• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hygiene Perusahaan Dan Proyek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hygiene Perusahaan Dan Proyek"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB. V BAB. V

HYGIENE PERUSAHAAN DAN PROYEK  HYGIENE PERUSAHAAN DAN PROYEK 

5.1 Pengertian 5.1 Pengertian

Pen

Pengergertiatian n HigHigieniene e adaadalah segallah segala a sesusesuatu yang berkenatu yang berkenaan dengaaan dengan n berbagaberbagai i masalamasalahh kesehatan, dan segala bentuk upaya untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan, kesehatan, dan segala bentuk upaya untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan, atau d

atau dapat japat juga diuga dikatakatakan bersih kan bersih dan bdan bebas ebas penyakitpenyakit..  Hig

 Higieiene ne PePemsamsahahaanan memempmpununyayai i arart" t" hihigigienene e di di dadalalam m peperurusasahahaanan, , yanyang g daidaiamam  prakt

 prakteknyeknya a mengmengadakaadakan n penilpenilaian aian kepadkepada a faktofaktor-fakr-faktor tor penpenyebyebab ab penpenyakyakit it kwakwalitlitatif atif dandan kwant

kwantitatif didalam lingkungitatif didalam lingkungan an kerja perusahaan kerja perusahaan melalui pengukuran, Hasil melalui pengukuran, Hasil pengukpengukuranuran digunak

digunakan an sebagai sebagai dasar tindakan korektif kepada dasar tindakan korektif kepada lingklingkungan kerja ungan kerja termasutermasuk k lingklingkunganungan disekitar tempat kegiatan kerja.

disekitar tempat kegiatan kerja. Tindakan korektif

Tindakan korektif ini dapat ini dapat berupa tindakan berupa tindakan pencegahan/antpencegahan/antisipisipasi, agasi, agarar pek pekerjaerja dandan masyarakat sekitar

masyarakat sekitar tempat kegiatan kerja terhindar dari bahaya - bahaya kesehatan akibattempat kegiatan kerja terhindar dari bahaya - bahaya kesehatan akibat kerja, kondisi

kerja, kondisi yang yang demikian ini tentunya kan memberikan jaminan kesehatan yang tinggi.demikian ini tentunya kan memberikan jaminan kesehatan yang tinggi. elihat yang demikian ini secara jelas sifat higiene perusahaan,

elihat yang demikian ini secara jelas sifat higiene perusahaan, mempunyai sasaran yaknimempunyai sasaran yakni li

lingngkukungngan an kekerjrja.a. !im!imana ana padpada a pekpekerjaerjaan an kokonsnstrtrukuksi si secsecara ara kekeseselulururuhahan n kokondndisisii lingkungannya

lingkungannya selal selalu u berintberinteraksi eraksi dengan dengan kondisi kondisi teknikteknik  baik  baik yang yang menyangkut menyangkut saranasarana kerja dan prasarana serta lingkungan tempat kerjanya.

kerja dan prasarana serta lingkungan tempat kerjanya.  Kese

 Kesehathatan an KerKerja.ja. emua #egiatan yang mengupayakan untuk memberikan jaminanemua #egiatan yang mengupayakan untuk memberikan jaminan kesehatan kepada setiap tenaga kerja pada semua jenis pekerjaan yang bertujuan, agar setiap kesehatan kepada setiap tenaga kerja pada semua jenis pekerjaan yang bertujuan, agar setiap tenaga kerja

tenaga kerja / / masyarakat masyarakat pokpokerja memperoerja memperoleh derajat leh derajat kesehkesehatan yang atan yang setinsetinggi -tinggiggi -tingginya,nya,  bai

 baik fik fisiksik, atau m, atau mentaental, maul, maupun spun sosiaosial, denl, dengan ugan usaha - usaha - usaha psaha pre$ere$entif dntif dan kuan kuratifratif, terh, terhadapadap  pen

 penyakiyakit-pent-penyakiyakit t / / ganganggugguan an - - ganggangguaguan n kesekesehatahatan n yang yang diakdiakibaibatkan tkan oleoleh h faktfaktoror-fak-faktor tor   pek

 pekerjaerjaan, an, konkondisdisi i kerkerjanjanya ya dan dan linlingkugkungangan n kerja, kerja, serta serta terhadap terhadap penyakit-penyakitpenyakit-penyakit umum.

umum. !i

!isamsampiping ng ititu u pepembmbereriaian n pepeririinindudungngan an kekesesehahatatan n pepekekerjrja a didimamakksusudkdkan an ggununaa mewujudkan produktifitas kerja yang optimal, sehingga diperlukan penyelenggaraan mewujudkan produktifitas kerja yang optimal, sehingga diperlukan penyelenggaraan upaya-upaya

upaya kesehatan kesehatan kerja kerja dan dan pemepemeliharliharaannyaannya. a. secara jelas sifat kesehatan kerja mempusecara jelas sifat kesehatan kerja mempunyainyai  sas

 sasaraaran adalah n adalah manusia, dan hal inmanusia, dan hal ini lebih bersifat medisi lebih bersifat medis .. enda

endasarkan sarkan pada pada penjpenjelasan elasan diatas diatas maka maka pengpenggabugabungan ngan kedkeduanuanya ya yakyakni ni HigHigienienee Peru

Perusahaasahaan n dan #esehatan #erja dan #esehatan #erja atau biasanya disebutkatau biasanya disebutkan an dengdengan an istilaistilah h "H%P&"H%P&'#&'#&"" mempunyai arti

mempunyai arti penggabunpenggabungangan dua disiplin ilmudua disiplin ilmu yakniyakni ilmu medis dan tehnik.ilmu medis dan tehnik.

() ()

(2)

Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja, mempunyai suatu kesamaan pengertian yang Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja, mempunyai suatu kesamaan pengertian yang  juga

 juga merupakan merupakan terjemahan terjemahan dari dari ""Occupational HealthOccupational Health", yang secara umum lebih di", yang secara umum lebih di fokusk

fokuskan an dalam dalam kesehatan kesehatan untuk untuk lingkunglingkungan kerja an kerja dan tedan tenaga/pekerja naga/pekerja di lindi lingkungangkungan tersebut, hal

tersebut, hal ini ini berarti menangani yang berarti menangani yang berkenaan dengan berkenaan dengan masalah -masalmasalah -masalah ah kesekesehatahatann secara menyeluruh di dalam suatu perusahaan.

secara menyeluruh di dalam suatu perusahaan. Pen

Penanganganaanan n kekesehsehataatan n yanyang g dimdimaksaksud ud adaadalah lah usausahaha-us-usaha aha kukuraratitif, f, prpre$e$enentitif,f,  pen

 penyesuyesuaian aian faktfaktor mor manuanusiawi siawi terhterhadap adap pekepekerjaarjaannynnya dan higiene dan lain-lain.a dan higiene dan lain-lain. !a

!ari ri ururaiaian an didiatatas as secsecara ara umumum um HiHigigienene e PePerurusahsahaaaan n dadan n kekesesehahatatan n kekerjrja a didi maksudkan untuk mengangkat derajat kesehatan tenaga kerja setinggi - tingginya, hal ini maksudkan untuk mengangkat derajat kesehatan tenaga kerja setinggi - tingginya, hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang dapat dilakukan dengan cara mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sak

sakit, it, menmengatgatur ur perpersedsediaaiaan n temtempatpat, , carcara-caa-cara ra dan dan syasyarat rat yanyang g memmemenuenuhi hi nonormarma-n-normormaa Hig

Higiene Perusaiene Perusahaan dan haan dan #ese#esehatahatan n #erj#erja a untuuntuk k mencmencegah egah penyakpenyakit it akibatakibat, , baik baik sebagaisebagai akiba

akibat t pekerjpekerjaan aan maupumaupun n penyapenyakit kit umum umum serta menetaserta menetapkapkan n syarsyarat-sat-syarayarat t kesekesehatahatan n bagbagii  pe

 perumrumahaahan.n.

Pada pekerjaan konstruksi Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja ditempat kegiatan Pada pekerjaan konstruksi Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja ditempat kegiatan konstruksi dapat diistilahkan pula higiene proyek dan kesehatan kerja, yang memang berlaku konstruksi dapat diistilahkan pula higiene proyek dan kesehatan kerja, yang memang berlaku dil

dilingkingkungungan tempan tempat kegiat kegiatan kerja atan kerja konstrukskonstruksi i berlaberlangsung.ngsung.

*ntuk mencapai mengangkat derajat kesehatan yang tinggi yaitu tenaga kerja yang sehat *ntuk mencapai mengangkat derajat kesehatan yang tinggi yaitu tenaga kerja yang sehat dan produktif

dan produktif. Higiene . Higiene PerusahaPerusahaan/Proyean/Proyek dan k dan #esehatan #erja #esehatan #erja harus menggunakan ilmu-harus menggunakan ilmu-ilmu yang bersangkutan erat dengannya, seperti, psikologi, toksikologi dan %ain-%ain. ilmu yang bersangkutan erat dengannya, seperti, psikologi, toksikologi dan %ain-%ain.

