• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Pemodelan Sistem Informasi pengelolaan Persediaan Barang (Studi Kasus Bagian Sarana dan Prasarana UB Press)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis dan Pemodelan Sistem Informasi pengelolaan Persediaan Barang (Studi Kasus Bagian Sarana dan Prasarana UB Press)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

2366

Analisis dan Pemodelan Sistem Informasi pengelolaan Persediaan Barang

(Studi Kasus Bagian Sarana dan Prasarana UB Press)

Era Nurria1, Aditya Rachmadi2, Ismiarta Aknuranda3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1eranurria@gmail.com, 2rachmadi.aditya@ub.ac.id, 3i.aknuranda@ub.ac.id

Abstrak

UB Press merupakan bagian dari unit penunjang pelaksana akademik (UKPPA) Universitas Brawijaya dengan fokus utama program kerja pada penerbitan e-book, buku konvensional dan sitasi. UB Press sendiri terbagi menjadi tiga divisi yakni divisi penerbitan, pemasaran dan administrasi, keuangan & sarpras. Pada bagian sarpras dalam melaksanakan kegiatanya masih menggunakan proses konvesional dalam proses permintaan barang, pendataan barang masuk dan barang keluar serta pemesanan barang yang semuanya masih menggunakan form manual. Dengan adanya permasalahan tersebut dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat mendukung proses bisnis pengelolaan persediaan barang. Pemodelan sistem informasi pengelolaan persediaan barang dilakukan menggunakan pendekatan Rational Unified Process (RUP) yang berfokus pada fase inception dan elaboration. Pada fase inception dilakukan analisis kebutuhan yang menghasilkan 15 fitur yang terdiri dari 12 kebutuhan fungsional dan 3 kebutuhan non fungsional serta 12 use cases. Pada fase elaboration dilakukan pemodelan sistem dan evaluasi sistem. Pada tahap pemodelan sistem menghasilkan kelas-kelas analisis hingga menjadi diagram kelas, pemodelan data dan pemodelan antarmuka sistem. Pada tahap evaluasi sistem menggunakan treacibility matrix dimana setiap persyaratan dapat dilacak ke dalam fitur, use case,

sequence diagram, activity diagram serta antarmuka sistem. Selain menggunakan treacibility matrix

digunakan consistency analysis dalam menghitung tingkat konsistensi kebutuhan yang menunjukan nilai 100% yang menunjukkann seluruh elemen kebutuhan saling berhubungan

Kata kunci: Analisis, sistem informasi, perancangan, RUP, persediaan barang

Abstract

UB Press is part of UB's academic implementation support unit (UKPPA) with main program focus on e-book, conventional and citation. UB Press is divided into three divisions, publishing, marketing and administration, finance & facilities and infrastructure. The process of activities at facilities and infrastructure division still use conventional processes of demand for goods, data collection of goods and goods out and ordering goods all still using manual form. Given these issues information system that can support the business process of goods management is required. The model of management information system using Rational Unified Process which focus in the inception and elaboration phases. In the inception phase, need to analyze is performed which produces 15 features consisting of 12 functional requirements and 3 non-functional requirements and 12 use cases. In the elaboration phase needs to modeling the system and evaluate the system. At the modeling phase the system produces analysis of classes to be a class diagram, data modeling and user interfaces modeling. In the evaluation phase the system uses a traceability matrix where each condition can be traced to features, use cases, sequence diagrams, activity diagrams and interfaces. In addition to using traceability matrix, a consistency analysis was used to calculate the consistency level of need indicating 100 % shows all of the needs element are connected.

