• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONFLIK SOSIAL dalam politik lok (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONFLIK SOSIAL dalam politik lok (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KONFLIK SOSIAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(2)
(3)

membongkar struktur dan kultur dalam masyarakat yang masih diskriminatif. Kita tidak boleh lagi menyerahkan segala urusan kepada pemerintah sebagaimana yang sudah-sudah. Karena dengan begitu kita sebagai warga negara akan semakin kehilangan peran strategis, sementara pemerintah akan semakin dominan. Inilah momentum yang tepat bagi segenapwarga negara Indonesia untuk berpartisipasi semaksimal mungkin dalam mengarahkandan mengendalikan proses transisi bangsa dan negara ini menuju demokrasi yang sejati, atau minimal demokrasi yang stabil (stable democracy)Selama berabad-abad, suku-suku bangsa di Indonesia umumnya hidup rukun tanpa benturan yang berarti. Falsafat Pancasila yang bertumpu pada agama lewat KetuhananYang Maha Esa memberi konsep kedamaian abadi. Tiba-tiba pada masa reformasi, konflik kesukubangsaan, agama, pelapisan masyarakat sepertinya ikut mengusik kerukunan itu, seolah-olah menyimbolkan kemerdekaan dari depresi yang mendalam. Ibaratpanas setahun dihapuskan hujan sehari. Semacam muncul stimulus perubah kepribadian pelbagai pihak dalam waktu sekejap.

B. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalh berikut ialah mahasiswa dapat memiliki pemahaman tentang salahsatu bentuk gambaran bencana social seperti konflik social.

Setelah mempelajari makalah berikut ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami :

1. Pengertian bencana social 2. Contoh-contoh bencana social 3. Latarbelakang bencana sosial 4. Proses bencana social

(4)

BAB II

ASSESSMEN MASALAH

A. Pernyataan masalah

Bencana social

Suatu kondisi atau suatu situasi yang disebabkan oleh perubahan manusia, yang bersifat mendadak maupun yang bersifat berangsur – angsur, yang menyebabkan kekacauan dan kerugian secara meluas dan kehidupan materi, serta lingkungan sedemikian rupa sehingga melampaui kemampuan sumber dayanya sendiri.

Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.Konflik adalah sesuatu yang wajar terjadi di masyarakat, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat.Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yangtidak sempurna dapat menciptakan konflik

Deteksi dini bencana sosial

Suatu upaya yang ditujukan untuk menemukenali dan atau menganalisis potensi munculnya bencana sosial. Aktifitas ini meliputi pengenalpastian serta memahami berbagai penyebab munculnya bencana sosial dan konflik sosial maupun kekerasan dengan ditinjau dari berbagai sudut pandang. Kegiatan ini bukanlah sebagai suatu kegiatan sekali selesai, melainkan dilakukan terus menerus seiring dengan perkembangan situasi.

Kerusuhan

(5)

kerusuhan kehilangan haarta benda yang dimiliki, akibatnya muncul keluarga miskin baru, sementara itu, jumlah penduduk miskin di Indonesia sudah cukup banyak yang ditandai dengan kerentanan, ketidak berdayaan, keterisolasian, ketidak mampuan menyampaikan aspirasi dan memanfaatkan akses pelayana social.

Salah satu penyelesaian masalah kemiskinan aadalah memanangani korban kerusuahan dimana jadi komunitas pengungsi. Penyelesain masalah pengungsi diupayakan secara bertahap dan lintas sector. Tahun 2001 lahir keputusan pemerintah sebagai hasil kepeutusan sidang cabinet terbatas bidang kesejahteraan social.

Pada tahun 2003 pemerintah telah bertekat bahwa penanganan pengungsi dianggap selesai pada akhir agustus 2003, sehingga tidak ada lagi masalah pengungsi yang menjadi beban pemerintah.

