• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI PADA M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI PADA M"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Teknologi Komunikasi Ujian Tengah Semester

Social Media dan Adiksinya

Disusun oleh : Rahmatia M 1423013114

Kelas B

Fakultas Ilmu Komunikasi

(2)

Perkembangan teknologi komunikasi dari tahun ke tahun semakin berkembang pesat. Kini kita telah memasuki era dimana kita hidup bergantungan dengan yang dinamakan internet. Dengan adanya internet kita dapat menambah wawasan, mengenal dunia baru dan dapat menjelajai dunia kapan pun. Internet dapat membatu kita dalam menemukan informasi yang kita inginkan. Dengan mengetik saja kita data menemukan informasi apa saja yang kita cari dan yang dapat diakses. Internet mempunyai dampak negative dan positif bagi penggunanya. Tidak hanya internet saja tetapi Media Sosial kerap menjadi hantu bagi Remaja di jaman yang modern ini. Media Sosial meliputi banyak sekali yaitu, Skype, Line, Kakao Talk, Beetalk, Wechat, Facebook, Twitter, Omegle, Instagram, Path, Secret, Tumblr, Askfm dan masih banyak lagi. Remaja di jaman sekarang tidak merasa puas apabila tidak memiliki akun resmi media social tersebut. Mereka akan terus mengikuti perkembangan jaman yang semakin dibiarkan akan menjadi momok bagi kita semua. Kerap kali penggunaan Media Social sering disalah gunakan, mulai dari teman media social yang akhirnya memutuskan bertemu lalu terjadi kejadian yang tidak diinginkan.

Perbedaan yang dialami di era yang sekarang ini sangat jelas terlihat di kehidupan nyata. Little john menuliskan pada bukunya tentang teori media baru yang menyatakan dua perbedaan dengan era media pertama dengan media baru yaitu :

 Pendekatan intruksi social : membedakann media menurut seberapa dekat media dengan model interaksi tatap muka. Dunia maya memberikan tempat pertemuan semua yang memperluas dunia social, menciptakan peluang pengetahuan baru, dan menyediakan tempat untuk berbagi pandangan secara luas.

 Integrasi social : menggambarkan media bukan dalam bentuk informasi, interaksi atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat.

(3)

Contohnya saja dalam media social yang dinamakan Tumbrl, Tumbrl selalu menyediakan gambar-gambar dengan quote-quote yang amat bagus. Pada suatu ketika seseorang bule memposting gambar tangannya yang sedang menarik tangan pasangannya sambil melihat ke arah pantai. Gambar tersebut akhirnya booming dan banyak sekali remaja yang meniruhkannya. Tak hanya meniruhkannya mereka juga memparodikan adegan tersebut agar dapat dijadikan bahan candaan.

Internet seolah-olah dapat menguasai diri kita dalam hitungan menit. Tidak hanya informasi saja yang kita dapatkan dari internet tetapi internet juga menyediakan fasilitas yang cukup fantastis. Davis (2001a) menyebutkan beberapa jenis fasilitas pada internet yang dapat memicu terjadinya kecanduan. Beberapa fasilitas tersebut antara lain onlinesex, online games, online casino, online stock trading, online auctions. Dalam tulisannya yang lain, davis (2001b) menyebutkan dua jenis kecanduan internet, yaitu kecanduan internet spesifik untuk menggambarkan seseorang yang kecanduan hanya pada satu fasilitas yang ditawarkan oleh internet dan kecanduan internet umum untuk menggambarkan seseorang yang kecandun semua fasilitas secara keseluruhan.

