• Tidak ada hasil yang ditemukan

Representasi Perempuan dalam Majalah Pri (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Representasi Perempuan dalam Majalah Pri (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGAMBARAN PEREMPUAN

DALAM MAJALAH PRIA DAN

MAJALAH WANITA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Cultural Studies

Dosen Pengampu: Desi Dwi P., S.Sos, M.Com.

OLEH :

ZAHRA MAHDIATARI

(0911223130)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

Representasi Perempuan dalam Majalah Pria

Menurut saya, representasi perempuan dalam majalah pria membuat perempuan menjadi ‘objek’. Objek yang dimaksud adalah perempuan dianggap sebagai santapan pria dan dijadikan komoditas media. Lebih spesifik lagi, sisi yang diekspos dari perempuan dalam majalah pria adalah seks dan kemolekan tubuhnya. Hal ini tentu karena penulis atau pekerja media dalam majalah tersebut adalah sebagian besar pria dan segmentasi majalah tersebut adalah kaum pria. Sehingga baik dari sampul, rubrikasi, artikel, hingga fotografi dan iklan, semua dilihat dan disajikan dari sudut pandang dan untuk kepentingan mereka.

Saya mengambil contoh majalah Maxim. Majalah Maxim merupakan majalah khusus laki-laki yang memfokuskan diri pada hal-hal yang berhubungan dengan laki-laki seperti otomotif, karier, hiburan, kesehatan, dan lain-lain. Majalah ini ditujukan bagi pria dewasa usia 25 tahun ke atas. Pemaparan isi dipenuhi artikel dan foto-foto tentang perempuan dengan penampilan dan gaya busana-busana yang seksi. Majalah Maxim edisi November 2010 mengangkat penyanyi Avril Lavigne pada halaman sampul memakai kemben hitam diatas perut dan celana pendek bahan kulit, sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya secara jelas.

Rubrik cover story membahas features tentang avril lavigne sebagai penyanyi rock perempuan yang seksi. Dalam rubrik tersebut bahkan ditampilkan fotografi model sampul yang difoto secara topless tanpa busana bagian atas. Dilihat dari rubrikasi sisi rubrikasi, selain bahasan mengenai otomotif, karier, kesehatan, dan gadget, sebagian besar rubrik menampilkan sosok perempuan yang berpakaian minim misalnya menggunakan bikini, lingerie, tank top berbelahan rendah, kemben, atau malah topless. Dari sini dapat dinilai bahwa majalah Maxim sangat mengekspos sisi erotis dan kemolekan tubuh perempuan sebagai daya tarik mereka bagi pembaca dan menganggap tubuh perempuan sebagai sarana hiburan yang dapat dipertontokan secara luas dan bebas.

Rubrik Maxim’s Perfect 10 yang memilih 10 perempuan dengan tubuh paling seksi sehingga menyiratkan bahwa perempuan digambarkan sebagai objek kompetisi. Majalah Maxim juga menyajikan berbagai iklan yang meng-endorse

(3)

Penggambaran perempuan dalam majalah Maxim, terkait erat dengan stereotip dan sub-ordinasi perempuan sebagai pemuas kebutuhan seks pria yang diumbar secara luas. Hal ini tidak lepas dari konteks sistem kapitalis yang menjadikan perempuan sebagai komoditi dan pada akhirnya terus terpelihara karena roda ekonomi yang bersifat bisnis.

Perempuan dalam majalah Maxim adalah gambaran sebuah hasil fantasi laki-laki tentang “perempuan sexy atau cantik”. Model-model perempuan adalah objek yang dikreasi untuk mencapai fantasi tersebut, sedangkan laki-laki adalah penciptanya. Menggunakan cara berpikir Michel Foucault, identitas perempuan dibangun dalam pengetahuan dan kuasa yang dikendalikan oleh patriarki, dan juga kapitalisme lanjut dari media massa.

Pada akhirnya, majalah Maxim semakin melanggengkan budaya patriarki karena menempatkan perempuan di bawah mereka. Permempuan tersubordinasi karena seolah-olah, para perempuan yang fotonya dipajang dalam majalah secara sukarela untuk tunduk dan dan bertindak seperti yang diinginkan oleh pihak media. Kemudian, media massa dalam hal ini adalah majalah Maxim masih mengeksploitasi perempuan dengan penggambaran yang tidak imbang karena tidak memikirkan dampak dari adanya foto-foto dan artikel tersebut bagi perempuan.

