• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENYETORAN PPH FINAL ATAS BARANG LELANG EKSEKUSI PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) TEGAL TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PENYETORAN PPH FINAL ATAS BARANG LELANG EKSEKUSI PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) TEGAL TUGAS AKHIR"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENYETORAN PPH FINAL ATAS BARANG LELANG EKSEKUSI PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA

DAN LELANG (KPKNL) TEGAL

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Manajemen Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Unversitas Pancasakti Tegal

Armatus Syifa Fauziyah NPM : 4217300015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2020

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya Armatus Syifa Fauziyah, yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya ajukan ini adalah hasil karya sendiri untuk mendapatkan gelar Ahli Madya.Karya ini adalah milik saya, karena itu pertanggungjawabannya sepenuhnya berada pada saya.

Tegal, 27 Juli 2020 Yang Menyatakan,

(3)

iii

IMPLEMENTASI PENYETORAN PPH FINAL ATAS BARANG LELANG EKSEKUSI

PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) TEGAL

Armatus Syifa Fauziyah NPM : 4217300015

Disetujui Oleh Pembimbing

Tegal, 2020

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dosen Pembimbing

Dr. Dien Noviany R., S.E, M.M, Akt, C.A Setyowati Subroto, S.E,M.Si NIP 0628117502 NIP 19780509 2005012002

(4)

iv

PENGESAHAN UJIAN TAHAP AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul “Implementasi Penyetoran PPh Final Atas Barang Lelang Eksekusi Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal” yang diajukan oleh Armatus Syifa Fauziyah NPM : 4217300015 telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 27 Juli 2020 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Penguji I Penguji II

Setyowati Subroto, S.E,M.Si Amirah, S.E.I.,M.Sc NIP. 19780509 2005012002 NIPY. 165629111984

Penguji III

Dra. Sri Murdiati, M.Si NIPY. 62509091965

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. Dien Noviany Rahmatika, S.E, M.M, Akt, C.A NIP 0628117502

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan lancar tanpa ada suatu kendala apapun. Tugas akhir ini dibuat sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Diploma 3 Manajemen Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan segala bentuk dari semua pihak untuk perbaikan tugas akhir ini. Penulis berharap agar tugas akhir ini dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang perpajakan. Terima Kasih.

(6)

vi

PERSEMBAHAN Motto :

Akan ada kesulitan dalam setiap perjalanan, tetapi percayalah semua akan mudah apabila kita mau bersabar dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Selalu bersyukur kepada Tuhan oleh apa yang kita dapat di dunia, karena sesungguhnya kita telah diberi kenikmatan yang sungguh luar biasa olehNya. Jangan terlalu berekspetasi terlalu tinggi, aku takut nanti kamu kecewa oleh ekspetasimu sendiri.

Persembahan :

1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Karena telah memberi saya nikmat menulis Tugas Akhir ini dengan sehat wal afiat hingga akhir.

2. Orangtua tercinta Wintoro Asmoro dan Dairohati 3. Mustaqim

4. Sahabat-sahabatku Ute, Hulek, Jesi, Bocil, Siska 5. Keluarga besar

6. Dosen pembimbing dan Ka Progdi, Ibu Setyowati Subroto, S.E,M.Si dan Ibu Amirah, S.E.I., M.Sc

7. Semua dosen yang pernah mengajar saya 8. Teman-teman satu kelas yang saling support 9. UPS TEGAL

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN BIMBINGAN DAN UJIAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

PERSEMBAHAN ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Ruang Lingkup Pembahasan ... 3

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ... 4

D. Metode Pengumpulan Data ... 6

BAB II : GAMBARAN UMUM INSTANSI ... 7

A. Sejarah KPKNL ... 7

B. Visi dan Misi KPKNL ... 9

C. Struktur organisasi ... 10

(8)

viii

BAB III : TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK ... 20

A. Tinjauan Teori ... 20

1. Pengertian Pajak ... 20

2. Pengertian Pajak Final... 22

3. Objek Pajak Final ... 23

4. Bukan Objek Pajak Final ... 24

5. Definisi Lelang ... 26

6. Klasifikasi Lelang ... 26

7. Penyetoran Pajak ... 27

8. Penyetoran Pajak Final ... 28

B. Praktek... 29

1. Penyetoran dan Pelaporan ... 29

2. Mekanisme Penyetoran dan pelaporan PPh Final atas Barang Lelang Eksekusi ... 31

3. Daftar Penyetoran PPh Final atas Barang Lelang Eksekusi KPKNL Tegal tahun 2020 ... 33 BAB IV : PENUTUP ... 34 A. Kesimpulan ... 34 B. Saran ... 36 C. Daftar Pustaka ... 37 D. Lampiran ... 38

(9)

ix

DAFTAR TABEL

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur organisasi KPKNL Tegal ... 10

