• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.T KHUSUSNYA NY.N DENGAN PEMEHUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI : ASMA DI RT.004 RW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.T KHUSUSNYA NY.N DENGAN PEMEHUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI : ASMA DI RT.004 RW"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.T KHUSUSNYA NY.N

DENGAN PEMEHUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI : ASMA DI

RT.004 RW.002 KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN

KEMAYORAN JAKARTA PUSAT

TANGGAL 16 APRIL -25 APRIL

Disusun Oleh :

GANI AYU MUMPUNI

2015750020

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ……… 1 DAFTAR ISI ……… 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 3 B. Tujuan Penulis ………. 3 1. Tujuan Umum ………. 3 2. Tujuan Khusus ………. 3 C. Lingkup masalah ………. 3 D. Metode penulisan ………. 4 E. Sistematika Penulisan ………. 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar Asma ………. 6

1. Pengertian Asma ………. 6

2. Patofisiologis Asma ………. 7

3. Etiologi Asma ………. 8

4. Manifestasi Klinis Asma ……….. 8

5. Komplikasi Asma ……….. 8

6. Klasifikasi Asma ……….. 9

7. Penatalaksanaan Asma ……….. 9

8. Pemeriksaan Penunjang Asma ……….. 11

9. Kebutuhan dasar oksigenasi ………. 12

B. Konsep Dasar Inhalasi Buatan ………. 15

1. Pengertian ………. 15

2. Tujuan utama ………. 16

3. Indikasi ………. 16

4. Alat dan bahan ………. 16

5. Cara kerja ………. 16

6. Keuntungan therapi inhalasi buatan ……… 16

C. Asuhan Keperawatan Keluarga ……… 17

(5)

a. Pengertian ……… 17

b. Tipe Keluarga ………. 18

c. Struktur Keluarga ………. 18

d. Peran Keluarga ………. 19

e. Fungsi Keluarga ………. 20

f. Tahapan Perkembangan Tugas Perkembangan Keluarga ………. 22

g. Tiga tugas keluarga dalam bidang kesehatan ……… 24

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga ………. 25

a. Pengkajian Keperawatan ………. 26

b. Diagnosa Keperawatan ………. 31

c. Perencanaan Keperawatan ………. 34

d. Pelaksanaan Keperawatan ………. 35

e. Evaluasi Keperawatan ………. 36

BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengkajian Keperawatan ……… 38 B. Diagnosa Keperawatan ……… 57 C. Perencanaan Keperawatan ……… 57 D. Pelaksanaan Keperawatan ……… 58 E. Evaluasi Keperawatan ……… 61 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian Keperawatan ……… 63 B. Diagnosa Keperawatan ……… 64 C. Perencanaan Keperawatan ……… 65 D. Pelaksanaan Keperawatan ……… 66 E. Evaluasi Keperawatan ……… 67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 68 B. Saran ……… 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Atas Rahmat dan hidayahnya yang tercurahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan olehNYA kepada suri tauladan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan semua pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan keluarga Tn.T khususnya

Ny.N Dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi : Asma diwilayah Rt.004 Rw.002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat” bertujuan

untuk memenuhi syarat ujian akhir D III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Walaupun Karya Tulis Ilmiah ini telah dibuat, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, banyak hambatan dan perlu perbaikan-perbaikan. Namun berkat adanya bimbingan, arahan , dan dukungan maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung kepada :

1. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep., Sp.Kep. An selaku Ka. Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

2. Bapak Drs. Dedi Muhdiana, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan support dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

3. Ibu Ns. Nuraenah M.Kep selaku Wali Akademik angkatan XXXIII yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

4. Para Ibu Bapak dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk angkatan XXXIII

(7)

5. Seluruh staf dan karyawan D III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

6. Seluruh keluarga terutama orang tua tercinta (Sutikno dan Tri Kuswanti) yang telah membesarkan saya hingga saat ini dan selalu mendoakan, memberikan dukungan penulis untuk dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

7. Ibu Rw 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat dan seluruh kader yang telah memberikan arahan, bimbingan serta dukungan selama praktek lahan dan selama proses penyusunan karya tulis ilmiah.

8. Dan sahabat-sahabat seperjuangan angkatan XXXIII D III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang selalu memberikan motivasi,support, saling menyemangati, saling merangkul serta canda tawa

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, tenaga keperawatan, khusunya penulis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam menambah ilmu pengetahuan dibidang keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, Mei 2018

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara. (Nanda Nic-Noc,2015)

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2011 menjelaskan bahwa sekitar 235juta orang di seluruh dunia yang mengidap penyakit asma dengan angka kematian lebih dari 8% di negara-negara berkembang yang sebarnya penyakit ini dapat dicegah. Angka kejadian penyakit asma akhir-akhir ini mengalami peningkatan dan relative sangat tinggi dengan banyaknya morbiditas dan mortalitas. WHO memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia saat ini terkena penyakit asma dan diperkirakan akan mengalami penambahan 180.000 setiap tahunnya.(WHO, 2013. Dikutip oleh P Hidayati, 2015)

Berdasarkan Kemenkes RI tahun 2011, di Indonesia penyakit asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian. Angka kejadian asma 80% terjadi di negara berkembang akibat kemiskinan, kurangnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan fasilitas pengobatan. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma diperkirakan akan meningkat 20% untuk sepuluh tahun mendatang, jika tidak terkontrol dengan baik. (Kemenkes RI, 2011. Dikutip oleh P Hidayat, 2015)

Berdasarkan Riskesdas, prevalensi asma menunjukkan peningkatan dari 4,0% pada tahun 2007 menjadi 4,5% pada tahun 2013 khusunya prevalensi asma ini terdapat di DKI Jakarta pada tahun 2007 tedapat 2,9% dan pada tahun 2013 terdapat 5,2%. Berdasarkan data di daerah Sumur Batu didapatkan hasil penderita Asma pada tahun 2016 terdapat 9 jiwa dan di daerah Utan Panjang terdapat 21 jiwa.

(9)

Tanda dan gejala dari asma adalah munculnya gejala sesak nafas. Sesak nafas merupakan salah satu Gejala Asma yang harus kita waspadai.munculnya suara saat bernafas,sakit di bagian dada,keluhan sulit tidur,gejala membiru pada wajah dan bibir,sakit kepala dan keluar keringat dingin,gejala Asma berupa mudah merasa lelah,detak jantung lebih cepat.

Dampak Penyakit Asma yaitu mudah lelah yang bisa menyerang penderita penyakit asma yang tidak cepat dalam melakukan pengobatan adalah akan mengakibatkan orang yang mengalaminya mudah lelah.Masih banyak orang yang menderita penyakit asma sering menganggap kalau mudah lelah adalah salah satu kondisi yang biasa.Namun penting untuk anda ketahui kalau mudah lelah adalah salah satu pertanda kalau ada yang tidak beres pada kesehatan anda. Salah satu kemungkinan besar yang bisa menjadi pertanda buruk sering mudah lelah adalah mengalami penyakit asma yang sudah parah. Untuk mencegah agar anda tidak memiliki resiko yang tinggi untuk terkena dampak buruk dari penyakit asma yang bisa merugikan atau bahkan sampai membahayakan kesehatan tubuh, sebaiknya segera lakukan pengobatan secepatnya.

