i
SKRIPSI
MUHAMMAD HENDRAWAN
UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL
0.35% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN
HIDROKLORIDA DOSIS GANDA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat allah swt karena berkat rahmat dan karunia-NYA sehingga Penyusun dapat menyeleseaikan Skiripsi yang berdudul UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL 0.35% b/v
PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Skripsi ini penyusun juga disertai berbagai kesulitan dan hambatan. Akan tetapi berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Sugiyartono, MS., Apt. sebagai Pembimbing I dan Arina Swastika Maulita, S.Farm, Apt. sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan selalu meluangkan waktu maupun dorongan moral memberi arahan-arahan terbaik kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt. dan Enggrid Juni Astuti, S.Farm, Apt.sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan arahan, masukan, dan kritik yang membangun terhadap penyusunan skripsi ini.
3. Tri Lestari H.,M. Kep., Sp. Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Sovia Aprina Basuki, M.Si., Apt. selaku kepala laboratorium Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. 6. Siti Rofida, M.Farm., Apt. Selaku dosen wali.
7. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti program sarjana.
v
8. Kedua Orang tuaku tercinta Supani dan Baiq Tati Suprihatin, serta kakakku satu-satunya Ririn Pratiwi. Terimakasih banyak atas kasih sayang, kesabaran, keikhlasan, nasehat, dukungan moral maupun materi dan do’a yang tiada henti menyertaiku. Segala jasamu tidak akan mampu aku balas dan apa yang aku raih saat ini hanya kupersembahkan untuk kalian.
9. Para laboran : Mas Ferdi, Mbak Susi, dan Mbak Fat yang banyak membantu dan tidak pernah mengeluh selama proses penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman skripsi Steril Badi Puank , Rhima Duna, Sulis Dude , Bleh Citra, Riska Bahar, Kiki Medok, dan Amina pinkpink. Terimakasih banyak atas kekompakan, kerjasama, semangat ,saran, dan masukannya, kalian semua rekan kerja yang luar biasa, tidak kenal lelah, dan tidak tergantikan. 11. Sahabat-sahabat terbaikku satu jurusan: Luqman, Wahyu, Jefri, Rama, Aris,
Retno, Rizal, Charly, Cece, Tiara, Dela, Ilma, Lis, Lela, Nia, gea, Lita, Tami dan Bety. Terimakasih buat kecerian dan kebersamaan yang telah kalian berikan selama 4 tahun ini, kalian semua luar biasa.
12. Sehabat-sahabat angkatan 2009 Program Studi Farmasi UMM. Terimakasih atas persahabatan kita selama 4 tahun ini. semoga semoga tetap terjalin seperti saat ini dan tidak akan pernah terputus.
13. Arni Sasmika yang selalu memberikan dukungan kasih sayang, motivasi, do’a, dan penantian selama 4 tahun.
14. Keluarga besarku Ninik Emon, Mbah Darminah, Paman Wawan, Paman Yudi, Pakde Jan, Pakde Kus, Bibi Yanti, Bibi Ganah, Sepupu-sepupuku yang ada di Malang, terimakasih atas motivasi dan dukungannya.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas dukungan dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua.
Malang, Juni 2013
Muhammad Hendrawan 09040101
vi
RINGKASAN
UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL 0.35% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA
DOSIS GANDA
Sediaan injeksi dosis ganda merupakan sediaan steril yang memungkinkan pengambilan isinya secara berulang-ulang dengan memperhatikan teknik aseptis. USP mempersyaratkan untuk vial sediaan injeksi dosis ganda mampu bertahan selama 28 hari setelah penggunaan pertama kali. Namun pada kenyataannya dibeberapa tempat seperti rumah sakit penggunaan dan penyiapan sediaan ini masih dilakukan dengan cara yang tidak aseptis sehingga memungkinkan adanya kontaminasi mikroorganisme. Untuk mencegah adanya kontimansi tersebut maka sediaan injeksi ganda harus ditambahkan pengawet. Pada penelitian ini digunakan sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dengan pengawet klorobutanol 0.35% b/v dimana klorobutanol efektif sebagai antibakteri dan antifungi.
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana efektivitas pengawet Klorobutanol 0.35% b/v terhadap sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda dengan melihat berapa lama sediaan dapat bertahan selama waktu penyimpanan yang dipersyaratkan terhadap sterilitas sediaan. Hasil uji efektifitas didapatkan dari hasil uji sterilitas pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda setelah segel kemasan dibuka dan dilakukan penusukan pertama.
