STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI PEMANFAATAN AIR DI DAERAH
IRIGASI MELIK, KABUPATEN JOMBANG DENGAN
MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR
Fauriza Patirajawane1, Rini Wahyu Sayekti2, Endang Purwati2
1Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya – Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
email : fauriza33@gmail.com ABSTRAK
Pemanfaatan sisa imbangan air dapat digunakan untuk memaksimalkan produktivitas dan keuntungan pertanian.Hal tersebut dapat diatasi salah satunya dengan teknik optimasi.Optimasi dimaksudkan untuk mengoptimalkan ketersediaan air irigasi sehingga menghasilkan keuntungan maksimum serta distribusi pemanfaatan irigasi yang lebih efektif dan efisien.Studi ini menggunakan dua alternatif dalam model optimasinya, yaitu menentukan enam alternatif pola tanam berdasarkan luas tanam eksisting sebesar 1833 Ha dan luas tanam baru sebesar 2152 Ha.Program komputer POM-QM for Windows 3 digunakan untuk membantu penentuan variabel keputusan yaitu luas tanam dan keuntungan maksimal. Dari hasil optimasi dengan program POM-QM for Windows 3, maka untuk luas total eksisting (1833 Ha) dipilih pola tanam eksisting yaitu Padi,Palawija,Tebu – Padi,Palawija,Tebu – Palawija,Tebu, dengan intensitas tanaman selama satu tahun sebesar 300% dan keuntungan sebesar Rp. 136.419.700.000. Sedangkan untuk luas total setelah pengembangan (2152 Ha) dipilih pola tanam eksisting yaitu Padi,Palawija,Tebu – Padi,Palawija,Tebu – Palawija,Tebu, dengan intensitas tanaman selama satu tahun sebesar 300% dan keuntungan sebesar Rp. 147.018.500.000.
Kata Kunci :irigasi, neraca air, optimasi, luas lahan, keuntungan pertanian ABSTRACT
Utilization of residual water balance can be used to maximize the productivity and profitability of farming. This can be overcome by optimization techniques.Optimization is meant to optimize the availability of irrigation water to producemaximum profits and the distribution of the utilization of irrigation is more effectiveand efficient. This study is using two of alternative in its optimization model, first is setting six of alternative of cropping layouts that based on existing land area in amount of 1833 Ha and second is using new land area in amount of 2152 Ha. Software of POM-QM for Windows 3 is used to help in the determination of conclusion variabel which are cropping land area and maximum profit. From the optimization with program POM-QM for Windows 3, the existing crop layout was chosen for existing land area (1833 Ha) namely Rice,Palawija,Cane – Rice,Palawija,Cane – Palawija,Cane, with cropped intensity for a year in amount 300% and profit in amount Rp. 136.419.700.000. Meanwhile, the existing crop layout was chosen for new land area (2152 Ha) namely Rice,Palawija,Cane – Rice,Palawija,Cane – Palawija,Cane, with cropped intensity for a year in amount 300% and profit in amount Rp. 147.018.500.000.
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Ketersediaan air dapat mengalami kondisi kelebihan (surplus) atau kekurangan (defisit) akibat pengaturan pola tata tanam yang diterapkan maupun ketersediaan lahan pertanian.Untuk mengetahui ketersediaan air diperlukan analisa neraca air.
Pemanfaatan sisa imbangan air yang
ada dapat digunakan untuk
memaksimalkan produktivitas dan keuntungan tanaman pertanian.Hal ini dapat diatasi salah satunya dengan teknik optimasi.Optimasi dimaksudkan untuk mengoptimalkan ketersediaan air irigasi sehingga menghasilkan produksi pertanian dan keuntungan maksimum serta distribusi pemanfaatan irigasi dapat lebih efisien dan efektif.
1.2. Identifikasi Masalah
Daerah Irigasi Melik merupakan daerah irigasi yang mempunyai luas baku sawah kondisi eksisting seluas 1833 Ha dengan kebutuhan air irigasi sebesar 1,956 m3/detik dan ketersediaan air yang berasal dari Saluran Sekunder Melik.
Gambar 1.Grafik Neraca Air Eksisting Daerah Irigasi Melik
Sumber : Dinas PU Bina Marga dan Pengairan (2014)
Gambar 1. menunjukkan bahwa 1 bulan masih terdapat defisit pada bulan Juni dan 5 bulansurplus pada bulan Januari – Mei serta 6 bulan surplus pada bulan Juli – Desember. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan menggunakan pengaturan
pemberian air irigasi yang baik dan pola tata tanam yang lebih optimal. Hal ini bisa dipresentasikan salah satunya ialah dengan studi optimasi distribusi pemanfaatan air dengan menggunakan alternatif pola tata tanam selama satu tahun dan luas lahan pertanian yang tersedia.