Dampak Penyakit Asma lain yang bisa merugikan atau bahkan sampai membahayakan kesehatan orang yang menderitanya adalah akan mengalami batuk kronis.Batuk kronis terjadi apabila penderita penyakit asma sudah mengalami kondisi yang parah, untuk mencegah agar anda tidak memiliki resiko yang tinggi untuk terkena dampak buruk dari penyakit asma, sebaiknya anda harus segera melakukan pengobatan secepatnya.Langkah pengobatan secepatnya sangat dianjurkan untuk dilakukan, karena melakukan pengobatan bisa membantu untuk menghindari agar tidak memiliki resiko yang tinggi untuk terkena dampak buruk dari penyakit asma yang bisa merugikan atau bahkan sampai membahayakan kesehatan tubuh.

Komplikasi pada penyakit asma adalah Pneumotoraks, pneumodiastinum atau emfisema subkutis, Aspergilosis bronkopulmoner alergik, atelectasis,gagal napas, bronchitis, fraktur iga

(10)

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencengah terjadinya komplikasi tersebut adalah upaya promotif dan preventif sebagai upaya utama pelayanan kesehatan masyarakat atau keperawatan keluarga yang dapat dilakukan oleh perawat melalui asuhan keperawatan keluarga, dengan tanpa mengabaikan upaya-upaya kuratif dan rehabilitative

Upaya Kesehatan kita kenal adalah promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pengertian upaya promotif adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.Pengertian upaya preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. Pengertian upaya kuratif adalah suatu kegiatan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.Pengertian upaya rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

.

Peran perawat sebagai advokat, motivator, educator, dan pemberi layanan kesehatan, konseling, kolaborasi, peneliti, pembaharu pada keluarga agar dapat lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan dengan dukungan dari tenaga kesehatan melalui asuhan keperawatan keluarga.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mempelajari lebih jauh tentang asuhan keperawatan keluarga dengan asma melalui studi kasus, membahas dan mempelajari lebih jauh tentang asuhan keperawatan keluarga dengan judul “Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N dengan gangguan sistem pernafasan “Asma” di RT.004 RW.002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat

(11)

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan karya tulian ini, memiliki tujuan yaitu: 1. Tujuan Umum

Tersusunnya Karya Tulis Ilmiah yang menguraikan pengalaman Nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Pemenuhan Kebutuhan dasar Oksigenasi klien dengan asma.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menguraikan hasil pengkajian kebutuhan dasar klien dengan asma b. Mampu menguraikan masalah keperawatan kebutuhan dasar klien dengan asma c. Mampu menguraikan rencanakan tindakan keperawatan

d. Mampu menguraikan tindakan keperawatan kebutuhan dasar klien dengan asma. e. Mampu menguraikan hasil evaluasi kebutuhan dasar klien dengan asma.

f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat yang terdapat antara teori dan kasus.

g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta dapat mencari solusi.

h. Mampu memberikan saran atau masukan untuk perbaikan asuhan keperawatan berikutnya khususnya dengan asuhan keperawatan keluarga dengan asma

C. Lingkup Masalah

Berdasarkan cakupan masalah yang ada, maka penulisan karya tulis ini penulis membatasi Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi : Asma diwilayah Rt.004 Rw.002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan kasus ini adalah metode deskriptif yang dimulai dengan menganalisa data, menarik kesimpulan dari pengalaman yang nyata dengan situasi yang sedang berlangsung, dengan tehnik:

(12)

1. Studi Kepustakaan

Yaitu mempelajari buku-buku ilmiah, manakah yang berhubungan dengan topic penulisan karya tulis ini.

2. Studi Kasus

Yaitu mempelajari kasus keluarga melalui pendekatan Asuhan keperawatan dengan teknik pengumpulan data secara:

a. Observasi: Mengadakan observasi secara langsung selama asuhan berlangsung kepada keluarga untuk mengetahui status kesehatan anggota keluarga dan mengobservasi pelaksanaan asuhan hingga pelaksanaan yang terjadi bila asuhan berlangsung.

b. Wawancara: Wawancara dilakukan pada keluarga khususnya pada kepala keluarga sebagai sumber data pada keluarga binaan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi-informasi yang terkait dengan data-data yang di perlukan sebelum dan sesudah pelaksanaan Asuhan Kepeawatan berlangsung.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut. BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari Latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORITIS

Meliputi konsep dasar Asma, konsep dasar asuhan keperawatan.

BAB III : LAPORAN KASUS

Meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi.

BAB IV : PEMBAHASAN

Menguraikan dan membandingkan kasus yang dilaporkan pada BAB III deng an teori pada BAB II

(13)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Menguraikan kesimpulan dan saran mengenai Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi : Asma diwilayah Rt.004 Rw.002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat

DAFTAR PUSTAKA

(14)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Asma 1. Pengertian Asma

Asma adalah penyakit inflamasi kronik pada jalan napas yang dikarakteristikan dengan adanya hiperresponsif, edema mukosa, dan produksi mukus. Dan inflamasi ini akhirnya akan menjadi gejala asma yang berulang seperti: batuk, sesak dada, mengi, dan dyspnea. (Susan C. Smeltzer 2014)

Asma adalah suatu penyakit kronik yang menyerang saluran pernafasan pada paru yang mana terdapat peradangan didinding rongga bronkial sehingga mengakibatkan saluran pernafasan seseorang mengalami sesak nafas.(Moh Nurrofiq, 2012)

Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada jalan nafas, Inflamasi ini dapat menyebabkan batuk, mengi, ada terasa sesak, dan sulit bernapas. Inflamasi ini membuat jalan napas peka terhadap rangsangan seperti alergan, intan kimia, asap rokok, udara dingin, atau olahraga. (GINA, 1995 Di kutip oleh Perawatan Respirasi, 2008)

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa, asma adalah gangguan inflamasi kronik yang menyerang saluran pernafasan pada paru-paru yang dapat menyebabkan batuk, mengi, dan sulit untuk bernafas. Dan dari inflamasi ini akan menyebabkan gejala seperti: batuk, mengi, dyspnea.

