• Tidak ada hasil yang ditemukan

herry suwondo - model pemajakan atas transaksi e-commerce.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "herry suwondo - model pemajakan atas transaksi e-commerce.pdf"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM PASCASARJANA. TESIS MODEL PEMAJAKAN ATAS TRANSAKSI E-COMMERCE ( PEMBELAJARAN DARI JEPANG DAN AUSTRALIA ). Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sains (M.Si.) dalam Ilmu Administrasi. Oleh: Nama : Herry Suwondo NPM : 6904031653 Program Studi : Ilmu Administrasi Kekhususan : Administrasi dan Kebijakan Perpajakan. JAKARTA 2007. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. i.

(2) UNIVERSITY OF INDONESIA FAKULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES DEPARTMENT OF ADMINISTRATIVE SCIENCES POSTGRADUATE PROGRAM ADMINISTRATIVE SCIENCE PROGRAMME MAJOR IN ADMINISTRATION AND TAXATION POLICY ABSTRACT Herry Suwondo 6904031653 TAXATION MODEL OF E-COMMERCE TRANSACTION ( Study of Japan and Australia ) xiv + 108 pages Bibliography: 33 books The Growth of technology specially internet network which widely have been applied by most public in the world have opened opportunity for various activities such as electronic-commerces transaction. Electronic commerce is defined as mode for selling and buy goods (and services) through the internet network. Electronic commerce include purchasing transaction and also fund transfer through the computer network. The definition above not fully is single definition concerning this system it is caused by approximant every time of new forms emergence from not e-commerces only focused at online merchants. Although at the practice of this Electronic commerce system generally done in the field of retail is like for example book merchant, compact disk, equipments of other services or goods and electronic by the online shops websites. Japan is a state with a high level of technology aplication where the public exploit internet as supporting facilities for commerce. Various policies have been applied by taxation authoritieses in Japans for the agenda of reaching transaction of Electronic commerces, by forming a special bodies for watching activity of electronics transactions and the taxes potency exploration. And so it is with The Australian where the resident assume Electronic commerce is a kind of transaction giving many amenities and variance of products which on the market. This thing make e-commerce transaction progressively grow swiftly and become part of life even habit of Australian resident. The side of taxation authorities in Australian give big attention to growth of electronic transaction by giving clear transaction definition to which done and also related/relevant regulation of a cross-border transactions. In Indonesia, E-commerce is a new kind of transaction but the growth is fast enough. As known that this effort have separate complication and characteristic in the effort operational causing required by knowledge and experience in determining imposition of the tax. So far the taxation not yet arrange the regulation in detail to the transaction of Electronic commerce. This thing hardly required concerning imposition of tax to rule of law and electronic transaction.On that account this research done to give contribution of idea to the policys and tax aspect needing done to dig potency of The e-commerces. Approach of research which applied in this thesis is qualitative approach by doing study literature, study field by the way of doing interview from various resource persons which competences causing expected obtained significant conclusion.. ii Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007..

(3) In this research also done by the way of comparing the situation with comparator which have applied for the agenda to explore the potency of e-commerce transaction. From research result by using methods explained above is known that Indonesia not yet apply order in detail and not yet do observation stages and dig of to transaction of Electronic commerce as which have been done by Australia and Japan. On that account suggested that the Indonesian taxation authorities do stages as have done both the state (Japan and Australian) namely give understanding which detail and clearly to the e-commerce activity and do reality stages for doing observation to the electronic transaction for the agenda of increasing acceptance from taxation sector.. iii Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007..

(4) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI KEKHUSUSAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN. ABSTRAKSI Herry Suwondo 6904031653 MODEL PEMAJAKAN ATAS TRANSAKSI E-COMMERCE ( Pembelajaran dari Jepang dan Amerika Serikat ) xiv + 108 halaman Daftar Pustaka: 33 Perkembangan teknologi yang cukup pesat khususnya jaringan internet yang secara luas telah digunakan oleh sebagian besar masyarakat di belahan dunia telah membuka kesempatan untuk berbagai kegiatan diantaranya adalah transaksi perdagangan. Perdagangan elektronik didefinisikan sebagai cara untuk menjual dan membeli barang-barang (dan jasa) lewat jaringan internet. Perdagangan elektronik mencakup transaksi pembelian serta transfer dana lewat jaringan komputer. Pengertian di atas tidak sepenuhnya merupakan definisi tunggal tentang sistem ini hal ini disebabkan karena hampir setiap saat muncul bentuk-bentuk baru dari e-commerce yang tidak hanya terfokus pada jual-beli online. Walaupun pada prakteknya sistem perdagangan elektronik ini umumnya dilakukan dalam bidang retail seperti misalnya jual-beli buku, compact disk, peralatan elektronik dan barang-barang atau jasa-jasa lainnya melalui situs-situs toko online. Jepang adalah sebuah negara dengan tingkat penerapan teknologi informasi yang cukup tinggi dimana masyarakatnya memanfaatkan internet sebagai sarana perdagangan. Berbagai kebijakan telah diterapkan oleh otoritas perpajakan di Jepang dalam rangka menjangkau transaksi perdagangan elektronik, diantaranya membentuk suatu badan khusus untuk memantau kegiatan transaksi elektronik dan menggali potensi pajaknya. Demikian juga dengan negara Australia dimana penduduknya menganggap perdagangan elektronik adalah transaksi yang memberi banyak kemudahan dan keragaman produk yang ditawarkan. Hal ini membuat transaksi e-commerce semakin tumbuh dengan cepat dan menjadi bagian dari kehidupan bahkan kebiasaan penduduk Australia. Pihak otoritas perpajakan di Australia memberikan perhatian yang besar terhadap perkembangan transaksi elektronik dengan memberikan definisi yang jelas akan transaksi yang dilakukan serta peraturan terkait transaksi lintas negara. Di Indonesia transaksi perdagangan elektronik masih tergolong baru namun perkembangannya cukup pesat. Sebagaimana diketahui bahwa usaha ini memiliki ciri dan kerumitan tersendiri dalam operasional usahanya sehingga diperlukan pengetahuan dan pengalaman dalam menentukan pengenaan pajaknya. Sejauh ini peraturan perpajakan yang ada belum mengatur secara detail atas transaksi perdagangan elektronik. Hal ini sangat diperlukan menyangkut pengenaan pajak atas transaksi elektronik dan kepastian hukum atas transaksi yang dilakukan.. iv Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007..

(5) Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk memberikan kontribusi pemikiran atas aspek pajak dan kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk menggali potensi perdagangan elektronik. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan study literatur, study lapangan dengan cara melakukan wawancara dari berbagai nara sumber yang berkompeten sehingga diharapkan diperoleh kesimpulan yang signifikan. Dalam penelitian ini juga dilakukan dengan cara membandingkan keadaan yang ada dengan pembanding yang sudah ada (comparative study) sehingga diperoleh hal-hal yang diharapkan dapat diterapkan/diaplikasikan dalam rangka penggalian potensi atas transaksi perdagangan elektronik. Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode diatas diperoleh simpulan bahwa Indonesia belum menerapkan aturan secara mendetail dan belum melakukan langkahlangkah pengawasan dan penggalian atas transaksi perdagangan elektronik sebagaimana yang telah dilakukan negara Australia dan Jepang. Oleh sebab itu disarankan agar pihak otoritas perpajakan di Indonesia melakukan langkah-langkah seperti yang dilakukan oleh kedua negara tersebut (Jepang dan Australia) yakni memberikan pengertian yang rinci dan mendetail atas kegiatan perdagangan elektronik dan melakukan langkah-langkah nyata untuk melakukan pengawasan atas transaksi elektronik tersebut dalam rangka meningkatkan penerimaan dari sektor perpajakan.. v Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007..

(6) LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS. Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Herry Suwondo. vi Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007..

(7) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI KEKHUSUSAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN. LEMBAR PERSETUJUAN TESIS Nama NPM Judul. : : :. Herry Suwondo 6904031653 Model Pemajakan atas Transaksi E-Commerce ( Pembelajaran dari Jepang dan Amerika Serikat ). Pembimbing Tesis :. ( Dra. Titi Muswati Putranti, M.Si ). vii Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007..

(8) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI KEKHUSUSAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN. LEMBAR PENGESAHAN Nama NPM Judul Tesis. : : :. Herry Suwondo 6904031653 Model Pemajakan atas Transaksi E-Commerce ( Pembelajaran dari Jepang dan Amerika Serikat ). Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Sidang Penguji Tesis Program Pascasarjana Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tanggal tujuhbelas, bulan Desember, tahun Dua Ribu Tujuh dan telah dinyatakan : LULUS. Panitia Penguji Ketua Sidang : Prof. Dr. Bhenyamin Hoessein. (. ). Pembimbing : Dra. Titi Muswati Putranti, M.Si. (. ). Penguji Ahli Dr. Haula Rosdiana, M.Si. (. ). Sekretaris Sidang : ( Drs. Zuliansyah P. Zulkarnain, M.Si. ). :. viii Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007..

