• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B I P E N D A H U L U A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B I P E N D A H U L U A N"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

B A B I

P E N D A H U L U A N

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang disebutkan bahwa kedudukan Kantor Ketahanan Pangan adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kota Semarang. Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretraris Daerah.

Sebagai salah satu dokumen perencanaan pembangunan, Rencana Kerja SKPD menjadi sangat penting artinya bagi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang terus berupaya untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan bidang ketahanan pangan secara lebih optimal melalui pemanfaatan berbagai kekuatan dan peluang yang dimiliki dan perhitungan yang matang atas berbagai kelemahan dan kendala yang dihadapi didasarkan pada kemampuan, karakteristik dan kebutuhan nyata.

Penyelenggaraan segenap aktivitas pembangunan bidang ketahanan pangan oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang mengarah pada terciptanya good governance sudah seharusnya mengikutsertakan segenap komponen dalam masyarakat. Dalam kaitan ini, Rencana Kerja SKPD Kantor Katahanan Pangan Kota Semarang memberikan arah atau pedoman bagi segenap stakeholder untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan pembangunan khususnya pada pengembangan distribusi pangan, pengembangan ketersediaan pangan dan konsumsi dan keamanan pangan masyarakat Kota Semarang yang dipandang strategis.

Dalam era reformasi yang mengutamakan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik, harus dikembangkan sikap aparatur yang mampu untuk mempertanggungjawabkan setiap langkah telah diambil.

(2)

Rencana Kerja SKPD Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang memberikan pedoman yang cukup representatif bagi semua pihak untuk turut memantau pengembangan distribusi pangan, pengembangan ketersediaan pangan serta konsumsi dan keamanan pangan karena memuat indikator-indikator penilaian kinerja yang terdiri atas : masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.

Segenap stakeholder yang berkaitan dengan ketahanan pangan harus mengetahui bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan bidang katahanan pangan berdasarkan pada kemampuan, karakteristik, dan kebutuhan nyata. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat strategis. Oleh karena itu, segenap stakeholder yang terkait harus membangun suatu kesepakatan dan komitmen untuk mendukung Rencana Kerja SKPD Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2014, sejak dari tahapan formulasi, implementasi hingga evaluasi.

1.2. LANDASAN HUKUM

Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja SKPD Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2014 dalam rangka sinkronisasi dan konsistensi dengan peraturan dokumen perencanaan lainnya adalah :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbanagn Keuangan

Antara Pusat dan Daearh;

4. Peraturan Pemerintah Penggati Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

(3)

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2001 tentang Program Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2001-2005; 8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 tahun 2003 tentang

Rencana Strategis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2008;

9. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2005 tentang RPJP Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2010;

10. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang;

11. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015;

12. Keputusan Kepala Kantor Ketahanan Pangan Nomor : 526/766 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2010-2015.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD adalah : 1. Memberikan gambaran program dan kegiatan yang akan dilaksanakan

pada tahun 2013;

2. Menyusun program dan kegiatan secara terorganisir sehingga memudahkan evaluasi di masa-masa mendatang;

3. Sebagai kelengkapan administrasi dalam mendukung pelaksanaan pembangunan yang akuntabel.

(4)

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Secara garis besar Renja Ketahanan Pangan Tahun 2014 ini berisi : BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan

Capaian Renstra

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan fungsi SKPD 2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD 3.3. Program dan Kegiatan

(5)

B A B II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA

NO PROGRAM /

KEGIATAN 2011

TARGET INDIKATOR HASIL

(1) (2) (3) (4)

I Program Ketahanan Pangan

1 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal

Pencapaian skor pola pangan harapan (PPH) : 83

Pencapaian skor pola pangan harapan (PPH) : 84

2 Fasilitasi penyediaan makanan pokok bagi warga miskin

Jumlah warung desa / lumbung pangan yang dioptimalkan

pemberdayaannya 4 lokasi

Jumlah warung desa / lumbung pangan yang dioptimalkan pemberdayaannya 5 lokasi 3 Penyusunan database ketahanan pangan Penyusunan peta kerentanan dan ketahanan pangan 1 kegiatan Penyusunan peta kerentanan dan ketahanan pangan 1 kegiatan 4 Apresiasi Ketahanan Pangan

