BAB II
BAB II
HASIL DESKRIPSI
HASIL DESKRIPSI
2.1 Fosil Peraga Nomor X 2.1 Fosil Peraga Nomor X
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO PRAKTIKUM PRAKTIKUM MAKROPALEONTOLOGI MAKROPALEONTOLOGI ACARA : Pendahuluan ACARA : Pendahuluan NO. PERAGA : X NO. PERAGA : X NAMA
NAMA PRAKTIKAN PRAKTIKAN NIM NIM GEL. GEL. NAMA NAMA FOSIL FOSIL YANG YANG DIPERIKSADIPERIKSA Alexandro Christian
Alexandro Christian Damanik Damanik
21100116140086 B
21100116140086 B Cervus unicolorCervus unicolor
HARI/TANGGAL JAM
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN YANGASISTEN YANG BERTUGAS BERTUGAS Rabu
Rabu / / 30-08-2017 30-08-2017 19.56 19.56 Sinatria Sinatria Diko Diko PrayudiPrayudi PHYLUMPHYLUM ChordataChordata JENIS
JENIS PERAGA PERAGA YANG YANG DIAMATI DIAMATI KELASKELAS Mamalia Mamalia
BODI BODI UTUH
UTUH FRAGMEN FRAGMEN MOLD MOLD CAST CAST LAIN-LAINLAIN-LAIN ORDOORDO Artiodactyla Artiodactyla
yes FAMILI
yes FAMILI CervinaeCervinae
PERIFERAL
PERIFERAL DORSAL DORSAL VENTRALVENTRAL
DESKRIPSI DESKRIPSI
Pada batuan nomor peraga X memiliki warna putih menyerupai warna Pada batuan nomor peraga X memiliki warna putih menyerupai warna gigi susu dengan panjang 40 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 15 cm. Fosil gigi susu dengan panjang 40 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 15 cm. Fosil ini termasuk dalam jenis dan bagian tubuh yaitu gigi. Dilihat dari ini termasuk dalam jenis dan bagian tubuh yaitu gigi. Dilihat dari wujudnya, fosil ini terbentuk dari pengawetan bagian kerasyang wujudnya, fosil ini terbentuk dari pengawetan bagian kerasyang mengandung fosfatan . diinterpretasikan fosil ini hidup di hutan dan mengandung fosfatan . diinterpretasikan fosil ini hidup di hutan dan berkelompok.
berkelompok. Dilihat Dilihat dari dari bentuk bentuk gigi gigi yang yang sejajar sejajar termasuk termasuk dalamdalam jenis hewan herbivora dan bertulang belakang
jenis hewan herbivora dan bertulang belakang
UMUR GEOLOGI
UMUR GEOLOGI MiosenMiosen
–
–
Holosen Holosen LINGKUNGAN HIDUP2. Fosil Peraga No. GS-105
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO PRAKTIKUM MAKROPALEONTOLOGI ACARA : Pendahuluan NO. PERAGA : GS-105
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL. NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Alexandro Christian Damanik
21100116140086 B Stegodon trigonocephalus
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN YANG
BERTUGAS
Rabu / 30-08-2017 20.10 Sinatria Diko Prayudi PHYLUM Chordata
JENIS PERAGA YANG DIAMATI KELAS Mamalia
BODI
UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN ORDO Proboscidae
yes FAMILI Stegodontidae
PERIFERAL DORSAL VENTRAL
DESKRIPSI
Peraga GS-105 memiliki warna cokelat kehitaman dengan dimensi panjang 5 cm, lebar 4,5 cm, dan tinggi 3,5 cm. Fosil ini termasuk dalam taksonomi Filum Chordata, Kelas Mammalia, Ordo Proboscidae, Famili Stegodontidae. Peraga ini termasuk dalam jenis fosil dan bagian tubuh yaitu gigi. Proses pemfosilan peraga ini melalui pengawetan bagian keras yang bersifat fosfatan. Diinterpretasikan fosil ini hidup di darat, dengan cara berkelompok. Dilihat dari giginya yang sejajar, fosil ini merupakan jenis hewan herbivora dengan bertulang belakang/Vertebrata.
