LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
Disusun oleh: Disusun oleh:
Nama
Nama : Dalfa : Dalfa IndrianiIndriani NIM
NIM : : P1!!"11#$#P1!!"11#$# Kelas
Kelas : : %A%A
POLTEKKES KEMENKES &ANDUNG
POLTEKKES KEMENKES &ANDUNG
'URUSAN (ARMASI
'URUSAN (ARMASI
%$1"
%$1"
LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
)Sediaan S*eril In+e,si Pro,ain -.l/
)Sediaan S*eril In+e,si Pro,ain -.l/
Disusun oleh: Disusun oleh: DAL(A INDRIANI DAL(A INDRIANI P1!!"11#$# P1!!"11#$# Dosen 0emimin2 : Dosen 0emimin2 : An2reni A3uhas*u*i4M5Si54A0* An2reni A3uhas*u*i4M5Si54A0*
POLTEKKES KEMENKES &ANDUNG
POLTEKKES KEMENKES &ANDUNG
'URUSAN (ARMASI
'URUSAN (ARMASI
%$1"
%$1"
IN'EKSI PROKAIN -.l $467
I5 TU'UAN PRAKTIKUM
• Mampu menentukan formulasi sediaan steril dengan bahan aktif Prokain HCl 0,6% • Mampu membuat sediaan SVP dengan bahan aktif Prokain HCl 0,6%
• Mampu mengevaluasi sediaan yang telah dibuat
AI5 PENDA-ULUAN
Selama ratusan tahun, ahli bedah harus bekera !epat untuk meminimalkan shock dan rasa sakit untuk pasien mereka "Cotton, #$$$& 'nestesi lokal adalah obat yang paling aman dan paling efektif dalam pengobatan untuk kontrol dan manaemen nyeri& (ata anestesi
diperkenalkan oleh )liver *endell Holmes yang menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara, karena pemberian obat dengan tuuan untuk menghilangkan nyeri saat pembedahan "+atief, dkk&, 00#& -volusi bedah modern dihambat tidak hanya oleh rendahnya pengetahuan tentang proses penyakit, anatomi, dan asepsis bedah, tapi uga oleh kurangnya keper!ayaan dan keamanan teknik anestesi& .eknik ini meliputi/ pertama dengan anestesi inhalasi, diikuti dengan anestesi lokal dan regional, dan terakhir anestesi intravena& Perkembangan anestesi bedah benarbenar dianggap sebagai salah satu dari penemuan paling penting dalam searah manusia "Morgan, dkk&, 006&
(era anestetik lokal pertama kali didemonstrasikan oleh (oller, seorang ahli bedah mata yang bekera di Vienna& )batobat anestesi lokal bekera dengan memproduksi sebuah blokade reversibel ke dalam transmisi dari impuls saraf perifer& 1anyak obatobat anestesi lokal
salah satunya prokain& Prokain, disintesis pada #$02, merupakan obat anestesi lokal yang menga3ali kemauan yang pesat dan diikuti penggunaan yang luas dari teknik anestesi lokal& 1anyak obat lain yang dikenalkan, tetapi tidak ada yang dapat menggantikan prokain sebagai obat standar sampai disintesisnya lignokain "lidokain pada tahun #$20 "'itkenhead, dkk&, #$$0& Prokain merupakan anestesi lokal golongan ester yang diindikasikan untuk produksi analgesia dan anestesi lokal atau regional oleh infiltrasi lokal dan teknik blok saraf perifer dan blok saraf spinal "daylimed, 004& (arena sifatnya yang diterima aringan dengan baik, prokain
masih sering digunakan dalam pemberian anestesi lokal "Muts!hler, #$$#&
Prokain merupakan anestesi golongan ester dengan kera singkat ".ay, 5aharda&, 0#, prokain terutama digunakan untuk anestesi infiltrasi, blok saraf perifer, dan blok spinal
"S3eetman, 00$& 7at ini akan dihidrolisis in vivo untuk menghasilkan para amino ben8oi! a!id "P'1', yang mengantagonir kera sulfonamid "9ulias, et al&, 0#& Mekanisme kera prokain adalah menghambat penghantaran saraf dengan mengurangi permeabilitas membran sel neuron terhadap ion natrium& Hal ini men!egah influks natrium yang dibutuhkan untuk penalaran potensial aksi " )lson, 00&
:osis penggunaan /
