2.1. Alat Penukar Kalor Selongsong dan Tabung
Alat penukar kalor selongsong dan tabung di disain untuk dapat melakukan
pertukaran kalor dari satu fluida ke fluida yang lain yang berbeda suhunya, dengan
luas permukaan yang minimum dan kondisi operasi yang efektif serta konstruksi
yang kokoh seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Alat penukar kalor selongsong dan tabung
Secara umum lintasan fluida dalam APK selongsong dan tabung dapat terjadi
dalam dua area lintasan yang terpisah yakni dalam selongsong dan dalam tabung.
Dalam menganalisa aliran dalam selongsong selain terdapat aliran utama B yakni
aliran yang melintasi tegak (main cross flow) terhadap tube bundle, juga terdapat
kebocoran aliran seperti kebocoran A antara baffle dengan tabung, dan E keborocoran
antara baffle dengan selongsong, serta aliran bypass C antara tube bundle dengan
selongsong seperti Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Aliran dalam sisi selonsong dengan baffle segment
Aliran fluida di sisi selongsong APK selongsong dan tabung yang memiliki
baffle segmental sangat kompleks dari pada aliran didalam tabung atau didalam
kanal, dan juga dalam menentukan perpindahan kalor dan penurunan tekanan di sisi
selongsong adalah sangat kompleks.
Akibat tahanan aliran utama B seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2,
akan menyebabkan arus bypass, sementara itu aliran E tidak mempengaruhi
perpindahan kalor secara signifikan. Suatu skema idealisasi dari aliran pada sisi
selongsong daerah longitudinal dan cross flow pada tiap-tiap tube bundle,
ditunjukkan dengan distribusi aliran pada selongsong akibat pengaruh baffle cut,
Gambar 2.3.
perbandingan jarak baffle dan baffle cut tidak tepat seperti pada Gambar 2.3.
Perbandingan yang terlalu tinggi atau rendah akan menyebabkan kesalahan aliran dan
menurunkan perpindahan kalor[24].
Distribusi aliran yang optimal dapat menghasilkan perpindahan panas yang
lebih tinggi dan penurunan tekanan yang lebih rendah. Oleh karena itu, optimalisasi
distribusi aliran adalah suatu langkah penting dalam desain optimasi APK [25].
Susunan tabung selang-seling memberikan kinerja yang lebih baik untuk
kecepatan fluida rendah dan tabung lebih panjang, sedangkan susunan sejajar
memberikan hasil lebih baik untuk kecepatan fluida yang lebih tinggi dan
perbandingan pitch lebih besar [28].
Dari sekian banyak kalkulasi desain pada beberapa parameter yang terdapat
dalam selongsong sehubungan dengan besarnya laju perpindahan kalor konveksi dan
penurunan tekanan, maka kalkulasi untuk parameter baffle adalah yang paling rumit.
Terdapatnya perbedaan kecepatan aliran fluida yang melintasi pada tube bundle, akan
menyebabkan terjadinya percepatan dan perlambatan yang berulang-ulang
disepanjang lintasan selongsong dan tabung. Aliran demikian akan mengalami
kontraksi dan ekspansi, yang kemudian akan mempengaruhi terhadap laju aliran
perpindahan kalor konveksi dan penurunan tekanan. Untuk menghindari hal itu, maka
diupayakan mengambil dimensi pemotongan baffle dan jarak baffle yang sesuai agar
luas penampang aliran pada jendela baffle kurang lebih mendekati sama dengan luas
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Koefisien perpindahan kalor menyeluruh
Studi eksperimental dan analisa analitis telah dilakukan untuk menetukan
koefisien perpindahan kalor dan penurunan tekanan pada APK selongsong dan
tabung.
Keseimbangan energi APK adiabatis pada kondisi steady – state:
(
hi ho)
u pu(
co ci)
paa c T T m c T T
m
Q= . − = − ...(2.1)
Jumlah kalor yang diserap oleh fluida pada selongsong dihitung dengan rumus:
m
Sehingga, untuk performa panas APK
(
) (
)
Efektivitas APK karena pada penelitian ini menggunakan APK selongsong dan
tabung satu tabung dan satu laluan efektifitas APK dianalogikan pada efektivitas
maks
Aliran Searah
[
( )
]
Aliran berlawanan
[
( )
]
Bilangan Reynold sisi tabung:
t
Bilangan Nusselt sisi tabung dihitung dengan menggunakan persamaan Seider-Tate
dan Hausen:
(
)
0.14Koefisien perpindahan kalor pada bagian dalam tabung dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
in
Suhu pemukaan dinding dalam tabung dapat dihitung sebagai berikut:
Suhu permukaan dinding luar tabung dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
Koefisien perpindahan kalor pada sisi selongsong:
(
c L B R s)
idealo h J J J J J
h = ... (2.20)
Bilangan Reynold dalam selongsong dapat dihitung dengan persamaan yang
ψ π
ψ
ψ o o
o
v do wo
2 Re
Re , = = ... (2.21)
1 4
1− ≥
= untuk b
a
π ψ
1 4
1− <
= untuk b
ab
π
ψ
o t
d P
a= ,
o p
d P b=
……….…….. (2.22)
(Void fraction )
a =S1/do……….… (2.23)
b=S2/do ……….….. (2.24)
Dimana
S1 = Ltp
S2 = Lpp
Kapasitas laju aliran udara
Lbc Ds v
V• = ………..……… (2.25)
Laju massa aliran udara
•
= V
mu ρ ………..…… (2.26)
Lbc
Koefisien perpindahan kalor ideal pada selogsong
2/3
Luas daerah aliran lintang pada selongsong:
(
)
Gambar 2.3. Dimana pada penelitian ini menggunakan susunan tabung segi empat.