Keywords: Analysis, Information System, Design, RUP, inventory

1. PENDAHULUAN

UB Press tujuan untuk mengembangkan

(2)

teknologi informasi sangatlah membantu dalam melakukan manajemen dari proses bisnisnya, salah satunya adalah penerbitan dan percetakan. Penerbitan dan percetakan ini tidak hanya meliputi proses cetak tapi dibelakang proses tersebut tentunya membutuhkan beberapa proses yang lain. Salah satu yang harus diketahui adalah proses produksi yang membutuhkan persediaan barang (inventory) baik barang jadi, barang setengah jadi maupun barang mentah. Apabila dalam persediaan tidak ada pengaturan barang maka akan terjadi permasalahan dalam manajemen persediaan.

Dengan permasalahan tersebut maka perlu adanya pengelolaan persediaan barang agar instansi dapat meminimalisasi resiko. Dalam proses percetakan dan penerbitan maka instansi harus mengetahui pasti persediaan kertas maupun bahan baku lain yang ada. Masalah yang kerap terjadi pada UB Press sendiri adalah permasalahan mengenai persediaan barang, diantaranya belum adanya mekanisme komputerisasi dalam hal pencatatan barang yang masuk maupun barang yang keluar. Akibatnya sulit untuk mendapatkan informasi ketika satu pihak ingin melihat informasi kapan saja. Proses pengelolaan data barang pada gudang masih dilakukan secara manual oleh staf sarana dan prasarana. Banyaknya barang yang tersimpan dalam gudang membuat karyawan merasa kesulitan dalam melakukan pengecekan stok barang. Staf sarana dan prasarana harus mencocokan barang yang tersimpan digudang dengan data barang masuk yang semuanya dilakukan secara manual.

Permasalahan yang berada pada pergudangan barang perlu penanganan khusus agar dapat melakukan pengawasan ketika barang tersebut masih dalam gudang maupun sudah keluar gudang. Dengan adanya permasalahan mengenai pengelolaan data gudang yaitu pengelolaan barang masuk, pengelolaan barang keluar, pengelolaan stock barang dan persediaan barang, dibutuhkan suatu sistem informasi pengelolaan persediaan barang yang ada pada gudang. Dengan adanya sistem tersebut nantinya dapat mempermudah karyawan gudang untuk mengetahui jumlah persediaan barang yang tersisa di gudang serta dapat menentukan barang yang mana yang harus keluar terlebih dahulu yang dapat dilihat dari tanggal masuknya barang kedalam gudang.

Mengingat bahwa pengelolaan persediaan sangat penting bagi UB PRESS dalam mencapai efisiensi dan efektivitas maka dibuatlah Analisis

Dan Pemodelan Sistem Informasi Pengelolaan Persediaan Barang untuk dijadikan pedoman dalam melakukan pengembangan sistem. Dari hasil analisilah kita dapat mengetahui persyaratan-persyartan yang harus dipenuhi.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kajian Pustaka

Nistala & Kumari (2013) pada penelitianya yang berjudul “An Approach to Carry Out

Consistency Analysis on Requirements”

membahas mengenai evaluasi hasil analis dan perancangan sistem. Pada penelitianya, Nistala mengusulkan kerangka kerja untuk melakukan

consistency analysis yaitu Requirement onfiguration Structure Framework yang digunakan dalam melacak konsistensi dari sebuah rancangan. Hasil dari penelitian ini adalah gambaran framework, tahap-tahap serta contoh pemakaian framework pada studi kasus.

Framework yang dihasilkan dari penelitian Nistala dan Kumari peneliti gunakan dalam melakukan evaluasi analisis sistem yang dapat memberikan penilaian mengenai seberapa besar tingkat konsistensi dari analisis yang telah dilakukan.

2.2 Persediaan

Sediaan adalah sejumlah bahan atau barang yang tersedia untuk digunkaan sewaktu-waktu dimasa yang akan datang. Sediaan terjadi apabila jumlah bahan atau barang yang diadaka (dibeli atau dibuat sendiri) lebih besar daripada julah yang digunakan (dijual atau diolah sendiri). Dengan kata lain, sediaan adalah kelebihan jumlah yang diadakan diatas jumlah yang digunakan. Selama sebelum digunakan , sediaan itu sebenarnya merupakan sumberdaya yang menganggur. Namun demikin itu tidak berarti bahwa sumber daya yang menganggur itu tidak bermanfaat. Sediaan itu berguna sebagai alat untuk berjaga-jaga agar ada permintaan atau kebutuhan dimasa depan yang tidak dapat dipenuhi (pardede, 2005).

