• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Manajemen Public Relations

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Manajemen Public Relations"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Ujian

Ujian Tengah

Tengah Semester

Semester

Dosen

Dosen Pengampu

Pengampu

Manajemen

Manajemen Public Relatio

 Public Relations

ns

Atjih

Atjih Sukaesih

Sukaesih M.Si,

M.Si,

MANAJEMEN

MANAJEMEN

 PUBLIC RELATIO

 PUBLIC RELATIONS

NS

 Nama : Fadmi Nan

 Nama : Fadmi Nanda Putri Hardi

da Putri Hardi

Kelas

Kelas : PR 3B

: PR 3B (PR 5B)

(PR 5B)

 NIM

 NIM : 11343201649

: 11343201649

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

PEKANBARU

PEKANBARU

RIAU

RIAU

(2)

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami selaku pemakalah bisa menyelesaikan makalah yang berjudul: Manajemen Public Relations.

Di dalam penyusunan makalah ini pemakalah menyadari bahwa masih jauh dari sempurna, oleh karenanya dengan hati terbuka pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dan kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Teriring doa, semoga amalan yang diberikan mendapatkan ridho dan berkah dari Allah SWT. Amin. Akhirnya kami selaku penyusun makalah berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Akhirul kalam.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ... 2 DAFTAR ISI ... ... 3 BAB I PENDAHULUAN ... ... 4

1.1

Latar Belakang ... 4

1.2

Rumusan Masalah ... ... 4

1.3

Tujuan Masalah ... ... 4 BAB II PEMBAHASAN ... ... 5

2.1 Pengertian Manajemen Public Relations ... 5

2.2  Public Relations Sangat Dibutuhkan dalam Sebuah Organisasi ... 8

2.3 Prinsip-Prinsip Manajemen ... ... 9

2.4 Manajemen sebagai Ilmu dan Seni ... 12

BAB III KESIMPULAN ... ... 14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran komunikasi timbal balik dalam perusahaan masa kini adalah hal yang mutlak. Biasanya peran tersebut diserahkan kepada pihak Public Relations. Itu artinya hal terpenting  bagi praktisi Public Relations adalah kemampuannya mengemban fungsi dan tugasnya dalam melaksanakan hubungan komunikasi ke dalam dan ke luar. Maksudnya adalah uoaya  pembinaan hubungan yang harmonis antara pimpinan manajemen dengan para karyawan. Begitu juga kemampuannya untuk menjembatani atau membangun hubungan komunikasi dengan masyarakat luar sebagai publiknya.

Dalam merancang program kerja  Public Relations atau Humas (Hubungan Masyarakat) memerlukan manajemen. Tidak heran kalau seorang pakar komunikasi mengatakan bahwa kegiatan public relations merupakan perpaduan antara seni dan gabungan ilmu sosial yang akan mampu menganalisis kecendrungan serta meramalkan apa dan akibat yang akan terjadi dikemudian hari. Artinya  Management of   Public Relations  memerlukan pemikiran dan konsepsi suatu perencanaan, pengoragnisasian yang secara serius dan rasional dalam upaya  pencapaian tujuan bersama dari organisasi/lembaga yang diwakilinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah itu Manajemen Public Relations? Jelaskan jawabanmu!

2. Mengapa Public Relations dibutuhkan dalam sebuah organisasi? Jelaskan jawabanmu! 3. Sebutkan tentang prinsip-prinsip manajemen! Jelaskan jawabanmu!

4. Manajemen bisa diartikan sebagai ilmu dan seni. Jelaskan pemahaman saudara tentang manajemen sebagai ilmu ataupun sebagai seni!

1.3 Tujuan Makalah

Agar kita dapat memahami pengertian dari manajemen  Public Relations. Memahami  betapa pentingnya peran  Public Relations  bagi kelangsungan sebuah organisasi. Memahami  prinsip-prinsip manajemen. Memahami makna dari manajemen sebagai ilmu maupun sebagai

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Public Relations

Manajemen adalah suatu proses perencanaan yang matang dan cara melaksanakan dengan sukses rencana tersebut melalui kerja sama dari berbagai pihak yang berkepentingan. Pengertian tersebut sesuai dengan definisi yang dinyatakan oleh Robert Kreitener (1978), (Pakar Manajemen dari Arizona State University), bahwa, “Manajemen ialah proses kerja sama dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang mengalami perubahan. Proses manajemen tersebut terpusat pada pemanfaatan atau penggunaan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien.”