(9) KATA PENGANTAR Dengan setulus hati penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Model Pemajakan atas Transaksi E-Commerce (Pembelajaran dari Jepang dan Amerika Serikat). Tesis ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Magister Sains dari Universitas Indonesia, Jakarta. Penulis berharap, tulisan ini dapat memberi manfaat yang seluas-luasnya, terutama bagi penulis sendiri sebagai pihak yang berkecimpung dalam dunia perpajakan, bagi masyarakat pelaku E-commerce dan bagi Direktorat Jenderal Pajak. Khususnya bagi Direktorat Jenderal Pajak, penulis berharap agar tulisan ini dapat dipergunakan sebagai referensi terhadap penggalian potensi perpajakan atas transaksi E-commerce, sehingga dapat memberikan kontribusi penerimaan negara. Secara pribadi, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dra. Titi Muswati Putranti, M.Si, selaku pembimbing tesis yang telah meluangkan waktu, bantuan, perhatian, kesempatan dan dorongan semangat serta masukan-masukan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya juga sudah selayaknya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini baik langsung maupun tidak langsung, sebagai berikut: 1.. Prof. Dr. Bhenyamin Hoessein, selaku Ketua Program Pascasarjana Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.. 2.. Drs. Zuliansyah P. Zulkarnain, M.Si, selaku Sekretaris Program Pascasarjana Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.. 3.. Dra. Titi Muswati Putranti, M.Si, selaku pembimbing tesis. 4.. DR. Haula Rosdiana, M.Si, selaku penguji ahli. 5.. Kedua Orangtua penulis Bapak Sugeng dan Ibu Syamsinar (alm.) serta Bapak Slamet Saiful Muslimin dan Ibu Tati Mutoati yang telah memberikan dorongan dan doa selama mengikuti perkuliahan hingga saat ini.. ix Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007..

(10) 6.. Isteriku tercinta Evie Andayani beserta tiga jagoanku Hafidz Satrio, Fabian Ihsan dan si kecil Panji Hakiim semoga langkah Ayah-mu ini menjadi motivasi bagi jalan hidup kalian di masa yang akan datang.. 7.. Seluruh nara sumber dalam penelitian ini yang telah memberikan masukan yang berharga tentang transaksi e-commerce serta aspek pemajakannya.. 8.. Seluruh Staf Pengajar dan staf sekretariat Program Pascasarjana Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.. 9.. Teman-teman pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia, yang telah banyak membantu dengan memberikan masukan, kritik, saran dan bantuan dalam menyelesaikan tesis ini.. 10.. Rekan-rekan sejawat, Saudara Irfan Maksum, Bapak Ima Hasrat, Bapak Torang Sitanggang, Bapak Mohammad Baharuddin, serta rekan-rekan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan dorongan moral kepada penulis. Tanpa bantuan berbagai pihak seperti penulis sebutkan di atas, tesis ini tidak. mungkin berhasil disusun, oleh karena itu, penulis mendoakan semoga amal baik dari semua pihak yang penulis sebutkan di atas, akan mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Selanjutnya, penulis percaya bahwa di dalam tulisan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran sehingga penulis dapat memperoleh masukan positif yang bermanfaat.. Jakarta,. Herry Suwondo. x Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 2007.

(11) DAFTAR ISI halaman ABSTRAKSI .............................................................................................................. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALTITAS .............................................................. LEMBAR PERSETUJUAN TESIS ............................................................................ LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................................. DAFTAR ISI .............................................................................................................. DAFTAR TABEL ....................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. i v vi vii viii x xii xiii xiv. BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. A. Latar Belakang Masalah ............................................................. B. Perumusan Masalah ................................................................... C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian .............................................. C.1. Tujuan Penelitian ............................................................... C.2. Signifikansi Penelitian ....................................................... D. Sistematika Penulisan ................................................................ 1 1 12 13 13 13 14. BAB II. TINJAUAN LITERATUR DAN METODE PENELITIAN ................... A. Tinjauan Literatur ...……………………………………................. A.1. Azas Perpajakan..........…………………………................. A.2. Sistem Perpajakan .......………………………………......... A.3. Pajak Pertambahan Nilai ............................ …………....... A.3.1. Pengertian Dasar ................................................. A.3.2. Legal Character .................................................... A.3.3. Taxable Supplies .................................................. A.3.4. Subjek Pajak ...... ................................................. A.3.5. Saat dan Tempat Terutangnya PPN.................... B. Kerangka Penelitian...……………………………………............... C. Metodologi Penelitian...……………………………………............ C.1. Jenis Penelitian ........................................... …………....... C.2. Metode dan Strategi Penelitian........................………....... C.2.1. Teknik Pengumpulan Data .........................…....... C.2.2. Strategi Analisis Data .................................…....... C.3. Nara sumber / informan ..........................................…...... C.4. Penentuan Lokasi dan Objek Penelitian .........…….......... C.5. Keterbatasan Penelitian ......………................................... 17 14 20 24 28 28 31 33 44 33 35 37 39 39 40 41 46 47 47. BAB III. GAMBARAN UMUM PENELITIAN ............................................ A. Transaksi Perdagangan e-commerce dan Aspek Pemajakannya A.1. Rekomendasi Negara-negara OECD ................................ A.2. Jenis-jenis Transaksi e-commerce .................................... A.3. Beberapa Pendekatan atas Transaksi e-commerce.......... A.4. Mekanisme Pemungutan Pajak ........................................ A.5. Administrasi Pajak dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan ......................................................................... 49 49 49 52 58 60. xi Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 63.

(12) BAB IV. BAB V. B. Pemajakan atas Transaksi e-commerce di Indonesia ................ B.1. Obyek Pajak ……………………………………………. B.2. Subyek Pajak ................................................................. B.3. Penerapan Aturan Perpajakan terhadap Infrastruktur e-commerce .................................................................... C. Perpajakan Internasional atas Penghasilan Transaksi e-commerce ............................................................................... D. Domisili Perusahaan .................................................................. E. Permanent Establishment / BUT ............................................... F. Karakterisasi Penghasilan ........................................................ G. Tax Haven dan E-commerce ..................................................... 64 64 65. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .............................................. A. Transaksi Perdagangan melalui E-Commerce ............................ A.1. Pengertian e-Commerce ............................ …………...... A.2. Jenis-jenis dan Karakteristik E-Commerce …………....... A.2.1. Jenis-jenis E-Commerce …………....................... A.2.2. Karakteristik E-Commerce …………................... A.3. Keuntungan dan Kerugian e-commerce...... …………....... A.3.1. Kelebihan e-commerce........................................ A.3.2. Keuntungan e-commerce..................................... A.3.3. Peluang e-commerce ........................................... A.3.4. Kerugian e-commerce ......................................... A.3.5. Permasalahan dalam penerapan e-commerce .... B. Model serta Pengawasan Transaksi e-commerce di Jepang ….. B.1. Model Pengawasan Transaksi e-commerce di Jepang …. B.2. Ketentuan Perpajakan atas e-commerce di Jepang …….. C. Model serta Pengawasan atas e-commerce di Australia............. C.1. Transaksi Ekspor ………………………………………….. C.2. Transaksi Impor ............................................................. C.3. Penjualan barang-barang berwujud kepada perusahaan atau konsumen individu ........................... C.4. Penjualan jasa atau barang kena pajak tidak berwujud diantara perusahaan .................................................... C.5. Penjualan jasa dan/atau barang kena pajak tidak berwujud dari perusahaan kepada konsumen individu.. C.6. Penentuan Harga ............................................................ C.7. Penentuan Tempat Tinggal ............................................ C.8. Faktur Pajak Elektronik .... ............................................. D. Hal-hal yang bisa diadopsi Pemerintah Indonesia ...................... 77 77 77 82 82 83 84 84 86 89 90 91 96 97 99 101 101 102. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. A. Simpulan ...................................................................................... B. Saran ............................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. LAMPIRAN. xii Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 67 68 72 73 74 75. 102 103 103 103 104 104 105 107 109.

(13) DAFTAR TABEL halaman TABEL I.1. TABEL I.2. TABEL IV.1.. Perusahaan yang menggunakan internet di 9 kota di Indonesia Perkembangan jumlah pelanggan dan pemakai internet Indonesia Kategorisasi data berdasarkan hasil pengumpulan data. xiii Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 4 di. 5 97.

(14) DAFTAR GAMBAR halaman GAMBAR II.1 GAMBAR II.2 GAMBAR II.3 GAMBAR II.4. Proses Bisnis Manual Proses Bisnis dengan E-Commerce Peluang E-Commerce Kerangka Penelitian. xiv Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 42 43 46 55.

(15) DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN I LAMPIRAN II. Pedoman Wawancara Peraturan Perundang-undangan Perpajakan terkait aspek pemajakan atas Transaksi Electronic-Commerce. xv Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007..

(16) BAB I PENDAHULUAN. A.. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang cukup pesat khususnya jaringan internet yang secara luas telah digunakan oleh sebagian besar masyarakat di belahan dunia telah membuka kesempatan untuk berbagai kegiatan diantaranya adalah transaksi perdagangan. Saat ini dengan semakin maraknya penggunaan internet, perdagangan secara elektronik (e-commerce) dilakukan oleh perusahaanperusahaan dengan berbagai ukuran. Teknologi internet telah merubah pola interaksi masyarakat, yaitu ; interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan / industri maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha atau bentuk badan usaha atau lembaga lainnya. Perkembangan internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual-beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (sebagian kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet. Transaksi melalui internet ini dikenal dengan nama e-commerce. Internet secara dramatis telah mengubah cara berbagai perusahaan untuk mengendalikan bisnis yang dikelola. Dengan semakin meluasnya pengaruh dan dampak internet, dan semakin banyak perusahaan menggunakan internet, kemungkinan untuk mengendalikan perdagangan antar bisnis di internet semakin bertambah, dan semakin menjadi bagian utama dari perdagangan barang dan jasa saat ini. Internet telah membuat revolusi dunia komputer dan dunia komunikasi yang tidak pernah diduga sebelumnya. Penemuan telegram, telepon, radio, dan komputer merupakan rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju terciptanya. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 1.