5.2 Tujuan Utaa 5.2 Tujuan Utaa

Pad

Pada a HakHakikaikatnytnya a HigHigieniene e PerPerusausahaahaan/pn/proyroyek ek dan dan #es#esehaehatan tan #er#erja ja adaadalah lah ununtutuk k  men

mencapacapai i deraderajat jat kesehkesehatan atan kerjkerja a yang yang tingtinggi gi dari dari tentenagaga a kerkerja ja dadan n pekpekerjerja, a, didisamsampipingng seba

sebagai gai saransarana a untuntuk uk menimeningkngkatkaatkan n prodproduksuksi, i, yanyang g behbehandandaskaaskan n kepkepada ada menmeninggingginyinyaa effisiensi dan daya produktifitas faktor manusia dalam produksi.

effisiensi dan daya produktifitas faktor manusia dalam produksi.

ehingga Higiene Perusahaan / proyek dan #esehatan #erja mempunyai

ehingga Higiene Perusahaan / proyek dan #esehatan #erja mempunyai tujuan utamatujuan utama  yai

 yaitu : adaltu : adalah mencah menciptaiptakan tenkan tenaga keaga kerja yanrja yang seg sehahat dat dan prn prododukuktiftif.. Tujuan utama tersebutTujuan utama tersebut dapat dicapai dengan melalui +

dapat dicapai dengan melalui + a.

a. PenPencegcegahaahan dan dan pen pembemberanrantastasan pan penyenyakiakit-pt-penyenyakfakft dat dan kecelakaan-kecelakaan n kecelakaan-kecelakaan akibatakibat kerja,

kerja,  b.

 b. PemPemelieliharharaanaan/pe/perawrawataatan n dan dan penpeningingkatkatan an keskesehaehatan tan dan dan gigii i tentenaga aga kerkerja ja daldalamam li

lingngkkunungagan n kekerjrja a yayang ng mememmenenuhuhi i sysyararatat-s-syyararat at kekesesehahatatan, n, sesehihingngga ga mamampmpuu mempertinggi effisiensi dan daya produkti$itas tenaga manusia secara optimal,

mempertinggi effisiensi dan daya produkti$itas tenaga manusia secara optimal,

 

(3)

ingkungan kerja yang dimaksud meliputi diantaranya tekanan panas, penerangan di tempat kerja, pembatasan debu di udara ruang kerja, sikap badan saat bekerja,

 penserasian manusia dan mesin, pengekonomisan upaya. tingkat kesehatan dan keadaan gii tenaga kerja yang bersangkutan.

c. Pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat-gandaan kegairahan serta kenikmatan kerja,

d. Petlindungan bagi masyarakat di sekitar tempat kegiatan kerja konstruksi  beriangsung, agar terhindar dari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari  pemsahaan yang bersangkutan, dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya- bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh hasil produk saat pembangunan pekerjaan

konstruksi.

e. Tersedianya biaya kuratif kesehatan kerja atas kecelakaan dan penyakit-penyakit akibat kerja, serta penyakit umum yang makin meningkat jumlahnya oleh karena  pengaruh yang memburukkan keadaan oleh bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh  pekerjaan konstruksi. 0iaya-biaya kuratif meliputi + pengobatan, perawatan di rumah sakit, rehabilitasi, absenteisme, kerusakan mesin, peralatan dan bahan oleh karena kecelakaan, terganggunya pekerjaan, dan cacat yang menetap.

5.! Pengaru" K#n$i%i Ke%e"atan Kerja

!ari hasil, data sur$ei terbatas dan pengamatan-pengamatan di sana sini yang dilakukan embaga 1asionai Higiene Pemsahaan dan #esehatan kerja !epartemen Tenaga #erja. !iperoleh kondisi kesehatan masyarakat pekerja di %ndonesia, yakni + 2.  Penyakit Umum 0aik pada sektor pertanian, maupun sektor pertambangan, industri

dan lain-lainnya, penyakit yang paling banyak terdapat adalah +

  penyakit infeksi,

  penyakit endemik yang masih menghinggapi tenaga kerja, antara lain cacar dan

cholera

  penyakit parasit. Penyakit-penyakit parasit, seperti dikarenakan cacing masih

merupakan gangguan yang besar 

 Penyakit-penyakit alat pernapasan seperti flu dan bronchitis merupakan bagian

terbanyak 34-56 dari seluruh penyakit umum7.

 Penyakit perut meliputi 28-96 dari selumh penyakit umum.

 :ngka sakit oleh T.0.;. paru-paru masih tinggi, berkisar diantara 4,8 dan <6

dari tenaga kerja masih dihinggapi penyakit tersebut.

(4)

Perlu diketahui pula kekhususan mengenai gangguan kesehatan pada masyarakat tenaga kerja, yaitu biasanya efek penyakit umum diperburuk lagi oleh faktor-faktor   pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat higiene dan kesehatan. Hal itu dapat

dilihat misalnya dari obser$asi-obser$asi yang menunjukkan bahwa "sterr dan strain" yang berat dalam pekerjaan menyebabkan bertambahnya T.0.;. paru-paru atau penyakit lainnya. elanjutnya obser$asi tahun 2)((-2)( memberikan kesan tentang absenteis tenaga kerja seharinya oleh karena sakit berkisar di antara 4 - <6 dari masyarakat-masyarakat tenaga kerja yang diselidiki, sedangkan penyakit merupakan sebab terpenting dari padanya.

9. Penyakit akibat kerja seperti +

  pneumoconiosis, dermatoses akibat kerja, keracunan-keracunan bahan kimia,

gangguan-gangguan mental psikologi akibat kerja, dan %ain-%ain benar-benar  terdapat pada tenaga kerja.

Pada pekerjaan konstruksi belum ada angka yang pasti tetapi ebagai contoh pada  penelitian-penelitian tenaga-tenaga buruh pekerjaan tambang, ditemui 2/9 6 kasus silicosis. elanjutnya penyelidikan pada 9 orang cardes menunjukkan adanya 9 kasus bronchospasme, 2 kasus bronchitis berulang dan 9 kasus bronchitis chronica.

Hanya saja penyakit-penyakit akibat kerja ini jumlahnya masih nampak seolah-olah sedikit, oleh karena disebabkan tidak adanya laporan, tidak dibuatnya diagnosa kearah  penyakit tersebut, atau dikarenakan labour turnover  yang tinggi, dan belum cukupnya fullemployment. 1amun begitu, kadang-kadang gangguan kepada pekerjaan sangat  besar, seperti halnya ternyata pada kasus-kasus yang tersangka tabacosis dengan buruh- buruh bertiduran di klinik dan mengeluh badan panas, batuk dan pusing kepala.

#ematian oleh keracunan pertisida benar-benar pernah terjadi, walaupun jumlah  penderita yang sebenarnya tidak diketahui secara pasti, oleh karena tidak adanya laporan yang lengkap. &ffek kronis tidak dipahami oleh majikan ataupun buruh secara jelas, walaupun pada berbagai keadaan di perusahaan kadang-kadang terdapat kesadaran tentang adanya kesehatan yang memburuk sebagai akibat makin lamanya bekerja. !ermatosis kulit teriihat pada buruh-buruh yang bekerja dengan bahan-bahan kimia,  baik pada industri, maupun pada pertanian. Penyelidikan-penyelidikan tentang dermatoses oleh pupuk atau racun-racun hama menunjukkan tentang kebenaran adanya kelainan-kelainan kulit oleh bahan-bahan tersebut.

0ahkan oleh karena pengalaman lapangan, telah tidak dipakai lagi misalnya  persenyawaan air raksa organik yang sangat mengganggu kulit-kulit pekerja itu.

(5)

4. #eadaan gii pada buruh-buruh menurut pengamatan yang pernah dijalankan sering tidak menguntungkan ditinjau dari sudut produkti$itas kerja.

:dapun keadaan gii kurang baik dikarenakan penyakit-penyakit endemis dan parasitis, kurangnya pengertian tentang gii, kemampuan pengupahan yang rendah, dan beban kerja yang terlalu besar.

uatu pengukuran berat badan pada buruh yang berada pada suasana panas dan berdebu menunjukkan berat badan rata-rata 5(,) kg, padahal untuk golongan administrasi dengan tinggi yang sama 3sekitar 2,8< meter7 berat badan adalah 89,8 kg. Terlihat tendensi, bahwa beban-beban kerja yang terlalu berat dan mengganggu kesehatan menurunkan berat badan. Pada keadaan tersebut produkti$itas tenaga kerja sangat rendah. 5. ingkungan kerja sering-sering kurang membantu untuk produkti$itas optimal tenaga

kerja. keadaan suhu, kelembaban dan gerak udara memberikan suhu efektif di luar  kenikmatan kerja. elain iklim tropis, heat stress di sana-sini melebihi inde= 2.

Penerangan yang penting untuk melakukan kerja sering diabaikan, dengan akibat kelelahan mata, yang besar dan menurunnya effisiensi. %tensitas bunyi banyak  melebihi <8 d03:7 sehingga bukan saja mengganggu produkti$itas tapi juga mulai  pada taraf membahayakan.

ingkungan kerja sering-sering penuh oleh debu, uap, gas dan lain-lain yang di satu  pihak mengganggu produkti$itas, dan mengganggu kesehatan di pihak lain. ama sekali  belum ada pengertian tentang 1ilai :mbang 0atas, ataupun kalau disadari, belum ada kemampuan untuk menge$aluasi dan mengadakan perbaikan lingkungan kerja. !ari suatu e$aluasi effek debu Hibiscus, ternyata keluhan-keluhan yang menunjukkan kurangnya kesenangan bekerja pada tenaga kertja yang "eposed"  kepada debu sangat mencolok.