Pada dasarnya dalam menunjang keberhasilan mencapai tujuan utama manajemen  perusahaan/organisasi berkerja sama dengan seorang praktisi Humas ( Public Relations). Adapun menurut The British Institute of Public Relations mendefinisikan Humas/ Public  Relations:

a. Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organ isasi dan publiknya.  b. Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk

membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya.

Menurut Mc Elreath, ( Managing Systematic and Ethical Public Relations Management ), 1993, Madison, Wisconsin: Brown & Mark adalah: Manajemen Humas berarti penelitan,  perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi; mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi pers international via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house  hingga kampanye politik, dari pengumuman  pelayanan publik hingga menangani kasus manajemen krisis.1

1. Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsep dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007. Halaman 31.

(6)

Seorang pakar manajemen mendefinisikan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang Manajer Humas adalah:  How management skill is getting things done through the people. (Kemampuan di bidang manajemen adalah bagaimana membuat suatu keberhasilan  pelaksanaan program kerja melalui orang lain.)

Rhenald Kasali dalam bukunya Management  Public Relations, mengatakan manajemen dan  Public Relations adalah dua bidang ilmu yang berkembang secara terpisah. Akan tetapi seperti yang kita saksikan perkembangannya pada akhir abad ke-20, manajemen akhirnya berhasil meningkatkan peranannya pada hampir setiap bidang kehidupan. Seperti pada hubungan antara manajemen dan bidang-bidang lainnya, manajemen telah menyatu dengan Public Relations. Artinya manajemen telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi peneraan konsepsi  Public Relations dalam kehidupan manusia.2

(7)

2.2

Publ i c Rel ations

Sangat Dibutuhkan dalam Sebuah Organisasi

Humas merupakan bidang yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang  bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang non komersial. Mulai dari yayasan,  perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah, bahkan pesantren dan usaha bersama seperti Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) pun memerlukan humas. Kebutuhan akan humas tidak bisa dicegah. Karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpecaya kian terasa pada era globalisasi dan “banjir informasi” seperti saat ini.3

 Public Relations  sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi karena  Public Relations merupakan fungsi manajemen yang mengidentifikasi, membangun, dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai publik yang menjadi  penentu kesuksesan dan kegagalannya.  Public Relations membantu suatu organisasi dan  publiknya untuk saling beradaptasi satu sama lain.  Public Relations membantu organisasi  berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan publik utama mereka.4

 Public Relationsi merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan  publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal.

Sebagai publik mereka berhak mengetahui rencan kebijaksanaan, aktivitas, program kerja dan rencana-rencana usaha suatu organisasi/perusahaan berdasarkan keadaan, harapan-harapan, dan sesuai dengan keinginan publik sasarannya.5

Praktisi Public Relations sangat dibutuhkan di dalam sebuah organisasi karena fondasi yang dibangun oleh Public Relations  akan memunculkan sikap saling pengertian yang baik antara  publik dan perusahaan sehingga hal inilah yang akan menjadi dasar pencitraan yang baik,

terutama pada saat perusahaan mengalami krisis manajemen. Fondasi yang baik akan mengurangi prasangka masyarakat maupun konsumen.6

3. M. Linggar Anggoro. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Bumi Aksara. Jakarta. 2008. Halaman 3.

4. Keith Butterick. Pengantar Publik Relations Teori dan Praktik . Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2013. Halaman 8. 5. Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsep dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada.

Jakarta. 2007. Halaman 15.

(8)

2.3 Prinsip-Prinsip Manajemen

1. Planning

Planning (perencanaan) ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan  pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.7

Planning meliputi; penetapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan prosedur,  pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) apa yang akan terjadi.8  Penyusunan suatu  program acara (event) atau agenda setting dan program kerja Humas. Penyusunan tersebut berdasarkan data dan fakta di lapangan, kebijakan, prosedur, tema, dan kemampuan dana serta dukungan dari pihak terkait.9

Perencanaan (planning) merupakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk menghadapi problema-problema di masa yang akan datang. Planning menjembatani  jurang pemisah antara posisi kita sekarang dan tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan dapat menjawab di muka tentang siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana tindakan-tindakan di masa depan dapat dilaksanakan. Planning yang efektif didasarkan  pada fakta dan informasi, bukan atas dasar emosi atau keinginan. Fakta-fakta yang relevan dengan situasi yan sedang dihadapi berhubungan erat dengan pengalaman dan  pengetahuan seseorang.10

2. Organizing

a. Membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok.

 b. Membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan tersebut. c. Menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi.