Chaplin (1975) dua decade sebelumnya mendefinisikan addiction di dalam dictionary of psychology sebagai the state of being physically dependent upon drug. Dengan demikian sesuai terjemahannya sebagai kecanduan. Kecanduan berati bentukan dari kata Indonesia digunakan untuk menunjukan suatu keadaan dimana seseorang mengalami ketergantungan kepada candu. Suller (1996) mengutip criteria kecanduan yang kerap dan biasa digunakan oleh para ahli psikologi. Menurut suller, seseorang dinyatakan telah kecanduan suatu stimulus jika,

1. Sampai melalaikan hal-hal penting karena stimulus tersebut.

2. Hubungan dengan orang-orang terdekatnya terganggu karena stimulus tersebut.

3. Orang-orang yang dekat dengannya mengeluh, terganggu, kecewa dan merasa diabaikan karena stimulus tersebut.

4. Marah, tersinggung dan tidak suka jika perilakunya tersebut dikritik. 5. Merahasiakan atau menutup-nutupi perilakunya tersebut.

(4)

Little john mengemukakan tentang Teori ketergantungan yang memperkirakan bahwa anda bergantung pada informasi media untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan mencapai tujuan tertentu.

2 faktor yang menentukan seberapa bergantungnya anda terhadap media

1. Anda akan menjadi lebih bergantung pada media yang memenuhi beberapa kebutuhan anda daripada media yang hanya sedikit memuaskan saja. Media dapat menjalankan beberpa fungsi, seperti memantau aktivitas pemerintah, melporkan berita, dan memberikan hiburan.

2. Stabilitas social : ketika perubahan social dan konflik meningkat, institusi, keyakinan, dan kegiatan yang sudah terbentuk mulai ditentang, mendorong adanya penilaian ulang dan mungkin pilihan-pilihan baru yang terkait dengan kosumsi media.

Contohnya saja seseorang yang gemar membuka aplikasi detik.com pada smartphonennya maka orang tersebut telah memenuhi kebutuhannya untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, tidak hanya itu saja tetapi juga detik.com juga memberika bermacam artikel hiburan. Jadi, kebutuhan seseorang dapat terbutuhi dengan satu aplikasi saja. Dan apabila ia telah mengalami kecanduan terhadap aplikasi detik.com maka ia akan merasa gelisa dan resah pada saat tidak membuka aplikasi tersebut. Seperti yang dilansirkan pada beberapa ahli teori bahwa orang yang telah mengalami kecanduan akan lebih resah dan gelisah apabila tidak membuka aplikasi yang telah menutupi kebutuhannya.

(5)

Disisi lain kecanduan juga diklasifikasikan menurut intensitas penggunaannya. Paratelli dkk (1999) membagi penggunaan internet dalam empat model.

1. Model pertama adalah gangguan perilaku berupa penggunaan internet secara berlebihan 2. Model kedua adalah penggunaan internet secara fungsional, produktif dan bermakna. 3. Model ketiga adalah penggunaan internet untuk mendapatkan kepuasan seksual dan atau

mendapat keuntungan social. Dalam model ketiga ini sering digunakan oleh orang yang pemalu untuk bersosialisasi atau mengekspresikan fantasinya.

4. Model keempat adalah individu yang tidak atau hanya tertarik pada internet.

Yang lebih mengarah pada kecanduan adalah model yang pertama. Karena pada model yang pertama kita banyak menemui remaja saat ini dapat dengan mudah melupakan kewajibannya yang merupakan peran sebagai pelajar atau mahasiswa/i. contohnya saja lebih dari sekian banyak remaja di Indonesia meminstall apilkasi yang dinamakan instagram. Terdapat banyak sekali orang yang memposting seluruh badan nya dengan pakaian yang bisa dibilang memiliki merek ternama dan memberinya hastag berupa #ootd (outfit of the day) entah siapa pelopor hastag tersebut danapa motif mereka. Dalam buku little john menyatakan tentang teori kognitif social yang berisikan bahwa perilaku seseorang dimulai dari melihat dan akhirnya menirukan. Orang yang memposting #ootd dalam akun instagram mereka secara tidak sadar telah mengalami perubahan kognitif social karena orang tersebut terkadang meniru dengan persis apa yang dia lihat sebelumnya.

