• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PENGGUNAAN MIND MAPPING DISERTAI SPEED TEST TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTsN 12 TANAH DATAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PENGGUNAAN MIND MAPPING DISERTAI SPEED TEST TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTsN 12 TANAH DATAR SKRIPSI"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN PENGGUNAAN MIND MAPPING DISERTAI SPEED TEST TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII

DI MTsN 12 TANAH DATAR

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syaratn untuk Mempeoleh Gelar Sarjana (S1) Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh:

AYU SUCI PURNAMA NIM. 14 106 009

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR 2019

(2)

PENGGUNAAN MIND MAPP DISERTAI SPEED TEST TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTsN 12 TANAH DATAR”. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar 2019..

Pokok permasalahan dalam skripsi ini yaitu mata pembelajaran IPA masih dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak disenangi siswa. Selain proses penyampaian materi yang belum mampu menarik perhatian siswa, menyebabkan siswa merasa bosan dalam belajar, minat belajar siswa menurun, siswa kurang aktif dalam pembelajaran, sehingga mengakibatkan hasil belajar dari siswa menjadi menurun. Disamping itu siswa kurang memahami isi dari catatan mereka, karena ada sebagian dari siswa yang mencatat terlalu panjang dan ada pula sebaliknya, hal ini merupakan tantangan bagi pendidik untuk mengubah pelajaran IPA khususnya biologi agar siswa dapat memberikan respon positif dan memperoleh minat belajar yang baik serta meningkatnya hasil belajar siswa. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa Kelas VIII MTsN 12 Tanah Datar setelah menggunakan mind mapp dan speed test.

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis eksperimen semu. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah randomized kontrol group posttest only design. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes objektif bentuk pilihan ganda. Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif, kemudian dianalisis untuk merumuskan hipotesis penelitian yang diajukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII di MTsN 12 Tanah Datar tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari enam kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII C sebagai kelas eksperimen menggunakan mind mapp disertai speed test dan VIII E sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah dan tanya jawab).

Hasil penelitian pengaruh penggunaan mind mapp disertai speed test. Hasil belajar IPA siswa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Setelah diadakan tes maka diperoleh hasil perhitungan dengan uji-t didapat harga thitung= 3,40 sedangkan ttabel= 1,645 pada taraf kepercayaan α= 0,05. Berarti thitun> ttabel dimana 3,40>1,645 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yakni hasil belajar siswa dengan menggunakan mind mapp disertai speed test lebih baik dari pada hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah dan tanya jawab).

Kata kunci : Mind Mapp, Speed Test, Hasil Belajar

(3)

HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1 B.Identifikasi Masalah ... 5 C.Batasan Masalah ... 5 D.Rumusan Masalah ... 6 E.Tujuan Penelitian ... 6 F. Kegunaan Penelitian ... 6 G.Defenisi operasional... 7

BAB II LANDASAN TEORI A.Landasan teori 1. Mind Mapp ... 8

2. Speed Test ... 14

3. Metode pembelajaran ... 15

4. Hasil belajar a. Pengertian hasil belajar ...17

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar...22

B. Penelitian Relevan ... 23

C.Kerangka Berfikir ... 24

D.Hipotesis ... 26

(4)

A.Jenis Penelitian... 27

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C.Populasi dan Sampel ... 27

D.Desain Penelitian ... 31

E.Variabel, Data dan Sumber Data ... 32

F. Prosedur Penelitian ... 33

G. Pengembangan Instrument ... 36

H.Teknik Pengumpulan Data ... 42

I. Teknik Analisis Data... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 48

1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 48

2. Data Tes Akhir ... 48

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 50

C. Pembahasan ... 52

D. Kendala dalam Penelitian ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR TABEL Tabel 2.2

Tabel 2.2

Perbedaan mind maap dan catatan biasa... Kelebihan dan kekurangan mind mapp………

10 11 Table 2.3 Langkah–Langkah Pembelajaran dengan Mind Mapp Dan Speed

Test……….….…... 12

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas VIII MTsN 12 Tanah Datar Tahun 2018/2019………... 28

Tabel 3.2 Uji Kesamaan Rata-Rata ………... 31

Tabel 3.3 Bagian Desain Penelitian ………... 32

Tabel 3.4 Pelaksanaan Model Pembelajaran Mind Mapp Disertai Speed Test ………... 34

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran ………... 39

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal ………... 40

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Reliabilitas Soal ………... 41

Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan pembelajaran ………... 47

Tabel 4.2 Nilai rata-rata, Simpangan Baku, Dan Variansi Kelas Sampel ………... 48

Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Siswa Kelas Sampel ………... 48

Tabel 4.4 Data Uji Normalitas Kelas Sampel …... 49

Tabel 4.5 Data Uji Homogenitas Kelas Sampel ………... 50

Tabel 4.8 Data uji hipotesis ………... 51

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Nilai Mentah IPA Kelas VIII MTsN 12 Tanah Datar

TA. 2018/2019 ………... 63

Lampiran 2 Uji normalitas kelas populasi ……… 64

Lampiran 3 Uji homogenitas kelas populasi ……… 70

Lampiran 4 Uji kesamaan rata-rata populasi ……… 63

Lampiran 5 RPP kelas eksperimen ……… 76

Lampiran 6 RPP kelas kontrol ………... 86

Lampiran 7 Lembar Validasi RPP Kelas Eksperimen Dan Kontrol………….. 94

Lampiran 8 Kisi-Kisi Soal………... 114

Lampiran 9 Soal Tes Tertulis ……… 117

Lampiran 10 Kunci Jawaban……… 122

Lampiran 11 Lembar Validasi Soal Tes Tertulis ……… 123

Lampiran 12 Lampiran Data Awal ………. 133

Lampiran 13 Kisi-Kisi Soal Penelitian ……… 142

Lampiran 14 Soal Penelitian ………... 144

Lampiran 15 Hasil Tes Akir Siswa ………. 151

Lampiran 16 Uji Normalitas Sampel ……….. 153

Lampiran 17 Uji Homogenitas Sampel ………... 154

Lampiran 18 Uji Hipotesis Sampel………... 155

Lampiran 19 Kurva Normal ……… 157

Lampiran 20 Nilai Presentil Untuk Distribusi T……….. 158

Lampiran 21 Nilai Rata-Rata r Product Moment ……… 161

Lampiran 22 Tabel Nilai Kritik Sebaran F ………... 165

Lampiran 23 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ……….. 166

Lampiran 24 Nilai Kritik Bagi Uji Barlet………. 167

Lampiran 25 Surat Permohonan Penelitian Dari LPPM……….. 167

Lampiran 26 Surat Penelitian Dinas Pendidikan ………... 168

Lampiran 27 Surat Balasan Penelitian dari MTsN 12 Tanah Datar ……… 169

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan penalaman yang menyangkut aspek konitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu (Khuluqo, 2017, hal. 2). Selain itu belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Majid, 2014, hal. 15)

Proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Guru bertugas merumuskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada saat mengajar. Belajar tidak terlepas dari bimbingan seorang guru, siswa ataupun peserta didik akan mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki untuk mewujudkan cita-cita dan mencapai tujuan pendidikan (asmendri, 2012, hal. 125).

Proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa, dimana keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju suatu target yang telah ditetapkan. Adapun interaksi pembelajaran antara siswa dengan pendidik adalah interaksi yang bersifat aktif. Pendidik berperan sebagai fasilitator, dan mediator dalam rangka membawa siswa mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pembelajaran sebagai salah satu sistem instruksional yang mengacu pada pengertian seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem, pembelajaran meliputi komponen-komponen antara lain: tujuan, bahan, siswa, guru, metode/strategi, situasi dan evaluasi (Asril, 2013, hal. 18). Persoalan yang sering dihadapi oleh guru adalah pemilihan strategi dan metode yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.

(8)

Seharusnya guru memiliki keterampilan yang memadai dan didukung oleh teknik penyajian atau metode pembelajaran yang efektif dan efesien. Pembelajaran yang berpusat pada guru merupakan kegiatan belajar mengajar dimana guru menjadi pusat dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model pembelajaran ini memberikan informasi satu arah, sehingga siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja. Siswa menjadi kurang mampu mengapresiasi ilmu pengetahuan, takut berpendapat, yang akirnya siswa menjadi pelajar pasif. Perlu adanya proses pembelajaran yang melibatkan siswa sepenuhnya, melibatkan siswa dalam belajar akan membuat siswa lebih memahami apa yang mereka pelajari dengan sendirinya, sehingga siswa dapat menggali potensi dirinya. Siswa mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran, memiliki daya kritis, mampu menganalisis dan memecahkan masalah. Dengan demikian dapat meningkatkan mutu dan kualitas siswa.

Sukses atau tidaknya proses pembelajaran diukur dengan hasil belajar. Hasil belajar merupakan ukuran kemampuan siswa dalam menerima informasi pembelajaran yang diukur dari sudut pandang, kognitif , afektif dan psikomotor. Hasil belajar juga bisa dipandang sebagai tingkat keberhasilan pembelajaran yang dinamakan nilai. Guru sebagai tenaga pendidik harus dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal dengan pengembangan kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab dan dapat menyeleseikan masalah yang dihadapi dan memiliki karakter yang baik sehingga nantinya dapat melaksanakan fungsinya sebagai warga negara dalam memberdayakan siswa secara optimal, yang tidak terlepas dari pembelajaran itu sendiri.

Proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas sebaiknya tidak hanya didominasi oleh guru saja, akan tetapi harus siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran, dimana siswa yang belajar dan guru berperan sebagai pendamping dan pengontrol, sehingga siswa tidak lagi sebagai objek belajar tetapi sebagai subjek belajar. Jadi siswa yang harus berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan,

(9)

sementara guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar akan tetapi sebagai mediator dan fasilitator dalam rangka membantu belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan guru biologi Bapak Drs. Sugiyono dan Ibuk Desmeri S.pd selaku guru mata pelajaran IPA di MTsN 12 Tanah Datar, diketahui bahwa mata pembelajaran IPA masih dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak disenangi siswa. Selain proses penyampaian materi yang belum mampu menarik perhatian siswa, menyebabkan siswa merasa bosan dalam belajar, minat belajar siswa menurun, siswa kurang aktif dalam pembelajaran, sehingga mengakibatkan hasil belajar dari siswa menjadi menurun. Disamping itu siswa kurang memahami isi dari catatan mereka, karena ada sebagian dari siswa yang mencatat terlalu panjang dan ada pula sebaliknya. Masalah tersebut merupakan tantangan bagi pendidik untuk mengubah pelajaran IPA khususnya biologi agar siswa dapat memberikan respon positif dan memperoleh minat belajar yang baik serta meningkatnya hasil belajar siswa. Metode-metode pembelajaran perlu dikembangkan, karena akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran biologi di sekolah, yang dapat mengaktifkan siswa antara lain adalah pembelajaran dengan menggunakan mind mapping. Konsep-konsep biologi pada umumnya merupakan konsep berjenjang, mulai dari konsep yang sederhana ke konsep yang kompleks. Selain itu biologi mempunyai materi yang saling berkaitan satu dengan yang lainya, sehingga untuk mengajarkan biologi dituntut adanya keterampilan agar siswa tidak hanya sekedar tahu dan menghafal saja. Suatu konsep yang kompleks dapat dikuasai jika konsep-konsep yang mendasar ikut dalam pembentukan konsep baru telah benar-benar dipahami (Jailani, 2016, hal. 64). Mind Mapping merupakan suatu teknik mencatat kreatif yang menggunakan kata-kata, warna, garis, simbol serta gambar. Dengan memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi.

(10)

Mind Mapping adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi (Aziz, 2012, hal 53-54). Catatan yang dibuat membentuk gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah dan perincian menjadi cabang-cabangnya. Mind mapping terbaik adalah mind mapping yang warna warni dan menggunakan banyak simbol. Dengan demikian pentingnya memakai mind mapping dalam pembelajaran bisa membantu siswa menangkap informasi agar lebih mudah dimengerti dan diingat kembali dalam memaksimalkan momen belajar karena mengandung unsur warna warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol. Mind mapping mampu meningkatkan konsentrasi dan pemahaman siswa saat pembelajaran berlangsung.Teknik mind mapping mengajak siswa untuk menggali potensi diri untuk menjadi pembelajar dalam kehidupan, melatih siswa untuk rajin membaca berbagai macam buku bacaan, disamping itu mind mapping juga mengajarkan bagaimana meringkas buku menjadi satu lembar kertas (Buzan, 2009, hal. 9). Mind mapping bisa dijadikan sarana untuk memberikan pilihan kepada guru untuk membuat variansi pembelajaran agar lebih menarik dan berkesan bagi siswa karena siswa menjadi aktif dalam membuat seni catatan (Asmara, 2015, hal. 37).