2.2 Struktur Organisasi Seksi Sub Bagian Umum ... 13

2.3 Struktur organisasi Pengelolaan Kekayaan Negara ... 14

2.4 Struktur Organisasi Pelayanan Lelang ... 15

2.5 Struktur Organisasi Pelayanan Penilaian ... 16

2.6 Struktur Organisasi Hukum Internasional ... 18

3.1 Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Final atas Barang Lelang Eksekusi ... 37

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir SPT Masa PPh Final ... 38

2. Cetakan Kode Billing ... 39

3. Surat Tanda Bukti Pembayaran (STBP) ... 40

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

Sehubungan dengan ini maka pemerintah berusaha untuk menggalakan pelaksanaan pemungutan pajak.Sebagai realisasinya pemerintah mengeluarkan Undang-Undang perpajakan yang baru. Salah satunya adalah UU Nomor 7 Tahun 2000 serta terakhir dengan UU Nomor 10 Tahun 1994 dan UU nomor 17 tahun 2000 serta terakhir UU nomor 36 Tahun 2008 yang mulai berlaku di Indonesia sejak 1 Januari 2009.

(13)

2

Penghasilan berdasarkan ketentuan perpajakan, terdiri dari penghasilan yang merupakan objek pajak dan penghasilan yang bukan objek pajak. Cara pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan yang dikategorikan objek pajak dilakukan dengan dua cara, yang pertama dikenakan pajak penghasilan secara umum dengan menggunakan tarif umum dan pengenaannya dilakukan di SPT tahunan. Kedua, dikenakan pajak penghasilan secara final.

Pajak Penghasilan Final (PPh Final) adalah pajak yang dikenakan dengan tarif dan dasar pengenaan pajak tertentu atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun berjalan. Pembayaran, pemotongan atau pemungutan PPh Final yang dipotong pihak lain maupun yang disetor sendiri bukan merupakan pembayaran dimuka atas PPh terutang akan tetapi merupakan pelunasan PPh terutang atas penghasilan tersebut. Sehingga wajib pajak dianggap telah melakukan pelunasan kewajiban pajaknya. Dengan demikian, penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan ini tidak akan dihitung lagi pajak penghasilannya di SPT tahunan untuk dikenakan tariff umum bersama-sama dengan penghasilan lainnya.

Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Pajak penghasilan, Undang-undang memberikan mandat kepada pemerintah untuk mengenakan PPh final atau penghasilan-penghasilan tertentu.Berdasarkan ketentuan ini.Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah untuk mengenakan PPh final atau penghasilan

(14)

3

tertentu dengan pertimbangan kesederhanaan, kemudaha, serta pengawasan. Salah satu yang merupakan objek dari PPh final adalah barang lelang.Lelang menurut Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 40/PMK.07/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang. Dalam proses lelang, setelah pelaksanaan lelang dilakukan dan pembeli barang telah ditentukan maka dikenakan pajak penghasilan atas barang tersebut, tarif pajak penghasilan atau barang tersebut adalah 2,5% dari harga terbentuk pada saat telang.

Berdasarkan hal- hal diatas maka penulis tertarik mengambil judul “Implementasi Penyetoran PPh Final Atas Barang Lelang Eksekusi Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal”.

B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Ruang lingkup pembahasan dari laporan akhir ini adalah

1. Penyetoran PPh atas barang lelang eksekusi pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal.

2. Pelaporan PPh atas barang lelang eksekusi pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal

(15)

4

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENULISAN 1. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan proposal Tugas Akhir ini adalah

a. Untuk mengetahui apakan Instansi yang bersangkutan telah melakukan penyetoran PPh sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Untuk mengetahui realisasi penyetoran dan pelaporan PPh final

atas barang eksekusi yang dilakukan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Tegal.

1. Kegunaan Penulisan a. Bagi Mahasiswa

1) Untuk menerapkan ilmu pengetahuan serta mengaplikasikannya kedalam kehidupan nyata yang telah diperoleh selama masa perkuliahan

2) Untuk mengetahui bagaimana proses penyetoran dan pelaporan pajak PPh Final barang lelang eksekusi pada kantor KPKNL Tegal b. Bagi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Sebagai bahan masukan dalam melakukan ketentuan di bidang perpajakan serta membantu proses sosialisasi kepada pembaca tentang penyetoran pajak atas barang lelang

c. Bagi Universitas Pancasakti Tegal

Sebagai bahan referensi yang diharapkan bermanfaat bagi para pengajar dan mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal pada umumnya

(16)

5

serta mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Perpajakan.