B. Siapa yang mengalami

Yang mengalami bencana social adalah sebagai berikut:

1. Orang tersingkir

Hoffer (1988) mengemukakan suatu pandangan kontrofersial dalam ilmu – ilmu social yang sejalan dengan pokok pikiran tentang gerakan masa dan perubahan social yaitu: golongan tercampak atau kaum tersingkir sering menjadi bahan mentah masa depan suatu bangsa. Kaum tersinggkir yang tidak puas ini dapat menjelma dalam beraneka ragam bentuk yang berbda satu sama lain akan tetapi memiliki sifat dasar yang sama, yaitu berusaha menyalurkan ketidkpuasannya kedalam pemberontakan yang keras. Kaum tersinggkir ini dapat berupa kaum miskin gelandangan , para penjahat, pelaku ekonomi yang bangkrut, dll.

2. Org miskin merdeka

Orang miskin yang menganggap bahwa kemiskinannya adalah akibat struktur yang ada diatasnya yang meninndas dan merugikannya juga tidak akan mengungkap rasa kekecewaannya jika mereka tidak memiliki kesempatan untuk itu . dan biasanya kaum miskin ini mengungkap kekecewaannya dalam kekerasan konflik, kebebasan mengemukakan pendapat dan juga kebebasan pengungkapan kekecewaan termasuk kebebasan mengungkapkan kekerasannya adalah orang yang paling keras dalam kekerasan komunal.

3. Orang canggung

(6)

Kelompok canggung seperti ini akan menumpahkan sepenuhnya kekecewaan kedalam gerakan yang menurutnya akan menjadi sarana untuk membongkar hambatan, yang sering kali dengan kekerasan dan konflik dengan kelompok lain. Kelompok ini terdiri dari remaja, lulusan sekolah tinggi yang menganggur, para pendatang baru, buruh, pedagang kecil. Dll. 4. Orang yg mementingkan diri sendiri

Orang yang mementingkan diri sendiri sangat mudah merasa kecewa dan tidak puas semakin besar rasa mementingkan diri sendiri, semakin tajam rasa kecewanya karena tidak sejalan dengan kondisi nyata dalam kehidupannya.

5. Minoritas Propokator Konflik Bencana Sosial

Golongan minoritas tetap berada dalam kedudukan yang sangat berbahaya sekalipun perlindungan hukum atau kekuatan senjata yang dinikmatinya. Oarng minoritas ini berusaha untuk mempertahankan cirri hasnya yang berbeda dan lebih mudah tersurut untuk konflik terutama ynag berkaitan dengan dorongan untuk memandang kelompoknya sebagai kelompok yang tertindas dan memandang kelompok mayoritas sebagai kelompok yang harus disingkirkan.

C. Cirri – cirri masalah

Ciri-ciri konflik dapat ditandai dari :

a. Ciri peristiwa dalam sehari – hari Pada tahap ini tidak begitu mengancam dan paling mudah untuk dikelola karena memiliki ciri-ciri:

a). Terjadinya secara terus menerus sehingga merupakan kebiasaan dan hanya memerlukan sedikit perhatian.

b). Ditandai oleh perasaan jengkel sehari-hari namun berlalu begitu saja dan munculnya tidak menentu.

c). Walaupun ada perasaan tidak cocok, kadang-kadang marah tetapi emosinya cepat mereda.

b. Ciri tantangan Pada tahap ini ditandai dengan sikap kalah atau menang berupa: a). Kekalahan tampaknya lebih besar karena yang bersangkutan terikat dengan masalah.

b). Pada tahap ini pengelolaannya tidak dapat dilakukan secara sabar dan hati-hati karena setiap orang berkaitan dengan masalah yang kompleks. c). Kelompok yang bersaing tidak suka mencari fakta yang akurat tentang lawan sainganya sebab tingkat kepecayaannya sudah menurun.