Selain dengan menggunakan mind mapping peneliti juga menambahkan penggunaan speed test dalam kegiatan belajar. Tujuan dari penggunaan speed test ini adalah menyempurnakan pemahaman siswa, speed test yang merupakan sebuah test cepat yang akan diberikan kepada siswa dengan waktu yang singkat. Sehingga siswa menjadi lebih memahami apa yang mereka pelajari. speed test adalah tes yang digunakan, direncanakan untuk menentukan seberapa cepat siswa dapat mengerjakan serangkaian tugas-tugas yang mudah (Nengharwati, 2007, hal. 9).

Pada saat mengerjakan speed test siswa dituntut untuk dapat menggunakan waktu yang di sediakan seoptimal mungkin, karena siswa dikondisikan sedemikian rupa sehingga dalam waktu tersebut siswa harus dapat mengerjakan soal-soal yang ada sebanyak mungkin. Penelitian yang dilakuan tentang pelaksanaan pembelajaran fisika melalui pembelajaran mind mapping

(11)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B MTs Negeri Purworejo. Hal ini dibuktikan dengan Meningkatnya minat, motivasi, dan sikap yang positif, yang berakibat pada meningkatnya hasil belajar siswa (Arianigtyas & Akhdinirwanto, 2012, hal. 56). Penggunaan mind mapping dapat membantu siswa dalam pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil belajar, selain itu mind mapping mampu menumbuhkan minat dan rasa senang selama proses belajar berlangsung. Penggunaan mind mapping disertai speed test membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. Mind mapping membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan untuk menyusun ide pokok dari konsep menjadi sebuah peta pikiran yang mudah dipahami dan diingat, disamping itu dengan adanya speed test akan menyempurnakan pemahaman siswa tentang materi yang sedang dipelajari, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat dari sebelumnya.

Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis tertarik melakukan penelitian, dengan judul “Pengaruh Penerapan Mind Mapping Di Sertai Speed Test Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VIII di MTsN 12 Tanah Datar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran dan hasil belajar biologi siswa diantaranya adalah:

1. Siswa merasa bosan selama pembelajaran berlangsung. 2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

3. Hasil belajar biologi belum maksimal.

4. Metode yang digunakan dalam pembelajaran masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tidak semua masalah dapat diselesaikan dalam penelitian ini, karena mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan teori-teori yang mendukung, maka peneliti membatasi permasalahan

(12)

skripsi ini. Batasan masalah penelitian adalah hasil belajar siswa dengan menggunakan mind mapping dan speed test di kelas VIII di MTsN 12 Tanah Datar tahun ajaran 2018/2019.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah ”apakah hasil belajar siswa dengan mengunakan mind mapping disertai speed test lebih baik dari pada pembelajaran konvensional (ceramah dan tanya jawab)”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui hasil belajar siswa Kelas VIII MTsN 12 Tanah Datar setelah menggunakan mind mapping dan speed test.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dirasakan oleh berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

1. Bagi Siswa

Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang sering dihadapi, dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk memperluas pengetahuan serta wawasannya mengenai pembelajaran dengan penggunaan mind mapping dan speed test dapat memberikan alternative pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi Peneliti

Mengetahui apakah ada perbedaan penggunaan mind mapping dan speed test serta menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar

(13)

G. Defenisi operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami skripsi ini, maka peneliti mencoba menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam skripsi, sebagai berikut:

1.Mind Mapping

Mind mapping adalah pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan siswa dengan kegiatan kreatif menyusun ide-ide pokok dari sebuah konsep menjadi sebuah peta pikiran yang mudah dipahami oleh siswa.

2. Speed Test

Speed test merupakan bentuk tes/ujian yang diberikan kepada siswa secara cepat dalam waktu yang singkat yang mana waktu di tentukan oleh guru. Soal tes tersebut sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.

3.Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori 1. Mind Mapping

Mind mapping adalah salah satu cara terbaik untuk memecahkan informasi menjadi pikiran lebih kecil agar otak bisa lebih mudah mengingatnya (Deporter, 2009, hal.34-35). Mind mapping merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, mengorganisasikan, dan merencanakan. Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi dapat menjadi wahana bagi para siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mewujudkan itu adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Mind Mapping adalah suatu diagram yang digunkan untuk mempresentasikan kata-kata dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama (Sani, 2014, hal. 240)

Mind mapping merupakan bentuk penulisan catatan yang penuh warna dan bersifat visual yang dapat dikerjakan oleh satu orang bahkan dapat dikerjakan dalam satu tim.gagasan utama tersebut dieksplorasi melalui cabang-cabang mewakili gagasan-gagasan utama.

Metode pembelajaran mind mapping adalah metode pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan siswa dengan kegiatan kreatif menyusun ide-ide pokok dari sebuah konsep menjadi sebuah peta pikiran yang mudah dipahami oleh siswa. Mind mapping adalah cara termudah untuk menepatkan informasi kedalam otak dan memudahkan pengguna untuk mengingat atau mengambil informasi ketika dibutuhkan kembali, atau dapat dikatakan mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan

(15)

memetakan pikiran-pikiran secara menarik, mudah dan berdaya guna bagi siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang mereka pelajari.

Mind mapping dikategorikan sebagai teknik mencatat kreatif karena pembuatan mind mapmembutuhkan pemanfaatan imajinasi dari pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind mapping. Begitu pula dengan semakin seringnya siswa membuat mind mapping, siswa akan menjadi semakin kreatif. Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran.

Mind Mapping siswa bebas menggambarkan hasil pengembangan materi mereka dengan gambar-gambar atau garis-garis berwarna yang mereka sukai, sehingga pelajaran akan lebih menyenangkan. Oleh karena Mind Mapping dapat membantu daya ingat, berarti Mind Mapping dapat membantu mengembangkan materi (Okta Priantini & Atmaja, 2013, hal. 4-5). Hal ini tentu akan sangat menarik bagi siswa sehingga siswa dapat lebih fokus pada materi pelajaran. Mind mapping juga mengupayakan seorang siswa mampu menggali ide-ide kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan akan menjadi lebih hidup, variatif, dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreativitas. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai.

Menurut (Buzan, 2009, hal. 87) menyatakan bahwa petunjuk atau langkah-langkah membuat mind mapping:

a. Mulailah dengan menulis topik utama di tengah kertas.

b. Gunakan ilustrasi gambar, simbol-simbol, kode-kode pada keseluruhan peta pikiran.

c. Pilih kata-kata kunci pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan. d. Setiap kata/gambar harus berdiri sendiri pada setiap garis/cabangnya.

