1 1. Pendahuluan
Informasi dapat diperoleh dari berbagai cara, salah satunya yaitu menggunakan media komputer. Kemampuan untuk mengkomunikasikan dan mengkombinasikan lebih dari satu media disebut multimedia. Dengan memanfaatkan kemampuan dari multimedia, informasi yang disajikan menjadi daya tarik tersendiri dan akan lebih menarik minat penggunanya. Salah satu manfaat dari multimedia yaitu dalam usaha promosi. Aktivitas promosi dapat meliputi periklanan, promosi penjualan, public relation, dan penjualan lewat internet[1]. SMK Telekomunikasi Tunas Harapan merupakan sekolah yang bernaung dibawah Yayasan Tunas Harapan Kabupaten Semarang yang pernah mendapat gelar Rintisan Berpredikat Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) sampai dengan tahun 2013[2].
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah, SMK Telekomunikasi Tunas Harapan memerlukan media promosi selain untuk memperbaharui media promosi yang lama juga membuat inovasi media promosi yang menjelaskan fasilitas-fasilitas dan kondisi sekolah. Informasi yang dipaparkan dapat menjelaskan secara detail dan interaktif sehingga mampu memberikan karakteristik dan daya tarik tersendiri. Implementasi berbasis 3D interaktif dengan modeling low poly menjadikan media promosi dapat lebih menarik dengan tampilan visual yang lebih baik sehingga konsumen akan lebih tertarik untuk melihat dan mengetahui lebih banyak tentang SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Fitriana DHS yaitu Visualisasi gedung FTI UKSW Salatiga berbasis 3D menggunakan 3DS Max dan Unity merupakan salah satu aplikasi promosi yang dibuat untuk menggantikan maket atau gambar 2D dengan menggunakan simulasi 3D. Aplikasi yang dibangun mudah untuk digunakan dan visualisasi aplikasi menarik bagi responden. Aplikasi simulasi tersebut juga sangat membantu untuk mengetahui kondisi bangunan dengan sudut pandang orang pertama[3]. Penelitian Perancangan video promosi dengan menggunakan Teknik 3D modeling low poly oleh Widi Kurniawan Handriyanto merupakan media promosi berbentuk video yang dirancang untuk menawarkan sebuah inovasi, yang akan digunakan untuk membantu tim promosi dan meminimalisir waktu dalam menjelaskan tentang program studi DKV UKSW. Video promosi tersebut dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dengan singkat secara menarik, komunikatif, dan mampu mendorong minat target konsumen untuk bergabung di program studi DKV UKSW[4].
Virtual tour merupakan bentuk sederhana dari perkembangan teknologi virtual reality (VR). Virtual tour adalah sebuah simulasi dari suatu tempat yang benar-benar ada dan pengguna dapat melakukan perjalanan atau tour didalam simulasi tersebut[5].
2
tingkat ingatan mencapai 30 persen, dan dalam presentasi multimedia interaktif dimana seseorang benar-benar terlibat, tingkatan ingatan mencapai 60 persen. Multimedia interaktif yaitu ketika pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemen-elemen tersebut (teks, seni, suara, animasi, dan video) akan dikirimkan. Animasi adalah tindakan membuat sesuatu menjadi hidup. Berdasarkan teknik-teknik tertentu yang terus dikembangkan hingga kini, animasi telah tumbuh menjadi industri yang luar biasa. Dari teknik manual hingga menjadi digital seperti sekarang ini, animasi telah mempesona dan mampu sebagai sarana iklan dan promosi dalam dunia usaha. Untuk membuat objek dapat berjalan dilayar sambil mengubah bentuknya, hanya mengubah bentuk dan menggerakkan, atau menerjemahkan, hanya membutuhkan beberapa pixel setiap frame. Selanjutnya, saat frame tersebut dimainkan dengan kecepatan lebih cepat, perubahannya juga akan mengikuti sehingga mendapatkan gerakan dan animasi[6].