Kriteria yang disebutkan oleh Young (1996-1999) criteria berjudi untuk membedakan antara orang yang kecanduan internet dan yang tidak sampai kecanduan. Criteria tersebut adalah:

a. Merasa keasikan dengan internet.

b. Perlu waktu tambahan dalam mencapai kepuasa sewaktu menggunakan internet. c. Tidak mampu mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet.

d. Merasa gelisah, murung, depresi, atau lekas marah ketika berusaha mengurangi atau mengehentikan penggunaan internet.

e. Mengakses lebih lama dari yang diharapkan

f. Kehilangan orang-orang terdekat, pekerjaan, kesempatan pendidikan, atau karier gara-gara penggunaan internet.

(6)

h. Menggunakan internet sebagai jalan keluar mengatasi masalah atau menghilangkan perasaan seperti keadaan tidak berdaya, rasa bersalah, kegelisahan atau depresi.

Freitag dan weaver (2002) menyatakan gejala-gejala dari kecanduan internet a. Keasyikan dengan internet dan selalu memikirkannya selagi offline. b. Selalu menambah waktu online

c. Tidak mampu untuk mengontrol penggunaan internet. d. Lekas marah dan gelisah bila tidak sedang online. e. Menggunakan internet sebagai pelarian dari masalah.

f. Membohongi keluarga atau teman mengenai jumlah waktu yang digunakan untuk online. g. Kehilangan teman, pekerjaan ataupun kesempatan pendidikan karier karena penggunaan

internet

h. Terus menggunakan internet walaupun dana untuk online menipis.

i. Depresi, kemurungan, kegelisahan dan kecemasan jika tidak menggunakan internet. j. Mengalami gangguan tidur atau perubahan pola tidur akibat penggunaan internet. k. Merasa bersalah dan penyesalan yang dalam akibat penggunaan internet.

Kecanduan internet menurut ahli jiwa Ivan Goldberg terbagi menjadi tiga yaitu : a. Sering lupa waktu

b. Gejala menarik diri

c. Munculnya sebuah kebutuhan konstan untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan d. Kebutuhan akan peralatan computer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih banyak

untuk dimiliki

e. Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara social dan kelelahan.

Young (1999) mengkatagorikan jenis aktivitas yang dilakukan para pengguna internet, young membagi kecanduan internet ini dalam lima katagori, yaitu

1. Cybersexsual addiction, yaitu seseorang yang melakukan penelusuran dalam situs-situs porno atau cybersex secara komplusif.

2. Cyber – relationship addiction, yaitu seseorang yang hanyut dalam pertemanan melalui dunia cyber.

3. Net compulsion, yaitu seseorang yang terobsesi pada situs-situs perdagangan atau perjudian.

(7)

Dari teori yang didapat, dapat disimpulkan bahwa internet khususnya media social benar-benar dapat memberikan efek negative bagi penggunanya. Salah satu contohnya ialah kecanduan, orang yang mengalami kecanduan akan lebih sering menutup diri dari dunia nyata danmenikmati dunianya sendiri yang lebih asyik yaitu dunia maya. Dimana dunia tersebut tidak nyata. Orang yang mengalami kecanduan akan cenderung meluapkan seluruh waktu dan apa yang dia punya kepada hal yang telah memuaskannya yaitu Media Social.

Orang yang mengalami kecanduan Media Social berupa Path, orang tersebut akan selalu memposting apa yang dia pikirkan, kemana dia pergi, gambar yang dapat merubah kognitif, afektif dan konatifnya, dan apa yang ia tonton dan dengarkan. Dan orang tersebut akan membuka aplikasi Path setiap menit dalam kehidupannya. Bahkan hal tersebut benar-benar akan berdampak lebih parah lagi apabila tidak segera disadari dan ditindak lanjuti.