(16)

e. Cabang-cabang yang dibuat harus terkait dengan topik utama di tengah kertas. Garis cabang utama lebih tebal dan menjadi lebih tipis ketika semakin menjauh dari cabang utama.

f. Buat garis/cabang yang sama panjangnya dengan kata-katanya, Gunakan warna-warni dalam peta pikiran paling tidak tiga warna, sesuai selera. g. Kembangkan bentuk peta pikiran yang sesuai dengan gaya atau kreativitas

masing-masing.

h. Sisakan ruang untuk penambahan tema berikutnya.

Bentuk mind mapping hampir sama dengan peta jalan. Begitu pula dengan kegunaan mind mapping,yaitu: memberikan pandangan menyeluruh terhadap pokok masalah, memungkinkan kita merencanakan atau membuat pilihan-pilihan, mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat, mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat. Mind mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada mengunakan pencatatan biasa.

Tabel 2.1 Perbedaan Mind Mapping Dengan Catatan Biasa

Catatan biasa Mind mapping

1. Hanya berupa tulisan-tulisan saja.

2. Hanya dalam satu warna. 3. Untuk mereview ulang

memerlukan waktu yang lama. 4. Waktu yang diperlukan untuk

belajar lebih lama. 5. Statis.

1. Berupa tulisan, symbol dan gambar.

2. Berwarna-warni.

3. Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek.

4. Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif. 5. Membuat individu menjadi lebih

kreatif.

Guru menyuruh siswa untuk membuat mind mapping memungkinkan siswa untuk mengidentifikan dengan jelas apa yang mereka pelajari atau yang tengah direncanakan. Mind mapping sangat baik digunakan untuk

(17)

pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Dengan membuat sendiri mind mapping siswa dapat memahami pembelajaran dengan lebih jelas. Para siswa cenderung lebih mudah belajar dengan catatannya sendiri yang menggunakan bentuk huruf yang mereka miliki dan ditambah dengan pemberian warna yang berbeda disetiap catatan mereka. Dibandingkan dengan membaca buku teks mereka merasa kesulitan ketika persiapan akan menghadapi ujian. Mind mapping dapat membantu kita dalam sangat banyak hal. Berikut beberapa diantaranya :

a. Melihat koneksi antara topik yang berbeda. b. Membantu brainstoming.

c. Memudahkan ide mengalir. d. Melihat gambaran besar. e. Memudahkan mengigat. f. Menyederhanakan struktur. g. Memusatkan perhatian.

h. Menghemat waktu, menjadi lebih kreatif.

Tabel 2.2 Kelebihan Dan Kekurangan Mind Mapping

Kelebihan Kekurangan

1) Memberikan pandangan menyeluruh pada pokok masalah.

2) Memungkinkan,

merencanakan, atau membuat pilihan baru. 3) Mengumpulkan data disatu

tempat dengan jumlah yang besar.

4) Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dan dicerna.

1) Hanya siswa yang aktif yang bisa terlibat dalam

pembuatan mind

mapping.

2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar.

3) Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukan.

Mind mapping akan membantu dalam meningkatkan kecepatan berfikir, menghemat waktu, memungkinkan menyusun pemikiran mereka sendiri, dan menghasikan ide-ide baru. Dapat disimpulkan Mind Mapping bermanfaat untuk menggali pengetahuan siswa, membuat perencanaan kegiatan,

(18)

memudahkan siswa untuk memahami konsep sehingga tercipta kreatif dan menggigat kembali tentang konsep yang telah dipelajari.

Tabel 2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Mind Mapping dan Speed test

N o

Tahapan Aktifitas Guru Aktifitas Siswa 1 Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam

dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.

b. Guru mengambil absen siswa.

c. Guru memberikan apersepsi dengan cara memberikan sebuah masalah yang relevan dengan kehidupan siswa.

d. Guru memberikan motivasi kepada siswa.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran.

a. Siswa menjawab salam dari guru.

b. Siswa mendengarkan guru dalam pengambilan absen. c. Siswa mendengarkan arahan dari guru.

2. Kegiatan Inti a. Mengamati 1) Guru meminta siswa untuk mengamati dan mendengarkan penjelasan materi tentang sistem pernapasan. 2) Kemudian guru meminta siswa membuat mind mapping pada buku catatan terkait materi yang dipelajari. b. Menanya 1) Siswa diminta mengemukakan pertanyaan berkaitan tentang a. Siswa mengamati dan mendengarakan penjelasan materi yang disampaikan guru. Kemudian siswa membuat mind mapping tentang materi sistem pernapasan b. Siswa mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disampaikan terkait sistem pernapasan

(19)

penjelasan materi sistem pernapasan. 2) Pertanyaan yang di harapkan berhubungan dengan proses pernapasan manusia. c. Eksperimen/mengumpulka n informasi:

Guru meminta peserta didik mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber bacaan tentang sistem pernapasan. d. Mengasosiasikan

Guru memilih peserta didik secara acak untuk menyampaikan hasil tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran dan membatu siswa dalam menjawab pertanyaan. e. Mengkomunikasikan

1) Guru memilih peserta didik secara acak untuk menyampaikan hasil tentang point-point penting yang muncul

dalam kegiatan

pembelajaran.

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menanggapi pembelajaran yang sedang berlangsung. 3) Guru menjelaskan kembali materi pembelajaran.

4) Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal speed test, berhubungan dengan indikator yang

c. Siswa

mengumpulkan data dari sumber bacaan yang berhubungan dengan sistem pernapasan d. Siswa menyampaikan hasil tentang point-point dalam kegiatan pembelajaran.

(20)

mereka pelajari dengan waktu yang telah ditentukan

3. Penutup a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam.

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran. b. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam. 2. Speed Test

Tes adalah cara yang dapat dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan), sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testi yang dapat dibandingkan dengan nilai testi lainya (Sudijono, 2011, hal. 67).

Test merupakan serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2012, hal. 30). Tes merupakan cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut. Prestasi atau tingkah laku tersebut dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan intruksional pembelajaran atau tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi yang telah diberikan dalam proses pembelajaran, dan dapat pula menunjukkan kedudukan siswa yang bersangkutan dalam kelompoknya. Fungsi dari tes yaitu dapat ditinjau dari fungsi untuk kelas, fungsi untuk bimbingan, fungsi untuk administrasi (Arikunto, 2010, hal. 166).

