• Tidak ada hasil yang ditemukan

PengetahuanIbu Hamil TentangPenyakit Tuberkulosis Pada Kehamilan Di Klinik Desmawati Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PengetahuanIbu Hamil TentangPenyakit Tuberkulosis Pada Kehamilan Di Klinik Desmawati Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun2015"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Defenisi

Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia atau hasil tau seseorang

terhadap objek melalui.indra yang dimilikinya ,yakni mata,hidung,telinga, dan

sebagainya.sebagian besar pengetahuan pengetahuan seseorang di peroleh melalui indra

pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). ( Notoatmodjo, 2010)

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai recall(memanggil) memory yang telah ada sebelumnya

setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah tomat banyak mengandung

vitamin C,jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit demam berdarah

ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehention)

Memehami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan

secara benar tentang objek yang di ketahui tersebut.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang memahami objek yang dimaksud dapat

(2)

seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat

perencaan program kesehatan ia bekerja atau dimana saja orang yang paham metedologi

penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian dimana saja dan seterusnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan dan atau memisahkan,

kemudian mencari hubungan anatar komponen-komponen yang terdapat dalam suatu

masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa penegtahuan seseorang itu adalah

suatu sampai pada tingkat analisis adalah apabila seseorang dapat membedakan, atau

memisahkan,mengelompokkan, membuat diagram ( bagan ) terhadap pengetahuan atau

objek tersebut. Misalnya, dapat membedakan antara nyamuk Aedes Agepty dengan

nyamuk biasa.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untk merangka atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan

yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya,dapat membuat atau

meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang elah dibaca atau

didengar, dan dapat membuat kesimpulan.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didsarkan pada suatu kriteria yang

di tentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Misalnya seseorang

(3)

3. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2010) penegtahuan seseorang dapat di ketahui dan

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,yaitu

a. Baik :Jika pengetahuan dijawab dengan >75%

b. Cukup : Jika pengetahuan dijawab dengan 60-75%

c. Kurang baik :Jika pengetahuan dijawab dengan <60%

4. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut ariani ( 2010) pengetahuan baik yang di miliki di pengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya :

a. Umur

Merupakan rentang waktu seseorang yang di mulai dia di lahirkan hingga

berulang tahun.

b. Pendidikan

Merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki ileh setiap individu berupa

interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang

melibatkan perilaku individu maupun kelompok.

c. Pekerjaan

Merupakan suatu aktivitas yang di lakukan seseorang untk memperoleh

penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari.

d. Sumber Informasi

Seseorang yang memeliki sumber informasi yang lebih banyak akan memeliki

(4)

Menurut notoatmodjo (2007), informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber

yaitu:

a) Media cetak

1. Booklet

2. Leaflet Flyer (selembaran)

3. Flip chart(lembar balik)

4. kesehatan dalam bentuk lembar balik. Rubrik

5. Poster

6. Foto

b) Media Elektronik

1. Televisi

2. Radio

3. Video

4. Slide

5. Film strip

c) Media papan

d) Petugas Kesehatan

(5)

B. Tuberkulosis

1. Defenisi

Tuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan bisa berakibat fatal,di sebabkan

oleh tuberculosis myobacterium bovis, atau mycobacterium africanum. Penyakit ini

merupakan penyakit menahun atau kronis (berlangsung lama ). Penderita yang paling

sering ialaha orang-orang yang berusia antara 15-35 tahun, terutama mereka yang

bertubuh lemah, kurang gizi atau yang tinggal satu rumah dan berdesak-desakan

bersama penderita TBC.( sunaryati sinta ,2011)

Tuberkulosisi pada kehamilan adalah penyakit infeksi pada paru yang di sebabkan

oleh mycobacterium tuberculosis, suatu basil tahan asam yang di tularkan melalui

udara.( rukiyah, 2010)

2. Pengaruh TBC Pada Kehamilan

Pengaruh TBC pada kehamilan tergantung dari beberapa faktor antara lain: lokasi

penyakit (intra atau ekstrapulmonal), usia kehamilan, status gizi ibu dan ada tidaknya

penyakit penyerta. Beberapa studi menyatakan terdapathubungan antara TBC dan

meningkatnya risiko berat badan lahir rendah, kelahiran preterm, kehidupan perinatal

sampai pada kematian bayi. Jika pemberian OAT dimulai pada awal kehamilan akan

memberikan hasil yang sama seperti pasien yang tidak hamil, tetapi bila diagnosis dan

penanganan terlambat terjadi peningkatan angka morbiditas bayi 4 kali lipat dan

peningkatan kelahiran preterm sebesar 9 kali lipat. Selama kehamilan dapat terjadi

transmisi basil TBC ke janin. Transmisi biasanya terjadi secara limfatik, hematogen atau

secara langsung. Janin dapat terinfeksi melalui darah yang berasal dari infeksi plasenta

melalui vena umbilikalis atau aspirasi cairan amnion, Komplikasi seperti ini jarang