(7)

c. Ciri pertentangan /pertikaian Pada tahap ini keinginan untuk menang sangat kuat sekaligus untuk mencederai serta menghilangkan keberadaan kelompok lain, dengan pemikiran bahwa:

a). Konflik telah meningkat dalam eskalasi yang sangat tinggi. b). Harus ada korban

c). Harus ada yang dihukum

d). Ada upaya untuk memperpanjang konflik e). Salah satu kelompok harus tidak eksis lagi. D. Sebab – sebab masalah

a. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. b. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk

pribadi-pribadi yang berbeda pula. seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.

c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, diantaranya menyangkut bidang ekonomi, politik, dan sosial.

d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.3. Jenis-jenis konflikMenurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :

e. konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)

f. konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank). g. konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan

massa).

h. konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).

E. Klasifikasi masalah

Macam-Macam Konflik Sosial serta klasifikasi, bentuk dan jenis konflik sosial

(8)

Namun, dalam kenyataannya ditemukan banyak konflik dengan bentuk dan jenis yang beragam. Soerjono Soekanto (1989:90) berusaha mengklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik tersebut. Menurutnya, konflik mempunyai beberapa bentuk khusus, yaitu:

a. Konflik Pribadi

Konflik terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain. Umumnya konflik pribadi diawali perasaan tidak suka terhadap orang lain, yang pada akhirnya melahirkan perasaan benci yang mendalam. Perasaan ini mendorong tersebut untuk memaki, menghina, bahkan memusnahkan pihak lawan. Pada dasarnya konflik pribadi sering terjadi dalam masyarakat.

b. Konflik Rasial

Konfilk rasial umumnya terjadi di suatu negara yang memiliki keragaman suku dan ras. Lantas, apa yang dimaksud dengan ras? Ras merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri biologisnya, seperti bentuk muka, bentuk hidung, warna kulit, dan warna rambut. Secara umum ras di dunia dikelompokkan menjadi lima ras, yaitu Australoid, Mongoloid, Kaukasoid, Negroid, dan ras-ras khusus. Hal ini berarti kehidupan dunia berpotensi munculnya konflik juga jika perbedaan antarras dipertajam.

c. Konflik Antarkelas Sosial

Terjadinya kelas-kelas di masyarakat karena adanya sesuatu yang dihargai, seperti kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan. Kesemua itu menjadi dasar penempatan seseorang dalam kelas-kelas sosial, yaitu kelas sosial atas, menengah, dan bawah. Seseorang yang memiliki kekayaan dan kekuasaan yang besar menempati posisi atas, sedangkan orang yang tidak memiliki kekayaan dan kekuasaan berada pada posisi bawah. Dari setiap kelas mengandung hak dan kewajiban serta kepentingan yang berbeda-beda. Jika perbedaan ini tidak dapat terjembatani, maka situasi kondisi tersebut mampu memicu munculnya konflik rasial.

d. Konflik Politik Antargolongan dalam Satu Masyarakat maupun antara Negara-Negara yang Berdaulat

(9)

sehingga terjadi pertentangan antara kelompok masyarakat yang setuju dengan kelompok yang tidak menyetujuinya.

e. Konflik Bersifat Internasional

Konflik internasional biasanya terjadi karena perbedaanperbedaan kepentingan di mana menyangkut kedaulatan negara yang saling berkonflik. Karena mencakup suatu negara, maka akibat konflik ini dirasakan oleh seluruh rakyat dalam suatu negara. Apabila kita mau merenungkan sejenak, pada umumnya konflik internasional selalu berlangsung dalam kurun waktu yang lama dan pada akhirnya menimbulkan perang antarbangsa

Bencana social konflik ada berbagai macam ragamnya, bentuknya, dan jenisnya. Soetopo (1999) mengklasifikasikan jenis bencana konflik, di pandang dari segi materinya menjadi 4, yaitu:

1. Konflik tujuan.

Konflik tujuan akan terjadi jika terdapat dua tujuan yang kontradiktif 2. Konflik peranan

Konflik peranan muncul karena manusia memiliki lebih dari 1 peranan dan tiap peranan tidah selalu memiliki kepentingan yang sama.

3. Konflik nilai

Konflik ini dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak selalu sama sehingga konflik dapat terjadi antara individu maupun individu dengan yang lain.