;ntuk anestesi infiltrasi , 0,< % atau larutan 0,< % = <0 mg sampai 600 mg umumnya dianggap total dosis tunggal yang aman "S3eetman, 00$
(adar prokain HCl dalam sediaan / 0,73g
100ml > #0,< ml ? 0,0466 g @ 46,6< mg adi, sediaan merupakan single dose
Laru*an Paren*eral
Sediaan ineksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikan dengan !ara merobek aringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir "Syamsuni, 006&
• (arakteristik dan syaratsyarat sediaan parenteral
#& 'man se!ara toksikologi
& Steril, bebas dari kontaminasi mikrooganisme, baik bentuk vegetatif, spora, patogen maupun nonpatogen
& 1ebas dari kontaminasi pirogenik "termasuk endotoksin 2& 1ebas dari partikel partikulat asing
<& Stabil, tidak hanya se!ara fisika dan kimia tetapi uga se!ara mikrobiologi 6& (ompatible
4& Asotonis, dalam pengertian ada rentang isotonis, adi tidak selalu se!ara absolut isotonis "'goes, 00$
• (euntungan sediaan parenteral
#& 5espon fisiologi segera dapat di!apai
& Co!ok untuk obat yang tidak efektif diberikan se!ara oral
& Pengobatan untuk pasien yang tidak kooperatif, atau tidak sadar harus diberikan melalui ineksi
2& :apat memberikan efek lokal ika diperlukan
<& .erapi parenteral dapat pula merupakan !ara untuk melakukan koreksi gangguan serius kesetimbangan !airan dan elektrolit dalam tubuh "'goes, 00$
• (erugian sediaan parenteral
#& Sediaan harus diberikan oleh personal terlatih
rute lain
& 1egitu obat sudah diberikan se!ara parenteral, sulit untuk menghilangkanBmengurangi efek fisiologinya
2& Harga lebih mahal "'goes, 00$ &en*u, Sediaan Paren*eral
#& Sediaan parenteral volume ke!il "SVP & Sediaan parenteral volume besar "+VP
& Sediaan parenteral berbentuk serbuk untuk direkonstitusi "'goes, 00$
Sediaan 8olume Ke9il Smal Volume Parenteral ;S8P<
Aneksi volume ke!il adalah ineksi yang dikemas dalam 3adah #00 ml atau kurang ";SP, 004& .ermasuk dalam kategori ini adalah ampul #ml, ml, ml, < ml, dan 0 ml serta vial ml, < ml, #0 ml, #< ml, 0 ml, dan 0 ml& Sediaan ini dapat digunakan untuk penyuntikan se!ara intramuskular, intravena, intradermal, subkutan, intraspinal, dan intratekal "'goes, 00$&
I85 (ORMULASI #& Prokain HCl
Pemerian Putih atau hampir putih, serbuk kristal atau kristal ber3arna " 1P 00$ ed, pg 2$<
(elarutan Sangat larut dalam air, larut dalam alkohol " 1P 00$ ed, pg 2$< Stabilita • Pana s • Hidr olisis • Caha ya • pH sedia an
Prokain HCl meleleh pada suhu #<$oC tapa dekomposisi "'nalyti!al profiles
of drug subtan!es an e>ipients vol&6 pdf, pg 2$6 Stabil di udara "pub!hem&n!bi&nlm&nih&gov
Simpan dalam 3adah terlindung dari !ahaya " 1P 00$ ed, pg 2$6 ,0 D <,< ";SP 0 pg 0<
Penyimpanan :alam 3adah terlindung dari !ahaya " 1P 00$ ed, pg 2$6 Kesim0ulan :
1entuk 8at aktif yang digunakan "basaBasamBgaramBester / Earam 1entuk sediaan "larBsuspBemulsiBserbuk rekonstitusi / +arutan
Cara sterilisasi sediaan /Sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu ##oC tekanan #< Psi
selama #< menit
(emasan / vial !oklat tertutup rapat & FaCl
Pemerian Hablur bentuk kubus, tidak ber3arna atau serbuk hablur putih= rasa asin "9A V hlm& $#4
(elarutan Mudah larut dalam air= sedikit lebih mudah larut dalam etanol, air
mendidih, larut dalam gliserin= sukar larut dalam etanol "9A V hlm& $#4 Stabilita • Cahaya / Stabil terhadap !ahaya "H)P- 6th ed& pg& 6$
• pH / 2,< D 4,0 "9A V hlm& $#4
Penyimpanan :alam 3adah tertutup rapat "9A V hlm& $# (egunaan Sebagai pengisotonis "H)P- 6th ed& pg& 6$