(21)

Speed test adalah tes yang digunakan, direncanakan untuk menentukan seberapa cepat siswa dapat mengerjakan serangkaian tugas-tugas yang mudah (Nengherawati, 2007, hal. 9). Suatu tes harus cukup menantang bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar lebih baik. Dan salah satu bentuknya adalah speed test. Merupakan suatu bentuk tes yang diberikan kepada siswa guna melihat seberapa cepat siswa dapat memahami suatu materi yang telah di pelajari secara singkat. Dalam tes ini siswa dihadapkan soal-soal tes yang taraf kesukaranya biasanya relatif lebih mudah, sehingga siswa dapat menjawab dengan mudah dalam waktu yang singkat.

Speed test bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaan yang telah dipelajarinya. Dalam pelaksanaan tes kecepatan lebih diutamakan waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat dan tepat penyelesaiannya. Pada penelitian ini soal speed test yang digunakan adalah berbentuk uraian singkat dan pelaksanaanya dilakukan pada saat itu juga yaitu pada setiap akhir pelajaran.

Setelah itu akan diadakan test cepat dalam waktuk yang singkat sehingga guru mampu melihat bagaimana kemampuan siswa. Dengan adanya test ini peluang siswa untuk melakukan ketidak jujuran atau kecurangan-kecurangan dalam mengisi jawaban menjadi sangat kecil, karena siswa akan fokos mengerjakan soal dengan waktu yang sudah di tetapkan oleh guru.

3. Metode Pembelajaran a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta yang ditutup dengan

(22)

tanya jawab antara guru dan siswa. Metode ceramah yang dilakukan guru dalam situasi berikut:

1) Untuk memberikan pengarahan, petunjuk diawal pembelajaran. 2) Waktu teratas, sedangkan materi atau informasi banyak yang akan

disampaikan.

3) Lembaga pendidik memiliki staf pengajar, sedangkan jumlah siswa banyak (Hamdani, 2011, hal. 156).

Kelebihan dari metode ceramah: 4) Guru mudah menguasai kelas.

5) Mudah mengorganisasikan tempat duduk didalam kelas. 6) Mudah mempersiapkan dan melaksanakan.

7) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.

8) Guru mudah menerangkan pembelajaran dengan baik.

9) Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan, dan kearifan.

10)Dapat menggunakan bahan yang luas.

11)Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, dan kritis.

12)Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasi dan meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang akademik. 13) Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber

lain.

Kelemahan dari metode ceramah: 1) Mudah menjadi verbalisme.

2) Hanya yang benar-benar mendengar yang akan dapat menerima penjelasan.

3) Bila selalu digunakan dan terlalu sering digunakan dapat menimbulkan kebosanan.

4) Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakanya.

(23)

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya-jawab ialah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh guru.Metode tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang tepat, apabila pelaksanaanya ditunjukan untuk:

1) Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian.

2) Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian siswa. 3) Mengarahkan pengamatan dan pemikiran siswa.

4) Menilai kemajuan siswa.

5) Memberi giliran pada siswa tertentu.

6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat.

Kelebihan metode tanya jawab:

1) Kelas akan hidup karena siswa aktif berfikir dan menyampaikan pikiran melalui bicara.

2) Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengemukakan pendapatnya.

3) Akan membawa kelas kedalam suasana diskusi. Kekurangan metode tanya jawab:

1) Dengan tanya jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubunganya denga pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendali sehingga membuat persoalan baru.

2) Membutuhkan waktu yang banyak dalam proses tanya jawab.

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar pada hakekatnya merupakan aktifitas yang utama dalam serangkaian proses pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dipahami karna

(24)

berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan adalah dominan tergantung pada bagaimana proses belajar mengajar itu berlangsung. Oleh karna itu proses belajar selalu menjadi sorotan utama khususnya bagi para ahli pendidikan. Hasil belajar merupakan hasil yang dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya, hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, sisubjek belajar, tujuan, motivasi yang memengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. (Sardiman, 2010, hal. 75).

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar pada akhir proses belajar. Hasil belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti yang tertuang dalam rapor angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. (Dimyati, 2006, hal. 108)

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.

Berdasarkan definisi tersebut ternyata hasil belajar itu bukan sekedar merupakan sejumlah pengetahuan yang diperolah siswa saja, melainkan juga mencakup adanya perubahan perilaku, dan perubahan sikap pada diri siswa. Jadi hasil belajar itu meliputi 3 aspek yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor.

14)Ranah kognitif

a) Tipe hasil belajar : Pengetahuan

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe

(25)

hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasyarat bagi pemahaman.

b) Tipe hasil belajar : Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang di baca atau di dengarnya, memberi contoh lain dari yang telah di contohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.

c) Tipe hasil belajar : Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, ataupun petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru di sebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. d) Tipe hasil belajar : Analisis

Analisis adalah usaha memilah suati integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi secara kreatif.

e) Tipe hasil belajar : Sintesis

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berfikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat di pandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir devergen. Dalam berpikir konvergen, pemecahan

(26)

atau jawabannya akan sudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya.

f) Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat di pastikan. Mensintesiskan unit-unit tersebar tidak sama dengan mengumpulkannya kedalam satu kelompok besar. Mengartikan analisis sebagai memecah integritas menjadi bagian-bagian dan sintesis sebagai menyatukan unsur-unsur menjadi integritas perlu secara hati-hati dan penuh telaah.

g) Tipe hasil belajar : Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dll. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu. Dalam tes esai, standar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase “ menurut pendapat saudara “ menurut teori tenrtentu “. Frase yang pertama sukar diuji mutunya, setidak-tidaknya sukar diperbandingkan atau lingkupan variasi kriterianya sangat luas. Frase yang kedua lebih jelas standarnya. Untuk mempermudah mengetahui tingkat kemampuan evaluasi seseorang, item tesnya hendaklah menyebutkan kriterianya secara eksplisit.

Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan belajar, kesempatan kerja,dapat mengembangkan partisipasi serta tanggung jawabnya sebagai warga negara. Mengembangkan kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasinya.

15)Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahanannya,

(27)

bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar efektif kurang mendapatkan perhatian dari guru. Para guru lebih banyak menilai ranah kignitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkar yang kompleks.

a) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasaan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala dan stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

(28)

16)Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak inidividu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:

a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak disadari). b) Keterampilan pada gerakan dasar.

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dll.

d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresifi dan interpretatif.