(17) Internet yang lebih terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada alat-alat tersebut. Internet memiliki kemampuan penyiaran ke seluruh dunia, sebagai media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antara individu dengan komputernya tanpa dibatasi oleh kondisi geografis. Kekuatan internet untuk meningkatkan perdagangan global sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Meskipun Amerika Serikat dan Kanada masih memiliki internet-user yang sangat besar, namun peningkatan penggunaan web di negara-negara lain diluar negara tersebut, dalam waktu singkat ini akan mengalami kemajuan yang sangat pesat dan akan segera menduduki daftar global online audience yang jauh lebih besar daripada Amerika Serikat dan Kanada.1 Komputer sebagai alat bantu manusia dengan didukung perkembangan teknologi informasi telah membantu akses ke dalam jaringan jaringan publik (public network) dalam melakukan pemindahan data dan informasi. Dengan kemampuan komputer dan akses yang semakin berkembang maka transaksi perniagaan pun dilakukan di dalam jaringan komunikasi tersebut. Penggunaan internet dipilih oleh kebanyakan orang sekarang ini karena kemudahankemudahan yang dimiliki oleh jaringan internet, diantaranya yaitu :2 1.. Internet sebagai jaringan publik yang sangat besar (huge / widespread network), layaknya yang dimiliki suatu jaringan publik yaitu murah, cepat dan kemudahan akses.. 2.. Menggunakan electronic data sebagai media penyampaian data sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara mudah dan ringkas baik dalam bentuk data elektronik, analog maupun digital.. Untuk tersambung ke jaringan internet, pengguna harus menggunakan layanan khusus yang disebut ISP (Internet Service Provider). Media yang umum digunakan adalah melalui saluran telepon (dikenal sebagai PPP, Point to Point Protocol). Pengguna memanfaatkan komputer yang dilengkapi dengan modem (modulator and demodulator) untuk melakukan dial-up ke server milik ISP. Begitu 1. Purbo dan Wahyudi, Mengenal E-Commerce. PT Elex Media Computindo, Cetakan Kedua tahun 2001. halaman 3. 2 Ibid, halaman 4.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 2.

(18) tersambung ke server ISP, komputer si pengguna sudah siap digunakan untuk mengakses jaringan internet. Pelanggan akan dibebani biaya pulsa telepon plus layanan ISP yang jumlahnya bervariasi tergantung lamanya koneksi.3 Internet juga dikembangkan untuk aplikasi wireless (tanpa kabel) dengan memanfaatkan telepon seluler. Untuk ini digunakan protokol WAP (Wireless Aplication Protocol). WAP merupakan hasil kerjasama antar industri untuk membuat sebuah standar yang terbuka (open standar) yang berbasis pada standar internet. Selain WAP juga dikembangkan GPRS (General Packet Radio Service) sebagai salah satu standar komunikasi wireless. Dibandingkan WAP, GPRS memiliki kelebihan dalam kecepatan yang dapat mencapai 115 kbps dan adanya dukungan aplikasi yang lebih luas, termasuk aplikasi grafis dan multimedia.4 Dalam periode perkembangan internet selanjutnya dikenal penyedia jasa internet bebas biaya berlangganan yang diawali dengan munculnya telkomnet instant oleh PT Telkom, meskipun dengan kecepatan akses yang belum maksimal namun ternyata banyak digemari masyarakat karena kemudahannya untuk diakses yakni melalui saluran telepon biasa (dial-up) dan tanpa berlangganan. Pembayaran yang terjadi dengan penggunaan akses ini adalah pembayaran pulsa penggunaan telepon komersil dengan tarif khusus. Fasilitas umum untuk mengakses internet yang paling dikenal dikalangan masyarakat luas adalah melalui warung internet atau lebih dikenal dengan warnet. Pada dasarnya, sebagian besar warnet merupakan peralihan dari usaha wartel yang melakukan penambahan fasilitas untuk mengakses jaringan internet. Warnet memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pengguna internet terutama dalam harga yang relatif rendah karena pengguna tidak perlu membeli komputer, tidak perlu berlangganan jasa internet dan hanya membayar akses per menitnya. Dengan berkembangnya warnet ini yang menjangkau ke wilayah dimana dimungkinkan terpasang jaringan telepon maka akan meningkatkan jumlah pengguna internet (internet user) sehingga kemungkinan akan terjadinya transaksi juga akan meningkat. 3. Ramadhani, Modul Pengenalan Internet. Revisi 28 Juli 2003, www.dhani.singcat.com diakses Maret 2007. 4 Ibid, diakses Maret 2007.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 3.

(19) Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi atas penggunaan internet di 9 (sembilan) kota di Indonesia terlihat seperti pada tabel dibawah ini : 5. Tabel I.1. No.. Lokasi. Responden. Perusahaan yang menggunakan internet di 9 kota di Indonesia.. Memanfaatkan Internet. Alasan Tidak Memanfaatkan Internet. Ya. Tidak. a. b. c. d. e. 1. Padang. 39. 38. 1. 0. 1. 1. 0. 0. 2. Pekanbaru. 40. 38. 2. 0. 0. 2. 0. 0. 3. Bandar Lampung. 58. 53. 4. 4. 2. 4. 0. 1. 4. Surabaya. 58. 34. 22. 15. 9. 8. 3. 10. 5. Denpasar. 30. 30. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 6. Mataram. 17. 9. 8. 4. 4. 2. 0. 0. 7. Kupang. 15. 10. 5. 5. 5. 5. 5. 4. 8. Pontianak. 32. 31. 1. 1. 0. 0. 0. 0. 9. Palangkaraya. 23. 20. 3. 3. 3. 0. 0. 0. TOTAL. 312. 263. 47. 32. 24. 22. 8. 15. 84.29. 15.06. 68.08. 51.06. 46.80. 17.02. 31.92. PERSENTASE. Sumber : Hasil Survey Pemetaan e-commerce Berbasis Web Tahun 2006 Depkominfo.. Keterangan. :. a.. Tingginya biaya koneksi internet. b. Tidak memiliki tenaga ahli di bidang komputer c. Tidak memiliki strategi bisnis melalui internet d. Kurang kemampuan berbahasa Inggris e. Kurang bermanfaat bagi perusahaan.. 5 Direktorat e-Business, Dirjen Aplikasi Telematika, Departemen Komunikasi dan Informatika, Pemetaan e-commerce berbasis web (hasil survey), 2006, hal. 18.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 4.

(20) Dari data tersebut dapat terbukti bahwa internet bukanlah sesuatu yang baru bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sebagian besar perusahaan telah menggunakan internet sebagai media komunikasi, promosi dan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Bagi perusahaan-perusahaan yang tidak. menggunakan. internet. bukan. dikarenakan. perusahaan-perusahaan. tersebut tidak menyadari akan kehadiran internet serta manfaat internet namun dikarenakan berbagai alasan seperti disebutkan pada keterangan atas tabel diatas. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sejak tahun 1998 jumlah pelanggan dan pemakai internet mengalami kenaikan seperti terlihat pada tabel berikut ini : Tabel I.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan dan Pemakai Internet di Indonesia. (perkiraan s.d. akhir 2005). Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005*. Pelanggan 134.000 256.000 400.000 581.000 667.002 865.706 1.087.428 1.500.000. Pemakai 512.000 1.000.000 1.900.000 4.200.000 4.500.000 8.080.534 11.226.143 16.000.000. Sumber : www.apjii.or.id. Secara keseluruhan memang masih dapat dikatakan bahwa internet relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini dan pada tahap-tahap awal perkembangannya frekuensi pemakainyapun belum terlalu banyak. Namun perkembangan internet di Indonesia telah menunjukan perkembangan yang signifikan. Peningkatan jumlah pelanggan internet yang ada saat ini menunjukan bahwa peluang pasar internet di Indonesia cukup besar. Dari semua kondisi di atas, yang utama bagi user internet Indonesia adalah akses yang murah dan cepat, sehingga mereka bisa menikmati perkembangan teknologi informasi, terutama internet user di tingkat masyarakat daerah. Semua itu. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 5.