Ankompatibilita s
+arutan FaCl korosif terhadap besi& FaCl uga bereaksi membentuk endapan dengan garam perak , timbal , dan merkuri & )ksidator kuat
membebaskan klorin dari larutan natrium klorida yang diasamkan "H)P-6th ed& pg& 6$
& *ater 9or Ane!tion
Pemerian Cairan ernih, tidak ber3arna, tidak berbau dan tidak berasa "H)P- 6th ed
pg& 466
(elarutan +arut dengan sebagian besa pearut polar "H)P- 6th ed pg& 466
Stabilita Se!ara kimia, air stabil disemua bentuk fisiknya "uap air, !airan sukrosa "H)P- 6th ed pg& 466
Penyimpanan Penyimpanan dalam 3adah tertutup rapat "H)P- 6th, 00$, pg& 46
(egunaan 'ir banyak digunakan sebagai bahan baku , bahan dan pelarut dalam proses , formula dan pembuatan produk kefarmasian, bahan aktif farmasi perantara , dan bahan reaksi analisis& "H)P- 6th, 00$, pg& 466
Ankompatibilita s
:alam formulasi farmasi , air dapat bereaksi dengan obatobatan dan eksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis "dekomposisi dalam keberadaan air atau uap air pada saat suhu ditinggikan& 'ir dapat bereaksi dengan logam alkali dan bereaksi !epat dengan alkali tanah dan oksida nya , seperti kalsium oksida dan magnesium oksida & 'ir uga bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk garam hidrat dengan berbagai komposisi , dan dengan beberapa organik bahan dan kalsium karbida & "H)P- 6th, 00$, pg& 46
85 PENDEKATAN (ORMULA
No5 Nama &ahan 'umlah Ke2unaan
#& Prokain HCl 0,4% bBv 7at aktif
& FaCl 0,4< % bBv Pengisotonis
& HCl 0,# F Gs 'dust pH "ika perlu
2& Fa)H 0,# F Gs 'dust pH "ika perlu
<& *9A 'd #00% vBv Pelarut dan pemba3a
8I5 PER-ITUNGAN TONISITAS
Prokain 0,6% ?
0,6g
100ml > 2< ml ? 0,4 g
(esetaraan Prokain terhadap Prokain HCl / Prokain HCl ? BM Prokain HCl BM Prokain > 0,6% ? 272,8 236,3101 > 0,4 g ? 0,# g
• (adar prokain HCl ineksi adalah $<% #0<% ";SP F9< pg 0<
(emurnian prokain HCl yang digunakan adalah #00%, maka ditambahkan <% 0,# g " 5g 100g > 0,# g ? 0, g 0,328g 45ml > #00% ? 0,4% Perhi*un2an Tonisi*as :ik / -0,<% ? 0,2 C ? 0,4 % . ? - > C ? 0,2 > 0,4% ? 0,#4<% Hipotonis
'gar isotonis, maka ditambahkan pengisotonis yaitu FaCl 0,$% FaCl yang dibutuhkan /
0,$% 0,#4<% ? 0,4<%
8II5 PENIM&ANGAN
• :ibuat sediaan vial I#0 ml
Asi tiap vial dilebihkan 0,< ml "9A V hlm& ### #0 ml 0,< ml ? #0,< ml
Volume sediaan yang akan dibuat / V ? " > #0,< ml 6 ml
? 4,< ml
• .otal volume sediaan dilebihkan #0%
Maka / 4,< ml "
10ml
100ml x37,5ml¿ ? 2#,< ml @ 2< ml
Penimbangan dibuat sebanyak 2< ml berdasarkan pertimbangan volume terpindahkan dan kehilangan selama proses produksi&
No5 Nama &ahan 'umlah 3an2 Di*iman2
#& Prokain HCl 0,73g
100ml > 2< ml ? 0, g
*9A untuk melarutkan / 0, g > #0 ml ? , ml @ 2 ml
& FaCl 0,725g
100ml > 2< ml ? 0,6 g
*9A untuk melarutkan / 0,6 g > #0 ml ? ,6 ml @ 2 ml
& *9A 2< ml D "0, g 0,6 g 2 ml 2 ml ? 6,26 ml
8III5 STERILISASI a5 Ala*
Nama Ala* .ara S*erilisasi =a,*u S*erilisasi 'umlah
Beaker glass #00 ml, <0 ml 'utoklaf suhu ##o C #< menit tekanan #< Psi
#, -rlenmeyer #00 ml 'utoklaf suhu ##o C #< menit tekanan #< Psi
# Pipet tetes 'utoklaf suhu ##o C #< menit tekanan #< Psi
Eelas ukur #0 ml, #00 ml 'utoklaf suhu ##o C #< menit tekanan #< Psi
#,# Corong glass 'utoklaf suhu ##o C #< menit tekanan #< Psi
# Membran filter 0,2< μm ,
0, μm
'utoklaf suhu ##o C #< menit tekanan #< Psi
#,# 1uret 'utoklaf suhu ##o C #< menit tekanan #< Psi
#
1atang pengaduk )ven pada suhu #40oC # am
Spatel )ven pada suhu #40oC # am