Gambar 2.4 Profil Aliran dan Konstruksi Luas Jendela Baffle Cut
Gambar 2.4. Dimana yang warna merah adalah baffle dan warna biru adalah tube
dan warna hitam adalah arah aliran fluida (udara). Dimana pada pemotongan
baffle cut 25,6 % alirannya adalah ideal (optimal) seperti garis warna hitam.
Jumlah lubang = 33 buah
Jumlah lubang = 26 buah
Jumlah lubang = 19 buah
Gambar 2.5. Jenis-jenis baffle cut yang diuji
Tabel 2.2 . Faktor konstanta untuk perhitungan koefisien perpindahan kalor ideal Baffle cut = 25,6 %
Baffle cut = 38,88 %
Tabel 2.2. Dimana sudut Ө yang diambil adalah 45o. Dan itu berlaku pada baffle cut
susunan tabung segi empat dan sudut Ө = 45o.
Koefisien perpindahan kalor actual pada selongsong
ho =hideal JC JL JB JS
……….………… (2.32)
Faktor koreksi untuk aliran pada jendela baffle
Jc = 0.55 + 0.72Fc ……….……. (2.33)
Faktor kebocoran aliran tabung-baffle dan baffle-selongsong
0,44
(
1)
.[
1 0,44( )
1]
e-2,2rlmLuas celah kebocoran antara selongsong dan baffle
Gambar 2.6. menunjukkan geometri baffle yang digunakan dalam penelitian ini.
Gambar 2.6. Geometri baffle [29]
Gambar 2.6. Menunjukkan pemotongan baffle cut dan sudut lubang pada baffle cut
yang digunakan.
Luas kebocoran antara lubang tabung pada satu baffle
Stb=
[
(
d+Ltb)
−d]
Nt(
1−Fw)
4
2 2
π
………...…….. (2.42)
m tb sb lm
S S S
r = +
……….…….……... (2.43)
tb sb
sb S
S S
S r
+ =
……… (2.44)
Faktor Bypass Bundle
J Exp
(
Cj Fsbp) ( )
.(
1 2rss)
13Jika Reo,ψ ≤100 , Cj = 1,25 Reo,ψ ≥100, Cj = 1.35
Jumlah baris tabung pada baffle tip
(
1 '2)
Karena APK tidak memakai sealing strip maka:
Nss=0
Faktor koreksi untuk jarak baffle
(
)
Karena APK pada penelitian adalah APK satu selongsong dan satu aliran
tabung maka efektivitas APK ini dianalogikan pada APK pipa ganda maka efektivitas
APK dapat dihitung dari persamaan berikut:
[
( )
]
Efektivitas APK aliran berlawanan
[
( )
]
Temperatur air panas keluar APK
⋅
Temperatur udara keluar APK
Perhitungan LMTD
Aliran searah
in
Aliran Berlawanan
∆T1=Thin−Tcout
……….………… (2.57)
∆T2=Thout−Tcin
in
Th
in
Tc
out
Tc
in
Tc
out
Tc
in
Th
out
Th
out
Th
(a) (b)
Gambar 2.7 Arah aliran fluida didalam APK selongsong dan tabung
Gambar a, Dimana arah aliran air panas dan arah aliran udara satu arah, sehingga
panas air panas yang diserap udara tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan
arah berlawanan.
Gambar b, Dimana arah aliran air panas dan arah aliran udara berlawanan, sehingga
temperatur air panas keluar menurun dan temperatur udara keluar naik.
2.2.2. Penurunan Tekanan
Hal yang sama juga berlaku untuk menentukan penurunan tekanan, faktor
koreksi untuk menghitung penurunan tekanan didalam selongsong, juga
memperhitungkan pengaruh dari kebocoran.
Penurunan tekanan total didalam selongsong dibagi dalam beberapa komponen:
1. Penurunan tekanan total pada sisi masuk dan keluar nosel pada
ujung-ujung APK selongsong dan tabung.
2. Penurunan tekanan yang terjadi pada interior penampang lintang.
3. Penurunan tekanan disebabkan pola aliran pada sisi masuk pada ujung
penampang lintang melintasi bundle tabung hingga pada ketinggian baffle
B S
Faktor koreksi akibat aliran bypass untuk penurunan tekanan
Faktor koreksi akibat aliran kebocoran untuk penurunan tekanan
RL =exp
[
−1,33(
1+rs)( )
rl P]
………..….. (2.69)P=0,8−0,15
(
1+rs)
……….….. (2.70)Faktor koreksi akibat jarak baffle yang tidak sama untuk penurunan tekanan
Penurunan tekanan dalam selongsong hasil penelitian dihitung dengan persamaan:
h g Ps=ρ
Koefisien gesekan didalam selongsong dihitung dengan menggunakan persamaan:
(
)
2 1 4
2
De
V D N
f
P= b+ s ρ
∆ ………..……… (2.73)
(
)
21 4
2
V N
De P f
b s
ρ
+ ∆
= ………..….. (2.74)
Kecepatan maksimum udara didalam selongsong dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
Sm m
V u
ρ