D. Metode Pengumpulan Data 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) yang beralamat di Jalan K.S Tubun No 12 Tegal

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, terhitung dari tanggal 20 Januari 2020 sampai dengan 14 Maret 2020.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data atau keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini, maka metode yang digunakan sebagai berikut :

a. Wawancara/Interview

Pencarian data dilakukan dengan wawancara dan tanya jawab secara langsung dengan meminta penjelasan dari pihak yang berkompeten di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang untuk mendapatkan data yang diperlukan dan mendokumentasikannya.

b. Observasi

Penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang hendak diteliti pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang untuk mendapatkan data dan informasi.

(17)

7

c. Studi Pustaka

Pencarian data dilakukan dengan mengambil data dari buku-buku bacaan, keputusan menteri keuangan, undang-undang dan lain-lain yang dapat digunakan sebagai sumber referensi.

d. Dokumentasi

Kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan membuat daftar dokumentas yang telah diperoleh dari instansi. 4. Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data sebagai berikut : a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang dianggap mampu memberikan informasi serta observasi penulis di lapangan tempat KKP.

b. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh melalui studi literatur seperti sumber-sumber pustaka, UU, dokumentasi, maupun literatur yang berhubungan.

(18)

8

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI A. Sejarah KPKNL

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal adalah salah satu kantor pelayanan publik yang merupakan instansi vertikal DJKN yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala kantor Wilayah DJKN.

KPKNL Tegal semula adalah Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Tegal,yang dibentuk berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 455/MK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kota/Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kota/Kabupaten Brebes. KP2LN Tegal mulai beroperasi sejak serah terima KP2LN Semarang ke KP2LN Tegal pada tanggal 7 Januari 2002 namun dalam pelaksanaan kegiatannya, kantor masih berada di Semarang. KP2LN mulai beroprasi di Tegal secara resmi mulai tanggal 8 April 2002 dengan menempati/menyewa gedung milik Dispenda Propinsi Jawa Tengah yang bertempat di Jalan Kapten Piere Tandean No.1 Tegal. Pada tanggal 16 Februari 2007 KP2LN Tegal telah menempati gedung kantor baru yang terletak di Jalan K.S Tubun No.12 Tegal yang berdiri di tanah sertifikat Hak Pakai No.76.

Seiring dengan perubahan organisasi, Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006 Tentang Perubahan Keempat atas

(19)

9

Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Republik Indonesia Direktorat Jenderal Piutang Negara dan Lelang Negara (DJPLN) menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dan KP2LN berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

Wilayah KPKNL Tegal yang semula sampai dengan Kabupaten Kendal sekarang hanya meliputi Kabupaten Pemalang, Kota/Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes.Sedangkan untuk Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang masuk wilayah KPKNL Pekalongan.

B. Visi dan Misi 1. Visi

Menjadi Pengelolaan Kekayaan Negara Yang Professional dan Akuntabel Untuk Sebesar-besar Kemakmuran Rakyat.

2. Misi

a. Mewujudkan optmalisasi penerimaaan, efisiensi pengeluaran, dan efektifitas pengelolaan kekayaan negara

b. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi dan hukum

c. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi pemerintah.

d. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai keperluan.

(20)

10

e. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

f. Mewujudkan lelang yang efisien, trasnsparan, akuntabel, adil dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasikan kepentingan masyarakat

3. Motto

Motto yang dimiliki oleh KPKNL Tegal merupakan komitmen seluruh jajaran pemimpin dan staf KPKNL Tegal dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokok yang diemban sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sejak tahun 2012 KPKNL Tegal memiliki motto yaitu

“Pelayanan Prima Untuk Anda Yang Istimewa, SEBAYU SEMANGATKU, KPKNL Laka-laka”.

Kata SEBAYU terinspirasi dari nama tokoh adat masyarakat Tegal yaitu Ki Gede Sebayu. Kata SEBAYU merupakan kepanjangan dari Sinergi, Efektif, Berbudaya, Amanah, Yuridis, dan Unggul.Motto tersebut diambil dari unsur nilai-nilai Menteri Keuangan.

Sedangkan Laka-Laka diambil dari sebuah ungkapan yang berasal dari daerah Tegal yang artinya tidak ada duanya.Kata Laka-laka merupakan kepanjangan dari Layanan Kami Lancar Kabeh.

Motto tersebut memiliki arti bahwa memberikan kepuasan bagi pelanggan dan menimbulkan rasa menyenangkan bagi pelanggan adalah prioritas dan pelayanan yang diberikan oleh KPKNL Tegal.

(21)

11

(22)

12

D. Kepegawaian dan Tugas Pokok 1. Tugas dan Fungsi KPKNL

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Kekayaan Negara, KPKNL mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang.