(15)

2. Patofisiologi

Faktor intrinstik Faktor ektrinsik

Infeksi kuman Alergan+faktor

genetik

Infeksi saluran pernafasan

Meng aktifkan respon imun (sel mast)

Mengaktifan mediator kimiawi Histamin, serotin, kinin

Bronchospasme Edema mukosa Sekresi Inflamasi

Penyempitan jalan nafas

Serangan promaksimal

Dipsnea, wheezing, batuk, sputum

Ancaman kehidupan Anoreksia

Susah tidur Pola nafas tidak efektif

Infeksi bersihan jalan nafas

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Penampatan pola

istirahat tidur

(16)

3. Etiologi

Etiologi asma meliputi (Black & Hawks, 2014. Dikutip oleh Rencana asuhan keperawatan medical bedah, 2017)

a. faktor lingkungan : infeksi virus, polutan, dan alergan

b. faktor keturunan : riwayat keluarga yang memiliki penyakit asma dengan alergi c. faktor lain :adanya keadaan pemicu (stress, menangis), olahraga, perubahan

suhu, dan bau-bau menyengat.

4. Manifestasi klinis

a. Gejala asma paling umum adalah batuk (dengan atau tanpa disertai produksi mukus), dyspnea, dan mengi (pertama-tama pada ekspirasi, kemudian biasanya juga terjadi selama inspirasi).

b. Serangan asma paling sering terjadi pada malam hari atau pagi hari.

c. Eksaserbasi asma paling sering kali didahului oleh peningkatan gejala selama sehari-hari, namun dapat pula terjadi secara mendadak.

d. Sesak dada dan dyspnea.

e. Di perlukan usaha untuk melakukan ekspirasi dan inspirasi memanjang.

f. Gejala tambahan, seperti diaphoresis, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi mungkin dijumpai dengan pasien asma.

g. Wheezing terjadi karena penyempitan lumen endobronkus yang disebabkan oleh secret, bronkostenosis, keradangan, jaringan granulasi, ulserasi dan lain-lain.

5. Komplikasi

a. Pneumotoraks

b. Pneumodiastinum atau emfisema subkutis c. Aspergilosis bronkopulmoner alergik d. Atelectasis

e. Gagal napas f. Bronchitis

(17)

g. Fraktur iga.

6. Klasifikasi

a. Ringan sampai sedang

Mengi atau batuk tanpa distress berat, masih dapat berbicara dan percakapan normal, nilai aliran puncak lebih dari 50% nilai terbaik

b. Sedang sampai berat

Mengi atau batuk dengan distress, berbicara dalam kalimat atau frasa pendek, nilai aliran puncak kurang dari 50% dan beberapa derajat desaturasi oksigen jika diukur dengan oksimetri nadi. Didapatkan nilai saturasi antara 90-95% jika diukur dengan oksimetri nadi perifer.

c. Berat, mengancam nyawa

Distress pernapasan berat, kesulitan berbicara, sianosis, lelah dan bingung, usaha respirasi buruk, sedikit mengi (silent chest) dan suara napas lemah, takipnea, bradikardia, hipotensi, aliran puncak kurang dari 30% angka prediksi atau angka terbaik, saturasi oksigen kurang dari 90% jika diuk ur dengan oksimetri nadi perifer (BTS SIGN 2003)

7. Penatalaksanaan dan terapi a. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksaan keperawatan yang harus segera dilakukan pada pasien bergantung pada tingkat keparahan gejala. Pasien dan keluarga kerap merasa takut merasa takut dan cemas karena sesak nafas yang dialami pasien. Oleh sebab itu, pendekatan yang tenang merupakan aspek yang penting di dalam asuhan.

1) Kaji status respirasi pasien dengan memonitor tingkat keparahan gejala, suara napas, peak flow, oksimetri nadi, dan tanda-tanda vital

2) Kaji riwayat reaksi alergi terhadap obat sebelum memberikan medikasi. 3) Identifikasi medikasi yang tengah digunakan oleh pasien.

4) Berikan medikasi sesuai yang diresepkan dan monitor respons pasien terhadap medikasi tersebut medikasi mungkin mencakup antibiotic jika pasien telah lebih dulu mengalami infeksi pernapasan.

(18)

5) Berikan terapi cairan jika pasien mengalami dehidrasi.

b. Penatalaksanaan Farmakologis

Tujuan tata laksanaan farmakologis adalah untuk mengontrol gejala termasuk gejala nocturnal dan asma yang diinduksi oleh olahraga, untuk mencegah eksaserbasi dan mencapai tingkat fungsi respirasi yang terbaik dengan efek samping yang minimal (BTS SIGN 2003) Panduan British Thoracic Society merupakan pendekatan langkah demi langkah dalam pengobatan asma dan mendemonstrasikan agar tenaga kesehatan memulai pengobatan asma pada tingkat yang paling mungkin untuk mencapai tujuan yang disebutkan diatas. Secara keseluruhan tujuannya adalah untuk mencapaikontrol fleksibel dengan melangkah naik atau turun pada terapi sesuai keperluan. Sinopsis Panduan Asma BTS 2003

1) Bronkodilator kerja-singkat

Harus diresepkan sebagai pereda gejala pada semua pasien dengan asma sistomatik. Frekuensi pasien menggunakan bronkodilator kerja-singkat ini dapat menjadi ukuran beratnya asma pasien dan/atau kepatuhan mereka terhadap pengobatan lain.

2) Pengenalan terapi pencegah

Steroid inhalasi merupakan terapi pencegahan yang direkomendasikan baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Obat ini harus direspkan pada pasien dengan eksaserbasi yang baru terjadi, asma noktural atau gangguan fungsi paru.

3) Terapi tambahan

Sebelum memulai langkah ini, semua parameter lain perlu diperiksa, kepatuhan pasien terhadap pengobatan, kemampuan pasien dalam menggunakan inhaler secara tepat dan menghindari faktor pemicu.

4) Diindikasikan pada control gejala asma yang buruk.

(19)

5) Sama seperti diatas, dengan ditambahkan pemberian steroid oral kontinu dan sering.

Pada kasus ini diredemonstrasikan pemantauan regular seluruh fungsi fisiologis pasien karena pemberian steroid oral telah menunjukkan efek samping bermakna yang berhubungan dengannya. Pemantauan ini termasuk pemantauan pertumbuhanpada anak-anak dan observasi munculnya diabetes, osteoporosis, hipertensi, dan perkembangan katarak.

8. Pemeriksaan Penunjang

1) Spirometri

Pemeriksaan spirometri dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator hirup (inhaler dan nebulizer) golongan adrenergic beta. Peningkatan VEP1 sebanyak > 12% atau (> 200mL) menunjukkan diagnosis asma. Tetapi respons yang kurang dari 12% atau 200mL, tidak berati bukan asma. Pemeriksaan spirometri selain penting untuk menegakkan diagnosis, juga penting untuk menilai beratnya obstruksi dan efek pengobatan. Banyak pasien asma tanpa keluhan, tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.

2) Uji Provokasi Bronkus

Ada beberapa cara untuk melakukan uji provokasi bronkus seperti uji provokasi dengan histamine, metakolin, kegiatan jasmani, udara dingin, larutan garam hipertonik, dan bahkan dengan aqua destilata.

3) Pemeriksaan Sputum

Sputum eosinophil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan pada bronchitis kronik.

