• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Indeks Tinggi Wajah Pada Perawatan Ortodonti Maloklusi Klas I Dengan Pencabutan Empat Gigi Premolar Pertama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan Indeks Tinggi Wajah Pada Perawatan Ortodonti Maloklusi Klas I Dengan Pencabutan Empat Gigi Premolar Pertama"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pola Skeletal Maloklusi Klas I

Maloklusi dibagi dalam tiga golongan yaitu dental displasia, skeleto dental

displasia dan skeletal displasia. Dental displasia adalah maloklusi yang disebabkan

relasi yang tidak harmonis dari gigi geligi. Skeleto dental displasia adalah tidak hanya

gigi geliginya yang maloklusi, tetapi juga meliputi tulang rahang dimana hubungan

antara tulang maksila dan mandibula tidak normal. Skeletal displasia adalah

maloklusi yang disebabkan oleh malrelasi antara maksila dan mandibula. Skeletal

displasia dibagi dalam tiga Klas yaitu relasi Klas I skeletal merupakan hubungan

yang normal dari maksila dan mandibula dengan sudut ANB berkisar antara 0-4o,

Klas II skeletal apabila sudut ANB lebih besar dari 4o, dan Klas III skeletal apabila

(2)

Gambar 1. Pola skeletal A. Klas I ANB 0-4o

B. Klas II: ANB lebih besar dari 4

C. Klas III: ANB kurang dari 0

o

o . 21

2.2 Dimensi Vertikal Wajah

Pengendalian vertikal wajah diketahui sebagai faktor yang penting pada

pasien yang menjalani perawatan ortodonti. Pada banyak pasien, pergerakan normal

mandibula dan maksila ke arah bawah dan depan dikompromisasikan menjadi

pergerakan vertikal sehingga membutuhkan perawatan yang lebih lama dan sering

kali menghasilkan estetika yang buruk. Pengendalian vertikal seringkali sulit,

sebagian karena kebanyakan metode yang digunakan untuk memberikan kontrol

vertikal sangat bergantung pada kerjasama pasien.

Banyak penelitian menghasilkan prediktor yang tepat mengenai pergerakan

vertikal yang lebih besar daripada arah pergerakan ke bawah dan ke depan. Ciri

morfologis yang diperkirakan menjadi prediktor bagi pola pertumbuhan vertikal

(3)

rasio tinggi wajah anterior terhadap tinggi wajah posterior, pola pertumbuhan

hiperdivergen, besarnya pergerakan molar dalam arah vertikal selama perawatan,

tinggi wajah anterior bawah, besarnya pertumbuhan kondilar dan arah pertumbuhan

kondilar.

Tinggi wajah bagian anterior terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas disebut

Upper Facial Height (UFH) dan di bagian bawah disebut Lower Facial Height

(LFH). Pertumbuhan wajah bagian anterior penting karena dapat mencerminkan

tingkat pertumbuhan vertikal wajah bagian anterior (N-Me). Pada kasus gigitan dalam

(deep bite), pertumbuhan vertikal wajah bagian anterior atas (N-ANS) lebih cepat

dibandingkan dengan wajah bagian anterior bawah (ANS-Me). Sedangkan pada kasus

gigitan terbuka (open bite) pertumbuhan vertikal wajah anterior bawah lebih cepat

dibandingkan anterior atas, sehingga pengukuran total wajah anterior (N-Me) pada

kasus open bite lebih besar dibanding deep bite. 25,26

Pada anak-anak dan orang dewasa yang berwajah dolicofasial, total tinggi

wajah anterior, sudut bidang oklusal, sudut gonial dan sudut bidang mandibulopalatal

lebih besar dari normal. Perkembangan dentoalveolar yang berlebihan terjadi pada

anak yang berwajah dolicofasial, sedangkan pada orang dewasa tidak berbeda dari

keadaan normal. Faktor-faktor yang berkaitan dengan identifikasi klinis terutama

pada subyek dengan kelainan pertumbuhan wajah vertikal biasanya dilakukan dengan

analisis morfologi skeletal dan dental. Faktor-faktor tersebut sangat membantu dalam

evaluasi klinis struktur wajah bagian anterior. Seseorang dengan pertumbuhan wajah

anterior yang berlebihan cenderung memiliki sindroma wajah panjang/dolicofasial. 27