2.3 Unified Model Language

UML adalah bahasa standar untuk menuliskan blueprint perangkat lunak. UML juga digunakan untuk memvisualisasikan,

menentukan, membangun dan

(3)

sebuah sistem blue print, yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas-kelas dalam bahasan program yang spesifik, skema database,

dan komponen-komponen yang diperlukan dalam sistem perangkat lunka (Munawar, 2005).

2.4 Analisis Sistem Informasi

Analisis sistem informasi merupakan kegiatan untuk menggali hal-hal yang akan ditangani oleh sistem yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang masalah dan kebutuhan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci tentang apa yang berhasil, apa yang tidak dan apa yang dibutuhkan (Whitteen dan Bentley, 2007). Analisis sistem informasi yang dilakukan meliputi identifikasi pemangku kepentingan dan pengguna, analisis permasalahan. Identifikasi fitur, identifikasi persyaratan sistem dan identifikasi kedudukan produk dan pemodelan

use case.

2.5 Requirement Configuration Structure: Consistency Analysis

Requirement Configuration Structrure

adalah sebuah pendekatan untuk melakukan

consistency analysis pada suatu perancangan perangkat lunak dengan memanfaatkan hubungan struktural antar elemen perancangan, yang berfokus pada konsistensi pendefinisian persyaratan (Nistala, 2013). Berikut merupakan tahapan yang digunakan dalam analisis konsistensi:

1. Layers and Configuration Item

Dalam diidentifikasi masukan dari 4 layer yang ada yaitu Business Layer, Process Layer, Requirement Layer dan Spesification Layer.

2. ConfigurationStructure

Configuration Structure ini berfungsi sebagai panduan dalam mengidentifikasi dan menghubungkan komponen pada layer and configuration structure.yang berfungsi 3. Consistency Analysis

Consistency analysis dilakukan untuk memvalidasi kebenaran pada configiratiion structure.

4. RequirementConsistency Index

Requirement Consistency Index digunakan untuk menghitung perbandingan nilai terhadap presentase konsistensi dalam sebuah pendefinisian kerbututhan. Perhitungan RCI dapat dilihat pada persamaan 1.

𝑅𝐶𝐼 =(B+C)𝐴 (1)

Keterangan:

RCI : presentase konsistensi

A :Jumlah elemen kebutuhan yang konsisten

B : Jumlah total elemen kebutuhan C :Jumlah elemen kebutuhan yang terdefinisikan secara tidak benar.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yakni tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap analisis permasalahan dan persyaratan sistem, pemodelan sistem kemudian dilakukan valuasi dan yang terakhir tahap pengambilan kesimpulan dan saran. Pada tahap persiapan ini, peniliti menyiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan untuk mengumpulkan data seperti studi literature dengan mengumpulkan informasi di UB Press dan mengumpulkan literatur yang menunjnag.

Pada tahap pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa hal seperti studi pustaka yang didapatkan dari buku dan artikel yang berkaitan dengan penelititan. Studi lapangan dilakukan dengan wawanca kepada pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan pengelolaan persediaan barang dan observasi serta melakukan studi literatur dari dokumen yang bersangkutan. Setelah mendapatkan data maka peneliti melakukan pemodelan proses bisnis dan analisis persyaratan yang meliputi pemodelan proses bisnis saat ini dan usulan, identifikasi pemangku kepentingan analisis permasalahan, identifikasi fitur, identifikasi persyaratan sistem serta pemodelan use case.