8. Perencanaan atau pemikiran tentang penserasian manusia dan mesin serta perbaikan cara kerja sesuai dengan modernisasi yang berprinsip sedikit-dikitnya energi tetapi setinggi-tingginya output kerja pada umumnya belum diketahui.

Tidak jarang ukuran mesin atau peralatan kerja sangat berbeda dengan ukuran-ukuran tenaga kerja. di satu, haf tersebut dikarenakan mesin-mesin atau perkakas- perkakas pada umumnya diimport, tetapi di pihak lain, dikarenakan sama sekali belum adanya kesadaran. *ntuk hal tersebut periu adanya pengertian dari penguasa, buruh dan  pihak lainnya tentang perencanaan manusia dan mesin, suatu pengetahuan yang di  1egara-negara maju diterapkan dari hari ke hari secara terus menerus.

(6)

0aiklah bila kita tidak bicara tentang mesin-mesin yang rumit, melainkan tentang suatu contoh yang sangat sederhana ialah cangkul sebagai alat pertanian, berbagai jenis cangkul yang diimport atau yang dibuat dalam negeri, dapat dipilih bentuk dan ukuran yang paling sesuai, agar terdapat kesehatan yang optimal dan produkti$itas setinggi-tingginya.

(. !itinjau dari segi mental psikologis tenaga-tenaga kerja baru mengalami goncangan-goncangan hebat sebagai akibat keadaan perubahan sosial politik, seperti dengan adanya puncaknya kekacauan di jaman >.4., peristiwa kerusuhan diberbagai daerah kerusuhan, dan setelah itu barulah tenaga kerja mengalami perbaikan perbaikan ke arah stabilisasi keadaan.

edangkan psikologi industri dan psikologi kerja hanya dikenal pada perusahaan- peaisahaan besar, begitupun baru pada taraf permulaan. Padahal lapangan tersebut akan sangat membantu penyesuaian emosionil dan mental para tenaga kerja terhadap  pekerjaannya. Pada umumnya belum diketahui, bahwa kebudayaan kerja yang harus dimiliki oleh settap tenaga kerja pada khususnya dan 0angsa pada umumnya yang sedang membangun hams didiisi dengan usaha-usaha yang menimbulkan kegairahan serta kenikmatan kerja kea rah dedikasi yang sempurna.

. #esejahteraan tenaga kerja yang sering-sering kurang baik dikarenakan pengupahan yang rendah, diperburuk iagi oleh tidak dikenal dan tidak diprakteknya usaha keluarga  berencana dan indutri sering beridiri sendiri dan terietak jauh dari masyarakat umum, maka usaha keluarga berencana akan berhasil baik, apabila diintegrasikan dengan kegiatan kesehatan perusahaan.

<. 0elum dipahami dengan benar hubungan antara kesehatan dengan tinggi-rendahnya  proiduktifitas, baik oleh pengusaha dan buruh atau pihak lainnya.

elalu terdapat anggapan pada mereka, bahwa usaha kesehatan hanyalah usaha kesejahteraan semata, dan tidak membantu dalam soal produkti$itas. edangkan ceramah-ceramah dan penerangan yang diperlukan untuk merubah pandangan dan sikap demikian sangat terbatas jumlahnya. ehingga periunya kesehatan kerja dimasukkan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan bagi para pengusaha dan buruh. yang mengarah kepada  penanaman pengertian pembentukan skill dilandasi dengan factor kesehatan kerja. ). 'endahnya fasilitas kesehatan yang ada di perusahaan masih jauh/belum memenuhi

harapan. Pendekatan usaha kesehatan biasanya terlalu kuratif, belum atau sedikit sekali menyelenggarakan usaha-usaha pre$entif, lebih-lebih %agi apa yang disebut gerakan kesehatan dalam produkti$itas belum terpikirkan sama sekali.

(7)

#esulitan-kesulitan antara lain dikarenakan dokter-dokter perusahaan sering-sering adalah dokter part-time, sehingga sangat terbatas kesempatan untuk mengembangkan lapangan kesehatan dalam produksi.

2. 0elum diterapkan dengan baik masalah higiene, kesehatan dan keselamatan kerja, walaupun telah cukup banyak banyak perundang-undangan yang mendukungnya, tetapi implementasinya sering-sering mengalami kesulitan, oleh karena terbatasnya tenaga untuk   pengawasan ataupun yang mengerti, sehingga masih periunya dibina skill untuk   pengenalan dan e$aluasi gangguan-gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja pada

tempat kegiatan, cara dan lingkungan kerja, sehingga perlu lebih disosialisaikan ke seluruh jajaran pengurus/pengusaha dan pekerja. terutama pada perusahaan- perusahaan menegah dan kecil.

empelajari keadaan diatas dan untuk mengatasi pengaruh buruk, dari kondisi-kondisi kesehatan kerja, khususnya yang meliputi sektor tenaga kerja, atau sektor   produktif, maka +

a. Perlu pelaksanaan higiene perusahaan/proyek dan kesehatan kerja di tempat kegiatan konstruksi.

 b. Perlunya adanya tenaga kesehatan pada tingkat perusahaan dan perlu ditingkatkan  pengerahan tenaga-tenaga kesehatan ke dalam sektor produksi jasa klonstruksi. erta  perlunya dibina para teknisi pekerjaan konstruksi dengan skill tambahan tentang

higiene perusahan/proyek dan kesehatan kerja.

c. Perlu diusahakan pendidikan dan training kepada pengusaha dan buruh tentang  pentingnya kesehatan produksi dalam meningkatkan produkti$itas tenaga kerja sebagai

sarana kearah peningkatan kesejahteraan masyarakat pekerja jasa konstruksi.

d. Perlu dikembangkannya "applied research" yang dapat menemukan karakteristik-karakteristik masyarakat pekerja, misal saja tentang waktu kerja dan istirahat, gii dan produkti$itas, daerah-daerah nikmat kerja dan produkti$itas kerja optimal, dan %ain-%ain sebagainya. 1amun research baru benar-benar berjalan, apabila telah dibangun keahlian dan peralatan yang memadai secukupnya. Hasil-hasil selain untuk  diterapkan dalam praktek, research akan merupakan pula standar-standar untuk   perundang-undangan.

e. #eahlian-keahlian dalam hiperkes dengan lembaganya harus selalu dapat dimanfaatkan oleh setiap sektor produksi konstruksi, manakala sewaktu-waktu diperiukan nasehat-nasehat sesuai dengan tingkat kebutuhannya. 0aik yang ada ditingkat propinsi maupun kota/kabupaten.

(8)

f. Pembinaan lapangan kesehatan dalam produksi di tempat kegiatan konstruksi ini memerlukan kerja sama yang sebaik-baiknya diantara institusi/departemental #esehatan, agar diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

!engan usaha-usaha tersebut, maka diharapkan, bahwa occupational health, sebagai bagian lapangan kesehatan yang berintegrasi dengan produksi konstruksi, dapat menghilangkan hambatan-hambatan dan sanggup menunjang serta meningkatkan ataupun mempertahankan secara maksimal produktifitas kerja

5.& Hu'ungan Ke$#(teran Pen)ega"an $an Ke%e"atan *a%+ara(at

Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja sebagai satu kesatuan adalah spesialisasi dalam llmu #esehatan asyarakat 3Public Health7 dan llmu #edokteran Pencegahan 3 Preventif   !edicine7 yang diterapkan bagi masyarakat pekerja. Pada Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja selalu dipakai pedoman+ "Penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah", dan itu Hiogene Perusahaan dan #esehatan #erja adalah kedokteran Pencegahan. elain itu, pada usaha-usaha atau tindakan-tindakan Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja, yang menjadi "pasien" adalah masyarakat, yaitu masyarakat pekerja, masyarakat sekitar satu  perusahaan, dan kadang-kadang masyarakat umum yang menjadi konsumen dari produk- produk suatu perusahaan, maka tepatlah pula bila dinyatakan, bahwa Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja adalah satu bagian dari #esehatan asyarakat. !an memang demikianlah sebenarnya, Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja berkembang dari #edokteran Pencegahan dan #esehatan asyarakat. Tetapi, biarpun demikian, tidaklah  boleh dilupakan, bahwa Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja mengandung segi-segi

kuratif, walaupun titik berat ditekankan kepada pencegahan.

