• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di SLB-C Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Status kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di SLB-C Kota Medan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sindrom Down merupakan suatu kelainan kromosom yang mengakibatkan keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada anak. Sindrom Down pertama kali ditemukan oleh John Langdon Down pada tahun 1866. Menurut Lejeune, dkk pada tahun 1959 penyebab utama sindrom Down adalah trisomi 21. Keadaan ini disebabkan oleh kegagalan pemisahan sepasang kromosom yang terlibat yaitu kromosom 21 dimana saat proses pembagian sel secara mitosis pemisahan kromosom 21 tidak terjadi dengan sempurna. Sindrom Down terjadi pada satu di antara 800 hingga 1000 kelahiran hidup dan merupakan penyebab umum dari 25-30% retardasi mental di dunia.1-3

Gambaran umum sindrom Down terlihat adanya tubuh dan leher yang pendek, lemahnya kemampuan tonus otot, wajah datar, ujung mata tertarik agak ke atas, kemampuan pergerakan sendi yang berlebihan, bentuk telinga yang tidak beraturan, dan jarak yang lebar antar ibu jari kaki dan jari di sebelahnya. Anak sindrom Down juga menghadapi masalah belajar, penyakit jantung kongenital dan adanya gangguan gastrointestinal.1,4

Gambaran oral meliputi bentuk mahkota gigi disisi labial yang membulat secara abnormal, mikrodonsia, hipodonsia, agenesis dan anodonsia parsial. Keadaan gigi berjejal sering terjadi pada rahang atas, sedangkan pada rahang bawah sering terjadi diastema. Selain itu, erupsi gigi anak sindrom Down terlambat dan terdapat maloklusi gigi seperti cross-bite posterior dan open-bite anterior. Maloklusi yang sering terjadi pada sindrom Down adalah maloklusi Klas III.1,4

Anak sindrom Down memiliki kelainan bentuk dan struktur gigi yang mengakibatkan kebersihan rongga mulut mereka tidak dapat dijaga dengan baik. Selain itu, secara praktis anak sindrom Down sangat terbatas kemampuannya dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi dalam penjagaan kebersihan rongga mulut. Kebersihan mulut yang buruk pada anak sindrom Down dibandingkan dengan

(2)

14

individu normal dapat menyebabkan timbulnya penyakit periodontal. Penyakit periodontal yang sering terjadi pada anak sindrom Down adalah gingivitis.3,5 Gingivitis adalah inflamasi pada gingiva sebagai respon terhadap plak dan bakteri pada gigi yang berdekatan ditandai dengan eritema, edema dan pembesaran fibrosa gingiva tanpa resorpsi tulang alveolar yang mendasarinya. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh obat-obatan yang dikonsumsi, seperti dilantin untuk mengatasi kekejangan.5

Suatu penelitian telah dilakukan di Sekolah Luar Biasa di Chennai, India menunjukkan status kebersihan rongga mulut yang baik pada anak sindrom Down lebih sedikit dibandingkan dengan anak normal yaitu sebanyak 50% pada anak sindrom Down dan sebanyak 54% pada anak normal. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 10% anak sindrom Down membutuhkan perawatan periodontal komprehensif karena kehilangan perlekatan tulang alveolar sedangkan anak normal hanya membutuhkan perbaikan oral hygiene.6

Pada 2011, suatu penelitian telah dilakukan di Sekolah Luar Biasa di Riyadh, Saudi Arabia dan didapati bahwa sebanyak 66% anak sindrom Down mempunyai status kebersihan rongga mulut atau Oral Hygiene Index Simplified (OHIS) yang sedang dan 25% memiliki status kebersihan rongga mulut yang baik. Penelitian lain juga telah dilakukan pada individu retardasi mental usia 12-30 tahun di Sekolah Luar Biasa di kota Udaipur, India dan didapati bahwa rerata kebersihan rongga mulut dan status periodontal lebih jelek pada individu laki-laki dibanding dengan individu perempuan. Rerata kebersihan rongga mulut individu laki-laki 2,64 (95% CI 2,16-3,24) dan individu perempuan 4,04 (95% CI 1,35-10,73).7,8

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran status kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down. Penelitian ini dilakukan pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun yang bersekolah di SLB-C Kota Medan. Pengambilan sampel dilakukan pada SLB-C karena pendataan anak sindrom Down di SLB-C lebih mudah jika dibandingkan dengan pendataan dari rumah ke rumah.

(3)

15

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah Umum

Bagaimana status kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB-C) Kota Medan.

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus

1. Bagaimana status kebersihan rongga mulut anak sindrom Down usia 6-18 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB-C) Kota Medan?

2. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan status kebersihan rongga mulutpada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB-C) Kota Medan?

3. Apakah ada hubungan antara usia dengan status kebersihan rongga mulut pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB-C) Kota Medan?

4. Bagaimana kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB-C) Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui status kebersihan rongga mulut dan kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB-C) Kota Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui status kebersihan rongga mulut anak sindrom Down usia 6-18 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB-C) Kota Medan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan status kebersihan rongga mulut pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB-C) Kota Medan.

(4)

16

3. Untuk mengetahui hubungan antara usia dengan status kebersihan rongga mulut pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB-C) Kota Medan.

4. Untuk mengetahui kebutuhan perawatan periodontal pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB-C) Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi kepada orang tua mengenai status kebersihan rongga mulut pada anak mereka untuk memotivasi orang tua untuk memperhatikan, menjaga dan memberikan pengarahan kepada anak sejak dini untuk menjaga kebersihan mulut dengan baik dan benar.

2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi FKG USU dalam bidang kesehatan gigi dan mulut anak untuk meningkatkan kualitas hidup anak sindrom Down.

3. Pencegahan dan kebutuhan perawatan terhadap karies dan penyakit periodontal pada anak sindrom Down dapat direncanakan dengan diketahuinya status kebersihan rongga mulut pada anak sindrom Down usia 6-18 tahun di SLB-C kota Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Selama proses ini terjadi, sebuah unit dalam CPU yang disebut dengan penghitung program akan memantau instruksi yang sukses dijalankan supaya instruksi tersebut dapat

Dengan mengamati gambar, membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan informasi pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitar mereka

As proved by the historical overview of the dome surveys, it is worthy to note that a survey characterized by high density and adequate precision was not available as well as a

KELOMPOK KERJA GURU (KKG) MADRASAH IBTIDAIYAH KECAMATAN GENUK KOTA

Memecahkan sandi berarti mendapatkan kelemahan dalam chipper, hal ini dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat kriptografi yang lebih tangguh sehingga kerahasiaan data dapat

[r]

[r]

Kelas yang pertama adalah kelas utama yang bertujuan untuk animasi progress pada saat program ini dijalankan, kelas yang kedua bertujuan untuk membuat tampilan formnya dan