Penyelesaian analisa ini digunakan program linear dengan program bantu
POM-QM for Windows 3.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengoptimalkan debit yang berlebih pada Daerah Irigasi Melik sehingga terdapat keseimbangan pada neraca air.
Manfaat diadakan studi ini yaitu meningkatkan keuntungan hasil produksi pertanian dari pengembangan luas lahan pertanian yang optimal.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Debit Andalan
Studi ini menggunakan metode tahun dasar penentu (basic year) untuk perhitungan debit andalan dengan probabilitas sebesar 80%. Persamaan Weibull digunakan untuk menghitung debit dengan kemungkinan tidak terpenuhi 20%.
2.2.AnalisaKebutuhan Air Untuk
Irigasi
2.2.1. Curah Hujan
Jumlah stasiun penakar hujan tersebar merata sehingga dipilih Metode Rerata Aritmatik (Aljabar).
2.2.1.1. Uji Konsistensi Data Curah Hujan
Pemeriksaan konsistensi data curah hujan menggunakan Metode Kurva Massa Ganda.
2.2.1.2. Curah Hujan Andalan
Perhitungan curah hujan andalan menggunakan metode Basic Year dengan probabilitas andalan sebesar 80%.
2.2.1.3. Curah Hujan Efektif
1. Curah Hujan Efektif untuk Padi Menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01 (1986:106), besarnya curah hujan efektif untuk padi ditentukan berdasarkan pada 70% dari hujan andalan 80% dengan peluang kegagalan sebesar 20%.
2. Curah Hujan Efektif untuk
Palawija
Menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01 (1986:41), besarnya curah hujan efektif untuk palawija ditentukan berdasarkan pada 50% dari hujan andalan 80% dikaitkan dengan tabel USDA-SCS pada Metode USDA.
3. Curah Hujan Efektif untuk Tebu Menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01 (1986:43), besarnya curah hujan efektif untuk tebu ditentukan berdasarkan pada 60% dari hujan andalan 80% dengan peluang kegagalan sebesar 20%.
2.2.2. Evapotranspirasi
Menurut Soewarno (2000),
evapotranspirasi dijelaskan sebagai peristiwa penguapan air bebas (evaporasi) ditambah dengan penguapan air melalui tanaman (transpirasi).
2.2.2.1. Evaporasi
Menurut Achmad (2011), evaporasi diartikan sebagai proses dimana air dalam bentuk cair dikonversi menjadi uap air dan dipindahkan dari permukaan penguapan.
2.2.2.2. Transpirasi
Triatmodjo (2013) mengartikan transpirasi saat air tanah diserap oleh akar tanaman yang kemudian dialirkan melalui batang sampai ke permukaan daun dan menguap menuju atmosfer.
2.2.2.3. Evapotranspirasi Potensial Besarnya evapotranspirasi potensial dihitung menggunakan metode Penman.
2.2.3.Kebutuhan Air Untuk
Penggunaan Konsumtif Tanaman Kebutuhan air tanaman diartikan sebagai kebutuhan air konsumtif dengan memasukkan faktor koefisien tanaman (kc).
2.2.4. Perkolasi
Soemarto (1987) menjelaskan perkolasi sebagai pergerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh ke dalam daerah jenuh.
2.2.5. Penggantian Lapisan Air (Water Layer Requirment)
Menurut Bardan (2014) penggantian lapisan air diberikan setelah masa pemupukan selesai, diusahakan untuk menjadwalkan dan mengganti lapisan air menurut atau sesuai kebutuhan.
2.2.6. Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan
Menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01 Bagian Lampiran II (1986:31), kebutuhan air selama penyiapan lahan dapat dihitung menggunakan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra.
2.2.7. Efisiensi Irigasi
Mengacu pada Bagian Penunjang untuk Standar Perencanaan Irigasi, Dep. P.U. besarnya efisiensi irigasi secara keseluruhan adalah sebesar 65% (Bardan, 2014:71).