(6)

dibedakan dengan TBC postnatal. Cantwell et almengemukakan tentang kriteria

diagnosis TBC pada bayi dengan salah satu kriteria berikut yaitu adanya lesi, kompleks

primer di hati, infeksi TBC pada plasenta atau endometrium pada minggu pertama

kehidupan serta dapat disingkirkannya transmisipostnatal. Gejala mungkin terlihat saat

lahir tetapi biasanya pada minggu kedua dan ketiga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan

hepatomegali(76%), gangguan pernafasan(72%), demam (48%) dan limfadenopati

(38%). Gambaran foto toraks mungkin normal segera setelah lahir tetapiberjalan

progresif dengan cepat disertai pembentukan kavitas. Apabila memungkinkan dilakukan

biakan tuberkel basil pada plasenta. Uji tuberkulin tidak banyak membantu karena hasil

negatif pada awalnya dan menjadi positif dalam waktu 1-2 bulan. Pemeriksaan lain

seperti basil tahan asam (BTA) dan biakan pada jaringan atau cairan lambung.(3-5)

Deteksi TBC pada ibu merupakan hal penting untuk pemberian pengobatan adekuat

sehingga risiko serius yang terjadi pada janin dan bayi baru lahir dapat dikurangi.

(Meiyanti,2007)

3. Etiologi

Tuberkulosis disebabkan oleh basail BT ( mycobacterium tuberkulosis humanis)

di tandai beberapa hal :basil TB mmpunyai dinding sel lipoidsehingga taham

asam,karena pada umumnya mycobacteriumtaham asam secara teoritis BTA belumtentu

identikdengan hasil TB, kalau bakteri-bakteri lain hanya memerlukan beberapa menit

sampai 20 menituntuk mitos, basil TB memerlukan waktu 12 sampai 24 jam dan

memungkinkan pemberian obat secara intermiten ( 2-3 harisekali.), basil TB rentan

terhadap sinar matahari,sehingga dalam beberapa menit saja akan mati ternyata

(7)

Menurut Rukiyah ,2011.mengatakan penyebab dari TB paru pada kehamilan

adalah mycobacteriumtuberculosis dan mycobacterium bovis. Faktor yang menyebabkan

seseorang terinfeksi mycobacteriumtuberculosis,adalah sebagai berikut :

a. Herediter :resestensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan diturunkan

ecara genetic.

b. Jenis kelamin :pada akhir masa kanak –kanak dan remaja ,angka kematian dan

kesakitan lebih banyak dari pada anak perempuan .

c. Usia : Pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.

d. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang cepat,

kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat.

e. Keadaan stres :situasi yang penuh stres(injury atau penyakit ,kurang nutrisi,stres

emosional, kelelahan yang kronik.

f. Meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi dan

memudahkan untuk penyebarluasan infeksi.

g. Anak yang mendapat terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebih mudah.

h. Nutrisi :status nutrisi kurang .

i. Infeksi berulang :HIV,meales,pertusis.

4. Tanda dan Gejala

Gejala TB paru terutama pada kehamilan di jumpai keluhan dan tanda-tanda.

a. Batuk –batuk terus menerus lebih dari tiga minggu ( batuk bercampur darah )

b. Demam-demam ( terutama sore hari)

c. Nafsu makan berkurang

d. Berat badan turun

(8)

f. Badan terasa lemah / mudah capek / rasa malas

g. Sesak napas ( bila penyakit sudah lanjut)

h. Sakit dada ( bila terjadi peradangan selaput paru/ dinding dada)

5. Dampak

Dampak Tuberkulosis pada kehamilan seperti myiocarditis, pericarditis, sakit

kepala, malaise, tidak sadar, demam, halusinasi, mata berkunang-kunang, dermatitis,

kulit kemerahan, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan,

nephritis, hepatotiksik, gejala hipersensitif ( Rukiyah, 2010 )

