• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN DEPAN………... i

HALAMAN JUDUL….……….. ii

LEMBAR PERSETUJUAN………. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI……… iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……… v

UCAPAN TERIMA KASIH……… vi

ABSTRAK……… viii

ABSTRACT………. ix

RINGKASAN……….. x

DAFTAR ISI………. xii

DAFTAR TABEL………. xiii

DAFTAR GAMBAR……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

BAB I. PENDAHULUAN………... 1

1.1. Latar Belakang……….…………... 1

1.2. Rumusan Masalah………..…….. 3

1.3. Tujuan Penelitian………..……… 4

1.4. Manfaat Penelitian………. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……….. 5

2.1. Botani Tanaman Kacang Hijau……….. 5

2.2. Kondisi Air ………... 9

2.3. Deskripsi Varietas Tanaman Kacang Hijau……... 11

2.4. Respon Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan… 17

2.5. Ketahanan Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan 18 BAB III. KERANGKA BERFIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS… 20 3.1. Kerangka Berfikir………. 20

3.2. Konsep Penelitian………. 22

3.3. Hipotesis……… 23

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN………. 24

4.1. Rancangan Penelitian………..………… 24

(2)

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian…………...………… 26

4.3. Bahan dan Alat Penelitian………...…..….. 26

4.4. Pelaksanaan Penelitian………..………... 26

4.5. Variabel Pengamatan……….... 28

4.6. Analisis Data……… 31

BAB V. HASIL PENELITIAN……... 32

5.1. Pengaruh Kadar Air dan Varietas Kacang Hijau.. 32

5.2. Pengaruh Kadar Air dan Varietas terhadap Tinggi Tanaman……… 33

5.3. Pengaruh Kadar Air dan Varietas terhadap Jumlah Daun……… 35

5.4. Pengaruh Kadar Air dan Varietas terhadap Luas dan Klorofil………. 36

5.5. Pengaruh Kadar Air dan Varietas terhadap Berat Segar Shoot, Berat Kering Oven Shoot, Jumlah bintil akar, Berat Segar Root dan Berat Kering Oven Root……… 37

5.6. Pengaruh Kadar Air dan Varietas terhadap Berat Kering Jemur, Biji per Tanaman, Berat Kering Oven Biji Per Tanaman, BeratKering Jemur 100 Biji dan Berat Kering Oven 100 Biji….. 40

5.7. Pengaruh Kadar Air dan Varietas terhadap Jumlah Tandan per Tanaman, Jumlah Polong dan Jumlah Biji per Tanaman………. 43

5.8. Pengaruh Kadar Air dan Varietas terhadap Rasio Shoot-Root, Berat Kering Oven Brangkasan dan Indeks Panen……… 44

BAB VI. PEMBAHASAN………. 46

BAB VII. PENUTUP……….. 56

7.1. Simpulan………. 56

7.2. Saran……… 56

DAFTAR PUSTAKA……… 57

(3)

ABSTRAK

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS

KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA

KADAR AIR YANG BERBEDA

Kacang hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek) merupakan komoditas tanaman kacang-kacangan yang umumnya ditanam di lahan kering dan mengandung protein yang tinggi. Masalah yang dihadapi dalam budidaya kacang hijau di lahan kering adalah rendahnya hasil, salah satunya terbatasnya benih toleran cekaman kekeringan oleh karena itu perlu dilakukan penelitian cekaman kekeringan terhadap produksi kacang hijau. Tujuannya untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil berbagai varietas kacang hijau pada kadar air yang berbeda. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor. Perlakuan terdiri atas kadar air tanah dengan kapasitas lapang 100%, 75%, 50%, 25% dan varietas Fore Belu, Kutilang, Vima-1, dan Sriti. Hasil percobaan menunjukkan interaksi antara kadar air dan varietas terhadap jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, berat kering jemur biji per tanaman, berat kering oven biji per tanaman dan berat kering oven 100 biji. Kadar air tanah dengan kapasitas lapang (100%) memberikan hasil berat kering jemur biji per tanaman tertinggi (17,2 g) dibandingkan dengan perlakuan lain. Berat kering oven biji pertanaman tertinggi (16,09 g) yang tidak berbeda nyata. Varietas yang menghasilkan pertumbuhan tertinggi terdapat pada varietas Sriti. Kadar air tanah dengan kapasitas lapang 100% memberikan hasil terbaik pada tanaman kacang hijau. Varietas yang paling toleran terhadap kadar air tanah yang paling rendah dari kapasitas lapang adalah varietas Sriti. Kondisi tanah yang sama dengan percobaan ini disarankan menggunakan kadar air dengan kapasitas lapang 100% dengan varietas Sriti, mampu meningkatkan produksi kacang hijau di lahan kering.