4. Konflik kebijakan

Konflik kebijakan akan terjadi karena adanya ketidaksetujuan individu atau kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemukakan oleh satu pihak dan kebijakan lainnya.

F. Potensi dan system sumber yang ada , termasuk lembaga pelayanan social yang mengalami masalah tersebut

Kelembagaan Penyelesaian Konflik

Melalui Pranata Adat dan Pembentukan Komisi Penyelesaian Konflik Sosial a. Lembaga Adat Penyelesaian Konflik

· Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengakui peran lembaga-lembaga adat yang sudah ada.

· Pengertian mengakui, artinya bahwa pemerintah menghargai dan mengakui semua putusan lembaga adat mengenai penyelesaian suatu konflik sosial.

(10)

· Pembentukan Komisi

· Pembentukan Komisi di Daerah · Keanggotaan Komisi

· Berhentinya Keanggotaan · Tugas Komisi

· Wewenang Komisi

· Pembentukan Tim Pencari Fakta · Mekanisme Penyelesaian Konflik · Sekretariat Komisi

· Delegasi Pengaturan lebih lanjut pengenai pengelolaan konflik

c. Peranserta Masyarakat · Hak peran serta.

· Bentuk Peranserta (Pembiayaan, bantuan teknis, penyediaan kebutuhan dasar

minimal bagi korban, dan/atau, bantuan tenaga). · Peranserta masyarakat internasional.

(11)

RENCANA INTERVENSI

A. Program kegiatan

Beberapa focus yang mendasari pelaksanaan suatu program:

a. Hal-hal terpenting dalam pergeseran paradigma :

· PB tidak terfokus pada saat terjadi bencana tetapi lebih pada keseluruhan aspek : sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana (manajemen risiko)

· Perlindungan masyarakat dari ancaman bencana oleh Pemerintah merupakan wujud pemenuhan hak asasi rakyat dan bukan semata-mata karena kewajiban pemerintah

· PB. Menjadi urusan bersama antara pemerintah, masyarakat, LSM, dan pemangku kepentingan

b. Penanganan Konflik

· Serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam situasi dan peristiwa sebelum, pada saat maupun sesudah terjadi konflik yang mencakup kegiatan

o pencegahan konflik,

Ø Memelihara kondisi damai di masyarakat.

Ø Mengembangkan penyelesaian perselisihan secara damai; Ø Meredam potensi konflik;

Ø Mengembangkan sistem peringatan dini. o penghentian konflik

Ø Penghentian kekerasan.

Ø Pernyataan status keadaan konflik.

Ø Tindakan darurat penyelamatan dan perlindungan korban; dan/atau Ø Bantuan pengerahan sumber daya TNI.

c. Penghentian Kekerasan

· Koordinasi dan Komando POLRI.

· Kegiatan Penghentian: pemisahan kedua kelompok dan perampasan senjata.

· Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam menghentikan konflik: menetapkan demarkasi, menetapkan zona konflik, melarang melakukan kegiatan tertentu, melarang berkumpul.

d. Penanganan Darurat Penyelamatan Korban · Tanggungjawab Pemerintah/Pemerintah Daerah

(12)

· penegakan hukum, pengaturan mobilitas orang. e. Rekonstruksi

· Pemulihan dan peningkatan fungsi pelayanan publik daerah konflik; · Penegakan hukum;

· Pemulihan dan pemerataan aset dan akses pendidikan, kesehatan serta mata pencaharian;

· Perbaikan sarana dan prasarana umum daerah konflik;

· Perbaikan berbagai struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, termasuk kesenjangan ekonomi;

· peningkatan sikap toleransi dan kerukunan antarkelompok dan golongan masyarakat yang berkonflik;

· pengembangan berbagai proses dan sistem yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya keadilan, perdamaian, pengampunan, rekonsiliasi, pengakuan;

· pemberdayaan masyarakat menuju perecepatan proses rekonstruksi. F. f. Rehabilitasi

§ Pemulihan sosial, ekonomi, budaya dan keamanan serta ketertiban. § Perbaikan dan pengembangan lingkungan/daerah perdamaian.