Pendekatan-pendekatan yang biasa dilakukan dalam kedokteran pencegahan, kesehatan masyarakat dan epidemilogi sangat baik untuk dilakukan dalam usaha higiene perusahaan dan kesehatan kerja. maka dari itu dasar-dasar pemikiran seperti berikut beriaku pula dalam kesehatan yang erat hubungannya dengan proses produksi ini +

a. gangguan kesehatan, yang juga merupakan gangguan effisiensi kerja, adalah proses dinamis dalam hubungan penyebab 3sebab dari gangguan7, manusia dan lingkungan. Proses tersebut dimulai dari keadaan normal 3sebelum dan ketika mulai kerja7, kemudian perubahan-perubahan yang belum menampak sebagai gejala, lalu sakit, cacatatau kematian?

 b. sebab-sebab dari gangguan kesehatan dan effisiensi tersebut adalah jamak, misalnya beban kerja yang berat, tekanan panas tinggi, faktor kimia di udara, dan (

(9)

ain-lain, sedangkan yang terkena adalah bukan hanya perseorangan, melainkan masyarakat tenaga kerja?

c. pencegahan bermaksud memutuskan rantai proses tersebut sedini-dininya, sedangkan epidemilogi mempeiajari kwalitas reaksi-reaksi kelompok tenaga kerja terhadap sebab-sebab dalam pekerjaan dan lingkungan kerja?

d. kesehatan normal dan sehat serta effisiensi perlu di dekat secara statistik.

ebagai akibat dari pemikiran tersebut, maka dalam higiene perusahaan dan kesehatan kerja dapat dipakai pedoman +

a. Proses e$aluasi gangguan kesehatan, jadi juga gangguan effisiensi, pada umumnya dapat diputuskan.

 b. cara memutuskan proses adalah dengan meniadakan atau mengendalikan interaksi diantara tenaga kerja, faktor penyebab dan lingkungan kerja.

c. Perlu kemampuan mendeteksi perubahan pada tenaga kerja sedini mungkin.

d. Pemeriksaan kesehatan berkala sangat penting dan lebih kerap pada kasus-kasus dianggap perlu.

e. Tidakan-tindakan didasarkan atas hasilnya pada sejumlah terbesar dari masyarakat tenaga kerja, juga dikelompokkan menurut jenis kelamtn, umur, pekerjaan dan  besamya pengaruh dari sebab dan lingkungan kerja.

f. Pemeriksaan dan usaha-usaha seperlunya terhadap tenaga kerja yang memperlihatkan keluhan-keluhan.

g. Perlu pendidikan tentang gangguan-ganggguan dan cara pencegahannya kepada  pengusaha dan tenaga kerja.

h. #ebiasaan-kebiasaan dan tradisi tenaga kerja perlu diketahui dan dipelajari.

i. tindakan dini merupakan pencegahan terhadap perkembangan gangguan yang lebih  jauh.

 j. #emampuan menyelenggarakan administrasi yang baik dan menarik partisipasi masyarakat sangat penting.

#edokteran pencegahan adalah ilmu dan seni untuk pencegahan penyakit, memperpanjang dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta effisiensi. aka dalam higiene perusahaan dan kesehatan kerja, effisiensi, yang disebut terakhir terutama dalam hubungan kerja lebih tampil ke depan. edangkan kesehatan masyarakat adalah kedokteran  pencegahan yang diselenggarakan melalui usaha-usha kemasyarakat untuk +

a. sanitasi lingkungan?

 b. pemberantasan penyakit menular?

(10)

c. pendidikan tentang higiene perorangan?

d. pengorganisasian pengobatan dan perawatan untuk diagnosa dan terapi dini? e. pengembangan aparat sosial.

@ang memungkinkan indi$idu dalam masyarakat memiliki suatu standar dalam kehidupan untuk memelihara kesehatannya. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja menekankan usaha-usaha kuratif, pre$entif, penyehatan tempat, cara dan lingkungan kerja, kesehatan perumahan tenaga kerja dan %ain-%ain, yang pada dasarnya sejalan.

0agan tingkat dan usaha-usaha pencegahan dalam kedokteran pencegahan pada dasarnya dapat diterapkan pada higiene perusahaan dan kesehatan kerja 3Ta'e, 5.17.

< Ta'e, 5.1 Tingkat dan *paya Pencegahan dalam Hubungan gangguan kesehatan dan

(11)

Terdapat kecenderungan, bahwa usaha-usaha higiene perusahaan dan kesehatan kerja diluaskan kepada keluarga dan masyarakat sekitar perusahaan, sedangkan program kesehatan masyarakat meluas mencakup tenaga kerja dan keluarganya.

!ampak yang dirasakan adalah mempengaruhi terhadap sektor ketenagakerjaan, ekonomi, stabilitas dan sebagainya, baik skala mikro maupun makro. Hal ini perlu dihindari dan dicegah dengan cara menerapkan #4 secara konseptual, terencana dan  berkesinambungan.

Pelaksanaannya tidak mudah karena periu kesadaran dan pemahaman semua pihak dan harus yakin bahwa penerapan #4 keberadaannya sangat.dibutuhkan dan sangat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi perusahaan dalam meningkatkan produkti$itasnya. !alam skala  besar akan membantu pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

!isadari bahwa berbagai kebijakan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran budaya #4 belum mendapatkan hasil seperti apa yang diharapkan. 0anyak faktor  eksternal maupun internal yang perlu dipertimbangkan dan diantisipasi agar dalam

) Ta'e, 5.2 Perbedaan antara Higiene Perusahaan dan #esehatan #erja dengan #esehatan

(12)

menghadapi tantangan dan peluang ke depan industri konstmksi kita masih mampu bersaing dan tetap tegar.

5.5 Da%ar-Da%ar Higiene Peru%a"aan

!asar - dasar higiene perusahaan, diantaranya meliputi + kebersuhan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja, gangguan penyakit umum, kecelakaan di pekerjaan konstruksi, usaha -usaha kesehatan kerja, penyakit akibat kerja, yang diterangkan sebagai berikut ini +

a. Ke'er%i"an $an Ke%e"atan ing(ungan Kerja

#ebersihan disini menyangkut kebersihan dan higienis dalam perusahaan ataupun lingkungan proyek seperti + penyediaan :ir minum, kakus, tempat cuci dan buangan air  kotor, ruangan makan/kantin, dan lain-lainnya yang menyangkut kebutuhan kesehatan kehidupan di tempat kegiatan kerja.

ingkungan kerja konstruksi, terutama tempat kerja harus dapat dijamin tingkat kesehatannya, dengan kebersihan lingkungan lokasi kerja, penerangan yang baik, $entilasi yang baik, usaha-usaha sanitasi yang sehat dan getaran dalam tingkat frekwensi yang tinggi.

*ntuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, hams dapat dilakukan usaha-usaha mengurangi terjadinya bahaya, seperti pengeboran tanah dengan system basah yang sanggup mengurangi jumlah debu bebas ke udara, cara masuk yang aman ke dalam mang bawah tanah seperti trowongan, mang lantai bawah tanah 3basement 7.dengan penerangan dan $entilasi yang cukup *saha penerangan yang  baik antara lain sangat berguna bagi pencegahan kecelakaan., tersedianya sanitasi terutama penting untuk meniadakan wadah-wadah penyakit perut dan cactng diantara kaum pekerja. Aeiasnya, betapa pentingnya kerja sama medis dan tehnik untuk usaha-usaha higiene perusaha-usahaan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan konstruksi.

anitasi lingkungan sangat penting bagi pekerja-pekerja dan keluarganya yang  biasanya tinggal dalam barak-barak kerja khusus perkampungan untuk masyarakat  pekerja pekerjaan konstruksi, sanitasi diperlukan untuk pembuanBan kotoran, dan limbah-limbah cair, dari barak/perkampungan masyarakat konstmksi di tempat kegiatan konstruksi.

Pemberantasan nyamuk, lalat, tikus dan %ain-%ain. @ang capat dilakukan secara  berkala, tertib dan konsisten, Penyediaan air minum yang bersih / higienis, sangat

diperlukan bagi pekerja.

(13)

'. Gangguan-gangguan Pen+a(it Uu

eperti berlaku pada umumnya pekerja-pekerja pekerjaan konstruksipun menderita  penyakit umum seperti yang terdapat pada masyarakat luas. Aenis penyakit- penyakit umum yang terjadi di pekerjaan konstruksi ini jauh lebih banyak dari pada  penyakit-penyakit akibat kerja dan sangat $ariatif, hal ini sangat tergantung dari jenis

dan karakteristik serta lokasi pekerjaan konstruksi itu sendiri, lokasi ada yang di kota-kota dan ada kalanya di daerah yang jauh terpencil di dalam hutan ataupun daerah yang tidak didiami manusia.

0erkenaan dengan hal diatas sangat diperlukan adanya program pengobatan dan  perawatan yang meliputi keluarganya. !emikian pula P4# sangat dirasakan

keperiuannya untuk pekerja-pekerja pekerjaan konstruksi.

Penyakit-penyakit umum sebagaimana biasa sangat dipegaruhi ke arah yang lebih buruk  oleh akibat-akibat kerja dan lingkungan pekerjaan pekerjaan konstruksi yang menjadi  beban tambahan. #eadaan udara lembab di bawah tanah 3bagi yang bekerja di ruang  bawah tanah atau terowongan7, pencemaran lingkungan oleh gas dan debu, dan

lain-lain dapat meningkatkan jumlah absenteisme.

>angguan penyakit umum, pada umumnya disebabkan oleh lingkungan kerja yang tidak sehat dan bersih atau tidak higiene, diantaranya seperti penyakit +

 !emam berdarah,  alaria

 Terserang menular lainnya, dll

). Ke)e,a(aan Uu Pe(erjaan K#n%tru(%i

Perkerjaan konstruksi penuh dengan bahaya-bahaya kecelakaan, baik jatuh atau tertimpa benda-benda yang jatuh termasuk atap pekerjaan konstruksi atau dinding yang rubuh, maupun ledakan-ledakan. Aatuh dapat pada umumnya memniliki ketinggian lebih dfari 4 meter, dan banyak yang bekrja naik dan turun, melalui sistim tangga-tangga.

0ahaya rubuh atau runtuh bagian atas bangunan seperti, atap, dinding dan lantai atas dari suatui ruangan yang mempunyai lantai lebih dari 2 3satu7, hal ini biasanya sebagai akibat sistim penyokong/perancah dinding atau atap yang kurang baik pemasangannya atau oleh karena pekerjaan konstruksi berumur tua.

