MEKANISME EREKSI DAN
EJAKULASI
SISTEM REPRODUKSI PRIA
Penis
Penis adalah organ seks utama yang letaknya
di antara kedua pangkal paha
mulai dari arcus pubis menonjol ke depan
berbentuk bulat panjang
Pada saat istirahat, foto penis mengecil dan
lembek sehingga kelihatan tergantung tidak
berdaya
saat terangsang, penis akan menegang dan
Panjang penis orang indonesia saat relaksasi
9-12 cm, saat ereksi penuh mencapai 10-14
cm
Orang barat atau timur tengah saat ereksi
mencapai 12,2-15,5 cm
Bagian utama penis adalah jaringan erektil
yang dapat mengecil atau melembek dan
bisa membesar sampai keras
Penampang horizontal penis: 3 rongga yakni 2
rongga kavernosa dan 1 rongga spongiosa
Korpus kavernosa diliputi jaringan ikat dan
terdiri atas gelembung-gelembung sinusoid
Dinding dalam atau endothel sangat berperan
untuk bereaksi kimiawi untuk menghasilkan ereksi arteria helicina.
Seluruh sinusoid diliputi otot polos yang disebut
trabekel
Sinusoid venula (sistem pembuluh balik) yang mengumpulkan darah menjadi suatu pleksus
venakembali melalui vena dorsalis profunda dan kembali ke tubuh.
Persyarafan penis
Penis dipersyarafi oleh 2 jenis syaraf yakni syaraf
otonom (para simpatis dan simpatis) dan syaraf somatik (motoris dan sensoris)
Syaraf-syaraf simpatis dan parasimpatis berasal dari hipotalamus menuju ke penis melalui medulla
spinalis (sumsum tulang belakang).
parasimpatis ke luar dari medulla spinalis pada
kolumna vertebralis di S2-4.
simpatis ke luar dari kolumna vertebralis melalui
segmen Th 11 sampai L2
parasimpatis dan simpatis menyatu menjadi nervus kavernosa. Syaraf ini memasuki penis pada
pangkalnya dan mempersyarafi otot- otot polos Corpora Cavernosa Penis
Syaraf somatis terutama yang bersifat
sensoris
membentuk nervus dorsalis penis
yang menyatu dengan syaraf-syaraf lain yang
membentuk nervus pudendus
Syaraf ini juga berlanjut ke kelumna
vertebralis (sumsum tulang belakang) melalui
kolumna vertebralis S2-4
Stimulasi dari penis atau dari otak secara
sendiri atau bersama-sama melalui
Perdarahan penis
Pendarahan untuk penis berasal dari arteri pudenda
interna arteria penis communis 2 arteria
kavernosa atau arteria penis profundus yang ketiga ialah arteria bulbourethralis untuk korpus spongiosum
Arteria memasuki korpus kavernosa lalu bercabang-cabang menjadi arteriol-arteriol helicina yang
bentuknya berkelok-kelok pada saat penis lembek atau tidak ereksi.
Pada keadaan ereksi, arteriol-arteriol helicina
mengalami relaksasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah bertambah besar dan cepat
kemudian berkumpul di dalam rongga-rongga lakunar atau sinusoid. Rongga sinusoid membesar sehingga terjadilah ereksi.
Sebaliknya darah yang mengalir dari sinusoid ke
luar melalui satu pleksus yang terletak di bawah tunica albugenia. Bila sinusoid dan trabekel tadi mengembang karena berkumpulnya darah di seluruh korpus kavernosa, maka vena-vena di sekitarnya menjadi tertekan. Vena-vena di
bawah tunica albuginea ini bergabung
membentuk vena dorsalis profunda lalu ke luar dari Corpora Cavernosa pada rongga penis ke
sistem vena yang besar dan akhirnya kembali ke jantung
Ereksi
Ereksi merupakan proses yang rumit dan
membutuhkan kerja sama banyak sistem di
dalam tubuh. Proses itu mulai dari otak, sistem syaraf, pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan agar dapat terjadi ereksi
Mekanisme terjadinya ereksi ini disebut Tumescensi
Ereksi penis merupakan hasil dari relaksasi otot
polos penis yang pada dasarnya dimediasi oleh refleks spinal dan melibatkan proses saraf pusat dan pengintegrasian stimuli taktil, olfaktori,
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual),
pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah
Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di
trabekel yakni sekitar sinusoid akan
mengalami kontraksi (penciutan) sehingga
darah yang masuk ke penis sangat sedikit.
Rongga-rongga sinusoid di Corpora
Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga
penis dalam keadaan lembek.
Pada ereksi penis dapat terjadi sekurang –
kurangnya dua mekanisme, yakni psikogenik dan refleksogenik yang berinteraksi selama aktivitas seksual normal. Ereksi psikogenik
diawali secara sentral sebagai respon terhadap rangsang pendengaran, penglihatan, pembauan atau imaginasi. Ereksi refleksogenik terjadi
akibat pacuan pada reseptor sensoris pada penis, yang dengan interaksi spinal, menyebabkan aksi saraf somatis dan parasimpatis.