(a!a arloi )ven pada suhu #40oC # am
(aret pipet :irendam dalam alkohol
40%
2 am
5 =adah
No5 Nama ala* 'umlah .ara s*erilisasi
#& Vial !oklat 'utoklaf pada suhu ##oC tekanan #< Psi selama #<
menit
& .utup vial karet :irendam dalam alkohol 40% selama 2 am & .utup vial alumunium )ven pada suhu #40oC selama # am
95 &ahan
No5 Nama ahan 'umlah .ara s*erilisasi
#&
Prokain HCl 0, g 'utoklaf pada suhu ##oC tekanan #< Psi
selama #< menit
&
FaCl 0,6 g 'utoklaf pada suhu ##oC tekanan #< Psi
selama #< menit
&
*9A 40 ml 'utoklaf pada suhu ##oC tekanan #< Psi
selama #< menit I>5 PROSEDUR PEM&UATAN
5;'FE P5)S-:;5
Grey area " 5uang Sterilisasi
#& Semua alat dan 3adah di!u!i bersih, dibilas dengan aJuadest dan keringkan & Beaker glass#00 ml dikalibrasi dengan air sebanyak 2< ml
& 1agian mulut alat yang terbuka ditutupBdisumbat dengan kertas perkamen, bungkus alat yang akan disterilisasi panas dengan kertas perkamen
2& +akukan sterilisasi dengan !ara /
− Beaker glass, gelas ukur, pipet tetes, erlenmeyer, !orong gelas, buret,
##oC tekanan #< Psi selama #< menit
− Spatel, batang pengaduk, tutup vial alumunium dan ka!a arloi
disterilkan dengan oven pada suhu #40oC selama # am
− (aret pipet dan tutup karet vial direndam dalam alkohol 40% selama 2
am
<& Setelah sterilisasi, semua alat dan 3adah dimasukkan kedalam white area melalui transfer bo>
Grey area " 5uang
penimbangan
#& 1ahan yang dibutuhkan ditimbang diatas ka!a arloi steril, yaitu /
− Prokain HCl sebanyak 0, g, ka!a arloi ditutup dengan alumunium
foil dan diberi nama serta umlah bahan
− FaCl sebanyak 0,6 g, ka!a arloi ditutup dengan alumunium foil
dan diberi nama serta umlah bahan
& Semua bahan dimasukan kedalam white area melalui transfer bo>
White area " ruang
pen!ampuran Grade C
#& Pembuatan *9A / 'Juadest sebanyak <0 ml disterilisasi dengan autoklaf pada suhu ##oC tekaan #< Psi selama #< menit
& Prokain HCl yang telah ditimbang dilarutkan dengan 2 ml *9A dalam gelas kimia <0 ml& (a!a arloi dibilas dengan # ml *9A sebanyak kali, hasil bilasan dimasukkan kedalam gelas kimia <0 ml
& FaCl yang telah ditimbang dilarutkan dengan 2 ml *9A dalam gelas kimia <0 ml& (a!a arloi dibilas dengan # ml *9A sebanyak kali, hasil bilasan dimasukkan kedalam gelas kimia <0 ml
2& Setelah 8at aktif dan 8at tambahan larut, 8at D 8at tersebut dimasukkan kedalam gelas kimia #00 ml yang telah dikalibrasi "gelas kimia utama& Campuran diaduk sampai homogen menggunakan batang pengaduk
<& +arutan digenapkan hingga 0% atau 6 ml dengan *9A& (emudian dilakukan penge!ekan pH menggunakan pH meter& +alu dilakukan adust pH dengan !ara menambahkan sedikit demi sedikit HCl 0,# F atau Fa)H
0,# F menggunakan pipet tetes hingga diperoleh pH antara ,0 D <,<& +arutan digenapkan hingga #00% atau 2< ml "sampai tanda kalibrasi
6& +arutan disaring dengan membran filter 0,2< Km yang dilanutkan dengan membran filter 0, Km "duplo dan ditampung dalam erlenmeyer steril 4& 1uret steril disiapkan dan dilakukan pembilasan pad bagian dalam buret
dengan ml larutan sebanyak kali& Pembilasan dilakukan sampai semua bagian dalam buret terbasahi
& +arutan dituang kedalam buret steril yang telah dibilas dengan larutan& ;ung bagian atas ditutup dengan alumunium foil
$& Larum buret dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 40%, larutan diisikan kedalam masing D masing vial sebanyak #0,< ml
#0& Vial ditutup dengan penutup karet, vial diba3a ke ruang penutupan melalui trasfer bo>