(4)

Perubahan vertikal dapat menghasilkan rotasi posterior mandibula karena

adanya posisi molar maksila dan mandibula. Posisi vertikal dan sagital mandibula

selama pertumbuhan bergantung pada pertumbuhan vertikal yaitu gigi posterior

maksila, pertumbuhan ramus, bentuk madibula dan perkembangan vertikal dari gigi

posterior mandibula.

Dimensi vertikal wajah sangat erat hubungannya dengan indeks tinggi wajah

yaitu perbandingan tinggi wajah posterior dengan tinggi wajah anterior. Perubahan

tinggi wajah anterior pada perawatan maloklusi Klas II divisi 1 akan mengakibatkan

FHI menjadi lebih kecil. Aplikasi klinis indeks tinggi wajah menunjukkan arah

kecenderungan pergerakan mandibula rotasi ke bawah dan ke belakang. Kisaran nilai

FHI untuk perawatan ortodonti adalah 0,55 sampai 0,85 dengan nilai rata-rata 0,70

(Gambar 2). Kasus dengan perbandingan indeks tinggi wajah lebih rendah atau lebih

tinggi dari kisaran tersebut, sebaiknya dilakukan kombinasi perawatan ortodonti

bedah.

29

FACIAL HEIGHT INDEX

19

Gambar 2. Skema indeks tinggi wajah untuk perawatan ortodonti.19 2.3 Perubahan Dimensi Vertikal Wajah Akibat Perawatan Ortodonti

OPEN BITE DEEP BITE

(5)

Ortodontis selain menegakkan diagnosis dan rencana perawatan juga menilai

perubahan jaringan struktur wajah yang mengikuti pertumbuhan selama perawatan

ortodonti. Perubahan dimensi vertikal wajah tidak dapat lepas dari nilai estetika

wajah yang harmonis, sesuai dengan salah satu tujuan perawatan ortodonti. Untuk itu

diperlukan pengetahuan tentang pertumbuhan kraniofasial normal secara sefalometri

lateral yang meliputi evaluasi jaringan lunak serta jaringan keras yang

mendasarinya.

Angle pertama kali menulis tentang keserasian wajah dan arti penting jaringan

lunak sekitar wajah. Dalam penelitiannya tentang ilmu ortodonti didapatkan istilah

keseimbangan (balance), keserasian (harmony), keindahan (beauty) serta keburukan

(ugliness). Konsep Angle tentang keserasian wajah selanjutnya dikemukakan oleh

Wuerpel, bahwa wajah yang sangat bervariasi itu dapat menjadi cantik, meskipun

tidak proporsional. Tweed dalam penelitiannya menekankan pada inklinasi insisivus

mandibula terhadap garis Frankfort horizontal. Penggunaan segitiga Tweed dalam

rencana perawatan makin mendapat perhatian peneliti tentang analisis sefalometri dan

estetika wajah. 30

Analisis jaringan keras menjadi pedoman pada penelitian wajah jaringan

lunak. Subtelny mengatakan bahwa hubungan antara perubahan jaringan keras dan

jaringan lunak bukan merupakan hubungan linier yang kuat. Pada penelitian tentang

pengukuran wajah dalam arah horizontal dan vertikal tidak semua jaringan lunak

wajah secara langsung mengikuti perubahan struktur skeletal. 4,30,31,32

Pendapat tersebut

(6)

mengikuti bentuk skeletal yang mendasarinya, sebab ada variasi ketebalan jaringan

lunak yang menutupi tulang wajah.