4) Pemeriksaan Eosinofil Total

Jumlah efosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat membantu dalam membedakan asma dari bronchitis kronik. Pemeriksaan ini juga dapat dipakai sebagai patokan untuk menentukan cukup tidaknya dosis kortikosteroid yang dibutuhkan pasien asma.

(20)

5) Uji Kulit

Tujuan dari uji kulit adalah untuk menunjukkan adanya antibody IgE spesifik dalam tubuh. Uji ini hanya menyokong anamnesis. Karena uji alergan yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma.

6) Foto Rontgen dada

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi saluran nafas dan adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks, atelectasis dan lain-lain.

9. Kebutuhan Dasar Oksigenasi

Oksigenasi adalah suatu gas yang tak berwarna dan tak berbau yang terkandung dalam sekitar 21% udara yang kita hidrup, sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan sel. Ketidakaadan oksigen dapat menyebabkan kematian. Walaupun penghantar oksigen ke jaringan tubuh dipengaruhi secara tidak langsung minimal oleh semua system tubuh, gangguan pada fungsi system dapat yang sangat mempengaruhi dalam bernafas, dan mengirimkan gas. (Fundamental Of Nursing, 2011)

1. Ventilasi Paru

Ventilasi paru dicapai melalui kerja pernafasan. Inspirasi (inhalasi) saat udara masuk kedalam paru dan ekspirasi (ekshalasi) saat udara keluar dari paru.Keadekuatan ventilasi bergantung pada beberapa faktor:

a. Kebersihan jalan nafas

b. Keutuhan system saraf pusat dan pusat pernafasan

c. Keutuhan kemampuan rongga toraks untuk mengembangkan dan berkontraksi. d. Keadekuatan komplians dan recoil paru

2. Pertukaran Gas Alveolar

Setelah alveoli diventilasikan, fase kedua didalam proses pernafasan difusi oksigen dari alveoli dan ke pembuluh darah paru. Difusi adalah pergerakan gas atau partikel lain dari area bertekanan atau berkonsentrasi tinggi ke area bertekanan atau berkonsentrasi rendah. Perbedaan tekanan gas disetiap sisi membran pernafasan tampak jelas mempengaruhi difusi.

(21)

3. Transport Oksigen dan Karbondioksida

Bagian ketiga dari proses pernafasan melibatkan transport gas pernafasan. Oksigenasi perlu ditranspor dari paru kedalam jaringan dan karbon dioksida harus di tranpor dari jaringan kembali ke paru. Normalnya sebagian besar oksigenasi (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin (pigmen merah membawa oksigenasi) didalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin (senyawa oksigen dan hemoglobin). Sisa oksigenasi lalu di larutkan dan ditransportasikan di dalam cairan plasma dan sel.

4. Perubahan Dalam Fungsi Pernafasaan

Fungsi pernafasan dapat berubah karena kondisi yang mempengaruhi: a. Pergerakan udara masuk atau keluar dari paru

b. Difusi oksigen dan karbon dioksida antara alveolus dan kapiler paru

c. Transport oksigen dan karbon dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan

Tiga perubahan utama dalam pernafasan adalah hipoksia, perubahan pola pernafasan, dan obstruksi jalan nafas.

a. Hipoksia

Hipoksia adalah suatu kondisi ketidakcukupan oksigen ditempat maupun di dalam tubuh, dari gas yang di inspirasi kejaringan. hipoksia dapat dihubungkan dengan setiap bagian dalam pernafasn-ventilasi, difusi gas, atau transport gas.

b. Perubahan pola nafas

Pola nafas menunjukkan frekuensi, volume, irama, dan kemudahan relative atau upaya pernafasan. Respirasi normal (eupnea) bersifat tenang dan berirama. Takipnea (bernafas cepat) dijumpai pada saat demam, asidosis metabolic, nyeri, dan hiperkapnia atau hipoksemia. Bradipnea adalah frekuensi nafas yang lambat secara abnormal, yang dapat dijumpai pada klien yang menggunakan obat-obatan seperti morfin, yang menyebabkan alkalosis metabolic, atau yang meningkatkan tekanan intracranial (mis, akibat cidera otak). Apnea adalah henti nafas.

(22)

c. Obtruksi jalan nafas

Obtruksi jalan nafas total atau parsial dapat terjadi di manapun disepanjang saluran pernafasan atas atau bawah. Obtruksi jalan nafas atas yaitu, hidung, faring, atau laring dapat terjadi karena benda asing seperti makanan, karena lidah akan jatuh kebelakang menutup orofaring saat seseorang tidak sadar, atau saat sekresi menumpuk di saluran nafas.

B. KONSEP DASAR INHALASI SEDERHANA

Dasar teknik inhalasi yang berlaku sekarang sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani, yaitu dengan menggunakan uap ramu-ramuan yang dihirup. Hingga kini pun masih ada yang menggunakan cara inhalasi tradisional untuk meringankan gejala batuk pilek/sesak nafas, yakni dengan menghirup uap dari sebaskom air panas yang dicampur dengan beberapa tetes minyak penghangat. Namun, cara tradisional ini tetap tidak bisa menggantikan inhalasi dengan nebulizer. "Efek inhalasi tradisional sekadar melonggarkan pernapasan tapi tidak berfungsi mengeluarkan lendir karena bahan-bahan seperti minyak kayu putih tidak mengandung zat penghancur lendir. Sedangkan obat-obatan yang dimasukkan dalam nebulizer dapat berfungsi melonggarkan pernapasan sekaligus mengencerkan lendir agar mudah dikeluarkan.

1) PENGERTIAN

Inhalasi menurut Muljono Wirjodiardjo, M.D.,Ph.D merupakan bagian dari fisioterapi paru-paru (chest physiotherapy). Tepatnya, cara pengobatan dengan memberi obat (sejenis aerosol) dalam bentuk uap secara langsung pada alat pernapasan menuju paru-paru.

Berikut beberapa macam terapi inhalasi: a. Metered Dose Inhaler (MDI)

b. Dry Powder Inhaler (DPI) c. Nebulizer

d. Inhalasi sederhana/tradisional

Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup dalam bentuk uap ke dalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan dan cara yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.

(23)

Terapi ini lebih efektif ketimbang obat oral/minum seperti tablet atau sirup. obat oral akan melalui berbagai organ dulu seperti ke lambung, ginjal, atau jantung sebelum sampai ke sasarannya, yakni paru-paru. Sehingga ketika sampai paru-paru, obatnya relatif tinggal sedikit.Sedangkan dengan inhalasi, obat akan bekerja cepat dan langsung. Selain itu dosis obat pada terapi inhalasi sangat kecil dan tidak memiliki efek samping ke bagian tubuh lain.

2) TUJUAN UTAMA

Membuat pernapasan yang terganggu akibat adanya lendir atau tengah mengalami sesak napas menjadi kembali normal

3) INDIKASI

a. Asma akibat Bersihan jalan nafas tidak efektif

b. Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).

