• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Dengan Pengan Ditengah Perubahan Studi Kasus Perilaku Ekonomi, Sosial dan Lingkungan Orang Mbatakapidu T2 092013003 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Dengan Pengan Ditengah Perubahan Studi Kasus Perilaku Ekonomi, Sosial dan Lingkungan Orang Mbatakapidu T2 092013003 BAB IV"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Em pa t

Sketsa Desa Mbatakapidu

Dimanakah Letak Desa M batakapidu?

Desa M batakapidu merupakan desa yang terletak tidak jauh dari Kota W aingapu (ibu kota Kabupaten Sumba Timur). Berdiri sejak tanggal 20 Juli 1963 melalui SK Gubernur NTT No.66/I/32/1963.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.

Gambar 6. Ruas Jalan M enuju Kantor Desa (Arah Kampung Maringu Lambi).

(2)

kendaraan pribadi yang umumnya adalah ojek1. Sebagian besar jalan menuju ibu kota desa masih merupakan jalan yang dilapisi sirtu sehingga rentan terhadap kerusakan ketika memasuki musim hujan.

Desa ini merupakan bagian dari wilayah kecamatan Kota W aingapu dengan luas wilayah 28,2 km2. Secara administrasi pemerintahan desa, M abatakapidu terbagi ke dalam 5 wilayah dusun, 12 RW dan 24 RT dengan jumlah penduduk desa mencapai 1.682 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk yang hanya mencapai 61 jiwa/km2 dan terdiri dari 358 rumah tangga dengan rata-rata 5 jiwa per rumah tangga.3

Desa M batakapidu secara administratif berbatasan dengan (1) kelurahan Kambajawa (utara); (2) kelurahan W angga, kelurahan Lambanapu dan desa Kiritana (timur); (3) desa Lukukamaru (selatan) dan (4) desa Pambotanjara (barat).

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012.

Gambar 7. Peta Desa Mbatakapidu

1 Orang yang menggunakan motor sebagai moda transportasi untuk

memobilisasi penumpang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Tindakan ini biasanya menimbulkan pendapatan bagi si pemberi jasa dan pengeluaran bagi yang menggunakan jasa tersebut.

(3)

Kondisi alam desa M batakapidu didominasi oleh wilayah perbukitan dan lembah yang pemandangan alam savana-nya nampak sangat hijau ketika musim hujan, tetapi pemandangannya akan sangat terkesan paradoks ketika memasuki musim kemarau, di mana padang rumput tersebut akan berubah menjadi warna kecoklatan karena kekeringan.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014

Gambar 8. M batakapidu saat musim kemarau

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013.

(4)

Sementara itu, pada umumnya lembah-lembah ini menjadi konsentrasi permukiman penduduk dan sekaligus menjadi lahan pertanian masyarakat. Sebagian besar penduduknya bermukim di lembah-lembah ini yang merupakan DAS. Saat ini kurang lebih ada sekitar 5 aliran sungai (W ai Lingang, Tana Udang, Lai Nyali, Kalihi dan M aringu Lambi) yang melintasi desa M batakapidu. Kondisi seperti ini sangat memungkinkan untuk mengerjakan lahan pertanian di sepanjang DAS sepanjang tahun. Saat musim kemarau maka pemerintah daerah kabupaten Sumba Timur melaui instansi yang terkait telah memberikan bantuan motor air kepada desa M batakapidu dan langsung dibagi kepada masyarakat yang tergabung poktan untuk mengairi lahan pertanian yang berada di sepanjang DAS.

Penggunaan Lahan

Lahan di desa M batakapidu dimanfaatkan oleh masyarakat dengan menjadikannya sebagai kebun, padang penggembalaan, sawah, tegal, namun demikian masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai tata guna lahan desa seperti yang termuat dalam tabel 1.

Tabel 1. Tata Guna Lahan Desa

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Pekarangan/Kebun 13,15 4,00

Padang Penggembalaan 13,93 4,24

Sawah -Irigasi 7,50 2,28

-Tadah Hujan - -

Sedang tidak diusahakan 58,39 17,78

Tegal/Ladang 235,50 71,70

Total 328,47 100,00

Sumber: Data Sekunder, 2012

(5)

pangan lokal seperti jagung, sorgum, jewawut, keladi, ketela pohon, ubi jalar dan sebagainya.