0ahaya ledakan-ledakan terjadi biasanya akibat meledaknya gas methan ataun debu arang batu halus 3untuk yang bekerja di bawah tanah7. !itinjau dari sudut bahaya

(14)

kecelakaan ini sangatlah penting, unyuk haC ini perlunya usaha-usaha pencegahan kecelakaan yang sebaik-baiknya.

0ahaya - bahaya kecelakaan kerja selain yang diatas, dapat juga terjadi karena sangat minimnya kesadaran pekerja dalam penggunaan :lat Pelidung !iri 3:P!7 dari, ataupun keadaan kurang amannya lingkungan. . 0ahaya kecelakaan kerja dapat dikelompokkan sebagai +

2. 0ahaya kebakaran sebagai akibat penggunaan bahan / material seperti, minyak, solar,  bensin dan gas karbit/gas epiji.

9. 0ahaya tersetrum dan terbakat sebagai akibat pemakaian arus listrik.

4. 0ahaya peledakan akibat penggunaan bejana bertekanan, yaitu botol at asam dan  pesawat karbid., penggunaan bahan peledak untuk penghancuran bangunan lama atau

memecah gunung btu di Duary atau di trowongan 5. 0ahaya mesin akibat bagian-bagian mesin yang berputar.

8. 0ahaya petir dan kebakaran, akibat tidak tersalurnya petir dengan semestinya (. 0ahaya genangan air seperti hujan dan kebanjiran .

. 0ahaya keracunan akibat penggunaan bahan kimia berbahaya

<. 0ahaya keruntuhan / kejatuhan / kerubuhan benda - benda konstruksi

). 0ahaya kelelahan dan psikologis, sebagai akibat beban kerja berlebih seperti, uhu dan kelembaban tinggi, #adar debu, gejala byssinosis.

$. U%a"a-u%a"a Ke%e"atan Kerja

*saha atau disebut juga upaya - upaya kesehatan kerja merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan di semua perusahaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan  pokok undang-undang ketenagaketjaan, telah dengan jelas menetapkan bahwa  pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari pada upaya periindungan tenaga kerja yang harus dilaksanakan sesuai dengan martabat tenaga kerja sebagai manusia.

*paya periindungan kesehatan kerja merupakan hal yang penting dan harus dilaksanakan di semua tingkatan pekerjaam termasuk yang ada di jasa konstruksi, sebab +

 Tenaga kerja merupakan sumber daya yang sangat menentukan jalanya industri.  Pekerjaan dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja

 #egiatan kerja di semua tingkatan pekerjaan akan selalu mengandung resiko

 bahaya bagi kesehatan tenaga kerja, sebab tidak ada satupun industri yang benar- benarbebas dari bahaya.

(15)

Pada hakekatnya upayaupaya kesehatan kerja adalah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja,  yang mencakup baik upayaupaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif 

atau dengan kata lain dapat dikatakan, bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk+ 2. emberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam menyesuaikan dirinya dengan

 pekerjaan yang dilakukannya.

9. enghindarkan tenaga kerja dari semua gangguan kesehatan yang terjadi sebagai akibat pengaruh potensi bahaya yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan.

4. eningkatkan kesehatan fisik dan rohani serta kesegaran jasmani tenaga kerja.

5. emberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit.

Pendekatan dengan membiarkan lingkungan kerja yang tidak sehat tetap tidak berubah, maka dengan demikian potensi untuk menimbulkan gangguan kasehatan yang tidak  diinginkan juga tidak berubah.

*ntuk menurunkan gangguan kesehatan diperiukan tidak diagnosis dan pengobatan/  penyembuhan, tetapi diperiukan pula e$aluasi dan pengendalian yang efektif akan  bahaya-bahaya kesehatan yang ada termasuk bahaya kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan kerja.

Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan di lingkungan kerja  biasanya dilakukan pada waktu sur$ey pendahuluan dengan cara melihat dan mengenai  biasa disebut #alkthrough survey yang merupakan salah satu %angkah dasar yang  pertama harus dilakukan dalam upaya program kesehatan kerja.

Hal yang harus diperhatikan pula yaitu efek-efek kesehatan dari semua bahaya- bahaya kesehatan di lingkungan kerja termasuk pula jumlah pekerja yang potensiai terpajan, sehingga %angkah yang akan ditempuh, e$aluasi serta pengendaliannya dapat sesuai dengan prioritas kenyataan yang ada.

!alam melakukan e$aluasi, maka akan dirinci hal-hal yang menguatkan dugaan adanya bahaya kesehatan di lingkungan kerja, menetapkan karateristik serta memberikan gambaran cakupan besar dan luasnya pajanan. Hal ini diperiukan untuk sebagai dasar   penetapan perencanaan penerapan #4 dan %angkah pengendalian.

(16)

e. Pen+a(it a(i'at Kerja

Penyakit akibat kerja adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh hubungan pengaruh dari pekerjaan atau kondisi pekerjaannya dan lingkungan kerja dalam suatu kurun waktu tertentu.

1. Pengertian $an /eni% Pen+a(it A(i'at Kerja

0erkenaan dengan pengertian penyakit akibat kerja maka ada dua kelompok penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, yaitu +

a. Penyakit akibat kerja 3Occupational disease7 yaitu penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanan terhadap faktor-faktor resiko yang timbul dari kegiatan bekerja 3%E, 2))(7.

!alam peraturan peundang-undangan di %ndonesia, terdapat 9 3dua7 istilah dari  penyakit akibat kerja ini, yaitu +

2. Permennaker 1o. 2/en/2)<2 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja.

9. "Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja".

4. *ndang-undang 1o. 4 tahun 2))9 tentang Aaminan osial Tenaga #erja dan #eppres 'l 1o. 99 Tahun 2))4

5. "Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja".

 b. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan 3#ork $elated %iseases7,

Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan @aitu penyakit yang dicetuskan, dipermudah atau diperberat oieh pekerjaan. Penyakit ini disebabkan secara tidak  langsung oleh pekerjaan, dan biasanya penyebabnya adalah berbagai jenis atau multi faktor. ;ontoh penyakit ini adalah bronchitis pada pekerjaan yang berdebu, hipertensi pada seorang manajer atau kecanduan narkotik pada petugas anestesi yang menggunakan bahan narkotik.

0eberapa faktor yang berhubungan dengan pekerjaan antara lain + 1. Pen+a(it A,ergi 0 Hipersensitivitas

Penyakit alergi akibat kerja dapat berupa rinitis, rinosinusitis, asma,  pneumonitis 3al$eolitis ekstrinsik alergi7, aspergilosis akut, bronkopulmoner, Hipersensiti$itas lateks, penyakit jamur. anafilaksis dan dermatitis kontak. >ejala-gejalanya ditemukan pada saluran nafas dan kulit yang biasanya merupakan alat sasaran dari reaksi alergi. 0anyak bahan seperti bahan kimia, microbiologis dan

(17)

fists dapat merangsang sistem imun melalui interaksi non spesifik atau spesifik  3imunotoksikan7. #ebanyakan imunotoksikan menunjukan efek supresi, tetapi ada beberapa yang justru meningkatkan respon sistem imun dan menimbulkan reaksi alergi, autoimun atau proiiferasi sel yang tidak terkontrol.

2. Deratiti% K#nta( 

erupakan penyakit kulit akibat hubungan kerja yang paling seeing ditemukan. okasi kelainan kulit sangat penting dalam diagnosis, oleh karena pada semua kasus penyakit akibat kerja kelainan mulai terjadi ditempat kontak yang dapat menyebar ke tempat lain. !ermatitis kontak ada 9 jenis, yaitu !ermatitis kontak iritan dan alergi. #edua jenis dermatitis ini dapat menjadi kronik bila  penyebabnya tidak diketahui dan tidak disingkirkan.

!. Pen+a(it Paru

eperti halnya diagnosis penyakit akibat kerja yang lain, anamnesis mengenai perkembangan penyakit dan gejala dalam hubungannya dalam  paparan merupakan bagian yang sangat penting dalam diagnosis penyakit paru akibat kerja. ;ontoh beberapa penyakit paru akibat kerja adalah asma,  pneumokonicosis, sarcoidosis, tuberklosis, pneumonitis, pnemonia, fibrosis  pleura atau mesotelioma.

enurut sur$ey di #alimantan Timur yang dilakukan oleh 0alai Hiperkes dilaporkan bahwa penurunan fungsi paru terdapat pada )4 orang 39(,( 67 dan 45) sampel akibat pengaruh debu. !an yang menonjol adalah gangguan restriktif  sebesar 99,) 6.

&. Pen+a(it Hati $an Ga%tr#-inte%tina,

eskipun jarang dilaporkan, berbagai penyakit hati dapat timbul akibat kerja. Pre$alensi lambung dan oesofagus meningkat pada karyawan $ulkanisasi karet dan pekerjaan konstruksi batu bara. Hati berfungsi dalam transformasi  bahan kimia yang larut dalam lipid dan mejadikannya bahan yang larut air.

Proses ini biasanya menghasilkan bahan yang kurang toksik, tetapi dapat terjadi sebaliknya.