Untuk mengetahui efektivitas pengawet pada sampel maka dilakukan uji sterilitas dengan menggunakan metode inokulasi langsung dimana sampel ditanamkan pada media uji secara aseptis di dalam Laminar Air Flow Cabinet. Sampel sebanyak 20 vial, 15 vial sebagai sampel uji dan 5 vial sebagai blanko, pada hari pertama dilakukan pembukaan segel kemasan dan penusukan di lingkungan yang tidak aseptis. Penusukan vial menggunakan spuit injeksi yang ditusuk dengan kemiringan 45º dan lubang jarum menghadap keatas dengan tujuan agar karet vial dapat tertutup kembali dengan sempurna tanpa menjatuhkan sobekan karet vial kedalam sediaan. sedangkan satu vialnya lagi digunakan sebagai blanko tanpa perlakuan atau penusukan yang digunakan sebagai indikator sterilnya sediaan. Sebanyak 20 sampel tersebut selanjutnya disimpan dalam jangka waktu 28 hari dan di uji setiap minggu pada hari ke 1, 7, 14, 21, dan 28. Setiap kali pengujian dilakukan replikasi sebanyak tiga kali dengan menggunakan tiga vial sebagai sampel dan satu vial sebagai blanko, pertama vial ditusuk dan diambil sebanyak 0.5 ml di luar LAFC kecuali blanko kemudian di uji dalam LAFC, sebelum di inokulasi kedalam media uji, sampel terlebih dahulu di dinetralkan untuk menghilangkan efek antimikroba dengan cara pengenceran dengan tingkat perbandingan yang didapatkan dari hasil penelitian tentang uji inaktivasi pengawet, yaitu 1:2 untuk media tioglikolat dan media kasamino. Setelah diencerkan, sampel dan blanko kemudian diinokulasikan sebanyak 1 ml kedalam media pembenihan tioglikolat dan kasamino, setelah itu di inkubasi pada suhu 32,5° ± 2,5°C selama kurang lebih 14 hari untuk media tioglikolat dan untuk media kasamino diinkubasi pada suhu 22,5° ± 2,5° C selama kurang lebih 14 hari.
vii
Untuk melihat hasil dari uji ini maka dibuat indikator pembanding yaitu kontrol positif dan kontrol negatif. Kontrol positif menujukkan adanya kontaminasi atau terdapat pertumbuhan mikroorganisme dan kontrol negatif menunjukkan sediaan dalam keadaan steril. Sebagai kontrol positif ditanamkan bakteri Pesudomonas aeruginosa pada media tioglikolat dan jamur Candida
albicans pada media kasamino. Jika pada bahan uji terdapat kekeruhan
menandakan bahwa sediaan terkontaminasi, sedangkan jika bahan uji tetap terlihat jernih atau tidak timbul kekeruhan menandakan sedian dalam keadaan steril.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa efektivitas pengawet klorobutanol dengan kadar 0.35% b/v telah memenuhi persyaratan USP yaitu mampu mempertahankan sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda tetap steril dengan lima kali pengujian sampel dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pertama.
viii
ABSTRACT
EFFECTIVITY OF CHLOROBUTANOL 0.35% b/v AS PRESERVATIVE IN THE PREPARATION INJECTION DIFENHIDRAMIN
HYDROCLHLORIDE MULTIPLE DOSE
This research conduced to finds the effectivity of preservative chlorobutanol 0.35% b/v in the preparation injection difenhidramine hydrochloride multiple dose after the seal packaging openend and injected first time. The effectivity of preservative could be seen by doing the sterility test by inoculating sample aseptically into medium named thioglikolat and kassamino. Sample diluted before to remove the antimicroba activity. The dilution comparison is 1:2 for thioglikolat medium and kassamino medium by replicating it for 3 times. The tes were done 5 times in 28 days storage period in 1st, 7st, 14st, 21st, and 28th day. Sample then incubated in the temperature 32,5°C ± 2,5°C for no less than 14 days for thioglikolat medium, and kassamino medium at 22,5°C ± 2,5°C for no less than 14 days. As the sterility result indicator we made positive that show the presence of microorganism growth and we made negative control that show the preparation were sterile. As the positive control we implanted bacteria Pseudomonas aeruginosa to thioglikolat medium and fungi
Candida albicans to kassamino medium. From the research we got the result that
effectivity of preserrvative chlorobutanol with the consentration 0.35% blv had fullfil the requirements of USP that cold sustain the preparation injection difenhidramine hydrochloride multiple dose still sterile by five times sample testing in 28 days storage period after seal packaging opened and injected for first time.