4) ALAT DAN BAHAN

a. Ruangan tertutup b. Baskom ukuran sedang

c. Obat-obatan aromatherapi seperti minyak kayu putih d. Air panas

5) CARA KERJA

a. Persiapkan alat dan bahan

b. Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml (1 gelas) air hangat. c. Tempatkan pasien dan campuran tersebut di ruangan tertutup supaya uap tidak

tercampur denga udara bebas.

d. Hirup uap dari campuran tersebut selama  5-10 menit atau pasien sudah merasa lega dengan pernafasannya.

6) KEUNTUNGAN THERAPI INHALASI SEDERHANA

Keuntungan dari Inhalasi sederhana anatar lain: a. Lebih mudah untuk dilakukan

(24)

7) KEKURANGAN THERAPI INHALASI SEDERHANA

Selain keuntungan, therapi sederhana juga memiliki kekurangan antara lain yaitu kurang efektif di berikan pada balita karena uap air panas dan bau minyak penghangatnya terlalu kuat. Belum lagi risiko kecelakaan terkena tumpahan air panas.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Konsep Keluarga

a. Pengertian.

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiaran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998, Di kutip oleh Asuhan Keperawatan Keluarga: 2010)

Keluarga adalah suatu system social yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, atau tinggal bersama dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi penerus, saling pengertian dan saling menyayangi (Murray & Zentner, 1997, Di kutip oleh Asuhan Keperawatan Keluarga: 2010)

Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang saling tergantung satu sama lainnya untuk emosi, fisik, dan dukungan ekonomi (Hanson, 1996, Di kutip oleh Asuhan Keperawatan: 2010)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungaan (Dep.Kes RI, 1988, Di kutip oleh Asuhan Keperawatan Keluarga 2008)

(25)

Jadi dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang berkumpul pada satu atap yang saling tergantungan satu sama lainnya atau seseorang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya, mempunyai tujuan bersama, saling pengertian dan saling menyayangi.

b. Tipe keluarga

Menurut Allender & Spraydley, membagi tipe keluarga berdasarkan: 1) Keluarga tradisional

a) Keluarga inti ( nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat.

b) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman dan bibi.

c) Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak. d) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak

kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian. e) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa saja. f) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang

berusia lanjut.

2) Keluarga non tradisional

a) Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah.

b) Orang tua (ayah/ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.

c) Homoseksual yaitu dua individu yangs sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah tangga.

c. Struktur Keluarga

Elemen Struktur Keluarga menurut Friedman: 1) Struktur peran keluarga

(26)

struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

a) Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b) Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi diamana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c) Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d) Patrilocal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. e) Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami atau istri.

d. Peran keluarga

Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan “setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”. Dari pasal di atas jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing antara lain adalah: 1) Peran sebagai ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.

(27)

2) Peran sebagai ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anakanak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.

3) Peran sebagai anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, social, dan spiritual.

e. Fungsi Keluarga

Keberadaan keluarga pada umumnya adalah untuk memenuhi fungsi-fungsi keluarga.Fungsi keluarga, berbeda sesuai dengan sudut pandang terhadap keluarga.Akan tetapi, dari sudut kesehatan keluarga yang sering digunakan adalah fungsi keluarga, yang disusun oleh Friedman. Berikut ini beberapa fungsi keluarga, UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994,Friedman dan Effendy.

Menurut , UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994 fungsi keluarga :

1) Fungsi keagamaan

a) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga

b) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman dari ajaran agama

c) Menerjemahkan agama ke dalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga.

2) Fungsi budaya

a) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin di pertahankan

b) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai

3) Fungsi cinta kasih

a) Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal

(28)

b) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga secara kuantitatif dan kualitatif.

4) Fungsi perlindungan

a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga

b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang dating dari luar.

5) Fungsi reproduksi

a) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya

6) Fungsi sosialiasi

a) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama

b) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat tampak anak dapat mecari pemecahan dari berbagai konflik.

7) Fungsi ekonomi

a) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga

b) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawai & Dermawan (2005) yaitu:

1) Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami titip anggota keluarga baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang.

(29)

2) Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 3) Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4) Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu: sadang, pangan, san papan.

5) Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan

.

f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahapan dan Tugas perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval adalah:

1) Pasangan Pemula atau Pasangan Baru Menikah

Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui pernikahan dengan landasan cinta dan kasih saying. Tugas pada tahapan perkembangan keluarga pemula antara lain saling memuaskan antar pasangan, beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak, merencanakan dengan matang jumlah anak, memperjelas peran masing-masing pasangan.

2) Keluarga Dengan “Child Bearing” (Kelahiran Anak Pertama)

Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertamadan berlanjut sampa dengan anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain: mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua dan mempersiapkan mental calon orang tua dan mempersiapkan berbagai kebutuhan anak.

(30)

3) Keluarga Dengan Anak Prasekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 2.5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5tahun. Tugas yang dimiliki pada keluarga dengan anak prasekolah diantaranya: menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan, mulai menanamkan keyakinan beragama, mengenalkan kultur keluarga, memenuhi kebutuhan bermain anak, membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil, memperhatikan dan memberikan stimulasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah.

4) Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 6tahun dan berakhir saat anak berusia 12 tahun. Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak uaisa sekolah antara lain: memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alatalat sekolah maupun biaya sekolah, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya, memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan anak, membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan sekitar.

5) Keluarga Dengan anak Remaja

Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada ini seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dananak remaja, apabila hal ini tidakdiselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya. Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain: memberikan perhatian lebih pada remaja, bersma-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah atau kegiatan diluar sekolah, memberikan kebebasan dalam batasan tangggungjawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah

6) Keluarga Dengan Melepaskan Anak Ke Masyarakat

Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan kedua orang tuanya untuk mulai hidup baru, bekerja, dan berkeluarga, sehingga tugas keluarga pada tahapan ini antara lain: mempertahakan keintiman pasangan,

(31)

membantu anak untuk mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak-anak.

7) Keluarga Dengan Tahapan Berdua Kembali

Tugas bagi keluarga setelah ditinggal pergi anak-anaknya untuk memulai kehidupan baru antara lain: menjaga keintiman pasangan, merencakan kegiatan yang akan dating, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak dan cucu, mempertahankan kesehatan masingmasing pasangan.

8) Keluarga Dengan Tahapan Masa Tua

Masa tua biasa dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya, sehingga tugas keluarga pada tahapan ini adalah: saling memberikan perhatian yang menyenagkan antara pasangan, memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan berolahraga, berkebun, mengasuh cucu. Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini.

g. Tiga tugas keluarga dalam bidang kesehatan (Setiadi, 2008) :

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapah besar perubahannya

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

Bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan untuk menentukan tindakan keluarga agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau teratasi

3) Memberi keperawatan anggotanya yang masih sakit

Atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.