7. Goerge R. Terry. Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta. 2003. Halaman 17.

8. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsep dan Aplikasi. Rosady Ruslan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007. Halaman 2.

9. Ibid 8. Halaman 15.

(9)

Di dalam setiap kejadian, pengorganisasian melahirkan peranan kerja dalam struktur formal dan dirancang untuk memungkinkan manusia berkerja sama secara efektif guna mencapai tujuan bersama.11

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan untuk dan mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga  pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses. Pengorganisasian terjadi karena perkerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif.12

3. Actuating

Mencakup kegiatan yang berupa mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. 13 Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan  pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan  program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap individu harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing.

4. Motivating

Beberapa pihak ada yang menganggap arti dari kata  actuating dan motivating  memiliki arti yang lebih condong kepada prasarana yang terdorong dari hati sanubari manusia dibandingkan dengan actuating , yakni sebagai konotasi emosional dan irrasional daripada kata motivating. Actuating  bersifat motivasional dan mencakup lebih banyak formulasi formal dan rasional.

11. Ibid 10. Halaman 17. 12. Ibid 10. Halaman 73.

(10)

5. Staffing

Mencakup mendapatkan, menempatkan, dan mempertahankan anggota pada posisi yang dibutuhkan oleh pekerjaan organisasi yang bersangkutan. Kebutuhan pegawai ditetapkan, calon-calon untuk menempati posisi-posisi direktur dan dipilih, petugas- petugasnya diberi penghargaan dan dikembangkan. Dititikberatkan kepada arti penting

dan mutu manajermanajer di dalam cakrawala manajemen.

6. Directing

Merupakan pengarahan yang diberikan kepada bawahan sehingga mereka menjadi  pegawai yang berpengetahuan dan akan berkerja secara efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Directing juga mencakup kegiatan yang dirancang untuk memberi orientasi kepada pegawai, seperti misalnya menyediakan informasi tentang hubungan antarbagian, antar pribadi, dan tetang sejarah, kebijaksanaan dan tujuan dari  perusahaan.

7. Controlling

Mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik. Ada  berbagai cara untuk mengadakan perbaikan, termasuk merubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas atau merubah wewenang; tetapi seluruh  perubahan tersebut dilakukan melalui manusianya.14

Penilaian mencakup usaha-usaha mengendalikan, yakni mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan (bila perlu) memperbaiki kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan kepastian mencapai hasil yang direncanakan. Mengendalikan ialah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan. Pengendalian  berorientasi pada obyek yang dituju dan merupakan alat untuk menyuruh orang-orang  berkerja menuju sasaran yang ingin dicapai.15

14. Goerge R. Terry. Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta. 2003. Halaman 18. 15. Ibid 14. Halaman 166.

(11)

Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan  perusahaan/organisasi dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptanya citra yang positif. (Basu Swastha DH, Asas-Asas Manajemen Modern. Liberty. Yogyakarta. 1996).16

8. Innovating

Pengembangan gagasan-gagasan baru, mengkombinasikan pemikiran baru dengan yang lama, mencari gagasan-gagasan dari kegiatan lain dan melaksanakannya atau dapat  juga dilakukan dengan cara memberi stimulasi kepada rekan-rekan sekerja untuk

mengembangkan gagasan-gagasan baru di dalam pekerjaan mereka.

9. Representating

Mencakup pelaksanaan tugas pegawai sebagai anggota resmi dari sebuah perusahaan dalam urusannya dengan pihak pemerintah maupun swasta. Penampilan kadang-kadang harus dilakukan dengan negosiasi yang sangat berhati-hati; juga dapat dilakukan dengan cara yang luwes dan menyenangkan.

10. Coordinating

Merupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha individu yang berhubungan dengan jumlah, waktu, dan tujuan mereka, sehingga dapat diambil tindakan yang serempak menuju sasaran yang telah ditetapkan.