Dalam rangka melakukan tugas tersebut, KPKNL memiliki fungsi a. Inventarisasi, verifikasi, dan analisa pertimbangan permohonan

pengalihan serta penghapusan kekayaan nergara.

b. Registrasi, verifikasi dan analisa pertimbangan permohonan pengalihan serta penghapusan kekayaan negara

c. Registrasi penerimaan berkas, penetapan, penagihan, pengelola barang jaminan, eksekusi, pemeriksaan harta kekayaan milik penanggung hutang dan penjamin hutang.

d. Penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan jangka wktu dana atau jumlah hutang, usul pencegahan dan penyanderaan penanggung hutang dan/atau penjamin hutang serta penyiapan data usul penghapusan piutang negara

e. Pelaksanaan pelayanan penilaian f. Pelaksanaan pelayanan lelang

g. Penyajian informasi dibidang kekayaan neagara, penilaian, piutang negara, dan lelang

(23)

13

h. Pelaksanaan penetapan dan penagihan piutang negara serta pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau penjamin hutang dan eksekusi barang jaminan

i. Pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang dan penagih hutang serta harta kekayaan lain

j. Pelaksanaan bimbingan kepada kepala pejabat lelang

k. Inventarisasi, pengamanan, dan pendayagunaan barang jaminan l. pelaksanaan pemberian pertimbangan dan bantuan hokum

pengurusan piutang negara dan lelang

m. verifikasi dan pembukuan penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang

n. pelaksanaan administrasi KPKNL

2. Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Dalam Melaksanakan tugas, Kepala KPKNL menyelenggarakan fungsi :

a. Menyelenggarakan penetapan status penggunaan, pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan kekayaan negara;

b. Melaksanakan pembinaan, pengawasan pengendalian, pemantauan, pengamanan, dan pemeliharaan pengelolaan kekayaan negara;

c. Menyelenggarakan inventarisasi kekayaan negaraa;

d. Menyelenggarakan penatausahaan, akuntansi, registrasi, dan verifikasi kekayaan negara;

(24)

14

e. Melaksanakan pelayanan penilaian;

f. Melaksanakan survey harga pasar dalam rangka penyusunan daftar komponen penilaian bangunan dan;

g. Melaksanakan usulan permintaan penggunaan jasa penilai eksternal terhadap penilai yang bersifat spesifik.

3. Sub Bagian Umum

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Seksi Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum Mempunyai tugas sebagai berikut : a. Pelaksanaan urusan kepegawaian

b. Pelayanan urusan keuangan

c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga, dan;

d. Serta penatausahaan, pengamananm pengawasan barang milik negara di lingkungan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Kepala Sub Bagian Umum Aris Purwanto Pelaksana Reni Kurniasih Pelaksana Prakoso Adhi Pelaksana M. Nasrulloh Pelaksana Ragil Anwar R Pelaksana Pamadhi S

(25)

15

4. Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara (PKN)

Gambar 2.3 Struktur organisasi PKN

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan penetapan status penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, bimbingan teknis, pengawasan dan pengendalian, penatausahaan dan akuntansi serta penyusunan daftar barang milik negara/kekayaan negara. Dalam melaksanakan tugas seksi Pengelolaan Kekayaan Negara (PKN) menyelenggarakan fungsi :

a. Inventarisasi, pengadministrasian, pendayagunaan, pengamanan kekayaan negara

b. Registrasi, verifikasi, dan analisa pertimbangan permohonan pengalihan serta penghapusan kekayaan negara, dan;

c. Penyajian informasi di bidang kekayaan negara. Kepala Seksi

Anas Waskita Jati

Pelaksana M. Fuad M Pelaksana Supatmiati Pelaksana Singgih P

(26)

16

5. Seksi Pelayanan Lelang

2.4 Struktur Organisasi Pelayanan Lelang

Mempunyai tugas melakukan pemeriksaan dokumen persyaratan lelang, serta penatausahaan minuta risalah lelang, pembuatan salinan,, kutipan, dan grosse risalah lelang, penatausahaan hasil lelang, penggalian potensi lelang, pelaksanaan lelang kayu kecil Perum perhutani (Persero) dan penatausahaan bea lelang pegadaian. Dalam melaksanakan tugas seksi pelayanan lelang menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan pelayanan lelang

b. Penyajian informasi dibidang lelang, dan; c. Pelaksanaan bimbingan kepada pejabat lelang

Plt Kepala Seksi Triyanto Pelaksana Wibowo I Pelaksana Widara L Pelaksana Giyono Pelaksana Dessy E Pelelalng Pelelang Pelelang

(27)

17

6. Seksi Pelayanan Penilaian

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Pelayanan Penilaian

Mempunyai tugas melakukan penilaian yang meliputi identifikasi permasalahan, survei pendahuluan, pengumpulan dan analisa data, penerapan metode penilaian, rekonsiliasi nilai, kesimpulan nilai dan laporan penilaian terhadap objek-objek penilaian sesuai dengan ketentuan, serta penyusunan basis data penilaian. Dalam melaksanakan tugas Seksi Pelayanan Penilaian menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan pelayanan penilaian dan; b. Penyajian informasi dibidang penilaian. 7. Seksi Piutang Negara (PN)