White area
" ruang penutupan Erade C
#& Vial yang telah ditutup dengan tutup karet lali di seal dengan alumunium cap
Grey area
" ruang sterilisasi
#& Sediaan disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu ##oC,
tekanan #< Psi selama #< menit Grey area
" ruang evaluasi
#& Setelah sterilisasi akhir, lakukan evaluasi sediaan
& Sediaan diberi etiket dan brosur kemudian dikemas dalam 3adah sekunder
>5 DATA PENGAMATAN E8ALUASI SEDIAAN
No 'enis e?aluasi Prinsi0 e?aluasi 'umlah
sam0el
-asil 0en2ama*an
S3ara* #& Penetapan pH :engan menggunakan pH
meter
vial <, ,0 D <,< & ;i keernihan
dan 3arna se!ara visual
*adah D 3adah kemasan akhir diperiksa dengan menyinari dari samping dengan latar belakang hitam untuk
menyelidiki pengotor ber3arna putih dan latar belakang putih
untuk menyelidiki pengotor ber3arna
vial Lernih tidak ada pengotor
ber3arna
.idak ditemukan pengotor dalam
larutan
& ;i keernihan :ilakukan dengan
menggunakan latar belakang putih dan hitam diba3ah
lampu untuk melihat ada
vial .idak ada partikel viabel
yang terlihat
.idak ada partikel viabel
tidaknya partikel viabel 2& 1ahan
partikulat dalam ineksi
:engan !ara memanfaatkan sensor penghamburan !ahaya dan pengumpan sample, ika tidak memenuhi batas yang ditetapkan, dilakukan
penguian mikroskopik dengan menghitung bahan partikulat subvisible pada penyaring membran mikropori, atau dengan membandingkan sediaan dengan !airan pendispersi "*9A
vial .idak terdapat partikel pada
sediaan
.idak terdapat partikel pada
sediaan
<& ;i kebo!oran "Eoes3in agoes, larutan parenteral, #$# D #$
*adah berisi sediaan diletakan dengan posisi terbalik diatas tissu kering, amati tisu& Lika tisu menadi, maka teradi kebo!oran pada 3adah
vial *adah tidak bo!or .isu tidak menadi basah "*adah tidak bo!or 6& ;i keseragaman volume
Sediaan dalam vial diletakan pada permukaan yang rata dan
seaar lalu dilihat
keseragaman volumenya se!ara visual&
vial :ispensasi Volume sediaan seragam
4& Penetapan volume ineksi dalam 3adah
Penguian dilakukan dengan mengambil sediaan dalam 3adah menggunakan suntikan alat suntik hipodermik kering berukuran tidak lebih dari
kali volume sediaan yang akan diuukur dan dilengkapi dengan arum suntik nomer #,
panang tidak kurang dari ,< !m vial Vial # / #0, ml Vial / $ ml Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada etiket
KIMIA
#&Adentifikasi :engan !ara absorpsi
inframerah, absorpsi ultraviolet dan ui natrium flame ";SP 0 F9<&
vial :ispensasi Sesuai dengan monografi
Metilprednisolon natrium suksinat& &Penetapan
kadar
:engan !ara kromatografi vial :ispensai (adar antara $4,0%#0,0% ";SP 0 F9< &IOLOGI
#&;i sterilitas :ilakukan dengan inokulasi langsung ke dalam media ui&
vial :ispensai Sediaan harus steril dan tidak teradi
pertumbuhan bakteri pada
media & ;i endotoksin
bakteri
Penguian dilakukan dengan menggunakan +imulus 'mebo!yte +ysate "+'+
vial :ispensasi 1ahan memenuhi syarat ui kadar endotoksin tidak lebih dari yang ditetapkan pada masingmasing monografi& &;i sterilitas :ilakukan dengan inokulasi
langsung ke dalam media ui&
vial :ispensai Sediaan harus steril dan tidak teradi
pertumbuhan bakteri pada
media
>I5 PEM&A-ASAN
Pada praktikum kali ini dibuat formula dengan bahan aktif Prokain HCl 0,4%& (arena absorbsi prokain dalam membran mukosa maupun pada kulit buruk, prokain hanya digunakan