2.2.8. Kebutuhan Air Irigasi
Besarnya kebutuhan air irigasi dinyatakan sebagai berikut (Bardan, 2014:57):
1. Kebutuhan bersih air di sawah untuk padi
2. Kebutuhan bersih air di sawah untuk palawija
3. Kebutuhan bersih air di sawah untuk tebu
2.3. Neraca Air
Neraca air dibuat untuk mengetahui kondisi defisit maupun surplus pada daerah yang ditinjau.
2.4. Formulasi Program Linear
Prosedur umum penyelesaian
mathematical programing diawali dengan
mendefinisikan komponen persoalan berikut:
a. Variabel Keputusan b. Koefisien Fungsi Tujuan c. Fungsi Tujuan
d. Koefisien Fungsi Kendala e. Fungsi Kendala
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Studi
Daerah studi yang akan dikaji adalah Daerah Irigasi Melik yang terletak di
Kecamatan Kesamben, Kabupaten
Jombang, dengan luas baku sawah pada kondisi eksisting seluas 1833 Ha. Peta lokasi sebagaimana pada Gambar 2.berikut ini :
Gambar 2.Peta Lokasi Daerah Studi 3.2. Langkah Pengolahan Data
Pengolahan data-data yang diperoleh meliputi :
a. Perhitungan Q80.
b. Perhitungan nilai evapotranspirasi potensial.
c. Perhitungan curah hujan daerah. d. Uji konsistensi data curah hujan. e. Perhitungan R80.
f. Perhitungan kebutuhan air irigasi.
g. Perumusan model matematika. h. Perhitungan neraca air.
i. Perhitungan optimasi dengan
POM-QM for Windows 3.
j. Peningkatan luas lahan optimal dan keuntungan produksi.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Debit Andalan
Perhitungan debit andalan
menggunakan probabilitas sebesar 80%. Nilai debit andalan tertinggi diperoleh pada bulan Februari yaitu sebesar 2,648 m3/dt. Sementara untuk debit andalan terendah diperoleh pada bulan Oktober yaitu sebesar 0,715 m3/dt.
4.2.Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Untuk menghitung kebutuhan air irigasi perlu diketahui pola tata tanam yang digunakan dan disajikan pada Tabel 1.
4.3. Volume Kebutuhan Air Irigasi Hasil rekapitulasi dari kebutuhan air irigasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.Kebutuhan Air Irigasi
Sumber : Hasil Perhitungan
Pola Tanam Musim
Daerah Irigasi Melik Tanam Padi Palawija Tebu Hujan 5354,522 2684,100 2320,685 Kemarau I 7795,369 3239,105 4747,361 Kemarau II 0,000 5748,604 6292,387 Hujan 5354,522 2684,100 2320,685 Kemarau I 7795,369 3239,105 4747,361 Kemarau II 7311,712 5748,604 6292,387 Hujan 5354,522 0,000 2320,685 Kemarau I 7103,061 3239,105 4747,361 Kemarau II 10227,856 5748,604 6292,387 Hujan 5354,522 2684,100 2320,685 Kemarau I 0,000 3239,105 4747,361 Kemarau II 10080,943 5748,604 6292,387 Hujan 5354,522 0,000 2320,685 Kemarau I 7103,061 0,000 4747,361 Kemarau II 10227,856 5748,604 6292,387 Hujan 0,000 2684,100 2320,685 Kemarau I 7062,572 3239,105 4747,361 Kemarau II 10080,943 5748,604 6292,387 Hujan 5354,522 0,000 2320,685 Kemarau I 7103,061 0,000 4747,361 Kemarau II 10227,856 0,000 6292,387
No Kebutuhan Air Irigasi (m
3 /Ha) 1 PTT Eksisting 2 PTT Alternatif 1 6 PTT Alternatif 5 7 PTT Alternatif 6 3 PTT Alternatif 2 4 PTT Alternatif 3 5 PTT Alternatif 4
Tabel 1.Pola Tanam Eksisting dan Alternatif November 1 2 3 Desember 1 2 3 Januari 1 2 3 Februari 1 2 3 Maret 1 2 3 April 1 2 3 Mei 1 2 3 Juni 1 2 3 Juli 1 2 3 Agustus 1 2 3 September 1 2 3 Oktober 1 2 3
Musim Hujan Musim Kemarau I Musim Kemarau II
Bulan Pola Tanam
No.