Hasil belajar yang telah dikemukakan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya (Sudjana, 2014:22-31).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Di dalam hasil belajar ada suatu faktor yang mempengaruhi tercapainya hasil belajar. Menurut Hamalik (2003, hal. 199) dalam (Maryatum, 2015, hal. 6-7) mengatakan bahwa hasil belajar di pengaruhi oleh:

1) Faktor internal : tujuan, minat, aktivitas, kecakapan, kebiasaan belajar, serta penguasaan bahan mata kuliah.

2) Faktor eksternal: meliputi faktor lingkungan sekolah berupa cara memberi matakuliah dan bahan-bahan bacaan, alat peraga dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar itu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal (faktor yang berasal

(29)

dari dalam diri peserta didik) dan faktor eksternal (faktor yan berasal dari luar diri peserta didik). Menurut Karwono dan Mularsih (2010, hal. 35) dalam (Maryatum, 2015,hal. 7) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1) Faktor internal individu, diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a) Faktor fisiologis, meliputi: keadaan jasmani.

b) Faktor psikologis, meliputi: intelegensi, emosi, bakat, motivasi, perhatian, dan daya nalar.

2) Faktor eksternal individu, terdiri atas:

a) Faktor lingkungan sekolah, berupa cara memberi pelajaran dan bahan-bahan bacaan, media dan sebagainya.

b) Faktor lingkungan keluarga, meliputi perhatian orang tua, sarana dan prasarana belajar di rumah dan sebagainya.

c) Faktor lingkungan masyarakat yaitu tempat tinggal peserta didik.

B.Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan inayati ulya fidiana dengan judul “Efektifitas Penggunaan Mind Mapp Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Pokok Bahasan “Sistem Peredaran Darah Manusia”Pada Siswa Kelas VIII MTS Negeri Ngemplak Yogyakarta” .skripsi UIN Sunan kalijaga yogyakatra 2008.hasil penelitian menunjukan bahwa pengunaan metode mind mapp efektif dalam meningkatkan perstasi belajar biologi pokok bahasan sistem peredaran darah,terbukti adanya perbedaan yang nyata dengan metode mind mapp dan pembelajaran konvensional.penggunan metode mind mapp pada mata pelajaran biologi pokok bahasan sistem peredaran darah berpengaruh positif terhadap keaktifan siswa dan partisipasi dalam belajar kelompok (fidiana, 2008). Perbedaanya pada penelitian ini mind mapp untuk meningkatkan prestasi, sedangkan peneliti menggunakan mind mapp di sertai speed test untuk meningkatkan hasil belajar. Persamaanya sama- sama menggunakan mind mapp.

(30)

2. Penelitian suparmi. “Efektifitas Pendekatan Konstruktifisme Dengan Penerapan Mind Mapping Pada Proses Pembelajaran Materi Sistem Regulasi Manusia Di SMA 1 Unggaran”. Hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen menggunakan pendekatan konstruktifisme dengan penerapan mind mapping mencapai 73,53%,sedangkan hasil belajar kelompok kontrol dengan pendekatan konstruktifisme yaitu 71,58% .hasil uji-t menunjukan t hitung 2.030 > ttabel 1,99

untuk dk 84 dan taraf signitifikasi 5%.berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikasi antara hasil belajar dan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .hal ini didukung pula dengan perolehan hasil aktifitas siswa. Presentasi rata-rata aktifitas siswa kelompok ekperimen lebih besar 73,3% dari pada kelompok kontrol 71.3%. (suparmi, 2010). Perbedaanya pada penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivisme sedangkan peneliti menggunkan speed test. Persamaanyan sama-sama menggunakan mind mapp untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Penelitian yang dilakukan tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapp Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Di Desa Sinabun Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng”, dari hasil penelitian dapat disimpulkan dari rata-rata hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model mind mapping lebih baik dari pada model pembelajaran langsung 28,51 > 13,08. (Sumaraning & Kusmariyatni, 2014, hal. 78). Perbedaanya pada penelitian ini mengunakan mind mapp pada belajar IPS, sedangkan peneliti mengunakan mind mapp di sertai Speed Test untuk pembelajaran IPA. Pesamaanya adalah menggunakan Mind mapp untuk meningkatkan hasil belajar.

C.Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ini terdapat dua kelas siswa yang di bagi menjadi kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol akan diberi perlakuan pembelajaran konvensional (ceramah dan tanya jawab), sedangkan untuk kelas

(31)

eksperimen akan diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan Mind mapping di sertai Speed test. Dalam pembelajaran menggunakan Mind mapping siswa akan lebih mudah untuk memahami tentang konsep, memudahkan mengingat, menyederhanakan struktur, Memusatkan perhatian dan membuat siswa lebih kreatif. Sedangkan speed test dapat membantu dalam pengembangan kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaran yang telah dipelajarinya, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian Proses Pembelajaran

siswa

Kelas Ekperimen Kelas Kontrol

Proses Pembelajaran menggunakan mind mapp di sertai speed test

Pembelajaran Konvensional (ceramah dan tanya jawab)

Hasil Belajar Hasil Belajar

(32)

D.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan menggunakan mind mapping di sertai speed test lebih baik dari pada hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensinal (ceramah dan tanya jawab). H0 : Hasil belajar siswa dengan menggunakan mind mapping disertai speed test

tidak lebih baik dari pada hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional

H1 : Hasil belajar siswa dengan menggunakan mind mapping disertai speed test

lebih baik dari pada hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional

(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah True eksperiment(eksperimen semu), yaitu penelitian yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memenipulasi semua variabel yang relevan kecuali dari beberapa variabel-variabel tersebut. True eksperimen rancangan studi kelompok dimana kelempok-kelompoknya disusun dari kantung subjek yang berbeda sebelum percobaan dimulai, dan perbedaan ini merupakan dasar variabel percobaannya (Drew, Hardman, & Hosp, 2017, hal. 100) dalam pelaksanaan penelitian ini, sampel dibagi dua bagian yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajar menggunakan mind mapping dan speed test sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIII MTsN 12 Tanah Datar pada semester genap tahun ajaran 2018/2019.

C.Populasi dan Sampel

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu menentukan populasi dan sampel yang akan digunakan. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari serta kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Uraian selanjutnya sebagai berikut. 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013,

(34)

hal. 80) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas VIII di MTsN 12 Tanah datar tahun ajaran 2018/2019.