Kondisi Demografis

Keadaan demografis di desa M batakapidu meliputi jumlah penduduk menurut jenis kelamin, jumlah penduduk menurut pendidikan, jumlah penduduk menurut mata pencaharian dan lapangan pekerjaan umum, jumlah penduduk menurut kepercayaan, jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jumlah kepala keluarga.

Penduduk M enurut Jenis Kelamin

Penduduk merupakan subyek sekaligus obyek di dalam pembangunan. Adapun variasi penduduk menurut jenis kelamin seperti yang tergambar dalam tabel 2.

Tabel 2. Penduduk M enurut Jenis Kelamin

Laki-laki perempuan menggantikan peran laki-laki seperti mengumpulkan batu karang untuk dijual, membakar arang yang sangat beresiko dan sebagainya. Di sini menunjukkan bahwa peran perempuan dalam

men-secure rumah tangga sangat tinggi dan sekaligus sebagai upaya aktualisasi diri dari kaum perempuan.

Penduduk M enurut Pendidikan

(6)

dipersiapkan maka semakin baik pula usaha untuk melakukan pembangunan di segala bidang sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Sumberdaya manusia yang berkualitas tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang dianutnya. Berikut akan disajikan gambaran tingkat pendidikan orang M batakapidu seperti yang dirangkum dalam tabel 3.

Tabel 3. Penduduk M enurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase (%)

Tidak sekolah/tidak tamat SD 233 36,18

Tamat SD 186 28,88

Tamat SMP/Sederajat 50 7,76

Tamat SMA/SMK/Sederajat 113 17,54

D-1 13 2,02

Sebagian besar masyarakat desa M batakapidu memiliki tingkat pendidikan yang rendah, Hal ini bukan karena disebabkan oleh kurangnya kesadaran untuk mengenyam pendidikan, melainkan karena sulitnya akses masyarakat desa untuk mengakses pendidikan secara turun-temurun. Jika memang pendidikan hanya untuk orang tertentu maka mengemuka sebuah pertanyaan pembangunan sejatinya untuk siapa?

Penduduk M enurut Lapangan Pekerjaan Umum dan Utama

(7)

Tabel 4. Penduduk Desa Usia 15 Tahun ke atas M enurut Lapangan Pekerjaan Umum

Lapangan Pekerjaan Umum Jumlah

Orang Persentase (%)

Petani/Nelayan/Peternak 429 65,10

PNS 72 10,93

Pengusaha/pengrajin 150 22,76

Buruh - -

Karyawan pengusaha swasta 8 1,21

Total 659 100,00

Sumber: Data sekunder, 2012

Sebagian penduduk berprofesi sebagai petani atau peternak tradisional karena mata pencaharian ini merupakan usaha yang telah dilakukan secara turun temurun oleh orang M batakapidu, serta usaha kerajinan seperti menganyam tikar, gedek dan sebagai merupakan usaha produktif yang dilakukan oleh orang M batakapidu untuk menopang ekonomi rumah tangga.

Selain lapangan pekerjaan umum, juga terdapat lapangan pekerjaan utama yang dipotret dari 2 sektor utama seperti pertanian dan perdagangan. Berikut akan disajikan gambaran lapangan pekerjaan utama seperti dirangkum dalam tabel 5.

Tabel 5. Penduduk Desa Usia 15 Tahun ke atas M enurut Lapangan Pekerjaan Utama

Lapangan Pekerjaan Utama Jumlah Orang Persentase (%)

Pertanian 429 99,54

Perdagangan 2 0,46

Total 431 100,00

Sumber: Data sekunder, 2012

(8)

Penduduk M enurut Kepercayaan

Kepercayaan merupakan keyakinan yang dianut oleh masyarakat sebagai suatu sarana untuk mendekatkan diri pada sang pencipta. Berikut akan disajikan gambaran penduduk menurut kepercayaan yang dianut seperti yang dirangkum dalam tabel 6.

Tabel 6. Penduduk M enurut Kepercayaan

Agama Jumlah Orang Persentase (%)

Kristen 1.068 63,50 M batakapidu. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan ternyata antara agama-agama tersebut memiliki toleransi yang sangat tinggi satu sama lain. Contoh: saat paskah maupun natal maka pemeluk kepercayaan lokal akan diundang oleh pihak gereja dan sekaligus mendapatkan bingkisan dari pihak gereja, sedangkan saat pemeluk kepercayaan lokal mengadakan ritus maka pihak gereja akan diundang dan akan disambut dengan menggunakan adat.