(21) akan terwujud jika pengambil kebijakan di bidang ini bisa memiliki pandangan yang seimbang, baik dari segi internet user (masyarakta), maupun dari segi perusahaan penyedia jasa layanan internet dan teknologi informasi. Secara garis besar, perdagangan elektronik (e-commerce) didefinisikan sebagai cara untuk menjual dan membeli barang-barang (dan jasa) lewat jaringan internet. Perdagangan elektronik (e-commerce) mencakup transaksi pembelian serta transfer dana lewat jaringan komputer. Pengertian di atas tidak sepenuhnya merupakan definisi tunggal tentang sistem ini hal ini disebabkan karena hampir setiap saat muncul bentuk-bentuk baru dari e-commerce yang tidak hanya terfokus pada jual-beli online. Walaupun pada prakteknya sistem perdagangan elektronik ini umumnya dilakukan dalam bidang retail seperti misalnya jual-beli buku, compact disk (cd), peralatan elektronik dan barangbarang atau jasa-jasa lainnya melalui situs-situs toko online. Pada. awalnya. perdagangan. elektronik. dilakukan. dalam. kerangka. transaksi-transaksi bisnis antar perusahaan besar, antar perbankan, serta antar institusi finansial lainnya. Namun dalam perkembangannya, fokus perdagangan elektronik (e-commerce) bergeser mendekati konsumen-konsumen individual. Sebagai konsekuensinya, perdagangan elektronik saat ini dilakukan tidak hanya oleh perusahaan-perusahaan besar namun juga dilakukan oleh perusahaanperusahaan yang secara ekonomi tidak berskala besar. Pada kenyataannya perusahaan-perusahaan dengan berbagai skala mendapati kenyataan bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan dari semakin rendahnya biaya perdagangan elektronik lewat internet.6 Pesatnya sistem perdagangan elektronik atau e-commerce antara lain disebabkan oleh :7 a. Proses Transaksi yang singkat. Perubahan sistem transaksi tradisional ke sistem elektronis akan mempercepat proses transaksi tersebut. Proses-proses dalam sistem. 6. Nugroho, “e-commerce : Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya”. Informatika Bandung, 2006. hal.6 7 Wahyono, Teguh, Etika Komputer dan Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi. Andi Offset, Yogyakarta. 2006, hal.169. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 6.

(22) transaksi tradisional seperti pembuatan nota, kuitansi, faktur dan sebagainya tidak perlu dilakukan secara manual dan dapat dilakukan secara otomatis oleh sistem. b. Menjangkau lebih banyak pelanggan. Sebagai sistem yang berada di dalam jaringan global internet, e-commerce memiliki kemampuan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. c. Mendorong kreativitas penyedia jasa . E-Commerce. mendorong. kreativitas. dari. pihak. penjual. untuk. menciptakan informasi dan promosi secara inovatif serta dapat secara cepat melakukan update data secara berkesinambungan. d. Biaya operasional lebih murah. E-Commerce dapat menekan biaya operasional (operational cost) karena dapat dilakukan dengan biaya murah dan efektif dalam penyebaran informasi. e. Meningkatkan kepuasan pelanggan. E-Commerce dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang cepat dan mudah. Operasional yang efisien juga akan memungkinkan. perusahaan. e-commerce. merespons. permintaan. konsumen secara cepat dan akurat. Perdagangan elektronik (e-commerce) yang dilakukan lewat jaringan internet pada dasarnya memiliki kesamaan dengan perdagangan tradisional, tetapi tentu saja memiliki kelebihan-kelebihan yang secara langsung dapat bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Melalui. perdagangan. pemasaran.. Dengan. elektronik,. perusahaan. kemudahan. dan. dapat. memangkas. kecanggihan. internet. biaya dalam. menyampaikan berbagai informasi tentang barang-barang dan jasa-jasa yang ditawarkan langsung ke konsumen dimanapun mereka berada tidak terbatas oleh jangkauan geografis perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang berbisnis secara elektronik juga dapat memangkas biaya operasional toko sebab mereka tidak perlu memajang barang-barangnya di toko yang berukuran besar dengan. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 7.

(23) karyawan yang berjumlah banyak. Perusahaan-perusahaan tersebut cukup mendigitalisasi informasi-informasi tentang barang-barang atau jasa-jasa yang mereka tawarkan dan menampilkannya dalam server milik perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut juga tidak perlu mencetak katalog yang pencetakannya membutuhkan biaya yang tinggi. Mereka juga dapat memangkas biaya penyimpanan (gudang) sebab barang yang dijualnya dapat dikirim langsung dari para penyedia (supplier). Selain itu perusahaan-perusahaan tersebut juga dapat menjalankan bisnisnya selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu. Dengan didukung kecanggihan teknologi komputer, semua keterbatasan sarana, jarak dan waktu transaksi dapat diatasi dengan mudah, hanya dengan klik saja kita dapat mendapatkan barang yang diinginkan, bisa mengetahui apa saja yang kita inginkan dan dapat melakukan transaksi dengan siapa saja tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Kemudahan inilah yang menjadi faktor utama berkembangnya e-commerce. Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan melalui transaksi ecommerce, tidak hanya sekedar membeli buku di toko buku online. Meskipun transaksi pembelian buku secara online tersebut identik dengan e-commerce. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam e-commerce tersebut antara lain adalah 8 : 1.. Pedagangan online melalui world wide web melalui jaringan komputer pribadi (Personal Computer / PC).. 2.. Transaksi online bisnis antar perusahaan.. 3.. Internet Banking yang saat ini sedang berkembang di Indonesia dimana seseorang dapat melakukan pengecekan saldo rekening, mengganti nomor PIN (Personal Identification Number) pada transaksi melalui ATM (Automatic Teller Machine), Transfer antar rekening, dan berbagai kemudahan pembayaran atas transaksi lainnya.. 4.. TV interaktif dimana melalui televisi kita bisa melihat daftar acara secara interaktif, internet lewat TV, dan akses web lewat TV.. 8. Purbo dan Wahyudi, Op.Cit. halaman 7.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 8.

(24) 5.. WAP (Wireless Aplication Protocol) yang juga dapat melayani sistem belanja online. Pembelian tersebut dapat dilakukan melalui telepon genggam (handphone). Dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak dikenal istilah intensifikasi. dan Ekstensifikasi Wajib Pajak. Penggalian potensi terhadap Wajib Pajak yang telah terdaftar atau memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dilakukan dengan cara Intensifikasi Pajak, sedangkan meningkatkan penerimaan pajak dengan cara menambah Wajib Pajak baru dikenal dengan nama Ekstensifikasi Wajib Pajak. Untuk dapat melakukan Intensifikasi Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak yang melakukan kegiatan perdagangan elektronik atau e-commerce tentu saja dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan analisa, serta pendekatan terkait masalah teknologi informasi serta karaterisitik transaksi perdagangan elektronik. Seiring dengan perkembangan teknologi serta kemudahan dan efisiensi biaya dalam transaksi elektronik maka potensi untuk meningkatkan penerimaan sektor perpajakan dari kegiatan transaksi elektronik atau e-commerce tentu saja sangat. besar. disempurnakan. meskipun. masih. diantaranya. terdapat. tentu. saja. masalah-masalah masalah. yang. keamanan. perlu. transaksi,. kerahasiaaan dan pengetahuan yang memadai. Namun bagaimana mekanisme kerja usaha tersebut perlu dilakukan tinjauan pengenaan pajaknya. Transaksi online yang dilakukan melalui internet memiliki karakteristik tersendiri dimana antar penjual dan pembeli tidak melakukan penyerahan barang atau jasa secara langsung (berhadapan) melainkan seluruhnya dilakukan secara virtual. Oleh sebab itu perlu diteliti bagaimana aturan perpajakan terkait penyerahan barang atau jasa melalui transaksi online (e-commerce) tersebut, baik dari segi pembuatan Faktur Pajak, saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai, serta mekanisme kontrol atas transaksi tersebut. Seperti transaksi yang terjadi pada umumnya dimana atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) maka Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak (BKP) maupun Jasa Kena Pajak (JKP) tersebut wajib membuat Faktur Pajak atas setiap transaksi yang dilakukan. Pada transaksi online dimana identitas pembeli atau pengguna jasa tidak. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 9.

(25) diketahui secara detil maka Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) maupun Jasa Kena Pajak (JKP) akan menerbitkan Faktur Pajak Sederhana. Akibatnya adalah sulit mengontrol kepatuhan Wajib Pajak. (Pengusaha Kena Pajak) dalam melaksanakan kewajibannya yakni. pembuatan Faktur Pajak, bila pembeli tidak memerlukan Faktur Pajak tersebut maka atas penyerahan tersebut kemungkinan tidak diterbitkan Faktur Pajak yang menyebabkan hilangnya penerimaan pajak. Selain itu pembeli yang melakukan pembelian dengan nilai yang cukup besar sehingga dapat dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak dapat diketahui karena transaksi dilakukan dalam dunia maya. Transaksi dengan menggunakan internet sebagai media pemasaran barang maupun jasa memiliki kelemahan dari segi pengawasan oleh Direktorat Jenderal Pajak, hal ini disebabkan karena transaksi dilakukan secara online dimana tidak terjadi interaksi secara langsung antara pihak penjual dan pembeli. Bahkan transaksi tersebut bisa dilakukan tanpa memerlukan tempat usaha yang tetap. Identitas penjual dan pembeli juga tidak diketahui secara pasti dan mendetail. Hal ini sangat bertentangan dengan aturan perpajakan atas transaksi yang terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dimana identitas penjual harus diketahui dengan pasti dan mendapat Surat Keterangan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SKPPKP) dan atas setiap transaksi yang dilakukan harus dicantumkan dalam Faktur Pajak yang memuat keterangan yang wajib dipenuhi diantaranya adalah identitas lawan transaksi yang lengkap dan jelas. Idealnya bila semua pihak yang terlibat dalam transaksi secara online (ecommerce) tersebut telah diketahui secara jelas dan setiap transaksi dibuat Faktur Pajak maka akan diketahui secara pasti kontribusi penerimaan pajak atas transaksi online (e-commerce) yang dilakukan. Lebih lanjut Direktorat Jenderal Pajak dapat melengkapi aturan-aturan pelaksanaan terkait transaksi online tersebut sehingga dapat dilakukan pengawasan yang lebih dan tentu saja diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak secara nasional. Jepang adalah sebuah negara dengan tingkat pemahaman dan penerapan teknologi informasi yang cukup tinggi dimana masyarakatnya memanfaatkan internet bukan hanya sebatas penggunaan surat elektronik (e-mail) ataupun. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 10.

