• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sek"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Untuk memenuhi tugas mata kuliah:

Pendidikan Luar Sekolah

Dosen pengampu:

Al-ustadz Taufik Riski Sista, M.Pd.I

Oleh:

Asri Mukti Kusuma

Aryna Izza Fitriani

Amelia Alfa

Herlina Arum Kusuma

Pendidikan Agama Islam 4

Fakultas Tarbiyah

Universitas Darussalam Gontor

Mantingan Ngawi Jawa Timur Indonesia

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan

pendidikan yang baik. Hal ini disebabkan pendidikan luar sekolah

melakukan pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat dan berkelanjutan

sehingga potensi yang dimiliki seseorang dapat dikembangkan secara

maksimal. Pendidikan Luar Sekolah (PLS) adalah setiap usaha pelayanan

pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem sekolah, berlangsung

seumur hidup, dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana yang

bertujuan untuk mengaktualisasi potensi manusia (sikap, tindak dan karya)

sehingga dapat terwujud manusia seutuhnya yang gemar belajar-mengajar

dan mampu meningkatkan taraf hidupnya. 1

Setiap pendidikan tentu memiliki program yang tersusun dan

terencana secara mandiri ataupun bagian dari pendidikan yang lebih luas.

Oleh karenanya terdapat sejarah untuk melalui proses atau tahap- tahap

program yang terencana tersebut. Dalam pembahasan makalah ini maka

akan menjelaskan berbagai macam hal yang bersangkutan mengenai

“Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah”

2. Rumusan masalah

a. Bagaimana sejarah perkembangan Pendidikan Luar Sekolah?

b. Bagaimana faktor pendukung perkembangannya?

3. Tujuan pembahasan

a. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

b. Untuk mengetahui faktor pendukung perkembangannya

1

(3)

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Sejarah perkembangan pendidikan luar sekolah

Pendidikan luar sekolah adalah terjemahan dari kata social

education. Kegiatan pendidikan luar sekolah atau nonformal telah hadir

didunia ini sama satunya dengan kehadiran manusia yang berinteraksi

dengan lingkungannya. Setelah jumlah manusia makin berkembang, situasi

pendidikan ini muncul dalam kehidupan kelompok dan masyarakat.

Kegiatan pendidikan dalam kelompok dan masyarakat telah dilakukan oleh

umat manusia jauh sebelum pendidikan formal lahir didalam kehidupan

masyarakat. Adapun yang mempengaruhi perkembangan pendidikan luar

sekolah, diantaranya ialah2:

1. Pengaruh pendidikan informal

Pada waktu kehadirannnya, pendidikan luar sekolah dipengaruhi

oleh pendidikan informal, yaitu kegiatan yang terutama berlangsung

dalam keluarga. Dalam kehidupan keluarga terjadi interaksi antara

orang tua dengan anak atau sebaliknya. Pada dasarnya kegiatan tersebut

menjadi akar tumbuhnya perbuatan mendidik yang dikenal dewasa ini.

2. Pengaruh tradisi masyarakat

Dalam masyarakat terdapat tradisi dan adat istiadat yang

mendorong penduduk untuk belajar, berusaha, dan bekerja sama.

Kegiatan pembelajaran dilakukan untuk melestarikan dan mewariskan

kebudayaan secara turun temurun. Kegiatan pembelajaran yang asli

inilah yang termasuk kedalam kategori pendidikan tradisional yang

kemudian menjadi akar pertumbuhan pendidikan nonformal.

3. Pengaruh agama

2

Yapandi, Pendidikan Luar Sekolah (Pls)Mendidik Untuk Membangun Karakter Bangsa,

(4)

Agama dapat memberikan motivasi kepada masyarakat bahwa

belajar merupakan kewajiban yang ditetapkan Allah SWT untuk

dilakukan oleh setiap orang. Syarat utama yang perlu dimiliki oleh

setiap individu untuk melakukan kegiatan belajar adalah kemampuan

membaca. Oleh sebab itulah, wahyu pertama yang diturunkan Allah

SWT Kepada Rasul-Nya, untuk disampaikan kepada manusia adalah

perintah untuk membaca. “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan?” (Qs. Al-Alaq: ayat 1).