Kata kunci : kadar air, varietas, hasil, pertumbuhan

(4)

ABSTRACT

GROWTH AND YIELD OF VARIOUS MUNG BEAN

VARIETIES (Vigna radiata (L.) Wickzek IN DIFFERENT

WATER CONTENT

Mung bean (Vigna radiata (L.) Wilczek) is a commodity crop beans are commonly grown on dryland and high protein. Problems encountered in cultivation of mung bean in dry land is low results, one of them the limited seed of drought stress tolerant therefore needs to be done against drought stress research production of mung beans. Objective to know the growth and the results of various varieties of mung beans at different water levels. This experiment using Random Design complete with two factors. The treatment consists of the water content of the soil with a capacity of 100% airy, 75%, 50%, 25% and varieties of Fore Belu, Kutilang, Vima-1, and Sriti. The results of the experiment demonstrated the interaction between moisture content and varieties against the number of pods per plant, number of seeds per plant dry weight, dry seeds per plant, seeds of oven dry weight per plant dry weight and the oven 100 seeds. Moisture content of the soil with a roomy capacity (100%) gives the results of dry weight per plant seeds under the highest (17.2 g) compared to other treatments. Oven dry weight per plant the highest seed (16.09 g) are no different. Varieties that produce the highest growth found in the varieties of Sriti. Moisture content of the soil with a capacity of 100% airy gives the best results on the plant mung beans. Most varieties are tolerant of most soil water content lower than the capacity of the airy is Sriti varieties. Soil conditions similar to this experiment suggested using moisture content with a capacity of 100% with varieties of airy Sriti, was able to increase production of mung bean in dry land.

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kacang hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang umumnya ditanam di lahan kering. Kacang hijau memiliki potensi yang besar sebagai produk olahan maupun bahan makanan campuran dan telah memiliki keunggulan kompetitif tertentu dibandingkan jenis kacang yang lain. Biji kacang hijau mengandung nilai gizi yang tinggi berupa vitamin B, mineral, dan serat (Dostalova, 2009).

Masalah yang sering dihadapi dalam budidaya kacang hijau di lahan kering adalah masih rendahnya produksi yang dicapai petani. Produksi kacang hijau cenderung menurun selama kurun waktu lima tahun terkahir (2009-2013) yang berturut-turut adalah 4.426 ton, 1.134 ton, 1.121 ton, 3.817 ton dan 720 ton sehingga untuk memenuhi kebutuhan kacang hijau dilakukan impor sebesar 29.443 ton per tahun (BPS, 2014). Tahun 2010 di NTT, tanaman kacang hijau mengalami kegagalan tanam dan panen akibat perubahan iklim global. Petani yang mengembangkan kacang hijau Fore Belu pada musim tanam 2010 (bulan Mei) pada lokasi pengujian seluas 5 ha mengalami kegagalan panen akibat curah hujan yang berlebihan. Penerapan beberapa komponen teknologi sangat dianjurkan dalam kondisi ini sehingga dapat memberikan hasil varietas sebesar 0,92 t/ha (Balitkabi, 2016).

Hasil rendah tersebut disebabkan oleh minat petani dalam praktek budidaya dan persediaan air yang tidak cukup sehingga membatasi pertumbuhan dan produksi pada lahan kering. Kurniasari et al. (2010) melaporkan bahwa

(6)

tanaman yang kekurangan air secara umum mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal sehingga menyebabkan hasil produksinya rendah.

Cekaman air merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas dan mutu kacang hijau karena air yang diperlukan tanaman tidak tersedia dengan cukup. Tanaman kacang hijau memiliki periode kritis yaitu pada waktu perkecambahan, menjelang berbunga (25 hari) dan pembentukan polong (umur 45-50 hari) (Mustakim, 2012). Menurut Haryati (2008) bahwa kekurangan air dapat mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga tanaman tersebut mengalami defisiensi air yang terus menerus hingga mati.

Respon tanaman yang mengalami cekaman kekeringan berpengaruh terhadap aktivitas metaboliknya, volume sel menjadi lebih kecil, penurunan luas daun, penurunan laju fotosintesis, perubahan metabolisme karbon dan nitrogen (Sinaga, 2008).