UMUR GEOLOGI Miosen
–
HolosenLINGKUNGAN HIDUP Daratan ( Hutan )
Lamela
3. Fosil Peraga No. Y
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO PRAKTIKUM MAKROPALEONTOLOGI ACARA : Pendahuluan NO. PERAGA : Y
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL. NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Alexandro Christian Damanik
21100116140086 B Glycymeris
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN YANG
BERTUGAS
Rabu / 30-08-2017 19.56 Sinatria Diko Prayudi PHYLUM Mollusca
JENIS PERAGA YANG DIAMATI KELAS Bivalvia
BODI
UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN ORDO Arcoida
yes FAMILI Glycymerididae
DORSAL PERIFERAL VENTRAL
DESKRIPSI
Peraga Y ini memiliki warna putih dengan dimensi panjang 8 cm, lebar 7,5 cm, dan tinggi 7 cm. Fosil ini merupakan jenis fosil Mollusca. Terbentuk dengan proses pemfosilan yaitu pengawetan bagian keras karbonatan. Peraga ini merupakan bagian tubuh cangkang dengan taksonomi Filum Mollusca, Kelas Bivalvia, Ordo Arcoida, Famili Glycymerdidae. Hidup di pesisir pantai hingga laut, memakan plankton dan tidak bertulang belakang
UMUR GEOLOGI Cretaceous - sekarang
LINGKUNGAN HIDUP Laut
Umbo
Pallial Line
Pada hari Rabu, 30 Agustus 2017 telah dilaksanakan Praktikum Makropaleontologi acara pendahuluan yang berlangsung di ruangan GS 202 Gedung Pertamina Sukowati. Pada praktikum ini para praktikan diajarkan mengenai deskripsi fosil serta karakterist iknya ditinjau
dari warna, struktur dan bentuk fisiknya. Kemudian para praktikan diajarkan mengenai urutan taksonomi yang memudahkan dalam mengenal lebih jauh lagi mengenai fosil. Berikut pembahasana dari setiap fosil
3.1 Fosil Peraga Nomor X
Fosil peraga nomor X memiliki warna putih menyerupai gigi susu dengan dimensi panjang 40 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 15 cm. Fosil ini termasuk dala m jenis gigi.
Gambar 3.1 Fosil gigi nomor Peraga X
Pada fosil peraga ini terdapat morfologi yaitu gigi yang sejajar atau gigi seri. Gigi yang sejajar disebut juga wrinkle. Gigi fosil ini menyesuaikan dengan jenis makanannya. Fosil gigi ini tidak memiliki gigi taring. Dari ukuran panjang fosil ini dapat diinterpretasikan fosil ini memiliki rahang yang kuat sehingga mampu mengunyah secara halus.
Berdasarkan pengkalasifikasiannya, fosil ini memiliki taksonomi kingdom: Animalia, pilum: Chordata, Class: Mamalia, ordo: Artiodactyla, sub ordo: Ruminantia,
famili: Cervidae, Sub famili: Cervinae, genus: Cervus.
Berdasarkan deskripsi umum diatas maka dapa diinterpretasikan merupakan jenis fosil yang jenis pengawetannya berupa bagian keras dari suatu organisme yang tersusun oleh mineral yang tahan atau resisten terhadap proses pelapukan dan reaksi kimia sehingga memungkinkan pembentukan fosil. Komposisi utama penyusun fosil ini adalah fosfata yang tersusun atas kalsium fosfat misalnya pada gigi, gading, dan beberapa rangka luar suatu organisme. Senyawa ini sangat bagus untuk bertahan dari pelapukan sehingga banyak organisme yang menjadi fosil dengan pengawetan yang sangat bagus.
Wrinkle
Pembentukan fosil ini sendiri dapat diinterpretasikan ketika suatu organisme ini mati karena sesuatu halnya maka lambat lau bagian lunak tubuhnya akan membusuk dan lambat laun terurai dan menyisakan bagian keras organismenya saja. Bisa saja ketika organisme mati dekat dengan endapan sedimen sehingga bagian keras tubuhnya akan dilindungi oleh material sedimen dari pelapukan dsb. Namun karena sesuatu halnya bagian yang tersingkap kepermukaan hanya sebagian saja dari kerangka tubuhnya yang telah menjadi fosil sehingga kita hanya mampu menyaksikan sebagian kecil bagian tubuhnya saja atau disebut sebagai fragmen.
Berdasarkan karakteristiknya maka dapat diinterpretasikan cara hidup organismenya yakni memiliki lingkungan hidup di daratan khususnya hutan rimba yang dimana ia mencari makan dengan 4 kaki nya, selain itu fosil ini memiliki gigi seri sehingga termasuk hewan herbivore karena hanya mengkonsumsi tumbuhan saja terlihat dari struktur giginya yang rata dan kokoh..
3.2 Fosil GS-01
Fosil dengan nomor peraga GS-105 memiliki warna cokelat kehitaman dengan dimensinya yang berukuran 5x4,5x3,5 cm. Jenis peraga yang diamati merupakan fragmen karena hanya berupa bagian satu gigi saja dengan bentuknya yang mirip dengan gigi.