Jumlah UMKM pangan lokal yang dipromosikan produknya melalui bazar dan gelar olahan pangan 15 UMKM

Jumlah UMKM pangan lokal yang dipromosikan produknya melalui bazar dan gelar olahan pangan 15 UMKM

5 Peningkatan mutu dan keamanan pangan

1. Kantin sehat di 4 sekolah

2. Keamanan pangan dari hasil survei : 80 %

1. Kantin sehat di 4 sekolah

2. Keamanan pangan dari hasil survei : 83 %

6 Peningkatan sistem distribusi konsumsi pangan dan daya beli masyarakat

1. Pengawasan ketersediaan pangan strategis 12 bulan 2. Pengawasan harga

dan distribusi pangan strategis 12 bulan

1. Pengawasan ketersediaan pangan strategis 12 bulan 2. Pengawasan harga

dan distribusi pangan strategis 12 bulan 7 Koordinasi perumusan kebijakan ketahanan pangan 1. Rapat kordinasi Dewan Ketahanan Pangan 1 kali (75 orang). 2. Rapat koordinasi ketahanan pangan 3 kali @ 50 orang 3. Rapat Teknis Perencanaan Ketahanan Pangan sebanyak 1 kali (75 orang). 1. Rapat kordinasi Dewan Ketahanan Pangan 1 kali (75 orang). 2. Rapat koordinasi ketahanan pangan 3 kali @ 50 orang 3. Rapat Teknis Perencanaan Ketahanan Pangan sebanyak 1 kali (75 orang).

II Peningkatan kesejahteraan Masyarakat 1 Penumbuhan Desa

Mandiri Pangan

Bantuan sarpras usaha dan pemberdayaan kelompok afinitas 15 kelompok

Bantuan sarpras usaha dan pemberdayaan kelompok afinitas 15 kelompok

(6)

2.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN SKPD

Indikator Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2012

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 65/ Permentan / OT.140 / 12 / 2010 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang akan menyesuaikan sasaran pembangunan dengan indikator dalam SPM tersebut. Dengan mengacu pada SPM tersebut, sasaran pembangunan ketahanan pangan pada tahun 2015 adalah:

1. Ketersediaan dan cadangan pangan, dengan indikator :

a. Ketersediaan energi dan protein perkapita dengan target : Energi 95% terhadap 2.200 kkal/kapita/hari

Protein 100% terhadap 57 gram/kapita/hari

b. Penguatan cadangan pangan, dengan target 60% terhadap cadangan pangan pemerintah daerah ideal yaitu 100 ton

2. Distribusi dan Akses Pangan, dengan indikator:

a. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah dengan terget 100%

b. Stabilitas harga dan pasokan pangan dengan target 90% 3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan, dengan indikator :

a. Pencapaian skor pola pangan harapan (PPH) yang ditargetkan 90% b. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan yang ditargetkan

90%

4. Penanganan Kerawanan Pangan, dengan indikator : a. Penanganan daerah rawan pangan dengan target 60%

(7)

2.3. ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD

Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan ketahanan pangan Kota Semarang antara lain :

1. Masih rendahnya konsumsi pangan lokal, terutama umbi-umbian, sayur dan buah yang tercermin pada pencapaian skor pola pangan harapan. 2. Masih rendahnya kesadaran akan pentingnya konsumsi pangan yang

B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman).

3. Belum optimalnya pengelolaan cadangan pangan masyarakat, sebagaimana tercermin dari dari tidak aktifnya lumbung pangan dan warung desa.

4. Masih adanya kelurahan dengan KK miskin di atas 30% sehingga mendesak untuk ditangani.

5. Masih banyak beredarnya bahan pangan yang kurang memenuhi standar mutu dan keamanan pangan seperti penggunaan bahan tambahan (pewarna, pengawet, pemutih) yang berbahaya, pangan tanpa tanggal kadaluwarsa, belum ada ijin PIRT.