Pada tahap tahap analisis dan pemodelan sistem, peneliti melakukan analisis class, pemodelan sequence diagram, pemodelan data dan perancangan antar muka pengguna. Tahap tahap selanjutnya adalah evaluasi yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian antara kebutuhan dengan persyaratan sistem dan mengetahui apakah sistem sudah memenuhi tujuan pembuatan sistem itu sendiri. Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

traceability matrix dan requirements configuration structure.

(4)

mendukung proses bisnis organisasi selanjutnya.

4. PROSES BISNIS DAN

PERSYARATAN SISTEM

Proses bisnis yang sedang berjalan pada bagian sarana dan prasarana UB press dalam melakukan pengelolaan barang saat ini yaitu dengan pembukuan. Ketika bagian produksi mendapatkan order buku maka akan meminta barang produksi kepada bagian sarpras yang nantinya bagian sarpras mengecek ketersediaan barang yang berada digudang, jika barang tidak tersedia makan akan mengajukan pembelian kepada ketua divisi sehingga barang akan dikirimkan kepada bagian produksi jika barang telah diterima. Keseluruhan proses permintaanbarang, pengajuan pembelian dan perhitungan stok dilakukan secara manual dengan menyerahkan blangko.

Analisis permasalahan dilakukan untuk memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasanya. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1.

Penyimpanan data barang masih dilakukan secara manual, yakni dengan menggunakan pembukuan.

2. Pengajuan pembelian barang yang dilakukan secara manual.

3. Pengajuan permintaan barang secara manual.

4. Pencarian informasi stok barang masih dilakukan secara manual.

5. Pengunaan kertas, tinta dan alat tulis lainya untuk pencatatan dan penyimpanan.

Dari permasalahan yang ada maka dilakukan pendefinisian pendefinisian kebutuhan dari tiap pemangku kepentingan yang didapatkan dari solusi permasalahan antara lain:

1.

Permintaan barang produksi dapat

dilakukan melalui sistem.

2.

Data seluruh barang yang dibutuhkan telah tersimpan pada databases sistem.

3.

Keamanan Data.

4.

Mengajukan pembelian barang melalui sistem.

5.

Melakukan validasi pembelian barang melalui sistem.

6.

Rekaptulasi barang masuk melalui sistem.

7.

Rekaptulasi barang keluar melalui sistem.

8.

Rekaptulasi stok opnam melalui sistem.

9.

Rekaptulasi transaksi barang melalui sistem

10.

Melakukan validasi permintaan barang logistik melalui sistem.

11.

Sistem dapat diakases pada berbagai browser.

12.

Sistem dapat diakses selama jam kerja

Pemodelan use case menggunakan diagram

use case. Diagram use case terdiri dari sekumpulan dari use case, aktor dan hubungan antara aktor dengan use case maupun hubungan aktor dengan aktor. Gambar 1 merupakan use case diagram dari sistem informasi pengelolaan persediaan barang.

Gambar 1 Diagram Use Case Sistem Informasi Pengelolaan Persediaan Barang

5. PEMODELAN SISTEM

(5)

Gambar 2 Pemodelan Data SIPPB

Sedangkan untuk pemodelan antarmuka pengguna dapat dilihat pada gambar 3 hingga gambar 5.

Gambar 3 Halaman Utama Stok Opnam

Gambar 4 Halaman Transaksi Barang

Gambar 5 Halaman Utama Manajemen Barang

6. EVALUASI

Evaluasi yang digunakan adalah

traceability matrix dan Ananlysis Consistency

untuk mengetahui seberapa besar tingkat konsistensi dari analisis yang telah dilakukan.

6.1 Keruntutan Pemangku Kepentingan dengan Fitur

Pada bagian ini akan dilakukan pelacakan keruntutan dari kebutuhan pemangku kepentingan dengan fitur sistem. Tabel 1 merupakan hasil keruntutan kebututhan pemangku kebutuhan dengan fitur yang dapat diruntutkan. Tabel 1 Keruntutan Kebutuhan Pemangku Kepentingan dengan Fitur.