Padi,Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu Palawija (Jagung),Tebu
PADI PADI
PALAWIJA (JAGUNG)
TEBU
PALAWIJA (JAGUNG) PALAWIJA (JAGUNG)
PALAWIJA (JAGUNG)
TEBU
PALAWIJA (JAGUNG) PALAWIJA (JAGUNG)
PADI PADI
TEBU
PALAWIJA (JAGUNG) PALAWIJA (JAGUNG)
PADI Padi,Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu
Padi,Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu
PADI PADI PADI
1 Alternatif 1 2 Alternatif 2 3 PADI PALAWIJA (JAGUNG) TEBU
PALAWIJA (JAGUNG) PALAWIJA (JAGUNG)
PADI PADI PADI TEBU PALAWIJA (JAGUNG) PADI PADI PALAWIJA (JAGUNG) TEBU
PALAWIJA (JAGUNG) PALAWIJA (JAGUNG)
PADI
PADI PADI
TEBU
PADI
Padi,Palawija (Jagung),Tebu Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu
Padi,Tebu Padi,Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu
Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu Padi,Palawija (Jagung),Tebu
Padi,Tebu Padi,Tebu Padi,Tebu
Alternatif 3 4 Alternatif 4 5 Alternatif 5 6 Alternatif 6 7 : Tanaman Padi : Tanaman Palawija : Tanaman Tebu
: Masa Penyiapan Lahan (PL)
: Bero/Kosong Keterangan :
4.4. Volume Kebutuhan Air Irigasi Tiap-tiap pola tata tanam kemudian dianalisa kebutuhan air irigasinya. Hasil rekapitulasi dari kebutuhan air irigasi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.Kebutuhan Air Irigasi
Sumber : Hasil Perhitungan
4.5. Volume Andalan
Volume andalan merupakan nilai ketersediaan air untuk irigasi yang akan
digunakan sebagai fungsi
kendala/pembatas dalam studi ini. Tabel 4.Volume Andalan
Sumber : Hasil Perhitungan
4.6. Model Matematika Optimasi Studi ini menggunakan optimasi dengan dua alternatif yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan pola tata tanam alternatif berdasarkan luas lahan eksisting.
2. Mengkombinasikan pola tata
tanam alternatif dengan
penambahan luas lahan tidak produktif, dalam hal ini berupa lahan tegalan menjadi lahan produktif pertanian.
Skenario optimasi yang digunakan sebagai berikut :
1. Fungsi Tujuan dan Kendala a. Tujuan
Persamaan untuk fungsi tujuan adalah sebagai berikut :
Z =A.X1a + B.X1b + C.X1c + A.X2a
+ B.X2b + C.X2c+ A.X3a + B.X3b
+ C.X3c
Keterangan :
Z = Nilai tujuan berupa
keuntungan maksimum (Rp) A,B,C = Pendapatan produksi
masing-masing untuk padi, palawija dan tebu (Rp/Ha) X1a,X2a,X3a = Luasan tanaman padi
pada tiap musim (Ha)
X1b,X2b,X3b = Luasan tanaman
palawija pada tiap musim (Ha)
X1c,X2c,X3c = Luasan tanaman padi
pada tiap musim (Ha)
b. Kendala (Constrain) i. Luas Tanam Total :
X1a + X1b + X1c ≤ Xt1
X2a + X2b + X2c ≤ Xt2
X3a + X3b + X3c ≤ Xt3
Keterangan:
Xtn = Luas total D.I. Melik pada
musim tanam ke-n ii. Volume Andalan
Vp1.X1a + Vj1.X1b + Vt1.X1c ≤ Vs1
Vp2.X2a + Vj2.X2b + Vt2.X2c ≤ Vs2
Vp3.X3a + Vj3.X3b + Vt3.X3c ≤ Vs3
Keterangan : Pola Tanam Musim
Daerah Irigasi Melik Tanam Padi Palawija Tebu Hujan 5354,522 2684,100 2320,685 Kemarau I 7795,369 3239,105 4747,361 Kemarau II 0,000 5748,604 6292,387 Hujan 5354,522 2684,100 2320,685 Kemarau I 7795,369 3239,105 4747,361 Kemarau II 7311,712 5748,604 6292,387 Hujan 5354,522 0,000 2320,685 Kemarau I 7103,061 3239,105 4747,361 Kemarau II 10227,856 5748,604 6292,387 Hujan 5354,522 2684,100 2320,685 Kemarau I 0,000 3239,105 4747,361 Kemarau II 10080,943 5748,604 6292,387 Hujan 5354,522 0,000 2320,685 Kemarau I 7103,061 0,000 4747,361 Kemarau II 10227,856 5748,604 6292,387 Hujan 0,000 2684,100 2320,685 Kemarau I 7062,572 3239,105 4747,361 Kemarau II 10080,943 5748,604 6292,387 Hujan 5354,522 0,000 2320,685 Kemarau I 7103,061 0,000 4747,361 Kemarau II 10227,856 0,000 6292,387