Penduduk M enurut Kelompok Umur

(9)

Tabel 7. Penduduk M enurut Kelompok Umur

Kelompok Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 15 tahun 553 32,88

15-64 tahun 1.060 63,02

≥ 64 tahun 69 4,10

Total 1.682 100,00

Sumber: Data Sekunder, 2012

Sebagian besar penduduk desa M batakapidu didominasi oleh PUK. Kelompok penduduk inilah yang paling banyak tersebar di sektor pertanian dan sebagai pengrajin tradisional.

Kepala Keluarga

Dalam sebuah rumah tangga tentu terdapat satu atau lebih kepala keluarga yang berperan sebagai pencari nafkah (bread winner). Berikut akan disajikan gambaran jumlah kepala keluarga seperti dirangkum dalam tabel 8.

Tabel 8. Kepala Keluarga

Jumlah KK Jumlah Penduduk (%)

358 1.682 21,28

Sumber: Data sekunder, 2012

Hal unik yang terjadi di desa M batakapidu bahwa dalam satu rumah tangga terdapat tiga sampai lima kepala keluarga. Hal ini yang membuat tingkat ketergantungan terhadap orang tua masih sangat tinggi karena mereka belum bisa mandiri.

Prasarana Sosial dan Ekonomi

(10)

Prasarana Pendidikan

Dalam mempersiapkan sumberdaya manusia yang handal lewat dunia pendidikan tentu harus ditunjang dengan infrastruktur pendidikan yang memadai. Berikut akan disajikan gambaran prasarana pendidikan seperti dirangkum dalam tabel 9.

Tabel 9. Prasarana Pendidikan

Sekolah Jumlah (unit/buah) Persentase (%)

TK 1 25

SD 3 75

Total 4 100

Sumber: Data sekunder, 2012

Peningkatan kualitas dan jumlah prasarana pendidikan merupakan hal yang terus menjadi pergumulan orang M batakapidu. Lembaga pendidikan menjadi salah satu tolak ukur untuk meningkatkan kecerdasan intelektual dan tentunya dengan ilmu tersebut dapat digunakan untuk memanfaatkan semua sumber daya yang ada di desa M batakapidu untuk kesejahteraan masyarakat.

Prasarana Kesehatan

Salah satu tolak ukur yang juga menunjang dalam proses pembangunan adalah dengan adanya infrastruktur kesehatan yang memadai. Berikut akan disajikan gambaran infrastruktur kesehatan seperti dirangkum dalam tabel 10.

Tabel 10. Prasarana Kesehatan

Prasarana Kesehatan Jumlah (unit/buah) Persentase (%)

Polindes 1 20

Pustu 1 20

Posyandu 3 60

Total 5 100

(11)

Pada waktu tertentu para tenaga kesehatan baik yang bertugas di ketiga unit ini maupun yang hanya medatang melakukan penyuluhan akan datang melayani masyarakat desa. Akan tetapi, pada saat tertentu ketika ada ibu-ibu yang akan melahirkan maka selalu tidak mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan di sana. Hal ini terjadi karena tenaga kesehatan tersebut tidak mau menetap di polindes yang sudah disetiakan. Ini merupakan sebuah pemandangan yang sangat ironis yang terjadi di desa M batakapidu.

Prasarana Ekonomi

Untuk menunjang kegiatan ekonomi di suatu wilayah maka mutlak diperlukan prasarana pendukung. Berikut akan disajikan gambaran prasarana ekonomi seperti dirangkum dalam tabel 11.

Tabel 11. Prasarana Ekonomi

Prasarana Ekonomi Jumlah (unit/buah) Persentase (%)

Bank - -

Koperasi - -

Pegadaian - -

Pasar Tradisional - -

Sumber: Data sekunder, 2012

Ketiadaan prasarana ekonomi utama seperti pasar tradisional, yang membuat orang M batakapidu harus mengeluarkan biaya untuk melakukan kegiatan berdagang. Ini tentu sangat menyulitkan masyarakat, sedangkan keberadan koperasi masih di godok oleh aparat desa beserta seluruh elemen yang ada di desa M batakapidu.

Potensi Ekonomi

(12)

Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan lapangan pekerjaan yang paling banyak dan mudah diakses oleh masyarakat pedesaan. Berikut akan disajikan gambaran sektor pertanian seperti dirangkum dalam tabel 12.