Tabel 1 Keruntutan Kebutuhan Pemangku Kepentingan Dengan Fitur

Kebutuhan Fitur

Permintaan barang logistik dapat

dilakukan melalui sistem FEAT7

Data seluruh barang yang dibutuhkan

telah tersimpan pada databases sistem FEAT3

Keamanan Data FEAT15

Mengajukan pembelian barang melalui

sistem FEAT8

Melakukan validasi pembelian barang

melalui sistem FEAT10

Rekaptulasi barang masuk melalui sistem FEAT5 FEAT9

Rekaptulasi barang keluar melalui sistem FEAT6 FEAT12

Rekaptulasi stok opnam melalui sistem FEAT9

Rekaptulasi Transaksi Barang melalui

sistem FEAT12

Melakukan validasi permintaan barang

2370ogistic melalui sistem FEAT11

(6)

Akses sistem selama jam kerja FEAT15

6.2 Keruntutan Fitur Dengan Use Case Bagian ini menjelaskan keruntutan antara fitur dengan use case Tabel merupkan hasil keruntutan fitur sistem dengan use case yang dapat diruntutkan. Hasil keruntutan fitur dengan

use case dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Keruntutan Fitur dengan Use Case

Kode Use Case

FEAT1 <<UC-12>> Mengautentikasi Pengguna

FEAT2 <<UC-01>> Manajemen User

FEAT3 <<UC-02>> Manajemen Barang

FEAT4 <<UC-03>> Manajemen Supplier

FEAT5 <<UC-04>> Manajemen Barang Masuk

FEAT6 <<UC-05>> Manajemen Barang Keluar

FEAT7 <<UC-10>> Manajemen Permintaan Barang

FEAT8 <<UC-09>> Manajemen Pembelian Barang

FEAT9 <<UC-08>> Manajemen Stok Opnam

FEAT10 <<UC-11>> Memverifikasi permintaan barang

FEAT11 <<UC-06>> Memverifikasi Pembelian Barang

FEAT12 <<UC-07>> Manajemen Laporan

6.3 Requirement Configuration Structure Tahap awal yang harus dilakukan adalah menentukan masukan awal dari proses evaluasi konsistensi yang meliputi:

1. Business Layer berisikan tujuan proses bisnis yang sedang berjalan.

2. ProcessLayer merupakan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan untuk mendukung tujuan proses besar yang sedang berjalan.

3. Requirements Layer berisikan kebutuhan pemangku kepentingan

4. SpesificationLayer didapatkan dari analisis kebutuhan dalam bentuk spesifikasi. Masukan pada layer ini terdapat dua kegiatan baru yang dibagi menjadi delapan sub-kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah kinerja sistem

Berdasarkan consistency analysis dapat diketahui bahwa:

1. Jumlah elemen kebutuhan yang konsisten adalah 67 elemen dengan rincian 9 elemen kebutuhan business layer, 12 elemen kebutuhan process layer, 10 elemen

kebutuhan requirement layer dan 36 elemen kebutuhan spesifiction layer.

2. Jumlah total elemen kebutuhan adalah 67 elemen dengan rincian 9 elemen kebutuhan

business layer, 12 elemen kebutuhan

process layer, 10 kelemen kebutuhan

requirement layer dan 36 elemen kebutuhan

spesifiction layer.

3. Jumlah elemen terdefinisi secara tidak benar adalah 8 elemen yang terdapat pada specification layer.

Setelah mengetahui nilai dari setiap variable maka didapatkan presentase konsistensi dari pendefinisian kebutuhan sistem informasi pengelolaan persediaan barang pada UB Press dengan perhitungan sebagai berikut:

RCI =(𝐵 + 𝐶) =𝐴 67 + 0 =67 6767 = 100%

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap elemen dari keempat layer sudah saling berhubungan.