(32)

A. Konsep Proses Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian yang digunakan menurut Yura dan Walsh (1998) adalah:

Tindakan pemantauan secara langsung pada manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit dan masalah kesehatan. Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, dimana pengkajian menggambarkan kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut biasa digunakan untuk memprediksi di masa yang akan datang.

a. Model Pengkajian

1) Pengkajian keluarga model Friedman

Asumsi yang mendasari adalah keluarga sebagai system social, merupakan kelompok kecil dari masyarakat. Friedman memberikan batasan 6 katagori dalam memberikan pertanyaanpertanyaan saat melakukan pengkajian:

a) Data pengenalan keluarga.

b) Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga. c) Data lingkungan.

d) Struktur keluarga. e) Fungsi keluarga. f) Koping keluarga.

2) Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian yaitu.

a. Data Umum

1) Identitas kepala keluarga

a) Nama kepala Keluarga (KK) b) Umur (KK)

c) Pekerjaan kepala Keluarga (KK) d) Pendidikan kepala Keluarga (KK) e) Alamat dan nomor telfon

(33)

2) Komposisi anggota keluarga

Nama Umur Sex Hub dengan KK Pendidikan Pekerjaan Keterangan

3) Genogram

Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar, Terdapat keterangan gambar dengan simbul berbeda (Friedman, 1998) seperti :

Laki-laki :

Perempuan :

Meninggal dunia :

Tinggal serumah : --- Pasien yang diidentifikasi :

Kawin :

Cerai :

Anak adopsi :

Anak kembar :

(34)

4) Tipe keluarga 5) Suku bangsa

a) Asal suku bangsa keluarga b) Bahasa yang dipakai keluarga

c) Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi kesehatan.

6) Agama

a) Agama yang dianut keluarga

b) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

7) Status social ekonomi keluarga

a) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga b) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan

c) Tabungan khusus kesehatan d) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot, transportasi)

8) Aktifitas reaksi keluarga

b. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

3) Riwayat keluarga inti :

a) Riwayat terbentuknya keluarga inti

b) Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya penyakit menular atau penyakit menular di keluarga)

4) Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri):

a) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di keluarga b) Riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan

c. Lingkungan

1) Karakteristik rumah:

(35)

b) Kondisi dalam dan luar rumah c) Kebersihan rumah

d) Ventilasi rumah

e) Saluran pembuangan air limbah (SPAL) f) Air bersih

g) Pengelolaan sampah h) Kepemilikan rumah i) Kamar mandi/wc j) Denah rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal: a) Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja b) Aturan dan kesempatan penduduk setempat c) Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan 3) Mobilitas geografis keluarga:

a) Apakah keluarga sering pindah rumah

b) Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga ( apakah menyebabkan stress)

c) Perkumpulan keluarga dan iteraksi dengan masyarakat

d) Perkumpulan/ organisasi social yang diikuti oleh anggota keluarga e) Digambarkan dalam ecomap

f) System pendukung keluarga

g) Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami masalah

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga :

a) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga b) Cara keluarga memecahkan masalah

2) Struktur kekuatan keluarga:

a) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah b) Power yang digunakan keluarga

3) Struktur peran (formal dan informal): a) Peran seluruh anggota keluarga

(36)

b) Nilai dan norma keluarga

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif :

a) Bagaimana cara keluarga mengeksresikan perasaan kasih saying b) Perasaan saling memiliki

c) Dukungan terhadap anggota kelurga d) Saling menghargai, kehangatan 2) Fungsi sosialisasi :

a) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga

3) Fungsi perawatan kesehatan :

a) Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga (bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana prevensi/promosi)

b) Bila ditemui data maladaptive, langsung lakukan penjajagan tahap II (berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagaimana kelurga mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan)

f. Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga

2) Respon keluarga terhadap stress 3) Strategi koping yang digunakan

4) Strategi adaptasi yang disfungsional : Adakah cara keluarga mengatasi maslah secara maladaptive

g. Pemeriksaan fisik (head to toe)

1) Tanggal pemeriksaan fisik ddilakukan

2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga

3) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata mulut THT, leher, thorax, abdomen, ektermitas atas dan bawah, system genitalia.

(37)

4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

h. Harapan keluarga

1) Terhadap masalah kesehatan keluarga 2) Terhadap petugas kesehatan yang ada

i. Pedoman penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II di antaranya pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat di tegakkan diagnose keperawatan keluarga. Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya :

1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan. 2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan. 3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga. 4) Ketidakmampuan keluaga dalam memodifikasi lingkungan.

5) Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.

2. Diagnosa

Diagnose keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang maslah kesehatan actual atau pontensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan perawat. Tahapan dalam diagnose keperawatan keluarga antara lain:

a. Analisa data

Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk dapat dilakukan perumusan diagnose keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga disusun berdasarkan jenis diagnose seperti :

1) Diagnosis sehat/wellness

Diagnosis sehat/wellness digunakan bila keluarga mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga potensial, hanya terdiri dari komponen problem(p) saja atau problem(p) dan simtom(S), tanpa komponen etiologi(E)

(38)

2) Diagnosis ancaman (resiko)

Diagnosis ancaman, digunakan apabila belum terdapat paparan masalah kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa data maladaptive yang memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga resiko, terdiri dari problem(p), etiologi(e) dan simtom(s)

3) Diagnosis nyata/gangguan

Diagnosis gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan/ masalah kesehatan dikeluarga, didukung dengan adanya beberapa data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga nyata/gangguan, terdiri dari problem(p), etiologi(e) dan simtom(s).

No DATA DDIAGNOSA KEPERAWATAN

b. Perumusan masalah

Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan kepada sasaran individu atau keluarga.Komponen diagnose keperawatan keluarga meliputi:

1) Masalah (problem)

Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga) yang didefinikan oleh perawat melalui pengkajian.Tujuan penulisan pernyataan maslah adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan secara jelas dan sesingkat mungkin. 2) Penyebab (etiologi)

Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam respon fisiologi yang dipengaruhi oleh unsur psikososial, spiritual, dan faktor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab ataupu faktor resiko. Dikeperwatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas keluarga, yaitu:

a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

(39)

c) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit ataupun yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda

d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dengan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

3. Tanda (sign)

Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab. Perawat hanya boleh mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling signifikan untuk menghindari diagnosis keperawatan yang panjang. Tanda dan gejala dihubungkan dengan kata-kata “yang dimanifestasikan dengan”

Prioritas dari diagnose keperawatan

Tahap berikutnya setelah ditetapkan perumusan masalah adalah mempriorotaskan masalah sesuai dengan kedaankeluarga karena dalam suatu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnose keperawatan. Untuk mementukan prioritas terhadap diagnose keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala Baylon dan Maglaya) sebagai berikut :

a) Tentukan skor untuk tiap kriteria Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor Bobot

(40)

Jumlahkan skor untuk semua kriteria Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

No KRITERIA NILAI BOBOT

1. Sifat masalah

- Tidak / kurang sehat - Ancaman Kesehatan - Keadaan sejahtera 3 2 1 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah - Mudah - Sebagian - Tidak dapat 2 1 0 2

3. Potensi masalah untuk dicegah - Tinggi - Cukup - Rendah 3 2 1 1 4. Menonjolnya masalah

- Masalah berat harus segera ditangani

- Ada maslh tetapi tidak perlu segera ditangani - Masalah tidak diraskan

2 1 0

1

1) Sifat masalah

Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, baru menunjukkan tanda dan gejala atau bahkan kondisi sehat.