untuk ineksi ".ay, 5aharda&, 0#, maka sediaan dibuat dalam bentuk ineksi& Sediaan ineksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikan dengan !ara merobek aringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir "Syamsuni, 006& Famun, pemberian obat dengan dosis besar dapat meningkatkan resiko peningkatan efek samping obat yang signifikan "Malamed, 006, maka dari itu sediaan dibuat dalam bentuk ineksi volume ke!il& Aneksi volume ke!il adalah ineksi yang dikemas dalam 3adah #00 ml atau kurang ";SP, 004&
Prokain merupakan anestesi lokal golongan ester dengan kera singkat ".ay, 5aharda&, 0# yang terutama digunakan untuk anestesi infiltrasi, blok saraf perifer, dan blok spinal "S3eetman, 00$& Prokain merupakan turunan asam ben8oat dengan anestesi lokal dan sifat antiaritmia Mekanisme kera prokain sama seperti anestesi lokal lainnya yaitu dengan !ara men!egah depolarisasi membran syaraf dengan memblok kanal natrium "Pub!hem, 00<& Pada keadaan potensial istirahat, neuron mempertahankan potensial negatif di dalam sel neuron " $0 mV& Pompa Fa D ( se!ara aktif mempertahankan potensial ini tetap terpelihara& :engan
adanya rangsangan potensial listrik pada neuron maka akan teradilah fase depolarisasi sepanang akson dan aktivasi kanal natrium di membran sel yang menyebabkan refluk ion natrium ke dalam sel sehingga teradi perubahan potensial membran dari $0 mV menadi < mV& Molekul anestesi lokal masuk kedalam sel dan menutup kanal ion Fa dari dalam sel, sehingga potensial aksi di!egah dan transmisi impuls sepanang saraf tidak teradi& "5athmell, 002
Prokain merupakan senya3a yang sukar larut dalam air "Pub!hem, 00<, sehingga digunakan bentuk garamnya yang mudah larut yaitu Prokain HCl& Prokain HCl sangat mudah larut dalam air, sehingga sediaan dibuat dalam bentuk larutan dengan pelarut *9A& Salah satu syarat sediaan ineksi adalah isotonis, dalam pengertian ada rentang isotonis, adi tidak selalu se!ara absolut isotonis "'goes, 00$& +arutan isotonis adalah larutan yang menghasilkan tonusN yang sama "tekanan osmotik dari !airan tubuh yang mele3ati membran biologi, dan hal ini akan men!egah air mengalir dari arah masing D masing dan tidak akan mengiritasi bila disuntikkan, diteteskan, diperfusi, atau berkontak dengan aringan mukosa yang sensitif& Asotonisitas sangat penting untuk men!egah teradinya pengerutan eritrosit karena kelebihan garam "hipertonis atau pe!ahnya sel darah merah karena kekurangan garam "hipotonis "'goes, 00$& (etika darah mengandung garam yang berlebih "misalnya setara dengan #,% FaCl, eritrosit akan mengkerut dan berkeriput atau berlekuk D lekuk, ini disebabkan karena sel eritrosit mengandung konsentrasi garam yang lebih rendah dari larutan sekitar yang mengandung #,% bBv larutan garam, sehingga air dari eritrosit keluar melalui dinding sel untuk mengen!erkan larutan garam disekitarnya untuk menyamakan konsentrasi "equaliz konsentrasi kedua garam
yang mele3ati membran& 9enomena berla3anan akan teradi ika darah mengandung garam yang setara dengan 0,2<% bBv larutan FaCl& 'ir dari lingkungan di sekitar larutan garam memasuki eritrosit menyebabkan teradinya pemelaran dan akhirnya dapat menyebabkan sel darah merah pe!ah "'goes, 00$& 1erdasarkan perhitungan tonisistas, sediaan sangat hipotonis "0,#4<%, oleh karena itu ditambahkan FaCl sebagai pengisotonis& +arutan FaCl dinyatakan isotonis dan se!ara esensial mempunyai konsentrasi garam yang sama seperti konsentrasi sel darah merah "'goes, 00$&