(26) mencari informasi (browsing) tetapi internet telah digunakan sebagai sarana perdagangan (e-commerce). Bagi pelaku e-commerce, internet telah digunakan menjadi sarana untuk bisa mendapatkan uang, dan bagi masyarakat pengguna internet, perdagangan elektronik (e-commerce) bukan lagi sebagai sebuah gaya hidup tetapi telah menjadi kebutuhan. Hal ini terlihat dari banyaknya situs perdagangan elektronik yang berkembang bahkan telah menjangkau ke seluruh penjuru dunia seperti contoh perusahaan yang sukses menjalankan bisnis e-commerce adalah produsen peralatan elektronik Sony dengan produk terlarisnya Sony Playstation. Begitu juga perusahaan-perusahaan lainnya yang menawarkan produk-produk seperti musik, video, kado dan bahkan melakukan lelang. E-Commerce di Jepang menawarkan beragam produk barang maupun jasa yang sangat beragam melalui media internet. Hal ini berlawanan dengan AS, dimana konsumen yang melakukan transaksi e-commerce pada umumnya tertarik atas perangkat-perangkat elektronik. Konsumen di Jepang melakukan transaksi atas beragam keperluan seperti peralatan mobil yang canggih, peralatan rumah tangga (home appliance), telepon genggam, Sony PlayStation, dan sebagainya. Telepon genggam merupakan pilihan yang sangat banyak diminati dalam transaksi perdagangan secara online (e-commerce). Beberapa pemain e-commerce yang terkenal di Jepang diantaranya adalah Sony, Casio, Sanyo, Hitachi, Canon, dan sebagainya. Demikian juga dengan negara Australia dimana penduduknya menganggap perdagangan elektronik (e-commerce) adalah transaksi yang memberi banyak kemudahan dan keragaman produk yang ditawarkan. Hal ini membuat transaksi e-commerce semakin tumbuh dengan cepat dan menjadi bagian dari kehidupan bahkan kebiasaan penduduk Australia. Dengan kemajuan perkembangan tehnologi internet maka siapa saja yang menggunakannya dapat melakukan transaksi perdagangan. Hal ini tentu saja berbeda dengan transaksi yang dilakukan pada pasar tradisional. menuntut. pihak-pihak. Perkembangan e-commerce selanjutnya. penyelenggara. perdagangan. elektronik. untuk. meningkatkan pelayanan dan keamanan dalam bertransaksi sehingga konsumen dapat menaruh kepercayaan atas transaksi yang dilakukannya yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan atas bisnis yang dijalankan.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 11.

(27) Dari uraian penerapan transaksi e-commerce pada beberapa negara diatas tentu saja diikuti oleh pengawasan dari pemerintah masing-masing negara dengan menerbitkan aturan-aturan atas transaksi e-commerce khususnya aturan perpajakan yang mengatur antara lain kejelasan atas transaksi yang dilakukan, pengawasan atas transaksi, hak pemajakan, dan tentu saja apabila aturan-aturan tersebut dilanggar akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini akan dibahas aspek perpajakan terhadap negara-negara yang menerapkan transaksi elektronik (e-commerce) dalam menawarkan produk barang maupun jasa. Sehingga diharapkan memberikan sumbangan pemikiran atas penerapan ketentuan terhadap transaksi serupa yang dilakukan di tanah air. Adapun Judul dari penelitian ini adalah : ”Model Pemajakan atas Transaksi E-Commerce (Pembelajaran dari Jepang dan Australia) ”.. B.. Perumusan Masalah Secara teknis e-commerce diartikan sebagai transaksi-transaksi meliputi penjualan, leasing, penawaran lisensi atau pemindahtanganan harta, barangbarang atau informasi. Meskipun usaha ini tergolong baru di Indonesia namun perkembangannya cukup pesat. Sebagaimana diketahui bahwa usaha ini memiliki ciri dan kerumitan tersendiri dalam operasional usahanya sehingga diperlukan pengetahuan dan pengalaman dalam menentukan pengenaan pajaknya. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1.. Bagaimana transaksi perdagangan melalui electronic-commerce ?. 2.. Bagaimana model serta pengawasan otoritas perpajakan atas transaksi e-commerce di negara Jepang ?. 3.. Bagaimana model serta pengawasan otoritas perpajakan atas transaksi e-commerce di negara Australia?. 4.. Hal-hal apa yang bisa diadopsi oleh pemerintah Indonesia dari model serta pengawasan yang dilakukan oleh otoritas perpajakan dari kedua negara tersebut?. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 12.

(28) C.. Tujuan dan Signifikansi Penelitian C.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pokok masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.. Untuk menganalisis bagaimana transaksi perdagangan melalui electroniccommerce.. 2.. Untuk. menganalisis. bagaimana. model. serta. pengawasan. otoritas. perpajakan atas transaksi e-commerce di negara Jepang. 3.. Untuk. menganalisis. bagaimana. model. serta. pengawasan. otoritas. perpajakan atas transaksi e-commerce di negara Australia. 4.. Untuk menganalisis hal-hal apa yang bisa diadopsi oleh pemerintah Indonesia dari model serta pengawasan yang dilakukan oleh otoritas perpajakan dari negara Jepang dan negara Australia. Dengan menetapkan tujuan dari penelitian diatas diharapkan penelitian ini. dapat mengarah kepada suatu proses untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan seperti diatas. Dengan berpedoman pada tujuan penelitian dan permasalahan penelitian maka penelitian ini juga diharapkan mampu menjelaskan model-model pengawasan yang dilakukan oleh negara Jepang dan Australia atas transaksi e-commerce serta hal-hal apa saja yang dapat diterapkan oleh pemerintah Indonesia dari hasil analisa yang dilakukan.. C.2. Signifikansi Penelitian Adapun signifikansi dari penelitian ini adalah: 1. Signifikansi dibidang akademik. Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya perkembangan. ilmu. administrasi. perpajakan. terhadap. model-model. pemajakan atas transaksi e-commerce yang dilakukan oleh negara Jepang dan Australia.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 13.

(29) 2. Signifikansi dibidang praktisi. Diharapkan dapat bermanfaat bagi otoritas perpajakan yakni Direktorat Jenderal Pajak dalam membuat kebijakan perpajakan yang berkaitan dengan transaksi e-commerce, dengan membandingkan pengawasan yang dilakukan oleh otoritas perpajakan di negara Jepang dan Australia. Kebijakan yang diterapakan tentu saja dilakukan dengan melakukan penyesuaian dengan kondisi yang ada di Indonesia, diantaranya dengan melakukan perbaikan atas sumber daya yang ada sehingga diperoleh perangkat sistem, aturanaturan terkait dan sumberdaya manusia yang terlibat didalamnya.. D.. Sistematika Penulisan Tesis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I.. PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menguraikan berbagai hal mengenai: Latar Belakang Permasalahan yaitu alasan pemilihan judul, Pokok Permasalahan yang diuraikan dalam bentuk pertanyaan yang akan diteliti, Pembatasan Masalah agar penelitian ini diharapkan memiliki fokus yang lebih jelas, Tujuan Penelitian yang hendak dicapai dan Signifikansi Penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak serta Sistematika Penulisan.. BAB II.. TINJAUAN LITERATUR DAN METODE PENELITIAN Tinjauan Literatur merupakan kerangka acuan berfikir berupa teoriteori yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian. Teori-teori mengenai e-commerce dan teori-teori pepajakan. Kerangka penelitian merupakan alur penelitian yang berbentuk struktur. Model penelitian menjelaskan. bahwa. penelitian. termasuk. dari. beberapa. jenis. penelitian. Hipotesis penelitian yaitu pendapat sementara yang diambil dari kerangka teori disertai dengan instrumen penelitian.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 14.

(30) Metode penelitian dalam tesis ini terdiri dari sifat penelitian yaitu menjelaskan bahwa penelitian ini sifatnya kualtitatif. Metode penelitian ini disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Sesuai pendekatan penelitian yang dilakukan yakni pendekatan kualitatif dimana yang lebih ditekankan adalah pada proses dan bukan pada hasil akhir atau produk. Hipotesis, dalam pendekatan kualitatif hipotesis tidak diuji tetapi diusulkan (suggested, recommended) sebagai suatu panduan dalam proses analisa data. Hipotesis ini secara terus-menerus disesuaikan dengan data di lapangan, dan menyesuaikan diri dengan data empiris.9 Selain itu dalam bab II ini juga akan memuat beberapa kebijakan perpajakan saat ini.. BAB III.. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Pada bab ini penulis akan menguraikan gambaran umum objek penelitian. Permasalahan yang dihadapi oleh otoritas perpajakan serta bagaimana cara kerja transaksi elektronik (e-commerce) dan dampaknya terhadap perpajakan.. BAB IV.. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Memasuki Bab IV penulis akan menguraikan pembahasan atas data analisis penelitian termasuk pihak-pihak yang terkait dengan transaksi elektronik. (e-commerce).. Bagaimana. seharusnya. peraturan. perpajakan mengatur bisnis e-commerce, objek pajak e-commerce pendapat ahli tentang pengenaan Pajak Pertambahan Nilai terhadap bisnis e-commerce dan perkembangan internet serta e-commerce di Indonesia. Sesuai sifatnya maka Analisis Kualiitatif yang digunakan akan melengkapi kerangka teoritik dan hipotesis berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. 9. Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk ilmu-ilmu sosial, Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2006, hal. 44. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 15.