Keywords: Clhorobutanol 0.35% b/v, Difenhidramin Hydroclhoride, Multiple
ix
ABSTRAK
UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL 0.35% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA
DOSIS GANDA
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengawet klorobutanol 0.35% terhadap sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda setelah segel kemasan dibuka dan dilakukan penusukan pertama. Efektivitas pengawet dapat dilihat dengan melakukan uji sterilitas yaitu dengan menginokulasikan sampel secara aseptis kedalam media uji tioglikolat dan media
kasamino. Sampel terlebih dahulu diencerkan untuk menghilangkan daya
antimikrobanya. Tingkat pengencerannya yaitu 1:2 untuk media uji tioglikolat dan media kasamino dengan replikasi sebanyak 3 kali. Pengujian dilakukan dilakukan sebanyak 5 kali dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari yaitu pada hari ke 1, 7, 14, 21, dan 28. Sampel kemudian diinkubasi pada suhu 32,5° ± 2,5°C selama tidak kurang dari 14 hari untuk media tioglikolat, sedangkan untuk media
kasamino pada suhu 22,5° ± 2,5°C selama tidak kurang dari 14 hari. Sebagai indikator hasil uji sterilitas dibuat kontrol positif yang menujukkan adanya pertumbuhan mikroorganisme dan dibuat kontrol negatif yang menunjukkan sediaan dalam keadaan steril. Sebagai kontrol positif ditanamkan bakteri
Pesudomonas aeruginosa pada media tioglikolat dan jamur Candida albicans
pada media kasamino. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa efektivitas pengawet klorobutanol dengan kadar 0.35% b/v telah memenuhi persyaratan USP yaitu mampu mempertahankan sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda tetap steril dengan lima kali pengujian sampel dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pertama.
Kata kunci: klorobutanol 0.35%, Difenhidramin Hidroklorida, Injeksi Dosis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK.... ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Tinjauan Tentang Sediaan Parenteral ... 4
2.1.1 Sediaan Parenteral ... 4
2.1.2 Katagori Formulasi Sediaan Parenteral ... 4
2.1.3 Sediaan Injeksi ... 4
2.1.4 Persyaratan Sediaan Parenteral ... 4
2.1.5 Keuntungan, kelemahan, dan resiko pemberian Sediaan Parenteral ... 5
2.2 Tinjauan Tentang Sterilisasi ... 6
2.2.1 Definisi Steril dan Sterilisasi... 6
2.2.2 Metode Sterilisasi ... 7
2.3 Tinjauan Volume dan Wadah Obat Suntik ... 9
2.3.1 Volume Obat Suntik... 9
2.2.2.1 Sediaan Parenteral Volume Kecil (Svp) ... 9
xi
2.3.2 Wadah ... 9
2.3.2.1 Wadah Dosis Tunggal ... 10
2.2.2.2 Wadah Dosis Ganda ... 10
2.3.3 Persyaratan Penggunaan Vial ... 10
2.3.4 Stabilitas Sediaan Parenteral ... 12
2.3.5 pH Sediaan Parenteral ... 12
2.4 Tinjauan Difenhidramin HCl ... 12
2.4.1 Farmakologi Difenhidramin HCl ... 12
2.4.2 Sifat Fisiko Kimia Difenhidramin HCl ... 14
2.5 Tinjauan Bahan Pengawet ... 15
2.4.1 Mekanisme Kerja Bahan Pengawet ... 16
2.4.1 Efektifitas Agen Antimikroba ... 18
2.6 Tinjauan Pengawet Klorobutanol ... 18
2.7 Tinjauan Tentang Mikroorganisme ... 20
2.7.1 Pertumbuhan Mikroorganisme ... 20
2.7.2 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Mikroorganisme ... 21
2.8 Tinjauan Tentang Teknik Aseptik ... 22
2.9 Tinjauan Media Pertumbuhan Mikroorganisme ... 24
2.9.1 Macam-Macam Media Pertumbuhan ... 25
2.10 Tinjauan Uji Sterilitas ... 26
2.10.1 Metode Uji Sterilitas ... 26
2.10.2 Prosedur Umum ... 26
2.10.3 Media Untuk Uji Sterilisasi ... 28
2.10.4 Pengambilan Sampel Untuk Uji Sterilitas ... 31
2.10.5 Kontrol dalam Uji Sterilitas ... 31
2.10.6 Mikroorganisme Percobaan ... 33
2.11 Pengamatan dan Penafsiran Hasil Uji ... 35
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 37
3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 37
3.2 Skema Kerangka Konseptual ... 39
xii
4.1 Desain Penelitian ... 40
4.2 Lokasi Penelitian ... 40
4.3 Waktu Penelitian ... 40
4.4 Pembuatan Sediaan ... 40
4.4.1 Bahan dan Alat ... 40
4.4.1.1 Bahan... 40
4.4.1.2 Alat ... 41
4.4.2 Prosedur Pembuatan Sediaan ... 41
4.5 Prosedur Penelitian ... 43
4.5.1 Sterilisasi Alat ... 43
4.5.2 Penyiapan Unit Laminar Air Flow Cabinet dan Memasukkan Semua Bahan dan Alat ... 43
4.5.3 Kontrol Lingkungan di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 43
4.5.4 Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembaban di luar Laminar Air Flow Cabinet... 43
4.5.5 Kontrol Ruangan Laminar Air FlowCabinet (LAFC) Sebelum dan Saat Pengujian ... 44
4.5.6 Uji Sterilitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda ... 44
4.6 Uji Efektivitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda ... 47
4.6.1 Pemeriksaan Pendahuluan ... 47
4.6.2 Perlakuan ... 47
4.6.2 Pengamatan Hasil Uji... 49
4.7 Skema Alur Kerja ... 50
BAB V HASIL PENELITIAN ... 51