Gambar 3.2 Fosil GS - 105
Pada fosil peraga yang diamati terdapat beberapa kenampakan morfoligi yakni terdapatnya kenampakan berupa bentukan gigi graham yang besar. Morfologi peraga ini ada terdapat lamella yang merupakan celah pada gigi. Kemudian wringkel dan akar gigi.
Lamela Wringkle
Dilihat dari giginya yang relative rata maka dapat diinterpretasikan organisme tersebut merupakan hewan yang memakan tumbuhan. Dilihat pula dari gigi yang besar berarti tumbuhan pada saat ia hidup itu besar dan kuat sehingga hal tersebut yang membuat gigi hewan tersebut besar dan kuat pula.
Pada peraga ini termasuk kedalam Filum Chordata, Kelas Mammalia, Ordo Proboscidae, Famili Stegodontiae. Filum mamalia sendiri memiliki ciri umum yaitu memiliki rambut, memilii kelenjar susu, bernafas dengan paru paru dan otak yang lebih berkembang dari vertebrata lainnya.
Berdasarkan deskripsi umum diatas maka dapa diinterpretasikan merupakan jenis fosil yang jenis pengawetannya berupa bagian keras dari suatu organisme yang tersusun oleh mineral yang tahan atau resisten terhadap proses pelapukan dan reaksi kimia sehingga memungkinkan pembentukan fosil. Komposisi utama penyusun fosil ini adalah fosfata yang tersusun atas kalsium fosfat misalnya pada gigi, gading, dan beberapa rangka luar suatu organisme. Senyawa ini sangat bagus untuk bertahan dari pelapukan sehingga banyak organisme yang menjadi fosil dengan pengawetan yang sangat bagus. Pembentukan fosil ini sendiri dapat diinterpretasikan ketika suatu organisme ini mati karena sesuatu halnya maka lambat lau bagian lunak tubuhnya akan membusuk dan lambat laun terurai dan menyisakan bagian keras organismenya saja. Namun karena sesuatu halnya bagian yang tersingkap kepermukaan hanya sebagian saja dari kerangka tubuhnya yang telah menjadi fosil sehingga kita hanya mampu menyaksikan sebagian kecil bagian tubuhnya saja atau disebut sebagai fragmen.
Berdasarkan karakteristiknya maka dapat diinterpretasikan hidup pada zaman Miosen
–
Holocen, selain itu cara hidup organismenya yakni memiliki lingkungan hidup di daratan dan termasuk hewan herbivore karena hanya mengkonsumsi tumbuhan saja terlihat dari struktur giginya yang rata dan kokoh. Dari fosil gigi yang ditemukan ukurannya sangat pendek maka dapat diinterpretasikan hal tersebut merupakan fragmen dari stegodon yang merupakan nenek moyang bangsa gajah dan amoth.3.3 Fosil Peraga No. FJK
–
09Fosil nomor peragaY memiliki warna putih. Selain itu dimensi fosil ini memiliki panjang 8 cm, lebar 7,5 cm, dan tinggi 7 cm
Gambar 3.3 Fosil Y
Pada fosil peraga yang diamati terdapat kenampakan menyerupai garis melengkung di bagian periferal fosil yang arahnya horizontal maupun vertikal. Garis tersebut dinamakan Pallial Line. Selain itu terdapat lengkungan cangkang dibagian ventral yang dinamakan umbo. Berfungsi untuk melindungi anggota tubuh hewan tersebut. Dibagian dorsal cangkang terdapat katup yang terbuka yang berfungsi untuk respirasi dalam hidup
Berdasarkkan pengklasifikasiaannya fosil ini memiliki tingkatan taksonomi yaitu Kingdom Animalia, Pylum Mollusca, Kelas Bivalvia, Ordo Archodia, dan family Glycymerididae dengan nama spesies adalah Glycymeeris.
Berdasarkan deskripsi umum diatas maka dapa diinterpretasikan merupakan jenis fosil yang jenis pengawetannya bagian keras yang mengandung unsur kimia karbonatan. Fosil ini tersusun atas kalsium karbonat sehingga banyak diantara fosil mampu terawetkan dalam bentuk aslinya
Berdasarkan deskripsi umum dan juga kenampakan morfologinya maka dapat diinterpretasikan cara hidup organismenya yakni berada di pesisir pantai. Dikatakan pesisir pantai karena fosil tersebut memiliki massa yang sedikit sehingga mudah hanyut , selain itu mampu hidup di kedalaman tertentu. Fosil ini hidup pada zaman Cretaceous hingga sekarang
Umbo Pallial Line