1erdasarkan perhitungan dosis, sediaan merupakan single dose, maka dari itu tidak diperlukan penambahan penga3et& Prokain stabil terhadap pemanasan, oleh karena itu untuk memenuhi syarat sediaan ineksi yaitu harus steril, maka dilakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu ##oC tekanan #< Psi selama #< menit& Sterilisasi adalah menghilangkan
semua bentuk kehidupan, baik bentuk patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun nonvegetatif dari suatu obek atau material& .uuan dilakukannya sterilisasi adalah untuk men!egah transmisi penyakit, me!egah pembusukan material oleh mikroorganisme, men!egah kompetisi nutrien dalam media pertumbuhan sehingga memungkinkan kultur organisme spesifik berbiak untuk keperluan sendiri "seperti produksi ragi atau untuk metabolitnya "'goes, 00$&
(adar atau kemurnian prokain HCl untuk ineksi adalah $<% #0<% ";SP, 004, sedangkan kemurnian prokain HCl yang digunakan adalah #00%, agar kadar atau kemurnian 8at aktif tetap berada dalam rentang syarat sediaan ineksi, maka penimbangan 8at aktif dilebihkan sampai batas atas yaitu <%& Sediaan merupakan sediaan en!er dengan volume #0 ml, untuk memenuhi syarat penetapan volume ineksi dalam 3adah, tiap vial volumenya dilebihkan sebanyak 0,< ml ":epkes 5A, 0#2& Sebelum digunakan, buret dibilas dengan sediaan sebanyak > ml, maka volume sediaan dilebihkan 6 ml& ;ntuk men!egah teradinya kehilangan volume saat proses pembuatan, total volume dilebihkan #0%& Prokain harus disimpan dalam 3adah terlindung dari !ahaya "1P, 00$, artinya prokain sensitif terhadap !ahaya, oleh karena itu saat penyimpanan, sediaan dikemas dalam vial !oklat& Setelah volume sediaan di ad hingga 0%,
dilakukan penge!ekan pH menggunakan pH meter , pH yang didapat adalah 4,0 sedangkan pH target adalah ,0 D <,< , maka dari itu dilakukan adust pH menggunakan HCl 0,# F untuk menurunkan pH& Setelah dilakukan adust, pH di !ek kembali, dan pH yang didapat adalah 2,<&
Setelah sediaan adi, dilakukan evaluasi meliputi penetapan pH, ui keernihan, ui bahan patikulat, ui kebo!oran, dan ui penetapan volume ineksi dalam 3adah& Saat penguian pH menggunakan pH meter, pH yang didapat berubah menadi <,, hal ini mungkin dapat teradi karena pada sediaan tidak ditambahkan dapar maka kemungkinan teradinya perubahan pH sangatlah besar& (emudian pada ui keernihan dan bahan partikulat tidak ditemukan adanya
pengotor atau partikel dalam sediaan, artinya sediaan ernih dan memenuhi syarat keernihan dan ui bahan partikulat& Pada ui kebo!oran, 3adah tidak teradi kebo!oran& Serta saat ui penetapan volume ineksi, volume yang didapat pada vial # adalah #0, ml dan vial adalah $ ml&
>II5 KESIMPULAN
9ormulasi yang tepat untuk sediaan steril ineksi prokain HCl adalah sebagai berikut&
No5 Nama &ahan 'umlah Ke2unaan
#& Prokain HCl 0,4% bBv 7at aktif
& FaCl 0,4< % bBv Pengisotonis
& HCl 0,# F Gs 'dust pH
2& *9A 'd #00% vBv Pelarut dan pemba3a
Lenis sterilisasi yang digunakan dalam pembuatan ineksi prokain adalah sterilisasi panas basah menggunakan autoklaf pada suhu ##oC dengan tekanan #< Psi selama #< menit&
:ari evaluasi didapatkan bah3a sediaan ineksi yang dibuat tidak memenuhi syarat, (arena volume dalam vial kurang dari #0,< ml dimana penetapan volume tersebut merupakan parameter kritis&
>III5 DA(TAR PUSTAKA
#& 'l1adr, 'bdullah '&, .ayel, Mohamed M& #$$$& P5)C'AF- HO:5)CH+)5A:-& Analytical Profiles of Drug Substances and !cipients "olme #$% (ingdom of Saudi 'rabia&/