Tabel 3.1 Jumlah populasi siswa kelas VIII MTsN 12 Tanah Datar Tahun 2018/2019

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII.A 30 Orang 2 VIII.B 29 Orang 3 VIII.C 31 Orang 4 VIII.D 31 Orang 5 VIII.E 32 Orang 6 VIII.F 25 Orang

(Sumber: Guru IPA MTsN 12 Tanah Datar) 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang yang dimiliki oleh populasi tersebut berupa kelas/lokal. Biasanya sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili) (Sugiyono, 2013, hal. 81) pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara Simple Random Sampling. Agar sampel yang diambil representatif artinya benar-benar mencerminkan populasi, maka pengambilan sampel dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

a. Mengumpulkan nilai ulangan harian Biologi VIII di MTsN 12 Tanah Datar. Lampiran 1, hal. 58.

b. Melakukan uji normalitas populasi terhadap nilai akhir ulangan harian Biologi siswa kelas VIII di MTsN 12 Tanah Datar. Lampiran 2, hal. 60. c. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji liliefors, ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi tersebut berdistribusi normal atau tidak.Langkah-langkah dalam menentukan uji normalitas yaitu:

1)Menyusun skor hasil belajar siswa dalam suatu tabel skor, disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar.

2)Pengamatan x1, x2,

x

3...

x

n, kemudian dijadikan bilangan baku

,

1

(35)

s x x z i i   Keterangan : S : Simpangan Baku x : Skor rata-rata xi : Skor dari tiap siswa

3) Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar dari distribusi normal baku di hitung peluang:

)

(

)

(

z

i

P

z

z

i

F

4)Menghitung jumlah proporsi z1,

z

2

...

z

n, yang lebih kecil atau sama

z

i , jika proporsi dinyatakan dengan S(

z

i) dengan menggunakan rumus maka: n z yang z z z banyaknya z S( i) 1 2... ni

5)Menghitung selisih F(

z

i) - S(

z

i) kemudian tentukan harga mutlaknya. 6)Ambil harga mutlak yang terbesar dan harga mutlak selisih diberi

simbol

L

0.

0

L

= Maks F(

z

i) –S(

z

i).

7)Kemudian bandingkan

L

0 dengan nilai kritis L yang diperoleh dalam

tabel uji Liliefors dan taraf α yang dipilih.

0

L

L

tabel

Kriteria pengujiannya :

a) Jika

L

0<

L

tabel berarti data populasi berdistribusi normal. b) Jika

L

0>

L

tabel berarti data populasi berdistribusi tidak normal. (Walpole, 1995, p. 370-385).

d. Melakukan uji homogenitas variansi dilakukan dengan cara uji Bartlett. Uji ini bertujuan untuk melihat apakah populasi mempunyai variansi yang

(36)

homogen atau tidak. Uji Bartlett dilakukan dengan variansi populasi besar sama dua (k ≥ 2). Dengan pengujiannya sebagai berikut:

1) Tulislah hipotesis statistik yang diajukan Hitung k buah ragam contoh S1, S2, ....Sk dari contoh-contoh berukuran n1, n2, ...nk dengan

N =∑

2) Gabungkan semua ragam contoh sehingga menghasilkan dugaan gabungan :

3) Dari dugaan gabungan tentukan nilai perubah acak yang mempunyai sebaran Bartlett

b= [( ) ) ( ) b≤bk (α;n1, n2,..nk) bk (α;n1, n2,..nk)=

[ ) ) ) dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

jika b≥bk (α;n), H0 diterima berarti data homogen jika b<bk (α;n),H0 ditolak berarti data tidak homogen.

Berdasarkan uji homogenitas populasi diperoleh b≥bk (α;n ) atau dengan demikian dapat disimpulkan populasi memiliki variansi yang homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3, hal. 66.

e. Melakukan analisis variansi untuk melihat kesamaan rata-rata populasi. Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah populasi mempunyai kesamaan rata-rata atau tidak. Uji ini menggunakan teknik ANAVA satu arah dengan langkah sebagai berikut :

Langkah-langkah untuk melihat kesamaan rata-rata populasi yaitu : 1) Tuliskan hipotesis statistik yang diajukan.

2) Tentukan taraf nyatanya (α).

3) Tentukan wilayah kritiknya dengan menggunakan rumus f >fα[k-1, k(n-1)]

(37)

4) Perhitunggannya dengan menggunakan rumus : Jumlah kuadrat total

JKT= ∑

5) Jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom JKK = ∑

6) Jumlah kuadrat galat JKG = JKT- JKK 7) Keputusannya :

Diterimah HO jika f <fα[k-1, k(n-1)] Tolak HO jika f >fα[k-1, k(n-1)]

Tabel 3.2: Uji Kesamaan rata-rata Sumber keragaman Jumlah kuadrat Derajat bebas Kuadrat tengah fhitung Nilai tengah kolom JKK= 335 k-1= 5 67 0.385082 Galat JKG= 30796 N-1=177 173.9887 Total JKG= 31015

Untuk dapat dilihat jelas lampiran 4, hal 69.

f. Setelah keenam kelas pada populasi berdistribusi normal, mempunyai variansi yang homogen serta memiliki kesamaan rata-rata, maka diambil sampel dua kelas secara random dengan teknik lotting. Kelas yang terambil pertama ditetapkan sebagai kelas eksperimen, dan kelas kedua ditetapkan sebagai kontrol.

D.Desain Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control Group Posttest Only Design Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sekelompok subjek penelitian dari suatu populasi tertentu, kemudian secara random atau secara acak dibagi menjadi dua kelompok atau kelas yaitu kelas

(38)

eksperimen dan kelas kontrol. Dimana untuk kelas eksperimen adalah kelas yang mendapatkan perlakuan dengan penggunaan mind mapping di sertai speed test sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang mendapatkan perlakuan dengan pembelajaran konvensional.

Tabel 3.3 Bagan Desain Penelitian

NO Kelas Sampel Perlakuan Tes

1 Kelas eksperimen X T

2 Kelas kontrol O T

Keterangan :

X : Model pembelajarn dengan menggunakan mind mapping disertai speed tes.

T : Tes hasil belajar.

O : Pembelajaran dengan metode konvensional. E.Variabel, Data dan Sumber Data

1. Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hal. 38). Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. a. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mepengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel dalam penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan penggunaan mind mapping disertai speed test.

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013, hal. 39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VII MTsN 12 Tanah Datar.

2. Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder.

(39)

a. Data primer berupa hasil belajar (nilai akhir) Biologi siswa yang diambil setelah model pembelajaran dengan mind mapping disertai speed test. b. Data sekunder yaitu data yang diambil atau diminta pada guru bidang studi

berupa jumlah siswa dan nilai ulangan IPA kelas VIII MTsN 12 Tanah Datar.