2) Kemungkinan masalah untuk diubah

Pembenaran mengacu pada masalah: masalah, sumber daya keluarga, sumber daya perawat, dan sumber daya lingkungan.

3) Potensial masalah untuk dicegah

Pembenaran mengacu pada: berat ringannya masalah, jangka waktu terjadinya masalah, tindakan yang akan dilakukan, kelompok tinggi yang bias dicegah.

(41)

4) Menonjol masalah

Pembenaran mengacu pada: persepsi terhadap masalah a. Skor atau angka tertinggi dikalikan dengan bobot

Skor Bobot

Angka tertinggi Jumlah skor

Skor tertinggi yang akan menjadi masalah prioritas

4. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka panjang/pendek), penetapan standart dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga. Focus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi kegiatan yang bertujuan : 1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan

kesehatan dengan cara :

a. Memberi informasi yang tepat

b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan

c. Mendorong sikap emosi yang sehat yng mendukung upaya kesehatan masalah 2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan keluarga yang tepat,

dengan cara:

a. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga c. Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan

3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sakit, dengan cara: a. Mendemontrasikan cara perawatan.

b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara:

a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga b. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkinan

(42)

5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara: a. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku yang sehat.

1) Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk bekerja sama melakukan tindakan kesehatan antara lain :

a. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan informasi, tetapi keliru.

b. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat masalah hanya sebagian.

c. Keliru, tidak dapat mengakaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi yang dihadapi.

d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi.

e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau social. f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku.

g. Keluarga gagal mengaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan upaya keluarga. h. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.

2) Faktor yang menghambat tindakan perawat/petugas kesehatan :

a. Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku dan kurang fleksibel.

b. Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor social budaya.

c. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau menggunakan macam-macam teknik dalam mengatasi masalah yang rumit.

(43)

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan direncanakan perawat.

a. Kriteria hasil

Adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.

b. Standar keperawatan

Telah menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenernya.

c. Metode-metode evaluasi 1) Observasi langsung

2) Memeriksa laporan dan dokumentasi 3) Wawancara atau angket

4) Latihan simulasi

Menurut setiadi (2008). Evaluasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu: 1) Evaluasi proses

Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, evaluasi yang di laukan selama kegiatan berlangsung.

2) Evaluasi hasil

Evaluasi yang dibandingkan tujuan yang dicapai dan merupakan hasil dari asuhan keperawatan.

Evaluasi sesuai dengan menggunakan SOAP S : ungkapan subjektif dari pasien atau keluarga O: hal-hal yang diterima secara objektif

A: analisa dengan mangacu tujuan P: perencanaan yang akan datang

(44)

BAB III TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis menguraikan laporan kasus gangguan sistem pernafasan pada keluarga Tn.T khususnya Ny.N yang berada diwilayah Rt.004 Rw.002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 16 April 2018 sampai dengan 25 April 2018, dengan melakukan kunjungan rumah sebanyak 5 kali kunjungan. Pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pada keluarga dilakukan melalui pendekatan proses keperawatan-keperawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas diagnosa keperawatan dengan teknik skoring, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Identitas Keluarga

Tn.T berperan sebagai kepala keluarga yang berumur 58 tahun, Tn.T menganut agama islam, pendidikan terakhir Tn.T Sekolah menengah atas, Tn.T bekerja sebagai

wirausaha, Tn.T berasal dari Bengkulu. Alamat Tn.T di Jln H.jiung gang C Rt.004 Rw.002 Kelurahan Utang Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Tn.T

memiliki anggota keluarga tiga orang yang terdiri dari istri dan dua orang anak. Untuk memberikan gambaran lebih jelas penulis menyajikan dalam tabel 3.1 .

(45)

Tabel 3.1 Anggota Keluarga Tn.T No Nama (inisial) Jenis Kelamin Hub dg KK

TTL/umur Pendidikan Pekerjaan Ket

2. 3. Ny. N Tn. I Tn. B P L L Istri Anak Anak 10-12-1990 (58 thn) 26-12-1980 (38 thn) 15-03-1990 SMA SMA SMA IRT Administrasi Administrasi

Untuk melihat hubungan dalam keluarga Tn.T, penulis menggambarkan dalam bentuk bagan genogram . Genogram Keluarga Tn.T TN. W NY.D NY.S Ny. N Tn. P Ny.S

Tn.F Tn.I Tn.T Ny.A Ny.T

TN.R

Tn.I

(46)

Keterangan : Laki-Laki Perempuan Meninggal Pasien Tinggal serumah 2. Resume Kasus

Dari salah satu anggota keluarga Tn.T ada yang menderita asma sejak SMA yaitu Ny.N dan sudah mendapatkan pengobatan. Saat dikaji Ny.N tidak ada keluhan tetapi kondisi rumah keluarga Tn.T kurang ventilasi udara dan dengan kondisi rumah yang seperti itu dapat memicu kambuhnya asma pada Ny.N

3. Data dasar

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data : 1) Tipe Keluarga :

Tipe keluarga Tn.T adalah keluarga inti / nuclear family terdiri dari bapak dan ibu dan 2 anak.

2) Suku :

Tn. T mempunyai suku bengkulu sedangkan Ny. N suku sunda bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia. tidak ada kebudayaan yang bertentangan dengan nilai norma serta tidak menganut nilai-nilai kepercayaan yang

(47)

di larang oleh agama yang menurut keluarga bertentangan dengan kesehatan karena persepsi keluarga.terhadap kesehatan merupakan hal yang terpenting, jadi ketika keluarga Tn.T ada yang sakit, maka akan di bawa ke fasilitas kesehatan medis maupun alternative

3) Agama :

Keluarga Tn. T menganut agama islam , anggota keluarga rutin dalam beribadah, agama dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga Tn. T dalam membina hubungan baik dengan sesama.

4) Status social ekonomi :

Tn.T mengajarkan anaknya, istri untuk bersosialisasi baik dalam lingkungan rumah maupun lingkungan organisasi Ny.N mendapatkan uang dari suami pendapatan nya kurang lebih 2-3 juta perbulan, untuk pengeluaran dan untuk mengontrol rutin kesehatan Ny.N, Ny.N sudah mengatur sedemikian rupa yang ekonomi keluarga. 5) Aktivitas rekreasi keluarga :

Tn. T sebulan sekali mengajak keluarganya jalan-jalan atau pergi.