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penetapan dan penagihan piutang negara secara pemeriksaan kemampuan penanggung hutang dan/atau penjamin hutang, pemblokiran, pelaksanaan PB/PJPN, pemberian pertimbangan keringanan hutang, pengusulan pencegahan keluar wilayah RI, pengusulan dan

Kepala Seksi Widi Ardi Bayu C

Pelaksana Deddy Eko SB

Pelaksana Haidar Budi Ismail

(28)

18

pelaksanaan paksa badan, penyiapan pertimbangan penyelesaian atau penghapusan piutang negara, usul pemblokiran surat berharga milik penanggung/peminjam hutang yang diperdagangkan di bursa efek, usul untuk memperoleh keterangan mengenainsumpanan nasabah debitur, pengelolaan dan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang. Dalam melaksanakan tugas Seksi Piutang negara menyelenggarakan fungsi :

a. Registrasi penerimaan berkas, penetapan, penagihan, pengelolaan barang jaminan, eksekusi, pemeriksaan harta kekayaan milik penanggung hutang/peminjam hutang

b. Penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan jangka waktu dan/atau kumlah hutang, usul pencegahan dan penyanderaan penanggung hutang dan/atau penjamin hutang serta penyiapan data usul penghapusan piutang negara

c. Penyajian informasi di bidang piutang negara

d. Pelaksanaan penetapan dan penagihan piutang serta pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau penjamin hutang dan eksekusi barang jaminan.

e. Pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang atau penjamin hutang serta harta kekayaan lain dan; f. Inventarisasi, pengamanan, dan pendayagunaan barang

(29)

19

8. Seksi hukum dan informasi

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Hukum dan Informasi

Mempunyai tugas melakukan penanganan perkara, pengrlolaan dan pemeliharaan perangkat, jaringan, insfrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, penyajian informasi dan hubungan kemasyarakatan, implementasi sistem aplikasi, penyiapan bahan penyusunan rencara strategis, laporan akuntabilitas, dan laporan tahunan, penatausahaan berkas kasus piutang negara, serta verifikasi penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang. Dalam melaksanakan tugas Seksi Hukum dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum pengurusan piutang negara dan lelang dan;

b. Verifikasi dan pembukuan penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang.

Kepala Seksi Agus Widayat Pelaksana Aziz Kurniawan Pelaksana Lukas Carus AB Pelaksana Popong Depi W Pelaksana Sulis Juniarti Dwi

(30)

20

9. Seksi Kepatuhan Internal

Mempunyai tugas melakukan pemantauan pengendalian intern, pengelolaan kinerja, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindakan lanjut hasil pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis.

(31)

21

BAB III

TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK A. TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Pajak

Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan ke-empat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Sedangkan menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, S.H dalam buku Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan (1990:5) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur :

a. Iuran dari rakyat kepada negara.

Yang berhak memungut pajak hanyalah negara, iuran tersebut berupa uang (bukan barang)

(32)

22

b. Berdasarkan undang – undang.

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang – undang serta aturan pelaksanaannya.

c. Tanpa jasa

Tanpa jasa timbul atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Pajak dapat dikelompokkan menurut golongan, sifat, dan lembaga pemungutnya yaitu :

1) Menurut golongannya

a) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan.

b) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai. 2) Menurut sifatnya

a) Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.

(33)

23

b) Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

3) Menurut lembaga pemungutnya

a) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Bea Materai. b) Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas :

(a) Pajak provinsi, contoh : pajak kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor.

(b) Pajak kabupaten/Kota, contoh : pajak hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan.

4) Berdasarkan sifat pemotongan atau pemungutannya, a) PPh Final

b) Tidak Final. 2. Pengertian Pajak Final

Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang dikenakan kepada Orang Pribadi atau Badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak.

(34)

24

Pajak Final merupakan pajak yang dikenakan dengan tarif dan dasar pengenaan pajak tertentu atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun berjalan. PPh Final yang dipotong pihak lain maupun yang disetor sendiri bukan merupakan pembayaran di muka atas PPh terutang, melainkan merupakan pelunasan PPh terutang atas penghasilan tersebut, sehingga Wajib Pajak dianggap telah melakukan pelunasan terhadap kewajiban pajaknya.

Penghasilan yang dikenakan PPh Final tidak akan dihitung lagi di SPT Tahunan untuk dikenakan tarif umum bersama dengan penghasilan lainnya. PPh yang sudah dipotong atau dibayarkan tersebut juga bukan merupakan kredit pajak di SPT Tahunan. Secara sederhana, perbedaan PPh Final dan Tidak Final adalah PPh Final berarti pajak yang sudah selesai, sedangkan PPh yang bersifat Tidak Final berarti kebalikan dari PPh Final, yakni pajak yang belum selesai

3. Objek Pajak PPh Final

a. PPh Final atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia.

b. PPh Final atas Bunga Obligasi.

c. PPh Final atas Diskonto Surat Perbendaharaan Negara (SPN). d. PPh Final atas Hadiah Undian.