(31) BAB V.. SIMPULAN DAN SARAN Sebagai. penutup. dalam. penulisan. tesis. ini,. penulis. akan. menyampaikan dua hal sebagai hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, yaitu Simpulan dan Saran.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007.. 16.

(32) BAB II. TINJAUAN LITERATUR DAN METODE PENELITIAN. A.. Tinjauan Literatur Dengan meluasnya perdagangan global, tidak cukup bagi sebuah perusahaan atau seorang entrepreneur hanya dengan mengandalkan iklan dan selebaran untuk mengembangkan bisnis yang dijalankannya. Era perdagangan bebas secara tidak langsung memacu para pengusaha untuk menjalankan bisnisnya seluas mungkin. Internet telah menjadi satu sarana bagi para usahawan guna meningkatkan produktivitas perusahaan yang dijalankan. Salah satunya adalah dengan menggunakan aplikasi e-commerce untuk menjalankan transaksi secara online. Salah satu tampilan dari begitu banyak sistem elektronik adalah website atau situs. Ada situs yang berisikan berita, informasi, profil beragam instansi perusahaan, sampai kepada situs yang menawarkan jual beli barang lewat dunia maya. Situs-situs inipun tidak hanya dimiliki oleh badan-badan hukum tetapi banyak juga yang dimiliki oleh individu-individu dengan berbagai macam latar belakang sosial, pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Untuk memiliki situs-situs tersebut tidak dibutuhkan biaya yang besar sehingga semakin mendorong perkembangan dunia internet.10 Kemajuan teknologi internet tersebut tentunya banyak menimbulkan keuntungan, peluang, dan keunggulan. Bagi perusahaan-perusahaan yang telah mengaplikasikan internet sebagai bagian dari strategi pemasaran produkproduknya dalam bentuk penawaran dan transaksi secara elektronik akan dapat bersaing dalam menjaring konsumen sebanyak-banyaknya dengan biaya yang optimal. Bahkan tidak dibutuhkan outlet fisik ataupun tempat untuk memajang produk-produk yang ditawarkan. Pilihan untuk menawarkan produk-produk perusahaan secara online akan sangat efisien karena modal untuk ekspansi ke luar negeri melalui jaringan fisik tidaklah murah.. 10. Prasetyo, Akuntabilitas Sistem Elektronik. PrimeTax. Edisi April 2003. halaman 56-58.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 17.

(33) Perkembangan bisnis dengan menggunakan internet sebagai media penawaran produk-produk tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi otoritas perpajakan untuk memanfaatkan trend tersebut sebagai sarana untuk meningkatkan penerimaan sektor perpajakan. Hal ini tentu saja menuntut kesiapan dari Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan pengawasan terhadap transaksi e-commerce tersebut, baik dari segi sumber daya manusia, aturanaturan terkait transaksi e-commerce termasuk pengertian istilah-istilah sehingga tidak menimbulkan multitafsir serta perangkat sistem informasi yang dimiliki. Untuk berbisnis seperti layaknya sebuah jaringan ritel, pelaku ecommerce bisa menikmati jaringan kerja yang ada. Ini berarti melibatkan pihak ketiga yang mendukung terselenggaranya jaringan tersebut. Dalam hal ini proses pembelian bisa dilakukan secara online tetapi pengiriman barangnya dilakukan secara offline. Karakteristik lain dari transaksi e-commerce ini adalah produk barang atau jasa yang ditawarkan diubah bentuknya dalam format digital (digitized) yang umumnya berupa artikel, buku, lagu, dan sebagainya dihantarkan baik untuk perusahaan lain maupun pembeli akhir (end-user). Hal ini tentunya menjadi salah satu sebab mengapa atas transaksi e-commerce ini sulit untuk ditelusuri dari mana asalnya dan kemana disampaikan. Artinya diperlukan caracara pembuktian yang lebih dari sekedar cara-cara konvensional yang sudah ada. Akibatnya produk dan jasa yang di-digitized tersebut tidak hanya rawan penggelapan tetapi juga sulit untuk dikenakan pajak khususnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sehingga diperlukan sistem administrasi perpajakan yang baik dan didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk menerapkan aturan-aturan perpajakan dengan pengetahuan berbasis teknologi yang memadai. Hal ini merupakan salah satu alasan untuk melakukan penelitian tentang kegiatan bisnis yang menggunakan e-commerce dalam menawarkan produk dan jasanya secara online. Administrasi Perpajakan mengandung tiga pengertian, yaitu :11 1.. Suatu instansi atau badan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan pemungutan pajak,. 11. Mansyuri. 2002. Kebijakan Fiskal. Yayasan Pengembangan dan Penyebaran Pengetahuan Perpajakan (YP4), Jakarta. Halaman 5.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 18.

(34) 2.. Orang-orang yang terdiri dari pejabat dan pegawai yang bekerja pada instansi. perpajakan. yang. secara. nyata melaksanakan kegiatan. pemungutan pajak, 3.. Proses. kegiatan. penyelenggaraan. pemungutan. pajak. yang. ditatalaksanakan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai sasaran yang telah digariskan dalam Kebijakan Perpajakan, berdasarkan sarana hukum yang telah ditentukan oleh Undang-undang perpajakan dengan efisien.. Sedangkan dasar-dasar bagi terselenggaranya administrasi perpajakan yang baik meliputi :12 1.. Kejelasan dan kesederhanaan dari ketentuan Undang-undang yang memudahkan bagi administrasi dan memberikan kejelasan bagi Wajib Pajak,. 2.. Kesederhanaan. akan. Kesederhanaan. dimaksud. mengurangi baik. penyelundupan. dalam. perumusan. pajak.. yuridis. yang. memberikan kemudahan untuk dipahami; maupun kesederhanaan untuk dilaksanakan oleh aparat dan untuk dipatuhi pajaknya oleh Wajib Pajak, 3.. Reformasi. dalam. bidang. perpajakan. yang. realistis. harus. mempertimbangkan kemudahan tercapainya efisiensi dan efektivitas administrasi. perpajakan,. semenjak. dirumuskannya. kebijakan. perpajakan, 4.. Administrasi Perpajakan yang efisien dan efektif perlu disusun dengan memperhatikan penataan pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan informasi tentang Subjek Pajak dan Objek Pajak.. Administrasi perpajakan merupakan kunci bagi berhasilnya pelaksanaan kebijakan perpajakan. Tugas administrasi perpajakan tidak membuat kebijakan atau ketentuan Undang-undang, tidak memutuskan Subjek Pajak yang dikecualikan dari pemungutan pajak, juga tidak menentukan Objek Pajak baru. Administrasi Perpajakan perlu disusun dengan sebaik-baiknya sehingga 12. Mansyuri, ibid. Halaman 6.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 19.

(35) mampu menjadi instrumen yang bekerja secara efisien dan efektif dalam penyelenggaraan pemungutan pajak sesuai dengan hukum positif.13 Administrasi perpajakan wajib mengacu kepada hukum pajak positip yang sedang berlaku. Apabila kita sedang membahas ketentuan dari hukum pajak, kita sebaiknya bukan hanya memahami bunyi ketentuannya dan interpretasi dari ketentuan tersebut melainkan harus juga dipahami : 1.. Pertimbangan-pertimbangan yang dipakai dalam menentukan ”policy option” yang dianut oleh ketentuan itu, dan. 2.. Rumusan yuridis yang sekarang berlaku, dan. 3.. penyelenggaraan administrasi pajak untuk melaksanakan ketentuan Undang-undang yang berlaku tersebut, sebagaimana dimuat dalam Surat Edaran-Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak.. A.1. Azas Perpajakan. Azas-azas perpajakan oleh para ahli sudah banyak disarankan sebelum Adam Smith menerbitkan bukunya : ”An Inquiry into The Nature and Causes of the Wealth of Nations”. Adam Smith mengemukakan bahwa pemungutan pajak hendaknya didasarkan atas empat azas yaitu :14 - Equality ( keadilan pajak ), Keadilan merupakan salah satu azas yang sering kali menjadi pertimbangan penting dalam memilih policy option yang ada dalam membangun sistem perpajakan. Suatu sistem perpajakan dapat berhasil apabila masyarakatnya merasa yakin bahwa pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah telah dikenakan secara adil dan setiap orang membayar sesuai bagiannya.. - Certainty, Azas certainty (kepastian) menyatakan bahwa harus ada kepastian, baik bagi petugas pajak maupun semua wajib pajak dan seluruh masyarakat. 13. Mansyuri. Ibid. halaman 6. Mansyuri, Pajak Penghasilan Lanjutan Pasca Reformasi 2000. Yayasan Pengembangan dan Penyebaran Pengetahuan Perpajakan (YP4), Jakarta. hal. 11.. 14. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 20.

