PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
PENGGUNAAN PATI TALAS (
Colocasia esculenta
(L.) Schott)
SEBAGAI DISINTEGRAN PADA PEMBUATAN BEBERAPA
JENIS TABLET SECARA CETAK LANGSUNG DAN
GRANULASI BASAH
SKRIPSI
OLEH:
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
PENGGUNAAN PATI TALAS (
Colocasia esculenta
(L.) Schott)
SEBAGAI DISINTEGRAN PADA PEMBUATAN BEBERAPA
JENIS TABLET SECARA CETAK LANGSUNG DAN
GRANULASI BASAH
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
INFITA KAMALIA PULUNGAN
NIM 121524155
iv
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Tak lupa pula shalawat beriring salam kepada Rasulullah Muhammad SAW
sebagai suri tauladan dalam kehidupan. Skripsi dengan judul “Penggunaan Pati
Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) sebagai Disintegran pada Pembuatan
Beberapa Jenis Tablet secara Cetak Langsung dan Granulasi Basah” disusun
untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, Ibu Dra. Lely Sari Lubis, M.Si., Apt.
selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dra. Fat Aminah, M.Sc.,Apt. selaku dosen
pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan petunjuk serta saran-
saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny,
M.Si., Apt. selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi USU Medan, yang telah
memberikan fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. Ibu Dra.
Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt., Bapak Drs. Agusmal Dalimunte., M.S., Apt., dan
Ibu Djendakita Purba, M.Si., Apt. selaku dosen penguji, yang telah memberikan
kritik, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Bapak/Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU yang telah mendidik selama
perkuliahan dan Bapak Dr. Martua Pandapotan Nasution, MPS., Apt. selaku
penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama ini.
v
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus tiada terhingga kepada
Ayahanda Alm. Fadhli Pulungan dan Ibunda Latifah Hanum Nst. yang telah
memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun dan
motivasi serta doa yang tulus yang tidak pernah berhenti. Saudaraku tersayang
Bang Taufiq dan Tafa, Unde Idah, Unde Milah, Ujing Ziah, dan lainnya yang
telah memberikan dukungan dan doanya selama ini.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada asisten lab.
Teknologi Sediaan Farmasi II atas saran-saran yang diberikan, kak Icha, Kiky,
kak Aida, Didiz, kak Dede dan keluarga besar kos 84 AB atas dukungan, bantuan
dan semangat yang luar biasa, serta teman-teman ekstensi farmasi angkatan 2012.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik
dan saran yang membangun pada skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2015 Penulis
vi
PENGGUNAAN PATI TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schott) SEBAGAI
DISINTEGRAN PADA PEMBUATAN BEBERAPA JENIS TABLET SECARA CETAK LANGSUNG DAN GRANULASI BASAH
ABSTRAK
Latar Belakang: Pati talas diprediksi dapat berpotensi sebagai disintegran pada
pembuatan beberapa jenis tablet cetak langsung dan granulasi basah.
Tujuan: Membandingkan potensi pati talas sebagai disintegran terhadap metode
yang digunakan dalam pembuatan tablet, mengetahui pengaruh sifat zat aktif terhadap potensi pati talas sebagai disintegran dan mengetahui konsentrasinya yang terbaik pada pembuatan beberapa jenis tablet tersebut.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang meliputi isolasi
pati talas, formulasi sediaan dan evaluasi terhadap tablet yang dihasilkan. Variasi konsentrasi pati talas yaitu 5%, 10% dan 15%, sebagai pembanding digunakan primojel 4% dan amilum manihot 10%. Bahan aktif yang digunakan yaitu kalsium laktat dibuat secara cetak langsung, parasetamol yang bersifat hidrofob dan antalgin yang bersifat hidrofil dibuat secara granulasi basah.
Hasil: Tablet kalsium laktat waktu hancurya lebih cepat (1,56-2,23 menit)
dibandingkan formula tablet parasetamol (5,55-10,41 menit) dan tablet antalgin (5,75-9,83 menit). Daya hancur tablet parasetamol meningkat dengan peningkatan konsentrasi pati talas sebagai disintegran (5%<10%<15%), sebaliknya daya hancur tablet antalgin menurun dengan peningkatan konsentrasi pati talas sebagai disintegran (5%>10%>15%), dengan demikian sifat zat aktif mempengaruhi potensi pati talas sebagai disintegrannya. Konsentrasi pati talas 15% pada tablet kalsium laktat dan parasetamol memberikan hasil yang terbaik, dan pada tablet antalgin konsentrasi pati talas 5% memberikan hasil yang terbaik.