(35)

25

f. PPh Final atas Penghasilan Perusahaan Modal Ventura dari Transaksi Penjualan Saham atau Pengalihan Penyertaan Modal pada Perusahaan Pasangan Usahanya.

g. PPh Final atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

h. PPh Final atas Penghasilan dari Pengalihan Real Estate dalam Skema Kontrak Investasi.

i. PPh Final atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi. j. PPh Final atas Penghasilan Lelang

k. PPh Final atas Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan.

l. PPh Final atas Penghasilan Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri. m. PPh Final atas Penghasilan Perusahaan Pelayaran dan/atau

Penerbangan Luar Negeri.

n. PPh Final atas Penghasilan Wajib Pajak Luar Negeri yang Mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia.

o. PPh Final atas Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap. 4. Bukan Objek Pajak PPh Final

Adapun Objek Pajak PPh Tidak Final adalah selain yang dikenakan PPh Final yakni sebagai berikut:

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh.

(36)

26

c. Laba usaha.

d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta.

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak. f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang. g. Dividen.

h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.

i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan Peraturan Pemerintah.

l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing. m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva. n. Premi asuransi.

o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.

p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.

q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.

r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

(37)

27

s. Surplus Bank Indonesia. 5. Definisi Lelang

Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang (“PMK 27/2016”), lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan Pengumuman Lelang.

Pengumuman Lelang adalah pemberitahuan kepada masyarakat tentang akan adanya Lelang dengan maksud untuk menghimpun peminat lelang dan pemberitahuan kepada pihak yang berkepentingan.

6. Klasifikasi Lelang

Menurut Pasal 5 PMK 27/2016 membedakan lelang menjadi tiga, yaitu:

a. Lelang Eksekusi adalah lelang untuk melaksanakan putusan atau penetapan pengadilan, dokumen-dokumen lain yang dipersamakan dengan itu, dan/atau melaksanakan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

b. Lelang Noneksekusi Wajib adalah Lelang untuk melaksanakan penjualan barang yang oleh peraturan perundang-undangan diharuskan dijual secara lelang]

(38)

28

c. Lelang Noneksekusi Sukarela adalah Lelang atas Barang milik swasta, perorangan atau badan hukum/badan usaha yang dilelang secara sukarela.

7. Penyetoran Pajak

Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan surat setoran pajak atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan surat setoran pajak atas nama orang pribadi atau badan yang menerima pembayaran atau yang melakukan tukar menukar. Artinya penyetoran Pajak Penghasilan yang dipungut dilakukan dengan menggunakan surat setoran pajak atas nama orang pribadi atau badan yang menerima pembayaran atau yang melakukan tukarmenukar, bukan atas nama bendahara pemerintah atau pejabat pemungut. Penyetoran Pajak Penghasilan melalui bank/pos persepsi dilakukan sebelum pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dilakukan.

Sarana Administrasi lain berupa :

a. BPN atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui system pembayaran pajak secara elektronik atau dengan datang langsun ke Bank Persepsi.

b. Bukti atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui pemindahbukuan; atau

c. Bukti penerimaan pajak lainnya sesuai dengan Peraturan perundang-undangan.

(39)

29

8. Penyetoran Pajak Final

a. Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari barang yang akan dilelang wajib menyetor sendiri pajak penghasilan yang terutang, sebelum risalah lelang ditanda tangani oleh pejabat lelang; atau

b. Bendahara pemerintah atau pejabat wajib menyetor pajak penghasilan yang telah dipungut (dipotong) ke bank/pos persepsi; c. Penyetoran dilakukan dengan menggunakan surat setor pajak atau

sarana administrasi lainnya;

d. Penyetoran dilakukan atas nama orang pribadi atau badan yang menerima pembayaran atau melakukan tukar menukar, bukan atas nama bendahara pemerintah atau pejabat pemungut;

e. Penyetoran dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah pembayaran diterima oleh bendahara penerimaan KPKNL.

(40)

30

B. PRAKTIK

1. Penyetoran dan Pelaporan

Menyetor PPh paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya.

Melaporkan pemotongan dan penyetoran Pajak penghasilan yang terutang ke KPP paling lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan takwin berikutnya setelah bulan pembayaran dengan SPT Masa PPh pasal 4 ayat 2 atau Final dilampiri SSP lembar 3 dan Bukti Pemotongan.