(ing Saud ;niversity 5iyadh&
http/BB333&resear!hgate&netBpubli!ationB24#44Pro!aineHydro!hloride& diakses 2 ## D 0#< pukul 00&0< *A1
& 'goes, Eoes3in& 00$& Sediaan &armasi Steril% 1andung / Penerbit A.1
& 'nsel, Ho3ard&C& #$$& Pengantar Bentuk Sediaan &armasi edisi '" & Lakarta/ ;A Press
2& 1ritish Pharma!opoeia Commission& 00$& British Pharmacopoeia%, +ondon / .he Stationery )ffi!e
<& :epartemen (esehatan 5epublik Andonesia& 0#2& &armakope 'ndonesia edisi " , Lakarta/ :epartemen (esehatan
6& http/BBpub!hem&n!bi&nlm&nih&govB!ompoundBpro!aineQse!tion?.op & diakses 2 D ## D 0#< pukul &6 *A1
4& Malamed Stanley 9& 006& +o!al 'nestheti!s/ :entistryRs Most Amportant :rugs, Clini!al
;pdate 006& (DA%)*+,-A.%"*.%/0%-*%1#% +os 'ngles&
http/BB333&endoe>perien!e&!omBuserfilesBfileBunnamedBmalamed%0lo!al%0anesthesia %0!da%0006&pdf & diakses 2 D ## D 0#< pukul &< *A1
& )lson, Lames& 00& Bela2ar 3udah &armakologi& Lakarta / Penerbit 1uku (edokteran -EC $& 5emington, P Loseph& 006& 4he Pharmaceutical Science&, ;S' / ;niversity of S!ien!e in
#0& 5o3e, 5aymond C& 00$& 5andbook of Pharmaceutical !cipients $ th ed%, +ondon/
Pharma!euti!al Press
##& S3eetman, Sean C& 00$& 3artindale 6 4he (omplete Drug ,eference /$ th ed%7 ;S' / .he
Pharma!euti!al Press
#& .he ;nited State Pharma!opeial Convention& 004& 4he +nited State Pharmacpoeia /89 -ational &ormulary #:% ;S / ;nited States Pharma!opoeia Convention, An!
>I85 LAMPIRAN
ETIKET
IN.EPOKAIN@ IN'EKSI PROKAIN -.l
()MP)SASA
.iap ml ineksi prokain mengandung / Prokain HCl &&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 4 mg
-9-( 9'5M'()+)EA
menghambat penghantaran saraf dengan mengurangi permeabilitas membran sel neuron terhadap ion
natrium
AF:A('SA
untuk produksi analgesia dan anestesi lokal atau regional oleh
infiltrasi lokal dan teknik blok saraf perifer dan blok saraf spinal
()F.5'AF:A('SA
AFC-P)('AF kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap prokain, obat dari konfigurasi kimia yang mirip dari paraaminoben8oi! a!id atau turunannya&
Hal ini uga kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap komponen lain dari larutan AFC-P)('AF
:)SAS
;ntuk anestesi infiltrasi/ 0,< % atau larutan 0,< % = <0 mg sampai 600 mg
;ntuk blok saraf perifer / larutan 0&<% "hingga 00 m+
;ntuk pasien pediatrik / #< mgBkg dari larutan 0,<%
-9-( S'MPAFE
5eaksi terhadap prokain merupakan !iri khas dari orangorang yang terkait dengan anestesi lokal enis ester lainnya& Penyebab utama dari reaksi negatif terhadap kelompok obat ini adalah kadar plasma
berlebihan yang mungkin disebabkan oleh overdosis, penyerapan !epat, ineksi intravaskular sengaa, atau degradasi metabolik yang lambat& Seumlah ke!il reaksi bisa teradi akibat hipersensitivitas, keistime3aan, atau toleransi berkurang dengan dosis normal&
P-5AFE'.'F
Penggunaan anestetik lokal harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman di diagnosis dan pengelolaan dosis terkait toksisitas dan keadaan darurat akut lain yang mungkin mun!ul dari proses blok, dan kemudian hanya setelah menyediakan segera ketersediaan oksigen, obat resusitasi lain, peralatan !ardiopulmonary resus!itation, dan personil sumber diperlukan untuk pengelolaan proper dari reaksi bera!un dan keadaan darurat terkait&
Prosedur anestesi lokal harus digunakan dengan hati hati bila ada peradangan dan B atau sepsis di 3ilayah tuuan ineksi&
Fo& 5eg& :(+#<0002'#
P.& PH'5'9'M 9'5M' 1'F:;FE D AF:)F-SA'