Rangsangan seksual penerima stimulasi seksual bereaksi dan mengirim pesan kepada
sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus medulla spinalis atau sumsum tulang belakang
melewati nucleus syaraf otonom S2-4
jaringan-jaringan erektil di Corpora
Cavernosapelepasan neurotransmitter (NO) mengaktifkan guanilyl cyclase mengubah
guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP) cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa dan arteriol-arteriol relaksasi
sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh
dengan darah sehingga penis mulai membesar
menekan pembuluh darah balik (vena) di
dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar
sampai keras Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi
relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekel-trabekel sehingga terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis akan terus mengeras.
Pengendalian sistem ereksi melalui sistem
saraf, tonus otot polos korpus kavernosum
dikendalikan oleh proses biokimia yang
kompleks di tingkat sistem saraf perifer dan
sentral. Saraf otonom simpatis, parasimpatis,
dan saraf somatis mengendalikan tonus otot
polos korpus kavernosum dan sistem
vaskulernya melalui hubungan neuroanatomi
yang merupakan bagian integral inervasi dari
traktus urinarius bawah.
Detumescensi (Menurunkan
Ereksi)
Untuk menjaga supaya ereksi tidak terjadi
terus-menerus, maka cGMP harus dikurangi
sehingga tidak terjadi relaksasi otot-otot
polos terus menerus. Di dalam sel otot polos
di dalam Corpora Cavernosa ada mekanisme
tersendiri, yakni adanya 5 yang mengubah
cGMP menjadi 5 guanosine monophosphat
(5GMP), sehingga jumlah cGMP berkurang.
Bila cGMP tinggal sedikit maka relaksasi otot
polos akan hilang kemudian mengkerut
(kontraksi) sehingga penis menjadi kecil atau
kembali ke fase istirahat. Kemudian bila ada
stimulasi seks, NO akan dibentuk lagi dan
akhirnya cGMP akan meningkat dan otot
polos akan mengalami relaksasi dan penis
ereksi lagi.
Selama tidak ada stimulasi seks, penis akan
tetap istirahat. NO tidak diproduksi sehingga
cGMP tidak terbentuk dan penis akan tetap
lembek. Demikian mekanisme ereksi,
istirahat, ereksi dan istirahat dari penis
manusia.
Ejakulasi
Saat pria telah mencapai titik kepuasan
seksual atau orgasme, kerja
saraf
parasimpatis
digantikan oleh saraf simpatis
sehingga pembuluh darah kembali
mengalami
vasokonstriksi
dan ruang-ruang
darah dalam penis kembali kosong.
Pembuluh darah balik, setelah sebelumnya
tersumbat, kembali dapat mengantarkan
darah dari jaringan erektil penis kembali ke
jantung.
Saluran keluar sperma yang mengandung
spermatozoa kembali terbuka sehingga
sperma dapat dikeluarkan dengan bebas.
Dengan demikian, puncak dari aktivitas
seksual pria, yaitu ejakulasi, akan terjadi
Proses ejakulasi berada di bawah pengaruh saraf otonom
Asetilkolin berperan sebagai neurotransmiter ketika saraf simpatis mengaktivasi kontraksi dari leher
kandung kemih, vesikula seminalis, dan vas deferens.
Refleks ejakulasi berasal dari kontraksi otot bulbokavernosus dan ischiokavernosus serta dikontrol oleh saraf pudendus.
Jadi ejakulasi terjadi karena mekanisme refleks
yang dicetuskan oleh rangsangan pada penis
melalui saraf sensorik pudendus yang terhubung dengan persarafan tulang belakang (T12-L2) dan korteks sensorik (salah satu bagian otak).
Tujuan dari ejakulasi adalah menghantarkan
sel sperma atau spermatozoa yang
diproduksi oleh testis ke dalam saluran
reproduksi wanita untuk membuahi sel telur
atau ovum wanita.
Fungsi penis adalah sebagai penghantar sel
Tahap-Tahap Aktifitas Seksual Pria
1. Ereksi penis
Ereksi disebabkan karena impuls parasimpatis yang melepaskan nitric oxide dan atau peptide intestinal vasoaktif selain asetilkolin (Guyton, 2006). Selama ereksi, jaringan arteri memasok darah sekurang-kurangnya 100-140 ml. Pada puncak ereksi, tekanan intrakavernosa melebihi tekanan sistolik (Wibowo, 2007).
2. Lubrikasi
Selama perangsangan seksual, serabut saraf parasimpatis juga menyebabkan glandula uretral dan bulbouretral mensekresi cairan mukosa yang mengalir melewati uretra.
3. Emisi dan ejakulasi
Emisi adalah pergerakan semen ke dalam uretra. Ejakulasi
merupakan proses terdorongnya semen keluar dari uretra di saat orgasme (Guyton, 2006).
4.
Resolusi
Pada fase terahir terjadi kontriksi otot
polos trabekuler dan vasokontriksi arteriol
yang memasok darah ke jaringan erektil.
Terjadi aliran darah keluar dari sinus
venosus sehingga penis menjadi lemas
atau flaksid. Fase ini diperantarai oleh
saraf adrenergik simpatis.
kesimpulan
Mekanisme fungsi seksual melibatkan beberapa
unsur : libido, ereksi dan ejakulasi. Disfungsi seksual dapat terjadi akibat gangguan fungsi tersebut dan kombinasinya.