Bentuk morfologis dan fisiologis tanaman yang mengalami cekaman kekeringan berbeda antara varietas satu dengan lainnya. Menurut Sunaryo (2002) bahwa pada tanaman kedelai cekaman kekeringan pada fase vegetatif dapat menurunkan tinggi tanaman, panjang akar dan tajuk. Proses fisiologis yang terjadi sebagai akibat cekaman kekeringan adalah penurunan ukuran daun sehingga menyebabkan penurunan stomata dan fotosintesis (Sulistyono et al., 2005). Hal yang sama pada hasil penelitian Sianipar et al. (2013) menunjukkan jumlah polong berisi per tanaman tertinggi diperoleh pada 100% kapasitas lapang sebesar 2,03 polong dan terendah 40% kapasitas lapang sebesar 1,57 polong. Hal ini disebabkan karena tanaman kacang hijau mengalami penurunan akibat 2

(7)

terganggunya proses fisiologis dan metabolisme tanaman karena jumlah air tersedia cukup sedikit.

Penggunaan varietas yang toleran terhadap kekeringan merupakan salah satu pilihan teknologi produksi yang diadopsi oleh petani karena paling efisien dan murah. Tersedianya varietas ini memegang peranan penting dalam menekan kehilangan hasil dan meningkatkan pendapatan petani serta aman terhadap lingkungan (Anwari, et al., 2004). Saat ini terdapat enam varietas unggul yaitu Murai, Kenari, Perkutut, Sampeong, Kutilang, dan Sriti (Balitkabi, 2013), namun belum diketahui bagaimana toleransinya terhadap cekaman kekeringan. Penelitian ini menggunakan empat varietas kacang hijau yakni Kutilang, Sriti (yang merupakan dua varietas unggul), Vima-1, dan Fore Belu. Fore Belu merupakan varietas kacang hijau dari Kabupaten Belu (NTT), sedangkan tiga varietas lainnya dari Jawa Timur (Malang) (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2015).

Menurut Ashri (2006), bahwa respon yang ditimbulkan tanaman pada kedelai yang mengalami cekaman air adalah penurunan tajuk dan hasil biji. Besar kecilnya penurunan pertumbuhan dan produksi tergantung pada varietas, umur, dan fase hidup tanaman itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terjadi interaksi antara kadar air tanah dengan varietas kacang hijau?

(8)

2. Kadar air tanah berapakah memberikan hasil terbaik pada tanaman kacang hijau?

3. Varietas manakah yang paling toleran terhadap kondisi air tanah yang paling rendah dari kapasitas lapang?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menemukan interaksi antara kadar air tanah dan varietas kacang hijau.

2. Untuk menemukan kadar air tanah terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau pada varietas berbeda.

3. Untuk menemukan varietas yang paling toleransi terhadap kadar air tanah yang paling rendah dari kapasitas lapang?

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara ilmiah tentang toleransi tanaman terhadap kadar air tanah yang paling rendah dari kapasitas lapang.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan dilapangan/ masyarakat sebagai rekomendasi bagi Pertanian, sehingga petani bisa memilih varietas apa yang ditanam dan varietas yang terbaik.

Referensi

Dokumen terkait

tersebut melebihi kadar normal kromium dalam urin Pada umumya toksikologi logam berat dapat memberikan efek pada fungsi ginjal, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti hubungan

Selain itu, pupuk guano juga memiliki kandungan C/N ratio yang terendah, apabila C/N ratio rendah maka unsur makro dan mikro dalam pupuk dapat diserap tanaman untuk

Dari hasil perbandingan dan analisis waktu tempuh diperoleh kesimpulan waktu tempuh rata – rata per hari sesudah adanya jalur ganda menjadi lebih singkat bila dibandingkan

• Anda harus Login terlebih dahulu dengan mengisikan Username dan Password untuk dapat menambah data baru.. • Siswa yang memiliki Username dan Password adalah siswa yang

Cari turunan pertama dari rumus luas kemudian tentukan bilangan kritis dari rumus luas dengan menggunakan turunan

70 SMP Negeri 1 Tarowang Kabupaten Jeneponto. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sebelum menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok dapat kita lihat

Membuat aplikasi model yang sesuai untuk menggambarkan hubungan antara lama penutupan pintu perlintasan dengan tundaan, panjang antrian, dan konsumsi bahan bakar kendaraan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran jobsheet terhadap hasil belajar MYOB siswa kelas XII-AK di