No Kebutuhan Air Irigasi (m
3 /Ha) 1 PTT Eksisting 2 PTT Alternatif 1 6 PTT Alternatif 5 7 PTT Alternatif 6 3 PTT Alternatif 2 4 PTT Alternatif 3 5 PTT Alternatif 4
No. Musim Volume Andalan
(m3)
1 Hujan 19.192.896
2 Kemarau I 18.882.720
Vpi = Kebutuhan air padi tiap musim
(m3/Ha)
Vji = Kebutuhan air palawija tiap
musim (m3/Ha)
Vti = Kebutuhan air tebu
tiap musim (m3/Ha)
Vs1,Vs2,Vs3 = Volume andalan
ketersediaan air pada musim tanam I, II dan III (m3) iii. Tanaman Tebu
X1c ≤ Xte1
X2c ≤ Xte2
X3c ≤ Xte3
Dengan ketentuan nilai X1c= X2c =
X3c,sehingga persamaannya menjadi:
X1c- X2c = 0
X2c - X3c= 0
Keterangan :
Xten =Luas total maksimum
tanaman tebu pada tiap musim tanam ke-n
4.7. Rekapitulasi Nilai Optimum 1. Neraca Air
Nilai neraca air diperoleh dari hasil perbandingan antara debit andalan dan debit ketersediaan irigasi.
Selisih nilai neraca air terkecil untuk luas eksisting 1833 Ha terdapat pada pola tanam eksisting yaitu sebesar 0,488 m3/dt. Sedangkan untuk luas
pengembangan 2152 Ha, selisih nilai terkecil juga terdapat pada pola tanam eksisting yaitu sebesar 0,288 m3/dt.
2. Intensitas Tanaman
Nilai intensitas tanaman dinyatakan dalam prosentase untuk setiap musim tanam selama satu tahun.
Hasil intensitas tanaman untuk luas eksisting 1833 Ha adalah sebesar 300% untuk pola tanam eksisting dan pola tanam alternatif 2 hingga alternatif 6. Sementara untuk pola tanam alternatif 1 adalah sebesar 299%.
Untuk luas pengembangan 2152 Ha, hasil intensitas tanaman pada pola tanam eksisting dan alternatif 6 adalah sebesar 300%. Sementara untuk pola tanam
alternatif 2 hingga alternatif 5 adalah sebesar 298% dan untuk alternatif 1 sebesar 285%.
3. Keuntungan Hasil Pertanian Nilai keuntungan hasil pertanian dinyatakan dalam rupiah selama satu tahun. Nilai yang maksimum untuk luas eksisting 1833 Ha terdapat pada pola tanam eksisting dengan keuntungan sebesar Rp. 136.419.700.000. Sementara untuk luas pengembangan 2152 Ha, keuntungan maksimum diperolah pada pola tanam eksisting yaitu sebesar Rp. 147.018.500.000.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan dan analisa dari bab sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Dari perhitungan debit andalan 80%,
didapatkan nilai debit terendah sebesar 0,671 m3/dt padaBulan Oktober Periode 3. Sedangkan nilai debit tertinggi sebesar 3,193 m3/dt pada Bulan Februari Periode 3. Pada kondisi pola tanam eksisting dengan luas tanam 1833 Ha, didapatkan neraca air dengan hasil yaitu 86% kebutuhan irigasi terpenuhi dan 14% kebutuhan irigasi tidak terpenuhi.
Hal ini menunjukkan bahwa
terjadinya ketidakseimbangan neraca air akibat kondisi surplus.
2. Dalam studi ini direncanakan 6 alternatif pola tata tanam dengan dua kondisi yaitu luas total eksisting (1833 Ha) dan luas total setelah pengembangan (2152 Ha). Dari hasil optimasi dengan program POM-QM
for Windows 3, maka untuk luas total
eksisting (1833 Ha) dipilih pola
tanam eksisting yaitu
Padi,Palawija,Tebu
-Padi,Palawija,Tebu – Palawija,Tebu, dengan intensitas tanaman selama satu tahun sebesar 300% dan
keuntungan sebesar Rp.
luas total setelah pengembangan (2152 Ha) dipilih pola tanam eksisting yaitu Padi,Palawija,Tebu -Padi,Palawija,Tebu – Palawija,Tebu, dengan intensitas tanaman selama satu tahun sebesar 300% dan
keuntungan sebesar Rp.