Adanya berbagai permasalahan tersebut berpengaruh pada pencapaian SPM seperti cadangan pangan yang masih rendah yaitu 6% atau 6 ton pada tahun 2011, sementara target tahun 2015 adalah 60% atau 60ton.

Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan SKPD antara lain : 1. banyaknya potensi pangan lokal yang belum digali secara optimal. 2. semakin meningkatnya jumlah pengolah pangan lokal.

3. dukungan perguruan tinggi dalam pengembangan teknologi tepat guna 4. adanya kebijakan pemerintah dalam penumbuhan cadangan pangan

pemerintah maupun cadangan di tiap kelurahan berupa lumbung pangan maupun warung desa serta adanya kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan lokal

5. Dibentuknya Tim jejaring keamanan pangan dan Dewan Ketahanan Pangan Kota Semarang akan memudahkan dalam koordinasi dan pelaksanaan kegiatan yang sinergi.

(8)

2.4. REVIEW TERHADAP RANCANGAN AWAL RKPD

Perbandingan antara rancangan awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan disajikan pada tabel di bawah. Berdasarkan tabel tersebut, terdapat beberapa pergeseran anggaran karena adanya kegiatan yang perlu lebih diprioritaskan ataupun sebaliknya.

Beberapa kegiatan yang bergeser antara lain :

1. Keg. Pengembangan konsumsi dan penganekaragaman pangan yang semula Rp. 245.000.000,- menjadi Rp. 265.000.000,- hal ini disebabkan penambahan alokasi untuk optimalisasi pemanfaatan pekarang.

2. Keg. Fasilitasi penyediaan makanan pokok bagi warga miskin yang semula Rp. 126.000.000,- menjadi Rp. 226.000.000,- karena penambahan alokasi untuk pembentukan cadangan pangan pemerintah. 3. Keg. Apresiasi ketahanan pangan yang semula Rp. 125.000.000,-

berkurang menjadi Rp. 100.000.000,-

4. Keg. Aksi desa mandiri pangan yang semula Rp. 438.465.000,- menjadi Rp. 343.465.000,-

2.5. PENELAAHAN USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN

MASYARAKAT

Kantor Ketahanan Pangan melaksanakan rapat teknis perecanaan yang diikuti oleh SKPD terkait, LSM, Perguruan Tinggi, PKK dan Kecamatan se Kota Semarang untuk mendapatkan masukan, evaluasi dan usulan kegiatan yang dapat difasilitasi dari peserta. Usulan yang masuk akan dievaluasi dan dilakukan investigasi ke lapangan apakah layak atau tidak diberikan fasilitasi serta sesuai atau tidak dengan tupoksi Kantor Ketahanan Pangan.

(9)

Beberapa usulan yang masuk antara lain :

JENIS USULAN KET

KEC. GENUK

1. Penumbuhan warung desa

 Kel. Bangetayu Kulon, Kel. Bangetayu Wetan, Kel. Kudu

Sasaran gerdu kempling tahun 2013

2. Pelatihan pengolahan pangan dan bantuan peralatan olahan pangan

a. Pisang dan singkong

Kel. Bangetayu Kulon, Karangroto, Kudu, Bangetayu Wetan, Banjardowo, Penggaron Lor, Sembungharjo, Genuksari

b. Bandeng presto

Kel. Terboyo Kulon, Trimulyo, Terboyo Wetan

Sasaran gerdu kempling tahun 2013

3. Ternak Kambing

 Kel. Bangetayu Kulon, Bangetayu wetan, Kel. Kudu, Kel. Penggaron Lor, Kel. Banjardowo, Kel. Genuksari, Kel. Sembungharjo

Sasaran gerdu kempling tahun 2013

4. Pemanfaatan lahan pekarangan

 Kel. Terboyo Kulon, Kel. Terboyo Wetan, Kel. Trimulyo, Kel. Gebangsari, Kel. Muktiharjo Lor