Tabel 12. Sektor Pertanian

Jenis Komoditi/Tanaman Luas dan Produksi Persentase (%)

Ha Ton

Secara turun-temurun komoditi jagung yang paling banyak dikembangkan oleh orang orang M batakapidu, sehingga penggunaan lahan paling banyak digunakan untuk pengembangan jagung. Hasil panen biasanya diutamakan untuk persiapan bibit dan sisanya dikonsumsi. Terkadang jika hasil panen kurang memuaskan dan tidak mencukupi untuk dikonsumsi maka orang mbatakapidu akan membeli jagung di pasar inpres M atawai seharga Rp 5.000,- sampai Rp 6.000,- per Kg.

Berikut ini petikan wawancara dengan kepala desa M batakapidu bapak Yacob Tanda4:

“Pada tahun anggaran 2012, desa M batakapidu telah mendapatkan bantuan pembenihan jagung dari balai penelitian dan pengembangan pertanian provinsi NTT untuk dikembangkan pada lahan seluas 10 ha. Dengan kata lain, tanaman jagung merupakan makanan pokok penduduk desa, adapun kelebihan produksinya baru akan dijual ke pasar dengan harga jual pada masa musim panen berkisar antara Rp

4 Lihat: Stepanus M akambombu (2013), Huruta., et al (2011) dan W awancara

(13)

2500,- /kg dan di masa paceklik dapat mencapai Rp. 5000,- sampai Rp 6.000,- /kg”.

Dari penuturan bapak Yacob Tada tergambar bahwa upaya mengembangkan komoditi jagung mendapat apresiasi dari pemerintah. Namun, sayangnya bantuan dari pemerintah ini hasilnya kurang bagus karena cepat yubuku (bubuk), sedangkan bibit lokal (wataru monungu)

cenderung lebih bagus karena tahan lama dan tidak cepat bubuk. Pada masa transisi seperti ini sudah saatnya pemerintah lewat instansi yang terkait mengembangkan secara massal bibit lokal agar dapat digunakan sebagai bibit oleh masyarakat.

Sub-Sektor Peternakan

(14)

Jumlah ternak di desa M batakapidu semakin terancam eksistensinya karena ternak-ternak berkaki 4 biasanya digunakan dalam setiap acara kematian (li meti) dan peminangan (li luri). Apakah budaya ini harus dipertahankan? Atau harus ada suatu konsensus yang mengatur jumlah ternak yang akan digunakan dalam adat? Tentu orang M batakapidu harus semakin arif dalam menangani persoalan seperti ini.

Sub-Sektor Perkebunan

Sub-sektor perkebunan juga merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang menjadi tumpuan hidup masyarakat M batakapidu. Berikut akan disajikan gambaran sub-sektor perkebunan seperti dirangkum dalam tabel 14.

Tabel 14. Sub-Sektor Perkebunan

(15)

Sub Sektor Perikanan

Sub-sektor perikanan sangat potensial di desa M batakapidu karena ketersediaan air yang melimpah sehingga merupakan ekosistem yang baik bagi ikan. Di mana sangat prospek bagi pembudidayaan ikan nila merah, lele dan jenis ikan tawar lainnya. Oleh karena itu, pada tahun 2011 ini pemerintah desa telah membangun tambak dan atau kolam ikan permanen di belakang gedung puskesmas pembantu (pustu). Pada tahun 2013 pemerintah desa M batakapidu mendapat bantuan benih ikan dari instansi terkait dan setelah beberapa hari berada di kolam ikan, hal di luar dugaan pun terjadi di mana ikan-ikan tersebut mati secara misterius. M engapa demikian? Hal ini diakibatkan oleh air kolam yang mengandung kadar zat kapur yang sangat tinggi. Belajar dari pengalaman ini maka secara otodidak bapak Bimbu W ohangara (sekretaris desa) untuk membuat filter yang dapat mereduksi kadar zat kapur ini. Upaya ini pun berhasil dan sekarang beliau sedang melakukan trial and error pengembangbiakkan lele mulai dari mengawinkan lele sampai pada bagaimana menetaskan lele. Hasilnya pun berbuah manis di mana walau lewat 7 kali melakukan

trial and error beliau dapat mengetahui bagaimana cara mengawinkan lele dengan benar dan dapat membedakan telur lele siap tetas yang bagus (berwarna kuning) dan yang kurang bagus (berwarna biru).