5. Pen+a(it Sa,uran Ur#genita,

>agal ginjal akut dapat terjadi akibat paparan dengan uap logam 3 cadmium merkury7, pelarut organik dan pestiside. ;arbon tetrachloride dan berbagai  bahan pelarut lainnya dapat menimbulkan kerusakan nepron dan gagal ginjal kronik. #anker $esika urinaria ditemukan pada pekerja industri karet dan pekerja <8

(18)

manufaktur bahan pewarna organik. 0enidin dan 9-naphthylamin oleh hati dikon$ersi menjadi bahan karsinogen yang disekresi dengan uerirte dan menimbulkan keganasan pada kandung kemih.

. Pen+a(it Heat#,#gi

eskipun jarang, bahan toksik di lingkungan kerja dapat menimbulkan  berbagai gangguan hematologik.kolik abdominal, paralisis saraf motor dan

anemia dapat terjadi oleh paparan dengan Pb diatas 5 ug/2 ml. 3. Pen+a(it Kar$i#4a%(u,er

Pada pekerja yang terpapar dengan karbon disulfida paru dan industri $iscose rayon, ditemukan peningkatan kematian oleh penyakit koroner. 'esiko tinggi angina dan infrak ditemukan pada pekerja yang terpapar dengan nitrat seperti gliceryl trinitrat dan ethyline glycol dinitrate 3manufaktur bahan peledak dan obat-obatan7. Paparan dengan bahan pelarut organik halogen trichloroethyline dapat menimbulkan kematian mendadak akibat fibrilasi ventrikel .

. Gangguan A,at Re6r#$u(%i

ebab infertilitas, keguguran dan kelainan fetus kadang dapat terjadi oleh haban dalam %ingkungan kerja. #erja fisis selama hamil, radiasi, paparan dengan obat sitotoksik, timah hitam 3pada pria dan wanita7, merkuri organik 3pada wanita7 dapat menimbulkan gangguan reproduksi.

7. Pen+a(it *u%(u,#%(e,eta,

indroma 'aynaud berupa $ibration white finger disebabkan oleh spasme $askuler sebagai akibat dari gangguan alat yang bergetar antara 9-5 H. ;arpal tunnel syndrome berupa parestesi pada ner$us medianus dapat ditimbulkan oleh tekanan yang berulang-ulang pada tangan 3palmar dan  pergelangan7 sewaktu kerja. akit punggung dan kebanyakan gangguan ortopedis ditimbulkan oleh karena pekerjaan fisik yang berat. indrom lainnya yaitu sakit punggung, $ertebra leher dan thorakal dan menimbulkan rasa kaku yang membatasi kemampuan bekerja. Hal-haitersebut biasanya akan membaik bila  beristirahat.

18. Gangguan Te,inga

Tanda ketulian dan tinitus dini adalah kesulitan untuk mengikuti  percakapan di tempat yang ramai. #aryawan mulai tidak menyukai percakapan orang banyak. :udiometri dini yang segera dilakukan dapat mencegah

(19)

terjadinya ketulian bila pekerja ditempatkan pada temapt kerja yang bising. uara diatas ) d0 dapat menyebabkan kerusakan telinga.

enurut sur$ey pada 24( lokasi kerja yang meliputi 92 perusahaan dimana terdapat pekerja yang terpapar langsung sebanayak ) orang, terdapat < lokasi atau (4,)6 intensitas kebisingan melebihi 1:0. edanglan 256 dari seluruh  pekeija yang terpapar telah kehilangan daya dengarsementara.

11. Gangguan *ata

'asa sakit pada mata dapat disebabkan karena penataan pencahayaan tempat kerja yang buruk. #erusakan mata dapat juga terjadi karena cahaya sendiri. Pekerjaan las tan pa perlindungan khusus untuk mata dapat menimbulkan kerusakan komea dan retina. ata gagal sering ditemukan pada karyawan terpapar dengan bahan organik asal hewan dan debu asal padi-padian. 'eaksi iritasi nan-alergi dapat ditimbulkan oleh chlor dan formaldehid.

12. Gangguan Su%unan S+ara9 

Painting, carpet tile lining, laboratorium kimia, paparan petrolium dan oli merupakan tempat keja yang mengandung resiko terjadinya gangguan syaraf. >ejalanya dapat berupa pusing, tidak dapat konsentrasi, sering lupa, depresi, demensia, neuropati perifer, ataksia dan penyakiy motor neuron lainnya.

1!. Stre%%

!alam praktek kedokteran kerja, banyak pekerja menunjukan gejala neuropsikiatrik yang mana gejalanya dapat berupa ansietas, depresi dengan gejala berat samapai ringan 3psikosis, depresi dengan resiko bunuh diri, ansietas ringan sampai tidak menyukai pekerjaan yang kadang menunjukan gejala somatis7

1&. In9e(%i

%nfeksi asal lingkungan kerja kadang menimbulkan keadaan yang sangat berat misalnya egionella asala aiat pendingin dapat menimbulkan pneumonia, leptospira pada petani sering menimbuklan kematian akibat gagal hepatorenal,  brucella pada peternak dan dokter hewan.

15. Kera)unan

#eracunan kronik di tempat kerja dapat terjadi akibat paparan dengan timah hitam, merkuri, pestisida dan larutannya. Petani sering terkontaminasi dengan insekstisida yang mengandung carbamat atau organophosphate dan

(20)

menunjukan tanda keracunan antikolinesterase, gangguan $isus, lemah, keringatan, tremor, sakit kepala dan rasa mabuk.

2. :a(t#r-9a(t#r Pen+a(it A(i'at Kerja

ecara umum penyakit akibat kerja dapat digolongkan dalam 8 faktor penyebab  penyakit akibat kerja, yaitu +

a. G#,#ngan :i%i( 

Pada golongan fisik misalnya karena suara yang tinggi/bising bisa menyebabkan ketulian, temperatur/suhu yang tinggi dapat menyebabkan berbagai keluhan dan  penyakit mulai dari yang ringan sampai berat, misalnya + hyperpireksi, heat

cramp, heat e=haustion, heatstroke, yang hal ini akibat dari keluamya cairan tubuh dan elektrolit yang banyak dari dalam tubuh tenaga kerja. Auga disebabkan oleh radiasi sinar elektromagnetik, misalnya + infra merah menyebabkan katarak, ultra $iolet menyebabkan conjungti$itis, juga at radio aktif, sinar alfa, beta, gamma dan sinar F dapat menyebabkan kelainan yang fatal dan permanen. Tekanan udara, penerangan dan getaran juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja.

'. G#,#ngan Kiia

!idalam berbagai jenis industri misalnya pupuk, pestisida, kertas, pengolahan minyak, gas bumi, obat-obatan, dan lain sebagainya, banyak mempergunakan  bahan kimia sebagai bahan baku maupun bahan pembantu dan atau memproduksi bahan kimia yang langsung dipakai oleh masyarkat . pneggunaan  bahan kimia tersebut mengandung bahaya-bahay misalnya kebakaran,  peledakan, iritasi dankeracunan,. !ilaporkan terdapat  6 penyakit akibat kerja disebabkan oleh nbahan kima yang dapat melalui pemafasan, kulit maupun termakan. 0ahan kimia tersebut dapt berupa at padat, cair, gas uap, maupun  partikel. asuknya bahan kimia ke dalam tubuh dapat secara akut maupun  partikel. asuknya bahan kimia ke dalam tubuh bahan kimia yang dalam  jumlah besar dan waktu yang pendekdapt berupa keracunan gas, karbon, monoksida 3;E7, :sam ;ianida 3H;17, keracunan kronis adalah absorbsi at kimia dalam jumlah sedikit tetapi dalam waktu yang lama, seperti keracunan  benena, yang dapat menyebabkan leukemia, keracunan at karsinogenik dapat

menyebabkan kanker.

(21)

). G#,#ngan Bi#,#gi

0erbagai golongan biologi misalnya $irus, bakteri, parasit, cacing, jamur dan %ain-%ain, dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. !ilaporkan adanya pekerja yang menderita penyakit malaria, filariasis pada pekerja di lapangan, penyakit hepatitis, T0; pada petugas kesehatan dan lain-lain.

$. G#,#ngan :i%i#,#gi 0Erg#n#i

:kibat posisi kerja/cara kerja yang salah seperti bekerja dengan membungkuk  akan menyebabkan sakit otot, sakit pinggang dan cidera punggung, juga dapat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh. Pada kontruksi mesin yang kurang  baik juga akan menyebabkan berbagai penyakit akibat kerja.

e. G#,#ngan *enta, P%i(#,#gi

0erbagai keadaan misalnya suasana kerja yang monoton, hubungan kerja yang kurang baik, upaya yang kurang, tempat kerja yang terpenciul dapat  berpengaruh terhadap pekerja yaitu menimbulkan stress yang manifestasinya antara lain berupa perubahan tingkah iaku, tidak bisa membuat keputusan, tekanan darah meningkat, yang kelanjutannya dapat mengakibatkan timbulnya  penyakit lain atau terjadinya kecelakaan kerja.

5. Ke%e"atan Kerja

0erdasarkan difinisi dan pengertian kesehatan kerja yang telah dijelaskan pada 0ab 2 dimuka, maka #esehatan kerja adalah suatu disiplin ilmu yang mendaiami hubungan dua arah antara pekerjaan dengan kesehatan.

ejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan teknologi idalam pekerjaan konstruksi, tentunya banyak dijumpai pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya yang lebih  besar dan Gariatif terhadap kesehatan tenaga kerja yang terpajan.