7. KESIMPULAN

Dalam menentukan kebutuhan yang akan dijadikan dasar dalam pemodelan sistem pengelolaan persediaan barang yaitu dengan melakukan identifikasi masalah pada instansi dengan melakukaan wawancara kepada pihak ketua bagian sarana dan prasarana mengenai proses bisnis yang berjalan sehingga menghasilkan spesifikasi kebutuhan yang akan diubah kedalam bentuk pemodelan sistem terdapat dua fase yang dilakukan, yaitu fase

inception dan fase elaboration.

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan

traceability matrix yang bertujuan untuk melakukan penelusuran keruntutan antara kebutuhan pemangku ,persyaratan fungsional dan non-fungsional,use case, acivity diagram

dan sequences diagram serta rancangan antarmuka. Hasil keruntutan kebututhan tersebut telah disesuaikan dan tidak ada kebututhan pengguna yang tidak terdefinisiskan.

Consistency analysis dilakukan untuk melakukan evaluasi pada sistem bahwa kebutuhan yang telah didefinisiakan konsisten dengan index 100%.

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Booch, G., James R. dan Ivar J. 2005. Unified User Language User Guide The 2nd Editon.

New York. Addision-Wesley.

Gornik, D. 2003. IBM : Rational Unified Process Best Practice for Software Development Teams. IBM. New York.

Kendall dan Kendall. 2001. System Analysis And Design 5nded. New Jersey. PrenticeHall.

Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Sumayang, L., 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. Jakarta. Salemba Empat.

Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Nistala, P. dan Kumari, P. 2013. An Approachto Carry Out Consistency Analysis on Requirements. IEEE, pp. 320-325.

Pontas, M.Pardede. 2005. Manajemen Operasi Dan Produksi. Yogyakarya. Andi Offset.

Pressman, Roger S. 2010. Software Engineering A Practitioner’s Approach, seven edition. New York. The MC Grow-Hill Companies, Inc.

Siahaan, D. 2012. Analisa Kebutuhan Dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta. Penerbit Andi.

Sommerville, I. 2011. Software Engineering, Ninth Edition. New York. Addison-Wesley.

Sugiarti, Y. 2013. Analisa dan Perancnagan UML (Unified Model Language) Generated VB.6 Disertai Contoh Studi Kasus dan Interfaces Web. Yogyakarta.Graha Ilmu.

Gambar

Gambar 1 Diagram Use Case Sistem Informasi Pengelolaan Persediaan Barang
Tabel 1 Keruntutan Kebutuhan Pemangku Kepentingan Dengan Fitur
Tabel 2 Keruntutan Fitur dengan Use Case

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas, serta melihat betapa pentingnya tugas pihak gudang dalam mengatur dan mengelolah kegiatan persediaan barang pada Dinas Pengelolaan Sumber daya air, maka

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membangun sebuah sistem informasi pengelolaan persediaan barang yang baik yang menjadi solusi dari masalah yang ada

Salah satu bagian dalam perusahaan yang perlu dilakukan audit operasional adalah masalah pengelolaan persediaan barang dagangan karena persediaan barang dagangan merupakan

informasi yang terkomputerisasi yang memudahkan dalam pengelolaan rute pengiriman yang terintegrasi dengan surat jalan yang telah dibuat Identifikasi kebutuhan fungsional sistem

Sistem Informasi Persediaan Gudang Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame Kota Semarang menyediakan menu transaksi yang terintegrasi antara data barang, jumlah,

Sistem informasi persediaan barang pada kios agung jaya tani untuk Proses transaksi, pengelolaan data persediaan barang, barang masuk dan barang keluar serta pencatatan

Melalui sistem informasi untuk manajemen persediaan barang maka bagian gudang akan terbantu dalam mengelola seluruh transaksi keluar masuknya barang di gudang dan dapat

Berdasarkan gambar 8, terdapat 3 data master yang dibutuhkan oleh Persediaan Barang SDIT Lentera Ilmu dalam pembuatan sistem Persediaan yaitu: Entry Data