(36) - Convenience, Azas convenience (kemudahan/kenyamanan) menyatakan bahwa saat pembayaran. pajak. hendaklah. “menyenangkan/memudahkan”. dimungkinkan. wajib. pada. saat. yang. pajak, misalnya pada saat. menerima gaji atau penghasilan seperti saat menerima bunga deposito. - Economy. Biaya pemungutan pajak yang kecil dibandingkan secara proporsional dengan peningkatan penerimaan dan menghindarkan efek distorsi perilaku wajib pajak.. Salah satu aspek dalam pemungutan pajak adalah adanya keadilan. Adam Smith sebagaimana dikutip oleh Waluyo dan Ilyas (2002) juga mengatakan bahwa salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam pemungutan pajak adalah adanya keadilan pajak (equity) yaitu bahwa membayar pajak harus sebanding dengan kemampuannya untuk membayar (ability to pay principle) dan manfaat yang diterimanya (benefit principle).15 Aspek keadilan pemungutan pajak harus senantiasa dipegang teguh, baik dalam prinsip mengenai perundang-undangan maupun dalam prakteknya sehari-hari. Inilah sendi pokok yang seharusnya diperhatikan baik-baik oleh setiap negara untuk melancarkan usahanya dalam rangka pemungutan pajak. Maka dari itu syarat mutlak bagi pembuat Undang-undang pajak, juga syarat mutlak bagi aparatur setiap pemerintah yang berkewajiban melaksanakannya adalah pertimbangan-pertimbangan dan perbuatan-perbuatan yang adil pula. Tidak mungkin suatu negara menghendaki merosotnya kehidupan ekonomi masyarakat karenanya maka politik pemungutan pajaknya harus diusahakan supaya jangan sampai menghambat lancarnya produksi dan perdagangan, dan harus diusahakan supaya jangan menghalang-halangi rakyat dalam usahanya menuju kebahagiaan dan jangan sampai merugikan kepentingan umum. Keseimbangan dalam kehidupan ekonomi tidak boleh. 15. Waluyo dan Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. hal.15. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 21.

(37) terganggu karenanya, bahkan harus tetap dipupuk sesuai dengan fungsi kedua dari pemungutan pajak, yaitu fungsi mengatur.16 Dari seluruh pendapat para ahli mengenai prinsip perpajakan, khususnya pengertian prinsip keadilan para ahli memandang sebagai suatu hal yang mutlak dipertimbangkan dalam sistem perpajakan. Selanjutnya, keadilan dalam pemungutan pajak dibedakan antara keadilan horizontal dan keadilan vertikal17. Suatu pemungutan pajak dikatakan adil secara horizontal apabila beban pajaknya adalah sama atas semua Wajib Pajak yang mendapatkan penghasilan yang sama dengan jumlah tanggungan yang sama tanpa membedakan jenis penghasilan atau sumber penghasilan. Dari. uraian. mengharuskan. di. atas. pembayar. dapat pajak. disimpulkan. bahwa. membayar. pajak. keadilan sesuai. pajak dengan. kemampuannya dan manfaat yang diterimanya sehingga setiap Wajib Pajak yang mempunyai jumlah penghasilan yang sama, seharusnya membayar jumlah pajak yang sama pula. Kondisi ini biasa disebut keadilan horisontal (horisontal equity). Kemudian pembayar pajak yang mempunyai penghasilan yang lebih tinggi, membayar pajak lebih besar. Hal ini disebut keadilan vertikal (vertical equity). Syarat keadilan horisontal adalah sebagai berikut:18 a.. Pengertian penghasilan harus mencakup semua tambahan kemampuan ekonomis;. b.. Globality, yaitu bahwa seluruh tambahan kemampuan ekonomis tersebut merupakan ukuran keseluruhan kemampuan membayar;. c.. Net Income, yaitu bahwa kemampuan membayar tersebut merupakan penghasilan neto atau setelah dikurangkan biaya yang tergolong untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan;. d.. Personal Exemption, yaitu diberikannya pengurangan berupa lapisan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) bagi Wajib Pajak orang pribadi;. e.. Equal treatment for the equals, yaitu seluruh penghasilan dikenakan dengan tarif yang sama.. 16. Brotodihardjo. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Rafika Aditama. Halaman 9. Mansyuri. Op.Cit. halaman 18 18 Ibid, halaman 22 17. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 22.

(38) Syarat-syarat keadilan vertikal adalah sebagai berikut: a.. Unequal treatment for the unequal, yaitu besarnya perbedaan tarif dibedakan oleh jumlah seluruh penghasilan bukan berdasarkan jenis atau sumber penghasilan;. b.. Progression, yaitu Wajib Pajak yang berpenghasilan besar harus membayar pajak yang lebih besar dengan tarif yang lebih besar.. Pemungutan Pajak hendaknya didasarkan atas empat azas yaitu : Equality. Pajak itu harus adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orangorang pribadi sebanding dengan kemampuannya untuk membayar (ability to pay) pajak tersebut. Pembebanan pajak itu adil, apabila setiap Wajib Pajak menyumbangkan suatu jumlah untuk dipakai guna pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingannya dan dengan manfaat yang diterimanya dari pemerintah. Certainty. Certainty yang dimaksud Adam Smith adalah bahwa pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang, sebaliknya pajak itu harus dari semula jelas bagi semua Wajib Pajak dan seluruh masyarakat : berapa jumlah yang harus dibayar, kapan harus dibayar dan bagaimana cara membayarnya. Bagi Adam Smith kepastian hukum adalah lebih penting dari keadilan. Jadi suatu sistem yang telah dirancang menganut azas keadilan apabila tanpa kepastian hukum, maka pemungutan pajak tersebut bisa menjadi tidak adil. Azas kepastian ini bila dihubungkan dengan empat pertanyaan pokok akan menjadi dasar pemungutan pajak yaitu : •. Harus pasti, siapa-siapa yang harus dikenakan pajak,. •. Harus pasti, apa yang menjadi dasar untuk mengenakan pajak kepada Subyek Pajak,. •. Harus pasti, berapa jumlah yang harus dibayar berdasarkan ketentuan tentang tarif pajak,. •. Harus pasti, bagaimana harus dibayar jumlah pajak yang terutang tersebut.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 23.

(39) Convenience. Wajib Pajak yang hendak membayar pajak hendaknya ditentukan pada saat yang tidak menyulitkan, yaitu misalnya pada saat menerima gaji atau menerima penghasilan lain, seperti pada waktu menerima bunga deposito dan lain-lain. Berdasarkan azas ini timbul dukungan yang kuat untuk menerapkan sistem pemungutan yang disebut Pay as you earn. Economy. Biaya pemungutan pajak bagi kantor pajak dan biaya memenuhi kewajiban pajak (compliance cost) bagi Wajib Pajak hendaknya sekecil mungkin. Demikian pula halnya dengan beban yang dipikul oleh Wajib Pajak hendaknya juga sekecil mungkin. Jadi sistem yang dipilih untuk mengumpulkan pajak sejumlah yang diperlukan untuk membiayai kegiatan pemerintah hendaknya adalah sistem yang membebani masyarakat secara keseluruhan sekecil mungkin. Pajak hendaknya tidak menghalangi Wajib Pajak untuk melakukan kegiatan-kegiatan ekonomisnya. Pajak harus memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat daripada beban yang dipikul oleh masyarakat. (R. Mansyuri, 2002) Namun yang lebih penting agar sistem perpajakan secara keseluruhan dapat berjalan dengan baik, maka azas-azas perpajakan harus dapat diterapkan pemerintah dengan baik dan konsisten terutama azas keadilan (equity principle) dan azas kepastian hukum (certainty principle). Karena transaksi e-commerce yang beragam dan tidak mengenal batas-batas negara dimana aturan-aturan yang berlaku juga rawan menimbulkan perbedaaan pendapat (multi tafsir) sehingga diperlukan suatu kepastian hukum dan aturan yang jelas serta tegas atas transaksi yang dilakukan. Tanpa kepastian hukum dan aturan yang jelas maka sistem perpajakan di Indonesia tidak akan dapat berjalan dengan baik karena akan timbul upaya perlawanan dari Wajib Pajak. A.2. Sistem Perpajakan Sistem perpajakan terdiri dari 3 (tiga) unsur pokok yaitu : 19 1. Kebijakan Perpajakan (Tax Policy), 2. Hukum Perpajakan ( Tax Laws), 3. Administrasi Perpajakan ( Tax Administration).. 19. Mansyuri. Pajak Penghasilan Lanjutan. Penerbit IND Hill Co. 1996. hal.18. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 24.