(12)

2.4. Manajemen sebagai Ilmu dan Seni

Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen bersifat universal dan sistematis dalam arti mencakup berbagai kaidah, prinsip, dan konsepsi. Sebagai seni, manajemen merupakan seni mengelola dan memimpin sekelompok orang atau tim dalam suatu organisasi. Dan organisasi tersebut sebagai kerangka karya ( frame of work ) dari suatu proses manajemen yang menunjukkan adanya pembagian tugas ( job description) yang memenuhi persyaratan spesifikasi teknis tertentu yang jelas bagi setiap personel melakukan pekerjaannya masing-masing dalam suatu organisasi.17

Salah satu keunikan dari ilmu manajemen adalah bahwa mereka yang menguasai  pengetahuan manajemen belum tentu memiliki pengalaman atau mampu untuk menjalankan kegiatan manajemen dalam praktik. Sebaliknya pula, mereka yang telah berpengalaman dalam kegiatan manajemen secara praktik, belum tentu mengerti akan kerangka teoritis atau  pengetahuan mengenai kegiatan manajemen yang telah dijalankannya. Yang terbaik tentu saja  jika kedua-duanya dapat dipadukan, seseorang yang banyak mengetahui dan menguasai  pengetahuan mengenai manajemen sebaiknya mengimbangi pengetahuannya secara teoritis

dengan pengalaman melalui praktik di dunia nyata.18

Pengetahuan kita akan manajemen akan semakin kita pahami sekiranya kita padu dengan kegiatan praktik. Banyak pengusaha-pengusaha yang telah berhasil dalam kegiatan bisnisnya,  padahal tidak pernah mengecap pendidikan di jurusan manajemen. Sebaliknya, banyak pula lulusan sekolah manajemen tidak dapat berbuat apa-apa ketika pertama kali berkerja dikarenakan miskin pengalaman secara praktik. Tidak heran mengapa sekarang sekolah-sekolah manajemen mulai mengubah paradigma pembelajarannya dengan memadukan antara teori dan praktik.19

Berdasarkan pengertian di atas, maka sering didapati pertanyaan apakah manajemen itu seni ataukah sains? Seni di satu sisi bersifat dinamis, tidak berpola tunggal, dan menuntut adanya kreativitas dan keterlibatan di dalamnya. Sedangkan di sisi lain, sains cenderung bersifat statis,  berpola tunggal berdasarkan pembuktian ilmiah, dan menuntut adanya tahapan-tahapan yang

sistematis.Kedua pendapat tersebut memiliki keunggulannya masing-masing sekaligus

17. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsep dan Aplikasi. Rosady Ruslan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007. Halaman 3.

18. Pengantar Manajemen. Ernie Tisnawati Sule. Kurniawati Saefullah. Jakarta. Kencana. 2010. 19. Ibid 18.

(13)

keterbatasannya. Untuk dapat menyelesaikan berbagai hal dalam sebuah organisasi, diperlukan adanya tahapan-tahapan kegiatan yang satu sama lainnya harus saling berhubungan.20

Sebagai contoh, misalnya jika kita berbisnis restoran, maka diperlukan tahapan-tahapan dari mulai pendirian atau penyewaan rumah makan, penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan, penentuan peralatan dan perangkat yang dibutuhkan, hingga tahapan berbelanja harian hingga penjualan kepada pembeli makanan di restoran kita, dan lain-lain. Akan tetap di sisi lain, bagaimana cara yang terbaik dalam melayani pembeli dengan ramah dan bersahabat tidak cukup hanya melalui pelatihan, karena berkomunikasi dengan orang-orang juga memerlukan seni yang sangat ditentukan oleh pengalaman dan sifat dari pelayan restoran yang kita miliki. Disinilah barang kali manajemen sebagai seni maupun sains perlu dipadukan. Manajemen sebagai seni dapat dilatih melalui intuisi dan pengalaman dalam menghadapi kasus-kasus. Adapun manajemen sebagai sains dapat dipelajadi melalui pendidikan dan  pelatihan.21

Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni. Ada wadah pengetahuan tentang manajemen yang terorganisir; ada ilmu pengetahuan yang menjelaskan bahwa manajemen dapat dibuktikan keberanannya secara umum. Hubungan kausal antara variabel manajemen telah dapat ditentukan dan dinyatakan secara umum, tetapi hal yang bersifat umum itu masih dapat diteliti lagi melalui riset dan modifikasi dengan pengetahuan yang lebih maju. Semua ilmu bersifat dinamis, ada bidang-bidang yang lebih maju dari yang lain. Jika tidak demikian, maka kita tidak akan memiliki pengetahuan tentang akumulatif pada hari ini dibandingkan dengan  pengetahuan orang-orang mesir kuno atau masyarakat kerajaan Romawi dulu.22