Jika tidak ada PPh Final Yang terutang dalam suatu bulan pajak maka tidak perlu melakukan pelaporan (Jika Nihil tidak perlu lapor PPh Final Nihil )

Dalam hal PPh terutang harus disetor sendiri oleh yang menyewakan, maka yang menyewakan wajib menyetor PPh yang terutang ke bank persepsi atau Kantor Pos selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).

Untuk pelaporan penyetorannya dilakukan ke Kantor Pelayanan Pajak selambat- lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya dengan menggunakan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat(2).

Apabila wajib pajak atas penghasilannya telah dipotong final maka; 1. Atas penghasilan tersebut tidak perlu dihitung lagi dalam SPT

(41)

31

Sehingga apabila seluruh penghasilannya merupakan penghasilan bersifat final maka tidak ada PPh terutang atau SPT Nihil.

2. Apabila PPh yang bersifat final dipotong pihak lain, maka berhak meminta bukti pemotongannya.

(42)

35

2. Penyetoran dan Pelaporan PPh Final atas Barang Lelang Eksekusi

OFFICER 1 TAX PPH BANK PERSEPSI

Gambar 3.1

Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Final atas Barang Lelang Eksekusi

1 2 1 Memasukkan data Menerima SSP Menerima STBP dan SSP lembar SPJ b a Lembar Lembar 1 SSP Memotong PPh Final T Meneliti Pengisian SSP, menandatangani dan Memberi Stempel

3 1 Membuat bukti potong Menginput Melapor ke KPP Lembar 5 Lembar 4 Lembar 3 Lembar 2 Lembar 5 Lembar 3Lembar 1 Lembar 2 SPT Masa PPh SSP Lembar 3 SSP STBP T 1 Bukti Potong Lembar 4 STBP Lembar 3 Lembar 5 Lembar 2 3 r 4 Lemb ar 5 Lem

(43)

36

Keterangan:

1. Officer Tax PPh 1

Setelah memasukkan ke dalam SPJ (Surat Pertanggung Jawaban), kemudian Officer 1 Tax PPh menghitung pajak yang terutang atas sewa tanah dan/atau bangunan yang kemudian memotong PPh Final sebesar 10% dari Dasar Pengenaan Pajak. Setelah dilakukan pemotongan, petugas tersebut mengisi SSP rangkap 5, dan kemudian menyetorkan pajak atas pemungutan tersebut ke bank persepsi.

2. Bank Persepsi

Oleh Bank Persepsi, menerima Surat Setoran Pajak (SSP) atas pembayaran pajak terutang PPh Final Pasal 4 ayat (2) rangkap 5 dari Officer Tax PPh 1, kemudian dari pihak bank meneliti pengisian SSP, setelah itu menandatangani, dan memberi stempel pada SSP, setelah itu Bank menginput pembayaran pajak dan mengeluarkan Surat Tanda Bukti Pembayaran (STBP) untuk diserahkan kepada wajib pajak, sebagai bukti pembayaran disertai dengan Surat Setoran Pajak untuk lembar ke 1, 3, dan 5 diberikan kepada Officer Tax PPh 1, untuk lembar ke 2 dan 4 disimpan oleh pihak bank sebagai arsip.

3. Rekanan

Setelah Menerima Surat Setoran Pajak (SSP) Lembar 1,3, dan 5 dari Bank Persepsi wajib pajak memberi SSP Lembar 1 untuk arsip Wajib Pajak, Lembar ke 3 untuk dilaporkan ke KPP dimana rekanan saat

(44)

37

mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak.

3. Daftar Penyetoran PPh Final atas Barang Lelang Eksekusi

Selama masa pajak 2020 Terdapat beberapa daftar Barang Lelang yang sudah dilakukan penyetoran oleh Bendahara Penerimaan KPKNL Tegal sebagai berikut :

G

a

Gambar 3.1 Tabel Daftar Penyetoran Lelang Barang Eksekusi Tahun 2020 KPKNL Tegal

Daftar Penyetoran Lelang Barang Eksekusi Tahun 2020 KPKNL TEGAL No Objek Lelang Tanggal Pelunasan Tanggal Penyetoran Rentang waktu

1 Tanah dan Bangunan 2 Januari 2020 3 Januari 2020 1 hari

2 Tanah dan Bangunan 4 Januari 2020 4 Januari 2020 Langsung

3 Tanah dan Bangunan 14 Januari 2020 14 Januari 2020 Langsung

4

Mobil Futura (Pick-up) Warna Putih

20 Januari 2020 21 Januari 2020 1 hari

5 Tanah dan Bangunan 28 Januari 2020 29 Januari 2020 1 hari 6 Tanah dan Bangunan 18 Februari 2020 19 Februari 2020 1 hari 7 Tanah dan Bangunan 21 Februari 2020 21 Februari 2020 Langsung

(45)

38

BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada Bab III tentang Implementasi penyetoran dan pelaporan PPh Final Pasal 4 ayat (2) dapat dibuat ringkasan sebagai berikut:

1. Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara untuk mengisi kas negara (APBN/ APBD) yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Pajak penghasilan final pasal 4 ayat (2) adalah salah satu kredit pajak yang ada dalam undang – undang pajak penghasilan tahun 2000. Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 final adalah pajak yang dipotong atas beberapa jenis penghasilan yang ketetapannya berdasarkan peraturan pemerintah sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat 2 final UU PPh, yang bersifat final, seperti bunga dan deposito lainnya, hadiah atas undian, pengalihan barang, sewa tanah dan bangunan dari transaksi penjualan saham, pengalihan hak tanah/bangunan serta jasa konstruksi.