Penggambaran Perempuan dalam Majalah Perempuan

Penggambaran perempuan dalam majalah wanita sedikit berbeda dengan penggambaran perempuan pada majalah pria. Saya mengatakan sedikit berbeda karena dalam majalah wanita, perempuan juga dipandang sebagai ‘objek’, tetapi perempuan juga dipandang sebagai subjek. Perbedaan mengenai objek yang dimaksud adalah dalam majalah wanita, perempuan juga dianggap sebagai komoditas media, namun cara mengeksposnya lah yang berbeda.

(4)

banyak memunculkan lifestyle yang pasti akan mempengaruhi gaya hidup pembacanya. Oleh karena tekanan media massa yang sangat kuat, justru akan membentuk representasi perempuan sebagaimana diinginkan para pemodal untuk mengembangkan bisnisnya.

Julia I. Suryakusumah mengatakan, “Majalah wanita adalah komoditas ekonomi. Sebagai komoditas, ia berkewajiban menunjang komoditas lainnya. Secara ekonomis, majalah wanita adalah suatu bisnis, yang sebagai lembaga kapitalis yang sehat dan sejati-bertujuan mencari keuntungan dari konsumen, pembacanya.

Saya mengambil contoh majalah Cosmopolitan. Majalah Cosmopolitan memiliki fungsi memberikan dan menyebarkan informasi seputar kehidupan seks, karir, mode dan kecantikan, serta menjalin relasi dengan lawan jenisnya, yaitu pria. Sebagai majalah dengan segmentasi wanita, majalah Cosmopolitan Indonesia memperkenalkan karakter wanita yang disebut "Fun Fearless Female". representasi Fun Fearless Female dalam cover majalah Cosmopolitan yaitu seorang wanita yang dianggap menarik dan mandiri.

Majalah Cosmopolitan menyajikan berbagai rubrik yakni On The Cove; Cosmo Upfront; Love, Sex, & Success; News & Real Life; The Man Manual; Fashion; The Beauty Bible; You, You, You; Offers; dan In Every Issue. Sejauh ini, majalah Cosmopolitan masih mengedepankan kecantikan artifisial sebagai daya tarik perempuan yang ditonjolkan dalam iklan maupun artikel-artikel yang banyak menyorot public figure seperti artis. Pentingnya kecantikan wanita, bagi majalah perempuan tidak hanya dapat ditemukan dalam rubrikasi dan iklan saja, namun juga pada profil yang mereka tampilkan, terutama bila profil tersebut adalah para pesohor.

(5)

mereka bahwa pembaca mereka tidak akan membebaskan diri dari ketertarikan mereka terhadap majalah perempuan.

Kehadiran majalah perempuan yang diharapkan dapat menyuarakan kepentingan perempuan secara lantang, ternyata masih berkutat di sekitar wilayah domestik. Ragam rubrikasi yang ada menunjukkan hal itu, dengan tetap hadirnya kuliner, perawatan rumah, kecantikan, busana, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

L.B. Wiratmo & M. Gifari, Jurnal Studi Gender dan Anak – Representasi Perempuan dalam Majalah Wanita. PSG STAIN Purwokerto, 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Pemakaian kata dalam bentuk bahasa asing juga ditemukan dalam iklan kecantikan yang terdapat pada majalah Aneka Yess!.. Edisi

kemewahan, model perempuan dalam iklan produk Bvlgari di Majalah Harper’s. Bazaar Indonesia edisi Agustus 2010 ini menggunakan seorang

FAUZIAH RAMADHANI, D1215050, REPRESENTASI HEGEMONI BUDAYA POPULER DALAM MAJALAH (Studi Analisis Isi tentang Feminisme, Kecantikan, dan Gaya Hidup dalam Majalah

Beberapa artikel yang diambil dari majalah Dunia Wanita kurang lebih dapat mencerminkan mengenai ide kesetaraan relasi antara laki – laki dan perempuan di

Bagaimanakah representasi perempuan dalam foto iklan di rubrik “ Fashion Spread ” pada Majalah Gogirl edisi Januari-Desember 2012. Apa mitos yang dapat digali dari pemaknaan

Representasi Perempuan Dalam Majalah : Analisis Tekstual terhadap Artikel-Artikel.. .Melina

Kajian Pustaka yang digunakan oleh peneliti untuk mendukung penelitian “kecantikan barat” ini adalah tentang teori majalah sebagai media massa cetak, iklan media cetak,

Selain rubrikasi yang ditetapkan oleh redaktur adalah labeling yang berbentuk gambar-gambar sebagai berikut, Label-label untuk perempuan dalam majalah remaja Olga, yang dikategorikan