6. PenanganandanPengobatan

Penatalaksanaan pasien TBC pada kehamilan tidak berbeda dengan TBC

tanpakehamilan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pemberian OAT yang bisa

menimbulkan efek teratogenik terhadap janin. Penatalaksanaansecara umum terbagi atas

penderita dengan TBCaktif dan TBC laten. Wanita hamil denganTBC aktif biasanya

diterapi dengan tidakmempertimbangkan trisemester kehamilan. OATyang digunakan

tidak berbeda dengan wanitayang tidak hamil.Golongan utama OAT sepertiisoniazid,

rifampisin, etambutol digunakansecara luas pada wanita hamil. Obat-obattersebut dapat

melalui plasenta dalam dosisrendah dan tidak menimbulkan efek teratogenikpada janin.

Pada pemberian isoniazid sebaiknya diberikan piridoksin 50 mg/hari untukmencegah

terjadinya neuropati perifer.Pemeriksaan fungsi hati sebaiknya dilakukansaat pemberian

isonizid dan rifampisin.Pemberian vitamin K dilakukan pada akhirtrismester ketiga

kehamilan dan bayi yang barulahir. Pada kasus multidrug resistant (MDR)digunakan

pirazinamid, akan tetapi pirazinamidtidak digunakan secara rutin pada wanita

hamilkarena terdapat efek teratogenik. Paraaminosalisilat (PAS) telah digunakan secara

(9)

ditoleransi tubuh secara buruk. Tuberkulosis laten adalah pasien denganuji tuberkulin

positif dan secara klinis tidak adatanda-tanda terjadi tuberkulosis aktif. Terapipada TBC

laten tergantung faktor risiko danhasil konversi uji tuberkulin. Pemberian terapipada

TBC laten biasanya ditunda sampai 2-3bulan setelah kelahiran. Pada pasien

yangmempunyai risiko kontak dengan individu BTApositif dan infeksi HIV, terapi

diberikan setelahtrisemester pertama pada kehamilan dengankonversi uji tuberkulin

positif dalam 2 tahunterakhir. Sedangkan pada wanita hamil denganTBC laten yang

sebelumnya telah diterapisecara adekuat tidak memerlukan terapiprofilaksis isoniazid

(300 mg selama 6-12bulan). Penatalaksanaan TBC pada wanita hamilharus diberikan

secara tepat dan adekuat, sertamencegah timbulnya efek samping teratogenikpada janin.

Pasien TBC aktif dengan sputumBTA positif diberikan isoniazid, rifampisin,etambutol

dan piridoksin selama 9 bulan padapopulasi risiko TBC rendah. Pada populasidengan

risikoTBC tinggi dan adanya resistenobat anti TBC tinggi perlu

penambahanpirazinamid. Pasien dengan uji tuberkulin positif,sputum BTA negatif,

biakan negatif dan fototoraks menunjukkan infiltrat atau adanyakavitas, diberikan

isoniazid, rifampisin,etambutol dan piridoksin selama 9 bulan.

Sedangkan bila pada foto toraks terlihat prosespenyakit yang telah menyembuh

(terdapatkalsifikasi pada kelenjar getah bening dan lesiparenkim), dilakukan observasi

pada pasien.Pengobatan diberikan secara tepat setelah melahirkan atau diberi

pengobatan profilaksisdengan isoniazid dan piridoksin selama 9 bulanyang dimulai pada

trisemester keduakehamilan.Pasien dengan konversi uji tuberkulinterbaru positif, foto

toraks normal sertapemeriksaan bakteriologis negatif, makadilakukan observasi selama

kehamilan,pengobatan diberikan setelah melahirkan ataudengan pemberian profilaksis

(10)

dengan resistensi organisme makadiberikan isoniazid, rifampisin, etambutol,pirazinamid

sesuai dengan uji sensitivitas. Padapasien dengan ketidakmampuan

mentoleransiisoniazid dan rifampisin, maka diberikanetambutol atau obat lain yang

tersedia.(Meiyanti,2007)

OAT yang diberikan dibagi atas 2 golonganyaitu obat lini pertama (first line) dan

obat linikedua (second line). Rifampisin merupakan obatlini pertama yang terutama

bekerja pada sel yangsedang tumbuh, tetapi juga memperlihatkan efekpada sel yang

sedang tidak aktif (resting cell).Bekerja dengan menghambat sintesa RNA

M.tuberculosis sehingga menekan proses awalpembentukan rantai dalam sintesa RNA.