2. Riwayat & tahap perkembangan keluarga a. Tahap perkembangan kelurga saat ini :

Tahap perkembangan keluarga Tn. T saat ini adalah tahap perkembangan dewasa awal karena anak pertamanya berusia 38 tahun , pada tahap ini di mulai dari anak berusia 18 tahun sampai 40 tahun. Tugas perkembangan pada tahap dewasa awal adalah :

1) Mencari dan menemukan calon pasangan hidup 2) Membina kehidupan rumah tangga

3) Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga

4) Menjadi warga negara yang bertanggung jawab b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Dalam tahap perkembangan anak dewasa awal, keluarga Tn. T memiliki tugas perkembangan yang belum terpenuhi, yaitu menikah kan anak keduanya .

(48)

c. Riwayat keluarga ini

Tn. T bertemu dengan Ny. N sejak awal remaja karena rumah Tn.T dan Ny.N berdekatan. Kini Tn.T dan Ny.N memiliki 2 orang anak laki-laki.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Pada tahun 1970 Tn. T dan Ny. N memutuskan untuk menikah lalu mempunyai anak pada tahun 1980.

e. Lingkungan

Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)

f. Karakteristik tetangga dan komunitas

Tetangga di sekitar rumah sangat baik dan selalu bergotong royong saat ada tetangga yang kesulitan setiap bulan mengadakan kerja bakti.

g. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn. T khususnya Ny. N sudah dari lahir tinggal dirumah ini dikarenakan rumah yang di tempatkan oleh keluarga Tn. T adalah rumah dari orangtua Ny. N

h. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat

Ny.N sebagai ibu kader di lingkungannya jadi Ny.N berinteraksi sangat baik dengan masyarakat sekitar.

(49)

Ny. N selalu didukung oleh keluarga besarnya untuk kesembuhannya terutama suami dan anaknya yang selalu memotivasi Ny. N dan dalam keluarga yang mengambil keputusan adalah ayahnya Tn. T

3. Tipe Keluarga

Keluarga Tn.T termasuk keluarga inti (nuclear family) yang dimana keluarga tersebut terdiri dari Ny.N sebagai Ibu Rumah Tangga dan An.A sebagai seorang anak.

4. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Keluarga Tn.T berkomunikasi langsung dengan berhadapan (face to face). Sifat komunikasi yang digunakan adalah terbuka yaitu masing-masing dapat mengeluarkan pendapat dan tidak ada paksaan. Bahasa yang di gunakan saat mereka berbicara adalah bahasa Indonesia. Ketika terjadi masalah pada keluarga Tn.T di selesaikan dengan cara bermusyawarah, dan yang biasanya mengambil keputusan adalah Tn.T dalam membantu masalah kesehatan yang di hadapi oleh keluarga Tn.T khususnya Ny.N . Secara keseluruhan hubungan antar keluarga Tn.T harmonis karena saling menghormati, dan menghargai satu sama lain

b. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Tn.T saling mendukung satu dengan yang lainnya, saling membantu serta mendukung, jika ada masalah, keluarga memecahkannya bersama-sama. c. Struktur peran

Tn. T sebagai kepala rumah tangga berperan sebagai pencari nafkah & Ny. N sebagai Ibu rumah tangga berperan mengurus kebutuhan rumah.

d. Nilai dan norma budaya

Nilai yang di anut keluarga adalah budaya bengkulu dan sunda. Tetapi tidak ditemukan nilai-nilai yang bertentangan dengan orang yang sakit asma.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Keluarga Tn.T selalu saling menyayangi, mengasihi, dan saling memberikan perhatian kepada anggota keluarga. Apabila ada anggota keluarga yang sakit keluarga Tn.T saling merawat anggota keluarga yang sakit.

(50)

b. Fungsi sosialisasi

Ny.N mengatakan bersosialisasi dirinya dengan lingkungan sangat baik, Ny.N selalu mengikuti kegiatan yang ada dilingkungan rumahnya.

c. Fungsi perawatan kesehatan 1) Kebutuhan Nutrisi

Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi keluarga Tn.T sudah cukup baik, dikarenakan Ny.N memasak selalu makanan yang bergizi. Dalam cara menyiapkan makanan Ny.N selalu memasak sendiri. Dan cara penyajian Ny.N mempunyai kebiasaan dalam mengolah makanan yaitu dengan cara mencuci dahulu lalu dimasak, dan disajikan dimeja dengan tertutup.

2) Kebutuhan eliminasi

Pola BAB saat dikaji tidak ada masalah, rata-rata pola BAB pada keluarga dalam satu hari yaitu satu kali dan itu terkadang tidak menentu. Sedangkan Pola BAK pada keluarga Tn.T dalam satu hari bisa 3-4 kali dan tidak ada keluhan pada saat BAK.

3) Kebutuhan kebersihan diri

Kebiasaan dari Keluarga Tn.T yaitu mandi 2x sehari pada saat pagi dan sore dengan menggunakan sabun mandi, gosok gigi 2x sehari pada saat pagi dan malam, sedangkan keramas 1x dua hari sekali menggunakan shampoo.

4) Kebutuhan istirahat tidur

Pola tidur keluarga Tn.T yaitu rata-rata 7jam perhari dan tidak ada masalah pada pola tidur dan Keluarga Tn.T mempunyai kamar masing-masing.

5) Aktifitas dan olah raga

Aktifitas setiap hari Tn.T adalah bekerja dan aktifitas Ny.N adalah menyiapkan sarapan dan masak untuk keluarga.

6) Kebutuhan rekreasi

Keluarga Tn.T rekreasi terkadang seminggu sekali itupun terkadang, dan untuk menontn tv bersama itu jarang dilakukan dikarenakan ada kesibukan masing-masing didalam keluarga.

Gambar

Tabel 3.1 Anggota Keluarga Tn.T  No  Nama  (inisial)  Jenis  Kelamin  Hub  dg KK
Tabel 3.4 diagnosa keperawatan berdasarkan nilai skoring :
Tabel 3.6 diagnosa keperawatan berdasarkan nilai skoring :

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tahap Perencanaan, adapun hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan, yaitu: (1) mengkaji kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan

Sikap terhadap orang lain dalam belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena dengan sikap belajar yang salah maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai

Dari hasil analisis yang dilakukan maka didapatkan gambaran bahwa pengguna dalam hal ini petani kelapa sawit membutuhkan pengetahuan yang dapat diakses dengan mudah

Hal ini mengindikasikan konsumen yang mungkin beralih ke restoran lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan), seperti waktu, biaya, atau risiko yang

integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil. auditnya (Pusdiklatwas

19 Tahun 2000 Menurut undang-undang tersebut pengertian dari penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan performa anak domba pra sapih dengan pemberian milk replacer yang disuplementasi minyak jenis berbeda yakni minyak biji

[r]