double tracking yang mengakibatkan proses produksi terhambat. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menggunakan metode tata letak dan perbaikan dengan konsep 5S. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur luas ruangan pada setiap departemen dan mengamati kondisi lapangan pada area dapur kerja. Luas ruangan diukur dengan meteran. Metode tata letak yang digunakan adalah metode Systematic Layout Planning dengan menggunakan konsep 5S untuk mengevaluasi perbaikan pada tempat kerja. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa perbandingan antara layout awal dan ketiga layout usulan adalah dengan terpilihnya alternatif ketiga dengan jarak tempuh material yaitu 40 m. Setelah itu, konsep 5S dengan penjabaran Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke dilakukan dengan menggunakan diagnosis peta radar untuk menganalisis kondisi pabrik. Hasil akhir yang didapatkan yaitu layout dengan kombinasi tempat edu wisata dan analisis 5S.
Kata Kunci : Systematic Layout Planning, 5S, Peta Radar, Dapur,
Edu Wisata