Sub-Sektor Kehutanan

(16)

Tabel 15. Sub-Sektor Kehutanan

Jenis Kayu Jumlah (pohon/hektar) Persentase (%)

Mahoni 6441 23,9

Geliat orang M batakapidu untuk mengembangkan tanaman kehutanan merupakan kesadaran dan tekad dari semua elemen yang ada di desa M batakapidu, sekaligus guna mensukseskan program hutan rakyat yang diwadahi oleh pemerintah daerah lewat instansi terkait, serta lembaga swadaya masyarakat yang concern terhadap hal ini.

Sub-Sektor Pariwisata

(17)

kolonial Belanda saat itu dan buku yang telah disusun untuk mata pelajaran muatan lokal untuk sekolah dasar dan telah diseminarkan pada tahun 2007 yang lalu. Selain mempunyai nilai sejarah, pada obyek wisata ini juga masih terdapat kuburan-kuburan jaman megalitikum yang terdapat pada celah-celah pohon besar, yang jika ditata dengan baik maka dapat menjadi obyek wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Hal tersebut telah dibicarakan melalui musyawarah desa mengenai penyucian paraingu

M batakapidu dalam rangka menggalakkan sektor pariwisata (cagar budaya). M usyawarah ini telah diadakan pada tanggal 25 Juli 2011 dengan melibatkan tokoh adat dan atau masyarakat (suku yang terkait) dari desa M batakapidu dan Lukukamaru.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011.

Gambar 10. Musyawarah Penyucian Paraingu

Adapun hasil dari musyawarah tersebut, yaitu (1) telah dibentuk panitia dalam rangka penyucian paraingu M batakapidu; (2) tanggal 29 September 2011 akan dilaksanakan ritus hamayangu di paraingu

(18)

(karambua rara), babi merah (wei rara), kambing belang pinggang (kamambi bara banggi), dan ayam jantan putih (manu wulu bara).

Kegiatan tanggal 29 September 2011 batal dilakukan karena menjelang waktu tesebut ada program yang bersifat insidentil masuk ke desa dan harus di jalankan segera, beberapa hari sebelum berangkat ke paraingu tidak dikonfirmasi secara serentak oleh semua suku yang terlibat dan berbagai alasan lainnya.

M elihat belum adanya respon dari masing-masing suku maka secara spontan oleh suku M arapeti yang berasal dari M batakapidu maupun Luku Kamaru, yang tanpa melalui konsensus atau secara sepihak menentukan waktu untuk naik ke paraingu. Suku ini memulainya dengan mengundang suku Andang untuk dapat naik bersama ke sana, namun tidak disetujui oleh tokoh dari suku Andang (bapak Yacob Tanda) karena dianggap suku M arapeti telah melenceng dari hasil musyawarah sebelumnya. Artinya suku M arapeti hanya mengajak beberapa suku dan tidak melibatkan semua suku yang telah bersepakat sebelumnya untuk naik ke paraingu.

Gambar

Gambar 6. Ruas Jalan Menuju Kantor Desa (Arah Kampung Maringu Lambi).
Gambar 7. Peta Desa Mbatakapidu
Gambar 8. Mbatakapidu saat musim kemarau
Tabel 1. Tata Guna Lahan Desa
+7

Referensi

Dokumen terkait

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W3, 2017 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W3, 2017 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

Alat pendukung kompresor terdiri dari : compressors 1 dan compressors 2 yang berfungsi sebagai menaikan tekanan udara hingga diantara 6 s/d 10 bar, Refrigerant dryer berkapasitas

2 Penulis melihat bahwa bahasa Indonesia yang mulai berkembang peminatnya di negara Ustralia merupakan suatu topik yang mnearik untuk dibahas, mengingat bahasa Indonesia

copy kelengkapan dokumen sesuai dengan data kualifikasi yang saudara upload dalam dokumen isian kualifikasi elektronik pada aplikasi SPSE untuk diserahkan

Pokja ULP Kegiatan Pembangunan gedung kantor Pekerjaan Pengawas Pembanguan Gedung DPU Kota Tegal Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal akan melaksanakan Seleksi Sederhana

Jika email Anda tidak divalidasi dan tampilan date Anda secara kalender tidak jalan, Anda harus menjalankannya pada browser Chrome terbaru. &lt;/p&gt; &lt;/body&gt;

Pada makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai hubungan hubungan internasional yang meliputi hal hal yang melatarbelakangi timbulnya hubungan internasional, kebijakan