Bekerjadi intra dan ekstra sel. Pada konsentrasi 0,005 -0,2 mg/l akan menghambat

pertumbuhan M.tuberculosis secara in vitro. Obat ini jugamenghambat beberapa

Mycobacterium atipikal,bakteri gram negatif dan gram positif. Secarain vitro, rifampisin dapat meningkatkan aktivitasstreptomisin dan isoniazid terhadap M.tuberculosis dan

juga mempunyai mekanismepost antibiotic effect terhadap bakteri

gramnegatif.Diabsorpsi dengan baik melalui salurancerna, absorpsi rifampisin dapat

berkurang biladiberikan bersama makanan. Absorpsirifampisin akan berkurang 30% jika

diberikanbersama dengan antasida.

Pemberian antasidaakan meningkatkan PH lambung dan akanmengurangi proses

dissolution rifampisinsehingga akan menghambat absorpsi. Rifampisindengan mudah

didistribusikan ke sebagian besarorgan, jaringan, tulang, cairan serebrospinal dancairan

tubuh lainnya termasuk eksudat sertakavitas tuberkulosis paru. Obat ini

menimbulkanwarna orange sampai merah bata pada urin,saliva, feses, sputum, air mata

dan keringat.Volume distribusi 1 L/kg BB, ikatan proteinplasma 60-80%, waktu paruh

(11)

melalui deasetilasi danhidrolisis, sedangkan ekskresinya terutamamelalui empedu. Dapat

melewati barier plasentadan dapat dijumpai konsentrasi rendah di ASI.Rifampisin

melewati plasenta dengan kadaryang sama dengan ibu. Pada akhir trismester ke-3 rasio

konsentrasi pada tali pusat dan ibubesarnya 0,12 - 0,33. Studi yang dilakukanpada tikus,

hewan pengerat dan kelinci denganpemberian dosis 2,5 - 10 kali dosis yang masukke

uterus tidak menunjukkan peningkatankelainan kongenital. Pada perempuan hamilyang

minum rifampisin, termasuk 119perempuan yang terpajan selama trismesterpertama

tidak terdapat peningkatan kelainanjanin secara bermakna.

Beberapa studi yangmenunjukkan insidens malformasi rata-rata 1,8- 4,4% pada

204 kehamilan. Pada kelinci telahdilaporkan terjadi spina bifida dan cleftpalates.Efek

samping ringan dapat timbul padapemberian rifampisin antara lain: sindrom kulitseperti

gatal-gatal kemerahan, sindrom fluberupa demam, menggigil, nyeri tulang dansindrom

perut berupa nyeri perut, mual, muntahdan kadang-kadang diare. Efek samping

yangberat tetapi jarang terjadi adalah sindromrespirasi, purpura, anemia hemolitik yang

akut,syok dan gagal ginjal. Efek samping ringansering terjadi pada saat pemberian

berkala dandapat sembuh sendiri atau hanya memerlukanpengobatan simtomatik. Efek

samping pada bayibaru lahir juga didapatkanhemmorrhagicdisease of the newborn

sehingga dianjurkanpemberian profilaksis vitamin K. Isoniazid (INH) menghambat

biosintesisasam mikolat yang merupakan unsur pentingdinding sel Mycobacterium.

Menghilangkan sifattahan asam dan menurunkan jumlah lemak yangterekstraksi oleh

metanol dari Mycobacterium.Hanya kuman yang peka yang menyerap obatke dalam

selnya dan proses ini merupakan prosesaktif. Bersifat bakterisid, dapat membunuh

90%populasi kuman dalam beberapa hari pertamapengobatan. INH mudah diabsorpsi

(12)

molekul rendahdan melalui plasenta serta mudah mencapai janindengan kadar hampir

sama dengan ibu. Padapenelitian, setelah pemberian INH dosis 100 mgjangka pendek

sebelum kelahiran didapatkanrasio konsentrasi tali pusat dan ibu sebesar 0,73.Kadar

puncak dicapai dalam waktu 1-2 jamsetelah pemberian oral. Di hati, INH

terutamamengalami asetilasi, dan pada manusiakecepatan metabolisme ini dipengaruhi

olehfaktor genetik (asetilator cepat/lambat) yangsecara bermakna mempengaruhi kadar

obatdalam plasma dan masa paruhnya. Waktu paruhberkisar 1-3 jam. Mudah berdifusi

ke dalam seldan semua cairan tubuh. Antara 75-95%diekskresikan melalui urin dalam

waktu 24 jamdan seluruhnya dalam bentuk metabolit.Isoniazid tidak bersifat teratogenik

janin,meskipun konsentrasi yang melewati plasentacukup besar. Pada studi yang

dilakukan padahewan tidak menunjukkan retardasipertumbuhan serta peningkatan

malformasi padatikus dan kelinci dengan dosis 60 kali dosismanusia.