Low poly adalah salah satu teknik dalam komputer grafis yang memiliki jumlah polygon yang sedikit. Objek yang dikatakan low poly sering muncul dalam bentuk blok (seperti kepala yang berbentuk persegi) dan kurang detail (seperti tangan tetapi tidak mempunyai jari). Metode Low Polygon atau yang sering disebut low poly Modelling adalah sebuah teknik pembuatan model 3 Dimensi menggunakan bentuk-bentuk dasar yang ada seperti cube, cone, nurbs dan cyclinder. Bentuk dasar tersebut diubah menjadi bentuk yang diinginkan dengan cara meng-ekstrude bagian-bagian dari bentuk dasar sehingga menjadi bentuk yang diinginkan[7].
Game engine adalah sebuah sistem software yang dirancang untuk pembuatan dan pengembangan suatu video game. Fungsinya meliputi mesin render (renderer) untuk grafik 2D atau 3D, mesin fisika, deteksi tabrakan dan tanggapan tabrakan, suara, script, animasi, kecerdasan buatan, jaringan, streaming, threading, dukungan lokalisasi dan layar grafik. Blender game engine (BGE) adalah game engine yang memungkinkan kita untuk membuat aplikasi 3D interaktif. Secara fungsional, proses game engine pada virtual reality, terdiri dari konten dan perilaku seperti fisika, animasi, dan logika. Game engine mempunyai elemen-elemen yang berperilaku otonom dengan memiliki satu set alat seperti sensor, controller, dan actuator atau yang disebut logicbricks. Selain logicbricks, pada game engine terdapat properties. Untuk perbandingan, properties mencerminkan memori, sensor adalah indera, controller adalah otak, dan actuator adalah otot yang memungkinkan untuk tindakan ke dunia luar[8].
Suatu instansi bisa eksis dan menarik perhatian banyak orang, tentu tidak lepas dari bantuan peranan media komunikasi. Dimana media yang mempunyai fungsi utama menyampaikan pesan kepada masyarakat, tentu menjadi sarana dalam mengkomunikasikan, menginformasikan, serta menyebarluaskan produk dan program suatu instansi kepada masyarakat. Aktivitas ini sering dikenal dengan nama promosi. Dengan bantuan media komunikasi melalui promosi, maka minat dan perhatian masyarakat semakin tinggi terhadap suatu barang[9]
12
Rancangan tampilan antarmuka halaman sub menu panduan dan profil dapat dilihat pada gambar 18.
Gambar 18 Perancangan antarmuka halaman sub menu panduan dan profil Kembali Menu
15 5. Pengujian
Pengujian aplikasi menggunakan pengujian alpha (alpha testing) dan pengujian beta (beta testing). Pengujian alpha dilakukan oleh pembuat sendiri untuk memastikan aplikasi yang dibuat sudah berjalan dengan benar. Pengujian alpha dilakukan dengan mencoba fungsi-fungsi dan tombol dalam aplikasi[13]. Hasil pengujian alpha dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Tabel Hasil Pengujian alpha
No. Pengujian Hasil Keterangan
1. Video intro mulai pada saat aplikasi dijalankan.
Video pembuka (intro) mulai.
VALID
2. Tombol pada halaman menu berfungsi dengan benar.
Tombol berfungsi. VALID
3. Menampilkan teks saat kursor mouse didekatkan pada tombol.
Teks muncul. VALID
4. Menampilkan kursor. Kursor muncul. VALID
5. Tombol navigasi dalam virtual. Tombol berfungsi. VALID 6. Menggerakkan kamera atau
8. Memulai suara dalam virtual dan video.
Suara mulai. VALID
9. Keluar dari aplikasi dengan meng klik ikon keluar.
Keluar dari aplikasi. VALID
Berdasarkan hasil pengujian alpha, dapat disimpulkan bahwa semua fungsi-fungsi dan tombol dalam aplikasi sudah berjalan dengan benar. Sebelum melakukan pengujian beta, aplikasi diujikan ke pihak SMK. Pengujian dilakukan oleh tim promosi SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Hasilnya, aplikasi tersebut sudah menjelaskan kondisi bangunan, fasilitas, dan penyampaian informasi.
16
Tabel 2 Tabel Hasil Kuisioner
No Pernyataan Pilihan Jawaban
A B C D Σ 1 Saya belum pernah melihat atau mencoba aplikasi
yang sama.