Seni merupakan pengetahuan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kemahiran timbul melalui pengalaman, pengamatan, dan studi serta kewajiban untuk menerapkan pengetahuan manajemen sebagaimana mestinya. Seni manajemen menuntut suatu kreativitas yang didasarkan pada kondisi pemahaman ilmu manajemen. Dengan demikian, ilmu dan seni manajemen saling isi mengisi. Jika salah satu meningkat, maka yang lain harus meningkat pula; diperlukan suatu keseimbangan antara kedua aspek tersebut.23

20. Pengantar Manajemen. Ernie Tisnawati Sule. Kurniawati Saefullah. Jakarta. Kencana. 2010. 21. Ibid 20.

(14)

BAB III

KESIMPULAN

Menurut Mc Elreath, ( Managing Systematic and Ethical Public Relations Management ), 1993, Madison, Wisconsin: Brown & Mark adalah: Manajemen Humas berarti penelitan, perencanaan,  pelaksanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi; mulai

dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi pers international via satelit, dari  pembuatan brosur hingga kampanye nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house  hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan publik hingga menangani kasus manajemen krisis.

 Public Relations  sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi karena  Public Relations merupakan fungsi manajemen yang mengidentifikasi, membangun, dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai publik yang menjadi penentu kesuksesan dan kegagalannya.  Public Relations membantu suatu organisasi dan publiknya untuk saling beradaptasi satu sama lain.  Public Relations membantu organisasi berinteraksi dan  berkomunikasi secara efektif dengan publik utama mereka.

 Public Relationsi merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan  publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal. Sebagai  publik mereka berhak mengetahui rencan kebijaksanaan, aktivitas, program kerja dan rencana-rencana usaha suatu organisasi/perusahaan berdasarkan keadaan, harapan-harapan, dan sesuai dengan keinginan publik sasarannya.

Adapun prinsip-prinsip manajemen terdiri dari:

1. Planning

Planning (perencanaan) ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang

(15)

2. Organizing

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan untuk dan mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses. Pengorganisasian terjadi karena perkerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga  bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif.

3. Actualling

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan  pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap individu harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing.

4. Controlling

Pengendalian berorientasi pada obyek yang dituju dan merupakan alat untuk menyuruh orang-orang berkerja menuju sasaran yang ingin dicapai. Mengendalikan ialah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan.

Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen bersifat universal dan sistematis dalam arti mencakup  berbagai kaidah, prinsip, dan konsepsi. Sebagai seni, manajemen merupakan seni mengelola dan

memimpin sekelompok orang atau tim dalam suatu organisasi. Dan organisasi tersebut sebagai kerangka karya ( frame of work ) dari suatu proses manajemen yang menunjukkan adanya pembagian tugas ( job description) yang memenuhi persyaratan spesifikasi teknis tertentu yang jelas bagi setiap  personel melakukan pekerjaannya masing-masing dalam suatu organisasi.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Goerge R. Terry. Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta. 2003.

Ernie Tisnawati Sule. Kurniawati Saefullah. Pengantar Manajemen. Jakarta. Kencana. 2010.

Keith Butterick.  Pengantar Publik Relations Teori dan Praktik . Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2013.

M. Linggar Anggoro. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia.  Bumi Aksara. Jakarta. 2008.

Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsep dan Aplikasi.. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007.

Silih Agung Wicaksana & Jim Macnamara. Strategi Public Relations. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Daya berkecambah benih tanpa perlakuan (kontrol) mempunyai daya berkecambah sebesar 70,33 % dan benih besar (73.00 %) lebih baik dan berbeda nyata dibandingkan dengan

Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru Dalam Pembelajaran di Taman Kanak- Kanak (Studi Deskriptif Pada Guru TK di Kecamatan Sukasari Kota Bandung).. Universitas

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas merancang kapal ini, yang merupakan salah satu

“Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri Jombang”..

Gambar 4.4 Tampilan Antar Muka Menu Pengujian (Tab Input Citra) Sedangkan pada tab Pengujian terdapat tabel untuk menampilkan hasil klasifikasi dari citra yang sudah

Perlakuan (treatment) 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 April 2014. Perlakuan yang diberikan berupa pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Inggris menggunakan metode

Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDRB mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun lalu yang tercatat 16,34 persen. Namun demikian, konsumsi rumah tangga masih

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif biasa juga disebut sebagai penelitian perpustakaan dikarenakan penelitian ini sangat erat