KEC. TEMBALANG

1. Penumbuhan warung desa : 10 orang

 kel. sendangguwo

Mendukung gerdu kempling 2. Pengolahan makanan kering (tempe kripik) : 8 orang

Pengolahan makanan basah (jajanan/snack) : 5 orang Pembuatan kerupuk : 3 orang

 Kel. tandang

3. Usaha warungan dan gorengan : 7 orang KEC. GAJAHMUNGKUR

1. Pelatihan pengolahan pangan Kel. Gajahmungkur,

2. Pemantapan konsumsi pangan B2SA Bendungan, Sampangan

3. Penumbuhan warung desa Bendan Duwur

4. Bantuan peralatan olahan pangan Kel. Bandan Ngisor

KEC. MIJEN

1. Penumbuhan warung desa Kel. Bubakan, Polaman,

2. Pembentukan desa mandiri pangan Tambangan

KEC. SMG TENGAH

1.Pelatihan pengolahan bandeng Kel. Brumbungan,

gabahan,Karang Kidul, Kembangsari, Pekunden

2.Pelatihan pembuatan kue kering Kel. Sekayu, Kel. Karangkidul

3.Bantuan peralatan pengolahan pangan (mixer, oven)

Kel Gabahan

4.Pelathan pembuatan keripik ceker ayam Kel. Pekunden

5.Penguatan warung desa Kel. Jagalan, Kembangsari

6.Pelatihan pengolahan pangan berbahan lokal Kel. Gabahan, Karang Kidul. Purwodinatan

(10)

B A B III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD

3.1. TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL

Urusan wajib ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas utama pembangunan nasional. Hal ini didasarkan bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu tolok ukur ketahanan nasional dan pangan mempunyai peranan yang cukup vital. Salah satu kebijakan nasional ketahanan pangan adalah percepatan penganekaragaman konsumsi pangan lokal. Dengan adanya kebijakan ini maka setiap daerah diarahkan untuk menggali potensi pangan yang ada di wilayahnya dan mengembangkannya dengan dukungan teknologi yang aplikatif.

Untuk mewujudkannya dibutuhkan dukungan yang sinergis baik dari aparat pemerintah sebagai penentu kebijakan, unsur perguruan tinggi sebagai pendukung alih teknologi dan lembaga kemasyarakatan dalam menggerakkan dan memberdayakan masyarakat. Dengan adanya sinergitas tersebut diharapkan potensi tergali secara optimal sehingga mampu meningkatkan ketahanan pangan di wilayah masing-masing minimal di tingkat rumah tangga yang akan berdampak pada peningkatan ketersediaan pangan berbasis sumber daya lokal, penganekaragaman konsumsi pangan dan meminimalkan ketergantungan pangan dari daerah luar.

3.2. TUJUAN DAN SASARAN SKPD

Tujuan jangka menengah Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang akan diupayakan pencapaiannya oleh segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan 2010-2015 adalah ” Mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan menuju terwujudnya kemandirian

(11)

pangan ”. Tujuan tersebut dapat dijabarkan secara spesifik sebagaimana berikut :

1. Meningkatkan ketersediaan dan distribusi pangan;

2. Meningkatkan pemanfaatan pangan lokal dalam rangka percepatan penganekaragaman konsumsi pangan;

3. Meningkatkan cadangan pangan pemerintah dan cadangan pangan masyarakat;

4. Meningkatkan mutu dan keamanan pangan menuju Pola Pangan Harapan;

5. Meningkatkan koordinasi ketahanan pangan lintas sektoral dan lintas wilayah.

Sasaran pembangunan ketahanan pangan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2010-2015 dan Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan 2010-2015 adalah :

1. Terjaganya kondisi ketahanan pangan daerah, dengan meningkatnya ketersediaan pangan utama 10 %;

2. Meningkatnya cadangan pangan daerah berupa lumbung pangan di 20 kelurahan;

3. Meningkatnya kualitas bahan pangan yang memenuhi standar mutu pangan 5%;

4. Meningkatnya skor pola pangan harapan (PPH) : 95 pada tahun 2015; 5. Pengembangan kelurahan mandiri pangan di 10 kelurahan;