5 15 3 7 30
2 Saya tertarik melihat media promosi 3D virtual tour.
18 12 0 0 30
3 Saya mengetahui tentang SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.
6 20 4 0 30
4 Warna dan tampilan aplikasi menarik. 13 17 0 0 30 5 Aplikasi mudah digunakan dan dimengerti. 15 15 0 0 30 6 Bangunan dalam aplikasi sudah sesuai dengan
gambar.
7 23 0 0 30
7 Video dalam aplikasi menarik. 11 18 1 0 30 8 Saya mengetahui informasi yang jelas tentang
SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dari aplikasi tersebut.
6 21 3 0 30
9 Saya tertarik untuk melanjutkan studi ke SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.
2 8 17 3 30
10 Saya lebih menyukai aplikasi ini daripada melihat brosur atau presentasi promosi.
26 4 0 0 30
Total 109 153 28 10 300
Sewaktu menanggapi pernyataan, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Dengan empat pilihan jawaban dengan skor masing-masing, seperti yang terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor Skala Likert
Jawaban Skor Keterangan
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi (Y). Y = skor tertinggi x Total Σ
17
Rumus Interval
I = 100 / Pilihan Jawaban
I = 100 / 4
I = 25
Kriteria interpretasi berdasarkan interval : Angka 1% – 25% = Sangat tidak setuju Angka 26% – 50% = Tidak setuju Angka 51% – 75% = Setuju
Angka 76% – 100% = Sangat setuju Hasil interpretasi
= Total Skor / Y x 100 % = 961 / 1200 x 100%
= 80 % (Sangat setuju)
Dari hasil pengujian menggunakan kuisoner maka dapat disimpulkan bahwa responden sangat tertarik untuk melihat dan menggunakan aplikasi, warna dan tampilan aplikasi menarik, aplikasi mudah digunakan dan dimengerti, bangunan sudah sesuai dengan aslinya, video dalam aplikasi menarik, dan responden lebih menyukai aplikasi media promosi 3D virtual tour daripada melihat brosur atau presentasi promosi.
6. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perancangan media promosi SMK menggunakan 3D virtual tour dapat memberikan informasi secara lebih lengkap dan menarik. Penggunaan 3D virtual tour dengan modeling low poly sebagai media promosi memiliki keunggulan seperti, tampilan yang menarik dan mudah digunakan. Selain itu, aplikasi tersebut juga memiliki manfaat untuk melihat kondisi bangunan sekolah dan fasilitas-fasilitas yang ada bagi calon siswa-siswi SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dan orang tuanya yang tidak dapat datang langsung ke sekolah.
18 7. Daftar Pustaka
[1] Asri, Marwan. 1986. Marketing. Yogyakarta : BPFE. [2] SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. 2009. about SMK.
http://tunasharapan.info (diakses pada tanggal 10 Juli 2013).
[3] Fitriana, Margarita. 2012. Visualisasi gedung FTI UKSW Salatiga berbasis 3D menggunakan 3DS Max dan Unity 3D.
[4] Handriyanto, Widi Kurniawan. 2013. Perancangan Video Promosi dengan menggunakan Teknik 3D modeling low poly (Studi Kasus : DKV/FTI UKSW Salatiga).
[5] Riani, Garsinia Ely. 2011. Virtual Tour PENS-ITS.
[6] Vaughan, Tay. 2004. Multimedia: making It Work. Edisi keenam. Yogyakarta : Andi.
[7] Shah, Karan. 2014. Secret to Creating Low Poly Illustrations in Blender. http://cgi.tutplus.com (diakses pada tanggal 20 Januari 2014)
[8] Roosendaal, Ton. 2008. feature. http://blender.org (diakses pada tanggal 20 Juli 2013).
[9] Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Edisi satu. Jakarta : Bumi Aksara.
[10] Swastha, D.H, Basu & Irawan. 1985. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty.
[11] Sutopo, Ariesto Hadi. 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta : Graha Ilmu
[12] Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta : Andi [13] Sulistyohati, Aprilia. 2010. Pengujian Perangkar Lunak.
http://efrylia.files.wordpress.com (diakses pada tanggal 25 Januari 2013). [14] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND.