SIFAT FISIS DAN KIMIA
UNSUR-UNSUR GOLONGAN
UTAMA DAN TRANSISI
KELOMPOK 3
•
ADI KRISDIYANTO MADATENTO
•
AJENG RETNO DIAN PERMATA SARI
•
ARI PURNOMO
•
DIAN EKA PERTIWI
•
FADILAH ULFAH IDRUS
SIFAT FISIS
SIFAT KIMIA
UNSUR ALKALI
Energi ionisasi I (kJ/mol) Energi ionisasi II (kJ/mol)
Eo, L → L+ + e– (V)
Beberapa Reaksi Logam
Alkali
1) Semua logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen, halogen, oksigen, belerang, dan fosforus.
2 M(s) + H2(g) → 2 MH(s) (senyawa hidrida)
2) Litium dapat bereaksi dengan nitrogen membentuk nitrida. 6 Li(s) + N2(g) → 2 Li3N(s) (nitrida)
3) Reaksi dengan air menghasilkan basa dan gas hidrogen. Reaksi ini bersifat eksotermis.
2 M(s) + H2O(l) → 2 MOH(aq) + H2(g) Reaksi air dengan:
(a) litium,
(b) natrium/sodium, (c) kalium/potassium.
4) Logam alkali sebagai reduktor.
Al2O3 + 6 Na → 2 Al + 3 Na2O
5) Logam-logam alkali terlarut dalam amonia cair membentuk larutan biru.
6) Reaksi nyala. Jika logam-logam alkali dibakar, akan menghasilkan warna nyala yang khas.
Litium : merah Natrium : kuning
Kalium : merah/violet Rubidium : Merah ungu
Sesium : biru
UNSUR ALKALI TANAH
Energi ionisasi I (kJ/mol) Energi ionisasi II (kJ/mol) Eo, L → L+ + e– (V)
Perbandingan Unsur Alkali dengan Unsur Alkali Tanah
Jari-jari atom maupun jari-jari ion yang isoelektronis (jumlah elektronnya
sama) golongan alkali tanah lebih kecil dibanding alkali.
Kristal dari unsur-unsur golongan alkali tanah kerapatannya lebih besar
sehingga kekerasan, titik leleh, dan titik didihnya lebih tinggi daripada golongan alkali.
Logam golongan IIA merupakan reduktor yang cukup kuat meskipun
kurang kuat bila dibanding logam golongan IA.
Energi ionisasi golongan IIA lebih besar daripada golongan IA.
Logam golongan alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan golongan
Beberapa Reaksi Logam Alkali Tanah
1) Dengan halogen (X2), membentuk halida (X = F, Cl, Br, dan I).
M + X2 → MX2
2) Dengan oksigen, membentuk oksida, kecuali Ba juga menghasilkan BaO2.
3) Dengan belerang, membentuk sulfida, juga dengan Se dan Te.
M + S → MS
4) Dengan nitrogen, membentuk nitrida (pada temperatur tinggi). 3 M + N2 → M3N2
5) Dengan karbon, membentuk karbida, kecuali Be membentuk Be2C.
M + 2 C → MC2
6) Dengan hidrogen, membentuk hidrida (pada temperatur tinggi).
M + H2 → MH2 7) Dengan asam, membentuk gas H2.
M(s) + 2 H+(aq) → M2+(aq) + H(g)
8) Kecuali berilium, logam-logam alkali tanah dengan air membebaskan gas hidrogen.
M + 2 H2O(l) → M(OH)2 + H2(g)
9) Berilium dan oksidanya bersifat amfoter, dapat larut dalam asam maupun basa kuat.
Be + 2 H2O + 2 OH– → [Be(OH)
4]2– + H2(g)
10) Tes nyala logam alkali tanah memberikan warna yang khas.
UNSUR PERIODE KETIGA
Sepanjang periode dari Na sampai Cl terjadi perubahan sifat:
1) Sifat logam berkurang, sedangkan sifat nonlogam bertambah
2) Sifat reduktor berkurang, sedangkan sifat oksidator bertambah Unsur-unsur periode ke-3 terdiri atas Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, dan Ar.
3) Sifat kebasaan berkurang, sedangkan sifat keasaman bertambah
4) Titik didih dan titik lelehnya makin tinggi
5) Jari-jari atom makin kecil
Na Mg Al Si P S Cl Ar
kekuatan asam bertambah
kekuatan basa bertambah
b. Kekuatan sebagai Reduktor dan Oksidator
>> Kekuatan reduktor bertambah dari kanan ke kiri.
>> Atom Na, Mg, dan Al tergolong reduktor kuat.
>> Sifat oksidator bertambah ke arah kanan.
c. Sifat Asam-Basa
dari kiri ke kanan, sifat asam bertambah, sedangkan sifat
basa berkurang.
dari kanan ke kiri, sifat basa bertambah, sedangkan sifat
asam berkurang.
Sifat-Sifat Khusus
1) Aluminium (Al)
Aluminium tidak bereaksi dengan udara kering, tetapi dalam udara
lembap akan membentuk lapisan tipis oksida di permukaannya.
Aluminium murni tidak bereaksi dengan air murni, tetapi aluminium tak
murni (bercampur dengan logam) dapat mengalami korosi jika terkena air yang mengandung garam-garam.
Aluminium dapat bereaksi dengan nitrogen membentuk aluminium nitrida. Aluminium dapat mereduksi oksida logam menjadi logamnya, proses
termit.
Aluminium dapat larut dalam basa kuat maupun dalam asam kuat.
Larutan AlCl3 dalam air bersifat asam maka dapat bereaksi dengan basa,
selanjutnya dapat pula bereaksi dengan asam.
2) Silikon (Si)
Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi ditemukan dalam
senyawanya.
Silikon dioksida (SiO2) biasa disebut silika, banyak ditemukan sebagai
pasir dan quartz, membentuk jaringan makromolekul struktur tiga dimensi sehingga titik lelehnya tinggi.
SiO2 tidak berwarna, tetapi adanya campuran sedikit logam dapat
memberikan warna seperti amethyst (violet), rose quartz (merah muda),
smoky quartz (cokelat), dan citrine (kuning).
3) Fosforus (P)
Fosforus tidak ditemukan dalam keadaan bebas di alam, sebagian besar
terdapat sebagai fosfat seperti batuan.
Mempunyai beberapa bentuk alotrop, antara lain fosforus putih dan fosforus
merah.
Fosforus putih mendidih pada 280 oC membentuk uap P
4 yang terdisosiasi di
atas 700 oC membentuk P
2.
Pemanasan fosforus putih sampai 260 oC menggunakan katalis iodin atau
belerang membentuk fosforus merah yang amorf.
Fosforus putih sangat reaktif, beracun, mudah
menguap, dan larut dalam pelarut nonpolar.
Fosforus merah tidak reaktif, kurang beracun,
dan tidak larut dalam banyak pelarut.
Fosforus putih jika bersentuhan dengan udara,
dapat menyala dan jika tersentuh kulit, menyebabkan luka bakar.
4) Belerang (S)
Belerang di alam dapat berada dalam keadaan bebas dan dalam
bentuk senyawa.
Belerang mempunyai alotrop, yaitu rombis dan monoklin.
Pada temperatur kamar yang stabil, belerang berbentuk rombis yang
mempunyai rumus molekul S8.
Jika dipanaskan di atas 120 oC kemudian didinginkan perlahan-lahan,
akan terbentuk kristal belerang monoklin (titik leleh 119 oC).
Belerang rombis Belerang monoklin
UNSUR PERIODE KEEMPAT
Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Jari-jari atom (nm) 0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
Titik leleh (0C) 1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
Titik didih (0 C) 2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
Kerapatan (g/cm3) 3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
E ionisasi I (kJ/mol) 6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
E ionisasi II (kJ/mol) 1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
E ionisasi III (kJ/mol) 2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
E0 red M2+ (aq) - - -1,2 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 0,76
E0 red M3+ (aq) -2,1 -1,2 -0,-86 -0,74 -0,28 -0,04 +0,44 - -
-Kekerasan ( skala
mohs) - - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
UNSUR PERIODE KEEMPAT
Warna senyawa logam transisi dengan berbagai bilangan oksidasi
Unsure +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc - - Tb - - -
-Ti - - ungu Tb - -
-V - Ungu Hijau biru Merah -
-Cr - Biru Hijau - - Jingga
-Mn - Merah muda Coklat Coklat tua Biru Hijau Ungu
Fe - Hijau Kuning - - -
-Co - Merah muda Ungu - - -
-Ni - Hijau - - - -
-Cu Tb Biru - - - -
-GOLONGAN HALOGEN
Dalam membincangkan sifat kimia halogen, kadangkala fluorin dan astatin diabaikan. Hal ini dikarenakan astatin adalah bahan radioaktif. Fluorin juga mempunyai sifat-sifat anomali karena ukurannya yang kecil dan keelektronegatifannya yang tinggi. Sifat kimia halogen adalah sebagai berikut :
•Unsur halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat
reaktif terhadap unsur logam maupun nonlogam
•Mempunyai bilangan oksidasi -1
•Dalam sistem periodik, semakin ke atas, dalam satu golongan, akan semakin mudah menangkap elektron. Karena itu, unsur halogen merupakan oksidator yang kuat
•Halogen merupakan unsur yang sangat elektronegatif, karena
mempunyai7 elektron valensi sehingga cenderung menarik elektron dan menjadi ionnegatif dalam rangka membentuk susunan elektron gas mulia.
•Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin
Sifak fisik halogen:
1.Dari atas ke bawah, titik didih dan titik leleh halogen makin tinggi
GOLONGAN HALOGEN
2. Wujud Halogen
Pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Pemanasan iodin padat pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh, tetapi langsung menyublim. Hal ini terjadi karena tekanan uap iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm Kecenderungan titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Molekul halogen (X2) bersifat nonpolar, dengan demikian gaya tarik- menarik antarmolekul halogen merupakan gaya dispersi. Sebagaimana diketahui, gaya dispersi bertambah besar sesuai dengan pertambahan massa molekul (Mr). Itulah sebabnya mengapa titik leleh dan titik didih halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.
3.Warna dan Aroma Halogen
Sifat-Sifat Unsur Transisi
1. Mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, meskipun ada juga yang hanya mempunyai satu macam.
2. Mempunyai kecenderungan yang kuat membentuk ion kompleks. 3. Senyawanya ada yang bersifat paramagnetik, tetapi ada pula yang
bersifat diamagnetik.
4. Kebanyakan ion atau senyawanya berwarna. Hal ini disebabkan subkulit d hanya terisi sebagian elektron.
5. Titik leleh dan titik didihnya pada umumnya sangat tinggi.
6. Semua unsur transisi mempunyai sifat logam, seperti konduktor panas dan listrik yang baik.