(12)

Sehubungan dengan adanya Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 65/ Permentan / OT.140 / 12 / 2010 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang akan menyesuaikan sasaran pembangunan dengan indikator dalam SPM tersebut. Dengan mengacu pada SPM tersebut, sasaran pembangunan ketahanan pangan pada tahun 2015 adalah:

1. Ketersediaan dan cadangan pangan, dengan indikator : a. Ketersediaan energi dan protein perkapita b. Penguatan cadangan pangan

2. Distribusi dan Akses Pangan, dengan indikator:

a. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah b. Stabilitas harga dan pasokan pangan

3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan, dengan indikator : a. Pencapaian skor pola pangan harapan (PPH)

b. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan 4. Penanganan Kerawanan Pangan, dengan indikator :

a. Penanganan daerah rawan pangan

3.3. PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2013

Program dan kegiatan pembangunan di bidang ketahanan pangan pada dasarnya adalah menciptakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan. Upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan harus bertumpu pada sumberdaya pangan lokal dan meminimalisir ketergantungan pangan dari luar daerah dengan mengoptimalkan potensi wilayah.

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, maka seluruh sektor harus berperan secara aktif dan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa / Kelurahan dan masyarakat. Ketahanan pangan tercermin pada ketersediaan

(13)

pangan secara nyata, oleh sebab itu penyediaan pangan harus secara jelas diketahui oleh masyarakat. Penyediaan pangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Untuk mewujudkan penyediaan pangan tersebut, perlu dilakukan pengembangan sistem produksi, efisiensi sistem usaha pangan, teknologi produksi pangan, sarana prasarana produksipangan serta mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif.

Sumber penyediaan pangan di Kota Semarang berasal dari produksi daerah sendiri dan dari daerah sekitar. Hal ini memerlukan pendistribusian pangan yang baik di seluruh wilayah bahkan sampai di tingkat rumah tangga.

Program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang pada APBD Kota Semarang Tahun 2013, adalah sebagai berikut :

1. Program Ketahanan Pangan, dengan kegiatan :

a. Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan.

Sub Kegiatan :

1. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 2. Pelatihan pengolahan pangan

3. Lomba Cipta Olahan Pangan 4. Pembuatan rumah produksi 5. Pola pangan Harapan

Latar Belakang

1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap diversifikasi dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA).

2. Penerapan teknologi pengolahan pangan lokal belum dikenal luas oleh pelaku usaha olahan pangan lokal sehingga perlu dikenalkan dan dipraktekkan dalam rangka meningkatkan nilai jual produk olahan pangan lokal agar mampu bersaing dengan olahan pangan lain.

(14)

Out Put :

1. Pengembangan optimalisasi pekarangan terpadu 5 lokasi 2. Pelatihan pengolahan pangan 50 orang x 3 kali

3. Survei pola konsumsi masyarakat sebanyak 480 responden 4. Pembuatan rumah produksi 1 unit

5. Lomba Cipta Olahan Pangan 30 peserta

Out Come :

1. Skor pola pangan harapan (PPH) sebesar 89.

b. Fasilitasi Penyediaan Makanan Pokok Bagi Warga Miskin.

Sub Kegiatan :

1. Warung desa

2. Pembuatan cadangan pangan pemerintah 3. Bantuan pangan untuk daerah rawan gizi 4. Subsidi sembako

Latar Belakang :

1. Banyak warung desa yang tidak aktif sehingga melalui bantuan bahan pangan dan dikelola oleh masyarakat dapat memberdayakan masyarakat sekitar.

2. Produksi pertanian khususnya produksi padi, saat panen raya harga gabah biasanya turun sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dibentuk lumbung pangan untuk menampung produksi saat panen raya dengan harga layak sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

3. Masih adanya keluarga rawan gizi sehingga pemerintah harus memotivasi dan menstimulasi melalui pemberian paket bahan pangan agar keluarga tersebut dapat meningkatkan kualitas pangan yang dikonsumsi.