147.018.500.000. 5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil perhitungan dan analisa dalam pengerjaan tugas akhir ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengatasi kelebihan air maka perlu dilakukan variasi kombinasi pola tanam.
2. Perlu dilakukan survei lebih lanjut dan menyeluruh mengenai potensi pengembangan luas lahan yang ada di daerah studi.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Mukhlas. Fauzi, Manyuk. dan Saputra, Efendi. 2014. Optimasi
Pola Tanam Daerah Irigasi Kaiti Samo Kabupaten Rokan Hulu Menggunakan Program Linear.Jurnal Teknik Sipil Vol.1
No.2. Riau: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau. Achmad, Mahmud. 2011. Buku Ajar
Mahasiswa Hidrologi Teknik.
Makassar: Universitas Hasanudin.
Anonim.2013, Irigasi dan
Drainase.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Anonim.1986, Kriteria Perencanaan Irigasi Bagian Jaringan Irigasi (KP-01). Bandung: CV. Galang Persada.
Anonim. 1986. -. Dirjen Pengairan Departemen PU.
Bardan, Mochammad. 2014. Irigasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Chahayati, Choliful. dan Sutrisno. 2014.
Pengaruh Debit Air Terhadap Pola Tata Tanam Pada Baku Sawah Di Daerah Irigasi Kebonagung Kabupaten Sumenep.Jurnal MITSU
Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Vol. 2 No.2 ISSN 2339-0719. Madura: Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja.
Fauzi, Manyuk. Siswanto. Dan Tria, Lukis. 2014. Optimasi Pola Tanam
Daerah Irigasi Uwai Pangoan Kabupaten Kampar. Jurnal Teknik
Sipil Vol.1 No.2. Riau: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau.
Goentono, 1985.Studi Optimasi Lahan
Untuk Peningkatan Produksi Pertanian Di Daerah Irigasi I.S. Molek Seksi Pengairan Brantas Kepanjen. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.
Hirijanto. Azis, Subandiyah. Hargono, Edi. Hidayat, Ibnu. 2013. Kajian
Daerah Irigasi Kabupaten Malang.Jurnal Konferensi Nasional
Teknik Sipil 7. Surakarta: Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret.
Miftahurrahman, 2006.Studi Optimasi
Distribusi Air Pada Daerah Irigasi Rejoagung II Kabupaten Jombang Dengan Program Linier.Skripsi tidak
dipublikasikan. Malang: Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.
Mochammad, Taufan. Nadjaji, Anwar. dan Edijanto. 2013. Studi Pola
Tanam Pada Daerah Irigasi Konto Surabaya Dengan Menggunakan Program Linear.Jurnal Teknik POMITS Vol.2 No.1 ISSN 2337-3539. Surabaya: Jurusan Teknik
Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Institut Teknologi Sepuluh November.
Prafitri, Syane. 2007. Studi Optimasi
Pola Tanam Di Saluran Primer Utara Daerah Irigasi Bedadung Dengan Metode Linear Programming.Skripsi
dipublikasikan. Jember: Jurusan
Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Jember.
Riniwati, Harsuko. 2015. Buku Praktikum
Operation Research. Malang: Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan
dan Kelautan, Universitas
Brawijaya.
Sosrodarsono, Suyono. 1993. Hidrologi
Untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional. Soewarno. 1995. Hidrologi Untuk Teknik.
Bandung: Penerbit Nova.
Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi untuk
Perencanaan Bangunan Air.
Bandung: Idea Dharma
Suhardjono, 1994.Kebutuhan Air
Tanaman. Malang: ITN Malang
Press.
Teguh, Rizani. Dan Sudiadi. 2014. Diktat
Kuliah Teknik Riset Operasional.
Palembang: Program Studi Sistem
Informasi, Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika GI MDP. Triatmodjo, Bambang. 2013. Hidrologi
Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.
Yulianri, Ricky. 2014. Optimalisasi
Alokasi Air Untuk Irigasi Dengan Menggunakan Program Linear
(Studi Kasus Daerah Irigasi Air Manjunto Kiri Kabupaten Mukumoko). Skripsi dipublikasikan.
Bengkulu: Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu.
Zulfikarijah, Fien, 2004. Operation
Research. Malang: PT. Bayumedia