Efek samping berat berupa hepatitis dapattimbul pada kurang lebih 0,5 %

penderita. Bilaterjadi ikterus, hentikan pengobatan sampaiikterus hilang. Efek samping

yang ringan dapatberupa: tanda keracunan pada saraf tepi,kesemutan, nyeri otot atau

gangguan kesadaran.Efek ini dapat dikurangi dengan pemberianpiridoksin (dengan dosis

5-10 mg per hari ataudengan vitamin B kompleks). Efek samping padabayi baru lahir

dilaporkan adanya perdarahan(hemmorrhagic disease of the newborn)sehingga

dianjurkan pemberian profilaksisvitamin K sebelum kelahiran.(12,14,16)Etambutol

(EMB) merupakan inhibitorarabinosyl transferases (I,II,III). Arabinosyltransferase

terlibat dalam reaksi polimerisasiarabinoglycan, yang merupakan unsur esensialdari

dinding sel Mycobacterium. Afinitasterhadap arabinosyl transferase III lebih

kuatdibandingkan lainnya. Arabinosyl transferasedigunakan untuk menjadikan

(13)

sintesis arabinoglycanmengubah barier sel, lipofilik meningkatkanaktivitas obat yang

bersifat sepertirifampisindan ofloksasin.Dinding sel Mycobacteriumspp sangat

dibutuhkan untuk pertumbuhan dankelangsungan hidup organisme di penjamu.Dinding

selMycobacterium terdiri dari mycolicacid, arabinoglycan dan peptidoglycan.

Dindingsel merupakan lapisan lipid bilayer danasimetris.Hampir semua galur M.

tuberculosis danM. kansasii sensitif terhadap etambutol.Etambutol tidak efektif untuk

kuman lain.Etambutol pada konsentrasi 1-5 ìg/ml akanmenghambat pertumbuhan

M.tuberculosissecara in vitro. Etambutol ini tetap menekanpertumbuhan M.tuberculosis yang telah resistenterhadap isoniazid dan streptomisin. Etambutoldosis 15 mg/kg BB ini

hanya aktif terhadap selyang bertumbuh dengan khasiat tuberkulostatik,sedangkan pada

dosis 25 mg/kg BB bersifatbakterisidal. Penggunaan etambutol tunggal,ditemukan

sputum basil tahan asam (BTA)negatif dalam 3 bulan, tetapi ditemukanresistensi 35%

dari kasus dan frekuensi relapslebih tinggi.

Efektivitas pada hewan coba sama denganisoniazid. Invivo, sukar menciptakan

resistensiterhadap etambutol dan timbulnya lambat.Resistensi bakteri terhadap

etambutol terjadiakibat mutasi embB, embA dan embC, kodeuntuk arabinosyl

transferase. Resistensi initimbul bila etambutol diberikan tunggal. Padapemberian oral sekitar 75-80% etambutoldiserap di saluran cerna. Makanan tidakmempengaruhi

absorpsi obat. Kadar puncakplasma dicapai dalam waktu 2-4 jam setelahpemberian.

Dosis tunggal 25 mg/kg BBmenghasilkan kadar plasma sekitar 2-5 ìg/mldalam 2-4 jam,

kurang dari 1 ìg dalam 24 jam.Masa paruh eliminasinya 3-4 jam dan dapatmemanjang

sampai 8 jam pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Etambutol secara

bebasmelewati plasenta dengan cord to maternalserum ratio adalah 0,75. Penelitian pada

(14)

kesuburan.Rata-rata malformasi yang dilaporkan pada638 bayi yang dilahirkan oleh ibu

yang mendapatetambutol selama kehamilan adalah 2,2%.Secara teori etambutol

menyebabkankemungkinan toksisitas pada mata. Hal inidiyakinkan kembali dengan

penilaian pada 6janin yang mengalami abortus pada minggu 5-12 kehamilan, tidak

didapatkan gangguan padasistem optik embrional.Pirazinamid (PZA) adalah suatu

prodruk,yang memerlukan konversi enzimpirazinamidase (dihasilkan oleh

mikobakterialtertentu) menjadi bentuk aktif asam pirazinoat,masuk ke dalam sitoplasma