Adapun beberapa alasan timbulnya pendidikan luar sekolah menurut

Soelaiman Joesoef ada lima, yaitu kesejahteraan, kebutuhan pendidikan,

keterbatasan sistem persekolahan, potensi sumber belajar dan keterlantaran

pendidikan luar sekolah3. Terbentuknya pendidikan luar sekolah ditentukan

oleh beberapa aspek diantaranya4:

1. Aspek pelestarian budaya

Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan yang

terjadi dan berlangsung di lingkungan keluarga dimana (melalui

berbagai perintah, tindakan dan perkataan) ayah dan ibunya bertindak

sebagai pendidik. Dengan demikian pendidikan luar sekolah pada

permulaan kehadirannya sangat dipengaruhi oleh pendidikan atau

kegiatan yang berlangsung di dalam keluarga. Di dalam keluarga terjadi

interaksi antara orang tua dengan anak, atau antar anak dengan anak.

Pola-pola transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan

kebiasaan melalui asuhan, suruhan, larangan dan bimbingan. Pada

dasarnya semua bentuk kegiatan ini menjadi akar untuk tumbuhnya

perbuatan mendidik. Semua bentuk kegiatan yang berlangsung di

lingkungan keluarga dilakukan untuk melestarikan dan mewariskan

kebudayaan secara turun temurun.

2. Aspek teoritis

3

Soelaiman Joesoef, Pendidikan Luar Sekolah (Surabaya: Usaha Nasional, 1981) hal: 71 4

(5)

Salah satu dasar pijakan teoritis keberadaan PLS adalah teori

yang diketengahkan Philip H. Cooms, tidak satupun lembaga

pendidikan: formal, informal maupun nonformal yang mampu secara

sendiri-sendiri memenuhi semua kebutuhan belajar minimum yang

esensial5. Atas dasar teori di atas dapat dikemukakan bahwa,

keberadaan pendidikan tidak hanya penting bagi segelintir masyarakat

tapi mutlak diperlukan keberadaannya bagi masyarakat lemah (yang

tidak mampu memasukan anak-anaknya ke lembaga pendidikan

sekolah) dalam upaya pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan

kualitas hasil belajar dan mencapai tujuan pembelajaran yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa.

3. Aspek dasar pijakan

Ada tiga dasar pijakan bagi PLS sehingga memperoleh

legitimasi dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yaitu: UUD

1945, Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 1989 dan peraturan

pemerintah RI No.73 tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah6.

Melalui ketiga dasar di atas dapat dikemukakan bahwa, PLS adalah

kumpulan individu yang menghimpun dari dalam kelompok dan

memiliki ikatan satu sama lain untuk mengikuti program pendidikan

yang diselenggarkan di luar sekolah dalam rangka mencapai tujuan

belajar.

Adapun bentuk-bentuk satuan PLS, sebagaimana diundangkan

di dalam UUSPN (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional) tahun

1989 pasal 9:3, meliputi: pendidikan keluarga, kelompok belajar, kursus

dan satuan pendidikan sejenis. Satuan PLS sejenis dapat dibentuk

kelompok bermain, penitipan anak, padepokan persilatan dan pondok

pesantren tradisional.

5

Prof. H.M. Saleh Marzuki, Metode dan Teknik Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah (Bandung: Nusantara Press, 1993) hal: 63

6

(6)

4. Aspek kebutuhan terhadap pendidikan

Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan tidak hanya pada

masyarakat daerah perkotaan, melainkan masyarakat daerah pedesaan

juga semakin meluas. Kesadaran ini timbul terutama karena

perkembangan ekonomi, kemajuan iptek dan perkembangan politik.

Kesadaran juga tumbuh pada seseorang yang merasa tertekan akibat

kebodohan, keterbelakangan atau kekalahan dari kompetisi pergaulan

dunia yang menghendaki suatu keterampilan dan keahlian tertentu. Atas

dasar kesadaran dan kebutuhan inilah sehingga terwujudlah

bentuk-bentuk kegiatan kependidikan baik yang bersifat persekolahan ataupun

di luar persekolahan7.

5. Aspek keterbatasan lembaga pendidikan sekolah

Lembaga pendidikan sekolah yang jumlahnya semakin banyak

bersifat formal atau resmi yang dibatasi oleh ruang dan waktu serta

kurikulum yang baku dan kaku serta berbagai keterbatasan lainnya.