3. Wajib Pajak memotong Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) menggunakan witholding tax system, yaitu sistem pemungutan/pemotongan pajak yang memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk memotong sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

(46)

39

4. Dalam melakukan penyetoran dan pelaporan, KPKNL Tegal sudah sesuai dengan Undang-undang nomor 36 tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan.

5. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang perpajakan, pihak yang melakukan pemotongan dan pemungutan pajak atas pengeluaran yang berasal dari APBN/ APBD adalah bendaharawan pemerintah.

6. Pelaksanaan pemotongan dan penyetoran dilakukan secara desentralisasi artinya dilakukan di tempat terjadinya pembayaran atau terutangnya penghasilan yang merupakan objek PPh Final Pasal 4 ayat (2).

(47)

40

B. Saran

Melihat dari sistem dan prosedur penyetoran barang yang ada di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal semua prosedur yang dilakukan oleh Seksi Pelayanan Penilaian sudah berjalan efektif, hal tersebut bisa dilihat dari kesuksesan Bendahara Penerimaan dalam melaksanakan pekerjaan yang berproses dari awal hingga akhir. Penulis hanya berpesan untuk tetap menjaga kerjasama antar seluruh Tim dan karyawan supaya tugas dapat dilaksanakan tepat waktu.

(48)

41

DAFTAR PUSTAKA

HS.Munawir. 1995. Perpajakan di Indonesia. Jakarta: Gramedia

Indonesia., Republik 2016. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Sekertariat Negara. Jakarta

———. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak

———. 2010. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 40/PMK.07/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang

———. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Pasal 1 ayat (1) Tahun 2007 Tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

———. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 170/PMK.01/2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Kekayaan Negara

Ismail, S., Pangemanan, S. S., & Sabijono, H. (2014). Analisis Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 25 pada CV. Delta Dharma. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 2(2).

Mardiasmo.2016. Perpajakan Edisi Terbaru edisi ke- 18.Yogyakarta : ANDI. Musyarifah, M. (2018). Prosedur Pengurusan Piutang Negara Pada Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta (Doctoral

dissertation, Universitas Teknologi Yogyakarta).

https://www.ejournal.ac.id/index.php/emba/article/view/4870. (1 Februari

2020)

Online Pajak, 2017.PPh Pasal 4 Ayat 2 (Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2).Online.

https://www.online-pajak.com/pajak-penghasilan-pph-pasal-4-ayat-2-a. (1 Februari 2020).

Rachmadi, 2019. Lelang Eksekusi dan Lelang Non-eksekusi akan berpisah jalan

.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12784/Lelang-Eksekusi-dan-Lelang-Non-eksekusi-akan-berpisah-jalan.html. (1 Februari 2020)

(49)

42

Riandini, V. A. 2015. Lelang Eksekusi Hak Tanggungan Dengan Kreditur Bank Pemerintah Di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang (KPKNL). Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang

https://lib.unnes.ac.id/22195.

Rochmat Soemitro. 1990.Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan. Eresco, Bandung

(50)

43

LAMPIRAN

(51)

44

(52)

45

(53)

46

Gambar

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Seksi Sub Bagian Umum
Gambar 2.3 Struktur organisasi PKN
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Pelayanan Penilaian
Gambar 2.6 Struktur Organisasi Hukum dan Informasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian terkait e-Procurement (e-Proc) di Indonesia belum banyak dilakukan, sehingga penelitian yang akan dilakukan menjadi sangat signifikan untuk menemukan factor apa

Skripsi berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Semester Gasal Pokok Bahasan Ketenagakerjaan dan

Produk kerajinan manik-manik kaca Galeri Griya Manik di desa Gudo Jombang khusus jenis gantungan kunci, kalung dan gelang pada unsur-unsur desain yang berkaitan

6 mengetahui mengenai strategi Program Acara dalam meningkatkan minat pemirsa TVRI Stasiun Jawa Barat, agar dapat memenuhi kebutuhan informasi dari luar daerah yang

Ismi Prihandari, M.Hum.. Ismi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Dalam Undang-Undang No.32 tahun 2004 pasal 1 ayat 14 menyebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1