1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dari sekitar 20 jenis tanaman perkebunan yang di kembangkan di Indonesia, kelapa sawit termasuk jenis tanaman yang perkembanagannya cukup unik dalam sejarah perkebunan di negara ini. Walaupun kelapa sawit berasal dari Afrika,
upaya pembudidayaannya justru di rintis di Indonesia (Hindia Belanda, waktu itu).
Hasil jadi suatu pabrik minyak sawit biasanya adalah minyak sawit kasar atau crude palm oil (CPO) dan inti sawit atau minyaknya palm kernel oil (PKO). Keunggulan minyak sawit terhadap minyak nabati lain ialah bahwa dalam bentuk
CPO mengandung tokoferol, yaitu suatu zat antioksidan. Zat ini akan hilang atau rusak pada proses rafinasi. Minyak sawit dengan kadar ALB tinggi biasanya kadar
tokoferolnya rendah. Karoten dan tokoferol akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi. Kualitas minyak sawit di pengaruhi oleh kadar kotoran dan kadar air.
Kadar kotoran adalah bahan – bahan tak larut dalam minyak, yang dapat
disaring setelah minyak dilarutkan dalam suatu pelarut pada kepekatan 10 %. Jika kadar kotoran terlalu tinggi maka akan mempercepat keausan mesin pemecah inti
sawit dan menyulitkan pembentukan pelet dari bungkilnya. Selain itu kadar protein dalam bungkil, harus lebih dari 15%. Jika kadar protein kurang maka kadar minyak dalam bungkil harus diperbasar. Sedangkan harga jual sebagai
minyak adalah jauh lebih tinggi dibanding harga jual sebagai bungkil, lebih kurang 6 : 1.
2
Kadar air adalah bahan yang menguap yang terdapat dalam minyak sawit
pada pemanasan 105 ⁰C. Kadar air tinggi di atas 0,1% membantu hidrolisis. Pada
lembab nisbi kesetimbangan (equilibrium relative humidity, ERH) 0,7 kadar air
inti sawit adalah 7 %. Jika inti sawit dikeringkan sampai kadar air yang lebih rendah, selama ditimbun inti sawit akan menyerap air sampai mencapai 7% tersebut. Sebaliknya jika kadar air lebih tinggi, udara sekitarnya pada penimbunan
akan menjadi lembab (ERH diatas 0,7), mikroba lipolitik (jamur) akan berkembang baik dan cepat. Untuk mencegah ini inti sawit di semprot dengan uap
(sterilisasi) sebelum pengeringan dalam silo inti.
Dengan melihat permasalahan, maka penulis mencoba untuk mengetahui
permasalahan ini untuk dijadikan sebagai karya ilmiah dengan judul:
“ Penentuan Kadar Kotoran dan Kadar Air Dari Minyak Sawit Mentah
Crude Palm Oil (CPO) Pada Tangki Penimbunan di PT.Socfin Indonesia
Kebun Tanah Gambus ”.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan kadar kotoran dan kadar air dari minyak sawit mentah (CPO) pada tangki timbun yang dipasarkan kualitasnya sesuai standar yang diinginkan.
1.3. Tujuan
Untuk menentukan kadar kotoran dan kadar air dari minyak sawit mentah (CPO) pada tangki timbun bagian atas dan bawah sebelum dipasarkan.
3
1.4. Manfaat
a. Untuk mengetahui penentuan kadar kotoran dan kadar air dari minyak
sawit mentah (CPO) pada tangki timbun sebelum dipasarkan secara laboratorium.
b. Untuk mengetahui berapa kadar kotoran dan kadar air sesuai dengan
standar mutu minyak sawit mentah (CPO).