5.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan di Luar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ... 51
5.2 Hasil Uji Kontrol suhu dan Kelembaban di Luar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ... 52
xiii
5.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow
Cabinet sebelum Pengujian Sterilitas ... 52
5.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet saat Pengujian Sterilitas ... 53
5.5 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 54
5.6 Hasil Uji Sterilitas (Kontrol Negatif) ... 55
5.7 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan ... 57
5.8 Hasil Uji Sterilitas Sampel dengan Pengawet Klorobutanol 0.35% b/v setelah penusukan satu kali dan Blanko ... 57
BAB VI PEMBAHASAN ... 60
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
7.1 Kesimpulan ... 64
7.2 Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman II.1 Pengawet Yang Lazim Digunakan dalam Formulasi Sediaan
Parenteral ... 16
II.2 Klasifikasi Ruangan Bersih ... 23
II.3 Perlengkapan dan Kandungan Kuman dari Manusia ... 23
II.4 Batas Mikroba yang Disarankan untuk Pemantauan Area Bersih Selama Kegiatan Berlangsung ... 24
II.5 Jumlah Volume Bahan dan Media Untuk Bahan Cair ... 27
II.6 Jumlah Minimum yang Digunakan untuk Tiap Media... 28
II.7 Jumlah Minimum Bahan yang Diuji Sesuai dengan Jumlah Bahan dalam Bets ... 28
II.8 Volume Pengambilan Sampel ... 31
II.9 Galur Mikroba Uji yang Sesuai untuk Penggunaan Uji Fertilitas dan Uji Validasi... 32
IV.1 Pengambilan Sampel di luar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 47
IV.2 Pengambilan Sampel Uji... 48
V.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan di Luar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ... 51
V.2 Hasil Uji Kontrol suhu dan Kelembaban di Luar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ... 52
V.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet sebelum Pengujian Sterilitas... 52
V.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet saat Pengujian Sterilitas ... 53
V.5 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 54
V.6 Hasil Uji Sterilitas (Kontrol Negatif) ... 56
V.7 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan ... 57
V.8 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda dengan Pengawet Klorobutanol 0.35% b/v setelah penusukan satu kali dan Blanko Pada Media Tioglikolat ... 58 V.9 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda
xv
dengan Pengawet Klorobutanol 0.35% b/v setelah penusukan
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Struktur Kimia Difenhidramin HCl ... 14
2.2 Struktur Kimia Klorobutanol ... 18
3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 39
4.2 Skema Alur Kerja ... 50
5.1 Letak Media Agar pada Laminar Air Flow Cabinet Sebelum Uji Sterilitas ... 53
5.2 Letak Media Agar pada Laminar Air Flow Cabinet Saat Uji Sterilitas... 54
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup ... 67
2 Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ... 58
3 Sertifikat Difenhidramin Hidroklorida ... 69
4 Sertifikat Klorobutanol ... 70
5 Laporan Hasil Uji Isolat Bakteri Pseudomonas aeruginosa ... 71
6 Laporan Hasil Uji Isolat Jamur Candida albicans ... 72
7 Perhitungan Bahan Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda dengan Pengawet Klorobutanol 0.35 % b/v ... 73
8 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Klorobutanol 0,35 % b/v pada Sediaan Difenhidramin HCl Dosis Ganda dengan Pengenceran 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 pada Media Tioglikolat ... 75
9 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Klorobutanol 0.35 % b/v pada Sediaan Difenhidramin HCl Dosis Ganda dengan Pengenceran 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 pada Media Kasamino ... 76
10 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Difenhidramin HCl dengan Pengawet Klorobutanol 0.35% b/v ... 77
11 Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas Media ... 78
12 Foto Jumlah Koloni Bakteri dan Jamur yang Ditambahkan pada Media yang Digunakan Sebagai Kontrol Positif ... 79
13 Sampel Uji ... 80
14 Foto Lingkungan Tempat Penyimpanan Sampel Setelah Pembukaan Segel dan Dilakukan Penusukan ... 81
15 Foto Hasil Uji Kontrol Lingkungan di Luar Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet ... 82
16 Foto Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet Sebelum Pengujian Sterilitas ... 83
17 Foto Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet Saat Pengujian Sterilitas ... 84
xviii
18 Foto Hasil Uji Sterilitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda dengan Pengawet Klorobutanol 0.35% b/v ... 89 19 Foto Alat-alat yang Digunakan Selama Penelitian... 95
xix
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung : ITB, hal 13 - 16.
Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim). Edisi keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, hal 399, 404 - 405, 411 - 418, 423, 426, 433.
Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik, Jakarta : Badan POM, pp : 126 – 129.
Buchanan, E.C. dan Schneider, P.J., 2010. Peracikan Sediaan Steril Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal. 18 - 19.
Buchanan, R.E. dan N.E. Gibbons, 1974. Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology. The Williams and Wilkins Co. Baltimore.
Clotz, Lucia., 2009. Microbial Limit and Bioburden Tests. Second Editition : CRC Press, Hal : 40-41.
Debaun, Barbara, RN,MSN,CIC., 2008. Transmission of infectins with
Multi-dose Vials. Infection Control Resource. Volume 3: Hal; 1.
Denyer, P.S., Rosamund, MB., 2007. Gide to Microbiological Control in
Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New York: CRC Press, pp : 136.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979. Farmakope Indonesia, Edisi
III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, hal xIviii, 330 - 331.
Departemen Kesehatan RI. Dir.Jen. Pengawasan Obat dan Makanan, 2000 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Suplemen 1 Farmakope
Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen kesehatan RI, hal 1512 – 1519.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK–UI. 2007. Farmakologi Dan
Terapi, edisi 5 (Cetak ulang dengan perbaikan, 2008). Jakarta :
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK-UI, hal 273 – 281
Dolan, S.A. et al., 2010. AJIC Special Article APIC Position Paper: Safe
Injection, Infution, and Vial Practices in Health Care. Washington DC,
xx
Gunn’s and Cooper, 1972. Dispensing For Pharmaceutical Student. Twelfth Edition. Pitman Medical, pp : 300 – 549.
Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, hal 102 – 140.
Ikatan Apoteker Indonesia, 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia, volume 46-2011 s/d 2012. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK-UI, hal 273-281.
Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 1992. Mikrobiologi untuk profesi
kesehatan (alih bahasa : Gerard Bonang). Edisi ke-16, Jakarta : EGC,
hal 284 - 425.
Katzung, Betram. G., 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi VI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 271.
Lachman. L. et al., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ketiga. UI-PRESS : Penerbit Universitas Indonesia, hal 1310-1311.
Lukas, S. Formulasi Steril. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta, hal 25, 30, 37.
Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor. http://anekaplanta.
wordpress.com/2008/03/02/teknik-penyimpanan-dan-pemeliharaan-mikroba/. Diakses pada tanggal 8 April 2010.
Notoatmodjo, S. Dr., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, hal. 156.
Pratiwi, Sylvia T., 2009. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga, hal 111-114, 136-137.
Rowe C Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth
Edition. London: Pharmaceutical Press, pp. 166-168.
Surahman, Emma, dkk., 2008. Evaluasi Penggunaan Sediaan Farmasi
Intravena untuk Penyakit Infeksi Pada Salah Satu Rumah Sakit di Kota Bandung, Majalah Ilmu Kefarmasian ISFI, volume 1, 21-39, hal
37-38.
Sweetman, S.C., 2009. Martindale. 36th Edition. London: Pharmaceutical Press, pp: 557.
Syamsuni, H.A., 2007. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 181
xxi
Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003.
Bakteriologi Medik. Malang : Bayumedia Publishing, hal 12 – 13, 31 –
34.
Turco, S., 1979. Sterile Dosage Forms. 2nd Edition. Philadelphia : LEA & FEBIGER, hal 11.
Voight, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, hal 764 - 769.