Dalam merawat suatu kasus maloklusi, tidak jarang kita harus melakukan

pencabutan gigi, guna mendapat ruangan. Pemilihan gigi yang dicabut biasanya

ditentukan oleh faktor-faktor tipe maloklusi, pola pertumbuhan wajah, kondisi gigi,

dan jaringan periodontal, sasaran perawatan, dan teknik yang digunakan untuk

mencapai hasil yang diinginkan. 30

8,9

Pilihan gigi-gigi yang biasa dicabut untuk

perawatan ortodonti adalah premolar pertama, premolar kedua, molar kedua (bila

terdapat molar ketiga), bahkan gigi insisif.

Gigi yang paling umum dicabut untuk perawatan ortodonti adalah gigi

premolar pertama. Alasannya adalah gigi premolar pertama letaknya dekat dengan

regio anterior sehingga mudah untuk melakukan retraksi atau mengatasi crowding

pada segmen anterior, dengan demikian ruangan bekas pencabutan dapat ditutup

dengan mudah.

8

Banyak ahli yang menyarankan dilakukan pencabutan premolar pertama pada

kasus dengan tinggi wajah anterior yang besar dan bidang mandibula yang curam,

walaupun diskrepansi dental dan skeletalnya cenderung ringan untuk mengurangi

dimensi vertikal. 8,9

Cusimano yang menganalisis pengaruh pencabutan empat premolar pertama

terhadap tinggi wajah pasien remaja dengan pola pertumbuhan wajah high angle,

tidak menemukan terjadinya penurunan dimensi vertikal. Sebaliknya dimensi vertikal

tetap atau sedikit bertambah. 12,14

(7)

Staggers meneliti bahwa pencabutan empat premolar pertama merupakan

faktor etiologi terjadinya temporomandibular joint (TMJ) disorders, dan juga

menyebabkan penurunan dimensi vertikal.

Hayasaki, Yamaguchi dan Schudy menganalisis bahwa perawatan dengan

pencabutan empat premolar pertama menyebabkan molar bergeser ke mesial dan

menyebabkan mandibula rotasi counterclockwise dan terjadi penurunan vertikal

dimensi.

15

Perawatan ortodonti pada pasien yang telah selesai proses tumbuh kembang

difokuskan pada reposisi geligi untuk mengatasi maloklusi, daripada untuk mengubah

proporsi wajah. Selama perawatan ortodonti, penting dilakukan kontrol pada

perkembangan dentoalveolar di segmen bukal dalam arah vertikal, karena

mekanoterapi yang digunakan dalam perawatan ortodonti cenderung menyebabkan

pergerakan gigi dalam arah vertikal. Pergerakan ini dapat terjadi mulai dari

pemakaian separator sampai leveling dengan arch wire yang ringan. 17,20,29

Untuk mengetahui bagian wajah yang paling berperan terhadap pengukuran

indeks tinggi wajah dapat dilakukan dengan mengukur tinggi wajah posterior, tinggi

wajah anterior dan sudut Frankfort mandibula. Penggunaan rasio indeks tinggi wajah

memungkinkan klinisi untuk mengawasi secara seksama penanganan geligi dan

respon mandibula yang menyertainya selama perawatan. Indeks tinggi wajah ini

adalah indikasi dari rotasi mandibula selama perawatan dan bila diawasi secara

kontinyu, akan memberikan gambaran lebih dinamis mengenai apa yang sebenarnya

terjadi dalam perawatan.

25

(8)

Nilai indeks tinggi wajah dapat membantu klinisi membuat keputusan

diagnostik sebelum perawatan untuk mengevaluasi rotasi pertumbuhan mandibula.

Pada rangkaian sefalogram yang diambil sebelum perawatan, FHI dapat memberikan

indikasi kecenderungan rotasi mandibula, yaitu ke atas dan ke depan bila FHI

meningkat, ke bawah dan ke belakang bila FHI berkurang.