Sehingga tidak semua lembaga pendidikan sekolah yang ada di daerah

terpencilpun yang mampu memenuhi semua harapan masyarakat

setempat, apalagi memenuhi semua harapan masyarakat daerah lain.

Akibat dari kekurangan atau keterbatasan itulah yang memungkinkan

suatu kegiatan kependidikan yang bersifat informal atau nonformal

diselenggarakan, sehingga melalui kedua bentuk pendidikan itu

kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi8.

B. Faktor pendukung perkembangan pendidikan luar sekolah

Dalam dunia pendidikan terjadi beberapa perkembangan yang

disebabkan oleh era globalisasi dan teknologi, banyak sekolah era sekarang

ini yang berbasis teknologi. Namun dengan demikian masih banyak

ditemukan beberapa daerah yang masih belum mendapatkan pendidikan

7

Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)hal: 79

8

Umberto Sihombing, Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan, (Jakarta: Mahkota,

(7)

yang mencukupi seperti daerah terpencil atau dari masyarakat kalangan

bawah9. Maka PLS sangatlah penting adanya untuk solusi terhadap

anak-anak yang kurang mampu, putus sekolah, ataupun yang harus bekerja

membantu orang tuanya. Sedangkan PLS ditopang oleh tiga faktor yaitu:

1. Para praktisi masyarakat

Penyelenggaraan pendidikan di masyarakat yang dilakukan oleh

para praktisi di dorong oleh hasrat dan rasa pengabdian mereka untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat dan bangsa terhadap pendidikan. Para

praktisi dalam masyarakat adalah para pemuda terdidik, pemuka

masyarakat, pemimpin organisasi, guru-guru sekolah dan tenaga

sukarela lainnya. Pendekatan yang dilakukan oleh para praktisi

didasarkan atas suatu pandangan bahwa pendidikan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat itu merupakan bagian penting dan sebagai

pendekatan dasar dalam pembangunan, PLS mempunyai fungsi untuk

mengembangkan sumber daya manusia yang jadi pelaku utama dalam

berbagai sektor pembangunan10.

PLS mempunyai peranan untuk membantu sekolah dan

masyarakat dalam upaya pemecahan masalah, PLS adalah sebagai

pelengkap, penambah, dan pengganti pendidikan sekolah.

2. Berkembangnya kritik terhadap pendidikan sekolah

Faktor kedua yang mendorong perkembangan pendidikan luar

sekolah adalah munculnya berbagai kritik terhadap kelemahan

pendidikan sekolah serta akibat lain yang ditimbulkan oleh jalur

pendidikan itu. Kritik terhadap pendidikan sekolah ini mulai

berkembang dalam dunia pendidikan pada tahun 1960.

9

Prof. H.M. Saleh Marzuki, Pendidikan Nonformal dimensi dalam keaksaraan fungsional, pelatihan, dan andragogi, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2010) hal: 23

10

(8)

Gejala-gejala yang menunjukan adanya krisis pendidikan

sekolah adalah11:

a. Ketidakcocokan antara kurikulum dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan kebutuhan nyata peserta didik.

b. Ketidaksesuaian antara pendidikan dengan perkembangan

kebutuhan masyarakat.

c. Ketidak seimbangan yang terus menerus anatra pendidikan dan

dunia kerja.

d. Ketidakmapanan lembaga pendidikan sekolah untuk memberi

kesempatan pemerataan pendidikan bagi segi semua kelompok di

masyarakat.

e. Meningkatkan biaya penyelenggaraan pendidikan yang tidak

diimbangi oleh kemampuan negara terutama negara berkembang

untuk membiayainya.

3. Para perencana pendidikan untuk pembangunan

Para perencana pendidikan untuk pembangunan sangat

dipengaruhi oleh sejumlah laporan penelitia dan karya ilmiah lainnya

yang dihasilkan oleh berbagai lembaga atau badan-badan internasional.

Pada tahun 1972 Seers menitikberatkan tujuan pembangunan pada 3 hal

yaitu12:

a. Untuk mengurangi kemiskinan

b. Menanggulangi pengangguran

c. Mengatasi ketidakadilan dalam pemerataan pembangunan dan

hasil-hasilnya.