§ Peningkatan pendidikan toleransi dalam upaya pembangunan perdamaian. § Mendorong terciptanya relasi sosial yang adil bagi kesejahteraan

masyarakat berkaitan langsung dengan hak-hak dasar masyarakat

§ Mendorong optimalisasi fungsi kearifan lokal dalam penyelesaian konflik. § Mendorong terbukanya partisipasi masyarakat untuk perdamaian.

§ Pemulihan sosial psikologis korban konflik dan perlindungan kelompok rentan.

§ Mengembangkan bentuk-bentuk resolusi konflik untuk memelihara kelangsungan perdamaian

§ Penegakan aparat hukum dan pemerintahan yang bersih.

§ Penguatan terciptanya kebijakan publik yang mendorong pembangunan perdamaian berbasiskan hak-hak masyarakat.

§ penguatan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang perdamaian dan rekonsiliasi, pemulihan ekonomi, pemulihan hak-hak keperdataan, dan pemulihan pelayanan pemerintahan.

Program Kegiatan:

KESERASIAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT (KSBM)

(13)

1. Daerah yang pernah mengalami bencana sosial 2. Daerah rawan bencana sosial

3. Wilayah konsentrasi korban bencana sosial B. Bentuk bantuan

1. Bantuan dalam bentuk uang tunai

2. Bantuan untuk masyarakat di Desa/Kelurahan berdasarkan musyawarah, bukan untuk perorangan

3. Bantuan diwujudkan dalam kegiatan fisik dan non fisik.

C. Bentuk kegiatan 1. Kegiatan fisik

a. Pembuatan/rehabilitasi jalan desa yang bukan menjadi sasaran PU/Pemda b. Rehabilitasi sarana ibadah

c. Pembuatan talut/tanggul/gorong-gorong d. Pembangunan balai pertemuan warga e. Pembuatan lapangan olah raga

f. Rehabilitasi saluran air lingkungan

g. Pengadaan sarana air bersih ( MCK, sumur umum,pipanisasi ) h. Pembuatan keranda dan tempat persemayaman

i. Pembuatan sarana penerangan lingkungan j. Pembuatan tugu keserasian sosial

2. Kegiatan non fisik

Aksi bersama dalam bentuk padat karya dengan dana maksimal 2 % dari jumlah bantuan keserasian sosial atau Rp. 2.000.000 selama 6 bulan

3. Kegiatan penunjang

Merupakan kegiatan yang melekat pada bidang tugas pelaksana yaitu untuk operasional forum keserasian sosial sebesar Rp.

5.000.000,-D. Indikator Keberhasilan

1. Tersalurkannya bantuan Keserasian Sosial.

2. Termanfaatkannya bantuan yang telah disalurkan.

3. Terjalinnya Keserasian Sosial, Keharmonisan di masyarakat Wilayah sasaran.

4. Terciptanya Keserasian Sosial di Masyarakat. 5. Terwujudnya Ketahanan Sosial.

PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2011 SERTA PRIORITAS

PEMBANGUNAN BIDANG BANTUAN DAN JAMINAN SOSIAL MENUJU TAHAP PERCEPATAN TAHAP II

(14)

1. Pra bencana

a. Pelatihan relawan penanggulangan bencana alam b. Pemantapan TAGANA

c. Pengembangan kesiapsiagaan penanggulangan bencana sosial d. Deteksi dini daerah rawan bencana sosial

e. Sarasehan kearifan lokal daerah rawan bencana sosial 2. Saat bencana

a. Penyelenggaraan dapur umum b. Bantuan pemenuhan bantuan dasar

c. Pendirian posko dan tempat pengungsian

d. Pengerahan TAGANA

3. Paska bencana

a. Penyiapan tempat penampungan sementara korban bencana b. Pemugaran rumah yang masih dapat diperbaiki

c. Bantuan Bahan Bangunan Rumah [BBR]

b. HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN TAHUN 2011

1. Seksi pkba & sosial

a. Laporan kejadian bencana tepat waktu dan akurat

b. Kejadian bencana dengan korban kurang dari 20 menjadi tangggungjawab Kabupaten/Kota, jumlah korban sampai dengan 30 menjadi tanggungjawab Provinsi, dan selebihnya diatas 30 menjadi tanggungjawab Kementerian Sosial RI

c. Korban yang dapat dimintakan bantuannya adalah korban kejadian pada tahun anggaran berjalan

d. Buffer Stock untuk kesiapsiagaan bencana diperuntukkan bagi korban bencana yang akan datang

e. Buffer stock harus dilaporkan secara berkala dan bantuan yang sudah disalurkan untuk segera dipertanggungjawabkan

f. Cadangan Beras Pemerintah Kabupaten/Kota agar dimanfaatkan dalam keadaan darurat (emergency)

g. Pengoptimalkan Tagana dalam penanganan bencana.

2. Seksi ktk & pm

a. Pekerja Migran yang sudah pulang ke daerah asal agar didata dan ditindaklanjuti, diberdayakan dengan pelatihan ketrampilan dan atau bantuan stimulan modal Usaha Ekonomis Produktif agar tidak muncul lagi permasalahan yang sama

(15)

c. KTK & Pekerja Migran mengalami masalah psikologis, exploitasi, perlakuan salah dan diskriminasi dari pihak manapun perlu perlindungan [perlu adanya shelter di daerah Kabupaten/Kota

d. Calon pekerja migran langsung berhubungan dengan agen/calo, sehingga pemerintah daerah dan instansi terkait sulit melakukan pemantauan secara menyeluruh

e. Peraturan Daerah yang mengatur perlindungan KTK & pekerja migran belum tersedia secara merata di daerah sehingga upaya perlindungan pekerja migran tidak dapat dilakukan secara mendasar

f. Pembentukan Satgas Kab/Kota perlu untuk perlindungan para pekerja migran. Para pekerja migran harus lapor ketika berangkat atau datang ke Kepala Desa

4. Seksi pub & ujs

a. Masih terdapat penyelenggaraan Undian Gratis berhadiah di Kabupaten/Kota belum melakukan perizinan ke Kementerian Sosial RI dan hanya diberikan rekomendasi oleh Kabupaten/Kota untuk penyelenggaraan undian

b. Untuk kegiatan Askesos tahun 2011 maka Kabupaten/Kota sudah dapat mengusulkan lembaga-lembaga yang dipandang layak menjadi penyelenggara selanjutnya akan diseleksi untuk ditetapkan sebagai penyelenggara

c. Pengelola Askesos agar menyerahkan laporan triwulan ke Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

d. Bagi pengelola Askesos yang telah berlangsung lebih dari 2 tahun dan jumlah peserta 200 orang dapat diusulkan untuk memperoleh tambahan bantuan dengan membuat proposal

e. Walaupun program BKSP sekarang sudah tidak ada, namun pelaksana BKSP masih harus tetap melanjutkan penyantunannya dan tetap melaporkan kegiatannya karena bantuan kepada PMKS non potensial tersebut adalah bantuan tetap dan berkelanjutan

f. Kebijakan bidang Banjamsos pada tahun 2011 dan selanjutnya haruslah dipertajam dengan memprioritaskan dan fokus dalam bentuk upaya preventif dan kesiapsiagaan, deteksi dini, mitigasi dan upaya pencegahan lainnya

g. Penajaman kebijakan bidang Banjamsos dengan mengembangkan jaringan sosial di tingkat Desa/Kelurahan dengan melibatkan unsur masyarakat secara langsung

(16)

i. Merumuskan dan mengimplementasikan mekanisme koordinasi dan jaringan kerja antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan kegiatan

j. Mengevaluasi capaian kinerja dalam pelayanan dan pemberian bantuan sosial ke masyarakat

SISTEM KETAHANAN KEBAKARAN LINGKUNGAN

a. Kendaraan bermotor pengguna isyarat dan sirene (UU Lalu-lintas N0.22/ 2009 psl 6). Hanya dapat digunakan pada kendaraan bermotor :

1. Peetugas POLRI. 2. Pengawalan TNI. 3. Pengangkut Tahanan. 4. Pemadam Kebakaran. 5. Ambulance.

6. Palang Merah.

7. Penanganan Bencana. 8. Pengikut Jenasah.

b. Pengutamaan Petugas (UU Lalu-lintas N0.22 / 2009. psl. 104 ayat 1).