'uang lingkup disiplin kesehatan kerja mempelajari berbagai masalah kesehatan yang timbul karena pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok masyarakat. ecara lebih luas lagi, area disiplin ini mempelajari hubungan timbal balik antara  pekerjaan dan kesehatan, baik yang positif maupun yang negatif. !i satu pihak jenis  pekerjaan atau beban kerja dengan berbagai lingkungan pekerjaannya dapat merupakan faktor resiko kesehatan, dilain pihak tingkat kesehatan dapat mempengaruhi penampilan seseorang.

Aabatan/ pekerjaan  #esehatan

30eban kerja  lingk. #erja7  3Tenaga kerja7

(22)

#aitan area disiplin kesehatan kerja pada hakekatnya mempelajari kemugkinan buruk  akibat hubungan interaktif antara tiga komponen objek kajiannya, @aitu +

2. #apasitas atau kondisi tubuh seseorang atau masyarakat untuk bekerja seperti se=, umur, gii, tingkat kesehatan, postur, keadaan fisiologi tubuh, pendidikan, ketrampilan dan lain-lain

9. 0eban kerja dan Aenis pekerjaan, seperti pekerjaan fisik + engangkat, mengangkut, memikul, atau pekerjaan mental seperti berfikir.

4. ingkungan kerja yang merupakan beban tambahan seperti, kebisingan, %klim kerja, debu, kondisi alat, tinggi kerja, luas ruangan, dan lain-lain.

asalah kesehatan kesehatan kerja yang buruk akan timbul, bila ketiga komponen tersebut berinteraksi secara tidak serasi. isalnya sekelompok pekerja dengan beban kerja fisik berat dan lingkungan kerja panas, memeriukan kapasitas kerja yang baik. 0ila tidak, maka akan timbul masalah kesehatan kerja. 0erbagai upaya antisipasi 3Pencegahan7 masalah kesehatan kerja pada dasamya menyerasikan ketiganya komponon kajian tersebut diatas.

>angguan kesehatan dapat terjadi sebagai akibat lingkungan kerja yang tidak sehat, dan hal ini sudah diketahui sejak berabad-abad yang lalu, namun masih banyak pula yang  belum dapat sepenuhnya dikendalikan di tempat kerja, sehingga dapat menimbulkan  bahaya kesehatan kerja, terutama di negara-negara berkembang termasuk indonesia, *paya-upaya untuk melakukan e$aluasi dan pengendalian di tempat kerja, termasuk   bahaya-bahaya kerja efeknya sudah jelas diketahui, seringkali kurang mendapat  perhatian.

5.3 Peeri(%aan $an Pe,a+anan Ke%e"atan Kerja

Pemeriksaan dan pelayanan kesehatan tenaga kerja hanya dapat dilakukan oleh dokter  dan paramedis hiperkes, yang sesuai dengan permen 2 tahun 2)( tentang kewajiban latihan hiperkes bagi dokter dan paramedis perusahaan / instansi, dan permen 9 tahun 2)< tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, adalah dokter yang telah mendapat latihan hiperkes dari !epnaker dan telah dikukuhkan oleh menteri Tenaga #erja sebagai dokter   penguji kesehatan tenaga kerja.

#ekuatan kesehatan kerja di dalam dunia industri termasuk dilingkungan pekerjaan  jasa konstruksi, adalah tergantung atau disesuaikan dengan jenis dan bentuk pekerjaannya, termasuk Aenis dan besamya potensi bahaya yang mungkin terjadi serta kondisi tenaga kerja dan pekerjaan yang dilakukannya, diantaranya +

a. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja + Pemeriksaan awal, 0erkala, #husus

(23)

 b. Pelayanan kesehatan yang mencakup pemberian pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang memeriukanya.

c. Penanganan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat di dalam industri

d. emberikan laporan dan saran-saran tentang semua hal yang menyangkut perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri serta pengaturan gii kerja. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja hams dilakukan sebelum bekerja 3 preemployment  eamination7, bekala selama bekerja 3periodical e=amination7, ataupun secara khusus apabila ada hal-hal kekhususan 3&pecial eamination7, dimana jenis dan bentuk   pemeriksaan di tiap bentuk ini adaiah disesuaikan dengan jenis dan bentuk industri.

etiap perusahaan berkewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerjanya sesuai dengan kemampuan perusahaan itu sendiri. Tenaga kerja yang menderita sakit perlu diberi pengobatan dan perawatan paling tidak secara minimal oleh  perusahaan agar derajat kesehatannya dapat dipelihara dan bila mungkin dapat

ditingkatkan.

 1egara kita sebagai negara yang berkembang, mengenal berbagai bentuk pelayan kesehatan tenaga kerja dimana pelayanan ini dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan perusahaan dalam hal memberikan perlindungan kesehatan antara lain + a. 'umah sakit atau bentuk pelayanan lain, yang biasanya diadakan oleh perusahaan

 besar 

 b. Poliklinik perusahaan yang merupakan bagian dari perusahaan untuk menangani kesehatan kerja tenaga kerja.

c. Iasilitas kesehatan lainya yang lebih murah.

Tugas paramedis perusahaan di dalam organisasi perusahaan adaiah meiakukan  pemeliharaan kesehatan dan pelayanan pertolongan pertama, sehubungan bila ada kecelakaan dan sakit pada saat bekerja. Profesi para medis berkembang terus dalam  berbagai aspek pencegahan dan pemeliharaan kesehatan.

ampai saat ini belum ada persyaratan yang memperharuskan perusahaan untuk  memperkerjakan paramedis kesehatan kerja, walaupun kompetensi untuk paramedis kesehatan kerja sudah harus dipenuhi dalam rangka pemenuhan standar intemasional. *ntuk itu pelatihan pemenuhan dan peningkatan kompetensi paramedis perusahaan  perlu terus dilakukan dalam rangka kompetensi pasar bebas.

Hubungan interaksi fungsi yang melibatkan pengendalian bahaya kesehatan kerja dengan dokter, paramedis perusahaan kondisi kerja dengan pekerja diberikan pada Ta'e, 5.! berikut ini.

(24)

Ta'e, 5.! Tugas dan Iungsi !okter dan Paramedis Perusahaan dalam Pengendalian  bahaya #esehatan #erja

)9 Ga'ar 5.1 :natomi Prosedur #esehatan #erja

(25)

ehingga kemungkinan besar kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor-faktor diatas adalah penyakit akibat kerja yang belum terdiagnosa.

5. Diagn#%a Pen+a(it A(i'at Kerja

*ntuk mendiagnosa Penyakit :kibat #erja 3P:#7 perlu dilakukan 9 hal +

a. onitoring kesehatan tenaga kerja melalui pemeriksaan kesehatan yang teratur.  b. onitoring lingkungan kerja, terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan untuk memenuhi 9 kebutuhan +

a. *ntuk mendiagnosa dan memberiokan terapi bagi tenaga kerja yang menderita penyakit umum. 0agi pegara-negara yang sudah maju, hal seperti ini, dilakukan asuransi.

 b. untuk mengadakan pencegahan dan mendiagnosa penyakit akibat kerja serta menetukan derajat kecacatan. Hal tersebut dilakukan oleh dokter perusahaan atau dokter yang mempunyai keahlian kesehatan/kedokteran kerja.

ecara garis besar, diagnosa P:# dilakukan denga mekanisme sebagai berikut+ 2. :namnese

!idalam anamnese perlu ditanyakan tentang +

a. 'iwayat penyakit, ditanyakan tentang semua penyakit yang diderita dan kebiasaan-kebiasaan seperti merokok, minuman keras dan sebagainya.

 b. 'iwayat pekerjaan, ditanyakan tentang semua pekerjaan yang pemah dilakukan dibagian apa saja, berapa lama dan apakah pernah diperiksa kesehatannya.

9. Penyakit #linis

eperti pemeriksaan klinis untuk penyakit umum, hanya lebih memperhatikan kemungkinan adanya pengaruh dari faktor-faktor dalam lingkungan kerja

4. Pemeriksaan aboratorium

*ntuk membantu menegakan diagnosa 3darah, urine, faeces7 5. Pemeriksaan 'ontgenologis

*ntuk membantu menegakan diagnosa 8. Pemeriksaan tempat

Pemeriksaan tempat kerja untuk mengetahui kemingkinan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan kerja, untuk itu perlu diperhatikan +

a. Iaktor-faktor yang ada dilingkungan kerja  b. 1:0 yang berlaku

c. :lat dan cara identifikasi dan e$aluasinya

(26)

d. Tenaga kerjanya, apa menggunakan alat pelindung diri atau tidak  (. Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan gejala penyakit.

Hal ini diperiukan karena ada penyakit tertentu yang timbulnya gejala  berkaitan dengan waktu kerja atau waktu istirahat.

engingat tidak mudahnya untuk menentukan penyakit akibat kerja, !epertemen Tenaga #erja bekerja sama dengan !#41 dan PT. A:ET&# 3Persero7 telah mengadakan eminar dan okakarya tentang ;acat karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja, yang mendapat dukungan dari tim dokter '; dan I#*%. 0uku  pedoman sebagai hasil lokarya tersebut telah diterbitkan dan dikukuhkan dengan urat

#eputusan entri Tenaga #erja 1omor (9 : tahun 2))9.