Out Put :

1. Warung desa di 5 lokasi

(15)

3. Bantuan pangan bagi keluarga rawan gizi untuk 60 KK 4. Subsidi sembako Rp. 10.000.000,-

Out Come :

1. Masyarakat mudah mengakses pangan

2. Keluarga rawan pangan dapat meningkatkan kualitas gizi keluarganya.

3. Meningkatnya cadangan pangan 10% untuk mendukung SPM ketahanan pangan

c. Penyusunan Database Potensi Produk Pangan

Sub Kegiatan :

1. Penyusunan peta SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi) 2. Penyusunan peta kerentanan dan ketahanan pangan

Latar Belakang :

1. Salah satu pedoman yang mampu mengetahui kondisi wilayah yang rawan pangan dan gizi adalah melalui peta SKPG.

Out Put :

1. Buku peta SKPG yang diperoleh dari pemantauan oleh Tim SKPG dan koordinasi instansi terkait.

2. Buku peta kerantanan dan ketahanan pangan

Out Come :

1. Tersedianya informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan program, penentuan target, sertta intervensi kerawanan pangan dan gizi di Kota Semarang

d. Pengembangan Distribusi dan Peningkatan Akses Pangan

Sub Kegiatan :

1. Pengawasan ketersediaan pangan strategis dan prognosa kebutuhan pangan pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)

2. Pemantauan harga dan distribusi pangan strategis 3. Koordinasi data dasar neraca bahan makanan

(16)

Latar Belakang :

1. Informasi ketersediaan, harga dan distribusi pangan merupakan salah satu dasar untuk merumuskan kebijakan., baik ditingkat Pusat maupun Daerah

2. Dengan adanya informasi ketersediaan, harga dan distribusi pangan akan mudah untuk memantau kestabilan pasokan, kestabilan harga.

Out Put :

1. Terlaksananya pemantauan ketersediaan, harga dan distribusi pangan selama 12 bulan.

2. Neraca bahan makanan

Out Come :

1. Tersedianya data/informasi ketersediaan, harga dan distribusi pangan mingguan, bulanan, tahunan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

e. Pembinaan dan Fasilitasi Penanganan Mutu dan Keamanan Pangan Sub Kegiatan :

1. Pengawasan/pemantauan mutu dan keamanan pangan 2. Survey keamanan pangan

3. Pembinaan keamanan pangan

Latar Belakang :

1. Pemerintah wajib menjamin keamanan pangan yang beredar agar layak dan aman dikonsumsi masyarakat, sehingga pemerintah perlu melakukan pengawasan, pembinaan yang periodik dan kontinyu untuk mengurangi beredarnya makanan yang tidak memenuhi stándar mutu dan keamanan pangan.

2. Masih rendahnya kesadaran baik produsen pangan maupun masyarakat konsumen akan pentingnya keamanan pangan sehingga diperlukan pengawasan dan pembinaan.

Out Put :

1. Pengawasan mutu dan keamanan pangan 6 kali 2. Survey keamanan pangan 1 kali kegiatan

(17)

3. Pembinaan keamanan pangan 24 sekolah

Out Come :

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat (konsumen) untuk mengkonsumsi pangan yang aman.

2. Berkurangnya peredaran makanan yang tidak memenuhi standart mutu keamanan pangan di Kota Semarang.

f. Koordinasi Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan

Sub Kegiatan :

1. Rapat Teknis Perencanaan

2. Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan

3. Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan

Latar Belakang :

Dalam merumuskan program/kegiatan ketahanan pangan, Kantor ketahanan pangan perlu berkoordinasi dan bersinergi dengan SKPD terkait agar dapat berjalan seiring dan saling melengkapi, adanya pemahaman dan penyamaan persepsi dalam menentukan langkah mewujudkan program dan pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan.