3. Sumber data

Sumber data primer dari penelitian ini adalah nilai hasil belajar yang didapatkan oleh seluruh siswa kelas VIII MTsN 12 Tanah Datar yang terpilih. Sementara yang menjadi sumber data sekunder dari penelitian ini yaitu nilai ulangan harian siswa VIII yang diperoleh dari guru bidang studi IPA Kelas VIII MTsN 12 Tanah Datar.

F.Prosedur Penelitian

Adanya beberapa tahap persiapan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

Adanya beberapa tahap persiapan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan observasi ke MTsN 12 Tanah Datar pada tanggal 4 Desember 2018. Tujuan observasi yaitu mengetahui proses pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru didalam kelas, baik dalam menggunakan model, metode dan media pembelajaran.

b. Mengajukan surat permohonan penelitian.

c. Konsultasi dengan guru bidang studi yaitu guru IPA MTsN 12 Tanah Datar.

d. Mengumpulkan data nilai ulangan biologi siswa kelas VIII MTsN 12 Tanah Datar.

e. Mengadakan identifikasi dan rumusan masalah. f. Merumuskan batasan masalah.

g. Menetapkan jadwal penelitian.

(40)

i. Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) dari materi yang akan diajarkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu RPP diuji validitasnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 73.

j. Membuat kisi-kisi soal beserta jawabannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran lampiran 8, hal. 113.

k. Melakukan uji validasi, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya beda terhadap uji coba lampiran 12, hal. 132.

l. Menyiapkan soal penelitian lampiran 14, hal 143.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan yang diberikan pada kelas sampel berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan mind mapping dan speed test, sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran konvensional, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Pelaksanaan Model Pembelajaran mind mapp disertai speed Kelas Eksperimen

(penggunaan mind mapping dan speed test )

Kelas Kontrol

(Pembelajaran Konvensional) 1.Pendahuluan

a. Guru mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran. b. Guru mengambil absen siswa. c. Guru memberikan apersepsi

dengan cara memberikan sebuah masalah yang relevan dengan kehidupan siswa.

d. Guru memberikan motivasi kepada siswa.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran

1.Pendahuluan

a. Guru mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.

b. Guru mengambil absen siswa

c. Guru memberikan apersepsi dengan cara memberikan sebuah masalah yang relevan dengan kehidupan siswa d. Guru memberikan

motivasi kepada siswa. e. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa

2.Kegiatan Inti a. Mengamati

2.Kegiatan Inti a. Mengamati

(41)

Guru meminta siswa untuk mengamati dan mendengarkan penjelasan materi tentang sistem pernapasan. Kemudian guru meminta siswa membuat mind mappingpada buku catatan terkait materi yang dipelajari.

b. Menanya

1) Siswa diminta mengemukakan pertanyaan berkaitan tentang penjelasan materi sistem pernapasan..

2) Pertanyaan yang di harapkan berhubungan dengan proses pernapasan manusia.

c. Eksperimen/mengumpulkan informasi:

1) Guru meminta peserta didik mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber bacaan tentang sistem pernapasan.

2) Mengasosiasikan

Guru memilih peserta didik secara acak untuk menyampaikan hasil tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran dan membatu siswa dalam menjawab pertanyaan.

d. Mengkomunikasikan

1) Guru memilih peserta didik secara acak untuk menyampaikan hasil tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menanggapi pembelajaran yang sedang berlangsung.

3) Guru menjelaskan kembali materi pembelajaran

4) Guru menyuruh siswa untuk

Guru meminta siswa untuk mengamati dan mendengarkan penjelasan materi sistem pernapasan.

b. Menanya

Siswa menanyakan kepada guru mengenai materi yang belum dipahami.

c. Eksperimen/mengumpulk an informasi.

Guru meminta siswa membaca buku dan bahan lain yang berhubungan dengan materi sistem pernapasan.

d. Mengasosiasi/mengolah data

Guru membantu siswa dalam mengolah data yang didapatkanya kemudian mencatat hal-hal yang penting mengenai materi.

e. Mengkomunikasikan Guru menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas

(42)

mengerjakan soal speed test, berhubungan dengan indikator yang mereka pelajari dengan waktu yang telah ditentukan. 3.Penutup

c. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran

d. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam.

3.Penutup

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran b. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam 3. Tahap Penyelesaian

Memberikan evaluasi terhadap proses pembelajaran pada dua kelas sampel dengan memberikan tes akhir, kemudian hasil tes dari kelas eksperimen dan kelas control diolah dan dianalisis untuk menentukan apakah hasil belajar siswa menggunakan mind mapping disertai speed test lebih baik dari menggunakan model pembelajaran dengan metode ceramah.

G.Pengembangan Instrumen

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data berupa lembaran tes hasil belajar siswa. Data penelitian yang diperoleh dari tes yang diberikan sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan selama perlakuan berlangsung. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar biologi.

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Adapun bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa objektif dimana soal-soal tersebut sudah mewakili empat indikator pencapaian hasil belajar yang akan diterapkan dalam pembelajaran menggunakan mind mapping dan speed test dengan lima pilihan jawaban meliputi jenjang hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4). Tes ini akan diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran untuk mengetahui penguasaan konsep yang dimiliki oleh siswa.

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Mind Mapping Dengan  Catatan Biasa
Tabel 2.2 Kelebihan Dan Kekurangan Mind Mapping
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian Proses Pembelajaran
Tabel    3.1  Jumlah  populasi  siswa  kelas  VIII  MTsN  12  Tanah  Datar Tahun 2018/2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syukur alhamdulillah senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

Komunikasi tertulis merupakan komunikasi yang dilakukan yang melalui sebuah tulisan yang dilakukan dalam kegiatan surat menyurat yang melalui pos, telegram, fax,

[r]

[r]

Tulang anggota gerak bawah (kaki) berhubungan dengan tulang gelang panggul. Tiap jari 3 ruas, kecuali ibu jari yang hanya 2 ruas. Adapun fungsi dari tulang yaitu: Menggambarkan

 Inflasi di Kota Kediri terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran, hal ini ditunjukkan oleh kenaikan indeks beberapa kelompok

1 Pasien yang masuk dengan masalah gizi maupun tidak merupakan tanggung jawab

ditentukan oleh kemampuan perusahaan itu melakukan inovasi, baik yang terkait dengan inovasi produk untuk menemukan produk baru atau produk modifikasi, maupun inovasi proses