Jalaupun kemungkinan hasil lokakarya tersebut belum lengkap seperti yang kita harapkan, namun setidaknya sudah merupakan sumbangan bagi para petugas yang terkait untuk membantu mengakkan diagnosa dan menetukan derajat cacatnya.

5.7 Penega((an Diagn#%a

!alam menegakkan diagnosa Penyakit :kibat #erja 3P:#7 dan melaporkannya, dibagi dalam 9 bagian yakni tersedianya sarana gam penegakan hukum, antara lain diterangkan sebagai berikut +

1. Sarana

Peranan dokker pemeriksa kesehatan tenaga kerja sangat penting dalam penegakan diagnosis penyakit akibat kerja.

!i %ndonesia pada saat ini dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja yang teriibat  belum banyak, sehingga diagnosis, pengobatan dan pencegahan penyakit akibat kerja dibebankan kepada dokter umum yang belum pemah mendapat mata kuliah kesehatan kerja.

Hal ini menyebabkan penyakit tenaga kerja dilakukan oleh pengurus, tidak  langsung oleh dokter pemeriksa, sehingga kadang-kadang pelaporan tersebut dipengaruhi oleh kepentingan manajemen.

ampai saat ini pelaporan penyakit akibat kerja dari pihak-pihak yang terkait dalam institusi belum sesuai dengan yang diharapkan. @ang dapat dilihat peranannya secara umum +

(27)

a. De6(e%.

!epkes telah membentuk beberapa Pusat kesehatan Tenaga #erja, hingga saat ini laporannya belum pemah ada. !isamping itu !epkes membawahi Puskesma dan 'umah akit dimana banyak tenaga kerja yang berobat.

'. /a%#%te( 

Pada umumnya Aaminan Pemeliharaan #esehatan yang dilakukan Aamsostek  hanya memberikan upaya kuratif, sedang yang duperlukan untuk penegakan diagnosis penyakit akibat kerja serta pelaporannya adalah upaya-upaya promotif,  pre$entif, kuratif dan rehabilitatif.

). P/K!

Pihak PA#4 kadang-kadang tidak melaporkan hasil-hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja baik berkala maupun khusus.

2. a; en9#r)eent

aporan penmyakit akibat kerja yang diterima !epnaker banyak yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Tindakan terakhir dari !epnaker dengan mengadakan la' enforcement  untuk menetapkan peraturan perundangan yang ada. ampai saat ini, !epnaker masih menghadapi banyak kendala untuk melakukan la' enforcement .

5.18 Si%te Pe,a6#ran Pen+a(it A(i'at Kerja

Penyakit akibat kerja erat kaitannya dengan kemajuan teknologi sehingga  penegetahuan tentang penyakit-penyakit tersebut perlu dikembangkan antara lain

dengan kepemilikan data yang lengkap.

*ntuk melindungi #eselamatan dan #esehatan tenaga kerja terhadap pengaruh  penyakit akibat kerja, perlu ada tindakan pencegahan lebih lanjut. Eleh karena itu perlu adanya sistem pelaporan penyakit akibat kerja yang baik, sehingga bisa digunakan untuk kelengkapan data dan sebagai e$aluasi serta menentukan kebijaksanaan lebih lanjut. Penyakit akibat kerja yang diderita oleh tenaga kerja merupakan suatu kecelakaan yang harus dilaporkan.

Peraturan yang mengatur mengenai Pelaporan Penyakit :kibat #erja adalah +

2. Peraturan enteri Tenaga #erja dan Transmigrasi 1o. Per. 2/en/2)<2 tentang kewajiban, melapor Panyakit :kibat #erja.

!idalam pasal 9 disebutkan +

a. :pabila dalam pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimana ditetapkan dKlam Peraturan entri Tenaga #erja dan )8

(28)

Transmigrasi 1o. Per. 9/en/2)< ditemukan penyakit akibat kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan badan yang ditunjuk wajib melaporkan secara tertulis kepada #antor !irektorat Aendral Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga #erja setempat.

 b. Penyakit akibat kerja yang wajib dilaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat 327  pasal ini adalah sebagaimana ditetapkan dalam lampiran peraturan ini.

!idalam pasal 4 disebutkan +

a. aporan sebagaimana dimaksud pasal 9 ayat 327 harus dilakukan dalam waktu  paling lama 9 = 95 jam setelah penyakit tersebut dibuat diagnosanya

 b. 0entuk dan lata cara pelaporan sebagaimana dimaksud ayat 327 pasal ini ditetapkan oleh !irektur Aendral Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Periindungan Tenaga #erja.

9. Permennaker 1o. Per. 8/en/2))4 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran #epesertaan, Pembayaran luran, Pembayaran antunan dan Pelayanan Aaminan osial Tenaga #erja.

Pasal 29 ayat 397 menyatakan +

"0erdasarkan permintaan sebagaimana dimaksud ayat 327? terjadinya perbedaan  pendapat tentang persentase tentang persentase cacat antara badan Penyelenggara dengan pengusaha atau tenaga kerja, Pegawai Pengawas #etenagakerjaan dan 0adan Penyelenggara meminta pertimbangan D#(ter Pena%e"at untuk menetapkan persentase cacat atau penyakit yang timbul karena hubungan kerja.

4. #eputusan entri Tenaga #erja 1o. #pts 444/en/2))< tentang !iagnosa dan Pelaporan Penyakit :kibat #erja.

!idalam didalam pasal 4 ayat 397 menyatakan +

"Aika terdapat keraguan-raguan dalam mengatakan diagnosa penyakit akibat kerja oleh dokter pemeriksa maka dokter pemeriksa wajib membuat laporan medik.

!idalam pasal 5 disebutkan +

a. Penyakit akibat kerja yang ditemukan sebagaimana dimaksudkan pasal 9 harus dilaporkan oleh pengurus tempat kerja yang bersangkutan bekerja selambat-lambatnya 9 = 95 jam kepada kepala #antor Jilayah !epartemen Tenaga #erja melalui #antor !epartemen Tenaga #erja setempat

 b. *ntuk melaporkan penyakit akibat kerja sebagaimana dimaksudkan ayat 2 harus menggunakan bentuk 09/I8, 04/I(, 0-<, </I sebagaimana dimaksud urat #eputusan entri Tenaga #erja 1o. #ep. 822 /en/2)<8 serta bentuk laporan )(

(29)

sebagaimana tersebut lampiran % dan %% dalam #eputusan entri ini, bentuk urat #eterangan !okter Pemeriksa.

c. aporan medik tentang penyakit kerja sebagaimana dimaksud ayat 2 disampaikan oleh pengurus kepada #antor !epartemen Tenaga #erja setempat dalam amplop tertutup dan bersifat rahasia untuk die$aluasi oleh !okter Penasehat sebagaimana dimaksud *ndang-*ndang 1o. 9 tahun 2)82.

ebagaimana telah diketahui bahwa penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang disebabkan cHeh faktor-faktoir pekerjaan dan lingkungan kerja, maka semua sektor  ketenagakerjaan akan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja sesuai dengan tingkat  bahayanya.

*ntuk memelihara dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja, khususnya pencegahan  penyakit akibat kerja petlu dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja dan lingkungan

kerja secara sistematik dan berkelanjutan.

Terdapat beberapa penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja sesuai dengan Permennaker 1o. 2/en/2)<2. Permennaker 1o. Per. 8/en/2))4 dan #epres  1o. 99 tahun 2))4 yang harus dilaporkan.

etiap penyakit akibat kerja yang ditemukan pada tenaga kerja oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja wajib dilaporkan oleh pengurus kepada #antor !epnaker untuk  mendapatkan konpensasi atau santunan dan perlu dilakukan tindakan pencegahan lebih lanjut terhadap faktor penyebab penyakit akibat kerja.

#arena pemantauan kesehatan tenaga kerja merupakan fungsi utama dari pelayanan kesehatan kerja mnaka peran serta aktif dari dokter perusahaan sangat menetukan keberhasilan uapaya perlindungan kesehatan tenaga kerja khususnya penyakit akibat kerja.

Program rehabilitasi di tempat kerja yang efektif dapat menguntungkan baik bagi  pengusaha maupun tenaga kerja yang cedera/sakit. #euntungannya adalah peningkatan citra  perusahaan dan pemeliharaan keberlangsungan usaha dan alur sumber daya untuk masa

depan.

Referensi

Dokumen terkait

Karena pekerjaan pengangkutan beton lepas dari faktor kondisi lantai kerja yang penyelesaiannya tidak menentu, maka dapat diambil salah satu.. pekerjaannya untuk perhitungan

Kelelahan disebabkan oleh sifat dari pekerjaan yang monoton, lingkungan kerja yang buruk, kondisi kerja dan kurangnya hubungan sosial antar karyawan mengakibatkan semangat kerja dan

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul oleh atau didapat pada.. waktu melakukan pekerjaan (Irianto,

Penyakit akibat kerja dan/atau berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan di lingkungan kerja. Fakta di lapangan menunjukkan terdapat kesenjangan antara

Penyakit akibat kerja yang berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan.. oleh pemajanan

)paya preBentif dilakukan untuk men$egah terjadinya penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh alatmesin dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan

Penyakit kulit akibat kerja atau Occupational Dermatitis adalah segala kelainan pada kulit yang diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja, sebagian besar disebabkan

PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERJA Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dapat berupa: • Penyakit akibat kerja Occupational disease yaitu