M. Tuberculosissecara difusi pasif, mengalami konversi olehenzim nikotinamidase/pirazinamidase menjadibentuk aktif asam pirazinoat (POA). PZAlebih

aktif terhadap basil tuberkel semidormankarena sistem pompa efluks yang

lemahdibandingkan dengan basil sedang bertumbuhcepat, di mana pompa efluks lebih

aktif.Peradangan akut akan menurunkan pH akibatproduksi asam laktat oleh sel-sel

inflamasi, halini menguntungkan aktivitas PZA.

Berkurangnyaperadangan akan meningkatkan pH lingkunganbasil tuberkel yang

berakibat pada peningkatankonsentrasi hambat minimal PZA. Kuman dalamkeadaan

dorman tidak dapat dipengaruhi karenapada saat itu ambilan PZA tidak terjadi.Banyak

penelitian menyatakan dayasterilisasi obat ini dalam makrofag, dengankonsentrasi

ε 20μg/ml menghambat basiltuberculosis intraseluler. Efek bakteriostatikatau

bakterisidal terhadap M. Tuberculosistergantung dosis (konsentrasi PZA), sertalamanya

paparan terhadap makrofag yangterinfeksi M. tuberculosis. Pada berbagai studidan

laporan tidak ditemukan efek teratogenikyang bermakna pada hewan dan

malformasijanin pada pasien yang telah diterapi. Penggunaan PZA pada wanita hamil

(15)

secararutin, namun di Amerika dilarang karena tidakadanya data yang adekuat mengenai

efekteratogeniknya.Efek samping utama dari penggunaan obat ini adalah hepatitis, juga

dapat terjadi nyerisendi dan kadang-kadang dapat menyebabkanserangan arthritis gout

yang kemungkinandisebabkan berkurangnya ekskresi danpenimbunan asam urat.

Pemberian intermitendapat mengurangi kejadian tersebut. Efeksamping lain adalah

anoreksia, mual, muntah,disuri, demam dan reaksi hipersensitivitas.Streptomisin

melewati plasenta dengan cepatsampai ke sirkulasi janin dan cairan amnionserta

mencapai kadar kurang dari 50%dibandingkan kadar ibu. Efek samping yangdilaporkan

dari berbagai studi pada hewanyaitu ototoksisiti.

Tuli kongenital telahdilaporkan terjadi pada bayi yang terpajanselama dalam

kandungan, walaupun tidak adahubungan yang pasti tentang mekanismeototoksisiti

dengan pajanan selamakehamilan.( Hasil penelitian menggunakanaudiogram

menunjukkan 50 anak tidakmengalami gangguan, 2 dari 33 anak dengankehilangan

pendengaran, sampai 4 dari 13 anakdengan tes kalorifik tidak normal. Hal inimerupakan

kejadian ototoksisiti yang berasaldari pajanan selama dalam kandungan.Penelitian lain

menyimpulkan streptomisindapat menyebabkan kerusakan sistem vestibulardan

kerusakan nervus kranialis ke 8. Padanegara berkembang dianjurkan tidakmenggunakan

streptomisin selama kehamilan.Dosis streptomisin 0,75 - 1 g/hari selama 14-21hari

Referensi

Dokumen terkait

Alarm dengan cahaya ini bekerja dengan catu daya sebesar 9 V DC, dengan menggunakan LDR sebagai sensornya, dan komponen lainnya yang digunakan antara lain IC 4039 sebagai IC 4039

Pokja ULP BKKBN Pusat TA.2017 akan melaksanakan pelelangan e-Seleksi Umum dengan prakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan jasa konsultansi secara elektronik

20 ANALIS TATA PRAJA S1/ILMU PEMERINTAHAN III/a 1 DISTRIK NGGUTI. 21 ANALIS TATA PRAJA S1/ILMU PEMERINTAHAN III/a 1

[r]

Sehubungan dengan hal tersebut di atas serta memperhatikan kesinambungan pelaksanaan program bantuan beasiswa program keahlian khusus agar diperoleh hasil seperti

The dynamic concrete beam deformation measurement has been made with sub-millimetre accuracy and precision using two range cameras with different sampling frequencies

[r]

To be able to deliver this information the Norwegian Forest and Land- scape Institute (Skog og landskap) produces, among others, land resource statistics for all municipalities