1. Memberhentikan arus lalu-lintas dan 2. Pengguna jalan.

3. Memerintahkan pengguna jalan 4. Untuk jalan terus.

5. Mempercepat arus lalu-lintas. 6. Memperlambat arus lalu-lintas. 7. Mengalihkan arus lalu-lintas.

c. Perioritas Kendaraan (UU Lalu-lintas N0.22 / 2009. psl. 134). 1. Pemadam kebakaran yang sedang bertugas.

2. Ambulance pengangkut orang sakit.

3. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu-lintas.

4. Kendaraan pimpinan lembaga negara republik indonesia.

5. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga international yang menjadi tamu negara.

6. Iring-iringan pengantar jenasah.

7. Konvoi dan / atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut kepentingan petugas kepolisian negara republik indonesia.

(17)

a. Pendekatan Agama

Pendekatan ini bersifat individual dalam arti sangat berhubungan dengan keyakinan masing-masing orang terhadap ajaran agamanya . Semakin orang yakin akan ajaran agamanya, semakin pendekatan ini effektif kegunaannya. Melalui pendekatan agama diajarkan bahwa masalah sosial timbul bila terjadi pelanggaran terhadap norma-norma agamanya. Pelanggaran terhadap norma agama akan mendapat sanksi yang kadang sifatnya sangat abstrak dan sangat tergantung kepada keyakinan para penganutnya (keyakinan tentang adanya sorga bagi yang berbuat baik dan neraka bagi orang “jahat”) Pendekatan ini lebih terasa keeffektifannya dalam kerangka preventif dengan cara penanaman nilai nilai agama sejak dini dari tiap keluarga dalam masyarakat. Ini artinya dalam pendekatan ini yang dapat berperan selain kaum rohaniwan yang memang punya kompetensi dalam bidang agama juga para orang tua dalam tiap keluarga punya peran yang cukup penting dalam kaitan penanaman nilai niliai agama secara dini kepada para anggota keluarga sehingga dengan terinternalisasinya nilai nilai agama pada tiap individu anggota masyarakat diharapkan ia bisa menjadi benteng ataupun juga filter dalam menyaring pengaruh negatif dari sekelilingnya atau dengan kata lain dapat mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai-nilai dan norma agama yang pada gilirannya mencegah terhadap terjadinya masalah-masalah sosial.

b. Pendekatan Hukum

Antara pendekatan hukum an pendekatan agama ada kesamaan segi historis, dalam arti pendekatan hukum dalam memandang fenomena masalah sosial bisa bersumber pada pendekatan agama. Hanya pada pendekatan hukum biasanya ia berlaku bagi semua anggota masyarakat dimana ia bertempat tinggal dan hukum tersebut diberlakukan. Pendekatan ini sanksinya lebih jelas karena mengacu pada peraturan atau norma yang sudah dikodifikasikan dan disahkan , misalnya hukuman bagi pelaku kejahatan membunuh dihikum penjara sekian tahun, pelaku kejahatan korupsi dihukum sekian tahun dst.Dengan demikian pendekatan hukum memandang bahwa masalah sosial terjadi