(40) Kebijakan perpajakan positif merupakan alternatif yang nyata-nyata dipilih dari berbagai pilihan, agar dapat dicapai sasaran yang hendak dituju oleh sistem perpajakan itu sendiri. Alternatif-alternatif itu dipilih juga dengan pertimbangan agar sistem perpajakan tersebut tetap bertumpu diatas azas-azas yang sudah ditentukan . Alternatif-alternatif tersebut meliputi : 1.. Pajak yang akan dipungut. Hal ini menyangkut pemilihan. jenis pajak yang akan dipungut oleh. otoritas perpajakan suatu negara. Di Indonesia saat ini dikenal Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang Mewah, Bea Masuk serta Pajak Daerah. 2.. Subjek Pajak. Di Indonesia masih menganut The Classical System yang berarti hanya mengenal subjek pajak perorangan dan subjek pajak badan. Pemisahan kedua subjek tersebut mengakibatkan pemegang saham pada suatu perusahaan merupakan subjek pajak tersendiri dan subjek pajak badan bagi perusahaan itu. Pembagian dividen oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya merupakan objek pajak, namun sebelum dividen tersebut dibagikan kepada pemegang saham adalah merupakan laba perseroan yang telah dikenakan pajak penghasilan bagi perusahaan.. 3.. Objek Pajak. Dalam hal ini yang harus dijawab adalah objek Pajak Penghasilan mana yang akan dikenai pajak (Taxable Income) dan penghasilan apa yang tidak dikenai pajak (Non Taxable Income). Undang-undang perpajakan nasional memakai definisi penghasilan berdasarkan azas sumber dan azas tambahan kemampuan ekonomis, jika untuk Pajak Penghasilan. Biaya apa yang diperkenankan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak (apakah deductible atau non-deductible). Penentuan mengenai apa saja yang merupakan objek pajak inilah yang sangat penting mendapat perhatian dalam menentukan sistem perpajakan yang akan dianut. Objek Pajak yang menjadi dasar pengenaan pajak atas Pajak Pertambahan Nilai adalah penyerahan dan atau perolehan barang dan jasa, sedang objek. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 25.

(41) pajak untuk Pajak Penjualan Barang Mewah adalah barang itu sendiri yang tergolong mewah menurut peraturan.. 4.. Besarnya Tarif Pajak. Perpajakan Internasional tentang Pajak Penghasilan menganut tarif progresif yaitu penghasilan yang rendah dikenakan pajak yang rendah sedangkan penghasilan yang tinggi dikenai pajak yang tinggi pula. Namun jika ditelusuri, Undang-undang Pajak Penghasilan masih ada tarif-tarif tertentu yang tidak mengacu pada tarif progresif yakni dikenakan tarif final. Demikian pula dengan tarif Pajak Pertambahan Nilai yang dianut oleh Undang-undang Pajak Nasional yaitu tarif tunggal. Akan tetapi jika ditelusuri Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai ini juga tarifnya tidak hanya tunggal tetapi masih ada tarif lainnya misalnya Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor.. 5.. Prosedur Perpajakan Nasional memakai istilah Self Assessment , artinya Wajib Pajak yang mempunyai kewajiban mulai dari mendaftar, menghitung, membayar dan melaporkan kewajiban pajaknya. Namun secara teori terdapat tiga sistem pemungutan pajak yakni Self Assessment, Official Assessment dan sistem tambahan Witholding Tax system. Namun apakah sistem pemungutan pajak nasional hanya menganut sistem Self Assessment saja ? Dalam prakteknya ternyata bahwa sistem perpajakan nasional memakai sistem campuran yaitu ketiga sistem tersebut dianut dalam Undang-undang Perpajakan Nasional. Hukum Perpajakan adalah seperangkat peraturan perpajakan yang terdiri. dari Undang-undang beserta peraturan pelaksanaannya. Undang-undang perpajakan mengatur mengenai pokok-pokok pikiran yang bersifat prinsip sedangkan peraturan pelaksanaannya berupa peraturan pemerintah, keputusan presiden, keputusan menteri dan seterusnya. Administrasi Perpajakan merupakan salah satu dari tiga unsur pokok lainnya dalam sistem perpajakan. Administrasi perpajakan merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan kebijakan perpajakan. Sebagai penyelenggara. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 26.

(42) pemungutan pajak berdasarkan Undang-undang perpajakan, administrasi perpajakan perlu disusun dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu menjadi instrumen yang dapat bekerja secara efisien dan efektif. Jika tidak efisien dan efektif maka sasaran dari sistem perpajakan tidak akan tercapai, karena pemungutan pajak pada dasarnya didasarkan atas dua hal, yaitu : 1. Adanya Undang-undang Perpajakan, 2. Adanya fakta kena pajak, yaitu kenyataan yang ada yang menurut Undang-undang harus dikenakan pajak.. Pajak dapat dipungut dengan berbagai cara untuk memudahkan dan menjamin adanya penerimaan pajak atas suatu kejadian.. Cara (Stelsel). pemungutan pajak dapat dilakukan melalui:20 a.. Stelsel Nyata (Real Stelsel) yaitu cara pemungutan pajak yang dilakukan setelah penghasilan yang sesungguhnya dapat diketahui, sehingga biasanya baru dikenakan pada akhir tahun.. b.. Stelsel Anggapan (Fictive Stelsel) yaitu cara pemungutan pajak yang didasarkan pada anggapan yang ditentukan Undang-undang, misalnya penghasilan tahun berjalan dianggap sama dengan penghasilan tahun sebelumnya, sehingga ditetapkan angsuran pajak tahun berjalan yang dihitung berdasarkan penghasilan tahun sebelumnya.. c.. Stelsel Campuran yaitu cara pemungutan pajak yang dilakukan dengan menerapkan stelsel nyata dan stelsel anggapan sekaligus. Selanjutnya, perlu juga diketahui beberapa sistem pemungutan pajak. yang lazim, diantaranya: a.. Official Assessment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan kepada fiscus untuk menghitung dan menetapkan besarnya pajak terutang.. b.. Self Assessment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan kepada Wajib Pajak untuk secara mandiri menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajaknya.. 20. Waluyo dan Ilyas, Op.Cit, halaman 30. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 27.

(43) c.. Withholding System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan. kepada. pihak. ketiga. untuk. memotong/memungut,. menyetor dan melaporkan pajak yang terutang oleh pihak yang menerima penghasilan.. A.3. Pajak Pertambahan Nilai A.3.1.. Pengertian Dasar Pertambahan Nilai adalah suatu nilai yang ditambahkan oleh suatu. produsen (pabrikan, distributor, dan sebagainya) atas barang-barang atau jasa adapun Pengertian Value Added menurut Alan Tait adalah :21 “Value added is the value that a producer (whether a manufacturer, distributor, advertising agent, hairdresser, farmer, race horse trainer, or circus owner) adds to his raw materials or purchases (other than labor) before selling the new or improved product or service. That is, the inputs (the raw materials, transport, rent, advertising, and so on) are bought, people are paid wages to work on these inputs and, When the final good or service is sold, some profit is left. So value added can be looked at from the additive side (wages plus profits) or from the subtractive side (output minus inputs).” Pajak Pertambahan Nilai pada dasarnya merupakan Pajak Penjualan yang dipungut atas dasar nilai tambah yang timbul pada semua jalur produksi dan distribusi. Nilai tambah adalah semua faktor produksi yang timbul di setiap jalur peredaran suatu barang seperti bunga, sewa, upah kerja, termasuk semua biaya untuk mendapatkan laba. Pada setiap tahap produksi nilai produk dan harga jual produk selalu terdapat nilai antara lain, yang utama karena setiap penjual menginginkan adanya keuntungan sehingga dalam menentukan harga jual, harga perolehan ditambah dengan laba bruto (mark up).22 Meskipun Pajak Pertambahan Nilai dapat dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur produksi dan distribusi, namun pajak dikenakan hanya pada pertambahan nilai yang timbul pada setiap jalur yang dilalui barang dan jasa sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai adalah hanya pertambahan nilai yang merupakan biaya 21. Tait. 1988. Value Added Tax : International Practice and Problems. International Monetary Funds. Halaman 4 22 Rosdiana dan Tarigan. 2005. Perpajakan : Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Halaman 214.. Model pemajakan ..., Herry Suwondo, FISIP UI., 2007. 28.

Gambar

TABEL IV.1.  Kategorisasi data berdasarkan hasil pengumpulan data  97
GAMBAR II.1  Proses Bisnis Manual  42
Gambar II.4.
Tabel IV.1.
+3

Referensi

Dokumen terkait

The aimed of this study was investigated 25(OH)D plasma level, IL-4 and GR expression of PBMC in steroid sensitive and resistant pediatric NS patients and the association of

Antara Minat Belajar Siswa dan Proses Belajar Mengajar dengan Partisipasi dalam Mengikuti Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMAN 1 Rancaekek”

Masing-masing Pihak setuju untuk menyerahkan setiap perselisihan yang timbul antara Pihak dan penanam modal dari Pihak lainnya mengenai penanaman modal dari penanam modal tersebut di

35 Ibid... 1) Pertama, larangan menerima pinangan (khitbah). Laki-laki asing tidak diperbolehkan meminang perempuan yang sedang dalam masa iddah secara terang-terangan,

[r]

Walaupun pada penelitian ini hasil yang didapatkan adalah terdapat adanya hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan kejadian stunting , namun perlu diketahui

Dari hasil pengujian terhadap beberapa varietas padi unggul diketahui bahwa semua varietas padi unggul baik yang digiling dengan gilingan kecil, RMU maupun gilingan besar masuk

Berdasarkan hasil wawancara dengan in- forman adanya sistem rujuk balik tenaga medis merasa cukup terbantu, dokter yang merujuk dapat mengetahui perawatan yang diterima oleh pasien