Kesimpulan: Pati talas dapat digunakan sebagai disintegran pada tablet yang
dibuat dengan metode cetak langsung dan granulasi basah.
Kata kunci: Pati talas, disintegran, cetak langsung, granulasi basah
vii
TARO (Colocasia esculenta (L.) Schott) STARCH APLICATION AS
DISINTEGRANT IN MANUFACTURING SOME TYPES OF TABLETS BY DIRECT COMPRESSION AND
WET GRANULATION METHODS
ABSTRACT
Background: Taro starch is predicted to be able to use as disintegrant in
manufacturing some types of tablets by direct compression and wet granulation methods.
Objective: The study aimed to compare the potential of taro starch as disintegrant
with using method in manufacturing of tablets, to determine the influence of active substance characteristic against the potential of taro starch as disintegrant and knowing the best concentration of it in manufacturing some types of the tablets.
Methods: This study used an experimental method included isolation of taro
starch, formulation and evaluation of the resulting tablets. Variation of taro starch concentrations were 5%, 10% and 15%, as a comparison used primojel 4% and amylum manihot 10%. The active substances used were calcium lactate that was made by direct compression, paracetamol was hydrophobic and antalgin was hydrophilic they were made by wet granulation.
Results: The disintegration times of calcium lactate tablets by direct compression
(1.56-2.23 minutes) was faster than paracetamol (5.55-10.41 minutes) and antalgin (5.75-9.83 minutes) tablet. The power of disintegration in paracetamol tablets increased by the increasing of taro starch concentration as disintegrant, (5%<10%<15%), but the power of disintegration at antalgin tablet decreased by the increasing of taro starch concentration as disintegrant (5%>10%>15%), so the characteristic of the active substances affected the potential of taro starch as disintegrant. At the using of taro starch concentration 15% in calcium lactate and paracetamol tablets showed the best result, and antalgin tablet at concentration 5% showed the best result.
Conclusion: Taro starch can be used as a disintegrant in tablet which is
manufactured by direct compression and wet granulation methods.
ix
2.4 Parasetamol ... 12
2.4.1 Tinjauan umum ... 12
2.4.2 Farmakologi ... 12
2.5 Antalgin ... 13
2.5.1 Tinjauan umum ... 13
2.5.2 Farmakologi ... 13
2.6 Uraian Tablet ... 14
2.6.1 Pengertian tablet ... 14
2.6.2 Metode pembuatan tablet ... 15
2.6.3 Komposisi tablet ... 16
2.6.4 Teori pencampuran ... 19
2.6.5 Uji preformulasi ... 20
2.6.6 Evaluasi tablet ... 21
2.7 Titrasi Kompleksometri ... 24
2.8 Spektrofotometri Ultraviolet ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Alat-alat ... 26
3.2 Bahan-bahan ... 26
3.3 Isolasi Pati Talas ... 27
3.4 Evaluasi Terhadap Pati Hasil Isolasi ... 27
3.4.1 Bentuk dan ukuran partikel ... 27
3.4.2 Distribusi ukuran partikel ... 27
3.4.3 Uji terhadap iodium ... 28
xi
3.8.10 Larutan iodium 0,1 N ... 38
3.9 Evaluasi Tablet ... 39
3.9.1 Uji kekerasan tablet ... 39
3.9.2 Uji friabilitas ... 39
3.9.3 Uji waktu hancur ... 39
3.9.4 Penetapan kadar kalsium laktat ... 40
3.9.4.1 Pembakuan Na2EDTA ... 40
3.9.4.2 Penetapan kadar tablet kalsium laktat ... 40
3.9.4.3 Rumus perhitungan ... 41
3.9.5 Penetapan kadar parasetamol ... 41
3.9.5.1 Pembuatan larutan induk baku ... 41
3.9.5.2 Penentuan kurva serapan parasetamol ... 41
3.9.5.3 Penentuan linieritas kurva kalibrasi parasetamol ... 42
3.9.5.4 Penetapan kadar tablet parasetamol ... 3.9.6 Penetapan kadar antalgin ... 42
3.9.6.1 Pembuatan larutan induk baku ... 42
3.9.6.2 Penentuan kurva serapan antalgin ... 43
3.9.6.3 Penentuan linieritas kurva kalibrasi antalgin . .. 43
3.9.6.4 Penetapan kadar tablet antalgin ... 43
3.9.7 Uji keragaman bobot ... 44
3.9.8 Uji disolusi tablet ... 44
3.9.9 Analisis data secara statistik ... 45
xiii xiii
4.3.7.3 Tablet antalgin ... 68
4.3.8 Hasil uji disolusi ... 69
4.3.8.1 Tablet kalsium laktat ... 69
4.3.8.2 Tablet parasetamol ... 71
4.3.8.3 Tablet antalgin ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75
5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77
LAMPIRAN ... 80
xiv xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Formula tablet kalsium laktat untuk 100 tablet ... 30
Tabel 3.2 Formula tablet parasetamol untuk 100 tablet ... 32
Tabel 3.3 Formula tablet antalgin untuk 100 tablet ... 34
Tabel 3.4 Kriteria penggunaan alat disolusi ... 44
Tabel 3.5 Kriteria Penerimaan zat aktif yang larut dengan disolusi ... 45
Tabel 4.1 Data ukuran partikel pati talas ... 48
Tabel 4.2 Data uji preformulasi massa granul tablet kalsium laktat, parasetamol dan antalgin ... 50
Tabel 4.3 Data hasil evaluasi tablet metode cetak langsung dan granulasi basah ... 56
Tabel 4.4 Hasil penetapan kadar tablet kalsium laktat ... 61
Tabel 4.5 Hasil penetapan kadar tablet parasetamol ... 64
Tabel 4.6 Hasil penetapan kadar tablet antalgin ... 66
Tabel 4.7 Hasil uji keragaman bobot tablet kalsium laktat ... 67
Tabel 4.8 Hasil uji keragaman bobot tablet parasetamol ... 68
Tabel 4.9 Hasil uji keragaman bobot tablet antalgin ... 69
Tabel 4.10 Hasil uji disolusi tablet kalsium laktat ... 70
Tabel 4.11 Hasil uji disolusi tablet parasetamol ... 72
Tabel 4.12 Hasil uji disolusi tablet antalgin ... 74
xv
Gambar 4.10 Kurva serapan dan data panjang gelombang maksimum antalgin BPFI dalam HCl 0,1 N pada c= 16 mcg/ml ... 65
Gambar 4.11 Kurva kalibrasi antalgin BPFI dalam HCl 0,1 N secara spektro ultraviolet pada = 258,7 nm ... 65
Gambar 4.12 Disolusi tablet kalsium laktat dengan jenis dan persentase disintegran yang berbeda dalam aquadest .... 70
xvi xvi
Gambar 4.13 Disolusi tablet parasetamol dengan jenis dan persentase
disintegran yang berbeda dalam dapar fosfat pH 5,8 ... 71
Gambar 4.14 Disolusi tablet antalgin dengan jenis dan persentase
disintegran yang berbeda dalam HCl 0,1 N ... 73
xvii
Lampiran 9. Hasil penentuan persamaan regresi dari kurva kalibrasi parasetamol BPFI pada panjang gelombang = 243,1 nm dalam larutan dapar fosfat pH 5,8 ... 90
Lampiran 10. Contoh perhitungan kadar tablet parasetamol ... 91
Lampiran 11. Hasil penentuan persamaan regresi dari kurva kalibrasi antalgin BPFI pada panjang gelombang = 258,7 nm dalam HCl 0,1N ... 94
Lampiran 12. Contoh perhitungan kadar tablet antalgin ... 96
Lampiran 13. Contoh analisis data statistik untuk mencari kadar zat berkhasiat sebenarnya dalam formulasi tablet ... 99
Lampiran 14. Contoh perhitungan keragaman bobot ... 101
Lampiran 15. Contoh perhitungan hasil uji disolusi tablet kalsium laktat, parasetamol, dan antalgin ... 103
Lampiran 16. Data persen kumulatif disolusi ... 107
xviii Lampiran 18.
Lampiran 19.
Gambar alat-alat yang digunakan ...
Gambar tablet kalsium laktat, parasetamol, dan antalgin 111
dengan menggunakan pati talas berbagai konsentrasi sebagai disintegran, primojel dan amilum manihot
sebagai pembanding ... 113
Lampiran 20. Perubahan warna pada penetapan kadar kalsium laktat secara titrasi ... 114
Lampiran 21. Sertifikat parasetamol baku pembanding ... 115
Lampiran 22. Sertifikat antalgin baku pembanding ... 116
Lampiran 23. Sertifikat bahan baku parasetamol ... 117
Lampiran 24. Sertifikat bahan baku antalgin ... 118
Lampiran 25. Sertifikat bahan baku kalsium laktat ... 119
Lampiran 26. Daftar tabel distribusi t ... 120