Para perencana telah meneliti ruang lingkup PLS dan

kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan nonformal bagi

11

Trisnamansyah Sutaryat, Pendidikan Luar Sekolah (Universitas Terbuka),(Jakarta: Karunia, 1986) hal: 48

12

(9)

pembangunan. Dari hasil penelitian ditingkat regional memberikan

informasi dan akhirnya memberi masukan bagi para perencana

pendidikan untuk pembangunan dalam mengembangkan upaya

kordinasi semua program pendidikan luar sekolah ditingkat lokal,

regional dan nasional dalam konteks pembangunan di daerah

masing-masing.13

13

(10)

BAB 3

KESIMPULAN

A. Sejarah perkembangan pendidikan luar sekolah

Kegiatan pendidikan luar sekolah atau nonformal telah hadir didunia

ini sama satunya dengan kehadiran manusia yang berinteraksi dengan

lingkungannya. Setelah jumlah manusia makin berkembang, situasi

pendidikan ini muncul dalam kehidupan kelompok dan masyarakat.

Kegiatan pendidikan dalam kelompok dan masyarakat telah dilakukan oleh

umat manusia jauh sebelum pendidikan formal lahir didalam kehidupan

masyarakat.

B. Faktor pendukung perkembangan pendidikan luar sekolah

Pendidikan Luar Sekolah sangatlah penting adanya untuk solusi

terhadap anak-anak yang kurang mampu, putus sekolah, ataupun yang harus

bekerja membantu orang tuanya. Sedangkan Pendidikan Luar Sekolah

ditopang oleh tiga faktor yaitu para praktisi masyarakat, berkembangnya

kritik terhadap pendidikan sekolah, dan para perencana pendidikan untuk

pembangunan. Maka PLS sangatlah penting adanya untuk solusi terhadap

anak-anak yang kurang mampu, putus sekolah, ataupun yang harus bekerja

membantu orang tuanya.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan

Peraturan pemerintahan RI Tentang Pendidikan, Jakarta: Ikhlas Beramal,

2006

Joesoef , Soelaiman, Pendidikan Luar Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1981

Marzuki, Saleh, Pendidikan Nonformal dimensi dalam keaksaraan fungsional,

pelatihan, dan andragogi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010

Marzuki, Saleh, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010

Sihombing, Umberto, Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan, Jakarta:

Mahkota, 1999

Sudjana, Djudju, Pendidikan Luar Sekolah; Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Falasafah, Teori Pendukung, Asas, Bandung: Penerbit Falah Production,

2001

Sudjana, Djudju, Metode dan Teknik Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar

Sekolah, Bandung: Nusantara Press, 1993

Sudjana, Djuju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006

Suryadi, Ace, Pendidikan, Investasi Sumberdaya Manusia dan Pembangunan,

Jakarta: Balai Pustaka, 2002

Sutaryat, Trisnamansyah, Pendidikan Luar Sekolah (Universitas Terbuka),

(Jakarta: Karunia, 1986

Yapandi, Pendidikan Luar Sekolah (Pls)Mendidik Untuk Membangun Karakter

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Selasa tanggal lima belas bulan November tahun dua ribu enam belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini Pokja Pelelangan Jasa Konsultan Perencanaan Gedung

Konsep diri peserta didik dapat tercermin dari indikator: kepercayaan diri yang merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan atau kesanggupannya untuk

- Jika celah bibir disertai celah palatum, bayi mengalami masalah bukan saja dalam menelan tetapi juga dalam menghisap karena palatum yang lengkap dan

Dari pembahasan rumusan masalah di atas dapat disimpulkan, bahwa perlindungan hukum teerhadap anak jalanan dilakukan berbagai kebijakan oleh pemerintah yaitu dengan

4) Seksi pencairan dana melakukan pendaftaran data supplier sesuai Surat Permintaan Perubahan Data Supplier , mencetak Laporan Informasi Supplier/Kartu Pengawasan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah

Darbininkų klasės kultūra šiuolaikinėje visuomenėje išgyvena didesnę krizę nei bet kada, nes dabar šios grupės individai nebėra susiję su kapitalistine ekonomika per

DAPATAN KAJIAN DAN PERBINCANGAN Pendahuluan Analisis Berdasarkan Soal selidik Data Demografi Sampel Kajian Bahagian A Latar belakang Responden Bahagian B Analisis Item Tahap