Out Put :

1. Rapat kordinasi Dewan Ketahanan Pangan 1 kali (75 orang). 2. Rapat koordinasi ketahanan pangan 2 kali @ 50 orang

3. Rapat Teknis Perencanaan Ketahanan Pangan sebanyak 1 kali (75 orang).

Out Come :

1. Rumusan hasil sebagai bahan perencanaan program dan kegiatan ketahanan pangan.

2. Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat a. Aksi Desa Mandiri

Latar Belakang :

Kegiatan dilaksanakan berdasarkan adanya potensi wilayah baik SDM maupun SDA yang belum dikembangkan secara optimal pada lokasi

(18)

yang memiliki KK miskin diatas 30%. Dengan adanya bantuan sarana prasarana dan pendampingan baik oleh tim pangan desa, pemerinatah kelurahan setempat dan dari instansi terkait kegiatan usaha kelompok bisa berkembang.

Out Put :

1. pembentukan kelompok afinitas di 2 lokasi / kelurahan. 2. Pembentukan tim pangan desa di 2 kelurahan

3. Bantuan pelatihan teknis untuk kelompok afinitas

4. Bantuan sarana / prasarana usaha kelompok sesuai jenis usaha dan potensi wilayah untuk 4 lokasi

Out Come :

1. Pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian pangan di 2 lokasi.

(19)

B A B IV P E N U T U P

Rencana Kerja SKPD Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2013 merupakan dokumen perencanaan bidang ketahanan pangan di Kota Semarang tahun 2013. Dokumen ini memberikan arah dan pedoman bagi aparatur Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan umum dan tugas pembangunan bidang ketahanan pangan, serta secara umum diharapkan dapat menggerakkan partisipasi seluruh stakeholder

terkait dalam pembangunan bidang ketahanan pangan Kota Semarang.

Keberhasilan pembangunan bidang ketahanan pangan tergantung pada komitmen pemerintah yang kuat terhadap sektor pangan dan peran serta masyarakat, dimana pangan merupakan hak asasi manusia yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup, bermutu, aman, merata dan terjangkau. Untuk itu diperlukan integritas, akuntabilitas, tekad, semangat, dan disiplin yang kuat dari seluruh pelaku pembangunan. Semua itu tercermin dari kualitas dan profesionalitas dalam pengelolaan pembangunan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, evaluasi serta koordinasi yang mantap didukung oleh kegiatan penelitian dan pengembangan yang intensif sehingga hasilnya optimal.

Selanjutnya, pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan diharapkan dapat lebih optimal sehingga dapat tercapai peningkatan kesejahteraan masyarakat pada khususnya, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada umumnya, yang hasil-hasilnya dapat lebih dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Semarang,

KEPALA KANTOR KETAHANAN PANGAN KOTA SEMARANG

Ir. WP. RUSDIANA, MP.

Pembina Tk I

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan amonia berlebih dalam larutan sintesis urea yang keluar dari  stripper  akan naik bila  stripper  dioperasikan pada tekanan yang lebih tinggi.. Apabila

[r]

Kepala daerah dalam menyelenggarakan fungsi sebagai pemimpin daerah terhadap pemerintah daerah memiliki tugas dan wewenang sesuai dengan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 32 Tahun

142 D.3 Hasil Perhitungan Dampak Pengganda Total Pendapatan Tabel Input Output Kabupaten Jember Tahun 2010 Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen Updatting Tahun

Undang-Undang Republik Indonesia 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan. Undang-undang Nomor 16 Tahun

Dengan menerapkan postulat geodesik Einstein pada tera vierbein di dalam untingan kerangka Lorentz (orthonormal) terbatasi, ungkapan asas kesetaraan yang tepat secara fisis

Hasil dari penelitian ini diharapkan memeberikan manfaat kepada pembaca mengenai problematika kehidupan yang dialami masyarakat Timur Tengah dengan melihat pandangan

Ujicoba terhadap sistem dilakukan biasanya setelah pengetesan program. Ujicoba sistem dilakukan untuk memeriksa dan memastikan bahwa komponen-komponen program atau tiap-tiap