Nilai FHI harus dikontrol selama perawatan. Dengan mengawasi FHI secara

seksama selama berbagai tahap perawatan, klinisi dapat menentukan apakah dimensi

vertikalnya terkendali. Jika FHI berkurang saat leveling (pembukaan dimensi

vertikal), klinisi harus segera mengambil langkah untuk mengendalikan gigi, yang

berpengaruh pada dimensi vertikalnya. Mekanika Klas II tanpa penjangkaran atau

perawatan kasus sudut mandibula tinggi tanpa ekstraksi juga akan mengurangi FHI.

Dalam semua kasus yang diteliti, terdapat penurunan FHI yang hampir universal

selama perawatan aktif. Temuan ini mengkonfirmasi fakta bahwa semua mekanika

ortodonti bersifat ekstruktif. Hal ini ditemukan pada saat proses leveling. Oleh sebab

itu salah satu peringatan bagi klinisi adalah kasus FMA tinggi FHI rendah harus

dirawat dengan sangat hati-hati.

19

2.4 Analisis Sefalometri Indeks Tinggi Wajah

19,33

Sefalogram lateral merupakan sarana dan alat bantu menganalisis

pertumbuhan wajah, diagnosis, rencana perawatan, prognosis serta evaluasi hasil

perawatan ortodonti. Selama perawatan ortodonti, sefalogram lateral dapat

(9)

dicapai serta hubungannya dengan struktur tulang dan jaringan lunak di

sekitarnya.21,24

Gambar 3. Sudut Frankfort mandibula (FH-MP).21

(10)

Titik-titik dan sudut yang digunakan untuk tujuan evaluasi perubahan indeks

tinggi wajah adalah Articulare (Ar) yaitu titik perpotongan batas posterior ramus

ascendens dan batas luar basis kranialis; Gonion (Go) yaitu titik perpotongan antara

batas posterior ramus ascendens dan basis mandibula; Menton (Me) yaitu titik paling

bawah dari sympisis mandibula; FMA yaitu hubungan anguler antara bidang

mandibular (MP) dengan bidang Frankfort horizontal (FHP), Palatal Plane atau PP

(ANS-PNS); Tinggi wajah posterior (PFH) adalah garis linier dari titik Articulare

(Ar) ke titik Gonion (Go), dan tinggi wajah anterior (AFH) adalah garis linier dari

(11)

2.5 Kerangka Teori

Maloklusi Klas I

Empat gigi premolar pertama

Tanpa pencabutan Dengan pencabutan

Dimensi Vertikal

Perubahan Indeks Tinggi Wajah (FHI) : Tinggi wajah anterior (AFH)

(12)

2.6 Kerangka Konsep

Maloklusi Klas I

Pencabutan empat gigi premolar

Pengukuran sefalometri sebelum dan setelah retraksi anterior: Tinggi wajah anterior (AFH)

Tinggi wajah posterior (PFH) Indeks tinggi wajah (FHI)

Gambar

Gambar 2. Skema indeks tinggi wajah untuk perawatan ortodonti.19

Referensi

Dokumen terkait

Akan  tetapi,  dengan  beroperasinya  The  Santai  secara  penuh,  serta  penerapan  strategi  pemasaran  yang  tepat  oleh  manajemen,  Perseroan  dapat 

Berdasarkan simpulan hasil penelitian eksperimen dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model talking stick berbantuan buku cerita terhadap keterampilan membaca

kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan

Simpulan penelitian ini yaitu metode role playing efektif diterapkan pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa kelas eksperimen

Hasil dari penelitian ini adalah tingkat maturity model (model kematangan) di STMIK AMIKOM Yogyakarta untuk proses-proses di domain Delivery and Support (DS) dan

kerjasama tim, maka Penulis mencoba mengambil judul “PENGARUH SIKAP DAN KEPRIBADIAN PEGAWAI DIVISI KEUANGAN PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA”. 1.2

Perusahaan yang mengimplementasikan complementarity dari empat dimensi information technology relatedness dan mengaturnya dengan baik akan lebih memungkinkan untuk menciptakan dan

Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya persiapan sampel yaitu dengan mengemas sampel keripik pisang yang baru saja diproduksi oleh Sentra Industri