(18)

c. Pendekatan Jurnalistik

Dengan pendekatan jurnalistik dimaksudkan sebagai usaha penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan masalah sosial melalui tulisan-tulisan di media cetak. Melalui pendekatan ini masalah sosial diusahakan untuk dikenalkan pada masyarakat baik dalam arti masalah sosial itu sendiri maupun sebab-akibat serta cara-cara menghadapinya. Sejak abad 18 surat-surat kabar dan majalah-majalah telah menjadi bagian yang mencatat dan memaparkan ungkapan dan protes terhadap eksploitasi,korupsi dan degradasi pada masyarakat di Amerika Serikat. Pendekatan ini juga berusaha menyadarkan akan bahaya dari masalah sosial yang sedang dan akan terjadi.Sampai saat ini majalah, surat kabar masih menjadi sarana yang berharga dalam membangkitkan kesadran masyarakat akan bahaya narkoba, Prostitusi, HIV/AIDS dan masalah-masalah sosial lain. Mereka yang bisa berperan dalam pendekatan ini selain para jurnalist, bisa juga orang-orang yang punya kompetensi dalam bidangnya dan punya kemampuan menulis (penjelasan secara medis dari dokter tentang HIV/AIDS, penjelsan dari ahli ilmu sosial tentang kemiskinan dst). Pendekatan ini dianggap cukup besar artinya dalam arti ia bisa mempunyai jangkauan yang luas baik dari segi penyebaran geografis maupun kelompok sasaran orang yang akan dituju. Dalam hal sasarannya masyarakat, maka dengan pendekatan ini bisa menekan situasi panik dari masyarakat yang semula tidak faham akan situasi sosial yang bermasalah yang sedang terjadi (kepanikan masyarakat ketika bahaya AIDS baru pertama kali diketahui, banyak penderita AIDS yang diperlakukan tidak manusiawi karena ketidak tahuan orang tentang bagaimana cara penularan penyakit tsb).

Walaupun pendekatan ini bisa mempunyai jangkauan yang luas, sayangnya pendekatan ini hanya effektif bagi masyarakat yang mempunyai budaya baca

d. Pendekatan Seni

(19)

terhadap pemerintah yang mulai dianggap “korup”, sehingga menimbulkan masalah sosial.Dalam pendekatan ini juga harus memperhitungkan kelompok yang jadi sasaran.(misal melalui musik, apabila yang jadi sasaran pendekatan adalah anak muda, maka musik yang digunakan juga musik yang sesuai dengan selera anak muda, begitu juga dengan ksenian lainnya, misalnya wayang cocok untuk digunakan pada masyarakat desa di Jawa dst).

D. Peran peksos dalam program

Lalu bagaimana pekerjaan sosial mengatasi konflik?,dalam mencari segi penyelesaiannya, kemanfaatan dan kemaslahatannya, dari berbagai upaya-upaya yang dilakukan seperti antara lain ;

1. Menciptakan kereativitas masyarakat dalam menyikapi suatu konflik 2. Melakukan perubahan sosial yang kondusif pada pasca konflik. 3. Membangun komitmen kebersamaan dalam kelompok yang pernah konflik.

Referensi

Dokumen terkait

2 N30.0 Cystitis Acute P eradangan Kandung Kemih yang sifatnya keras dan sering mematikan berjangkit secara mendadak, berlansung secara singkat dengan perkembangan

Oleh karena itu, faktor yang menentukan daya saing agrowisata kopi Sirap yaitu semua faktor internal yang ada, meliputi faktor kondisi, faktor permintaan, faktor strategi

Melihat dari kegunaannya berdasarkan jenisnya serta permasalahan yang ada pada Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau maka peneliti tertarik ingin melakukan penelitian

Makromineral yang dibutuhkan dalam pembentukan jaringan kulit udang adalah kalsium, magnesium, kalium dan fosfor (Darmono 1995).. Makhluk hidup pada lingkungan perairan

Dari sepuluh komponen komunikasi tersebut, hanya beberapa komponen yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk peristiwa komunikasi pada komunitas perempuan pesisir antara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa vitamin C dapat mempengaruhi absorpsi ibuprofen dengan memperpanjang waktu konsentrasi plasma mencapai maksimum, menurunkan kadar

Kekhawatiran atau penolakan globalisasi yang juga sering disebut dengan.. Amerikanisasi ini muncul tidak hanya di negara berkembang ataupun

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi hasil kemampuan motorik pasien stroke non hemoragik sebelum dilakukan intervensi latihan menggenggam bola karet di ruang flamboyan