Begitu pun juga instagram, orang akan cenderung mengabadikan setiap kegiatan atau apa yang dia liat entah itu baik atau buruk dan mempostingnya ke dalam akun instagramnya. Setiap menit ia akan selalu mengecek aplikasi tersebut dan melihat seberapa banyak orang yang akan memberikan coment dan like nya. Apabila setelah beberapa menit tidak ada satupun yang memberikan like atau coment seperti yang diharapkan maka orang tersebut akan merasakan jengkel atau marah terhadap dirinya sendiri.

Orang yang telah mengalami kecanduan Media Social akan merasa kan handphone nya bergetar karena notification yang telah dipasang pada setiap aplikasi yang orang itu miliki, padahal pada nyatanya handphone tersebut tidak bergetar dan tidak ada notification yang masuk.

Sebagai generasi penerus bangsa kita seharusnya tau porsi kita dalam menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh internet dan menggunakannya dengan baik. Apabila kita tetap tidak pada porsi kita dan akhirnya mengalami kecanduan maka kita akan kehilangan orang-orang nyata yang peduli dengan kita dan juga waktu yang telah kita buang.

Daftar Pustaka

Babington, L. M,; Christensen,M. H.; Patsdaughter, C.A 2002. Caught in the Web of Internet Addiction. http://nsweb.nursingspectrum.com/ce/ce128.htm

Chaplin, J.P 1975. Dictionary of Psychology. New York: Dell Publishing Co.Inc.

Davis, R.A 2001a. What Is Internet Addiction?

http://www.victoriapoint.cnv/internetaddiction/internet_addiction.htm

(8)

Freitag, N.B., Weaver, J. 2002. Are you an internet Addict? http://www.gwsae.org/executiveupdate/2002/April/ElectronicIssue/InternetAddict.htm

Pratarelli, M.E Browne, B.L., dan Johnson, K.J. 1999. The bits and bytes of computer/Internet addiction: a factor analytic approach. Behavior Research Methods, Instrument & Computer, 31, pp.305-314.

Suller, J.1996. Computer and Cyberspace Addiction. http://www.rider.edu/index.html

Young, K.S (1996). Internet addiction: the emergence of a new clinical disorder. Paper presented at the American Psychological Association, August 11, 1996. Toronto. http://netaddiction.com/ Young, K.S 1999. Internet Addiction: symptoms,evaluation, and treatment. In L. VandeCreek & T. Jackson (Eds.) Innovations in Clinical Sarasota, FL: Professional Resource Press. http://netaddiction.com

Soetjipto, Helly P. (2005). Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan Internet. Jurnal Psikologi Volume 32, No.2 74-91. Yogyakarta : Unit Publikasi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Nurmandia Heny, Wigati Denok, & Maslucah Luluk. (2013). Hubungan Antara Kemampuan Sosialisasi Dengan Kecanduan Jejaring Sosial. Jurnal Penelitian Psikologi Volume 04, No.2 107-119. Jombang : Fakultas Psikologi Universitas Darul ‘Ulum

Littlejohn, Stephen W., Foss, Karen A., Theories of Human Communication, 9th ed. Wadsworth

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sesudah empat lima kali sia-sia mencoba membebaskan diri dari lubang maut, biasanya semut (atau lalat) kehabisan tenaga dan tenggelam pasrah untuk selama-lamanya (Slamet

Pera/atn Kesehatan 4asyarakat (Perkesmas) Pencatatan di 7ormat ;suhan Kepera/atan Dan Register Di kohort Keluarga Kemudian semuanya direkap di laporan bulanan perkesmas

 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun

Oleh karena itu informasi tentang kesehatan gigi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan yang tidak bisa dipisahkan dan penting dalam menunjang kualitas

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh subtitusi minyak sawit oleh minyak ikan lemuru dan suplementasi vitamin E dalam ransum ayam broiler terhadap

perubahan keempat ini adalah Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden

Banyak metoda yang bisa digunakan sebagai pendekatan penentuan tarif tersebut, e.g Metoda Besar Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan (BKBOK), Kemauan Membayar (Willingness To Pay